Anda di halaman 1dari 18

SISTEM SMARTHOME DENGAN PROGRAMMABLE

LOGIC CONTROLLER

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
SETIADJIE BHASKARA
191011400837

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan anugrahkan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Skripsi ini. Penulisan Proposal Skripsi dengan judul “SISTEM SMARTHOME DENGAN
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER” dimaksudkan untuk mencapai gelar Sarjana
Komputer pada Program Studi Teknik Informatika Universitas Pamulang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Skripsi ini bukanlah dari jerih
payah sendiri, melainkan dari bimbingan berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses penulisan
Proposal Skripsi ini, yaitu kepada :

1. Seluruh Dosen pengajar (S1) Teknik Informatika Universitas Pamulang.


2. Orang tua dan Saudara tercinta yang telah memberikan dukungan moril, doa dan kasih
sayang.
3. Teman-teman mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang.
4. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau-beliau, dan
pada akhirnya penulis berharap bahwa Proposal Skripsi ini dapat berguna sebagaimana
mestinya.

Pamulang, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………...……………………………………….. 1
1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………. 2
1.3 Rumusan Masalah….……………………………………………... 2
1.4 Batasan Penelitian……...…………………………………………. 2
1.5 Tujuan Penelitian…….…………………………………………… 3
1.6 Manfaat Penilitian….…………………………………………….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terkait………………..………………………………....4
2.2 Landasan Teori…..………………………………………………... 4
2.2.1 Pengertian Sistem…...…………………………………5
2.2.2 Rumah Cerdas…………..……………………………..5
2.2.3 Pogrammable Logic Controller………………………. 6
2.2.4 Internet of Things…………….………………………. 6
2.2.5 Smart Home…………………..………………………. 7
2.3 Kerangka Pemikiran…...………………………………………….. 8
2.3.1 Studi Literatur….…...…………………………………8
2.3.2 Perancangan dan Aplikasi...………………………….. 8
2.3.3 Pengujian……………………..………………………. 8

