Anda di halaman 1dari 22

JOB SHEET

KERJA BANGKU

BENGKEL TEKNOLOGI MEKANIK I


(TP 348123)

Penyusun:

Abdul Rahman, S.T., M.T.


NIP. 19720803 200604 1 001

PROGRAM STUDI TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2012

i
LEMBAR PENGESAHAN

KERJA BANGKU

Mata Kuliah : Bengkel Teknologi Mekanik I


Kode Mata Kuliah/SKS : TP 348123/3
Job Sheet Praktikum : Praktek Kerja Bangku

Jobsheet praktek Kerja Bangku ini telah diperiksa dan disetujui untuk
digunakan sebagai penuntun praktikum mahasiswa pada mata kuliah Bengkel
Teknologi Mekanik I Program Sarjana terapan (D4) Program Studi Teknik
Pembangkit Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Makassar, 22 Oktober 2012

Meyetujui,

Ketua Unit P3AI, Ketua Jurusan Teknik Mesin,

Ir. Hastami Murdiningsih, M.T. Muh. Tekad,S.T.,M.T.


NIP 19560909 198903 2 002 NIP 19650824 199003 1 003

Mengetahui,
Pembantu Direktur I,

Ir. Muas M., M.T.


NIP 19670228 199303 1 004

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulisan Job sheet ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Job sheet ini disusun dengan harapan dapat meningkatkan kelancaran dan
efektifitas proses Bengkel teknologi Mekanik I, khususnya praktek kerja bangku.
Bengkel teknologi mekanik I merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan pada
semester 1 dengan bobot 3 SKS. Tujuan instruksional umum mata kuliah ini adalah
agar mahasiswa memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam
mempergunakan alat-alat pada kerja bangku.
Dalam perkembangan selanjutnya, job sheet ini akan selalu dievaluasi dan di-
up date sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bidang keteknikan, khususnya
Teknik Mesin. Penyusunan job sheet ini didasarkan pada hasil Pelatihan Penulisan
Bahan Ajar/Job sheet yang telah diselenggarakan oleh Institusi Politeknik Negeri
Ujung Pandang.
Penyusunan job sheet ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis
sangat mengharapkan dan menghargai setiap saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan job sheet ini. Semoga job sheet ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya dalam usaha mencerdaskan bangsa.

Makassar, Oktober 2012

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………...... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………....... iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... iv

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS …………….…………. 1

2. TEORI DASAR ...............................................…………............... 1

2.1 Sarana Tempat Kerja ............................................................. 1

2.2 Cara Mengikir ....................................................................... 2

2.3 Cara Menandai ...................................................................... 4

2.4 Cara Mengebor ..................................................................... 7

3. KESELAMATAN KERJA ………….............................................. 8

3.1 Keselamatan di Bangku Kerja ............................................. 8

3.2 Keselamatan pada Mesin Bor ............................................... 10

4. DAFTAR ALAT DAN BAHAN …………………………………. 12

5. GAMBAR KERJA ……………………………………………….... 14

6. LANGKAH KERJA ……………………………………………… 15

7. SOAL DAN PERTANYAAN ……………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 18

iv
PRAKTEK KERJA BANGKU

1. Tujuan Instruksional Khusus


1) Menjelaskan persiapan pada kerja bangku, serta keselamatannya.
2) Mengidentifikasi dan menjelaskan fungsi peralatan pada kerja bangku
3) Memilih dan menentukan alat yang akan digunakan dalam proses kerja
bangku.
4) Mengikir benda dengan baik dan tepat
5) Menandai benda kerja, dengan menggunakan stamping dan penggores.
6) Mengebor benda kerja

2. Dasar Teori
2.1 Sarana Tempat Kerja
Efisiensi seseorang tergantung dari kwalitas dan kondisi alat yang tersedia
dan susunan serta kebersihan sekitar tempat kerja.
Alat-alat dan perlengkapan harus dipelihara kebersihannya hanya dengan
demikian efisiensi kerja dapat terlaksana.

Susunan diatas bangku kerja;


- Hanya alat-alat yang dibutuhkan untuk
bekerja ada diatas bangku kerja.
- Alat yang sensitiv atau sejenis,
diletakkan terpisah dari kikir, martil,
sikat, dll.
- Kikir tidak boleh diletakkan bersilangan
atau bertumpukan untuk menghindari
kerusakan gigi-giginya.

