Anda di halaman 1dari 50

RANCANG BANGUN ALAT MONITORING

KEBERADAAN OBJEK MENGGUNAKAN KAMERA


BERBASIS IOT

LAPORAN TUGAS AKHIR

HALAMAN JUDUL

BANDUNG PRASETYA DWI NUGROHO


5160711011

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI & ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sering terjadi
permasalahan yang mengancam keamanan pada rumah. Permasalahan tersebut
berawal dari tingkat keamanan yang tidak memenuhi standar keamanan pada
rumah. Sistem keamanan di Indonesia sebagian besar masih belum menggunakan
sistem keamanan yang standar untuk keamanan pada rumah, berbagai macam
bentuk dan model alat pengaman yang sangat pesat ini didorong karena tingginya
angka kejahatan yang terjadi saat ini. Melihat sering terjadinya tindak kejahatan
yang dilakukan oleh pencuri dengan sasaran rumah-rumah penduduk baik yang
sedang ditinggal oleh pemiliknya maupun tidak, membuat orang resah apabila
hendak meninggalkan rumahnya tanpa berpenghuni.
Untuk mengatasi masalah pencuri sistem pemantau kamera menggunakan
kamera berbasis IoT (Internet of Things) dapat mengatasi masalah keamanan
rumah yang sedang di tinggal pemiliknya. Oleh karena itu teknologi yang mampu
memberikan informasi tentang keadaan rumah secara realtime sangatlah
diperlukan, salah satu teknologi yang dapat mendukung pengiriman notifikasi
secara langsung dan jarak jauh adalah dengan menggunakan teknologi IoT.
Dengan teknologi ini dapat memanfaatkan jaringan internet untuk
menghubungkan kondisi rumah dengan pemiliknya melalui sebuah aplikasi pada
perangkat smartphone. sistem IoT merupakan suatu teknologi dimana beberapa
perangkat elektronik dapat terhubung dan berkomunikasi melalui internet yang
membuat perangkat dapat mengirim dan menerima data secara realtime. Agar
ketika terdapat suatu kejadian yang berhubungan dengan keamanan rumah atau
adanya tamu yang datang dapat diketahui dengan cepat oleh pemilik rumah. Pada
tugas akhir ini akan dilakukan pembuatan prototipe sistem keamanan
menggunakan teknologi IoT dengan kamera cctv sebagai pengambil gambar
objek, sensor PIR sebagai pedeteksi manusia, dan menggunakan ESP CAM.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah pada penelitian
tugas akhir ini adalah bagaimana cara merancang alat monitoring keberadaan
objek menggunakan kamera berbasis IoT (Internet of Things)?
1.2 Batasan Masalah
Dari pemasalahan yang akan dibahas, penulis perlu melakukan pembatasan
masalah yaitu:
1. Kamera yang digunakan untuk melakukan monitoring adalah jenis kamera
ESP32 CAM dan mikrokontroller yang digunakan adalah NodeMCU
ESP8266.
2. Jarak pengujian yang dilakukan pada alat hanya berkisar dari 0.5 m – 10 m.
1.2 Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tugas akhir ini adalah dapat menghasilkan alat yang mampu melakukan
monitoring keberadaan objek menggunakan kamera berbasis IoT (Internet of
Things) yang mampu menampilkan video objek secara realtime.
1.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan antaranya
sebagai berikut:
1. Penggunaan alat monitoring keberadaan objek menggunakan kamera dapat
meningkatkan keamanan dan juga dapat membantu untuk lebih mudah
mengetahui siapa yang datang untuk bertamu.
2. Penggunaan alat monitoring keberadaan objek menggunakan kamera
berguna untuk digunakan kepada orang yang sering berpergian jauh agar
bisa memantau siapa saja yang datang ke rumah jika pemilik rumah tidak
ada.
3. Penggunaan alat monitoring keberadaan objek mrnggunakan kamera sangat
mudah karena hanya mengakses mengunakan smartphone dengan membuka
software blynk dapat mengases alat tersebut, dimana nantinya layar
smartphone akan menampilkan gambar orang yang bertamu dan juga akan
mendapatkan notifikasi dari software tersebut.
3

1.2 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan laporan tugas akhir, terdapat beberapa bab dan sub-bab
pembahasan untuk mendapatkan pembahasan secara detail mengenai penulisan
laporan kerja praktik ini. Berikut merupakan sistematika penulisan ini sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan laporan tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab kedua ini berisi tentang materi dan dasar teori yang menjadi landasan
perancangan alat maupun referensi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
permasalahan dalam perancangan ini.
BAB III METODOLOGI
Bab ketiga ini berisi tentang alat atau komponen, prosedur, dan metode
yang digunakan dalam perancangan.
BAB IV PERANCANGAN SISTEM
Bab keempat ini menjelaskan perancangan sistem yang digunakan pada
sistem yang akan di buat serta menjelaskan kinerja sistem pada tahap
implementasi.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab kelima ini akan menjelaskan tentang pembuatan alat, pembuatan
elektronika dan pengujian sistem yang akan dijelaskan pada bab ini.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab keenam ini berisi tentang rangkuman dari keseluruhan sistem dan
dibuat dalam kesimpulan. Pada bab penutup ini penulis juga memberikan saran
guna penerapan hasil perancangan.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.3 Kajian Hasil Penelitian


Dalam penelitian tugas akhir ini, ada beberapa penelitian terkait yang
digunakan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan penelitian, adapun
penelitian terkait tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, penelitian dilakukan oleh Dedi Setiawan, dkk (2019) dengan
judul “Perancangan Sistem Pengontrol Keamanan Rumah Dengan Smart CCTV
Menggunakan Arduino Berbasis Telegram” penelitian ini bertujuan untuk sistem
keamanan pada rumah yang dipantau menggunkan telegram. Rancangan prototipe
ini menggunakan modul kamera VC0706 yang berfungsi sebagai input
pengambilan gambar, layar monitor berfungsi sebagai output untuk menampilkan
gambar, sensor PIR berfungsi sebagai pendeteksi adanya orang yang didepan
kamera. Hasil Pengujian dilakukan 10 kali percobaan, hasil dari keberhasilan
respon dari tiap-tiap fungsi rangkaian dari alat smart CCTV menggunakan arduino
yang diperintahkan melalui aplikasi telegram yaitu kamera, dan sensor. Ketiga
rangkaian tersebut semua berfungsi namun terdapat permasalahan dilamanya
waktu proses pada kamera, karena prosesnya yang lama disaat penyimpanan hasil
foto kedalam kartu memori sebelum mengirimkannya ke aplikasi telegram.
Disimpulkan hasil perancangan alat smart CCTV menggunakan arduino ini dapat
berfungsi sebagai alat untuk sistem keamanan rumah, dimana saat rumah dalam
keadaan kosong maka sensor akan selalu aktif untuk mendeteksi disektiar lokasi,
dan jika terdapat gerakan disekitar lokasi maka sensor akan mendeteksi kemudian
kamera akan memfoto dan mengirimkannya ke aplikasi telegram, dengan ini jika
adanya upaya tindakan kejahatan maka dapat dicegah dengan mengaktifkan alarm
yang dapat dihidupkan melalui aplikasi telegram dimanapun pemilik rumah
berada selama terhubung dengan jaringan internet. Dengan alat smart CCTV
menggunakan arduino rumah akan mudah dipantau dimanapun pemilik rumah

4
5

berada, sehingga pemilik rumah bisa merasa nyaman ketika rumah dalam keadaan
kosong saat ditinggal bepergian.
Kedua, penelitian dilakukan oleh Dwi Ely Kurniawan dan Syafarudin Fani
(2017) dengan judul “Perancangan Sistem Kamera Pengawas Berbasis Perangkat
Bergerak Menggunakan Raspberry Pi” penelitian ini bertujuan untuk sistem
keamanan menggunakan kamera yang dipantau dengan smartphone. Rancangan
alat ini menggunakan raspberry pi sebagai mikrokontroler dari komponen
elektronika dan ESP CAM berfungsi sebagai input yang mengambil gambar
secara langsung, smartphone berfungsi sebagai output yang memonitoring,
pengujian ini dilakukan 10 kali percobaan dengan melakukan pengujian jarak
koneksi smartphone dengan kamera. Kesimpulan sistem mampu memberikan
informasi berupa pesan notifikasi pada smartphone pengguna, apabila pada live
streaming video dari akses kamera CCTV dicurigai terdapat bahaya atau tanda-
tanda mencurigakan maka pengguna dapat melakukan kontrol alarm sirine sebagai
upaya pencegahan awal.
Ketiga, penelitian ini dilakukan oleh Ade Surya Ramadhan dan Budi
Handoko (2016) dengan judul “Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah
Berbasis Arduino Mega 2560” penelitian ini bertujuan untuk sistem kemanan
rumah dengan SMS. Rancangan alat ini penelitian menggunakan arduino mega
yang berfungsi sebagai prosesor yang mengendalikan komponen elektronika
lainnya, buzzer berfungsi sebagai output yang mengeluarkan suara, modul
SIM900A berfungsi sebagai modul Short Message Service (SMS) yang akan
dikirimkan ke smartphone, sensor PIR berfungsi sebagai input yang mendeteksi
adanya pergerakan. Pengujian dari alat ini dilakukan 20 kali percobaan dengan
menguji sensor PIR dan modul SIM00A, hasil uji coba untuk jarak terjauh
menerima perintah dari remot pada free space adalah 18 meter sedangkan jarak
terjauh dari indoor adalah 15 meter. Kinerja sensor PIR dipenempatan yang tepat
pada rancang bangun sistem keamanan rumah dapat bekerja dengan baik saat
mendeteksi gerakan dan notifikasi pesan berupa layanan SMS bekerja dengan
baik, cepat dan praktis digunakan sebagai notifikasi jarak jauh kepada pemilik
rumah pada saat pemilik rumah berada diluar rumah.
6

