Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


KINERJA : PEMBUATAN PINTU LIPAT

Disusun Oleh :RIKI DWI SETIAWAN (3743)


RISKI AGUNG CAHYONO(3677)
SUGENG RIYADI(3747)

SMK NEGERI 1 PURWOJATI


TEKNIK PENGELASAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

i
HALAMAN PENGESAHAN

Pelaksana :
Nama : RIKI DWI SETIAWAN
: RISKI AGUNG CAHYONO
:SUGENG RIYADI
Prog. Keahlian : TEKNIK PENGELASAN

Laporan Prakerin ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing Laporan
SMK Negeri 1 Purwojati pada :

Hari : Kamis
Tanggal : 26 Oktober 2023

Purwojati, 26 oktober 2023


Menyetujui,

Pembimbing Prakerin Ketua Jurusan Pengelasan

Dwi cahyono, S. Pd RAHMAT RISMAWAN, S.pd


NIP. 197505182008011008 NIP. 199009072022211007

Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Purwojati pembimping DU

GUNARSO. S. Pd.m.pd BAPAK JANET


NIP. 197811052006041006

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’ alamin. Segala puji dan syukur saya panjatkan


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
ini dengan baik.
Dengan diselenggarakannya Prakerin di Dunia Usaha / Dunia Industri,
diharapkan mampu meningkatkan keahlian dan profesionalisme siswa sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan Dunia Usaha / Dunia Industri. Selain itu, siswa
juga diharapkan akan memiliki etos kerja yang tinggi, yang meliputi kemampuan,
kedisiplinan, motivasi, inisiatif, dan kreatifitas dalam bekerja, sehingga akan
menghasilkan produk yang berkualitas.
Dalam penyusunan Laporan Prakerin ini banyak pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada saya. Oleh karena itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Gunarso, S.Pd,. M.Pd. selaku Kepala SMK N 1 Purwojati.
2. Bapak Dwi Cahyono, S.Pd selaku Kepala Program Keahlian Teknik
Pengelasan SMK N 1 Purwojati.
3. Bapak Rahmat Rismawan S.Pd selaku pembimbing lapangan.
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu saya dalam pembuatan penyusunan Laporan Prakerin.
Saya menyadari bahwa pembuatan dan penyusunan Laporan Prakerin ini
masih terdapat kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu segala kritik dan
saran saya harapkan demi kesempurnaan Laporan Prakerin ini.
Akhir kata, besar harapan saya agar Laporan Prakerin ini dapat memberikan
manfaat kepada saya serta bagi para pembaca sekalian.

Purwojati, 26 Oktober 2023

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... i


Halaman Pengesahan ................................................................................. ii
Kata Pengantar ........................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................... 1
2. Tujuan ............................................................................................ 1
3. Fungsi Produk / Jasa ....................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 2
1. Pengertian Pengelasan .................................................................... 2
2. Macam – Macam Proses Pengelasan ............................................... 2
3. Macam – Macam Sambungan ......................................................... 2
4. Peralatan Las .................................................................................. 3
5. Perlengkapan Las ........................................................................... 4
BAB III PROSES KERJA .......................................................................... 5
1. Sejarah Industri .............................................................................. 5
2. Daftar Fasilitas Industri .................................................................. 6
3. Proses Kerja ................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 11
1. Kesimpulan .................................................................................... 11
2. Saran .............................................................................................. 11
Daftar Pustaka ............................................................................................ 12
Gambar Kerja ............................................................................................ 13

BAB I

iv
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada awalnya pengembangan teknologi las, pengelasan hanya
dipergunakan untuk sambungan permanen dan reparasi–reparasi yang kurang
penting. Tetapi setelah mengalami pengalaman praktek yang cukup lama
maka sekarang ini penggunaan las dapat menjangkau pada pekerjaan hampir
menggunakan bahan baku logam. Selama saya melakukan Praktik Kerja
Industri saya tahu salah satu pembuatan Gerbang Stainless adalah produk
yang terbuat dari pipa Stainless dengan berbagai banyak ukuran, yang
digunakan sebagai pengaman atau pagar pelindung sebuah rumah ataupun
bangunan.

2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan Laporan ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Laporan Prakerin.
b. Sebagai bukti tertulis atas kegiatan Praktik Kerja Industri yang telah
dilaksanakan oleh saya pada program di Dunia Usaha / Dunia Industri.
c. Sebagai penerapan ilmu dan kompetensi keahlian yang telah diperoleh
saya pada program teknik pengelasan di SMK N 1 Purwojati
d. Memberikan gambaran tentang melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN).

3. Fungsi Produk Dan Jasa


1. Sebagai pengaman suatu bangunan supaya aman dari pencurian.
2. Untuk memperindah/mempercantik bangunan (hiasan).
3. Membuat bangunan terlihat lebih rajin atau rapi.
4. Menambah keunikan.

