Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI UD.MANDIRI TEKNIK

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN

OLEH :

NAMA : I Gede Purnayasa


NIS : 30337
KELAS: XI PM 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 DENPASAR


2024-2025
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Hari : ……………………….
Tanggal: ………………………..

PEMBIMBING

Sekolah Industri

Drs. I Dewa Gede Rai Juliawan. Ir.Boby Kresna

NIP. 19910311 202012 2 011 NIP.

Koordinator Praktik Kerja Industri Kepala Program Keahlian

I Ketut Kariada, ST., MT Kristian T. Andriatmoko, S.Pd


NIP.19850909 201001 1 021 NIP. 199003042020121007
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………………..………I
PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………………………………………II
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….III
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang……………………………………………...1

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan……………………………….2

1.3 Pembatasan Ruang Lingkup………………………………3

BAB II KAJIAN TEORITIS…………………………………………………4

2.1. Tinjauan Umum……………………………………………..4

2.2. Konstruksi/Model……………………………………………4

2.3. Nama Bagian dan Fungsi…………………………………..4

2.4. Cara Kerja……………………………………………………5

2.5. Gangguan – Gangguan…………………………………….5

2.6. Keselamatan Kerja…………………………………………6

BAB III PELAPORAN………………………………………………………. 7

3.1. Pemeriksaan ...................................................................7

3.2. Pengukuran .................................................................... 7

3.3 Kegiatan ……………………………………………………..7

3.4. Memasang Dan Menyetel ………………………………….7

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................................8

4.1 Kesimpulan ......................................................................8

4.2 Saran………………………………………………………... 8

4.3 foto kegiatan………………………………………………………..8


.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat – Nya yaitu laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang kami
laksanakan selama 9 minggu di BENGKEL SINAR JAYA dapat diselesaikan tepat waktu.
Laporan ini merupakan bukti bahwa penulis telah mengikuti PKL di BNGKEL SINAR
JAWA pada semester genap dengan tahun ajaran 2024\2025. Laporan ini berisikan hasil
yang penulis lakukan pada saat PKL berlangsung dalam pemenuhan mata pelajaran
Produktif.
Dengan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulis dalam menyusun laporan PKL ini. Kami ucapkan
banyak terima kasih kepada :
1.Bapak I Wayan Mustika S.Pd.,M.Pd Sebagai Kepala SMK Negeri 1 Denpasar
2.Bapak I Ketut Kariada, ST., MT sebagai Koordinator Praktik Kerja Lapangan
3.Bapak Kristian T. Andriatmoko, S.Pd. selaku Kepala Program Keahlian
4.Bapak Ir.Boby Kresna selaku pembimbing di Industri.
5.Drs I Dewa Gede Rai Juliawan. Selaku pembimbing di Sekolah.
6.Semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan. Penulis
sudah menyadari bahwa laporan ini masih perlu disempurnakan. Maka dari itu, kritik dan
saran sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan ini. Diharapkan laporan ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak.

Denpasar, 24 September 2024

I Gede Purnayasa.

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
Praktik Kerja Industri dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan
kesatuan sistem yang harus dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana
yang melatar belakangi Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK Negeri 1 Denpasar yaitu :
1.Keahlian Profesional pada dasarnya mengandung unsur ilmu pengetahuan, teknik, dan
keterampilan. Dari sisi keterampilan inilah yang perlu siswa praktekkan langsung di Industri,
karena di sekolah terbatas mendapatkan pengetahuan seperti di dunia usaha/ Industri.
Dengan harapan pihak dunia usaha/ Industri dapat memberikan keahlian profesional yang di
dukung oleh peralatan yang lengkap.
2.Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu model pendidikan yang paling efektif
mendekati kesatuan antara supply dan demand ketenagakerjaan sesuai dengan kebijakan
Dinas Pendidikan Nasional tentang “Link and Match”.
Tujuan Pembuatan Laporan
1.Meningkatkan kompetensi siswa dalam pembuatan laporan
2.Menuangkan keterampilan dan pengalaman ke dalam pengetahuan
3.Memperoleh pengalaman belajar dalam karya tulis
4.Memperoleh pengalaman kerja sesuai standar industri
5.Meningkatkan etos kerja
6.Menumbuhkan dan melatih dalam karya menulis
7.Menyiapkan diri menjadi manusia produktif
8.Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik di Industri
9.Untuk mendapatkan nilai Praktik Kerja Lapangan
Pembatasan Ruang Lingkup
Di Industri tempat saya melaksanakan Praktik Kerja Lapangan yaitu di BENGKEL
SINAR JAYA, kami sangat banyak mendapatkan pengalaman belajar. Disana kami
diajarkan berbagai pekerjaan dengan tujuan agar kami terbiasa melakukan pekerjaan
tersebut dan menjadi lebih profesional. Pekerjaan yang kami dapat sangat beragam seperti,
mengebor, mengerindra, mengelas berbagai bagian dari motor,dan juga membubut , dan
lain – lain dari semua perkerjaan yang saya dapat di BENGKEL SINAR JAYA.
BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1Tinjauan Umum
Pengelasan adalah proses menyambungkan beberapa batang logam dengan
memanfaatkan energi panas setempat, sehingga menciptakan ikatan metalurgis pada logam
yang disambung. Sementara itu, pengertian pengelasan secara umum menurut DIN
(Deutche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi yang terdapat pada sambungan logam
paduan atau logam biasa dalam bentuk cair.
Adapun pokok kerja mesin las yaitu menyambung logam dengan jalan menggunakan
nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian
yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektrode yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis
Logam cair dari elektrode dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan
mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan
tersambunglah kedua logam tersebut
Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga
akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektrode. Elektrode atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-
mula terjadi kontak antara elektrode dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian
dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas
dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C. 2.2. Konstruksi/Model
2.3 Nama Bagian Dan Fungsi Mesin Bubut
a. Kepala tetap
Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri mesin,
dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat transmisi roda gigi.
Pada Kepala tetap ini ditempatkan berbagai bagian mesin yang memudahkan kita
melakukan pekerjaan. beberapa bagian yang ada di kepala tetap adalah Plat mesin, engkol
pengatur pasangan roda gigi,cakra bertingkat, motor penggerak mesin.Pada kepala tetap ini
pula kita memasang alat pemegang benda kerja sehingga aman pada saat dikerjakan.
Alat pemegang atau penjepit ini disebut Cekam. Cekam ini dibedakan menjadi dua,
yaitu Cekam rahang tiga dan cekam rahang empat. Cekam rahang tiga pergerakan rahang
penjepitnya adalah serentak sehingga pada saat kita menggerakkan satu kunci
penggeraknya, maka ketiga rahang bergerak serentak. Cekam rahang empat, pada saat kita
menggerakkan kunci penggeraknya, maka rahang yang bergerak adalah satu persatu.