iii
BAB III METODOLOGI
3.1 Analisa Kebutuhan………………………………………………... 10
3.1.1 Metode Prototyping……………….......…………………… 10
3.1.2 Analisa Kebutuhan Sistem dan Alat...……………………... 10
3.1.3 Analisa Perangkat Lunak….……………………………….. 11
3.2 Metode Penelitian......……………………………………………...11
3.3 Perancangan Penlitian……………….……………………………. 11
3.4 Hasil Pengamatan Langsung...……………………………………. 12
3.5 Kerangka Pemikiran………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA.………….………………………………………………. 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan teknologi saat ini sudah sedemikian pesat sehingga kemunculan
sebuah teknologi baru kian memanjakan manusia. Bahkan kalimat otomatisasi pun kian
akrab di telinga kita, hal ini menandakan bahwa semakin berkurangnya campur tangan
manusia dalam melakukan suatu aktivitas rutin pada kegiatan keseharian. Otomatisasi
sistem yang saat ini mulai merambah ke dalam lingkungan rumah tinggal dikenal
dengan nama sistem ‘Smart home’ (Rumah Cerdas).
Otomatisasi sistem yang akan penulis bahas disini adalah instalasi peralatan
elektronik yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mengatur segala kebutuhan dari
suatu instalasi kelistrikan dan kontrol alat-alat yang menggunakan energy listrik pada
lingkungan rumah tinggal. Sebagai contoh: apabila kita mempunyai rumah dimana
biasanya mode penyalaan lampunya menggunakan saklar konvensional, dan kita biasa
menyalakan atau mematikan lampu dengan cara manual, maka bila kita menggunakan
otomatisasi sistem, lampu-lampu tersebut dapat kita hidupkan secara otomatis dengan
timer (pewaktu) atau menggunakan sensor gerak (lampu tersebut akan menyala sendiri
bila ada manusia di dekatnya atau mati sendiri bila tidak ada orang lagi) atau kita bisa
menghidupkan dari jarak jauh dengan menggunakan kontrol jarak jauh (remote), hand
phone atau bahkan melalui jasa situs internet. Hal ini juga dapat berlaku untuk semua
peralatan listrik dan elektronik di rumah. Walaupun sudah menggunakan otomatisasi
sistem, peralatan tetap dapat di aktifkan secara manual.
Tidak hanya itu, kita dapat membuat sistem di sebuah ruangan dengan
merancang program memori atau kebiasaan instalasi itu bekerja, jadi hanya dengan
menekan sebuah tombol maka lampu/peralatan listrik akan aktif sesuai dengan program
yang kita buat. Hal ini biasanya di gunakan untuk ruangan yang banyak lampunya
namun si pemilik tidak ingin jumlah saklarnya banyak sehingga dapat dikatakan sistem
ini sangat bersifat fleksibel mengikuti keinginan dari pemilik rumah.
Teknologi smart home, sudah ada dan dikembangkan sejak tahun 1960-an.
Namun untuk membangun smart home, saat ini diperlukan sumber daya dengan biaya
yang tidak sedikit. Sebab untuk memasang teknologi smart home perlu dilakukan
instalasi kabel yang tak mudah. Jika bangunan rumah telah dibangun terlebih dahulu
tentunya tembok harus kita bongkar kembali, untuk melakukan instalasi kabel dan
1
selain itu harga perangkatnya mahal. Sehingga, konsep smart home pada saat itu masih
menjadi barang yang sangat mewah bagi orang kebanyakan (Hadi S, Dommara;
Santhika, 2016). Smart home adalah teknologi yang saling terintegrasi dengan layanan
yang dihubungkan melalui jaringan rumah, untuk meningkatkan kualitas hidup yang
lebih baik (Kadam, Mahamuni, & Parikh, 2015).
Smart home adalah istilah yang biasa digunakan untuk mendefinisikan sebuah
tempat tinggal yang menggunakan sebuah kontroler atau remot untuk mengintegrasikan
berbagai perangkat yang ada secara otomatis (Rosslin & Tai-hoon, 2010). Smarthome
dapat dikatakan sebuah rumah yang saling terhubung (E-Home) dengan lingkungan
sekitar yang tersistem secara otomatis. Smart home dikatakan cerdas karena dapat
memonitor seluruh kegiatan kedalam komputer.
(Fauzan Masykur dan Fiqiana Prasetiyowati, 2016). Aplikasi Smart home
pengendali peralatan elektronik rumah tangga berbasis web. Kontrol peralatan
elektronik dapat dilakukan dengan aplikasi smart home pengendali peralatan elektronik
rumah tangga berbasis web dan dapat dikontrol dengan jarak jauh. Aplikasi smart home
ini dapat mempermudah pengguna dalam mengontrol peralatan elektronik rumah
tangga seperti lampu, AC dan TV sehingga dapat mengurangi adanya pemborosan
listrik ketika pengguna lupa untuk mematikan peralatan elektronik rumah tangga ketika
keadaan diluar rumah atau dimanapun pengguna berada.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Identifikasi masalah yang di temukan berdasarkan permasalahan latar belakang diatas
diantaranya adalah :
1. Kebutuhuan masyarkat terhadap rumah cerdas (Smart home) masih sangat sedikit,
karena banyak yang belum mengatahui tentang rumah cerdas, sehingga masih
banyak rumah yang di kontrol secara manual
2. Masyarakat masih belum tahu media yang digunakan untuk membuat rumah cerdas
itu sendiri dan pemrograman seperti apa yang harus dilakukan dalam instalasi
rumah cerdas (Smart home)

2
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang dan membuat sistem kontrol rumah dengan berbasiskan
PLC (Programmable Logic Controller).
2. Bagaimana mengkombinasikan antara sistem kontrol yang dibuat dengan
menggunakan SCADA (Supervisory Control and Data Aquisition) sebagai
tampilan HMI (Human Machine Interface) untuk kontrol jarak jauh dan
pemanfaatannya menjadi webview.

1.4 BATASAN PENELITIAN


Dalam perancangan sistem ini, terdapat beberapa pembatasan masalah, antara lain :
1. Perancangan sistem ini menggunakan PLC (Programmable Logic Controller)
dengan menggunakan Ladder diagram sebagai bahasa pemrograman.
2. Komunikasi antara PLC dengan PC (Personal Computer) dan integrasi antara
beberapa sensor, masukan, dan keluaran
3. Perancangan tampilan SCADA dengan menggunakan perangkat lunak Cimplicity
HMI (Human Machine Interface).

1.5 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan dan penulisan pada penelitian ini
adalah :
1. Membangun sebuah Smart home dengan menggunakan PLC (Programmable Logic
Controller).
2. Membuat sistem Smart home dengan mengkombinasikan beberapa peralatan agar
menjadi suatu sistem yang dapat di kontrol jarak jauh dan di kontrol melalui
Smartphone pengguna dengan menggunakan SCADA (Supervisory Control and
Data Aquisition) dan Wecon V-Net.

1.6 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat dari penelitian ini adalah untuk melihat dampak pemakaian sistem
rumah cerdas terhadap pengguna dalam hal ini masyarakat umum dan sebagai
tambahan pengetahuan mengenai perkembangan teknologi pengelolaan rumah tinggal
di masa mendatang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERKAIT


Berikut beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi dalam proses penelitian
pembuatan smarthome dengan outsel PLC sebagai controller dan HMI (Human
Machine Interface) atau smartphone sebagai interface.
Kevin Sanjaya. 2019 “SCADA Sebuah Smarthome Untuk Pengendali Lampu,
Pengendali Pintu Pagar Rumah, dan Pengendali Garden Berbasis PLC Schneider
M221”. Pada perancangan ini bertujuan untuk membuat smarthome dengan PLC
Schneider M221 dimana PLC disini sebagai pusat kontrol dari sistem smarthome. Pada
penelitian ini digunakan beberapa komponen pendukung seperti sensor ultraviolet,
sensor LDR (Light Dependent Resistor), sensor PIR (Passive Infra Red) dan sensor
gerak dengan demikian dirancang untuk terhubung kedalam sistem PLC sehingga
komponen tersebut dapat di kontrol.
Dimas Adi Prasetyo1), Didik Notosudjono2), Bloko Budi Rijadi3). 2021
“Rancang Bangun Security Sitem untuk Mendukung Smarthome Berbasis
Programmable Logic Controller (PLC)”. Pada penilitan ini bertujuan untuk melihat
rancangan dan membuat sistem smarthome berbasis PLC (Programmable Logic
Controller) dimana PLC sebagai pusat kontrol dari sebuah smarthome.
Ahmad Fauji1), Arief Goeritno2), Lucky Hardian3). 2022 “Embedded Device
pada Smarthome System Berbasis IoT untuk Pengoprasian Pintu Gerbang Terkendali
melalui Smartphone”. Pada penelitian ini bertujuan membuat sistem IoT (Internet of
Things) untuk menghubungkan device menjadi satu rangkaian yang terhubung ke
internet agar dapat dikendalikan menggunakan smartphone, cara kerja yang dibuat
adalah dengan menggunakan SCADA (Supervisory Control and Data Aquisition)
sebagai jembatan untuk cloud sehingga dapat diakses dengan smartphone lalu
mengoperasikan pintu gerbang terkendali tersebut.

2.2 LANDASAN TEORI


Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep dan proposisi yang telah
disusun rapi dan sistematis tentang variable-variabel dalam sebuah penelitian.
Landasan teori akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan

4
dilakukan. Dalam penelitian landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu
memiliki dasar yang kokoh dan bukan sekedar coba-coba (trial and error).

