Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )


DI BENGKEL BERKAH KARYA

Disusun oleh :
Nama : Hendy Hermawan
NIS / NISN : 7306 / 0041314562

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH KARTASURA


KOMPETISI KEAHLIAN : TEKNIK MESIN INDUSTRI
Jl. Nakula, Dusun IV, Pucangan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo,
Jawa Tengah 57168
Tahun pelajaran 2021/2022
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan praktek kerja lapangan (prakerin) ini disusun sebagai selesainya


prakerin

Hari : ....................
Tanggal : ....................

Pimpinan instansi/perusahan guru pembimbing prakerin

Bapak slamet Muh risky

Mengetahui
Kepala sekolah SMK Muhammadiyah kartasura

Drs.Dwi Wuryanto
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’ alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) ini dengan baik.
Dengan diselenggarakannya Prakerin di Dunia Usaha / Dunia Industri,
diharapkan mampu meningkatkan keahlian dan profesionalisme siswa sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan Dunia Usaha / Dunia Industri. Selain itu, siswa
juga diharapkan akan memiliki etos kerja yang tinggi, yang meliputi
kemampuan, kedisiplinan, motivasi, inisiatif, dan kreatifitas dalam bekerja,
sehingga akan menghasilkan produk yang berkualitas.
Dalam penyusunan Laporan Prakerin ini banyak pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.Bapak Drs.Dwi Wuryanto ., S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMK
MUHAMMADIYAH KKARTASUR
2.Bapak Muh Risky selaku guru pembimbing prakerin.
3.Bapak Slamet selaku salah satu pimpinan bengkel las berkah karya yang telah
memberi izin kepada kami dalam melaksanakan prakerin
4.pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis
dalam pembuatan penyusunan Laporan Prakerin.
Penulis menyadari bahwa pembuatan dan penyusunan Laporan Prakerin ini
masih terdapat kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu segala kritik
dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Prakerin ini.
Akhir kata, besar harapan penulis agar Laporan Prakerin ini dapat memberikan
manfaat kepada penulis serta bagi para pembaca sekalian.

DAFTAR ISI
Halaman judul ........................................................................... i
Halaman pengesahan ................................................................. II
Kata pengantar .......................................................................... iii
Daftar isi .................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... I
belakang............................................................................. 1
Tujuan .............................................................................. 1
Fungsi produk / jasa .......................................................... 1
BAB II Landasan teori........................,....................................... 2
PENGERTIAN pengelasan ................................................ 2
Macam – macam proses pengelasan ................................ 2
Macam – macam sambungan .......................................... 2
Peralatan las. .................................................................... 3
Perlengkapan las................................................................ 4
BAB III PROSES KERJA .................................................................. 7
Sejarah industri .................................................................. 8
Daftar fasilitas industri ......................................................... 8
kerja .................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP .......................................................................... 13
KESIMPULAN ........................................................................ 13
SARAN ................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Pada awalnya pengembangan teknologi las, pengelasan hanya dipergunakan
untuk sambungan dan reparasi-reparasi yang kurang penting. Tetapi setelah
mengalami pengalaman praktek yang cukup lama maka sekarang ini
penggunaan las dapat menjangkau pada pekerjaan hampir menggunakan
bahan baku logam. Selama saya melakukan Praktek Kerja Industri saya tahu
salah satu pembuatan Teralis Cendela adalah produk yang terbuat dari baja
segi empat, yang digunakan sebagai pengaman yang biasanya terletak pada
cendela rumah. Selain itu, produk ini juga bisa dijadikan penghias rumah.
2.Tujuan
Tujuan dari pembuatan Laporan ini adalah sebagai berikut :
Sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Laporan Prakerin.
Sebagai bukti tertulis atas kegiatan Praktek Kerja Industri yang
telahDilaksanakan oleh penulis pada program di Dunia Usaha / Dunia Industri.
Sebagai penerapan ilmu dan kompetensi keahlian yang telah diperoleh Penulis
pada program teknik pengelasan di SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA .
Memberikan gambaran tentang melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN).
3.Fungsi Produk Dan Jasa
Sebagai pengaman rumah supaya terhindar dari aksi pencurian.
Untuk memperindah/mempercantik rumah (hiasan).
Membuat rumah terlihat lebih rajin.