BAB II

v
LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pengelasan
Mengelas adalah menyambung dua bagian logam secara permanen
dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas diperlukan untuk
memanaskan bahan dasar yang akan disambung dan kawat sebagai pengisi.

2. Macam – Macam Proses Pengelasan


Proses pengelasan digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
a. Las Lumer (Cair)
Proses las cair dasar dan kawat las dipanaskan hingga keduanya mencair
dan terpadu satu sama lain, cara pengelasan yang termasuk las cair adalah
sebagai berikut :
 Las Gas.
Las gas adalah cara pengelasan dimana panas yang digunakan untuk
pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran gas oksigen (Zat
Asam). Bahan bakar yang digunakan adalah gas astelin (Gas Karbit).
b. Las Tahanan Listrik.
Las Tahan Listrik adalah cara pengelasan dengan menggunakan tahanan
(hambatan) listrik yang terjadi antara dua bagian logam yang akan
disambungkan. Cara pengelasan ini dipergunakan pada las listrik, las
tekan, atau las rol.
c. Solder atau Brazing
Penyolderan adalah penyambungan logam dibawah pengaruh
penyeluruhan panas dengan bantuan logam Penyambung (solder) yang
mempunyai titik lebur logam yang akan disambungkan.

3. Macam – Macam Sambungan


 Sambungan Sudut
 Sambungan Pipa
 Sambungan Tumpul

vi
 Sambungan T

Posisi sambungan untuk sambungan sudut dan sambungan tumpul


terdiri dari 4 posisi pengelasan yaitu :
1. Posisi bawah tengah (down head)
2. Posisi mendatar (horizontal)
3. Posisi tegak (vertikal) dan
4. Posisi diatas kepala (over head)

4. Peralatan Las
Mesin Las
a. Mesin Las Arus AC
Mesin las merupakan bagian terpenting dari peralatan las busur.
Mesin las AC memerlukan sumber dari peralatan balik fase tunggal
dengan sebuah transfometer. Arus input diperkecil tegangannya menjadi
arus. Output sekitar 36 sampai 70 volt, tetapi kuat arus besar sekitar 200–
500 A.
b. Mesin Las Arus DC.
Mesin ini mengubah arus AC yang masuk menjadi DC keluar dengan
bantuan rectikler. Bekerjanya tenang dan biasanya mempunyai pengatus
tunggal untuk menyetel arus yang keluar.
c. Mesin Las AC – DC
Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin arus bolak – balik dan
arus searah, dengan mesin ini lebih banyak kemungkinan pemakaiannya
karena arus yang keluar dapat dipilih AC atau DC dengan hanya
mengubah posisi handle pada mesin tersebut.

5. Perlengkapan Las

vii
a. Kabel Las
Inti penghantar arus ini biasanya terbuat dari tembaga yang dipintal,
dibungkus, dengan isolator dan diberi penguat, agar tidak mudah patah,
kabel ini harus lentur tidak kaku dan tidak mengganggu gerakan kerja.
b. Pemegang Elektroda
Digunakan untuk menjepit elektroda, alat ini terdiri dari mulut
penjepit dan pegangan yang di bungkus.
c. Klem Masa
Klem masa digunakan untuk menghubungkan klem masa ke benda
kerja.
d. Palu Las dan Sikat Kawat
Digunakan untuk membersihkan terak dan percikan las pada benda
kerja.
e. Tang Penjepit
Digunakan untuk m enjepit atau memindahkan benda panas.
f. Topeng Las
Digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari sinar ultraviolet.
g. Kacamata Pengaman
Untuk melindungi mata operator saat membersihkan benda kerja
sebelum dan sesudah pengelasan.
h. Pakaian Las
Digunakan untuk melindungi tubuh operator yang tidak dapat
ditangkai dengan alat keselamatan kerja yang termasuk pakaian las.
i. Kamar Las
Ini sangat penting karena orang yang berada disekitarnya tidak
terganggu dari cahaya las.
j. Elektroda
Elektroda yang digunakan manual adalah jenis elektroda yang terbungkus
fluks.

BAB III

viii
PROSES KERJA

1. Sejarah Industri
Bengkel las “SB LAS” yang terletak di Jalan raya kali petung. Berdiri
sejak tahun 2010, pada awal berdiri tempatnya tidak seperti sekarang ini,
bengkel las berdiri tepat di sebelah perempatan MI kali petung Bengkel
tersebut dipimpin Bapak Janet dan mempunyai modal yang cukup untuk
membangun bengkel dan membeli alat dan mesin las, dan berdirilah seperti
saat ini. Bidang usaha yang dikerjakan yaitu meliputi pembuatan kanopi,
balkon, gerbang, pintu lipat, tangga putar dan masih banyak jenis dan macam
produk yang dibuat di bengkel las “SB LAS”.