2.2.1 Pengertian Sistem


Sistem yaitu prosedur atau elemen yang saling berhubungan satu dengan
lainnya dimana dalam sebuah sistem terdapat sebuah masukkan, proses dan
keluaran. Menurut Widjajanto (2008), sistem adalah sesuatu yang memiliki
bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui
tiga tahapan yaitu input, process, dan output. Untuk mendifinisikan
pengorganisasian sistem karena banyaknya aktivitas yang menggunakannya
maka definisinya tergantung pada persoalan yang dihadapi oleh masing-masing
aktivitas tersebut. Terdapat pada dua kelompok pendekatan, yaitu menekankan
pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya (Purnomo,
2007).
Definisi mengenai sistem berdasarkan pendekatan sistem terdiri dari
sistem yang menekankan pada prosedur dan sistem yang menekankan pada
elemennya. Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedurnya
didefinisikan oleh Jerry Fitz Gerald, Menurutnya, sistem dapat didefinisikan
sebagai suatu jaringan kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, kemudian berkumpul bersama-sama untuk melakukan atau
menyelesaikan kegiatan dan mencapai suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2000).

2.2.2 Rumah Cerdas (Smart home)


Rumah cerdas (smart home) adalah rumah yang menyediakan
kenyamanan, keamanan, efesiensi energi bagi rumah setiap saat. Teknologi ini
dapat bekerja saat orang ada di rumah maupun tidak di rumah. Dikarenakan
smarthome sebuah sistem otomatis sehingga memberi kenyamanan,
keselamatan, penghematan dan keamanan bagi para penggunanya.
Smart home adalah teknologi yang saling terintegrasi dengan layanan
yang dihubungkan melalui jaringan rumah, untuk meningkatkan kualitas hidup
yang lebih baik (Kadam, Mahamuni, & Parikh, 2015).
Smarthome tidak hanya diterapkan pada rumah setapak saja, melainkan
hunian tingkat atas seperti apartemen. Dengan begitu penghuni rumah maupun

5
apartemen tidak perlu repot mengontrol properti yang ada seperti lampu, pintu,
alarm, dan pagar rumah.

Pada awalnya ide tentang smarthome dibuat untuk orang-orang non


difabel seiring waktu smarthome sekarang tidak hanya digunakan pada orang-
orang non difabel melainkan juga orang-orang berkebutuhan khusus.

2.2.3 Programmable Logic Controller (PLC)


PLC (Programmable Logic Controller) adalah computer elektronik
yang mudah digunakan (User Friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk
berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi
Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem
elektronik yang beroperasi secara digital dan di desain untuk pemakaian
industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk
penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan
fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan
operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul I/O digital
maupun analog. Bedasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut:
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori
untuk menyimpan program yang telah dibuat dengan mudah
diubah-ubah fungsi atau kegunannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara
aritmatik dan logic, yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi,
AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan
mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