BAB II
LANDASAN TEORI
PENGERTIAN PENGELASAN
Mengelas adalah menyambung dua bagian logam secara permanen
dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas diperlukan untuk
memanaskan bahan dasar yang akan disambung dan kawat sebagai pengisi.
MACAM-MACAM Proses Pengelasan
a.lasLumer (Cair)
Proses pengelasan digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
Proses las cair dasar dan kawat las dipanaskan hingga keduanya mencair dan
terpadu satu sama lain, cara pengelasan yang termasuk las cair adalah sebagai
berikut :
◆ Las Gas.
Las gas adalah cara pengelasan dimana panas yang digunakan untuk
pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran gas oksigen (Zat
Asam). Bahan bakar yang digunakan adalah gas astelin (Gas Karbit).
b. Las Tahanan Listrik.
Las Tahan Listrik adalah cara pengelasan dengan menggunakan tahanan
(hambatan) listrik yang terjadi antara dua bagian logam yang akan
disambungkan. Cara pengelasan ini dipergunakan pada las listrik, las tekan,
atau las rol.
c. Solder atau Brazing
Penyolderan adalah penyambungan logam dibawah pengaruh penyeluruhan
panas dengan bantuan logam Penyambung (solder) yang mempunyai titik
lebur logam yang akan disambungkan.
Macam-Macam Sambungan
•Sambungan Sudut
•Sambungan Pipa
•Sambungan Tumpul
•Sambungan T
Posisi sambungan untuk sambungan sudut dan sambungan tumpul terdiri dari
4 posisi pengelasan yaitu :
Posisi bawah tengah (down head)
Posisi mendatar (horizontal)
Posisi tegak (vertikal) dan
Posisi diatas kepala (over head)
Peralatan Las Mesin Las a. Mesin Las Arus AC
Mesin las merupakan bagian terpenting dari peralatan las busur. Mesin las AC
memerlukan sumber dari peralatan balik fase tunggal dengan sebuah
transfometer. Arus input diperkecil tegangannya menjadi arus. Output sekitar
36 sampai 70 volt, tetapi kuat arus besar sekitar 200-500 A.
b. Mesin Las Arus DC.
Mesin ini mengubah arus AC yang masuk menjadi DC keluar dengan bantuan
rectikler. Bekerjanya tenang dan biasanya mempunyai pengatus tunggal untuk
menyetel arus yang keluar.
c. Mesin Las AC-DC
Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin arus bolak-balik dan arus searah,
dengan mesin ini lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang
keluar dapat dipilih AC atau DC dengan hanya mengubah posisi handle pada
mesin tersebut.

Perlengkapan LAS
A. kabel las
Inti penghantar arus ini biasanya terbuat dari tembaga yang dipintal,
dibungkus, dengan isolator dan diberi penguat, agar tidak mudah patah, kabel
ini harus lentur tidak kaku dan tidak mengganggu gerakan kerja
b. Pemegang Elektroda
Digunakan untuk menjepit elektroda, alat ini terdiri dari mulut penjepit dan
pegangan yang di bungkus.
c. Klem Massa
Klem masa digunakan untuk menghubungkan klem masa ke benda kerja.
D. Palu las dan sikat kawat
Digunakan untuk membersihkan terak dan percikan las pada benda
kerja.
e. Tang Penjepit
Digunakan untuk menjepit atau memindahkan benda panas.
f. Topeng Las
Digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari sinar ultraviolet.
g. Kacamata Pengaman
Untuk melindungi mata operator saat membersihkan benda kerja sebelum dan
sesudah pengelasan.
h. Pakaian Las
Digunakan untuk melindungi tubuh operator yang tidak dapat ditangkai
dengan alat keselamatan kerja yang termasuk pakaian las.
i. Kamar Las
Ini sangat penting karena orang yang berada disekitarnya tidak terganggu dari
cahaya las.
j. Elektroda
Elektroda yang digunakan manual adalah jenis elektroda yang terbungkus
fluks.