Nama bengkel : “SB LAS”


Nama pemilik : JANET
Alamat : Desa kalipetung, RT05/11
Tahun pendirian : Tahun 2010
Bidang usaha : Las listrik

2. Daftar Fasilitas Industri

No Nama Alat Satuan Jumlah

ix
1 Mesin Las Unit 3
2 Gerinda Tangan Unit 4
3 Kacamata Las Buah 2
4 Penggaris Siku Buah 2
5 Palu Buah 6
6 Rol Meter Buah 3
7 Mesin Bor tangan Unit 2
8 Tang Buah 1
9 Pahat Buah 2
10 Kunci Pas Set 2
11 Kunci Ring Set 1
12 Kunci Shock Set 1
13 Kunci T Set 1
14 Kunci Palang Set 1
15 Kedok las Buah 1
16 Kacamata safety Buah 1
17 Sikat baja Buah 1

3. Proses Kerja
Dalam proses kerja, hal halnya meliputi :
a. Jenis Pekerjaan :
Pembuatan pintu lipat

x
b. Peralatan Yang Digunakan :
a) Mesin pemotong (digunakan untuk memotong bahan)
b) Alat ukur (untuk mengukur bahan yang akan dipotong)
c) Spidol (digunakan untuk memberi tanda bahan yang akan dipotong)
d) Tang (digunakan untuk memindahkan benda yang panas)
e) Palu (digunakan untuk menghilangkan terak yang menempel)
f) Mesin las MIG(digunakan untuk mengelas/menyambung benda)
g) Mesin las SMAW (digunakan untuk mengelas/menyambung benda)
h) Gerinda (berguna untuk merapihkan las)
i) Kacamata las (digunakan untuk melindingi mata dari cahaya/sinar las)
j) Masker (berguna untuk melindungi mulut dan hidung dari debu)
k) Penyiku/penggaris siku (di gunakan untuk menyiku atau membentuk
sudut 90°)
l) Face shield (berguna untuk melindungi wajah pada saat menggerinda)
m) Amplas.

c. Bahan :
1. Besi holo 4×6
2. Besi plat
3. Elektroda
4. Bahan tambah

d. Langkah Kerja
1. Ukurlah besi holo sesuai ukuran yang telah di tentukan.
2. Lalu potonglah benda kerja yang sudah diukur.
3. Rapihkan hasil potongan dengan menggunakan gerinda.
4. Buatlah rangka luar berbentuk persegi panjang untuk acuan.
5. Setelah rangka luar selesai lalu ukurlah dari sudut kesudut
menggunakan meteran apakah sudah siku atau belum.
6. Lalu potonglah besi holo yang berbeda ukuran sesuai seketsa awal
pintu

xi
7. Rangkailah besi holo tersebut dengan teliti.
8. Sambungkan holo-holo tersebut dengan cara di las.
9. Bersihkan terak yang menempel pada lasan dengan menggunakan palu
dan sikat baja.
10. Rapihkan lasan dengan menggunakan gerinda, dan berhati – hati di
saat penggerindaan.
11. Lakukan penambalan atau pengelasan ulang apabila terdapati lubang.
12. Lakukan pendempulan di bagian yang sudah di gerinda
13. Mengamplas dempul yang sudah kering
14. Membersihkan debu yang menempel di pintu lipat
15. Lalu lakukan penge cetan

e. Hasil Kerja
1. Membuat pintu lipat sesuai dengan tepat waktu.
2. Membuat satu pintu lipat membutuhkan waktu yang lama.
3. Pintu lipat juga berfungsi sebagai aksesoris bangunan.

f. Keselamatan Kerja.
1. Memakai Wear pack
2. Memakai kacamata saat mengelas atau menggerinda.
3. Memakai sepatu safety
4. Berhati – hati pada benda panas.

Pengelasan menggunakan las listrik


a. Menentukan kuat arus yang digunakan
Arus yang digunakan dalam pengelasan harusnya tepat, karena akan
mempengaruhi hasil pengelasan. dalam menentukan kuat arus harus
memperhatikan bebrapa hal penting, diantaranya :

xii
 Diametr elektroda
 Tebal bahan yang dilas
 Jenis elektroda yang digunakan
 Posisi pengelasan
 polaritas (sifat) pengutuban

Cara mengatur arus dengan cara memutar handel pada mesin las.
besarnya arus yang dipilih dapat dibaca pada skala arus yang terdapat pada
pesawat las. Pengaruh besar arus terlalu besar, maka elektroda akan
mencair terlalu cepat, akibatnya : permukaan las akan lebih besar
penembusan yang dalam akan terjadi under cut pengaruh besar arus terlalu
kecil, maka akan menyebabkan busur listrik sukar untuk menyala,
sehingga busur listrik yang terjadi tidak stabil. panas yang terjadi tidak
cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar, akibatya : rigi-rigi
lasnya kecil dan tidak rata penembusannya dangkal.