2.2.4 Internet of Things (IoT)


Internet of Things (IoT) merupakan suatu jaringan yang
menghubungkan berbagai objek yang memiliki identitas pengenal serta alamat
IP, sehingga dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi mengenai
dirinya maupun lingkungan yang di jaringannya. Objek-objek dalam IoT dapat
menggunakan maupun menghasilkan layanan-layanan dan saling bekerjasama
6
untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kemampuannya ini, IoT telah
menggeser definisi internet sebagai komputasi dimana saja kapan saja
bagaimana saja, menjadi apa saja siapa saja dan layanan apa saja. Salah satu
pengimplementasian karakteristik yang mengacu pada identifikasi suatu objek.
Serangan terhadap keamanan IoT dapat mencakup serangan terhadap label RFID
(Radio Frequency Identification), jaringan komunikasi maupun pada privasi
data. Untuk mencegah dan mengatasinya dibutuhkan mekanisme protokol
keamanan.
Penggunaan komputer dimasa dating mampu mendominasi pekerjaan
manusia dan mengalahkan kemampuan komputasi manusia seperti mengontrol
peralatan elektronik dari jarak jauh menggunakan media internet, IoT (Internet
of Things) memungkinkan pengguna untuk mengelola dan mengoptimalkan
elektronik dan peralatan listrik yang menggunakan internet. Hal ini berspekulasi
bahwa di sebagian waktu dekat komunikasi antara komputer dan peralatan
elektronik mampu bertukar informasi di antara mereka sehingga mengurangi
interaksi manusia. Hal ini juga akan membuat pengguna internet semakin
meningkat dengan berbagai fasilitas dan layanan internet. Tantangan utama
dalam IoT adalah menjembatani kesenjangan antara dunia fisik dan dunia
informasi. Seperti bagaimana mengolah data yang di peroleh dari peralatan
elektronik melalui sebuah interface antara pengguna dan peralatan itu. Sensor
mengumpulkan data mentah fisik dari scenario real time dan mengkonversikan
ke dalam mesin format yang dimengerti sehingga akan muncul dipertukarkan
antara berbagai format data. Internet of Things (IoT) dalam penerapannya juga
dapat mengidentifikasikan, menemukan, melacak, memantau objek dan memicu
event terkait otomatis dan real time. Pengembangan dan penerapan komputer,
internet dan teknologi informasi dan komunikasi lainnya (TIK) membawa
dampak yang besar pada masyarakat manajemen ekonomi, operasi produksi,
social manajemen dan bahkan kehidupan pribadi (Farhan Adani, Salma Salsabil,
2019).

7
2.2.5 Smart home
Smart home adalah aplikasi gabungan antara teknologi dan pelayanan
yang dikhususkan pada lingkungan rumah dengan fungsi tertentu yang bertujuan
meningkatkan keamanan, efisiensi dan kenyamanan penghuninya. Sistem smart
home biasanya terdiri dari perangkat monitoring , perangkat kontrol dan otomatis
ada beberapa perangkat yang dapat di akses menggunakan komputer (Masykur,
2016).
Smart Home merupakan sebuah aplikasi yang dirancang dengan bantuan
komputer yang akan memberikan kenyamanan, keamanan dan penghematan
energi yang berlangsung secara otomatis sesuai dengan kendali pengguna dan
terprogram melalui komputer pada gedung atau tempat tinggal kita. Teknologi
yang dirancangan untuk smart home ini bertujuan untuk memudahkan pemilik
rumah dalam memantau kondisi peralatan elektronik yang terhubung dari gadget
yang dimiliki.(Masykur & Prasetiyowati, 2016).
Smart home atau yang biasa disebut dengan rumah pintar merupakan
rumah yang dilengkapi dengan teknologi tinggi yang memungkinkan berbagai
sistem dan perangkat di rumah dapat berkomunikasi satu sama lain. Smart home
berisi berbagai sistem dan perangkat seperti mengkunci pintu, dan lampu yang
menyampaikan informasi dan perintah antara satu dan lainnya. Smart home
system dalam beroperasi dibantu oleh komputer untuk memberikan segala
kenyamanan, keselamatan keamanan dan penghematan energi yang berlangsung
secara otomatis dan terprogram melalui komputer pada rumah tinggal. Smart
home sistem dapat digunakan untuk mengendalikan hampir semua perlengkapan
dan peralatan di rumah, mulai dari pengaturan tata lampu hingga berbagai alat-
alat rumah tangga lainnya

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN


2.3.1 Studi Literatur
Tahapan ini merupakan teori-teori dasar yang menunjung, yaitu teori
pengisian listrik otomatis, Programmable Logic Controller, Relay, Android /
Laptop, Human Machine Interface, sensor infared.

8
2.3.2 Perancangan dan Aplikasi
Melakukan perancangan beserta implementasi dari desain pengisian
alaram otomatis dengan komunikasi mobile HMI (Human Machine Interface)
berbasis PLC (Progammable Logic Controller).

2.3.3 Pengujian
Melakukan serangkaian pengujian terhadap implementasi desain
pengisian unit berbasis PLC (Programmable Logic Controller), HMI (Human
Machine Interface), dengan media komunikasi Android sebagai penghubung
antar perangkat keras lainnya.

