Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

Disusun Oleh :

ALFITO DINOFA

2021310001

Dosen Pengampu :

SEPANNUR BANDRI, MT,MPd

NIDN : 1012097402

PROGRAM STUDI TEKNIK ELKTRO SARJANA

FAKULTAS TEKNIK

ISNTITUT TEKNOLOGI PADANG

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari
efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam
rusaknya lapisan ozon hingga hilangya hutan tropis. Semua jenis polutan itu rata-
rataakibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium,
batu bara dan lainya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar fosil tidak
dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non fosil.

Dengan kondisi yang sudah sedemkian memperhatinkan, gerakan hemat energy sudah
merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan menghemat bahan bakar dan
menggunakan bahan bakar non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga
air, energy panas bumi, tenaga matahari, dan lainya. Duniapun sudah mulai merubah tren
produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar
non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.

PLTS adalah salah satu pembangkit listrik yang sangat sederhana dan mudah
dipasang dirumah, Sehingga PLTS merupakan salah satu sarana untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan listrik yang sangat ramah lingkungan. Mengingat Indonesia
merupakan daerah tropis, maka sangatlah baik jika PLTS dikembangkan dengan sungguh-
sungguh.

B. Identifikasi Masalah

1) Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran:


 Masalah: Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat atau pemilik proyek
tentang teknologi PLTS dan manfaatnya.
 Solusi: Kampanye pendidikan dan informasi untuk meningkatkan pemahaman
tentang PLTS dan keuntungannya.
2) Lokasi Tidak Optimal:
 Masalah: Pemilihan lokasi yang tidak optimal dengan kurangnya paparan
matahari yang cukup.
 Solusi: Lakukan studi kelayakan dengan seksama untuk memastikan lokasi
memiliki potensi matahari yang memadai sepanjang tahun.
3) Biaya Awal yang Tinggi:
 Masalah: Biaya awal untuk pembelian dan instalasi sistem PLTS dapat menjadi
hambatan.
 Solusi: Penelitian dan perbandingan harga, serta program dukungan keuangan dan
insentif pemerintah, dapat membantu mengurangi beban biaya awal.
4) Keterbatasan Teknologi dan Ketersediaan Peralatan:
 Masalah: Keterbatasan teknologi atau ketersediaan peralatan berkualitas tinggi di
beberapa daerah.
 Solusi: Pilih penyedia dan produsen peralatan yang terpercaya dan pastikan
pemilihan teknologi sesuai dengan kondisi lokal.
5) Keterbatasan Sumber Daya Manusia:
 Masalah: Kurangnya tenaga kerja yang terlatih dalam instalasi dan pemeliharaan
PLTS.
 Solusi: Program pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk memastikan
keberlanjutan dan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas.
6) Peraturan dan Izin:
 Masalah: Kesulitan dalam memahami dan memenuhi persyaratan peraturan dan
izin yang berlaku.
 Solusi: Konsultasikan dengan pihak berwenang setempat, dan pastikan bahwa
perizinan dan persetujuan diperoleh sebelum instalasi dimulai.
7) Kapasitas Baterai dan Penyimpanan Energi:
 Masalah: Ketersediaan dan biaya baterai untuk penyimpanan energi dapat menjadi
kendala.
 Solusi: Pertimbangkan alternatif penyimpanan energi atau teknologi baru yang
dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
8) Pemeliharaan dan Perawatan yang Tidak Teratur:
 Masalah: Kurangnya pemeliharaan dan perawatan rutin dapat mempengaruhi
kinerja sistem PLTS.
 Solusi: Tetapkan jadwal pemeliharaan rutin dan edukasikan pemilik proyek atau
pengguna tentang pentingnya perawatan.
C. Perumusan Masalah

Permasalahan mengenai PLTS begitu luas, oleh karena itu saya akan membahas
mengenai sejarah awal PLTS, paket PLTS, Komponen dari PLTS, cara kerja PLTS,
manfaat, serta kelebihan dan kekurangan PLTS.

