Anda di halaman 1dari 49

PERANCANGAN SMART LOCK MENGGUNAKAN

MIKROKONTROLER ARDUINO BERBASIS


INTERNET OF THINGS (IOT)

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Dalam Menempuh Ujian Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

Disusun oleh :
Nama : Iqbal Rifay Leo Pratama
NIM : 201722011

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI VISUAL
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
JAKARTA BARAT
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi khususnya IOT (Internet Of Things) saat ini

mendorong kita sebagai manusia untuk terus berpikir kreatif dan inovatif,

tidak hanya menggali penemuan-penemuan baru, tapi juga memaksimalkan

kinerja teknologi yang ada untuk meringankan kerja atau beban manusia

dalam kehidupan sehari-hari. Menurut website Wikipedia, Internet of Things,

atau yang biasa dikenal juga dengan singkatan IOT merupakan sebuah

konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet

yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi

data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia

nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja,

termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan

global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Permasalahan yang terjadi disini adalah masih maraknya penjebolan

kunci pintu rumah menggunakan satu alat saja yang mungkin orang biasa

menyebutnya kunci T, yang mana kunci T ini dapat membobol jenis kunci

apa saja yang tertanam pada pintu rumah. Selain itu menggunakan kunci

biasa saat membuka atau menutup kunci pintunya tersebut dapat memakan

waktu yang cukup lama, belum lagi mencari kunci yang pas pada beberapa

kunci yang pas. Hal yang paling sering tidak diketahui oleh manusia adalah
memonitoring keadaan kunci pintu rumah, apakah sudah benar-benar terkunci

atau belum, dan apakah ada seseorang yang mencoba membuka pintu. Hal ini

harus diperhatikan karena rumah kita adalah asset dan asset harus terus di

jaga dimanapun kita berada

Dengan ini penulis mencoba untuk menyelesaikan permasalah yang

ada dengan mengandalkan teknologi IOT atau internet of things, penulis

mencoba membuat sistem pintu yang dapat dimonitoring dari mana saja

dengan menggunakan data internet sebagai koneksi jaringannya. Agar

terpenuhi syarat tersebut maka dibutuhkan suatu alat pengendali pintu.

Sebagai control dari sistem tersebut digunakan mikrokontroler NodeMCU V3

serta Selenoid Door Lock. Dalam pembuatan alat ini penulis mengandalkan

perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype. Metode ini

cocok digunakan untuk mengembangkan sebuah perangkat yang akan di

kembangkan kembali. Metode ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan

pengguna, dalam hal ini pengguna dari perangkat yang dikembangkan dengan

keamanan. Kemudian membuat sebuah rancangan kilat yang selanjutnya akan

dievaluasi kembali. Prototype memang bukanlah metode yang lengkap,

namun sesuatu yang harus dievaluasi dan dimodifikasi kembali. Segala

perubahan dapat terjadi pada saat prototype dibuat untuk memenuhi

kebutuhan pengguna dan pada saat yang sama memungkinkan pengembang

untuk lebih memahami kebutuhan pengguna secara baik.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba merancang sebuah

alat yang akan direalisasikan dalam tugas akhir dengan judul

“PERANCANGAN SMART LOCK MENGGUNAKAN


MIKROKONTROLER ARDUINO BERBASIS INTERNET OF THINGS

(IOT)”. Dalam hal ini diharapkan semoga alat ini dapat berjalan dengan baik

yang bertujuan untuk menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis yang

dapat mempermudah kita untuk mengamankan rumah dari hal-hal yang tidak

di inginkan yang akan terjadi ketika lupa menutup atau mengunci pintu

rumah.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.2.1 Maksud Penelitian

a. Dapat Membantu manusia membuka atau menutup pintu secara

otomatis.

b. Menjadikan penelitian sebagai pengalaman mahasiswa dalam

berkreasi dan inovasi.

c. Menambah bekal ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa

semasa kuliah untuk menghadapi dunia kerja.

d. Menjadikan mahasiswa mampu melaksanakan penelitian, mulai

dari penyusunan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian,

hingga laporan hasil penelitian untuk dapat meningkatkan kualitas

ilmu mahasiswa yang didapat semasa kuliah.


1.2.2 Tujuan Penelitian

a. Membuat alat kunci pintar yang dapat membuka dan mengunci

pintu secara otomatis.

b. Mengaplikasikan NodeMCU V3 dengan modul WiFi ESP8266

sebagai mikrokontroler berbasis IoT.

c. Mempermudahkan manusia dalam menutup dan membuka kunci

pintu rumah dengan cara otomatis yang sebelumnya dilakukan

secara manual.

d. Menambah keterampilan mahasiswa untuk menjadi pekerja yang

profesional dibidangnya setelah tamat kuliah.

e. Memperbanyak pengalaman, wawasan, dan mampu menerapkan

teori ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah pada saat

melakukan penelitian.

f. Meningkatkan kecerdasan dan pola pikir mahasiswa dalam

berinteraksi untuk pendewasaan serta kemampuan diri setelah

menjadi Sarjana Komputer.

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian maka dapat disimpulkan ruang

lingkup masalahnya yaitu sebagai berikut :

1.3.1 Identifikasi Masalah

a. Membuka dan mengunci pintu rumah dengan kunci biasa dapat

menyebabkan manusia sering lupa menyimpan letak kunci.


b. Kunci rumah yang menggunakan kunci biasa terlalu banyak

memakan waktu saat membuka dan mengunci pintunya.

c. Banyaknya pintu rumah atau kamar akan menyebabkan banyak

nya kunci yang digunakan, yang menjadikan menusia sering

bingung mencari kunci yang cocok dengan pintu tersebut.

d. Tidak termonitoring atau tidak mengetahui apakah pintu sudah

benar-benar terkunci atau belum.

1.3.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara membuat kunci yang dapat berjalan secara

otomatis?

b. Bagaimana cara menjadikan sebuah kartu dengan chip dan

handphone sebagai media pembuka kunci dan monitoring kunci

pintu?

c. Bagaimana cara merealisasikan kunci otomatis yang hanya dapat

dibuka oleh kartu yang terdaftar saja?

1.3.3 Batasan Masalah

a. Perancagan dan penyusunan alat ini menggukanan NodeMCU V3

yang berperan sebagai mikrokontroler.

b. Alat ini dapat dimonitoring hanya jika alat terhubung dengan

koneksi wireless dan menggunakan smartphone dengan sistem

operasi android.

c. Alat ini tidak membahas soal keamanan cyber.


1.4 Metodologi Penelitian

Untuk menyusun proyek akhir ini, sistem yang diusulkan dirancang untuk

membuat sebuat alat kunci otomatis atau yang bisa disebut dengan kunci

pintar atau smart lock dalam bahasa inggris penulis menggukanan metode

prototype.

1.4.1 Metode Prototype

Prototype atau prototipe adalah sebuah metode dalam pengembangan

produk dengan cara membuat rancangan, sampel, atau model dengan

tujuan pengujian konsep atau proses kerja dari produk. Fase fase

dalam Metode Prototyping adalah sebagai berikut :

1. Analisa Kebutuhan

Di tahap ini pengembang melakukan identifikasi software dan

semua kebutuhan sistem yang akan dibuat.

2. Membangun Prototyping

Membangun prototyping dengan membuat perancangan.

3. Evaluasi Prototyping

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah prototyping

sudah sesuai dengan harapan.

4. Mengkodekan Sistem

Pada tahap ini prototyping yang sudah oke akan diubah ke dalam

bahasa pemrograman.

5. Menguji Sistem

Di tahap ini dilakukan untuk menguji sistem perangkat lunak yang

sudah dibuat.
6. Evaluasi Sistem

Perangkat lunak yang sudah siap jadi akan dievaluasi untuk

mengetahui apakah sistem sesuai dengan yang diharapkan.

7. Menggunakan sistem

Perangkat yang sudah diuji dan dapat berjalan dengan baik, maka

perangkat telah siap untuk digunakan ataupun dikembangkan

kembali dikemudian hari.

1.4.2 Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang penulis lakukan untuk menyusun

penyelesaian masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan

Metode ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan-

permasalahan yang biasanya timbul dalam sistem yang lama.

2. Studi Literatur

Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal-

jurnal yang berhubungan dengan smart lock dan searching di

internet serta literatur lainnya yang mengarah pada pemecahan

masalah.

3. Dokumentasi Sistem

Mendokumentasikan sistem dengan cara membuat laporan

penelitian. Metode ini dilakukan sebagai media untuk

mendokumentasikan sistem guna pengembangan selanjutnya.


1.4.3 Metode Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa

metode antara lain:

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari sumber-sumber

pustaka yang mendukung penelitian dan memberikan informasi

yang memadai dalam menyelesaikan penelitian ini. Studi

kepustakaan yang digunakan antara lain: buku, jurnal, artikel dan

paper.

2. Observasi

Obervasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek

yang akan diteliti terkait permasalahan yang akan dibahas, yaitu

dengan mengunjungi rumah-rumah untuk melihat dan mengamati

kegiatan yang terjadi.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal yang terdiri dari latar

belakang, perumusan masalah, batasan masalah, maksud dan

tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori yang relevan dengan masalah pokok

yang akan di kaji. Tinjauan Pustaka ini berisi uraian tentang data-
data sekunder yang diperoleh dari jurnal-jurnal ilmiah atau hasil

kajian pihak lain.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Dalam bab ini dibahas mengenai analisa-analisa dan perancangan

system kerja rangkaian yang berisikan tentang blok diagram

mikrokontroler dan rancangan rangkaian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas mengenai hasil yang didapat dari penelitian,

yang dilakukan pada Bab sebelumnya dan bagaimanan pemecahan

masalahnya serta pembahasan rangkaian untuk mendapatkan hasil

akhir yang diinginkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memberikan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab

sebelumnya dan saran yang kemungkinan sebagai pengembangan

alat yang di peroleh berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perancangan

Menurut (Ariansyah et al., 2017), ”Perancangan artinya proses,

cara, perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau

merancang”.

Menurut (Zuhri et al., 2018), “Perancangan adalah sebuah proses

untuk mendefinisikan sesuatu yang melibatkan deskripsi mengenai

arsitektur serta komponen.”.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa perancangan adalah sebuah aktivitas untuk merancang

atau mendesain sebuah sistem yang baik, dimana isinya adalah langkah-

langkah opersi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk

mendukung operasi sistem.

2.2 Mikrokontroler

Menurut Fauzi (2011:1) Mikrokontroler adalah sebuah chip yang

berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat

menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler adalah sebuah sistem

komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah

inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau

keduanya), dan perlengkapan input output.


Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika

digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan

program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja

mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. Mikrokontroler

merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol

peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.

Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem

elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen

pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan

akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.

2.3 Arduino

Menurut Sulaiman (2012:1) Arduino merupakan platform open

source baiksecara hardware dan software. Arduino terdiri dari

mikrocontrollermegaAVR seperti ATmega8, ATmega168, ATmega328,

ATmega1280, dan ATmega 2560dengan menggunakan Kristal osilator 16

MHz, namun ada beberapa tipe Arduinoyang menggunakan Kristal osilator

8 MHz. Catu daya yang dibutuhkan untukmensupply minimum sistem

Arduino cukup dengan tegangan 5 VDC. Port arduinoAtmega series terdiri

dari 20 pin yang meliputi 14 pin I/O digital dengan 6 pindapat berfungsi

sebagai output PWM (Pulse Width Modulation) dan 6 pinI/O analog.

Kelebihan Arduino adalah tidak membutuhkan flash programmerexternal

karena di dalam chip microcontroller Arduino telah diisi dengan


bootloaderyang membuat proses upload menjadi lebih sederhana. Untuk

koneksi terhadap komputer dapat menggunakan RS232 to TTL

Converteratau menggunakan Chip USB ke Serial converterseperti FTDI

FT232.

Menurut Eko Ihsanto dan Sadri Hidayat (2014:5) Arduino adalah

kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang

didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler

dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu sendiri

adalah chip atau IC (Integrated Circuit) yang bisa diprogram menggunakan

komputer. Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar

rangkaian elektronik dapat membaca input, proses dan output sebuah

rangkaian elektronik.

Dapat disimpulkan, Arduino merupakan rangkaian elektronik yang

bersifat open source, serta memiliki perangkat keras dan lunak yang mudah

untuk digunakan.Arduino dapat mengenali lingkungan sekitarnya melalui

berbagai jenis sensor dan dapat mengendalikan lampu, motor, dan berbagai

jenis aktuator lainnya.Arduino mempunyai banyak jenis, di antaranya

Arduino Uno, Arduino Nano, dan lainnya.

2.3.1 NodeMCU

Menurut Ilham (2018:3) NodeMcu merupakan sebuah

opensource platform IOT dan pengembangan kit yang

menggunakan bahasa pemrograman untuk membantu

programmer dalam membuat prototipe produk IOT atau bisa


memakai sketch dengan arduino IDE untuk memprogramnya.

Modul Wifi ESP8266 NodeMCU merupakan turunan

pengembangan dari modul platform IoT (Internet of Things)

keluarga esp8266. Pengembangan Kit ini mengintegrasikan

GPIO, PWM (Pulse Width Modulation), I2C, dan ADC (Analog

to Digital Converter) semua dalam satu board. Nodemcu ini

sendiri yaitu Boardnya yang berukuran sangat kecil yaitu panjang

4.83 cm, lebar 2.54 cm, dengan berat 7 gram serta dengan daya

yang rendah untuk menyalakanya. walaupun ukurannya yang

kecil, board ini sudah dilengkapi dengan fitur Wi-Fi.

Gambar 2.1 Board NodeMCU


(Sumber : Ilham 2018)
2.4 Arduino IDE

Menurut Andi Adriansyah dan Oka Hidyatama (2013) Integrated

Development Environtment (IDE) Arduino adalah bagian software

opensource yang memungkinkan kita untuk memprogram bahasa Arduino

dalam bahasa C. IDE memungkinkan kita untuk menulis sebuah program

secara step by step kemudian instruksi tersebut di upload ke papan Arduino.

Arduino Integrated Development Environtment (IDE) adalah

sebuah platfrom yang fungsinya digunakan untuk memprogram,

mengkompilasi, dan mengganti ke papan Arduino. Perangkat lunak yang

disebut Sketch ditulis dalam Arduino. Sketsa ini dicatat dalam editor teks

dan disimpan dalam file.ino. Editor teks ini memiliki fungsi potong/tempel

dan temukan/ganti. Pada saat menyimpan dan mengunggah file terdapat

kotak pesan, dan menunjukkan kapan terjadinya kesalahan. Contoh gambar

tampilan dari Arduino IDE dapat dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.2 Arduino IDE


(Sumber : Andi dan Oka 2013)
Seperti yang telah dijelaskan diatas program Arduino sendiri

menggunakan bahasa C. walaupun banyak sekali terdapat bahasa

pemrograman tingkat tinggi (high level language) seperti pascal, basic,

cobol, dan lainnya. Walaupun demikian sebagian besar dari para programer

profesional masih tetap memilih bahasa C sebagai bahasa yang lebih

unggul, berikut alasan-alasannya:

1. Bahasa C merupakan bahasa yang powerful dan fleksibel yang telah

terbukti dapat menyelesaikan program-program besar seperti pembuatan

sistem operasi, pengolah gambar (seperti pembuatan game) dan juga

pembuatan kompilator bahasa pemrograman baru.

2. Bahasa C merupakan bahasa yang portabel sehingga dapat dijalankan di

beberapa sistem operasi yang berbeda. Sebagai contoh program yang kita

tulis dalam sistem operasi windows dapat kita kompilasi didalam sistem

operasi linux dengan sedikit ataupun tanpa perubahan sama sekali.

3. Bahasa C merupakan bahasa yang bersifat modular, yaitu tersusun atas

rutin rutin tertentu yang dinamakan dengan fungsi (function) dan fungsi-

fungsi tersebut dapat digunakan kembali untuk pembuatan program-

program lainnya tanpa harus menulis ulang implementasinya.

4. Bahasa C merupakan bahasa tingkat menengah (middle level language)

sehingga mudah untuk melakukan interface (pembuatan program antar

muka) ke perangkat keras.


2.5 Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman, atau sering diistilahkan juga dengan bahasa

komputer atau bahasa pemrograman komputer, adalah instruksi standar

untuk memerintah komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu

himpunan dari aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk

mendefinisikan program komputer. Bahasa ini memungkinkan seorang

Programmer dapat menentukan secara persis data mana yang akan diolah

oleh komputer, bagaimana data ini akan disimpan/diteruskan, dan jenis

langkah apa yang akan diambil dalam berbagai situasi secara persis.

2.5.1 Bahasa C

Bahasa C merupakan salah satu contoh bahasa

pemrograman tingkat tinggi, yaitu bahasa pemrograman yang

mudah dipahami dan dipelajari oleh manusia (Utami dan Sukrisno,

2015:37).

Menurut Harumi, dkk (2016:4) Bahasa C adalah bahasa

pemrograman generasi ketiga yang sengaja didesain supaya mudah

dipahami oleh manusia. Pada generasi ini mulai dikenalkan istilah

variabel, tipe data, ekspresi aljabar dan sudah mendukung

pemrograman terstruktur.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di artikan bahasa C

merupakan bahasa tingkat menengah (middle level language)

sehingga mudah untuk melakukan interface (pembuatan program


antar muka) ke perangkat keras. Maka dari itu perangkat Arduino

Uno ini dapat diprogram dengan aplikasi perangkat lunak yang

bernama Arduino IDE menggunakan program dengan bahasa C.

2.6 Relay

Menurut Muhamad Saleh dan Munnik Haryanti (2018) Relay

adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan

komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian

utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak

Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk

menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low

power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Relay merupakan komponen elektronika yang dapat

mengimplementasikan logika switching. Relay yang digunakan sebelum

tahun 70an, merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Setelah tahun 70-

an digantikan posisi posisinya oleh PLC. Relay yang paling sederhana ialah

relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat

mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini

didefinisikan sebagai alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk

menutup atau membuka kontak saklar. Saklar yang digerakkan secara

mekanis oleh daya/energi listrik. Jadi secara sederhana dapat disimpulkan

bahwa Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang

digerakkan oleh arus listrik.


Gambar 2.3 Relay
(sumber : Muhamad Saleh dan Munnik Haryanti 2018)

Secara umum relay digunakan untuk menentukan fungsi- fungsi berikut :

1. Remote control : dapat menyalakan dan mematikan alat dari jarak jauh.

2. Penguat daya : menguatkan arus atau tegangan Contak ada dua jenis :

a). Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open).

b). Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).

Secara prinsip kerja dari relay: ketika Coil mendapat energi listrik

(energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature

yang berpegas, dan contact akan menutup. Seperti saklar, relay juga

dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya. Pole merupakan

banyaknya contact yang dimiliki oleh relay. Sedangkan Throw adalah

banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact.

2.7 Selenoid Door Lock

Menurut Melalolin (2013), Solenoid adalah peralatan yang dipakai

untuk mengkonversi sinyal elektrik atau arus listrik menjadi gerak mekanik.

Solenoid dibuat dari kumparan dan inti besi yang dapat digerakkan, dan

berfungsi sebagai aktuator untuk membuka kunci otomatis pada pintu

kamar.
Menurut Yohanes (2018:167), Solenoid Door Lock adalah salah

satu solenoid yang difungsikan khusus sebagai solenoid untuk pengunci

pintu secara elektronik. Solenoid ini mempunyai dua sistem kerja, yaitu

Normaly Close (NC) dan Normaly Open (NO). Perbedaanya adalah jika

cara kerja solenoid NC apabila diberi tegangan, maka solenoid akan

memanjang (tertutup). Dan untuk cara kerja dari Solenoid NO adalah

kebalikannya dari Solenoid NC.

Dapat disimpulkan bahwa solenoid door lock adalah sebuah alat

yang khusus untuk pengunci pintu secara otomatis yang dapat bergerak

melalui pengkonversian arus listrik menjadi sebuah kerak mekanik yang

dapat menutup dan membuka secara otomatis tergantung dari arus listrik

atau tegangan yang diterima oleh kumparan dan inti besi nya itu sendiri.

2.8 Metode Flowchart

Menurut Ilham Akhsanu Ridlo (2017) flowchart adalah

penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur

dari suatu program. Flowchart menolong analis dalam untuk memecahkan

masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam

menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart

biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah

yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Proses di lingkungan

organisasi pada umumnya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

berulang. Setiap siklus kegiatan tersebut biasanya dapat dipecahkan ke


dalam beberapa langkah kecil. Dari uraian langkah-langkah tersebut, kita

dapat mencari langkah mana saja yang bias kita perbaiki (improve).

Flowchart adalah alat pemetaan sederhana yang menunjukkan

urutan tindakan dalam proses dalam bentuk yang mudah dibaca dan

dikomunikasikan. Menurut Tague (2005), tujuan digunakannya flowchart

antara lain:

1. Untuk mengembangkan pemahaman tentang bagaimana proses

dilakukan.

2. Untuk mempelajari perbaikan proses.

3. Untuk berkomunikasi dengan orang lain bagaimana proses dilakukan.

4. Untuk keperluan komunikasi yang lebih baik di antara orang-orang yang

terlibat dalam proses yang sama.

5. Untuk mendokumentasikan proses.

6. Untuk merencanakan sebuah kegiatan.

2.9 Prototype

Dalam tahap ini peneliti menggunakan metode prototype , karena

metode ini adalah metode yang sering dipakai oleh development software.

Adapun tujuan dari metode ini adalah pembuatan dari suatu pengembangan

model menjadi sistem final.

Menurut Darmawan dan Fauzi (2013), prototype adalah satu versi

dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide dari para pengembang

dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang

telah selesai. Proses pembuatan prototype ini disebut prototyping. Dasar


pemikirannya adalah membuat prototype secepat mungkin, bahkan dalam

waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan

memungkinkan prototype tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.

Menurut Sukamto & Shalahuddin (2015:33) Metode prototype

adalah metode yang digunakan untuk merancang sistem informasi. Metode

prototype memberikan kesempatan untuk pengembang program dan objek

penelitian untuk saling berinteraksi selama proses perancangan sistem.

Menurut Pressman (2012:50) Prototype bukanlah merupakan

sesuatu metode yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dievaluasi dan

dimodifikasi kembali. Segala perubahan dapat terjadi pada saat prototype

dibuat untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan pada saat yang sama

memungkinkan pengembang untuk lebih memahami kebutuhan pengguna

secara lebih baik.

Gambar 2.4. Metode Prototype


(Sumber : Pressman 2012)
Adapun penjelasan mengenai pemodelan prototype pada Gambar

2.4 adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi, pada tahap ini, penulis melakukan komunikasi dengan cara

mewawancarai beberapa warga dan pihak keamanan agar mendapatakan

informasi adanya kasus pencurian yang dikarenakan kelalaian mengunci

pintu rumah serta tanggapannya tentang alat pengendali pintu rumah

yang akan dibuat. Dengan begitu penulis bisa mengumpulkan data dan

informasi yang diperlukan untuk membuat laporan ini.

2. Perencanaan Secara Tepat, penulis melakukan indentifikasi spesifikasi

kebutuhan yang diperlukan dalam perancangan kontrol pintu Internet dan

membuat desain sketsa pada model kontrol pintu rumah Internet untuk

mendukung perencanaan pembuatan laporan dan sitem ini.

3. Pemodelan perancangan secara cepat, pembuatan prototype secara cepat

dilakukan penulis dengan membuat desain prototype sesuai yang sudah

dirancang menggunakan desain sketsa prototype sistem kontrol pintu

rumah menggunakan Internet.

4. Pembentukan prototype, penulis mulai membuat perangkat prototype

kontrol pintu rumah pada tiap ruangan menggunakan Internet sesuai

dengan rancangan desain dan sketsa model prototype yang sudah dibuat

dan dirancang sebelumnya.

5. Penyerahan sistem, penulis mempublikasikan dan memberikan perangkat

prototype kontrol pintu rumah menggunakan Internet kepada pengguna


untuk selanjutnya dilakukan evaluasi–evaluasi pada perangkat prototype

yang sudah dibuat

2.10 Tinjauan Pustaka

Penerapan atau implementasi teknik modulasi digital pada jurnal-

jurnal yang telah penulis kumpulkan terbukti telah berhasil dalam

membantu memenuhi pembuatan alat Smart Lock Berbasis IoT

menggunakan Arduino NodeMCU dan sensor RFID dan Selenoid Door

Lock. Berikut beberapa hasil rangkuman yang penulis dapatkan dari

berbagai jurnal.

Tabel 2.1 Kajian Pustaka

Judul Subjek Hasil


Penulis Permasalahan Metode
Penelitian Penelitian Penelitian

Perancan Kaleb Pintu Pekerjaan Waterfa alaman

gan Yefune Masuk terprogram ll projek

Sistem Sun, Keen yang saya buat blynk

Iot Pada Yonky dalam digunaka

Smart Pernand kerangka n untuk

Door o,M. kunci pintu membuka

Lock Ibnu memungkinka pintu,

Menggun Safari n klien untuk memberit

akan dengan ahu

Aplikasi mudah notifkasi

Blynk mengontrol jika ada


keadaan mengenai

rumah tanpa sensor

penundaan infrared

sesaat dan

sebelum mengamb

masuk atau il gambar

keluar yang ada

di luar

pintu.

Rancanga Rio pintu terkadang prototy perakitan

n Sistem Gaveri rumah karena pe dan

Pengunci Pratama terburu-buru pengunjia

Rumah seseorang n sebuah

Berbasis tidak prototype

Arduino sengaja berbasis

Uno R3 mematahkan arduino

Dengan batang kunci dan

Radio didalam software

Frequenc lubang arduino

y kunci pintu IDE versi

Identifica hingga sisa 1.8.5

tion patahhan yang

(Rfid) kunci telah

Dan tertinggal selesai


Selenoid didalam dirancang

Door lubang kunci sesuai

Lock pintu, hingga rancanga

pemilik rumah n yang

pun harus telah

mengganti dibuat

kunci dan dalam

master bagian

kuncinya sebelumn

serta ya, dalam

terkandang hal ini

kunci biasa beberapa

masih sering gambar

bisa di layout

bobol orang hasil dari

yang tak di perakitan

inginkan yang dan cara

ingin masuk kerja alat

paksa kedalam yang

rumah kita. telah

selesai

dikerjaka

n dengan

menjelask
an

spesifikas

minimum

komputer

yang

diperluka

n untuk

upload

dan

membuat

source

code serta

jenis-

jenis alat

dan

sensor

yang

dirangkai

beserta

penjelasa

nnya

Alat Refni pintu kasus-kasus prototy Alat

Pengama Wahyu pencurian di pe kemanana


n Pintu ni1, rumah-rumah n pintu

Dengan Yuda atau pun ini

Password Irawan2 di berbagai berfungsi

Menggun , Zufi instansi ketika

akan Pratama karena banyak ada

Arduino Noviard faktor salah perintah

Uno At i3, satunya adalah yang

Mega Yuland pada sistem diterima

328p Dan a4 keamanan berupa

Selenoid pintu yang kode

Door tidak sandi

Lock terproteksi melalui

dengan baik. alat

keypad,

dan

ketika

kode

sandi

yang

diinputka

n benar

maka

microcont

roller
akan

memasuk

kan

perintah

input

high pada

relay

yang

bertujuan

untuk

menyalak

an

selenoid.

Hasil

pengujian

telah

diterapka

memperli

hatkan

bahwa

selenoid

door lock

ini akan
bekerja

dengan

baik,

dapat

dibuktika

n dengan

software

IDE

Arduino

yang

memperil

hatkan

bahwa

microcont

roller

dapat

menerima

masukkan

dari

keypad,

adapaun

delay

yang

diimplem
entasikan

untuk

mengaktif

kan

selenoid

berjalan

dengan

baik,

serta

fungsi

untuk

update

dan

menyimp

an kode

sandi

berfungsi

dengan

maksimal

Prototype Erick Pintu Keamanan Prototy Keamana

Sistem Febriya Ruangan merupakan pe n juga

Smart nto, suatu hal yang sangatlah

Lock Padeli, harus sering penting


Door Danang kali diabaikan untuk

Dengan Supray oleh menjaga

Timer ogi kebanyakan keaslian

Dan orang dan dokumen

Fingerpri menganggap dan

nt sudah aman, menjaga

Sebagai namun rahasia

Alat nyatanya lembaga

Autentika seseorang institution

si masih dapat al.

Berbasis kehilangan Penerapa

Arduino barang n

Uno berharga prototype

Pada miliknya. pengunci

Ruangan pintu

otomatis

dinilai

mampu

untuk

meningka

tkan

keamanan

demi

menjaga
dokumen

dan arsip

lembaga

institution

al.

Pengguna

an

biometrik

sidik jari

pada

prototype

pengunci

pintu

otomatis

sangat

bagus

untuk

membatas

i orang

yang

ingin

memasuk

i ruangan.
Hasil pengamatan dari beberapa jurnal diatas peneliti telah

menyimpulkan bahwa masih banyak teknologi yang belum dikembangkan

secara khusus untuk keamanan sebuah pintu, namun nyatanya seseorang

masih dapat kehilangan barang berharga miliknya. Contohnya pada ruangan

yang keamanannya seringkali dianggap sudah baik oleh kebanyakan

masyarakat hanya dengan mengunci pintu yang telah disediakan, namun

sering juga masyarakat lupa mengunci pintu.