9
BAB III
METODOLOGI

3.1 ANALISAN KEBUTUHAN

3.1.1 Metode Prototyping


Metode penulis yang digunakan adalah metode prototyping. Menurut
Ogedebe (2012), prototyping dimulai dengan pengumpulan kebutuhan,
melibatkan pengembang dan pengguna sistem untuk menentukan tujuan, fungsi
dan kebutuhan operasional sistem.
3.1.2 Analisa Kebutuhan Sistem dan Alat
Analisis kebutuhan sistem dilakukan untuk mengetahui spesifikasi dari
kebutuhan aplikasi yang akan dibangun. Pada tahap ini akan membahas
mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penerapan
“Internet of Things Pada Prototype Smart Home Menggunakan Human Machine
Interface sebagai Controller”
No Hardware Spesifikasi Jumlah Fungsi Harga
1 Human Machine Interface 7 1 Penghubung antar Rp. 2.500.000
Interface (HMI) Inch manusia dan mesin
2 Programmable Logic Input 16, 1 Pengontrol listrik Rp. 3.090.000
Controller (PLC) Output 16, ke komponen
Type Relay lainnya
3 Sensor Jarak Infrared 2 Sensor jarak untuk Rp. 140.000
Proximity pintu
4 Kabel 5m Sebagai media Rp. 50.000
penghubung
dengan rangkaian
5 Adaptor 1 Penghubung arus Rp. 100.000
listrik
6 Lampu Tegangan 4 Sebagai perangkat Rp. 120.000
12V Smarthome
Total Rp. 6.000.000
Tabel 3.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Keras

10
3.1.3 Analisa Perangkat Lunak
No Software Keterangan Fungsi
1 Aplikasi Wecon dan V-Net Aplikasi untuk program PLC dan Virtual
Network
2 Driver Port RS232 Penghubung perangkat dengan laptop
Tabel 3.2 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak

3.2 METODE PENELITIAN


Pada proses pembuatan sistem ini penulis menerapkan beberapa metode
penelitian dan pengumpulan data yang dibutuhkan, agar dapat menyelesaikan tugas
sesuai yang diinginkan. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Pengamatan langsung (observasi), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan pengamatan langsung pada pada kehidupan sehari – hari untuk
memahami masalah yang sering terjadi pada perlatan yang ada dirumah serta
prilaku penghuni didalamnya
2. Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari buku-buku, referensi-referensi di
internet yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas untuk mendapatkan
teori-teori dari permasalahan.
3. Metode Prototype, yaitu melakukan pengembangan terhadap proses intalasi
Smarthome dengan melakukan analisa terhadap kebutuhan.

3.3 PERANCANGAN PENELITIAN


Perancangan perangkat keras merupakan rancangan atau rangkaian dari alat
yang digunakan untuk membangun prototipe Sistem Internet Of Things (IoT) monitoring
rumah PLC Wecon dan peralatan lainnya.
1. Rangkaian Seluruh Smart Home
Rangkaian ini merupakan bentuk dari keseluruhan perangkat yang digunakan
pada Smart Home yang terdiri dari Mikrokontrolel HMI, PLC, Lampu, Sensor.
Pada rangkaian ini menggambarkan komponen-komponen yang digunakan
untuk membangun prototype Smart Home berbasis pola sensor. Terdiri dari
jaringan internet, microkontroler sebagian pusat pemroses input sinyal elektronik
menjadi output elektronik, dan kemudian perangkat yang digunakan (yaitu

11
lampu dan sensor). Seluruh rangkaian ini dihubungkan menggunakan kabel
jumper, relay sebagai penetral arus adaptor sebagai penghubung arus. Kemudian
perintah diproses dan perangkat akan diberikan reaksi pada perangkat HMI
(Human Machine Interface).