b. Cara menyalakan busur


Untuk menyalakan busur harus liat dulu jenis pesawat las yang
digunakan :
a) Pesawat Las AC
Dengan cara menggoreskan ujung elektroda pada permukaan
benda kerja yang akan dilas. seperti menyalakan batang korek, bila
busur sudah jadi, pertahankan nyala tersebut untuk pengelasan.
b) Pesawat Las DC
Dengan cara menyentuhkan ujung elektroda pada permukaan
benda kerja secara tegak lurus. bila sudah menyala angkat setinggi
elektroda (diameter elektroda/lingkaran). bila pengelasan belum
selesai, sementara elektroda sudah habis, maka elektroda harus diganti
dan busur dinyalakan lagi dengan cara sebagai berikut : jalur las harus
dibersihkan dari terak las nyala busur las +10mm dari jalur las tadi
setelah busur las terjadi cepat-cepatlah busur las di tarik kebelakang di

xiii
tempat busur las terhenti lanjutkan pengelasan sampai panjang yang di
tentukan.

c. Pengaruh panjang busur


Panjang busur juga akan mempengaruhi hasil pengelasan :
a) Bila panjang busur tepat L=D, maka cairan elektroda akan mengalir
dan mengendap dengan baik. Sehingga akan menghasilkan rigi-rigi las
yang halus dan baik, serta percikan teraknya halus.
b) Bila busur terlalu panjang L>D, maka cairan elektroda akan mengalir
dan menyebar. Sehingga akan menghasilkan rigi-rigi las yang kasar,
tembusannya dangkal dan percikan teraknya kasar serta keluar dari
jalur las.
c) Bila busur terlalu pendek L<D, busur yang terjadi sukar dipelihara
sehingga sering terjadi pembekuan pada ujung elektroda yang
mengakibatkan rigi-rigi las tidak rata, tembusan las tidak baik dan
percikan teraknya kasar serta berbentuk bola.

d. Gerakan dan pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las


a) Gerakan elektroda
Pada waktu mengelas elektroda harus digerakkan agar memperoleh
dampak yang diinginkan, gerakan elektroda itu diantaranya adalah :
gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda, gerakan ini dilakukan
untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap. Gerakan ayunan
elektroda, gerakan ini fungsinya untuk mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki.Gerakan ayunan segitiga/zigzag, gerakan ini fungsinya
untuk mendapatkan penembusan yang baik diantara dua celah plat.
b) Pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las

xiv
kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda pada waktu
mengelas harus stabil, sehingga akan memperoleh rigi-rigi las yang
rata dan halus dengan penembusan yang baik jika elektroda digerakkan
trlalu cepat, maka pemanasan bahan dasar kurang, sehigga akan
diperoleh rigi-rigi las yang kecil dengan penembusan dangkal. jika
elektroda digerakkan terlalu lambat, maka akan diperoleh rigi-rigi las
yang lebar dan kuat dengan penembusan yang dalam.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Setelah melakukan proses kerja, kita dapat mengetahui bagaimana cara
pembuatan gerbang stenlies maka dapat disimpulkan :
1. Membuat pintu lipat memerlukan biaya yang cukup besar.
2. Pembuatan pintu lipat membutuhkan waktu yang cukup lama.
3. Kesulitan pada pembuatan pintu lipat adalah membuat pintu lipat yang
siku dan biasanya sukar pada proses pengamplasan. Juga pada saat
mengelas sering terjadi atau terdapati lubang
4. Pintu lipat diciptakan untuk memberikan rasa aman kepada pemilik rumah,
dan juga sebagai aksesoris rumah.

2. Saran
Berdasarkan Laporan Prakerin dan Proses Kerja, ada beberapa saran
yang harus di perhatikan sebagai dasar untuk melakukan suatu pekerjaan
supaya dalam kegiatan Prakerin kita tidak canggung. Yang meliputi :
1. Kepada pembimbing dimohon monitoring tidak hanya 1 bulan sekali.
2. Kepada bengkel las di harapkan lebih memandu para murid prakerin.
3. Murid diharapkan mematuhi peraturan kerja yang ada di dunia industri.

xv
4. Bekerja sama dalam bekerja lebih mudah daripada kerja sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

RIKI DWI SETIAWAN. 2023.Teknik Pengelasan.Bengkel SB LAS Desa


kalipetung

GAMBAR KERJA

xvi
xvii
xviii
xix
xx
xxi

Anda mungkin juga menyukai