Berdasarkan jurnal diatas peneliti mendapatkan keunggulan dan

ciri khas yaitu penggunaan perangkat arduino dan juga RFID dan

penggunaan metode prototype. Yang menjunjukan kecocokan Baik sebagai

alat kemanan sebuah pintu dengan cara mendeteksi sensor kartu yang

dimiliki.
BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1 ANALISIS PERMASALAHAN

Hardware yang akan dirancang dan dibangun adalah Pengendalian

Kunci Pintu Rumah Menggunakan Kartu E-KTP dan Telegram Berbasis

Internet of Things. Pengendalian Kunci Pintu Rumah ini guna

meminimalisir terjadinya perampokan, pencurian, dan pembobolan rumah

yang terjadi karena pemilik rumah yang lupa untuk mengunci pintu atau

terkadang pemilik rumah sudah mengunci pintu namun lupa mengambil

anak kunci dari tempat kunci, Hal inilah penyebab terjadinya banyak kasus

kriminal. Dengan Pengendalian Kunci Pintu rumah menggunakan Kartu E-

KTP dan Telegram berbasis IoT dapat memudahkan untuk mengendalikan

kunci pintu rumah jarak jauh dan memantau keadaan dari kunci pintu

rumah dengan Internet. Pengendalian Kunci Pintu Rumah berbasis IoT ini

juga dapat mengunci secara otomatis dalam kurun waktu yang sangat cepat

setelah pintu tertutup, ini tentunya dapat membuat rumah jadi lebih aman,

dan terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan. Serta memberi keamanan

yang lebih sebagai pengganti sistem keamanan kunci konvensional.


3.2 ANALISIS KABUTUHAN SISTEM

Analisis Kebutuhan Sistem merupakan analisis yang dibutuhkan

untuk menentukan spesifikasi kebutuhan sistem. Spesifikasi ini juga

meliputi elemen atau komponen – komponen apa saja yang dibutuhkan

untuk sistem yang akan dibangun sampai dengan sistem tersebut

diimplementasikan.

3.2.1 Analisis Kebutuhan Hardware

Kebutuhan hardware yang dimaksud yaitu perangkat keras

yang digunakan untuk membangun Perangkat Pengendalian Kunci

Pintu Rumah berbasis IoT ini. Adapun perangkat keras yang

dibutuhkan, diantaranya sebagai berikut:

a. NodeMCU

b. Board NodeMCU

c. Sensor RFID

d. Selenoid Door Lock +12V

e. Kabel Jumper

f. Relay 5v

g. Adaptor 12v

h. Smartphone

3.2.2 Analisis Kebutuhan Software

Kebutuhan software yaitu perangkat lunas yang digunakan

untuk membuat program dari Perangkat Pengendalian Kunci Pintu

Rumah berbasis IoT ini. Adapun perangkat lunak yang dibutuhkan,


diantaranya sebagai berikut:

a. Arduino Integrated Development Environment (IDE)

b. Aplikasi Telegram

3.3 PERANCANGAN SISTEM

3.3.1 Perancangan Perangkat Keras

Pada perancangan alat smart lock ini memiliki spesifikasi yang

terdiri dari Adaptor, NodeMCU, Board NodeMCU, RFID, Relay, Buzzer,

Lampu RGB dan Selenoid Door Lock dengan gambaran sebagai berikut :

Gambar 3.1 Spesifikasi Sistem

Keterangan:

1. Adaptor berperan sebagai power supply atau alat yang

memberikan supply arus listrik atau tegangan kepada perangkat.

2. NodeMCU berperan sebagai mikrokontroler yaitu sebagai pusat

pengelola perintah yang telah dibuat atau sebelumnya telah

diprogram.

3. Board NodeMCU atau biasa dikenal dengan board controller


yaitu alat yang berperan sebagai pengontrol atau penghubung

kabel antara perangkat NodeMCU dengan perangkat lainnya agar

mempermudah user untuk mengubungkan NodeMCU degnan

perangkat lainnya.

4. RFID adalah singkatan dari Radio Frequency Identification yang

artinya adalah sistem identifikasi objek dengan gelombang radio

(wireless). Yang mana RFID akan berperan sebagai alat

pendeteksi kartu untuk membuka kunci.

5. Relay adalah alat pengalir dan penguat arus listrik yang dikirim

oleh NodeMCU menuju ke solenoid door lock.

6. Buzzer alat yang berfungsi sebagai pemberi peringatan dengan

menggunakan suara yang berbunyi.

7. Lampu RGB yang berfungsi sebagai lampu peringatan yang

mana terdapat lampu Red adalah Merah, Green adalah Hijau, dan

Blue adalah biru sebagai pilihan warna untuk memberikan

peringatan yang berbeda.

8. Selenoid Door Lock adalah alat yang berfungsi sebagai alat kunci

otomatis. Yang mana kunci ini akan bekerja jika menerima arus

atau tidak, jika menerima arus maka solenoid akan tertarik

kedalam yang artinya kunci akan terbuka, dan jika tidak

menerima arus maka solenoid akan keluar yang artinya terkunci.

3.3.2 Perancangan Perangkat Lunak

Merupakan langkah awal pada tahap pengembangan suatu produk

atau sistem yang akan dibuat. Perancangan perangkat lunak juga


menjelaskan jalannya alur program pada alat penyiraman tanaman secara

otomatis dan perancangan perangkat lunak juga memperlihatkan source

code yang penulis gunakan untuk memprogram arduino uno.

1. Metode Prototype

Pelaksanaan dari penelitian ini untuk mengetahui rancang bangun

dan implementasi sistem smart lock berbasis Internet Of Things ini

dilakukan dengan menggunakan metode prototyping. Oleh karena itu,

dengan metode penelitian yang tepat untuk menuai hasil yang

diinginkan. Untuk itu metode penelitian yang digunakan untuk

penelitian ini bisa dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.2 Metode Penelitian

Keterangan :

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, maka untuk tahap ini

peneliti akan melakukan identifikasi berdasarkan masalah – masalah


berupa penggalian informasi tentang apa saja yang di butuhkan oleh

user dalam pembuatan sistem smartlock ini. Dari hasil penggalian

informasi tersebut terdapat beberapa masalah yang sudah peneliti

rangkum dalam poin poin berikut ini :

1. Proses membuka dan mengunci pintu masih dilakukan secara

manual.

2. Proses membuka dan mengunci pintu tidak cepat.

3. Jenis Kunci yang berbeda-beda membuat kunci jadi

menumpuk.

4. Kesulitan dalam mencari kunci yang pas atau cocok.

5. Sering terjadinya aksi pembobolan kunci dan tindak kriminal

lainnya.

6. Tidak termonitoring keadaan kunci pintu terbuka oleh siapa

atau ada yang mencoba memaksa masuk.

Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di atas, peniliti

bermaksud membangun sistem kunci otomatis yang mampu digunakan

oleh masyarakat sebagai bentuk solusi dari belum terkomputerisasinya

proses kunci mengunci pintu dan dapat melihat notifikasi pintu telah

terbuka oleh siapa dan atau dibuka secara paksa sehingga kita dapat

menjadi lebih berhati-hati dalam menjaga rumah dan semuanya

menjadi lebih efisien.

b. Studi Literatur

Pada tahap studi literatur ini, peneliti mengumpulkan berbagai


referensi berupa literatur dalam bentuk jurnal-jurnal, Penelitian

terdahulu, artikel ilmiah, maupun buku-buku yang berkaitan dengan

kebutuhan penelitian. Literatur tersebut nantinya akan dijadikan sebagai

acuan dalam mengerjakan penelitian.

c. Analisa Kebutuhan

Pada analisa kebutuhan sistem ini dilakukan untuk mendapatkan

apa saja kebutuhan awal yang nantinya diperuntukkan membangun

maupun mengembangkan sistem. Analisis ini dilakukan untuk

mendapatkan komponen apa saja untuk sistem yang sudah berjalan, bisa

berupa hardware, software, jaringan dan pemakai sistem untuk level

pengguna sistem akhir. Langkah yang selanjutnya yaitu mengumpulkan

informasi berdasarkan yang dibutuhkan pengguna akhir yang meliputi

manfaat sistem yang akan dibangun dan dikembangkan.

d. Desain Sistem

Pada tahapan ini merancang desain berdasrakan sistem yang akan

dibangun, adalah dengan menyesuaikan metode yang digunakan. Pada

tahap ini bisa menggunakan beberapa tahap, diantaranya yaitu tahap

inisialisasi, tahap perancangan prototype, implementasi, tahap evaluasi

pengguna.

e. Evaluasi Sistem

Pada tahap ini dilakukan evaluasi pada sistem yang telah dibuat

dan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau keinginan. Jika belum
maka akan dilakukan kembali tahap analisa kebutuhan dan desain

sistem. Dilakukan sampai benar-benar sistem yang dibuat telah sesuai

dengan apa yang dibutuhkan.

2. Arduino IDE (Integrated Development Environment)

Dalam membangun suatu sistem dengan mikrokontroler

NodeMCU diperlukan suatu aplikasi bernama Arduino IDE yang

berfungsi untuk memberikan perintah atau coding untuk mikrokontroler

NodeMCU. Pada intinya coding atau script yang disusun berguna untuk

memberikan perintah kepada perangkat seperti Buzzer, Lampu LED,

dan Relay sesuai kondisi yang diinginkan yaitu membuka atau menutup

kunci. Berikut source code yang penulis buat untuk di-upload ke dalam

mikrokontroler NodeMCU :

Gambar 3.3 Editor Source Code

#include "CTBot.h"
#include <SPI.h>
#include <MFRC522.h>
String ssid = "UdahCairBelum";
String pass = "12345678";
String token = "5662792812:AAF2fWZ_wu9VJ68cYLx2lyFi_DVzMJ-
TuFU";
unsigned long int ID = 189104179;
#define SS_PIN D2  // sda pin D2
#define RST_PIN D1 // RST (flash) pin D2

#define relay D4 //Relay Pin D4


#define BUZZER D3 //buzzer pin D8
#define LED_R D0 //LED R (RGB)
#define LED_G 3  //LED G (RGB) (pin RX0)
#define LED_B D8  //LED B (RGB)

MFRC522 mfrc522(SS_PIN, RST_PIN);        


CTBot myBot;
TBMessage msg;
byte i,j,k,f_cek,f_akses;
String ID_TAG;
String ID_Card[10];
int jmlkartu;
void Red_ON(){
  digitalWrite(LED_R,HIGH);
  digitalWrite(LED_G,LOW);
  digitalWrite(LED_B,LOW);
}
void Green_ON(){
  digitalWrite(LED_R,LOW);
  digitalWrite(LED_G,HIGH);
  digitalWrite(LED_B,LOW);
}
void Blue_ON(){
  digitalWrite(LED_R,LOW);
  digitalWrite(LED_G,LOW);
  digitalWrite(LED_B,HIGH);
}
void readRFID(byte *buffer, byte bufferSize)
{
  ID_TAG="";
  for(byte i = 0;i<bufferSize; i++)
  {
    ID_TAG=ID_TAG+String(buffer[i], HEX);
  }
}
void iot_rfid()
{
 Blue_ON();
 if(!mfrc522.PICC_IsNewCardPresent() || !
mfrc522.PICC_ReadCardSerial()){
    return;
  }
  readRFID(mfrc522.uid.uidByte, mfrc522.uid.size);
  f_cek=0;
  for(k=1;k<jmlkartu+1;k++){
  if((ID_TAG==ID_Card[k])&&(f_akses==1)){  
    f_cek=1;    
    Serial.print("Akses diberikan untuk Kartu :");
    Serial.println(k+1);    
    Green_ON();
    digitalWrite(relay,LOW);    
    delay(5000);
    digitalWrite(relay,HIGH);
  }}
  if(f_cek==0){    
    Serial.println("Kartu Tidak Terdaftar !");
    //Blynk.virtualWrite(V0, "Kartu tidak terdaftar mencoba
masuk !" );
    Serial.println("Akses ditolak !");
    //Blynk.virtualWrite(V0, "Akses ditolak !");
    //Blynk.logEvent("kartu_ilegal", "Kartu tidak terdaftar
mencoba masuk !");
    myBot.sendMessage(ID, "Kartu tidak terdaftar mencoba
masuk !");
    Red_ON();
    digitalWrite(BUZZER, HIGH);
    delay(5000);
    digitalWrite(BUZZER, LOW);    
  }
  Serial.println("IoT Smart RFID Doorlock");    
}
void setup()
{
  jmlkartu=3;  
  ID_Card[1]="5881a814ca10";
  ID_Card[2]="a1c78caa";
  ID_Card[3]="a06f3420";
 
  Serial.begin(115200);
  delay(200);
  pinMode(relay, OUTPUT);
  pinMode(BUZZER, OUTPUT);
  pinMode(LED_R, OUTPUT);
  pinMode(LED_G, OUTPUT);
  pinMode(LED_B, OUTPUT);
  digitalWrite(relay,HIGH);
  Red_ON();  
  delay(100);  
  SPI.begin();                // Init SPI bus
  mfrc522.PCD_Init();        // Init MFRC522 card
  myBot.wifiConnect(ssid, pass);
  myBot.setTelegramToken(token);
  if (myBot.testConnection()){    
         
    Serial.println("Koneksi Sukses  ");
  }
  else{            
    Serial.println("Koneksi Gagal   ");
    while(1);
  }  
}
void loop() {
  iot_rfid();
  if (myBot.getNewMessage(msg))
  if (msg.text.equalsIgnoreCase("Akses Kartu On")) {      
      Serial.println("Akses dibuka");
      myBot.sendMessage(msg.sender.id, "OK Akses Dibuka");
      f_akses=1;
      }
  else if (msg.text.equalsIgnoreCase("Akses Kartu off")) {
      Serial.println("Akses ditutup");
      myBot.sendMessage(msg.sender.id, "OK Akses Ditutup");
      f_akses=0;
      }
  else if (msg.text.equalsIgnoreCase("3172012307930001")) {
      myBot.sendMessage(msg.sender.id, "Kunci Terbuka By
Telegram");
      Serial.print("Kunci Dibuka By Telegram");  
      Green_ON();
      digitalWrite(relay,LOW);    
      delay(5000);
      digitalWrite(relay,HIGH);
    }
  else {
      myBot.sendMessage(msg.sender.id, "KATA PERINTAH TIDAK
DIKENAL!!..");
    }
  }

3.4 ALUR KERJA SISTEM


Alur kerja Smart Lock Rumah dengan berbasis Internet of Things

yang dapat dibuka menggunakan kartu E-KTP dan atau Aplikasi Telegram

telah dirancang sebagai berikut :

3.4.1 Flowchart

Berikut adalah bentuk penyajian alur yang

menggambarkan langkah demi langkah proses kerja sistem smart

lock yang telah dibuat.

Gambar 3.2 Flowchart

Keterangan :
a. Start.

b. Pilih cara apakah ingin membuka kunci menggunakan Kartu atau

Aplikasi telegram yang ada pada smartphone.

c. Jika memilih cara membuka kunci menggunakan Kartu.

d. Tempelkan Kartu pada sensor RFID.

e. Sensor RFID akan mendeteksi ID Kartu apakah sudah terdaftar

atau belum terdaftar.

f. Jika ID Kartu terdeteksi telah terdaftar pada sistem, maka akses

diberikan dan solenoid akan membuka kunci.

g. Jika ID Kartu terdeteksi tidak terdaftar pada sistem, maka akses

ditolak dan buzzer akan menyala untuk memberi peringatan, dan

Sensor RFID akan kembali mendeteksi kartu kembali.

h. Jika memilih membuka kunci menggunakan Aplikasi Telegram

yang ada pada Smartphone.

i. Pastikan smartphone telah terkoneksi dengan internet.

j. Jika smartphone sudah terkoneksi dengan internet maka sudah

bisa digunakan untuk mengirim sebuah pesan kepada BOT yang

berisikan sebuah PIN atau Password untuk membuka Kunci.

k. Jika PIN atau Password yang dimasukan sudah sesuai, maka

akses diberikan dan solenoid akan membuka kunci.

l. Jika PIN atau Password yang dimasukan salah, maka akses tidak

akan diberikan atau akses ditolak.

m. Dan setelah beberapa detik solenoid dengan cepat akan otomatis

mengunci kembali.
n. Finish

3.4.2 Blok Diagram

Blok diagram adalah ebuah diagram berbentuk kotak

(blok) yang digunakan untuk menjelaskan suatu proses kerja.

Seperti pada gambar dibawah catu daya adalah inti power untuk

mengaktifkan semua alat yang ada.

Gambar 3.3 Blok Diagram Alat

Keterangan :

a. ADAPTOR adalah pusat aliran listrik yang dikirim ke

NodeMCU.

b. NodeMCU sebagai alat yang menerima arus listrik yang

kemudian ditransmisikan kepada BUZZER & LED, RFID, dan


RELAY.

c. RFID sebagai penerima tegangan dari NodeMCU yang mana

RFID berfungsi untuk mendeteksi sebuah kartu yang digunakan.

d. BUZZER & LED alat yang menerima arus dari NodeMCU yang

mana buzzer & led berfungki sebagai alat peringatan, buzzer

menandakan peringatan dengan sebuat suara beep dan LED

memberikan peringatan dengan sebuah warna lampu.

e. RELAY adalah alat yang menerima arus dari NodeMCU yang

kemudian ditransmisikan kepada Selenoid Door Lock yang mana

Selenoid Door Lock berfungsi sebagai alat kunci otomatis.

Anda mungkin juga menyukai