3.4 HASIL PENGAMATAN LANGSUNG


Pada pengamatan langsung (observasi) yang dilakukan penulis di lingkungan
perumahan Villa Mutiara Serpong tepatnya di RT002 terdapat banyak masyarakat yang
belum mengetahui apa itu Smart Home dan cara kerja Smart Home itu sendri. Karena
pada dasarnya kegiatan sehari-hari di rumah kebanyakan masrayakat masih
mengoperasikan peralatan secara manual hal ini didasari karena perilaku masyarakat
yang sudah terbiasa melakukan pengoperasian rumah secara manual, seperti menyalakan
lampu, mesin air, keamanan rumah, dan peralatan elektronik lainnya.
Selanjutnya, peneliti melakukan Minat masyarakat terhadap Smart Home di
lingkungan RT002 dari 34 rumah hanya sekitar 6 rumah yang pemiliknya minat akan
smarthome, 28 sisanya kurang begitu minat dikarenakan biaya yang dikeluarkan cukup
besar dan proses pemasangan yang cukup rumit memungkinkan biaya tambahan lainnya.
Dari minat yang didapat kebanyakan adalah rumah yang memiliki dua tingkat sehingga
sangat efesien jika menggunakan sistem Smart Home.
Pengamatan langsung juga dilakukan di perusahaan starup yaitu PT. Berkat
Solusindo dimana perusahaan peniliti bekerja, perusahaan sangat tertarik dan ingin
menerapkan sistem Smart Home pada tempat kerja yang akan memudahkan karyawan
dalam mengontrol peralatan elektronik tertentu. Dengan memanfaatkan Internet of
Things ini juga sistem keamanan juga dapat terkendali pada saat karyawan sedang tugas
diluar kantor karena dapat dengan mudah di kontrol menggunakan Smartphone para
karyawan.

3.5 KERANGKA PEMIKIRAN


Adapun kerangka pemikiran dari penelitian yang saya lakukan adalah sebagai
berikut :

12
Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat sistem Smart Home (Rumah Cerdas) yang memiliki
kemampuan untuk mengendalikan peralatan elektronik dengan menggunakan
Programmable Logic Controller (PLC)

Metode
Prototyping

Analisa Kebutuhan Sistem


Software Hardware
1. Wecon 1. Human Machine Interface (HMI)
2. V-Net 2. Programmable Logic Controller
3. Driver (PLC)
3. Sensor Jarak
4. Kabel
5. Adaptor
6. Lampu

Pengujian
Pengujian Black Box Test

Implementasi
Pengujian terhadap Prototype Smart Home (Rumah Cerdas) untuk pengendalian
peralatan listrik

Hasil
Sistem rumah pintar dapat dikendalikan dengan V-Net

13
DAFTAR PUSTAKA

Hadi S, Dommara, Shantika. (2016). Konsep Rumah Pintar dan Penerapannya Dalam
Perancangan Sistem Keamanan Dengan IP Camera.
Kadam, Mahamuni, Parikh. (2015). Smart Home System.
Fauzan Masykur, Fiqiana Prasetiyowati. (2016). Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home)
Pengendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web.
Kevin Sanjaya. (2019). SCADA Sebuah Smarthome Untuk Pengendali Lampu, Pengendali
Pintu Pagar Rumah, dan Pengendali Garden Berbasis PLC Schneider M221.
Dimas Adi Prasetyo, Didik Notosudjono, Bloko Budi Rijadi. (2021). Rancang Bangun Security
Sitem untuk Mendukung Smarthome Berbasis Programmable Logic Controller (PLC).
Ahmad Fauji, Arief Goeritno, Lucky Hardian. (2022). Embedded Device pada Smarthome
System Berbasis IoT untuk Pengoprasian Pintu Gerbang Terkendali melalui
Smartphone.
Farhan Adani, Salma Salsabil. (2019). Internet of Things : Sejarah Teknologi dan
Penerapannya.
Capiel. (1982). Programmable Logic Controller.
Masykur. (2016). Wireless Smart Home System Menggunakan Internet Of Things.
Ogedebe. (2012). Software Prototyping: A Strategy to Use When User Lacks Data Processing
Experience. ARPN Journal of Systems and Software.

14

Anda mungkin juga menyukai