b.Tool post atau dudukan pahat


Toolpost ini berada di atas eretan atas. Digunakan untuk memegang atau menjepit
pahat bubut saat proses pembubutan. Secara umum, tool post ada dua macam, yaitu :

Standar tools post


Tool post yang dalam pengaturan ketinggian mata pahat menggunakan ganjal. Cara
pengencangan pahat dengan cara mengencangkan baut-baut yang terdapat di bagian atas
tool post. Menurut jumlah rumah pahatnya tool post standar ada dua macam, yaitu memiliki
rumah pahat satu dan rumah pahat empat. Tool post dengan satu rumah pahat,
menyebabkan jumlah pahat yang dapat dipasang hanya satu. Ketika harus mengganti
pahat, operator harus mengatur ketinggian lagi untuk pahat selanjutnya. Sedangkan untuk
tool post dengan empat rumah pahat, operator bisa memasang maksimal 4 jenis pahat
berbeda. Sehingga hanya perlu mengatur ketinggian pahat sekali saja untuk setiap
pahat dan bisa mengganti pahat tanpa harus menyetel pahat lagi.

Adjustable tool post


Tool post yang dalam mengatur ketinggian mata pahat tanpa menggunakan ganjal.
Karena sudah dilengkapi dengan perlengkapan mekanik yang dapat mengatur ketinggian
pahat. Tool post ini ada dua macam, yaitu memiliki rumah pahat satu dan lebih dari satu.
Penggunaannya sama dengan standar tool post.
C.Kepala lepas
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang
berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan benda
berukuran panjang, kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus ditopang pada
kedua ujung, yaitu di kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa bagian yang ada di kepala
tetap adalah; Center Putar, untuk menopang benda kerja agar tidak terjadi gesekan

D.Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda
kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Eretan utama akan
bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan
pahat.
1. Eretan alas
Eretan yang kedudukannya pada alas mesin dan dapat bergerak ke kiri atau ke
kanan sepanjang alas. Di dalamnya terdapat perlengkapan mekanik yang menggerakkan
eretan tersebut secara otomatis atau digerakkan dengan tangan.
2. Eretan lintang
Berada diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas. Gerakan
melintang, yaitu menjauhi atau mendekati operator, baik diputar dengan tangan maupun
secara otomatis. Kegunaan eretan ini antara lain untuk memberikan tebal pemakanan pahat
atau menggerakan pemakanan pahat. Pada bagian yang dekat dengan pemutarnya
terdapat skala ukuran. Dengan skala ini kita dapat mengatur tebal penyayatan pahat.
3. Eretan atas
Terletak di atas eretan lintang dan diikat oleh 2 baut. Pada eretan ini terpasang
rumah pahat. Kedudukan eretan dapat diubah-ubah atau diputar 360° sesuai dengan
kebutuhan. Pada bagian alasnya terdapat skala derajat. Eretan ini khususnya untuk
membuat tirus dengan sudut yang besar pada jarak pendek. Gerakannya tidak otomatis.

E.Motor penggerak
Motor penggerak berada dibawah kepala tetap atau gearbox. Berfungsi mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik atau memberikan mesin tenaga untuk bergerak.