D. Tujuan

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dilakukan dengan tujuan untuk mencapai
beberapa hasil yang diinginkan. Berikut adalah tujuan utama dari perencanaan PLTS:

1) Pemberian Energi Bersih dan Ramah Lingkungan:


 PLTS bertujuan untuk memberikan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan
dengan memanfaatkan energi matahari yang terbarukan.
2) Mengurangi Ketergantungan pada Sumber Energi Fosil:
 PLTS bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang terbatas
dan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.
3) Diversifikasi Sumber Energi:
 Perencanaan PLTS bertujuan untuk mendiversifikasi sumber energi dengan
memanfaatkan sumber energi terbarukan, sehingga mengurangi risiko ketergantungan
pada satu jenis sumber energi.
4) Mengurangi Biaya Energi:
 Dengan menghasilkan listrik sendiri dari PLTS, tujuan perencanaan adalah mengurangi
biaya energi jangka panjang untuk rumah tangga, bisnis, atau industri.
5) Peningkatan Akses Terhadap Listrik:
 PLTS dapat menjadi solusi untuk meningkatkan akses terhadap listrik di daerah yang sulit
dijangkau oleh jaringan listrik konvensional.
6) Kemandirian Energi:
 PLTS bertujuan untuk meningkatkan kemandirian energi, di mana rumah tangga atau
bisnis dapat menghasilkan sebagian atau seluruh kebutuhan energinya sendiri.
7) Pengurangan Jejak Karbon:
 PLTS membantu mengurangi jejak karbon karena tidak menghasilkan emisi langsung
selama operasi, kontribusi yang positif untuk mitigasi perubahan iklim.
8) Peningkatan Keamanan Energi:
 Dengan memanfaatkan sumber energi yang dapat diperbaharui, PLTS dapat membantu
meningkatkan keamanan energi dengan mengurangi ketergantungan pada sumber energi
yang rentan terhadap fluktuasi harga atau pasokan.
9) Pemberdayaan Komunitas Lokal:
 PLTS dapat memperkuat pemberdayaan komunitas lokal dengan memberikan akses
terhadap teknologi energi terbarukan dan menciptakan peluang ekonomi di tingkat lokal.
10) Meningkatkan Daya Saing:
 Penggunaan PLTS dapat membantu meningkatkan daya saing bisnis dengan mengurangi
biaya operasional dan meningkatkan citra perusahaan yang berkelanjutan.
11) Penurunan Risiko Pasokan Energi:
 Dengan diversifikasi sumber energi, PLTS bertujuan untuk menurunkan risiko terkait
pasokan energi, terutama di wilayah yang bergantung pada sumber energi yang tidak
stabil atau rentan terhadap gangguan.
BAB II
URAIAN DAN ANALISIS

1. Menghitung beban total (WH)

Menghitung beban total (Wh atau watt-jam) melibatkan penjumlahan daya yang dikonsumsi
oleh perangkat listrik selama periode waktu tertentu. Rumus dasar untuk menghitung energi
listrik (Wh) adalah:

Energi (Wh) = Daya (W) × Waktu (jam)

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung beban total:

1. Identifikasi Perangkat dan Daya:


 Tentukan perangkat-perangkat listrik yang akan dihitung.
 Catat daya listrik masing-masing perangkat dalam watt (W).
2. Tentukan Waktu Penggunaan:
 Tentukan berapa lama setiap perangkat digunakan dalam satu hari atau periode
waktu tertentu. Waktu ini diukur dalam jam.
3. Gunakan Rumus:
 Hitung energi yang dikonsumsi oleh setiap perangkat menggunakan rumus di atas.
 Energi = Daya × Waktu Energi = Daya × Waktu untuk setiap perangkat.
4. Jumlahkan Energi Perangkat:
 Jumlahkan semua energi yang dihitung untuk setiap perangkat untuk mendapatkan
beban total dalam Wh.

Contoh:

Misalkan Anda memiliki dua perangkat:

 Lampu dengan daya 60 W yang digunakan selama 4 jam per hari.


 Kipas dengan daya 30 W yang digunakan selama 6 jam per hari.

Energi Lampu = 60 W × 4 jam = 240 Wh

Energi Kipas = 30 W × 6 jam = 180 Wh


Beban Total = Energi Lampu + Energi Kipas = 240 Wh + 180 Wh = 420 Wh

Jadi, beban total untuk kedua perangkat tersebut adalah 420 Wh per hari. Pastikan
untuk mengadaptasi rumus dan langkah-langkah ini sesuai dengan perangkat dan waktu
penggunaan yang spesifik pada situasi Anda.

2. Menghitung kapasitas panel surya

Menghitung kapasitas panel surya melibatkan penentuan berapa banyak daya


matahari yang dapat diubah menjadi listrik oleh panel surya selama periode waktu tertentu.
Kapasitas panel surya diukur dalam kilowatt peak (kWp) dan dapat dihitung menggunakan
rumus berikut:

Kapasitas Panel Surya (kWp) =

Langkah-langkah umum untuk menghitung kapasitas panel surya:

1) Tentukan Total Energi yang Diinginkan (kWh):


 Hitung total energi yang Anda inginkan untuk diproduksi oleh panel surya dalam
satu hari. Ini dapat didasarkan pada total konsumsi listrik harian atau kebutuhan
energi yang ditargetkan.
2) Rata-rata Jam Matahari per Hari:
 Tentukan rata-rata jam matahari per hari di lokasi Anda. Angka ini dapat
bervariasi tergantung pada lokasi geografis dan musim.
3) Efisiensi Sistem:
 Tentukan efisiensi sistem PLTS yang akan Anda pasang. Efisiensi sistem
mengacu pada sejauh mana panel surya dapat mengubah energi matahari menjadi
listrik. Efisiensi ini dapat bervariasi, dan Anda dapat menggunakannya sebagai
persentase (misalnya, 15%, 18%, dst.).
4) Gunakan Rumus:
 Terapkan rumus di atas untuk menghitung kapasitas panel surya.

Contoh:
Misalkan Anda menginginkan panel surya yang dapat menghasilkan 20 kWh energi
listrik per hari, berada di lokasi dengan rata-rata 5 jam matahari per hari, dan menggunakan
sistem dengan efisiensi 15%.

Kapasitas Panel Surya =

Kapasitas Panel Surya

Jadi, Anda akan memerlukan panel surya dengan kapasitas sekitar 26.67 kWp untuk
memenuhi kebutuhan energi harian sebesar 20 kWh di lokasi dan kondisi tertentu. Pastikan
untuk memperhatikan variasi dan faktor lain yang dapat memengaruhi produksi energi
matahari.

3. Menghitung Kapasitas Baterai

Menghitung kapasitas baterai untuk sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
melibatkan penentuan berapa banyak energi yang dapat disimpan oleh baterai untuk memenuhi
kebutuhan energi saat matahari tidak bersinar. Kapasitas baterai diukur dalam ampere-hour (Ah) atau
kilowatt-hour (kWh) dan dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Kapasitas Baterai (Ah) =

Langkah-langkah umum untuk menghitung kapasitas baterai:

1) Tentukan Total Energi yang Diperlukan (kWh):


 Hitung total energi yang diperlukan oleh beban listrik Anda selama periode waktu tanpa
sinar matahari, seperti malam hari atau hari mendung.
2) Tegangan Sistem:
 Tentukan tegangan sistem PLTS Anda. Tegangan sistem biasanya 12V, 24V, atau 48V,
tergantung pada desain sistem.
3) Efisiensi Baterai:
 Tentukan efisiensi baterai yang akan Anda gunakan. Efisiensi ini mencerminkan sejauh
mana baterai dapat menyimpan dan melepaskan energi tanpa kehilangan terlalu banyak
daya. Efisiensi biasanya dinyatakan dalam persentase (misalnya, 90%, 95%, dst.).
4) Gunakan Rumus:
 Terapkan rumus di atas untuk menghitung kapasitas baterai.

Contoh:

Misalkan Anda memerlukan baterai untuk menyimpan energi selama satu malam yang
membutuhkan 10 kWh energi dan menggunakan sistem PLTS dengan tegangan 24V dan efisiensi
baterai sekitar 90%.

Kapasitas Baterai (Ah) =

Kapasitas Baterai (Ah)

Jadi, Anda akan memerlukan baterai dengan kapasitas sekitar 0.46 kWh atau 460 Wh untuk
menyimpan energi yang diperlukan selama satu malam dengan kebutuhan energi sebesar 10 kWh.
Pastikan untuk memilih kapasitas baterai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik selama
periode tanpa sinar matahari.

4. Pemilihan Tegangan Sistem

Pemilihan tegangan sistem dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
adalah keputusan penting yang mempengaruhi desain dan kinerja keseluruhan sistem. Berikut
adalah beberapa pertimbangan untuk memilih tegangan sistem PLTS:

1) Ketersediaan dan Biaya Komponen:


 Tegangan sistem yang lebih rendah seringkali dapat mengurangi biaya komponen
seperti inverter dan kabel. Namun, tegangan yang lebih tinggi dapat mengurangi
kerugian energi dalam perjalanan listrik dari panel surya ke inverter.
2) Jarak Pemindahan Listrik:
 Jika jarak antara panel surya dan baterai atau inverter cukup jauh, tegangan yang
lebih tinggi dapat mengurangi kerugian daya dalam kabel.
3) Kapasitas Inverter:
 Beberapa jenis inverter lebih cocok untuk tegangan tertentu. Pilih tegangan sistem
yang sesuai dengan kapasitas inverter yang akan Anda gunakan.
4) Efisiensi Konversi Energi:
 Pada umumnya, sistem dengan tegangan lebih tinggi dapat memiliki efisiensi
konversi energi yang lebih baik, terutama jika digunakan inverter tipe tertentu.
5) Keselamatan dan Kode Listrik:
 Beberapa lokasi atau negara mungkin memiliki kode listrik yang mengatur
tegangan sistem tertentu untuk keselamatan. Pastikan untuk memahami dan
mematuhi peraturan setempat.
6) Keamanan dan Kebutuhan Perlindungan Terhadap Kecelakaan Listrik:
 Tegangan yang lebih tinggi dapat menyebabkan risiko keamanan yang lebih
tinggi. Pertimbangkan apakah Anda memerlukan sistem yang lebih aman,
terutama jika panel surya atau baterai terletak di dekat area yang diakses oleh
orang lain.
7) Ketersediaan Perangkat Elektronik:
 Pilih tegangan yang umum digunakan untuk memastikan ketersediaan perangkat
elektronik dan komponen sistem PLTS.
8) Fleksibilitas dan Perluasan:
 Pertimbangkan fleksibilitas dan potensi perluasan sistem di masa depan. Tegangan
yang dipilih sekarang dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk menambahkan
kapasitas atau komponen di kemudian hari.

Umumnya, tegangan sistem PLTS dapat berkisar antara 12V, 24V, hingga 48V.
Keputusan ini harus dibuat berdasarkan kebutuhan spesifik proyek PLTS Anda dan faktor-
faktor di atas. Jika Anda tidak yakin, konsultasikan dengan seorang ahli atau insinyur listrik
yang berpengalaman dalam PLTS.

5. Menentukan kapasitas charge controller

Charge controller atau pengontrol pengisian baterai sangat penting dalam sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk melindungi baterai dari pengisian berlebihan
atau pengosongan berlebihan. Kapasitas charge controller harus sesuai dengan kebutuhan
daya dan tegangan sistem Anda. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menentukan
kapasitas charge controller:
1) Tentukan Kebutuhan Daya:
 Hitung total daya dari semua perangkat listrik yang akan dihubungkan ke sistem.
Pastikan untuk menghitung daya puncak atau daya maksimum yang diperlukan.
2) Pertimbangkan Faktor Keamanan dan Pertumbuhan Masa Depan:
 Tambahkan beberapa persen (misalnya, 10-25%) sebagai faktor keamanan atau
cadangan. Ini membantu mengakomodasi fluktuasi daya atau penambahan
perangkat di masa depan.
3) Hitung Arus Pengisian (Charge Current):
 Arus pengisian adalah total arus yang diperlukan untuk mengisi baterai selama
periode waktu tertentu. Ini dapat dihitung dengan rumus:

Arus Pengisian =

4) Pilih Charge Controller:


 Pilih charge controller yang mampu menangani arus pengisian yang dihitung di
atas. Pastikan charge controller memiliki kelebihan kapasitas untuk memastikan
kinerja yang optimal.
5) Perhatikan Tegangan Sistem:
 Pastikan charge controller sesuai dengan tegangan sistem PLTS Anda (12V, 24V,
48V, dll.).
6) Tentukan Mode Pengisian Baterai:
 Pilih charge controller dengan mode pengisian yang sesuai untuk tipe baterai yang
Anda gunakan (misalnya, gel, AGM, atau baterai timbal-asam).
7) Perhatikan Fungsi Perlindungan Tambahan:
 Pertimbangkan fitur perlindungan tambahan pada charge controller, seperti
perlindungan tegangan berlebih, penghentian otomatis saat baterai terisi penuh,
dan perlindungan dari beban berlebih.
8) Konsultasikan dengan Ahli atau Spesialis PLTS:
 Jika Anda tidak yakin tentang perhitungan atau pilihan charge controller yang
tepat, konsultasikan dengan ahli atau spesialis PLTS untuk mendapatkan saran
yang lebih terinci dan sesuai dengan kebutuhan spesifik proyek Anda.
Pastikan untuk memahami spesifikasi charge controller dan memilih model yang
sesuai dengan kebutuhan sistem PLTS Anda agar dapat mengoptimalkan kinerja dan umur
baterai.

6. Menentukan kapasitas inverter

Menentukan kapasitas inverter untuk sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
melibatkan pertimbangan beberapa faktor seperti daya maksimum yang akan dihubungkan,
jenis beban listrik, dan kebutuhan sistem lainnya. Berikut adalah langkah-langkah umum
untuk menentukan kapasitas inverter:

1) Identifikasi Daya Maksimum Beban:


 Tentukan total daya maksimum dari semua perangkat listrik yang akan
dihubungkan ke inverter. Pastikan untuk mencatat daya puncak atau daya
maksimum yang dibutuhkan oleh beban tersebut.
2) Tentukan Tegangan Sistem:
 Pilih tegangan sistem yang sesuai dengan sistem PLTS Anda (misalnya, 12V,
24V, 48V). Tegangan ini akan mempengaruhi pilihan inverter yang tersedia.
3) Pertimbangkan Faktor Keamanan dan Pertumbuhan Masa Depan:
 Tambahkan beberapa persen (misalnya, 10-20%) sebagai faktor keamanan atau
cadangan. Ini membantu mengakomodasi fluktuasi daya atau penambahan
perangkat di masa depan.
4) Pilih Jenis Inverter:
 Pilih jenis inverter yang sesuai dengan kebutuhan sistem Anda. Misalnya, inverter
murni sinus seringkali lebih mahal tetapi lebih cocok untuk perangkat elektronik
sensitif, sementara inverter modifikasi sinus dapat digunakan untuk beban yang
lebih umum.
5) Hitung Kapasitas Inverter:
 Kapasitas inverter diukur dalam watt (W) atau kilowatt (kW). Pastikan kapasitas
inverter yang dipilih cukup untuk menangani total daya maksimum beban Anda.
Rumusnya adalah:
Kapasitas Inverter = Total Daya Maksimum Beban × (1 + Faktor Cadangan)
6) Pilih Inverter dengan Fitur Tambahan:
 Pertimbangkan fitur tambahan yang mungkin diperlukan, seperti pemantauan,
perlindungan terhadap lonjakan daya, dan kemampuan beban berlebih.
7) Perhatikan Efisiensi Inverter:
 Perhatikan tingkat efisiensi inverter. Efisiensi inverter mengacu pada sejauh mana
inverter dapat mengubah energi dari panel surya menjadi listrik tanpa kehilangan
daya yang signifikan.
8) Konsultasikan dengan Ahli atau Spesialis PLTS:
 Jika Anda memiliki kebutuhan khusus atau tidak yakin dengan perhitungan,
konsultasikan dengan ahli atau spesialis PLTS untuk mendapatkan saran yang
lebih terinci dan sesuai dengan kebutuhan spesifik proyek Anda.

Pastikan untuk memilih inverter yang cocok dengan kebutuhan daya sistem PLTS
Anda, dan pastikan inverter memiliki kapasitas yang cukup untuk menangani semua beban
listrik yang akan dihubungkan.

7. Sistem Pengaman / Proteksi

Proteksi dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sangat penting untuk
menjaga keandalan dan kinerja sistem serta untuk melindungi perangkat dan peralatan yang
terlibat. Berikut adalah beberapa aspek sistem pengaman atau proteksi yang perlu
dipertimbangkan dalam PLTS:

1) Proteksi Tegangan Berlebih (Overvoltage Protection):


 Instal proteksi tegangan berlebih untuk melindungi sistem dari lonjakan tegangan
yang dapat merusak inverter, peralatan, dan perangkat lainnya. Ini dapat
mencakup penggunaan supresor tegangan (surge suppressor) atau pelindung
tegangan berlebih.
2) Proteksi Tegangan Rendah (Undervoltage Protection):
 Sertakan proteksi tegangan rendah untuk mencegah kerusakan pada perangkat dan
inverter karena tegangan baterai yang terlalu rendah.
3) Proteksi Arus Lebih (Overcurrent Protection):
 Pasang pelindung arus berlebih (overcurrent protection) untuk melindungi
peralatan dan kabel dari arus yang melebihi kapasitas yang diizinkan.
4) Perlindungan Terhadap Kebocoran Arus (Ground Fault Protection):
 Sertakan sistem perlindungan terhadap kebocoran arus untuk mendeteksi
kebocoran arus yang dapat menunjukkan masalah kelistrikan dan menyebabkan
bahaya kebakaran.
5) Proteksi Terhadap Kelebihan Daya (Overpower Protection):
 Gunakan proteksi terhadap kelebihan daya untuk melindungi inverter dan
peralatan lainnya dari kelebihan daya yang dapat terjadi karena fluktuasi sistem
atau kegagalan perangkat.
6) Perlindungan Petir dan Gangguan Listrik:
 Pasang sistem proteksi petir dan gangguan listrik untuk melindungi panel surya,
inverter, dan peralatan lainnya dari kerusakan akibat petir atau gangguan listrik.
7) Proteksi Terhadap Suhu Berlebih (Overtemperature Protection):
 Sertakan sensor suhu dan proteksi terhadap suhu berlebih untuk mencegah
kerusakan pada perangkat elektronik akibat suhu yang terlalu tinggi.
8) Sistem Pemantauan dan Peringatan (Monitoring and Warning Systems):
 Integrasi sistem pemantauan dan peringatan yang dapat memberikan notifikasi
atau peringatan jika terdeteksi masalah dalam sistem.
9) Proteksi Terhadap Inverter Off-Grid:
 Jika Anda menggunakan inverter off-grid, pastikan ada sistem proteksi untuk
mencegah masalah saat baterai hampir habis atau saat beban melebihi kapasitas
inverter.
10) Perlindungan Terhadap Pencurian:
 Pertimbangkan perlindungan terhadap pencurian untuk mencegah kerugian materi
akibat pencurian panel surya atau perangkat lainnya.
11) Pelatihan dan Prosedur Keamanan:
 Berikan pelatihan kepada pengguna dan teknisi tentang prosedur keamanan dan
langkah-langkah darurat yang harus diambil dalam situasi yang tidak biasa.

Penting untuk merancang sistem proteksi yang komprehensif dan sesuai dengan
kebutuhan khusus proyek PLTS Anda. Jika memungkinkan, konsultasikan dengan ahli atau
insinyur listrik untuk memastikan sistem proteksi yang efektif dan handal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembuatan makalah ini, saya menarik kesimpulan bahwa Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) memiliki berbagai keuntungan. PLTS ini juga sangat cocok
dikembangkan di Indonesia yang sangat berpotensi, karena beriklim tropis, dan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini bisa digunakan sebagai pengganti pembangkit listrik
berbahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Pemanfaatan energi tenaga surya terbarukan
secara efisien, akan menimbulkan keuntungan secara materi dan kesehatan lingkungan
alam.

B. Saran

Setelah melihat prospektif dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang ramah
lingkungan dan juga sumber energinya terbarukan, sebaiknya kita sebagai warga
masyarakat Indonesia mulai peduli dan juga berpartisipasi untuk memakai serta
mengembangkan teknologi PLTS ini. Jika, teknologi ini berhasil berjalan dan
berkembang pesat, dapat di bayangkan berapa jumlah polusi yang berkurang. Serta juga
dapat mengurangi Global Warming serta dampak yang di timbulknya. Dan kemungkinan
dari segi perekonomian daerah akan meningkat, sarana dan prasarana dapat berjalan
lancar. Sehingga nantinya akan menghasilkan SDM yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

1. . Ir.Massing.MT pembangkit tenaga listrik . Course Note Jurusan Teknik Elektro.


Samarinda. 2002.

2. Ir. E. jasjfi MSc, “Instalasi Pembangkit Tenaga Surya” , Penerbit Erlangga , Jakarta.

3. Obert, E.F..’’ Concepts of Thermodynamics” , McGraw-Hill Book Company, New York ,


1960.

4. Shared by: Google PLTS.

5. Photovoltaic-Power-System, e-book

Anda mungkin juga menyukai