Keempat, penelitian ini dilakukan oleh Ridwan dan Asmaul Husna (2020)
dengan judul “Perancangan Controlling System Keaman Berbasis Arduino
Menggunakan Internet Protocol” penelitian ini bertujuan untuk melakukan sistem
keamanan pada ruangan. Rancangan alat ini penelitian menggunakan arduino uno
sebagai prosesor yang mengontrol semua komponen elektronika, sensor ultrasonik
berfungsi untuk mendeteksi pergerakan di ruangan, kamera IP berfungsi
memantau bergerakan diruangan, buzzer berfungsi sebegai output menghasilkan
suara, smartphone berfungsi menerima Short Message Service (SMS), website
berfungsi memantau dari rekaman kamera. Pengujian alat ini melakukan
monitoring ruangan, bila ada benda yang bergerak maka sensor ultrasonik
membaca dan mengirimkan SMS ke smartphone maka user membuka web untuk
melakukan monitoring ruangan dari kamera IP. Kesimpulan yang dapat diambil
berdasarkan hasil pengujian adalah penggunaan arduino uno dapat mengendalikan
alat sistem kerja dan penambahan ethernet shield membantu menghubungkan alat
ke PC melalui koneksi jaringan internet. Penambahan kamera IP pada sistem
dapat mengetahui siapa saja yang masuk kedalam ruangan. Sedangkan
penggunaan sensor ultrasonik bekerja mendeteksi hambatan yang mendekat lalu
mengirimkan data ke arduino, kemudian arduino memproses data menjadi
panggilan telepon dan membunyikan alarm, pada penelitian menggunakan
perangkat jaringan lokal, yang membuat jarak akses masih terbatas.
Kelima, penelitian ini dilakukan oleh Hardisal, dkk (2019) dengan judul
“Perancangan Smart Security Camera Dengan Model Image Processing
Menggunakan Raspberry PI” penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah
kamera menjadi lebih cerdas dengan menggunakan mode image processing
menggunakan perangkat raspberry PI sehingga bisa memantau dan mengontrol
suatu lokasi atau tempat dan memberikan laporan peringatan melalui aplikasi
media sosial whatshapp ke smartphone yang sudah disetting ke perangkatnya.
Rancangan alat ini penelitian menggunakan raspberry PI berfungsi sebagai
prosesor yang mengendalikan komponen elektronika, kamera, modul wifi
berfungsi sebagai penghubung smartphone dengan kamera. Hasil pembahasan
kamera membaca ada objek di ruangan melihat secara streaming langsung dengan
7

mengunjungi browser raspberry pi, apabila tidak melakukan hosting maka


raspberry Pi hanya bisa diakses dengan jaringan lokal, diperlukan juga teknik port
forwarding agar Ip Address Raspberry Pi bisa diakses secara online.
Deskripsi dari semua penelitian terkait yang ada akan dijelaskan lebih rinci
pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terkait
No. Jenis Keterangan
1. Judul Perancangan Sistem Pengontrol Keamanan
Rumah Dengan Smart CCTV Menggunakan
Arduino Berbasis Telegram
Penulis Dedi Setiawan, Joni Eka Candra dan Eko
Suharyanto
Tahun 2019
Metode Monitoring CCTV menggunakan arduino yang
diperintahkan melalui aplikasi Telegram
Hasil/Kesimpulan Penelitian ini CCTV yang dikendalikan
menggunakan arduino yang diperintahkan
melalui aplikasi telegram namun hanya terdapat
permasalahan di lama waktu proses pada kamera,
karena prosesnya yang lama disaat penyimpanan
hasil foto kedalam kartu memori sebelum
mengirimkannya ke aplikasi telegram. Jika
terdapat gerakan disekitaran lokasi maka sensor
akan mendeteksi kemudian kamera akan memfoto
dan mengirimkannya ke aplikasi telegram.
2. Judul Perancangan Sistem Kamera Pengawas Berbasis
Perangkat Bergerak Menggunakan Raspberry Pi
Penulis Dwi Ely Kurniawan dan Syafarudin Fani
Tahun 2017
Metode Sistem keamanan menggunakan kamera berbasis
raspberry pi
Hasil/Kesimpulan Sistem mampu memberikan informasi berupa
pesan notifikasi pada smartphone pengguna.
Apabila pada live streaming video dari akses
kamera CCTV dicurigai terdapat bahaya atau
tanda-tanda mencurigakan maka pengguna dapat
melakukan kontrol alarm sirine sebagai upaya
pencegahan awal.
8

Tabel 2.1 Penelitian Terkait (Lanjutan)


No. Jenis Keterangan
3. Judul Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah
Berbasis Arduino Mega 2560
Penulis Ade Surya Ramadhan dan Budi Handoko
Tahun 2016
Metode Sistem Keamanan Rumah Berbasis Arduino Mega
2560
Hasil/Kesimpulan Hasil uji coba untuk jarak terjauh menerima
perintah dari remot pada jarak adalah 18 meter,
kinerja sensor PIR di penempatan yang tepat pada
rancang bangun sistem keamanan rumah dapat
bekerja dengan baik saat mendeteksi gerakan dan
notifikasi pesan berupa layanan SMS bekerja
dengan baik, cepat dan praktis digunakan sebagai
notifikasi jarak jauh kepada pemilik rumah pada
saat pemilik rumah sedang pergi.
4. Judul Perancangan Controlling System Keamanan
Berbasis Arduino Menggunakan Internet Protocol
Penulis Ridwan dan Asmaul Husna
Tahun 2020
Metode Sistem Keamanan Berbasis Arduino
Menggunakan Internet Protocol
Hasil/Kesimpulan Hasil monitoring ruangan, bila ada benda yang
bergerak maka sensor ultrasonik membaca dan
mengirimkan sms ke smartphone dan user
membuka web untuk melakukan monitoring
ruangan dari kamera IP. Kesimpulan yang dapat
diambil berdasarkan hasil pengujian adalah
penggunaan arduino uno dapat mengendalikan
alat sistem kerja dan penambahan ethernet shield
membantu menghubungkan alat ke PC melalui
koneksi jaringan. Penambahan kamera IP pada
sistem dapat mengetahui siapa saja yang masuk
kedalam ruangan, sedangkan penggunaan sensor
ultrasonik bekerja mendeteksi hambatan yang
mendekat lalu mengirimkan data ke arduino,
kemudian Arduino memproses data menjadi
panggilan telepon dan membunyikan alarm.
9

Tabel 2.1 Penelitian Terkait (Lanjutan)


No. Jenis Keterangan
5. Judul Perancangan Smart Security Camera Dengan
Model Image Processing Menggunakan
Raspberry PI
Penulis Hardisal, Rudi Arif Candra, Ihsan, Dirja Nur
Ilham, Erwinsyah Sipahutar
Tahun 2019
Metode Image processing menggunakan Raspberry PI dan
terhubung dengan social media Wahtsapp
Hasil/Kesimpulan Hasil pembahasan kamera membaca ada objek di
ruangan melihat secara streaming langsung
dengan mengunjungi browser raspberry Pi,
apabila tidak melakukan hosting maka raspberry
Pi hanya bisa diakses dengan jaringan lokal,
diperlukan juga teknik port forwarding agar Ip
Address Raspberry Pi bisa diakses secara online.