F.Handle atau tuas


Handle pada setiap mesin bubut berbeda-beda. Beda pabrik, beda ukuran, berbeda
pula handle-handlenya. Cara menggunakan handle dapat disesuaikan atau berpedoman
pada tabel yang menempel pada mesin. Fungsi dari handle ini ada berbagai macam, antara
lain :
1.Pengaturan kecepatan spindle (rpm)
2 Pengaturan feeding atau kecepatan pemakanan secara otomatis
3 Pengaturan arah pemakanan
4 Pengaturan penguliran Menyalakan dan mematikan mesin
5Pengaturan arah putaran spindle
G.Alas mesin
Alas mesin digunakan sebagai tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan
dan juga sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest).

2.4 Cara kerja


Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk
memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu
bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja.
2.5 Gangguan gangguan
Gangguan gangguan yang paling sering dikeluhkan oleh para pemilik mesin bubut
adalah menurunnya kinerja mesin atau motor listrik dari mesin bubut. Umumnya kerusakan
mesin bubut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain panas, kotor, lembab, vibrasi
berlebihan dan power/supply tenaga listrik yang labil.
2.6 Keselamatan kerja
1.Menggulung lengan baju panjang, membuka dasi, memasukkan baju yang lepas.
2.Selalu memakai kaca mata pengaman.
3. Jangan memakai cincin atau jam tangan.
4.Jangan mengoperasikan mesin bubut sampaianda memahami
betul kontrolkontrolnya.
5.Jangan mengoperasikan mesin jika safety guard tidak terpasang dengan bagus.
6.Jangan menggunakan kain lap untuk membersihkan benda kerja atau mesin ketika
mesin dalam keadaan hidup.
7.Jangan sekali-kali menghentikan chuck atau drive plate dengan tangan.
8.Pastikan chuck atau faceplate terpasang dengan baik dan
kuat sebelum menghidupkan mesin..
9.Selalu lepaskan kunci chuck sebelum menghidupkan mesin.
10.Gerakkan carriage keposisi sepanjang pemotongan dan putar spindle dengan
tangan sebelum menghidupkan mesin.
11.Jaga lantai sekitar mesin bersih dari grease, oli, tools dan benda kerja.
12.Jangan bercanda, terutama saat mengoperasikan mesin.
13.Selalu membersihkan potongan logam dengan sikat, jangan sekali-kali dengan
tangan atau kain lap.
BAB III PELAPORAN
3.1 Pemeriksaan
Dalam proses praktik kerja industri pemeriksaan dilakukan dengan bagian pemeriksa
seperti memeriksa bahan,ukuran,pahat yang digunakan, dll sebelum melakukan kerja.
Dalam pembuatan benda kerja saya dibantu oleh teman-teman serta senior kami yang ada
di bengkel.
3.2 Kegiatan
● Mengebor menggunakan mesin bubut
● Mengelas menggunakan las listrik
● Memotong besi menggunakan mesin gerinda

3.3 Memasang Dan Menyetel


1.Mengebor menggunakan mesin bubut
Peralatan yang diperlukan:
1. Seperangkat Mesin Bubut
2. Mata bor
3. Sket Match 4. Mikrometer .
5.Bor Senter
Langkah Kerja :
1. Pasang benda pada cekam, kemudian dengan ujung benda kerja di luar
sepanjang 15 cm, hingga center.
5. Pasanglah bor center dan berikan titik tengah pada benda kerja.
3. Ganti bor center dengan mata bor.
6. Mulailah membubut benda kerja dengan putaran yang telah disesuaikan hingga
dengan ukuran kedalaman yang tertera dalam lembar gambar kerja.

2. Mengelas Menggunakan Las Listrik


Alat yang diperlukan : ●
Seperangkat Mesin
Las ● Benda
kerja(plat).
● Air
● Sikat baja Langkah Kerja :
1. Hidupkan mesin las.
2.Atur suhu sesuai dengan ketebalan besi..
3.Mulailah menglas benda kerja.
4.Celupkan benda kerja pada air lalu sikatlah hasil lasan dengan sikat baja..
3. Memotong besi menggunakan mesin gerinda ●
Separangkat Mesin gerinda.
● benda kerja.
● Sket Match.
Langkah Kerja : 1. Ukurlah benda kerja yang akan dipotong menggunakan jangka sorong.
2. Hidupkan dan mulailah memotong benda kerja.
3. Ratakan bekas potongan menggunakan batu gerinda.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil Penyusunan Praktek Kerja Industri penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
● Mesin bubut adalah suatu alat untuk mengerjakan logam dengan gerakan utama
memutar.
● Telah banyak Industri menggunkan mesin bubut sebagai mesin utama.
● Mesin Bubut adalah mesin yang membuat sparepart pada otomotif. ● Dimesin
bubut, pahat paling utama.

4.2 Saran
Selama penulisan Prakerin disana, penulis ingin memberikan masukan berupa sebagai
berikut :
● Kedisiplinan karyawan harap dipertahankan.
● Aturan yang ada mungkin bisa dilaksanakan sepenuhnya.
● Keselamatan adalah hal yang utama, karena itu karyawan harap memperhatikan
peralatan keselamatan dan digunakan semaksimal mungkin.
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil
pendidikan sistem ganda. Dalam penulisan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangn kami harapkan.

4.3 foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai