Disusun Oleh :
ALFITO DINOFA
2021310001
Dosen Pengampu :
NIDN : 1012097402
FAKULTAS TEKNIK
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari
efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam
rusaknya lapisan ozon hingga hilangya hutan tropis. Semua jenis polutan itu rata-
rataakibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium,
batu bara dan lainya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar fosil tidak
dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non fosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemkian memperhatinkan, gerakan hemat energy sudah
merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan menghemat bahan bakar dan
menggunakan bahan bakar non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga
air, energy panas bumi, tenaga matahari, dan lainya. Duniapun sudah mulai merubah tren
produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar
non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.
PLTS adalah salah satu pembangkit listrik yang sangat sederhana dan mudah
dipasang dirumah, Sehingga PLTS merupakan salah satu sarana untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan listrik yang sangat ramah lingkungan. Mengingat Indonesia
merupakan daerah tropis, maka sangatlah baik jika PLTS dikembangkan dengan sungguh-
sungguh.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan mengenai PLTS begitu luas, oleh karena itu saya akan membahas
mengenai sejarah awal PLTS, paket PLTS, Komponen dari PLTS, cara kerja PLTS,
manfaat, serta kelebihan dan kekurangan PLTS.
D. Tujuan
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dilakukan dengan tujuan untuk mencapai
beberapa hasil yang diinginkan. Berikut adalah tujuan utama dari perencanaan PLTS:
Menghitung beban total (Wh atau watt-jam) melibatkan penjumlahan daya yang dikonsumsi
oleh perangkat listrik selama periode waktu tertentu. Rumus dasar untuk menghitung energi
listrik (Wh) adalah:
Contoh:
Jadi, beban total untuk kedua perangkat tersebut adalah 420 Wh per hari. Pastikan
untuk mengadaptasi rumus dan langkah-langkah ini sesuai dengan perangkat dan waktu
penggunaan yang spesifik pada situasi Anda.
Contoh:
Misalkan Anda menginginkan panel surya yang dapat menghasilkan 20 kWh energi
listrik per hari, berada di lokasi dengan rata-rata 5 jam matahari per hari, dan menggunakan
sistem dengan efisiensi 15%.
Jadi, Anda akan memerlukan panel surya dengan kapasitas sekitar 26.67 kWp untuk
memenuhi kebutuhan energi harian sebesar 20 kWh di lokasi dan kondisi tertentu. Pastikan
untuk memperhatikan variasi dan faktor lain yang dapat memengaruhi produksi energi
matahari.
Menghitung kapasitas baterai untuk sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
melibatkan penentuan berapa banyak energi yang dapat disimpan oleh baterai untuk memenuhi
kebutuhan energi saat matahari tidak bersinar. Kapasitas baterai diukur dalam ampere-hour (Ah) atau
kilowatt-hour (kWh) dan dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Contoh:
Misalkan Anda memerlukan baterai untuk menyimpan energi selama satu malam yang
membutuhkan 10 kWh energi dan menggunakan sistem PLTS dengan tegangan 24V dan efisiensi
baterai sekitar 90%.
Jadi, Anda akan memerlukan baterai dengan kapasitas sekitar 0.46 kWh atau 460 Wh untuk
menyimpan energi yang diperlukan selama satu malam dengan kebutuhan energi sebesar 10 kWh.
Pastikan untuk memilih kapasitas baterai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik selama
periode tanpa sinar matahari.
Pemilihan tegangan sistem dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
adalah keputusan penting yang mempengaruhi desain dan kinerja keseluruhan sistem. Berikut
adalah beberapa pertimbangan untuk memilih tegangan sistem PLTS:
Umumnya, tegangan sistem PLTS dapat berkisar antara 12V, 24V, hingga 48V.
Keputusan ini harus dibuat berdasarkan kebutuhan spesifik proyek PLTS Anda dan faktor-
faktor di atas. Jika Anda tidak yakin, konsultasikan dengan seorang ahli atau insinyur listrik
yang berpengalaman dalam PLTS.
Charge controller atau pengontrol pengisian baterai sangat penting dalam sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk melindungi baterai dari pengisian berlebihan
atau pengosongan berlebihan. Kapasitas charge controller harus sesuai dengan kebutuhan
daya dan tegangan sistem Anda. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menentukan
kapasitas charge controller:
1) Tentukan Kebutuhan Daya:
Hitung total daya dari semua perangkat listrik yang akan dihubungkan ke sistem.
Pastikan untuk menghitung daya puncak atau daya maksimum yang diperlukan.
2) Pertimbangkan Faktor Keamanan dan Pertumbuhan Masa Depan:
Tambahkan beberapa persen (misalnya, 10-25%) sebagai faktor keamanan atau
cadangan. Ini membantu mengakomodasi fluktuasi daya atau penambahan
perangkat di masa depan.
3) Hitung Arus Pengisian (Charge Current):
Arus pengisian adalah total arus yang diperlukan untuk mengisi baterai selama
periode waktu tertentu. Ini dapat dihitung dengan rumus:
Arus Pengisian =
Menentukan kapasitas inverter untuk sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
melibatkan pertimbangan beberapa faktor seperti daya maksimum yang akan dihubungkan,
jenis beban listrik, dan kebutuhan sistem lainnya. Berikut adalah langkah-langkah umum
untuk menentukan kapasitas inverter:
Pastikan untuk memilih inverter yang cocok dengan kebutuhan daya sistem PLTS
Anda, dan pastikan inverter memiliki kapasitas yang cukup untuk menangani semua beban
listrik yang akan dihubungkan.
Proteksi dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sangat penting untuk
menjaga keandalan dan kinerja sistem serta untuk melindungi perangkat dan peralatan yang
terlibat. Berikut adalah beberapa aspek sistem pengaman atau proteksi yang perlu
dipertimbangkan dalam PLTS:
Penting untuk merancang sistem proteksi yang komprehensif dan sesuai dengan
kebutuhan khusus proyek PLTS Anda. Jika memungkinkan, konsultasikan dengan ahli atau
insinyur listrik untuk memastikan sistem proteksi yang efektif dan handal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembuatan makalah ini, saya menarik kesimpulan bahwa Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) memiliki berbagai keuntungan. PLTS ini juga sangat cocok
dikembangkan di Indonesia yang sangat berpotensi, karena beriklim tropis, dan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini bisa digunakan sebagai pengganti pembangkit listrik
berbahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Pemanfaatan energi tenaga surya terbarukan
secara efisien, akan menimbulkan keuntungan secara materi dan kesehatan lingkungan
alam.
B. Saran
Setelah melihat prospektif dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang ramah
lingkungan dan juga sumber energinya terbarukan, sebaiknya kita sebagai warga
masyarakat Indonesia mulai peduli dan juga berpartisipasi untuk memakai serta
mengembangkan teknologi PLTS ini. Jika, teknologi ini berhasil berjalan dan
berkembang pesat, dapat di bayangkan berapa jumlah polusi yang berkurang. Serta juga
dapat mengurangi Global Warming serta dampak yang di timbulknya. Dan kemungkinan
dari segi perekonomian daerah akan meningkat, sarana dan prasarana dapat berjalan
lancar. Sehingga nantinya akan menghasilkan SDM yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
2. Ir. E. jasjfi MSc, “Instalasi Pembangkit Tenaga Surya” , Penerbit Erlangga , Jakarta.
5. Photovoltaic-Power-System, e-book