Kebersihan lantai:
- Majun harus disimpan dalam drum
yang dilengkapi dengan tutup.
Hal yang membahayakan:
- Minyak dan gemuk yang tumpah
diatas lantai harus segera dibersihkan

1
2.2 Cara Mengikir Benda Kerja
Posisi kerja yang memperlihatkan bagaimana kecakapan seorang pekerja.

Posisi Kaki
Selama mengikir, berdiri
disebelah kiri ragum dengan kaki
tetap pada tempatnya. Lutut harus
di bentangkan.
Jarak antara kaki disesuaikan
dengan panjang kikir.
Sudut poros ragum dan kaki kira-
Panjang Kikir
kira 30º untuk kaki kiri dan lebih
kurang 75º untuk kaki kanan.

Gerakan badan dan lutut


Badan berdiri tegak pada posisi
permulaan dan selanjutnya dicondongkan
kedepan selama gerakan pemotongan.
Kaki kanan tetap lurus selama pengikiran
berlangsung dan lutut kiri dibengkokkan
kedalam.
Pandangan mata selalu ditujukan pada
benda kerja

Bagaimana cara memegang kikir


Tangan kanan: Peganglah gagang
kikir dengan teguh dan tekanlah
ujung gagang dengan telapak tangan
bagian tengah. Ibu jari terletak diatas
dan jari-jari lainnya dibawah gagang.

2
Tangan kiri: Tempatkan telapak
tangan dan ibu jari pada ujung kikir.
Jari-jari lainnya terletak diluar ujung
kikir dengan keadaan rapat satu sama
lain dan melipat kebawah, tetapi tidak
menggenggam ujung kikir tsb.

Bekerja dengan kikir kecil, maka gagang


tsb harus dipegang dengan genggaman
yang ringan dan tekanannya cukup oleh
jari-jari dan ibu jari saja.

Tekanan pada kikir


Tekanan pada kikir tergantung pada
ukuran kikir dan benda kerja.
- Jika memulai mengikir, tekanan yang
besar harus terdapat pada tangan kiri
dan tekanan ringan pada tangan kanan.
- Tekanan kedua tangan itu harus sama
mana kala kikir berada di tengah-
tengah benda yang dikikir.
- Jika posisi kikir sudah di ujung
langkah, tekanan tangan kiri harus
ringan dan tekanan tangan kanan harus
dalam keadaan maksimal.
Pada langkah kebelakang tidak dengan
tekanan.

3
2.3 Cara Menandai Benda Kerja
1. Pengertian Penandaan
Penandaan adalah proses pemindahan ukuran-ukuran: dari gambar-
gambar, menurut suatu benda kerja atau menurut petunjuk-petunjuk untuk
dikerjakan dimesin, dengan tanda garis.
Mengukur dan menggambar tanda-tanda garis dengan penggaris besi dan
penggores:
 Ukuran yang dikehendaki pada skala dan ujung dari bidang dasar
(patokan) A harus menyatu (tepat garis).
 Garis pada ujung penggaris
 Letakkan ujung penggores kedalam garis dan tempatkan penggaris
menyentuhnya dengan sedikit dimiringkan.
 Pindahkan penggaris sampai tepat dengan garis kedua.
 Buatlah tanda garis dengan penggores.

Mengukur dan menggambar tanda-tanda garis dengan penggaris


besi, penyiku dan penggores:
 Letakkan penyiku pada bidang dasar B dan pindahkan sampai menyentuh
ujung penggaris besi.
 Ambil penggaris besi dan buatlah tanda garis dengan penggores.
 Ulangi dengan bidang dasar A.

4
2. Alat-alat Penandaan Lainnya dan Kegunaannya
a. Penggores
Bagaimana menempatkan penggores dengan pengarahnya:
Betul Salah
Kesalahan
kemiringan akan
Penggores harus mengakibatkan
dimiringkan keluar suatu garis
dari pengarahnya bengkok dan
pemindahan
ukuranpun jadi
tidak betul

Bagaimana membuat garis:


 Tekan penggaris besi, atau penyiku dengan
kuat pada benda kerja dan goreslah hanya
satu kali saja.
 Miringkan penggores kearah gerakan.

b. Jangka pegas
Jangka berpegas terdiri dari sepasang kaki dari baja yang diatur oleh
sebuah mur dan baut dan disatukan dengan sebuah pegas bulat pada satu ujung.
Jangka dimiringkan pada arah perputaran, pada saat digunakan

5
c. Penitik
Penitik adalah proses pembuatan lubang pada benda kerja atau bahan-bahan
dengan alat yang diperkeras dan digerinda ujungnya bersudut 30º sampai 90º.
Penekanan ujung penitik harus terhadap bahan yang lebih lunak, bagian yang
ditekan akan terdorong kepermukaan di sekitar ujung penitik.
Bagaimana menandai pusat:
 Pegang penitik ditangan kiri
 Miringkan dab geser sepanjang garis hingga tepat pada garis
potong, dimana tempat pusat dititik.
 Penitik harus tegak lurus benda kerja.
 Penitik dipukul satu kali dengan pukulan yang ringan dan
periksa posisinya. Jika sudah tepat pukul yang lebih keras.

d. Pengecapan
Cap dipakai menandai logam dan beberapa bahan bukan logam
dengan nomor, huruf atau tanda-tanda lainnya.
 Pengecapan dari kanan ke kiri (untuk orang tidak kidal) untuk
mempermudah dilihat.
 Letakkan cap pada benda kerja miringkan sedikit kearah kita, diatas garis
tanda, tarik hati-hati sampai kita merasakan berhenti digaris itu.
 Cap sekarang ditegakkan sampai menyentuh benda kerja dengan
rata.
 Pukul satu kali dengan ringan pada posisi ini. Setelah diadakan
pembetulan, barulah dipukul dengan keras, sehingga semuanya seragam
dengan kedalaman yang tepat.
 Terakhir hilangkan seluruh tonjolan-tonjolan yang terjadi dengan
menggunakan kikir.

6
2.4 Cara Mengebor Benda Kerja

Pengeboran ialah cara/operasi yang menghasilkan lubang-lubang bulat


pada logam atau bukan logam. Perkakas potong yang digunakan ialah mata bor.
Pekerjaan-pekerjaan pelubang harus selalu dijepit atau dipegang dengan
pemegang. Tak terjepit dan tidak kuat dalam penjepitan sangat berbahaya untuk
operator dan sering berakibat tak tepatnya benda kerja dan mematahkan bor.

Memegang benda kerja dengan ragum tangan


Benda-benda kecil dapat dipegang dengan
ragum tangan. Pelubangan dari titik-titik pusat
yang berdiameter sampai dengan  6 mm tidak
memerlukan penjepitan ragum tangan dengan
meja mesin.
Pengaturan tempat-tempat pengeboran dengan
ujung bor dapat lebih mudah dan cepat.

Memegang benda kerja dengan ragum mesin

Banyak benda kerja yang dijepit dalam


ragum mesin. Ragum dijepit pada meja
mesin dengan baut-baut T yang cocok
dipasangkan dalam celah T meja. Blok
paralel harus diletakkan dibawah benda
kerja untuk menjamin bahwa selama
pelubangan tembus, ragum tak akan rusak
karena bor.

7
Memegang benda kerja dengan tangan
Benda kerja yang panjang kadang-kadang
dipegang dengan tangan. Baut pemberhenti
dipasang dimeja mencegah benda kerja
berputar karena gaya-gaya putar.
Setidak-tidaknya benda kerja harus dipegang demikian. Sehingga selama terjadi
pemutaran benda mengenai baut dahulu atau column (batang), dari pada
operatornya.

3. Keselamatan Kerja

3.1. Keselamatan Kerja di Bangku Kerja

Kecelakaan di bangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan


alat-alat yang tidak tepat (tidak sesuai) dengan fungsinya,juga menggunakan
yang salah atau tidak hati-hati. Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat
potong atau benda kerja yang tajam.

Pencegahannya :

1. Bekerjalah dengan hati-hati


2. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya
3. Pergunakan alat-alat dengan kondisi yang balk
4. Pergunakan alat-alat dengan baik dan benar
5. Jangan menyimpan alat-alat tajam di saku baju kerja
6. Simpanlah alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita.
7. Lindungilah ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lainnnva.
8. Pisahkan alat-alat ukur presisi dengan alat-alat potong
9. Simpanlah alat-alat terpisah satu dengan yang lainnya
10. Alasi alat-alat presisi dengan lap halus
11. Ambillah alat-alat dengan hati-hati
12. Bersihkanlah alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.

8
Hal-hal yang harus diperhatikan pada alat-alat kerja bangku

1. Kikir

- Periksalah tangkai kikir,apakah tangkai kikir terpasang dengan baik dan kuat
- Jangan menggunakan kikir tanpa tangkai.
- Bersihkan kikir dari bram sebelum dan sesudah dipakai, jangan
membiarkan kotoran pada gigi-gigi kikir.
- Jangan mempergunakan kikir sebagai palu
- Simpanlah kikir terpisah satu dengan yang lainnya.

2. Palu

Kecelakaan yang ditimbulkan oleh penggunaan palu yang salah bukan saja
menimpah si pekerja tetapi juga bisa menimpa lingkungan di sekitarnya.
Pencegahan .:
- Periksa selalu, apakah tangkai terpasang kuat pada rumahnya yakinkan
baji terpasang dengan baik di tempatnya
- Jangan mempergunakan palu yang tangkainya patah/pecah.
- Hilangkan olie flemak atau kotoran lainnya dari bagian muka palu dan
tangkai sebelum dipergunakan.
- Jangan mempergunakan palu untuk memukul benda yang lebih keras dari
palu itu sendiri
- Pilihlah ukuran palu yang sesuai dengan operasinya.
- Gerinda segera muka palu yang lebih berkembang
- Waktu memukul vakinkan di sekitar kita tidak ada orang
3. Penggunaan Kunci

- Jagalah kunci-kunci tetap bersih

- Bersihkan oli atau lemak sebelum dipergunakan


- Hentikan mesin terlebih dahulu sebelum menggunakan kunci, baik itu
mengencangkan, membuka, memindahkan ataupun mengatur.
- Pakailah kunci yang sesuai ukurannya
- Usahakan waktu menggunakan kunci jangan ditekan, tetapi hendaknya
ditarik

9
- Pergunakan sikap keseimbangan baling-baling jika diperlukan untuk
menarik lebih kuat, yaitu salah satu kaki dibelakang yang lainnya.
- Jangan memperpanjang kunci pas dengan pipa atau dengan kunci lainnya
- Jangan memukul ujung atau tangkai kunci.
- Pergunakan kunci inggis bila kunci pas tidak ada yang sesuai.

4. Ragum
- Bersihkan ragum dari oli atau lemak sebelum dipakai
- Jagalah ragum jangan sampai tergores aleh alat potong
- Waktu menjepit benda kerja, handle jangan dipukul atau diperpanjang
cukup diputar dengan tangan saja.
- Bersihkan selalu ragum setelah dipakai, berilah oli atau lemak
secukupnya.
- Mulut ragum harus diberi jarak.

3.2. Keselamatan Kerja pada Mesin Bor


Keselamatan kerja ada empat :
 Keselamatan dari pada si pekerja
 Keselamatan dari pada mesin
 Keselamatan dari pada benda kerja
 Keselamatan dari pada lingkungan

1. Keselamatan dari pada si pekerja


Dalam praktek bengkel si pekerja harus memakai pakaian praktek, sepatu kulit,
kaca mata, sarung tangan dan lain sebagainya.
Mengenai pakaian praktek (Khususnya pada mesin Bor)

a. Pakaian praktek harus rapi dan tidak ada bagian yang terbuka pada
waktu mengebor.
- Terutama baju; baju harus di kancingkan dari atas sampai bawah,sebab
bram yang panas bisa terlempar dan masuk ke dalam baju.
- Kancing lengan baju (untuk baju lengan panjang) harus terkancing sebab hal
ini akan menggangu pada waktu pengeboran .

10
b. Sepatu kulit; dalam praktek untuk menghindari benda benda kerja
yang tertumpuk. Dan kemungkinan benda jatuh,jepitan benda lain.

c. Kaca mata; Pada waktu mengebor diharuskan memakai kaca mata untuk
melindungi mata kita sendiri, sebab pada waktu pengeboran banyak bram yang
bisa terlempar.

d. Sarung tangan; Pada waktu pengeboran si pekerja tidak boleh memakai


sarung tangan untuk menjaga tangan dari belitan mesin bor. Sarung
tangan perlu di pakai a pabila mesin bor dalam keadaan berhenti dan
untuk memegang benda kerja yang panas.

e. Lain-lain; Rambut tidak boleh panjang dalam pekerjaan mengebor.


Apabila berambut panjang harus memakai topi pengaman.

2. Keselamatan_dari_pada mesin

Dalam proses pengerjaan mengebor khususnya,si pekerja ha - rus ~ngat


akan perlengkapan mesin bor itu.
Misalnya,akan mengebor : Perlengkapannya ; pelumas,putararn mesin,dan
kondisi mesin.

3. Keselamatan dari pada benda kerja

Pada waktu pengeboran benda kerja kecil harus di cekam dengan ragum
atau alat lainnva, agar supaya tidak lari apabila di bor. Benda kerja harus
di titik dulu sebelum di bor, sebab akan mengakibatkan ketidak tepat
pada ukuran yang di inginkan.

4. Keselamatan pada lingkungan

Di dalam proses pengeboran kita harus mengoreksi dan mengetahui lingkungan


pada mesin/tempat kita kerja. Sebab lingkungan juga mempengaruhi terhadap
keselamatan kita dan kita harus bisa memberi keselamatan pada lingkungan. Jadi
lingkungan sangat mempengaruhi sekali dalam kita bekerja. Kita harus mempunyai
rasa timbal balik terhadap lingkungan.

11
4. Daftar Alat dan Bahan

- Bangku kerja

- Ragum bangku kerja

- Kikir plat 12” - 00, 10” - 0, dan 6” - 1

- Pisau kerataan

- Siku presisi

- Penggaris baja 300 mm

- Penggores

- Penitik 90o

- Palu besi 300 gram

- Jangka pegas

- Gergaji besi

- Centre drill

- Mata bor  3

- Counterbore

- Countersink

- Jangka sorong

- Meja perata

- Blok siku

- Kongkol penggores

- Landasan

- Stamping huruf 5 mm

- Stamping angka 5 mm

- Kaca mata pengaman

12
- Tabung Oli

- Ragum mesin bor

- Mesin bor meja

- Kuas 1”

- Counter sink 90o

- Majun

13
5. Gambar Kerja

1 Plat St. 37 5 X 27 X 77
Jumlah Nama bagian No. bag Bahan Ukuran Keterangan
III II I Perubahan

Skala Digambar Okt’.12 Rahman


PLAT NAMA Diperiksa
Disetujui

POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG

14
6. Langkah Kerja

No Cara kerja Gambar Al;at

1 - Periksa gambar kerja dan - Bangku kerja


material ST 37 ukuran - Ragum bangku kerja
5 x 27 x 77 - Kikir plat 12” – 0
- Kikir material jadi benda - Kikir plat 10” – 0
kerja berukuran 4 x 25 x - Kikir plat 6” – 1
75, sisi benda kerja harus - Jangka sorong
flat dan siku dengan sisi - Sikat kikir
bidang lainnya. - Pisau kerataan
2 - Tempatkan benda kerja - Meja perata
pada meja dan gores - Landasan
dengan kongkol - Kongkol penggores
penggores untuk di - Siku presisi
champer, perpotongan
garis untuk pengeboran
dan jarak huruf
3 - Titik perpotongan garis - Penitik 90o
untuk pengeboran - Palu besi 300 gram
- Landasan
- Siku presisi
4 - Benda kerja di bor  3 - Mesin bor meja
dan di Counter sink 90o - Ragum mesin
- Bor  3 mm
- Countersink 90o
- Tabung oli
- Kaca mata pengaman

15
No Cara kerja Gambar Al;at

5 - Benda kerja di kikir - Bangku kerja


champer 2 x 45o - Ragum bangku kerja
- Kikir plat 10” – 0
- Kikir plat 6” – 1
- Jangka sorong
- Sikat kikir
- Pisau kerataan
6 - Benda kerja di stamping - Landasan
huruf 5 mm - Palu besi 300 gram
- Stamping huruf 5 mm

16
7. Soal dan Pertanyaan

1. Jelaskan bagaimana posisi kaki serta gerakan badan dan lutut dalam proses
mengikir yang baik dan benar.
2. Jelaskan bagaimana cara memegang kikir dan tekanan kikir
dalam proses mengikir yang baik dan benar.
3. Sebutkan bagian-bagian dari gergaji, serta jelaskan secara singkat
posisi tubuh dan gerakan dalam menggergaji.
4. Sebutkan bagian-bagian dari jangka pegas, serta jelaskan secara
singkat penggunaan jangka tersebut.
5. Sebutkan peralatan yang digunakan dalam proses pengeboran.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Daryanto, 1996, Mesin Perkakas, PT. Rineka Cipta, Jakarta

2. Eko Marsyhahyo, 2003, Mesin Perkakas Pemotongan Logam,


Bayumedia Publishing, Malang.

3. Job Sheet, Bandung PEDC, 1984

4. Stefford, J., G. Mc Murdo, Abdul Rachman, 1990, Teknolog Kerja Logam,


Erlangga, Jakarta

5. Taufik Rochim, Teori Kerja Bangku, Bandung ITB, 1990

6. Teori Kerja Bangku, Bandung PMS-ITB, 1990

7. Teori kerja bor, Bandung PMS, 1990

18

Anda mungkin juga menyukai