Pada penelitian ini, peneliti akan membuat rancang bangun alat monitoring
keberadaan objek menggunakan kamera berbasis Internet of Things (IoT), yaitu
memonitoring secara real time dengan aplikasi android yang dibuatmenggunakan
software Blynk, aplikasi ini berfungsi sebagai pemantauan pada kamera dan
penangkapan gambar. ESP CAM dan sensor PIR sebagai input untuk menangkap
objek, smartphone sebagai media pemantauan. Peneliti menggabungkan beberapa
metode yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang terdapat pada
Tabel 2.1 dan sedikit melakukan modifikasi untuk diterapkan ke alat monitoring
keberadaan objek menggunakan kamera berbasis IoT. Alat monitoring ini akan
diimplementasikan dalam bentuk tiang yang terdapat kamera, sensor dan box
panel elektronika, yaitu sensor PIR akan digunakan sebagai input yang
mendeteksi ada objek yang medekat, ESP CAM berfungsi memantau lingkungan
sekitar, smartphone berfungsi sebagai media pemantauan dari penangkapan ESP
CAM secara real time.
10

2.3 Landasan Teori


2.2. Monitoring
Monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu
keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan
agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan
tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya
yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan
menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan semula, monitoring dilaksanakan dengan maksud agar proyek dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2.2. Internet Of Things (IoT)
IoT (Internet of Things) dapat didefinisikan kemampuan berbagai device
yang bisa saling terhubung dan saling bertukar data melelui jaringan internet. IoT
merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan adanya sebuah pengendalian,
komunikasi, kerjasama dengan berbagai perangkat keras, data melalui jaringan
internet. Sehingga bisa dikatakan bahwa IoT adalah proses ketika
menyambungkan sesuatu (things) yang tidak dioperasikan oleh manusia ke
internet. IoT bukan hanya terkait dengan pengendalian perangkat melalui jarak
jauh, tapi juga berbagi data, memvirtualisasikan segala hal nyata ke dalam bentuk
internet, dan lain-lain. Internet menjadi sebuah penghubung antara sesama mesin
secara otomatis, manfaatnya menggunakan teknologi IoT yaitu pekerjaan yang
dilakukan oleh manusia menjadi lebih cepat, mudah dan efisien (Hardyanto,
2017). Berikut ini gambar input dan output dari IoT yang dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Input dan OutputInternet of Things (IoT)


(Sumber : https://www.google/input-output iot)
11

2.2. NodeMCU
NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat open source, terdiri
dari perangkat keras berupa system on chip ESP8266. Dari ESP8266 buatan
espressif system, juga firmware yang digunakan yang menggunakan bahasa
pemrograman scripting Lua. (Sumardi, 2016) Istilah NodeMCU secara default
sebenarnya mengacu pada firmware yang digunakan dari pada perangkat keras
development NodeMCU bisa dianalogikan sebagai board arduino-nya ESP8266.
Sejarah lahirnya NodeMCU berdekatan dengan rilis ESP8266 pada 30
Desember 2013, espressif systemsselaku pembuat ESP8266 memulai produksi
ESP8266 yang merupakan SoC Wi-Fi yang terintegrasi dengan prosesor Tensilica
Xtensa LX106. Sedangkan NodeMCU dimulai pada 13 Oktober 2014 saat Hong
me-commit file pertama nodemcu-firmware ke Github. Dua bulan kemudian
proyek tersebut dikembangkan ke platform perangkat keras ketika Huang R
meng-commit file dari board ESP8266, yang diberi nama devkit v.0.9.
Berikutnya, di bulan yang sama Tuan PM memporting pustaka client MQTT dari
Contiki ke platform SOC ESP8266 dan di-c0mmit ke project NodeMCU yang
membuatnya mendukung protokol IOT MQTT melalui Lua. Pemutakhiran
penting berikutnya terjadi pada 30 Januari 2015 ketika Devsaurus memporting
u8glib ke project NodeMCU yang memungkinkan NodeMCU bisa mendrive
display LCD, OLED, hingga VGA. Demikianlah, project NodeMCU terus
berkebang hingga kini berkat komunitas open source dibaliknya, pada musim
panas 2016 NodeMCU sudah terdiri memiliki 40 modul fungsionalitas yang bisa
digunakan sesuai kebutuhan developer. Berikut ini bentuk NodeMCU dapat dilihat
pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Modul NodeMCU


(Sumber: https://www.google/images/nodemcu)
12

2.2. Blynk
Blynk adalah software untuk iOS dan OS Android untuk mengontrol
arduino, nodeMCU, raspberry Pi dan sejenisnya melalui internet. Software ini
dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat hardware, menampilkan data
sensor, menyimpan data, visualisasi dan lain-lain. Software blynk memiliki 3
komponen utama yaitu Aplikasi, Server, dan Libraries. Blynk server berfungsi
untuk menangani semua komunikasi antara smartphone dan hardware. Widget
yang tersedia pada Blynk diantaranya adalah button, value display, history graph,
twitter, dan email. Blynk tidak terikat dengan beberapa jenis microcontroller
namun harus didukung hardware yang dipilih, NodeMCU dikontrol dengan
internet melalui WiFi, chip ESP8266, Blynk akan dibuat online dan siap untuk
Internet of Things. Berikut ini tampilan dari Blynk dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Tampilan aplikasi Blynk


(Sumber: http//google/image-apk-blynk)

2.2. Arduino IDE


Arduino IDE (Integrated Developtment Enviroenment) adalah software
Arduino yang digunakan untuk memprogram melakukan fungsi-fungsi yang di
tanamkan ke sebuah arduino yang berfungsi untuk mengendalikan beberapa
komponen yang terhubung dengan arduino melalui sintaks pemrograman.
Arduino menggunakan bahasa pemrograman sendiri yang menyerupai bahasa C,
13

bahasa pemrograman Arduino (Sketch) sudah dilakukan perubahan untuk


memudahkan dalam melakukan pemrograman dari bahasa aslinya. Arduino IDE
dibuat dari bahasa pemrograman JAVA, Arduino IDE juga dilengkapi dengan
library C/C++ yang biasa disebut wiring yang membuat operasi input dan output
menjadi lebih mudah. Arduino IDE ini dikembangkan dari softwareprocessing
yang dirombak menjadi Arduino IDE khusus untuk pemrograman dengan
Arduino.
a. Sketch
Program yang ditulis dengan menggunaan Arduino Software (IDE)
disebut sebagai sketch, sketch ditulis dalam suatu editor teks dan disimpan
dalam file dengan ekstensi .ino. Teks editor pada Arduino Software memiliki
fitur-fitur seperti cutting/paste dan searching/replacing sehingga memudahkan
pengguna dalam menulis kode program. Pada software Arduino IDE, terdapat
semacam message box berwarna hitam yang berfungsi menampilkan status,
seperti pesan error, compile, dan upload program. Dibagian bawah paling
kanan software Arduino IDE, menunjukan board yang terkonfigurasi beserta
COM Ports yang digunakan. Tampilan dan keterangan sketch dapat dilihat
pada Gambar 2.4 dan Tabel 2.2.

Gambar 2.4 Tampilan Sketch pada Arduino IDE


(Sumber: https://www.google/imgs/uploads/2016/03/Arduino-IDE.png)
14

Tabel 2.2 Keterangan Sketch Pada Arduino IDE


Simbol Nama Keterangan
Berfungsi untuk melakukan checking
Verify
kode yang dibuat.
Berfungsi untuk melakukan kompilasi
program atau kode yang dibuat menjadi
Upload
bahasa yang dapat dipahami oleh mesin
Arduino.
Berfungsi untuk membuat sketch yang
New
baru.
Berfungsi untuk membuka sketch yang
Open
sudah dibuat.
Berfungsi untuk menyimpan sketch yang
Save
sedang dibuka.
Berfungsi sebagai jendela yang
menampilkan data yang dikirimkan atau
dipertukarkan antara arduino dengan
sketch pada port serialnya. Serial monitor
ini sangat berguna sekali ketika ingin
Serial Monitor membuat program atau melakukan
debugging tanpa menggunakan LCD
pada Arduino. Serial monitor ini dapat
digunakan untuk menampilkan nilai
proses, nilai pembacaan, bahkan pesan
error.

b. Sketchbook
Arduino Software IDE, menggunakan konsep sketchbook, dimana
sketchbook menjadi standar peletakan dan penyimpanan file program. Sketch
yang telah dibuat dapat dibuka dari FileSketchbook, atau dengan menu
Open.
c. Library
Library atau pustaka merupakan file yang memberikan fungsi ekstra
dari sketch yang sedang dibuat, library diperlukan agar Arduino dapat bekerja
dengan hardware tertentu yang digunakan dan melakukan proses manipulasi
data. Untuk menginstal library pihak ketiga atau library bukan dari Arduino,
dapat dilakukan dengan library manager, importfile .zip, atau lakukan copy
paste secara manual difolder libraries pada dokumen di platform windows.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Langkah Penelitian


Penelitian tugas akhir ini akan membuat sebuah projek berupa Rancang
Bangun Alat Monitoring Keberadaan Objek Menggunakan Kamera Berbasis IoT
yang akan dilakukan dalam beberapa tahap atau langkah penelitian. Langkah-
langkah penelitian akan ditunjukkan dalam flowchart atau diagram alir pada
Gambar 3.1.

Mulai

Studi Literatur dan Mencari Referensi

Perancangan Alat

Menghubungkan NodeMCU ESP8266 keWifi


Pembuatan Alat (Hardware)

Pembuatan Program Sistem (Software)

Pengujian Alat

Tidak
Alat Bekerja
Dengan Benar?

Ya
Penyusunan Laporan

Selesai

Gambar 3.1 FlowchartLangkah Penelitian

15
16

3.1. Studi Literatur dan Mencari Referensi


Studi literatur dan mencari referensi dilakukan dengan membaca buku,
laporan dan jurnal penelitian terdahulu yang masih berkaitan dengan judul
penelitian yang akan dilakukan dan dijadikan sebagai bahan referensi dalam
melakukan penelitian. Selain melalui media cetak seperti yang telah disebutkan,
peneliti juga melihat berbagai macam tutorial mengenai alat yang berkaitan
dengan penelitian melalui platform Youtube untuk memudahkan peneliti dalam
merancang dan membuat alat penelitian ini.
3.1. PerancanganAlat
Setelah melakukan studi literatur, membaca dan mempelajari referensi
yang ada, selanjutnya peneliti mulai merancang alat yang akan dibuat dalam
penelitian ini yakni Rancang Bangun Alat Monitoring Keberadaan Objek
Menggunakan Kamera Berbasis Internet of Things (IoT). Pada pelaksanaannya
perancangan alat ini terbagi menjadi dua tahap yakni membuat peracangan
hardware berupa pembuatan mekanis alat dan juga sistem kelistrikan dari alat,
kemudian perancangan software atau perancangan program menggunakan
software Arduino IDE.
3.1. PembuatanAlat (Hardware)
Pembuatan alat (hardware) ini berupa perakitan mekanis terhadap bahan-
bahan penelitian yang digunakan seperti ESP CAM, NodeMCU, sensor
inframerah serta komponen lainnya hingga dapat terbentuk alat yang diinginkan
dan sesuai dengan rancangan alat yang telah dibuat sebelumnya.
3.1. Pembuatan Program Sistem (Software)
Pembuatan program sistem (software) yang akan ditanamkan ke
NodeMCU dibuat dengan menggunakan software Arduino IDE dan aplikasi yang
akan diinstal ke smartphone yang berfungsi untuk melakukan monitoring dibuat
menggunakan software Blynk. Proses pembuatan program haruslah dilakukan
dengan benar dan disesuaikan dengan sistem kerja alat yang dibuat, sehingga alat
dapat bekerja dengan baik dan benar sebagaimana mestinya dan sesuai dengan
yang diinginkan.
17

3.1. Pengujian Alat


Setelah alat selesai dibuat secara keseluruhan, tahapan selanjutnya adalah
melakukan pengujian terhadap alat untuk mengetahui apakah alat yang telah
dibuat dapat bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian yang dilakukan terhadap
alat berupa pengujian tingkat akurasi, tingkat presisi alat dan kinerja sistem dari
alat tersebut secara keseluruhan. Hasil pengujian yang telah dilakukan kemudian
dianalisis untuk dapat menentukan apakah alat sudah dapat bekerja sesuai dengan
yang diinginkan.
3.1. Penyusunan Laporan
Setelah alat yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik dan benar sesuai
dengan semestinya, tahapan selanjutnya adalah menyusun laporan penelitian dari
tugas akhir. Penyusunan dilakukan berdasarkan hasil analisis dari data-data yang
telah ada dan juga hasil dari pengujian alat yang telah dilakukan sebelumnya,
laporan tugas akhir ini kemudian disusun sesuai dengan aturan penulisan yang
baik dan benar sesuai dengan ketetapan dari Universitas.

3.4 Alat dan Bahan


3.2. Laptop
Laptop seperti pada Gambar 3.2 berfungsi sebagai alat yang menunjang
semua proses kegiatan pengerjaan penelitian tugas akhir ini, laptop ini digunakan
sebagai alat untuk menyusun laporan, membuat perencangan alat mulai dari
perancangan hardware hingga perancangan software, pembuatan program dan
aplikasi serta digunakan untuk mencari referensi dan juga studi literatur. Pada
Tabel 3.1 terdapat spesifikasi dari laptop yang peneliti gunakan dalam
melaksanakan penelitian tugas akhir ini.
18

Gambar 3.2 Laptop Asus A455L


(Sumber: https://review-laptop.com/asus-a455l-laptop-untuk-kebutuhan-sehari-hari/)
Tabel 3.1 Spesifikasi Laptop
No Spesifikasi Keterangan
1. Merk Asus
2. Tipe A455L
3. Prosesor Intel(R) Core(TM) i3-5005U CPU @2.00GHz
4. RAM 4,00GB
5. Penyimpanan 500GB
6. VGA NVIDIA GFORCE 930M

3.2.Adaptor 12V
Adaptor 12V digunakan untuk memberikan tegangan kepada berbagai
macam komponen yang digunakan agar komponen yang terpasang dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Pada Gambar 3.3 dan Tabel 3.2 menunjukkan
tentang bentuk adaptor yang digunakan serta spesifikasi dari adapator tersebut.

Gambar 3.3Adaptor 12V


(Sumber: http; google/img.adaptor 12v)
19

Tabel 3.2Spesifikasi Adaptor 12V


Parameter Spesifikasi
Model 1250
Input 100-240 v
Frekuensi 50-60 Hz
Output DC 12 V, 5A

3.2. Software Arduino IDE


Software Arduino IDE digunakan untuk pembuatan program atau coding
yang akan ditanamkan pada perangkat NodeMCU. Tampilan dari software
Arduino IDE dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Software Arduino IDE


(Sumber: http//google/images/arduino ide)

3.2. Toolset
Toolset berupa obeng, tang, bor, gergaji, kikir dan lain sebagainya
digunakan untuk mengencangkan, mengendurkan, membuat lubang, memotong
dan merapihkan dalam proses pembuatan alat yang akan dibuat pada penelitian
tugas akhir ini. Adapun bentuk dari toolset seperti yang terlihar pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Toolset


(Sumber: https://www.krisbow.com/mechanic-tool-set-55pcs.html)
20

3.2. Blynk
Blynk adalah software untuk iOS dan OS Android untuk mengontrol
Arduino, NodeMCU, Raspberry Pi dan sejenisnya melalui jaringan internet.
Software blynk ini dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat hardware,
menampilkan data sensor, menyimpan data, visualisasi, dan lain-lain. Software
blynk memiliki 3 komponen utama yaitu aplikasi, server, dan libraries. Blynk
server berfungsi untuk menangani semua komunikasi antara smartphone dan
hardware, berikut ini tampilan dari software blynk seperti yang terlihat pada
Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Tampilan Aplikasi Blynk


(Sumber: http//google/image-apk-blynk)

3.2. ESP 32 Cam


ESP32-Cam adalah papan pengembangan WiFi / Bluetooth dengan
mikrokontroler ESP32 dan kamera, papan ini tidak memiliki antarmuka USB ke
serial, sehingga memerlukan modul USB tambahan untuk memprogram
mikrokontroler tersebut. Modul kamera ini biasanya digunakan untuk perangkat
rumah pintar, kontrol nirkabel industri, sistem keamanan, identifikasi kode QR
serta aplikasi IoT lainnya. Pada Gambar 3.7 menunjukkan tentang modul ESP 32
Cam yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini.
21

Gambar 3.7 ESP-32 Cam


(Sumber: http//google/image- esp32-cam)

3.2. Sensor PIR


Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor
berbasiskan infrared, sensor PIR merupakan sensor yang digunakan untuk
mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu objek. Pada projek ini
sensor PIR digunakan oleh peneliti sebagai input yang mendeteksi adanya objek
yang mendekat ke kamera. Berikut ini gambar dari sensor PIR seperti yang
terlihar pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Sensor PIR (Passive Infrared Receiver)


(Sumber: http//google/image- sensor PIR)

3.2. Modul Regulator XL4005


Modul regulator XL4005 adalah rangkaian modul konverter DC/DC
dengan frekuensi tetap 300 KHz fixed-voltage (PWM step-down) menggunakan
IC RegulatorXL4005 yang mampu menggerakkan beban 5A dengan efisiensi
tinggi, derek rendah dan regulasi garis dan beban yang sangat baik membutuhkan
22

jumlah minimum komponen eksternal, regulator mudah digunakan dan termasuk


kompensasi frekuensi internal dan osilator frekuensi tetap. Komponen ini
digunakan oleh peneliti sebagai penurun tegangan. Berikut ini gambar module
regulator xl4005 dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.8 Module Regulator xl4005


(Sumber : http//google/image- module regulator xl4005)

3.2. PVC Foam Board


PVC foam board ialah material pengganti multiplek, memiliki ciri utama
yaitu kedua sisi permukaan yang keras, namun licin dan halus. Material ini
berwarna putih susu, sehingga dapat digunakan tanpa proses finishing. Pada
bagian tengah terdapat foam sehingga bobotnya lebih ringan dibandingkan
material lembaran lainnya. Papan PVC dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Papan PVC


(Sumber: https://www.google.com -pvc-board)

3.2. FTDI USB To TTL


Modul FTDI USB to TTL adalah modul konversi sinyal USB ke sinyal
TTL/UART yang digunakan untuk rangkaian elektronika berbasis
mikrokontroller, dengan demikian perangkat elektronika bisa berkomunikasi
dengan perangkat lain lewat komunikasi USB. Pada penelitian yang dibuat
23

komponen ini berfungsi sebagai converter USB ke sinyal TTL agar koding yang
dibuat dengan aplikasi Arduino IDE dapat di tanamkan ke NodeMCU dan
ESPCam. Berikut ini adalah gambar dari modul FTDI USB to TTL yang dapat di
lihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Modul FTDI to USB


(Sumber: https://www.google.com –modul ftdi)

3.4 Deskripsi Sistem dan Flowchart Sistem


3.3. Deskripsi Sistem
Prototipe monitoring kebaradaan objek ini memiliki rancangan elektronik
yang nantinya seperti NodeMCU, power supply, sensor PIR dan komponen
elektronika lainnya berada di dalam box hitam yang akan terpasangan di atas tiang
dengan tinggi 1,5 meter. Alat ini menggunakan sensor PIR sebagain input yang
akan di pasangkan pada bagian depan box, sensor PIR akan bekerja jika adanya
terdeteksi manusia yang berhenti di depan sensor tersebut, sensor ini bekerja
dengan cara membaca suhu panas pada manusia. ESPCam sebagai input yang
akan dipasangkan di bagian depan box yang searah dengan sensor PIR, ESPCam
ini sebagai media pemantauan untuk pengecekan adanya manusia yang berada di
depan sensor PIR. Pada NodeMCU data yang diterima dari sensor PIR dan
ESPCam akan diterima diproses sesuai dengan program yang telah ditanamkan
pada NodeMCU tersebut, setelah di proses dan objek telah terdeteksi maka data
tersebut akan di kirimkan ke smartphone peneliti dan ditampilkan secara
streaming. Blok diagram sistem alat monitoring keberadaan objek ini dapat dilihat
pada Gambar 3.11.
24

Gambar 3.11 Blok Diagram Deskripsi Sistem

3.3. Flowchart Alur Kerja


Alur kerja dari alat monitoring keberadaan objek ini yaitu mula-mula
power supply dalam keadaan menyala kemudian alat monitoring keberadaan objek
akan adalam posisi standby, adanya objek mendekat ke arah sensor PIR, ESPCam
membaca ada nya objek didepan kamera, kemudian sensor membaca dan
mengirimkan notifkasi ke smartphone peneliti. Bila objek meninggalkan jarak
baca sensor dengan jarak baca 1 sampai 7 meter maka alat akan kembali di posisi
standby. Alur kerja dari alat monitoring keberadaan objek dapat dilihat pada
flowchart Gambar 3.12.
25

Mulai

Power Supply On

Sensor PIR dan ESPCam


Standby

Membaca Sensor PIR

Objek
Terdeteksi?
Tidak

Ya
Mengirim Notifikasi ke
Smartphone

Aplikasi Monitoring
Keberadaan Objek Dibuka

Peneliti Melihat Objek


Melalui Aplikasi

Selesai

Gambar 3.12 Flowchart Alur Kerja


26
BAB IV
PERANCANGAN SISTEM

4.5 Perancangan Mekanis


Bentuk dari rancangan mekanis alat monitoring keberadaan objek ini
berbentuk tiang setinggi 1,5 meter yang dibagian atasnya terpasang box kecil yang
berfungsi sebagai box kontrol, di dalam box ini terdapat sensor PIR yang
berfungsi untuk mendeteksi adanya suatu objek, kemudian terpasang juga ESP
CAM yang digunakan sebagai kamera utama untuk mengambil gambar serta
terdapat NodeMCU yang digunakan sebagai prosesor dari alat ini. Bentuk
rancangan mekanis dari alat monitoring keberadaan objek ini dapat dilihat pada
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

Kotak Kontrol

Tiang Penyangga

Papan Alas

Gambar 4.1 Perancangan Mekanis Alat Secara Keseluruhan

27
28

Keterangan Gambar 4.1:


a. Box kontrol atau kotak kontrol berisi berbagai macam komponen elektronik
yang digunakan seperti sensor PIR, NodeMCU, ESP CAM dan komponen
pendukung lainnya.
b. Tiang penyangga sebagai penopang agar ESP CAM dan sensor PIR dapat
terpasang dengan ketinggian yang diinginkan.
c. Papan alas dari tiang penyangga yang berfungsi agar tiang dapat berdiri
tegak dan tidak terjatuh, pada bagian alas ini juga terdapat satu buah
konektor power supply.

Kamera
Push Button

Konektor Power Supply

Sensor PIR

Gambar 4.2 Rincian Dari Rancangan Mekanis Alat

Keterangan Gambar 4.2:


a. ESP32 CAM yang digunakan untuk mengambil gambar ketika ada objek
yang sedang berada didepan alat.
29

b. Sensor PIR yang berfungsi untuk mendeteksi adanya objek yang sedang
berada didepan alat.
c. Push button yang berfungsi untuk mematikan dan menghidupkan alat.
d. Konektor power supply yang berfungsi sebagai penghubung antara power
supply dengan alat.

4.5 Perancangan Elektronik


NodeMCU digunakan sebagai komponen utama pada alat ini, fungsi dari
komponen NodeMCU adalah sebagai prosesor agar dapat mengendalikan dan
mengintegrasikan komponen-komponen lainnya yang terpasang pada alat, lalu
terdapat sensor PIR yang digunakan sebagai input untuk dapat mendeteksi objek
atau gerakan di radius 5 m, kemudian terdapat ESP CAM yang digunakan untuk
dapat menangkap dan mengambil gambar dari objek yang berada di depan alat.
Rancangan elektronik dari alat monitoring keberadaan objek ini dapa dilihat pada
Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Rancangan Elektronik Alat Secara Keseluruhan


4.2. Rangkaian Antara ESP32 CAM Dengan Penurun Tegangan
Ketika power supply dihubungkan dengan konektor, maka akan ada 2
kabel output yang terhubung dengan push button dan LED yang berfungsi sebagai
indikator dan penurun tegangan guna menurunkan tegangan dari power supply
30

yang semua 12V menjadi 5V, kabel bertegangan positif ditandai dengan warna
merah dan kabel bertegangan negatif ditandai dengan warna hitam. Kemudian
kabel berwarna merah terhubung dengan pin In+ dan pin Out+ dihubungkan
dengan pin 5V pada ESP32 CAM. Sedangkan kabel berwarna hitam terhubung
dengan pin In- pada komponen penurun tegangan dan pin Out- dihubungkan
dengan pin GND pada komponen ESP32 CAM. Bentuk dari rangkaian antara ESP
CAM dengan penurun tegangan ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Rangkaian Antara ESP32 CAM Dengan Penurun Tegangan

4.2. Rangkaian Antara NodeMCU Dengan Penurun Tegangan


Sama seperti rangkaian sebelumnya, pada rangkaian ini juga power supply
dihubungkan dengan alat melalui konektor yang juga terhubung dengan push
button, LED dan penurun tegangan. Kabel dengan tegangan positif ditandai
dengan warna merah dan kabel dengan tegangan negatif ditandai dengan warna
hitam, kabel berwarna merah terhubung dengan push button yang berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan alat, kemudian terhubung juga dengan LED yang
berfungsi sebagai indikator apabila alat dinyalakan dan terhubung dengan pin In+
pada penurun tegangan. Sedangkan kabel berwarna hitam terhubung dengan LED
dan juga pin In- pada penurun tegangan, lalu dari pin Out+ terhubung dengan pin
VIn pada NodeMCU sedangkan dari pin Out- terhubung dengan pin GND pada
komponen NodeMCU. Rangkaian elektronik antara NodeMCU dengan penurun
tegangan dapat dilihat pada Gambar 4.5.
31

Gambar 4.5 Rangkaian Antara NodeMCU Dengan Penurun Tegangan

4.2. Rangkaian Antara NodeMCU Dengan Sensor PIR


Sensor PIR mempunya 3 kaki, yang pertama input tegangan 5v yang
ditandai dengan kaki berwarna merah dan terhubung dengan pin 3.3V pada
NodeMCU, yang kedua adalah output yang ditandai dengan kaki berwarna kuning
dan terhubung dengan pin D1 (GPIO5) dan terakhir ada kaki ground yang
ditandai dengan kaki berwarna hitam dan terhubung dengan pin GND pada
NodeMCU. Rangkaian yang terhubung antara NodeMCU dengan sensor PIR
dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Rangkaian Antara NodeMCU Dengan Sensor PIR


32

4.2. Rangkaian Antara ESP32 CAM Dengan FTDI USB


Pin 3.3V dari ESP32 CAM dihubungkan dengan kaki VCC pada FTDI
USB, kemudian pin UOR (GPIO3) dihubungkan dengan kaki TX pada FTDI
USB, pin UOT (GPIO1) dihuungkan dengan kaki RX pada FTDI USB dan
terakhir pin GND dari ESP32 CAM dihubungkan dengan kaki GND pada FTDI
USB. Rangkaian antara ESP32 CAM dengan FTDI USB dapat dilihat pada
Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Rangkaian Antara ESP32 CAM Dengan FTDI USB

4.5 Perancangan Program


Program untuk alat ini dibuat dengan menggunakan software Arduino
IDE, program yang telah selesai akan ditanamkan kedalam komponen NodeMCU
ESP8266 dan ESP32 CAM yang berfungsi sebagai prosesor guna
mengintegrasikan seluruh komponen yang terpasang pada alat agar komponen
dapat bekerja sesuai dengan semestinya. Flowchart program dari alat monitoring
dan pengatur nutrisi untuk tanaman hidroponik serta flowchart dari sistem kerja
aplikasi yang terpasang pada smartphone dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan
Gambar 4.9.
33

Mulai

Inisialisasi Variabel

Mendeteksi Objek Dengan


Sensor PIR

Apakah
Objek
Terdeteksi?
Tidak

Ya

Mengirim Notifikasi ke Aplikasi

Kamera Mengambil Video


dan Mengirim ke Web

Aplikasi Memulai Streaming

Gambar 4.8 Flowchart Program


34

Mulai

Memeriksa Notifikasi dari


Alat

Tidak
Apakah ada
Notifikasi?

Ya

Menampilkan Pesan
Notifikasi ke Smartphone

Mengambil Gambar dari


Website

Menampilkan Gambar di
Aplikasi

Gambar 4.9 Flowchart Sistem Kerja Aplikasi

4.5 Coding Program Menggunakan Arduino IDE


Program yang di gunakan untuk mengoperasikan alat monitoring
keberandaan objek menggunakan kamera berbasis IoT (Internet of Things) ini
dibuat menggunakan aplikasi Arduino IDE. Program ini akan ditanamkan
kedalam NodeMCU ESP8266 dan ESP32 CAM yang berperan sebagai prosesor
untuk mengoperasikan alat alat monitoring keberandaan objek menggunakan
kamera berbasis IoT. Masing-masing kontroler akan diberikan program yang
35

berbeda, NodeMCU ESP8266 akan diberikan program untuk memproses sensor


PIR dan ESP32 CAM akan diberikan program untuk memproses gambar yang
ditangkap kamera agar dapat diputar secara siaran langsung dan program yang
digunakan dalam alat ini akan dijelaskan sebagai berikut.

4.4. Program Pada NodeMCU ESP8266


1. #define BLYNK_PRINT Serial
2. #include <BlynkSimpleEsp8266.h>
3. #include <ESP8266WiFi.h>

Sintaks pada baris 1-3 berfungsi untuk memasukkan library yang akan
digunakan oleh komponen, baris 1-2 digunakan untuk konfigurasi aplikasi Blynk,
baris 3 digunakan untuk konfigurasi modul ESP8266.

4. #define s_PIR 5

Sintaks pada baris 4 digunakan untuk mendefinisikan pin 5 yang akan


digunakan oleh sensor PIR sebagai input.
5. bool state_PIR;
6. char auth[] = "lGFq3YiddU_NkRUvlgaoSKnhwSYdVUlm";
7. char ssid[] = "iPhone";
8. char pass[] = "1234567890";

Sintaks pada baris 5 digunakan untuk mendefinisikan variabel yang


digunakan oleh sensor PIR, baris 6 merupakan auth atau kode yang akan dikirim
oleh ESP8266 ke aplikasi Blynk sehingga ESP8266 dan aplikasi Blynk dapat
saling berkomunikasi, baris 7-8 merupakan konfigurasi ESP8266 yang akan
mencari router dengan SSID dan Password yang sesuai dan akan terkoneksi
dengan router tersebut.
9. voidsetup() {
10. Serial.begin(9600);
11. pinMode(s_PIR, INPUT);
12. Blynk.begin(auth, ssid, pass);
13. }

Sintaks pada baris 9-13 merupakan void setup dimana perintah ini dibaca
hanya sekali pada saat ESP8266 dinyalakan. Pada baris 10 digunakan untuk
melihat proses pada serial monitor di aplikasi Arduino IDE, baris 11 digunakan
36

untuk menetukan mode input atau output dari pin-pin yang digunakan, baris 12
digunakan untuk memulai komunkasi yang akan dikirimkan ke aplikasi Blynk
berupa auth, ssid dan password.

14. voidloop() {
15. Blynk.run();
16. state_PIR = digitalRead(s_PIR);
17. if (state_PIR == 0){
18. }
19. else {
20. Blynk.notify("Alert : ada orang");
21. }
22. delay(500);
23. }

Sintaks pada baris 14-25 merupaka void loop yaitu perintah yang akan
dilakukan berulang-ulang ketika ESP8266 sudah dinyalakan. Pada baris 15
ESP8266 akan memulai koneksi dengan aplikasi Blynk, pada baris 16 kondisi
sensor PIR akan diketahui dan akan dieksekusi pada baris 17-22, jika kondisi
sensor PIR berninai 0 (nol), maka aplikasi tidak akan melakukan apapun. Namun
jika kondisi sensor PIR bernilai 1 (satu), maka aplikasi Blynk akan memberikan
pemberitahuan berupa teks “Alert : ada orang”. Sensor PIR akan terus membaca
kondisi dengan jeda 0,5 detik.

4.4. Program Pada ESP32 CAM

1. #include "src/OV2640.h"
2. #include <WebServer.h>
3. #include <WiFi.h>
4. #include <WiFiClient.h>
5. #include "camera_pins.h"

Sintaks pada baris 1-5 merupakan library yang digunakan oleh komponen,
baris 1 , baris 2 digunakan sebagai web server yang nantinya, baris 3-4
berfungsi untuk mengkoneksikan ESP32 CAM ke wifi dan ESP32 CAM akan
menjadi client, baris 5 merupakan library yang akan digunakan oleh kamera.
37

6. #if defined(CAMERA_MODEL_WROVER_KIT)
7. #define PWDN_GPIO_NUM -1
8. #define RESET_GPIO_NUM -1
9. #define XCLK_GPIO_NUM 21
10. #define SIOD_GPIO_NUM 26
11. #define SIOC_GPIO_NUM 27
12. #define Y9_GPIO_NUM 35
13. #define Y8_GPIO_NUM 34
14. #define Y7_GPIO_NUM 39
15. #define Y6_GPIO_NUM 36
16. #define Y5_GPIO_NUM 19
17. #define Y4_GPIO_NUM 18
18. #define Y3_GPIO_NUM 5
19. #define Y2_GPIO_NUM 4
20. #define VSYNC_GPIO_NUM 25
21. #define HREF_GPIO_NUM 23
22. #define PCLK_GPIO_NUM 22

Sintaks baris 6-22 berfungsi untuk mendefinisikan variabel-variabel yang


digunakan jika menggunakan kamera model WROVER KIT.

23. #elif defined(CAMERA_MODEL_ESP_EYE)


24. #define PWDN_GPIO_NUM -1
25. #define RESET_GPIO_NUM -1
26. #define XCLK_GPIO_NUM 4
27. #define SIOD_GPIO_NUM 18
28. #define SIOC_GPIO_NUM 23
29. #define Y9_GPIO_NUM 36
30. #define Y8_GPIO_NUM 37
31. #define Y7_GPIO_NUM 38
32. #define Y6_GPIO_NUM 39
33. #define Y5_GPIO_NUM 35
34. #define Y4_GPIO_NUM 14
35. #define Y3_GPIO_NUM 13
36. #define Y2_GPIO_NUM 34
37. #define VSYNC_GPIO_NUM 5
38. #define HREF_GPIO_NUM 27
39. #define PCLK_GPIO_NUM 25

Sintaks baris 23-39 berfungsi untuk mendefinisikan variabel-variabel yang


digunakan jika menggunakan kamera model ESP EYE.
38

40. #elif defined(CAMERA_MODEL_M5STACK_PSRAM)


41. #define PWDN_GPIO_NUM -1
42. #define RESET_GPIO_NUM 15
43. #define XCLK_GPIO_NUM 27
44. #define SIOD_GPIO_NUM 25
45. #define SIOC_GPIO_NUM 23
46. #define Y9_GPIO_NUM 19
47. #define Y8_GPIO_NUM 36
48. #define Y7_GPIO_NUM 18
49. #define Y6_GPIO_NUM 39
50. #define Y5_GPIO_NUM 5
51. #define Y4_GPIO_NUM 34
52. #define Y3_GPIO_NUM 35
53. #define Y2_GPIO_NUM 32
54. #define VSYNC_GPIO_NUM 22
55. #define HREF_GPIO_NUM 26
56. #define PCLK_GPIO_NUM 21

Sintaks baris 40-56 berfungsi untuk mendefinisikan variabel-variabel yang


digunakan jika menggunakan kamera model M5STACK_PSRAM.
57. #elif defined(CAMERA_MODEL_M5STACK_WIDE)
58. #define PWDN_GPIO_NUM -1
59. #define RESET_GPIO_NUM 15
60. #define XCLK_GPIO_NUM 27
61. #define SIOD_GPIO_NUM 22
62. #define SIOC_GPIO_NUM 23
63. #define Y9_GPIO_NUM 19
64. #define Y8_GPIO_NUM 36
65. #define Y7_GPIO_NUM 18
66. #define Y6_GPIO_NUM 39
67. #define Y5_GPIO_NUM 5
68. #define Y4_GPIO_NUM 34
69. #define Y3_GPIO_NUM 35
70. #define Y2_GPIO_NUM 32
71. #define VSYNC_GPIO_NUM 25
72. #define HREF_GPIO_NUM 26
73. #define PCLK_GPIO_NUM 21

Sintaks baris 57-73 berfungsi untuk mendefinisikan variabel-variabel yang


digunakan jika menggunakan kamera model M5STACK_WIDE.
39

74. #elif defined(CAMERA_MODEL_AI_THINKER)


75. #define PWDN_GPIO_NUM 32
76. #define RESET_GPIO_NUM -1
77. #define XCLK_GPIO_NUM 0
78. #define SIOD_GPIO_NUM 26
79. #define SIOC_GPIO_NUM 27
80. #define Y9_GPIO_NUM 35
81. #define Y8_GPIO_NUM 34
82. #define Y7_GPIO_NUM 39
83. #define Y6_GPIO_NUM 36
84. #define Y5_GPIO_NUM 21
85. #define Y4_GPIO_NUM 19
86. #define Y3_GPIO_NUM 18
87. #define Y2_GPIO_NUM 5
88. #define VSYNC_GPIO_NUM 25
89. #define HREF_GPIO_NUM 23
90. #define PCLK_GPIO_NUM 22

Sintaks baris 74-90 berfungsi untuk mendefinisikan variabel-variabel yang


digunakan jika menggunakan kamera model AI THINKER.
91. #else
92. #error "Camera model not selected"
93. #endif

Sintaks baris 91-93 berfungsi untuk menampilkan pesan error jika tidak
memilih model kamera.
94. #define CAMERA_MODEL_AI_THINKER
95. #define SSID1 "iPhone"
96. #define PWD1 "123456789"

Sintaks pada baris 94 digunakan untk mendefinisikan jenis kamera yang


digunakan, pada penelitian ini digunakan kamera dengan model AI THINKER,
pada baris 95-96 mendefinisikan set SSID dan password yang akan dikoneksikan
oleh ESP32 CAM.
97. OV2640 cam;
98. WebServer server(80);

Sintaks pada baris 97 berfungsi untuk mendefinisikan variabel untuk


memanggil fungsi kamera. Kemudian baris 98 berfungsi mendefinisikan port
serve yang digunakan yaitu port 80 untuk http.
40

99. constchar HEADER[] = "HTTP/1.1 200 OK\r\n" \


"Access-Control-Allow-Origin: *\r\n" \
"Content-Type: multipart/x-mixed-replace;
boundary=123456789000000000000987654321\r\n";
100. constchar BOUNDARY[] = "\r\n--
123456789000000000000987654321\r\n";
101. constchar CTNTTYPE[] = "Content-Type: image/jpeg\r\
nContent-Length: ";
102. constint hdrLen = strlen(HEADER);
103. constint bdrLen = strlen(BOUNDARY);
104. constint cntLen = strlen(CTNTTYPE);

Sintak baris 99-104 berfungsi untuk mendefinisikan variabel yang


digunakan untuk koneksike server.
105. voidhandle_jpg_stream(void)
106. {
107. char buf[32];
108. int s;
109. WiFiClient client = server.client();
110. client.write(HEADER, hdrLen);
111. client.write(BOUNDARY, bdrLen);
112. while (true)
113. {
114. if (!client.connected()) break;
115. cam.run();
116. s = cam.getSize();
117. client.write(CTNTTYPE, cntLen);
118. sprintf( buf, "%d\r\n\r\n", s );
119. client.write(buf, strlen(buf));
120. client.write((char *)cam.getfb(), s);
121. client.write(BOUNDARY, bdrLen);
122. }
123. }

Sintaks baris 105-123 merupakan fungsi untuk melakukan streaming oleh


client melalui web server.
124. constchar JHEADER[] = "HTTP/1.1 200 OK\r\n" \
"Content-disposition: inline; filename=capture.jpg\r\
n" \"Content-type: image/jpeg\r\n\r\n";
125. constint jhdLen = strlen(JHEADER);
126. voidhandle_jpg(void)
127. {
128. WiFiClient client = server.client();
129. cam.run();
130. if (!client.connected()) return;
131. client.write(JHEADER, jhdLen);
132. client.write((char *)cam.getfb(), cam.getSize());
133. }
41

Sintaks baris 124-125 berfungsi untuk mendefinisikan variabel yang


digunakan untuk koneksi client untuk mengambil gambar streaming dari web
server. Baris 126-133 merupakan fungsi untuk mengambil gambar dari kamera.
134. voidhandleNotFound()
135. {
136. String message = "Server is running!\n\n";
137. message += "URI: ";
138. message += server.uri();
139. message += "\nMethod: ";
140. message += (server.method() == HTTP_GET) ? "GET" :
"POST";
141. message += "\nArguments: ";
142. message += server.args();
143. message += "\n";
144. server.send(200, "text / plain", message);
145. }

Sintaks baris 134-145 merupakan fungsi untuk menampilkan pesan apabila


server tidak ditemukan.
146. voidsetup()
147. {
148. Serial.begin(115200);
149. //while (!Serial);

Sintaks baris 146 merupakan fungsi setup yang hanya akan dijalankan
sekali saat akan pertama kali menyala. Sintak baris 148 berfungsi untuk
mendefinisikan baud rate yang dignakan untuk komuunikasi serial.
42

150. //wait for serial connection.


151. camera_config_t config;
152. config.ledc_channel = LEDC_CHANNEL_0;
153. config.ledc_timer = LEDC_TIMER_0;
154. config.pin_d0 = Y2_GPIO_NUM;
155. config.pin_d1 = Y3_GPIO_NUM;
156. config.pin_d2 = Y4_GPIO_NUM;
157. config.pin_d3 = Y5_GPIO_NUM;
158. config.pin_d4 = Y6_GPIO_NUM;
159. config.pin_d5 = Y7_GPIO_NUM;
160. config.pin_d6 = Y8_GPIO_NUM;
161. config.pin_d7 = Y9_GPIO_NUM;
162. config.pin_xclk = XCLK_GPIO_NUM;
163. config.pin_pclk = PCLK_GPIO_NUM;
164. config.pin_vsync = VSYNC_GPIO_NUM;
165. config.pin_href = HREF_GPIO_NUM;
166. config.pin_sscb_sda = SIOD_GPIO_NUM;
167. config.pin_sscb_scl = SIOC_GPIO_NUM;
168. config.pin_pwdn = PWDN_GPIO_NUM;
169. config.pin_reset = RESET_GPIO_NUM;
170. config.xclk_freq_hz = 20000000;
171. config.pixel_format = PIXFORMAT_JPEG;
172. // Frame parameters
173. // config.frame_size = FRAMESIZE_UXGA;
174. config.frame_size = FRAMESIZE_QVGA;
175. config.jpeg_quality = 12;
176. config.fb_count = 2;

Sintak baris 151-176 berfungsi untuk melakukan konfigurasi dari kamera


yang digunakan.
177. #if defined(CAMERA_MODEL_ESP_EYE)
178. pinMode(13, INPUT_PULLUP);
179. pinMode(14, INPUT_PULLUP);
180. #endif

Sintaksbaris 177-180 berfungsi untuk mendefinisikan mode dari pin 13


dan 14 jika kamera yang digunakan merupakan kamera model ESP EYE.
43

181. cam.init(config);
182. IPAddress ip;
183. WiFi.mode(WIFI_STA);
184. WiFi.begin(SSID1, PWD1);
185. while (WiFi.status() != WL_CONNECTED)
186. {
187. delay(500);
188. Serial.print(F("."));
189. }
190. ip = WiFi.localIP();
191. Serial.println(F("WiFi connected"));
192. Serial.println("");
193. Serial.println(ip);
194. Serial.print("Stream Link: http://");
195. Serial.print(ip);
196. Serial.println("/mjpeg/1");
197. server.on("/mjpeg/1", HTTP_GET, handle_jpg_stream);
198. server.on("/jpg", HTTP_GET, handle_jpg);
199. server.onNotFound(handleNotFound);
200. server.begin();
201. }

Sintaks baris 181 berfungsi untuk memanggil fungsi dari kamera yang
digunakan. Kemudian baris 182-190 berfungsi untuk menghubungkan ESP32
Cam ke internet. Baris 191-196 berfungsi untuk menampilkan pesan wifi
terkoneksi dan link streaming yang digunakan. Baris 197-200 berfungsi untuk
mengaktifkan server untuk memulai streaming.
202. voidloop()
203. {
204. server.handleClient();
205. }

Sintaks baris 202-205 menunjukkan fungsi loop yang akan dijalankan


secara berulang-ulang selama alat menyala. Baris 204 berfungsi untuk mengirim
gambar secara terus menerus ke web server dengan format mjpeg sehingga
gambar dapat terlihat bergerak seperti video.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.6 Hasil Pembuatan Purwarupa


Purwarupa monitoring keberandaan objek menggunakan kamera berbasis
iot ini dirancang berdasarkan perancangan mekanik dan elektronik yang telah
dijabarkan pada BAB IV. Ada beberapa penyesuaian pada bagian mekanik
sehingga tidak benar-benar persis seperti dengan perancangan awal. Hasil
pembuatan purwarupa alat tampak samping dan depan dapat dilihat pada Gambar
5.1.

Push Button LED


Tiang
Penyangga
Kotak
Kontrol

Kamera

Sensor
PIR
Papan
Alas

Gambar 5.1 Purwarupa Monitoring Keberandaan Objek Menggunakan Kamera Berbasis Iot

Semua sensor dan aktuator terhubung ke ESP8266 dan ESP32 CAM kotak
kontrol atau control box. ESP8266 dan ESP32 CAM berperan sebagai prosesor
yang memproses data input dari sesnsor-sensor dan memberikan output berupa

44
45

perintah kepada aktuator. ESP8266 dan ESP32 CAM, juga terdapat beberapa
komponen pada control box atau kotak kontrol seperti pada Gambar 5.2.

Node MCU
ESP8266
ESP32 CAM

Modul
Modul Step Down
Sensor PIR

Gambar 5.2 Kotak Kontrol


5.6 Hasil Pengujian Alat
Pengujian alat yang dilakukan pada penelitian ini ialah menguji jarak dari
sensor PIR, seberapa jauh sensor PIR dapat mendeteksi objek. Pengujian sistem
juga dilakukan untuk mengetahui seberapa akurat alat yang telah dibuat.
5.2. Pengujian Sensor PIR
Pengujian pendeteksian objek yang dilakukan oleh sensor PIR yang
terletak pada bagian bawah kotak kontrol ini bertujuan untuk mengetahui jarak
terdekat dan jarak terjauh yang dapat dideteksi oleh sensor. Pengujian ini
46

dilakukan sebanyak 20 kali dengan rentang jarak berbeda dengan selisih 0,5
meter. Data hasil pengujian pendeteksian objek dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Data Pengujian Pendeteksian Sensor PIR
No. Jarak Pembacaan Sensor
1 0,5 meter Orang Terdeteksi
2 1 meter Orang Terdeteksi
3 1,5 meter Orang Terdeteksi
4 2 meter Orang Terdeteksi
5 2,5 meter Orang Terdeteksi
6 3 meter Orang Terdeteksi
7 3,5 meter Orang Terdeteksi
8 4 meter Orang Terdeteksi
9 4,5 meter Orang Terdeteksi
10 5 meter Orang Terdeteksi
11 5,5 meter Orang Terdeteksi
12 6 meter Orang Terdeteksi
13 6,5 meter Orang Terdeteksi
14 7 meter Orang Terdeteksi
15 7,5 meter Orang Tidak Terdeteksi
16 8 meter Orang Tidak Terdeteksi
17 8,5 meter Orang Tidak Terdeteksi
18 9 meter Orang Tidak Terdeteksi
19 9,5 meter Orang Tidak Terdeteksi
20 10 meter Orang Tidak Terdeteksi
Setelah dilakukan pengujian berdasarkan tabel diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa objek yang berada pada rentang 0,5 meter hingga 7 meter
dapat dideteksi oleh sensor PIR sedangkan pada rentang 7,5 meter hingga 10
meter sensor PIR sudah tidak dapat mendeteksi keberadaan objek.

5.2. Pengujian Keseluruhan Sistem


Pengujian keseluruhan sistem dilakukan sebanyak 11 kali dengan skenario
yang telah dibuat pada skenario mulai jarak 1 m hingga 7 m maka akan ada objek
dan hasil yang diharapkan oleh sistem adalah mengirim notifikasi ke Blynk dan
akan melakukan siaran langsung, sedangkan pada jarak 8 m hingga 10 m akan ada
47

objek namun sistem tidak akan mengirim notifikasi ke Blynk dan tidak akan
melakukan siaran langsung. Dan jika tidak ada objek maka sistem tidak akan
mengirim notifikasi ke Blynk dan tidak akan melakukan siaran langsung. Data
pada pengujian keseluruhan sistem dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Data Pengujian Keseluruhan Sistem
Pembacaan
Skenario Hasil Yang Hasil
No Sensor EROR SCORE
Diharapkan Pengujian
Status Jarak Status Jarak
Mengirim Mengirim
Notifikasi ke Notifikasi ke 0 1
1 1m Blynk 1m Blynk
Memulai Memulai
0 1
Streaming Streaming
Mengirim Mengirim
Notifikasi ke Notifikasi ke 0 1
2 2m Blynk 2m Blynk
Memulai Memulai
0 1
Streaming Streaming
Mengirim Mengirim
Notifikasi ke Notifikasi ke 0 1
3 3m Blynk 3m Blynk
Memulai > Memulai
0 1
Streaming Streaming
Mengirim Mengirim
Ada Orang
Ada Orang

Notifikasi ke Notifikasi ke 0 1
4 4m Blynk 4m Blynk
Memulai Memulai
0 1
Streaming Streaming
Mengirim Mengirim
Notifikasi ke Notifikasi ke 0 1
5 5m Blynk 5m Blynk
Memulai Memulai
0 1
Streaming Streaming
Mengirim Mengirim
Notifikasi ke Notifikasi ke 0 1
6 6m Blynk 6m Blynk
Memulai Memulai
0 1
Streaming Streaming
Mengirim Mengirim
Notifikasi ke Notifikasi ke 0 1
7 7m Blynk 7m Blynk
Memulai Memulai
0 1
Streaming Streaming
48

Tabel 5.2 Data Pengujian Keseluruhan Sistem (Lanjutan)


Pembacaan
Skenario Hasil Yang Hasil
No Sensor EROR SCORE
Diharapkan Pengujian
Status Jarak Status Jarak
Tidak Tidak
Mengirim Mengirim
0 1
Notifikasi ke Notifikasi ke
8 8m Blynk 8m Blynk
Stop Stop
0 1
Streaming Streaming
Tidak Tidak
Mengirim Mengirim
Ada Orang
Ada Orang

0 1
Notifikasi ke Notifikasi ke
9 9m Blynk 9m Blynk
Stop Stop
0 1
Streaming Streaming
Tidak Tidak
Mengirim Mengirim
0 1
Notifikasi ke Notifikasi ke
10 10 m Blynk 10 m Blynk
Stop Stop
0 1
Streaming Streaming
Tidak Tidak
Mengirim Mengirim
Tidak Ada

Tidak Ada

0 1
Notifikasi ke Notifikasi ke
Orang

Orang

11 0 Blynk 0 Blynk
Stop Stop
0 1
Streaming Streaming

Setelah dirancang skenario seperti pada Tabel 5.2, dapat disimpulkan dan
diketahui tingkat akurasi sistem dengan cara sebagai berikut.

Setelah dilakukan pengujian sebanyak 11 kali dan dilakukan perhitungan


keakurasian sistem, didapat nilai akurasi sebesar 100%, dapat dikatakan sistem
dapat berjalan dengan sangat baik, sensor maupun aktuator dapat bekerja sesuai
dengan skenario yang telah dirancang.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.7 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, alat mampu untuk
melakukan monitoring keberadaan objek dengan tingkat akurasi mencapai 100%.
Radius sensor PIR untuk dapat menangkap gerakan dari suatu objek adalah 0-7 m,
ketika terdapat suatu gerakan dari objek dalam radius 0-7 m maka sensor PIR
akan membaca gerakan tersebut dan akan terekam oleh Esp32 Cam, selanjutnya
alat akan mengirimkan notifikasi ke software Blynk yang ada pada smartphone
dan aplikasi akan memulai streaming video.

6.7 Saran
Penelitian tentang alat monitoring keberadaan objek ini masih banyak
kekurangan dan perlu dikembangkan lagi. Oleh karena itu, peneliti memiliki
beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yang hendak mengembangkan alat ini,
adapun sarannya adalah sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan berupa menghubungkan alat
agar dapat memberikan notifikasi ke sosial media seperti whatsapp ataupun
telegram.

49

Anda mungkin juga menyukai