BAB III
PROSES KERJA
1. Sejarah Industri

Bengkel las BERKAH KARYA yang terletak di jalan Jogja solo. pada awal berdiri
tempatnya tidak seperti sekarang ini, bengkel las berdiri tepat di bahu jalan di
depan Pom sawit. Bengkel tersebut dipimpin Bapak Slamet dan mempunyai
modal yang cukup untuk membangun bengkel dan membeli alat dan mesin las,
dan berdirilah seperti saat ini. Bidang usaha yang dikerjakan yaitu meliputi
pembuatan pintu lipat, rolling door, tralis pagar, tralis besi, dan masih banyak
jenis dan macam produk yang dibuat di bengkel las DA MEUBEL . Bengkel ini
mempunyai karyawan sebanyak 2 orang, yang bekerja sebagai "tukang" atau
juru las.

Nama bengkel : bengkel las BERKAH KARYA


Nama pemilik : bapak Slamet
Alamat : Sraten, Kec. Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57374
Bidang usaha : las listrik

2. Daftar fasilitas industri


1. Mesin las
2. Gerinda tangan
3. Kacamata las
4. Penggaris siku
5. Palu
6. Rol meter
7. Mesin bor
8. Tang
9. Kunci Inggris
10.Batu gerinda
11.Pahat
12.Bor tembok
13.Kuas cat
14.Kunci pas
15.Kunci T Dll
3.PROSES KERJA

Dalam proses kerja, hal halnya meliputi :


a.Jenis Pekerjaan :
Pembuatan Teralis Jendela

b. Peralatan Yang Digunakan :


a) Mesin bor (untuk melubangi)
b) Mesin pemotong (digunakan untuk memotong bahan)
c) Alat ukur (untuk mengukur bahan yang akan dipotong)
d) Penggores (digunakan untuk memberi tanda bahan yang akan dipotong)
e) Tang (digunakan untuk memindahkan benda yang panas)
f) Palu (digunakan untuk menghilangkan terak yang menempel)
g) Mesin las (digunakan untuk mengelas/menyambung benda)
h) Gerinda (berguna untuk merapihkan lasan)
i) Kuas (digunakan untuk mengecat benda kerja)
j) Besi baja (digunakan untuk menjepit benda kerja supaya persegi)
k) Amplas.

c. Bahan :
1. Besi beton persegi
2. Plat strip
3. Dempul plastik
4. Cat besi dan tiner
5. Elektroda
d. Langkah Kerja

1. Memotong benda kerja yang terlebih dahulu sudah diukur.


2. Rapihkan hasil potongan dengan menggunakan gerinda.
3. Buatlah rangka luar untuk acuan dengan menggunakan plat baja.
4. Rangkailah benda kerja dengan teliti.
5. Sambung benda kerja dengan cara di las.
6. Bersihkan terak yang menempel pada lasan dengan menggunakan palu.
7. Rapihkan lasan dengan menggunakan gerinda, dan berhati-hati di saat
penggerindaan.
7. Lakukan pendempulan pada lasan yang cacat kemudian di amplas. 9.
Benda kerja di cat dengan warna sesuai keinginan pemesan dan di bor.

e. Hasil Kerja
1. Membuat tralis jendela sesuai dengan tepat waktu.
2. Membuat satu pagar/tralis membutuhkan waktu yang lama.
3. Tralis jendela juga berfungsi sebagai aksesoris rumah.

f. Keselamatan Kerja.
1. Memakai Wear pack
2. Memakai kacamata saat mengelas atau menggerinda.
3. Memakai sepatu
4. Memakai sepatu las
5. Berhati-hati pada benda panas.

Pengelasan menggunakan las listrik


a. Menentukan kuat arus yang digunakan
Arus yang digunakan dalam pengelasan harusnya tepat, karena akan
mempengaruhi hasil pengelasan dalam menentukan kuat arus harus
memperhatikan bebrapa hal penting, diantaranya :
• Diametr elektroda
• Tebal bahan yang dilas
• Jenis elektroda yang digunakan
• Posisi pengelasan
 Polaritas (sifat) pengutuban

Cara mengatur arus dengan cara memutar handel pada mesin las.
Besarnya arus yang dipilih dapat dibaca pada skala arus yang terdapat
pada pesawat las. Pengaruh besar arus terlalu besar, maka elektroda
akan mencair terlalu cepat, akibatnya permukaan las akan lebih besar
penembusan yang dalam akan terjadi under cut pengaruh besar arus
terlalu kecil, maka akan menyebabkan busur listrik sukar untuk menyala,
sehingga busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak
cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar, akibatya: rigi-rigi
lasnya kecil dan tidak rata penembusannya dangkal.

b. Cara menyalakan busur


menyalakan busur harus liat dulu jenis pesawat las yang
digunakan :
a) Pesawat Las AC
Dengan cara menggoreskan ujung elektroda pada permukaan
benda kerja yang akan dilas. Seperti menyalakan batang korek, bila
busur sudah jadi, pertahankan nyala tersebut untuk pengelasan.
B) Pesawat Las DC
Dengan cara menyentuhkan ujung elektroda pada permukaan
benda kerja secara tegak lurus. Bila sudah menyala angkat setinggi
elektroda (diameter elektroda/lingkaran). Bila pengelasan belum selesai,
sementara elektroda sudah habis, maka elektroda harus diganti dan
busur dinyalakan lagi dengan cara sebagai berikut : jalur las harus
dibersihkan dari terak las nyala busur las +10mm dari jalur las tadi
setelah busur las terjadi cepat-cepatlah busur las di tarik kebelakang di
tempat busur las terhenti lanjutkan pengelasan sampai panjang yang
ditentukan
c. Pengaruh panjang busur

Panjang busur juga akan mempengaruhi hasil pengelasan :


a) Bila panjang busur tepat L-D, maka cairan elektroda akan mengalir
dan mengendap dengan baik. Sehingga akan menghasilkan rigi-rigi las
Yang halus dan baik, serta percikan teraknya halus.

b) bila busur terlalu panjang L>D, maka cairan elektroda


Akan mengalir dan menyebar. Sehingga akan menghasilkan rigi-rigi las
yang kasar, tembusannya dangkal dan percikan teraknya kasar serta
keluar dari jalur las.

c) Bila busur terlalu pendek L<D, busur yang terjadi sukar dipelihara
sehingga sering terjadi pembekuan pada ujung elektroda yang
mengakibatkan rigi-rigi las tidak rata, tembusan las tidak baik dan
percikan teraknya kasar serta berbentuk bola.

d. Gerakan dan pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las


a) Gerakan elektroda
Pada waktu mengelas elektroda harus digerakkan agar memperoleh
dampak yang diinginkan, gerakan elektroda itu diantaranya adalah :
gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda, gerakan ini dilakukan
untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap. Gerakan ayunan
elektroda, gerakan ini fungsinya untuk mengatur lebar jalur las yang
dikehendaki. Gerakan ayunan segitiga/zigzag, gerakan ini fungsinya
untuk mendapatkan penembusan yang baik diantara dua celah plat.

b) Pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las


kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda pada waktu
mengelas harus stabil, sehingga akan memperoleh rigi-rigi las yang rata
dan halus dengan penembusan yang baik jika elektroda digerakkan trlalu
cepat, maka pemanasan bahan dasar kurang, sehigga akandiperoleh rigi-
rigi las yang kecil dengan penembusan dangkal. jika elektroda
digerakkan terlalu lambat, maka akan diperoleh rigi-rigi las yang lebar
dan kuat dengan penembusan yang dalam.
BAB IV
PENUTUPAN

1. Kesimpulan

Setelah melakukan proses kerja, kita dapat mengetahui


bagaimana cara pembuatan tralis jendela maka dapat
disimpulkan :
1. Membuat tralis jendela memerlukan biaya yang lumayan
besar.
2. Pembuatan tralis jendela membutuhkan waktu yang cukup
lama.
3. Kesulitan pada pembuatan tralis adalah membuat tralis yang
siku dan biasanya sukar pada proses pengamplasan.
4. Tralis jendela diciptakan untuk memberikan rasa aman
kepada pemilik rumah, dan juga sebagai aksesoris rumah.

2. Saran

Berdasarkan Laporan Prakerin dan Proses Kerja, ada beberapa


saran yang harus di perhatikan sebagai dasar untuk melakukan
suatu pekerjaan supaya dalam kegiatan Prakerin kita tidak
canggung. Yang meliputi:
1. Kepada pembimbing dimohon monitoring tidak hanya 1
bulan sekali.
2. Kepada bengkel las cobalah lebih baik dalam bidang
pengelasan.
3. Kepada karyawan bengkel las di harapkan lebih menerima
dan memandu para murid prakerin.
4. Murid diharapkan mematuhi peraturan kerja yang ada di
dunia industri.
5. Bekerja sama dalam bekerja lebih mudah daripada kerja
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai