Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

KEMBAR MOTOR Jl.Turgo Raya 15,5 SLEMAN


YOGYAKARTA

Disusun oleh :

1. Anjas Budi P. ( XI TKR 1 )


2. Dwi Santoso ( XI TKR 1 )
3. Dionisius Davitama A.C ( XI TKR 1 )
4. Tri Roma Dona T.W (XI TKR 1)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1


CANGKRINGAN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
2016
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
KEMBAR MOTOR Jl.Turgo Raya 15,5 SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun oleh :

1. Anjas Budi P. ( XI TKR 1 )


2. Dwi Santoso ( XI TKR 1 )
3. Dionisius Davitama A.C ( XI TKR 1 )
4. Tri Roma Dona T.W (XI TKR 1)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1


CANGKRINGAN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
2016
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

1
KEMBAR MOTOR Jl.Turgo Raya 15,5 SLEMAN
YOGYAKARTA

Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban atas pelaksanaan


praktik kerja industri tahun pelajaran 2015/2016
Telah disetujui pada tanggal....................

Menyetujui,
Guru Pembimbing Sekolah Pembimbing Prakerin

............................................... ......................................
O.C Adhie, S.Pd. Kor M. Khusnur Ridlo Hamidi, S.Pd. T
NIP. 19801002 200902 1 002

Mengetahui,
Kepala SMK N 1 Cangkringan Pemilik Bengkel

................................................ ..........................................
. Bapak. Teguh Siswo P
Drs. Mujiyono, M.M
NIP.19570815 198703 1 005

2
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja industry ini dengan selamat, baik dan
lancar.
Penyusunan laporan praktek kerja industri ini merupakan tindak lanjut dari
kegiatan praktek kerja industri yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dari praktek
kerja indstri ini penulis mendapatkan data-data yang berguna sebagai dasar
pembuatan laporan ini.Tersusunnya laporan ini tidak terlepas dari berbagai pihak
yang telah banyak membantu, oleh karena itu penulis menghaturkan terima kasih
kepada yang pihak - pihak yang bersangkutan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Praktik Industri ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun berharap semoga Laporan Praktik Industri ini dapat bermanfaat bagi
penyusun sendiri khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Penyusun,

Anjas Budi P
Dwi Santoso
Dionisius Davitama A.C
Tri Roma Dona T.W

3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... 2
KATA PENGANTAR................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 4
A. Latar Belakang..........................................................................
4
B. Tujuan Pelaksanaan Prakerin.................................................. 4
C. Alasan Pemilihan Tempat Prakerin......................................... 5
D. Waktu Pelaksanaan Prakerin................................................... 5
E. Tujuan Penulisan Laporan....................................................... 5
F. Sistematika (Ruang Lingkup) Laporan..................................... 5
BAB II. KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI.................................... 6
A. Uraian Umum........................................................................... 6
1. Sejarah Berdirinya Bengkel............................................ 6
2. Struktur Organisasi perusahaan..................................... 6
3. Kepegawaian.................................................................. 6
4. Displin Kerja................................................................... 7
B. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri...........................................7
1. Perawatan dan Perbaikan Chasis Pemindah Tenaga........ 7
a) DasarTeori................................................................ 7
b) Analisa Gangguan................................................... 10
c) Proses Perbaikan..................................................... 11
2. Perawatan dan Perbaikan Mesin.................................... 18
a) Dasar Teori............................................................... 18
b) Pemeriksaan Tune Up............................................. 20
c) Menganlisis kerusakan........................................... 22
d) Pengerjaan Tune Up................................................ 27

4
3. Perawatan dan Perbaikan Kelistrikan Mobil....................... 36
a) Kerusakan................................................................ 36
b) Keselamatan Kerja................................................... 42
BAB III. PENUTUP................................................................................... 43
A. Kesimpulan.............................................................................. 43
B. Saran...................................................................................... .44

LAMPIRAN………................................................................................. 45

5
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


Praktek kerja industri adalah suatu cara menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan. Khususnya pada sekolah menengah kejuruan
yang memadukan kegiatan belajar disekolah dan kegiatan belajar melalui
kerja yang sesungguhnya dan relevan dilapangan kerja (Dunia Usaha Dunia
industri).
Disamping untuk memenuhi syarat mengikuti ujian akhir nasional
dengan diadakan praktek kerja industri siswa, sekolah menengah kejuruan
diharapkan lebih kompeten didalam dunia kerja dan dengan adanya program
ini siswa dapat menjadi lebih berpengalaman dan lebih mandiri untuk
menghadapi persaingan dunia kerja sekarang ini yang telah bersifat
kompetitif.

B. Tujuan Pelaksanaan Prakerin


Tujuan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai berikut :
 Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang
berharga, dan memperoleh masukan serta umpan balik guna
memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan dan
kenyataan yang ada di lapangan.
 Meningkatkan pengetahuan siswa pada aspek-aspek usaha yang
professional dalam lapangan kerja antara lain struktur organisasi,
jenjang karir dan teknik.
 Untuk mencapai Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
 Mengimplotasikan antara pendidikan disekolah dan diluar sekolah

C. Alasan pemilihan tempat prakerin


Karena selain menghemat waktu dan jarak tempuh dari rumah kami
tidak terlalu jauh.

6
D. Waktu Pelaksanaan Prakerin
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini dilaksanakan pada tanggal 01 Juni –
31 Agustus 2016, di Bengkel KEMBAR MOTOR.

E.Tujuan penulisan laporan


Untuk menyelesaikan tugas dari sekolah dan untuk memenuhi syarat
bahwa kami telah melaksanakan kegiatan Prakerin.

F .Sistematika ( ruang lingkup ) laporan


Praktik Kerja Industri dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
kerja dan keterampilan siswa melalui pengalaman di dunia kerja yang nyata.
Lingkup kegiatan Prakerin meliputi beberapa hal-hal sebagai berikut :
Peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa
1. Pengenalan lingkungan dan suasana kerja secara nyata
2. Penguasaan tata laksana dan administrasi proses produksi dan
pemasaran
3. Penghayatan tentang tugas, tanggung jawab, hak dan kewajiban
sebagai pekerja.

7
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

A. Uraian Umum
1. Sejarah berdirinya bengkel
Pada awalnya bengkel KEMBAR MOTOR dibangun sejak tahun
2003, pada awalnya bengkel ini hanya menerima pelanggan motor saja,
dan bengkel ini dinamakan bengkel KEMBAR MOTOR karena pemilik
bengkel ini mempunyai anak kembar dari 4 bersaudara. Maka dari itulah
dinamakan bengkel KEMBAR MOTOR.
Bengkel ini dulunya hanyalah bengkel kecil-kecilan maka dari itu
dulu hanya terencana untuk bengkel motor. Dan kadang kala ada
pelanggan mobil yang sering memperbaiki dibengkel ini. Seiring
berjalannya waktu makin bertambah banyak mobil yang dating untuk
diperbaiki. Maka dari itulah pemilik bengkel untuk beralih karier untuk
membuka bengkel mobil namun nama bengkel masih tetap sama yaitu
KEMBAR MOTOR.

2. Struktur organisasi
o Kepala Bengkel : Bapak Teguh Siswo Pitono.
o Pembimbing : M. Khusnur Ridlo Hamidi, S.Pd. T

3. Kepegawaian
Hari masuk : Senin - Sabtu
Jam kerja : 08.30 – 16.30
Hari libur : Setiap hari minggu,tanggal merah,dan libur lebaran

4. Disiplin kerja
a. Membersihkan alat setelah digunakan
b. Mengembalikan alat yang telah selesai digunakan
c. Mengutamakan keselamatan kerja

8
d. Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan kegunaannya
e. Membersihkan tempat kerja setelah dan sebelum bekerja.

B. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri


1. Perawatan dan Perbaikan Chasis Pemindah Tenaga
a) Dasar Teori
Kopling adalah suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan
dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi secara halus.
Kopling merupakan komponen yang sangat penting sebab tanpa
kopling laju kendaraan kurang sempurna, serta saat pemindahan
gigi transmisi akan sulit dan mengakibatkan gigi transmisi kontak.
Jenis-jenis kopling menurut media kerja dibagi menjadi 2 yaitu :
Kopling basah dan kopling kering. Kopling basah adalah kopling
yang penempatannya terendam minyak pelumas dan pada
umumnya ditempatkan pada sepeda motor. Sedangkan kopling
kering adalah kopling yang penempatannya tidak terendam minyak
pelumas dan pada umumnya ditempatkan pada mobil-mobil besar
maupun kecil.
Kopling terdiri dari 6 macam kopling, diantaranya : kopling
gesek plat tunggal, kopling gesek plat ganda, kopling gesek
sentrifugal, kopling fluida, kopling magnet, dan kopling over running.
Pada model kopling gesek plat tunggal, clutch dipasangkan di out
put shaft yang di jepitkan antara roda penerus dan plat penekan
oleh pegas kopling. Pada model kopling gesek plat ganda
dilengkapi lebih dari satu disc clutch, dimana plat penggeraknya
dipasang pada alur (sprine) yang terdapat pada clutch drum
dihubungkan dengan berputar bersama-sama dengan roda gigi
penerus. Driven disc dipasang selang-seling dan diputar gerak
sepanjang alur clutch drum.
Pada model kopling gesek sentrifugal jika putaran mesin
berkurang 600 rpm, kopling secara otomatis terlepas dan dengan
demikian mesin bebas. Kemudian pada kopling fluida digunakan
pada kopling kompresor AC. Pada kopling magnet biasanya
digunakan pada kopling-kopling kompresor AC pada kendaraan.

9
Kemudian pada kopling over running, jenis ini biasanya disebut free
whelling clutch.
Pada mobil yang menggunakan kopling gesek plat tunggal
(single clutch) dengan menghubungkan pegas diafragma dan
memakai system penggerak hidrolis. Komponen-komponen utama
pada kopling pegas diafragma diantaranya adalah pedal kopling
( berfungsi menarik pegas pembebas kopling ), pegas pembebas
( berfungsi untuk mengukur kebebasan kabel kopling ), garpu
pembebas ( berfungsi untuk menekan pegas diafragma dan plat
penekan ), pegas diafragma ( berfungsi mengungkit pegas
penekan ), plat penekan ( berfungsi menekan plat kopling dan
sebagai bidang gesek ), plat kopling berfungsi untuk dapat
memindahkan tenaga dengan lembut tanpa terjadi selip ), dan fly
wheel ( berfungsi sebagai bidang gesek plat kopling )       
Cara kerja kopling : Pada saat pedal kopling di injak, garpu
pembebas menekan bantalan pembebas kedepan sekaligus
menekan pegas diafragma / tuas penekan, plat penekan tertarik
mundur sehingga plat kopling terbebas dari jepitan plat penekan,
akibatnya putaran mesin terputus. Pada saat pedal kopling dilepas,
tekanan  yang melawan tegangan pegas hilang, plat penekan
bergerak maju dan plat kopling terjepit sehingga putaran mesin
terhubung.

b) Analisa Gangguan
Kasus yang sering terjadi pada kopling adalah kopling selip,
kopling sukar bebas, dan kopling berisik.
Penyebab kopling selip adalah gerakan bebas pedal kopling
kecil, permukaan plat gesek terkena minyak, dan permukaan plat
gesek terkena tanah / debu bekan gesekan plat kopling.
Kemudian cara mengatasinya dengan menyetel gaya gerak bebas
pedal kopling dengan benar, kemudian mengganti plat kopling dan
plat gesek, baru menyetel playing.
Penyebab kopling sukar bebas adalah penyetelan pembebas
pedal kopling terlalu besar, pegas diafragma terlalu besar,

10
mekanik penerus mengalami gangguan, bantalan dan pegas yang
aus. Kemudian cara mengatasinya dengan menyetel kebebasan
pedal kopling, lalu mengganti pegas diafragma dan olinya, baru
menyetel kebebasan jarak pedal garpu.
Penyebab kopling berisik adalah bantalan penekan rusak,
bearing aus, kanvas kopling retak retak, dan karet dari plat gesek
lemah atau rusak. Kemudian cara mengatasi dengan mengganti
bantalan penekan yang baru, mengganti bantalan – bantalan,
mengganti kanvas kopling dan mengganti karet plat gesek.

c) Proses perbaikan
Untuk melakukan proses perbaikan, diperlukan alat dan
bahan yang sesuai. Alat dan bahan yang sesuai tersebut
diantaranya kunci ring ( 12, 14, 17 ), kunci kombinasi ( 12, 14 ),
kunci sock, balok, tang, dongkrak, palu, special tool ( fly wheel
installer, bearing installer, dan center clutch ), jangka sorong, dial
test inidiktor, dan kunci momen. Kemudian untuk bahannya yaitu
satu unit system kopling mobil Shepia (Timor). Kemudian pada
halaman ini akan dibahas bagaimana proses perbaikannya.
 Pembongkaran
Pada langkah pembongkaran lepas roda dan poros roda
bagian depan, lalu lepas transmisi dari mesin ( petunjuk :
jangan menguras oli transmisi ). Lepas tutup kopling dan plat
kopling dengan mengikuti aturan : buatlah tanda pada penutup
kopling dan roda penerus, kendorkan setiap baut satu persatu,
dan tarik tutup kopling bersama plat kopling ). Kemudian lepas
bantalan pembebas bersama hub dan garpu pembebas seta
boot dari transmisi dengan mengikuti aturan berikut : lepas klip
dan bantalan pembebas bersama hub, lepas pegas
pemegang, dan lepas garpu dan boot nya.
 Pemeriksaan
Pada langkah pemeriksaan, periksa plat kopling dari
keausan dan kerusakan dengan menggunakan jangka sorong
urung dengan kedalaman paku keeling :

11
Standar                            : 0,3 mm
Hasil pemeriksaan    : 0,1
Kondisi plat kopling     : aus dan tergores
Kedalaman                       : paku keling menonjol
Kemudian pada pemeriksaan kabel kopling, ditemukan
gejala seperti kabel kusut / bengok, pecah dan bagian
ujungnya aus. Lalu periksa keolengan plat kopling dengan
menggunakan dial gauge, ukur keolengan plat kopling dengan
standar: 0,8 mm.
Periksa bantalan pilot pada fly wheel, putar bantalan
dengan tangan sambil memberikan gaya pada arah aksial, bila
bantalan macet atau terlampau besar tahannya, gantilah
bantalan pilot. Periksa pegas diafragma dengan menggunakan
jangka sorong, ukuran kedalaman dan lebar pegas diafragma :
Limit kedalaman : 0,5 mm
Lebar pegas   : 5,0 mm
Hasil pengukur : Kedalaman pegas 0,4 mm
Kondisi pegas : aus
Periksa kedalaman roda penerus dengan menggunakan
dial gauge, ukur keolengan fly wheel. Lalu periksa ujung garpu
pembebas.
 Perbaikan
Langkah perbaikan meliputi :
 Kanvas kopling, karena keadaan kanvas kopling sudah
tidak memungkinkan untuk digunakan lagi, maka yang
harus dilakukan adalah mengganti kanvas kopling
tersebut dengan yang baru.
 Kabel kopling, karena kabel kopling sudah tidak
berfungsi dengan baik dan banyak ditemukan
kerusakan maka kabel tersebut harus diganti supaya
fungsi dan system kopling dapat lebih nyaman
digunakan.
 Bantalan pilot pada fly wheel. Pada bantalan pilot tidak
ditemukan adanya kerusakan bantalan pilot hanya

12
perlu diberi greas.

 Pegas diafragma. Pada kondisi pegas diafragma di


temukan kerusakan yang tidak mungkin di perbaiki
maka pegas tersebut harus diganti.
 Fly wheel. Pada fly wheel hanya ditemukan goresan
akibat gesekan dengan paku keling yang menonjol,
namun gesekan tersebut cukup dalam sehingga fly
wheel harus diganti.
 Oleskan greas atau vet pada : titik singgung garpu
pembebas dengan hub, titik singgung garpu pembebas
dengan batang pendorong, titik tumpu garpu
pembebas, alur plat kopling, dan alur dalam hub
bantalan pembebas.
 Pemasangan
Pada langkah pemasangan, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah memasang fly wheel menggunakan bonder,
lalu memasang plat kopling pada roda penerus dengan
menggunakan clutch aligment, pasang tutup kopling sesuai
tanda pada tutup kopling dan roda penerus, kencangkan baut
pengikat dengan rata dalam beberapa tahap sampai titik
kopling terpasang dengan baik. Lalu periksa kerataan ujung
pegas diafragma, setel pegas diafragma. Kemudian pasang
boot garpu pembebas dan batalan pembebas dengan hub
pada transmisi dengan memerhatikan hal berikut : pasang
boot pada garpu pembebas, pasang pegas penegang dan
dengan klip amankan bantalan dan hub terhadap transmisi.
Lalu pasang transmisi, dan pasang poros roda dan roda
depan.
 Penyetelan
Pada langkah penyetelan, langkah pertam yang harus
dilakukan yaitu menyetel tinggi pedal dengan memperhatikan
hal berikut : longgarkan mur pengunci, setel tinggi pedal
apabila ukuran melebihi standar dengan memutarkan baut,

13
apabila baut ini dipendekan maka tinggi pedal kopling akan
berkurang. Kemudian kebebasan pedal kopling dapat di stel
dengan jalan menyetel besar kecil kebebasan ujung garpu
pembebas.
Kemudian pada langkah kedua adalah menyetel
kebebasan pedal kopling system hidrolis dengan
memperhatikan hal berikut : ukur kebebasan yang ada,
sebelum di stel. Lalu hasilnya dibandingkan dengan standar,
baru lakukan penyetelan pada push rod silinder kopling.

2. Perawatan dan Perbaikan Mesin


a) Dasar Teori
Tune-up merupakan servis yang paling sering dilakukan dibandingkan
dengan jenis servis mobil yang lain, seperti overhaul, spooring- balancing,
dan kenteng magic (ketok magic). Tune-up merupakan servis yang bertujuan
untuk mengembalikan tenaga motor agar sesuai dengan standarnya. Jadi,
tune-up merupakan servis penting sebuah mobil sebelum servis lainnya.
Pekerjaan tune-up harus sesuai dengan prosedurnya. Tanpa mengikuti
urutan yang benar, hasil tune-up tidak akan sempurna dan akan banyak
mengalami terjadinya pengulangan pekerjaan. Berat orang membersihkan
ruangan, langkah yang tepat adalah menyapu (membersihkan) bagian atas
(langit-langit), kemudian membersihkan lantainya. Jika menyapu lantai

14
terlebih dahulu, kemudian membersihkan langit-langit ruangan, lantainya
harus disapu lagi.Ini jelas tidak efisien, baik tenaga, waktu, maupun hasil
pekerjaan. Dengan prosedur tune-up yang benar, akan diperoleh beberapa
keuntungan sebagai berikut.
 Waktu yang diperlukan lebih cepat.
 Tenaga yang dikeluarkan untuk menyervis lebih kecil.
 Peralatan lebih awet karena frekuensi pemakaian alat
berkurang.
 Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya
relatif lebih kecil.
 Peralatan yang diperlukan
Dalam pengerjaan tune-up, sebaiknya sesedikit mungkin menggunakan
alat.Persiapan alat yang berlebihan macam dan jumlahnya, tetapi tidak
digunakan, menandakan kurangnya pemahaman terhadap mesin. Alat yang
diperlukan dalam tune-up antara lain sebagai berikut.
i. Kunci pas.
ii. Kunci ring.
iii. Kunci busi.
iv. Obeng positif dan negatif.
v. Feeler gauge (pengukur celah).
vi. Amplas (ambril)
vii. Timing- light
viii. Engine analyzer atau Tes kompresi.
ix. Kain lap.
Namun, jika peralatan tersebut telah tersedia di dalam kotak peralatan
(toolbox), tentu tidak ada salahnya disiapkan satu kotak tersebut.Kotak alat
sebaiknya ditaruh di atas meja atau kursi, tidak ditaruh di lantai karena
dalam pekerjaan tune-up lebih banyak dilakukan dengan berdiri dari pada
duduk atau berbaring. Meletakkan kotak alat di atas meja atau kursi akan
memudahkan dalam memilih dan mengambil alat yang akan digunakan.
Karena tidak semua kunci diperlukan, siapkan beberapa kunci dan taruh di
luar kotak, tetapi di atas kursi atau meja tersebut.Hitunglah jumlah kunci di
dalam kotak untuk mencegah kemungkinan kunci tidak diketahui tertinggal di
dalam mesin atau dekat mesin.Peralatan yang kemungkinan besar bisa

15
tertinggal di dalam atau di dekat mesin adalah peralatan kecil, seperti feeler
gauge, kunci pas, kunci ring, obeng, ampelas, kain lap, dan kabel-
kabel.Peralatan yang tertinggal di dalam atau di dekat mesin dapat
menimbulkan bahaya kebakaran dan kerusakan mesin, bahkan bisa
membahayakan keselamatan penumpang.

b) PEMERIKSAAN TUNE-UP
Pemeriksaan tune-up meliputi:
 Memeriksa Air Radiator
Sebelum tune-up dimulai, terlebih dahulu air radiatornya kita periksa.
Buka tutup radiator dengan cara diputar, kemudian lihat air radiator dari
lubang pengisian air. Jika jumlah air radiatornya kurang, tambahkan
secukupnya dengan air yang bersih.
Volume air di radiator dikatakan cukup jika ketinggiannya mencapai
batas bawah leher tutup radiator. Jangan menghidupkan mesin dalam
keadaan air radiator kurang, karena, mesin akan menjadi sangat panas.
Waktu memeriksa air radiator, periksa juga kualitas airnya.Jika
airnya kotor, sebaiknya diganti dengan yang baru. Jika airnya berminyak,
berarti terjadi kebocoran oli yang menuju sistem pendinginan air.Periksa
juga kemungkinan terjadinya kebocoran air pendingin dengan melihat
ada tidaknya rembesan air di luar radiator.

 Memeriksa Oli Mesin


Setelah memeriksa air radiator, tahap berikutnya adalah memeriksa
oli mesin. Jika oli mesin diperiksa setelah tune-up selesai, hasil tune-up
tidak akan maksimal karena kondisi oli mesin berpengaruh terhadap
suhu kerja mesin. Selain itu, oli mesin juga berpengaruh terhadap bunyi
mesin. Jika oli mesin sangat kotor, encer, atau kurang, bunyi mesin akan
menjadi kasar. Hal ini akan berpengaruh terhadap putaran stasioner dan
idel.
Pemeriksaan oli mesin meliputi volume oli dan kondisi oli. Volume oli
harus memenuhi batas minimal yang ditentukan, jika Oli kurang,
tambahkan dengan oli yang kekentalanya sama. Sebaiknya, oli yang
ditambahkan tersebut mereknya sama, untuk menghindari reaksi kimia

16
yang dapat merugikan kondisi dan kerja mesin.
Dilihat dari bahan bakunnya, oli pelumas ada 2 macam, yaitu oli mineral
dan oli sintetis. Oli mineral dibuat dari bahan crude oli yang mengandung
bahan hidro karbon dan parafin yang cukup tinggi. Sedangkan oli
Sintetis merupakan hasil dari perpaduan beberapa senyawa kimia.Oli
sintetis lebih baik daripada oli mineral karena bisa tahan bekerja pada
suhu rendah dan suhu tinggi.

 Kondisi Visual Mesin


Selesai memeriksa oli mesin, jangan langsung menghidupkan
mesin.Amati dengan teliti kondisi visual mesin.Pastikan bahwa mesin
benar-benar aman untuk dihidupkan. Memeriksa kondisi mesin secara
visual termasuk tindakan pencegahan kecelakaan yang harus dilakukan
sebelum tune-up. Mesin dikatakan aman untuk dihidupkan jika
pemeriksaan mesin menunjukkan hasil sebagai berikut.
1. Tidak ada kabel yang tersangkut.
2. Tidak ada kabel busi yang tidak terpasang.
3. Pemasangan kabel-kabel busi sudah benar sesuai dengan
urutan pengapiannya.
4. Tidak ada peralatan apa pun yang terletak di atas mesin.
5. Baut dan mur terpasang dengan baik.
6. Tidak terdapat kebocoran bensin pada mesin.
7. Tidak ada kabel yang mengalami hubungan singkat.
8. Oli mesin dan air radiator cukup.

 Menghidupkan Mesin
Setelah mesin siap dihidupkan dan aman dari kemungkinan adanya
bahaya, hidupkan mesin pada putaran stasioner, beberapa menit
kemudian tambahkan putarannya jika diperlukan.Jangan menghidupkan
mesin langsung pada putaran tinggi, karena pelumasan belum sampai
ke seluruh komponen mesin, untuk mencegah keausan pada komponen.
Contoh kasus akibat tertinggalnya peralatan di dalam mesin atau di
dekat mesin mobil sebagai berikut yaitu kunci pas menghubungkan
kutub positif dengan kutub negatif accu dapat menyebabkan kebakaran

17
dan kabel tersangkut di daun kipas radiator sehingga daun kipas patah.
Selain menghitung jumlah peralatan yang digunakan, perlu diperiksa
juga kondisi setiap peralatan secara teliti.Pastikan bahwa peralatan
tersebut dalam keadaan baik.
c) Menganlisis Kerusakan
Kondisi alat yang dapat menimbulkan kecelakaan sebagai berikut.
 Kunci yang retak.
 Kabel terkelupas.
 Obeng retak.
Untuk keperluan menganalisis kerusakan mesin, selama mesin
hidup perhatikan tiga hal sebagai berikut:
 Bunyi Mesin
Bunyi mesin yang bisa timbul saat menghidupkan mesin salah
satunya adalah karena ledakan akibat pembakaran bahan bakar
(bensin atau solar) menimbulkan bunyi yang khas. Pada mesin yang
pembakarannya normal, bunyi ledakannya rata. Pada mesin yang
pembakarannya tidak normal, bunyi ledakannya tidak rata, terjadi
entakan setiap beberapa detik. Jika bunyi tersebut tidak disalurkan
lewat knalpot, akan terdengar sangat keras dan memekakkan
telinga. Bunyi mesin berbahan bakar bensin lebih halus
dibandingkan dengan mesin berbahan bakar solar atau diesel.
 Getaran Komponen
Mengetahui ciri-ciri bunyi berbagai mesin akan mempermudah
dalam menentukan kerusakannya. Bunyi yang ditimbulkan oleh
getaran komponen mesin merupakan bunyi yang tidak normal.
Getaran tersebut bisa terjadi karena baut atau mur yang longgar,
komponen retak, atau patah. Bunyi-bunyi akibat getaran mesin
berbeda sekali dengan bunyi akibat pembakaran bahan bakar.
 Gesekan
Gesekan komponen yang tidak dilumasi dengan oli, bisa
menimbulkan bunyi yang tidak nyaman.Bunyi akibat gesekan bisa
timbul pada tuas sistem kawat gas karburator yang tidak dilumasi
dengan baik, gesekan piston dengan dinding silinder, atau gesekan
pada laker.

18
 Aliran Gas
Aliran gas yang bocor bisa menimbulkan bunyi yang tidak
normal, seperti terjadinya kebocoran pada saluran gas masuk
dalam silinder (intake manifold). Bunyi tersebut berupa desis yang
keras.
 Ketukan (knocking)
Bunyi yang diakibatkan oleh adanya ketukan dua komponen
mesin yang cukup keras, biasanya terjadi di daerah sebagai berikut.
a) Celah katup yang terlalu besar.
b) Bantalan poros engkol longgar.
c) Piston kocak.
d) Pen piston longgar.
e) Poros nok kocak.
 Loncatan Bunga Api
Loncatan listrik tegangan tinggi bisa menimbulkan bunyi
khas.Bunyi tersebut bisa mirip suara seekor cicak berdecak.
Penyebab loncatan bunga api listrik adalah kebocoran arus atau
hubungan singkat.
 Tekanan Gas
Bunyi yang disebabkan oleh tekanan gas yang bocor hampir
sama dengan kebocoran aliran gas masuk. Kebocoran gas
disebabkan oleh sekat yang kurang rapat.Bunyi mesin harus
didengarkan dengan saksama untuk mencari penyebab kerusakan
mesin.Karena itu, bandingkan bunyi mesin sebelum dan setelah
tune-up.
 Getaran Mesin
Perhatikan getaran selama mesin hidup pada putaran
stasioner.Mesin yang normal tidak memiliki getaran yang kasar.Jika
diamati, pada waktu mesin dinyalakan, bodi mesin tersebut tidak
bergetar kecuali kabel-kabel businya yang sedikit bergetar. Jika
getaran mesin agak kasar, berarti terdapat gangguan pada proses
pembakaran atau komponen-komponennya.
Getaran yang kasar disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.

19
 Tekanan kompresi tidak sama antara masing-masing
silinder.
 Tekanan kompresi di atas standarnya.
 Pembakaran pada salah satu silinder tidak normal.
 Salah satu busi mati.
 Salah satu kabel busi lepas.
 Pemasangan kabel busi tidak sesuai urutan
pengapiannya.
 Terdapat komponen-komponen yang kocak atau
kendor baut-bautnya.
 Asap Knalpot
Setelah bunyi mesin dan getarannya diamati, selanjutnya
perhatikan dengan teliti bentuk dan warna asap sisa pembakaran
yang keluar dari knalpot. Asap yang keluar dari knalpot merupakan
petunjuk baik tidaknya proses pembakaran bahan bakar mesin
tersebut. Ada empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan
petunjuk baik tidaknya proses pembakaran dalam mesin.
Warna asap hitam pada mesin diesel merupakan sesuatu  yang
wajar. Namun, warna asap hitam pada mesin bensin merupakan
pertanda adanya pembakaran yang tidak sempurna karena
kelebihan bensin pada campuran gas dan bensinnya. Ukuran
standar yang digunakan sebagai pembanding warna asap dikatakan
hitam atau normal adalah asap mesin dalam kondisi normal.
Warna asap putih, pada mesin 2 tak yang normal berwarna
putih. Berbeda dengan mesin 4 tak, jika asap mesin 4 tak berwarna
putih berarti terdapat kerusakan atau gangguan pada mesin
tersebut. Warna putih disebabkan asap dari oli yang terbakar. Pada
mesin 2 tak, oli memang terbakar bersama bensin.Namun pada
mesin 4 tak, oli tidak terbakar, kecuali terdapat kebocoran oli dari
karter ke ruang bakar.
Asap tak berwarna, asap mesin 4 tak yang baik adalah yang
tidak berwarna. Warna asap seperti ini menandakan campuran gas
normal, tidak kelebihan bensin, tidak bercampur dengan oli, dan
tidak kekurangan bensin.

20
Asap knalpot berjelaga, setelah mesin dianalisis kerusakannya,
pekerjaan tune up bisa dimulai. Pengerjaan tune up harus berurut.
Tujuannya, agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan karena servis
komponen tertentu berpengaruh terhadap komponen yang lain.

d) PENGERJAAN TUNE UP
Pengerjaan tune-up meliputi :
 Saringan Udara (Air Filter)
Saringan udara terlebih dahulu harus diservis dibandingkan
dengan komponen yang lain, karena saringan udara merupakan
komponen mesin yang paling dingin dibandingkan dengan
komponen yang lain setelah mesin dihidupkan. Selain itu saringan
udara juga berpengaruh terhadap komponen lain jika diservis
belakangan, seperti terhadap pembentukan campuran udara dan
bensin di saluran pada intake manifold (saluran pemasukan gas).
Saringan udara atau lebih populer dengan sebutan filter terletak
di dalam kotak berbentuk lingkaran yang menyerupai piring. Kotak
tersebut terbuat dari pelat besi biasa.Saat pengapian, putaran
stasioner sangat dipengaruhi oleh saringan udara.Penyetelan idle
juga dipengaruhi oleh saringan udara.

 Platina
Setelah saringan udara dibersihkan atau diganti, komponen
berikutnya yang harus diservis adalah platina.Platina terletak di
dalam distributor.Platina perlu diperiksa atau diservis terlebih dahulu
sebelum menyetel saat pengapian dan putaran stasioner. Jika
platina disetel setelah penyetelan saat pengapian dan putaran
stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Setelah platina
dibersihkan dan dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena
saat pengapian dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina
lebih besar, saat pengapian akan maju sedikit. Sebaliknya, jika
celah platina lebih sempit, saat pengapian akan mundur.
Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah platina. Jika

21
celah platina lebih besar, putaran stasioner akan turun. Sebaliknya,
jika celah platina semakin kecil, putaran stasioner akan naik sedikit.
Meskipun perubahan putaran stasioner tersebut tidak begitu besar,
perlu diperhatikan untuk ketelitian hasil servis.Kondisi permukaan
kontak platina sangat berpengaruh terhadap putaran stasioner dan
bunyi mesin. Jika permukaan platina kotor, putaran stasioner akan
turun. Namun, jika permukaan platina dibersihkan, putaran stasioner
akan naik. Karena itu, tidak tepat jika platina diservis setelah
penyetelan putaran stasioner dan campuran gas.
Setelah perbaikan platina selesai, pasanglah platina dengan
benar.Perhatikan kabel yang bisa menyebabkan hubungan singkat
dengan bodi mesin. Hubungan singkat dengan bodi mesin
mengakibatkan tidak terjadinya loncatan bunga api pada busi.
Apabila mobil sudah menggunakan CDI maka tidak perlu melewati
tahapan ini.

 Kabel Busi
Setelah platina diservis, tutup distributor tidak perlu segera
dipasang.Periksa kondisi tutup distributor beserta kabel-kabelnya.
Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah menyervis platina dengan
tujuan untuk efisiensi kerja.
Kondisi mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannya. Kualitas
pengapian dipengaruhi oleh nyala api busi dan kabel-kabel businya.
Namun, kabel busi harus diperiksa atau diservis terlebih dahulu
daripada businya, karena kabel busi merupakan pengantar untuk
lewatnya arus tegangan tinggi ke busi. Nyala api busi sangat
dipengaruhi oleh kondisi kabel-kabel businya.
Kabel busi tidak boleh diganti dengan kabel yang sembarangan
kualitasnya.Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hambatan yang
besar pada busi.Isolasi kabel busi harus memenuhi syarat, karena
listrik yang dialirkan bertegangan tinggi (15.000-20.000 volt).Isolasi
kabel busi yang sudah usang harus diganti kabelnya.Penggantian
kabel busi sebaiknya satu unit, dengan harga yang
bermacam¬macam.Umumnya, semakin mahal harganya, semakin

22
baik kualitasnya.
Kabel busi yang retak isolatornya atau telah usang
menyebabkan timbulnya crossfire, yakni induksi pada kabel busi
yang berdekatan, sehingga busi yang kabelnya terkena induksi
meloncatkan bunga api liar dan menyebabkan kerja mesin
terganggu. Cross fire menyebabkan bunyi mesin kasar dan tenaga
mesin menjadi turun. Untuk mengecek kabel busi biasanya
besarnya tahanan diukur menggunakan Ohm meter, jika besarnya
tahanan tidak sesuai dengan standartnya maka kabel busi diganti
dengan yang baik.

 Tutup Distributor
Tutup distributor sebaiknya diperiksa kondisinya bersamaan
dengan pemeriksaan kabel-kabel busi dan servis platina.Hal ini
dimaksudkan untuk meng¬hemat waktu kerja. Jika pemeriksaan
tutup ditributor dilakukan setelah mesin dihidupkan, akan
mengulangi pekerjaan melepas dan mencabut kabel busi dan tutup
distributor.
Tutup distributor dinyatakan baik jika kondisinya sebagai berikut.
 Tidak retak.
 Arang pada tutup distributor yang berfungsi mengalirkan listrik
tegangan tinggi tidak aus.
 Bisa menutup dengan rapat.
 Masih bisa menghantarkan arus tegangan tinggi.
Ada model tutup distributor yang dilengkapi lubang ventilasi di
bagian atas tutup tersebut.Fungsi lubang ventilasi tersebut adalah
untuk penguapan air yang terjebak di dalam tutup
distributor.Dengan adanya ventilasi tersebut, uap air bisa keluar
sehingga distributor tetap kering. 

 Accu
Pemeriksaan berikutnya adalah pemeriksaan
accu.Pemeriksaan accu meliputi sebagai berikut.
 Tinggi Air Accu

23
Air accu harus cukup, yakni ketinggiannya antara garis
batas atas (upper level) dan garis batas bawah (lower level).
Jika air accu jumlahnya kurang, tambahkan dengan accu zur
secukupnya. Ketinggian air accu pada prinsipnya adalah
merendam seluruh sel-sel accu sekurang-kurangnya 1 cm di
atas sel-sel accu tersebut. Jika mobil menggunakan accu
kering, perawatannya menjadi lebih mudah karena tidak
memerlukan air accu yang bisa berkurang karena penguapan.
Kutub-kutub accu juga harus bersih, tidak kotor oleh jamur atau
sejenisnya. Namun, harga accu kering lebih mahal sehingga
masih banyak mobil yang menggunakan accu basah. Air accu
yang kurang (di bawah standar) berakibat reaksi pada accu
tidak maksimal, sehingga arus yang dihasilkannya tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan listrik pada mobil.
 Bersihkan Kutub-kutub Accu dari Jamur dan Karat
Jamur pada kutub-kutub accu bisa dibersihkan dengan air
hangat, sedangkan karat yang mengotori kutub-kutub accu
harus dibersihkan dengan ampelas.
Bagian yang nampaknya remeh, tetapi sangat penting,
adalah klem atau penjepit kabel accu dengan kutub- kutubnya.
Klem tersebut mudah sekali kendor. Jika klem kendor, mesin
akan mati karena busi tidak melon¬catkan bunga api. Untuk
merawat klem agar tetap berfungsi dengan baik, keraskan baut
pengikatnya dan gunakan klem yang berkualitas baik. Kutub-
kutub accu yang kotor atau berkarat menyebabkan tahanan
sangat besar. Akibatnya, arus yang mengalir menjadi berkurang
(kecil) sehingga tenaga mesin menjadi berkurang, bahkan
mesin tak bisa dihidupkan.
Pada pemeriksaan pengapian, umumnya accu diperiksa
paling akhir, itu pun kalau bunga api yang keluar dari busi
sangat kecil dan bagian pengapian lainnya telah diservis.

 Busi
Busi sebaiknya diperiksa setelah pengukuran tekanan kompresi

24
atau sebelum penyetelan celah katup.Alasannya, pada pengukuran
tekanan kompresi maupun penyetelan celah katup busi dalam
keadaan tidak terpasang, bisa menghasilkan efisiensi kerja yang
optimal.Saat pengukuran kompresi, busi harus dilepaskan karena
lubang busi digunakan untuk memasukkan ujung alat pengukur
tekanan kompresi.Pada penyetelan celah katup, busi sebaiknya
dalam keadaan tidak terpasang agar mesin ringan saat diputar.
Bagian busi yang perlu diperiksa adalah elektrodanya, yang
meliputi kebersihan dan celah elektrodanya.Elektroda yang kotor
harus diampelas dengan ampelas besi dan elektroda positif dan
elektroda negatif tidak boleh berhubungan.Karena itu, harus disetel
celahnya. Adanya kotoran pada kedua elektroda busi bias
mengakibatkan terhalangnya jalan loncatan bunga api listrik.
Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas, pada
elektroda busi perhatikan hal-hal sebagai berikut.
 Jika terdapat lingkaran berwarna agak biru antara elektroda
tengah dengan insulatornya, berarti tipe busi yang digunakan cocok.
 Jika insulatornya agak hitam dan elektrodanya berwarna biru,
berarti tipe businya terlalu dingin.
 Jika insulatornya berwarna putih dan terjadi erosi pada
elektrodanya, berarti tipe businya terlalu panas.
Ada tiga tipe busi, yaitu busi panas, sedang, dan dingin. Busi
tipe panas kurang tahan terhadap panas, tipe dingin tahan terhadap
panas.Busi panas cocok untuk perjalanan jauh.

 Menyetel Celah Katup


Langkah paling tepat begitu selesai menyervis busi adalah
menyetel celah katup.Selama penyetelan celah katup, busi tidak
perlu dipasang di lubangnya.Biarkan mesin tanpa busi untuk
sementara, hingga penyetelan katup selesai.
Penyetelan celah katup dalam keadaan mesin tanpa busi akan
memperoleh keuntungan sebagai berikut.
 Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari posisi top
kompresi masing-masing silinder.

25
 Mempermudah dalam memeriksa posisi piston, yakni sudah
mencapai titik puncaknya atau belum.
 Lebih aman, karena mesin tidak mungkin berputar (hidup)
tanpa busi.

Syarat Penyetelan Katup


Agar penyetelan katup berhasil dengan baik, harus dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
Penyetelan dilakukan ketika katup menutup rapat. Penyetelan
dilakukan ketika celah katup paling besar.Penyetelan katup dapat
berhasil dengan baik jika proses kerja mesin (gerak naik-turun
piston) sesuai dengan gerak katup-katupnya.

Cara Penyetelan
Ada dua cara penyetelan untuk memenuhi syarat-syarat agar
penyetelan katup berhasil dengan baik, yaitu sebagai berikut ;
 Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston
berada di posisi top kompresi masing-masing silinder. Cara ini
banyak membutuhkan tenaga dan waktu, karena harus
memutar pull sesuai dengan banyaknya silinder sampai
mendapatkan posisi piston pada top silinder 1, 2, 3, 4, dan
seterusnya. Saat posisi top kompresi, kedua katup iNdan EX
harus dalam keadaan menutup rapat, sehingga bisa disetel
celahnya.
 Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston
pada posisi top kompresi silinder 1 dan silinder lain yang
diperlukan sesuai dengan proses kerja mesin. Cara ini lebih
cepat dan menghemat dengan tenaga, tetapi memerlukan
pengetahuan teknik mobil yang cukup, khususnya hubungan
antara urutan pengapian (FO = firing order) dan penyetelan
katup.

h. Positive Crank Case Ventilation (PCV)


PCV adalah sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang bocor

26
ke dalam ruang engkol dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui
sebuah selang yang menghubungkan ruang engkol ke intake manifold.
Setelah penyetelan katup, sebaiknya PCV diservis terlebih dahulu
sebelum tes kompresi. PCV sedikit berpengaruh terhadap tekanan
kompresi dan putaran mesin.Tanpa PCV putaran mesin lebih rendah
dibandingkan dengan ketika PCV diaktifkan.
Dalam servis PCV, yang perlu diperiksa adalah kerja katup PCV dan
kerapatan selang-selangnya.Katup PCV yang telah rusak sebaiknya
diganti dengan yang baru.

i. Saat Pengapian
Saat pengapian sebaiknya disetel setelah penyetelan putaran
mesin. Alasannya, karena saat pengapian yang tercantum dalam buku
pedoman servis mobil adalah saat pengapian pada putaran stasioner.
Jika saat pengapiannya disetel pada putaran tidak stasioner, akan terjadi
pengulangan kerja. Hal ini sebenarnya bisa dihindari, karena begitu
putaran mesin disetel, saat pengapiannya pasti berubah.
Prinsip penyetelan saat pengapian adalah memutar distributor
dalam keadaan mesin hidup sampai memperoleh bunyi mesin yang
paling halus dengan tenaga yang paling besar. Prinsip penyetelan ini
bisa dijadikan pedoman, jika penyetelan saat pengapian dilakukan tanpa
menggunakan timing- light (penyetelan perigapian) atau alat bantu
lainnya.
Distributor dapat diputar ke kiri atau ke kanan setelah baut
pengikatnya dikendorkan.Jika distributor diputar berlawanan arah
dengan putaran rotor, berarti saat pengapiannya dimajukan.Sebaliknya,
jika distributor diputar searah dengan putaran rotor, berarti saat
pengapian dimundurkan.

j. Idel
Penyetelan idel merupakan penyetelan yang paling akhir dalam
tune-up mesin mobil.Hasil penyetelan idel tidak berpengaruh terhadap
saat pengapian, celah katup, kompresi, dan pendinginan.Sebaliknya,
idel sangat dipengaruhi oleh berbagai komponen mesin.

27
Menyetel idel pada prinsipnya adalah menyetel campuran antara
udara dengan bensin pada putaran idling. Jadi sebelum menyetel
campuran idel, putaran mesinnya harus stasioner terlebih dahulu.Jika
setelah penyetelan idel, kemudian putaran stasionernya berubah,
putaran stasionernya harus disetel ulang. 

k. Tali Kipas
Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel.Kekencangan tali kipas
berpengaruh terhadap pendinginan dan putaran alternator.Jika tali kipas
kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas pendingin dengan baik
karena selip.
Akibatnya, pendinginan oleh kipas tidak sesuai dengan putaran
mesin sehingga mesin menjadi panas.Selain itu, putaran alternator juga
tidak bisa maksimum sehingga pengisian ke baterai kurang baik.

Menghidupkan Mesin Setelah Tune-Up


Setelah tune-up selesai dan mesin akan dihidupkan, perhatikan
seluruh komponen mesin sudah terpasang di tempatnya dengan benar
atau belum. Jika semua komponen telah terpasang dengan benar,
hidupkan mesin pada putaran stasioner beberapa menit.

Selama mesin berputar stasioner, dengarkan bunyi normal, naikkan


putaran mesin perlahan-lahan sambil perhatikan bunyi mesin, getaran,
dan asap knalpotnya. Jika sudah yakin tidak terdapat gangguan atau
ketidaknormalan pada mesin, berarti tune-up telah selesai.

3. Perawatan dan Perbaikan Kelistrikan Mobil


a. Kerusakan
1) Lampu besar tidak menyala atau menyala tetapi lemah.
Kemungkinan Penyebab: Baterai lemah, Gangguan pada lampu atau
terminalnya, Gangguan pada sekering atau kabel.
Pemeriksaan dan Perbaikan
 Jika sinar lampu lemah, periksa baterai.

28
1. Periksa terminal-terminal baterai/aki. Adakah
endapan putihpadaterminal aki?
2. Endapan berasal dari tirisan air aki dan
menyebabkan kontak tidak sempurna.
3. Bila dapat diputar dengan tangan, berarti kontak
terminal longgar. Keraskan hubungan kontak
tersebut dengan tang atau kunci.
4. Periksa terminal mungkin terlalu panas meskipun
hubungan tidak longgar. Coba buka terminal dan bersihkan.
5. Periksa air aki. Lihatlah garis batas tinggi
permukaannya (biasa terdapat pada badan
baterai).
6. Tinggi permukaan air aki harus berada di antara
garis batas. Air aki yang kurang dapat mempercepat kerusakan
baterai. Air aki adalah air yang didestilasi/disuling, bukan cairan
asam yang biasa disebut accu zuur.
7. Periksa muatan listrik baterai.Ukur muatan
listriknya dengan hidrometer. Baterai yang sudah
dicharge, tetapi cepat habis saat dipakai,berarti sudah usang.
Sebaiknya diganti dengan yang baru.
 Periksa terminal-terminal lampu. Bersihkan jika tampak berkarat
dengan ampelas dan pasangkan kembali dengan ketat. Ganti lampu
jika putus.
 Pemeriksaan sekering mudah dilakukan, karena biasanya kotak
sekering terdapat di ruang kemudi. Ganti sekering jika putus yang
baru dan amperenya sama. Sebaiknya selalu disediakan sekering
cadangan dalam kotak sekering.

2) Lampu rem mati.


Kemungkinan Penyebab : Gangguan lampu atau terminalnya,
Gangguan sekering atau tombol lampu.
Pemeriksaan dan Perbaikan
Buka lampu yang tidak menyala. Periksa sekering lampu rem. Ganti
jika putus. Lepaskan kedua kabel yang tersambung pada terminal tombol

29
lampu rem (di ruang mesin untuk rem hidrolik dan di mana kemudi untuk
rem mekanik) dan hubungkan kedua ujung kabel. Bila lampu rem
menyala berarti kerusakan pada tombol lampu rem. Gantilah tombol
lampu rem. Dan sekering cepat putus.
Kemungkinan Penyebabnya sekring putus adalah korsleting pada
kabel atau tombol kontak.
Pemeriksaan dan Perbaikan
Kerusakan pada tombol kontak yang menyebabkan korsleting bisa
diketahui saat tombol tersebut dioperasikan.Misalnya sekering putus saat
lampu besar dinyalakan. Jika ada kabel yang terkelupas dan kawatnya
menyentuh badan kendaraan, maka saat tombol dikontakan akan terjadi
korsleting karena arus yang lewat dalam kabel dan sekering bertambah
besar. Sebaiknya diserahkan pada montir yang mengerti sistem
kelistrikan kendaraan, sehingga kerusakan kabel bisa ditelusuri.Untuk
sementara sekering putus dapat dipakai lagi dengan menghubungkan
langsung mengunakan kawat atau kertas aluminium bekas pembungkus
rokok, tetapi hal inidapat menimbulkan kebakaran.Sebaiknya sekering
yang putus cepat diganti.

3) Alat Pengukur dan Lampu Peringatan


a) Saat kendaraan berjalan, lampu peringatan tekanan minyak terlihat
menyala atau berkedip-kedip.
Kemungkinan Penyebab; Gangguan pada sistem pelumasan.
Gangguan pada sistem kelistrikan lampu peringatan.
Pemeriksaan dan Perbaikan
Jika ada masalah seperti di atas, segera hentikan kendaraan dan
periksa kemungkian penyebabnya.Jika gangguan ada pada sistem
pelumasan dan perjalanan tetap dilanjutkan, mesin bisa sangat
panas dan bantalan-bantalannya bisa rusak berat. Periksa sistem
pelumasan sebagai berikut :
 Periksa minyak pelumas dalam mesin dengan
tongkat pemeriksa pada mesin. Jika kurang,
segera tambahkan.
 Periksa tombol lampu peringatan tekanan

30
pelumas mesin.
 Periksa pompa minyak pelumas.
Bila sistem minyak pelumas tidak mengalami gangguan, berarti
sistem kelistrikan lampu peringatan yang terganggu.Periksa
sambungan dan komponen-komponen listrik yang berhubungan.

b) Jarum penunjuk kecepatan pada speedometer tidak bekerja.


Kemungkinan Penyebab
Gangguan kabel penggerak pengukur kecepatan. Alat pengukur
kecepatan rusak.
Pemeriksaan dan Perbaikan
Pada kedua ujung kabel pengukur kecepatan terdapat mur
pengencang. Periksa, jika longgar, kencangkan.Gejala tersebut bisa
juga disebabkan kabel penggeraknya putus. Periksa kabel penggerak
dengan membuka mur pengencang yang menuju speedometer
(berada di belakang speedometer). Jalankan kendaraan perlahan-
lahan.Lihat kabel penggerak di dalam kabel pembungkusnya,
berputar atau tidak.Bila tidak, berarti kabel penggerak putus, gantilah
dengan yang baru.
 Buka mur pengencang dan ujung-ujung kabel
penggerak pada
 Posisinya, ujung satu menuju bak persneling dan
yang lain menuju speedo meter. Kencangkan mur
pengencangnya.

c) Lampu tanda belok dalam ruang kemudi tidak berfungsi dengan


baik.
Kemungkinan Penyebab
Gangguan pada lampu atau terminalnya. Gangguan alat
pengedip (blinker).
Pemeriksaan dan Perbaikan
Periksa lampu. Ganti jika putus. Periksa juga terminal lampu.
Jika berkarat, bersihkanBila lampu atau terminalnya dalam kondisi
baik, periksa alat pengedip, jika rusak ganti dengan yang baru.

31
d) Klakson berbunyi meskipun tombolnya tidak ditekan.
Kemungkinan Penyebab
Ada korsleting atau kerusakan dalam sistem kelistrikan klakson.
Pemeriksaan dan Perbaikan
a. Jika masalah ini terjadi, hentikan kendaraan dan lakukan langkah-
langkah berikut:
1. Coba ketuk tombol klakson beberapa kali,
biasanya bunyi klakson dapat dihentikan
2. Jika klakson tidak dapat dihentikan,
lakukan salah satu penyelesaian berikut:
Lepaskan sambungan kabel pada
terminal klakson. Lepaskan sekering klakson.Lepaskan kabel
listrik dari terminal relay klakson.
b. Klakson berbunyi terus bisa juga disebabkan relay rusak atau
korsleting. pada rangkaian listrik dari klakson, jika terminal relay
yang menuju tombol klakson dicabut dan bunyi klakson mati,
berarti kerusakan pada tombol klakson. Tetapi, jika tidak,
kerusakan ada pada relay-nya. Ganti relay dengan yang baru.
Untuk sementara, relay bisa dibuka, jika ada kontak-kontak yang
berhimpitan lepaskan dan bersihkan dengan amplas.

e) Wiper kaca tidak berfungsi.


Kemungkinan Penyebab
Sekering putus. Gangguan pada sistem mekanis wiper. Motor
penggerak wiper rusak.
Pemeriksaan dan Perbaikan
Periksa sekering pada kotak sekering. Ganti jika putus.
Nyalakan kontak wiper. Jika terdengar bunyi motor berputar, tetapi
batang wiper tidak bergerak, berarti kerusakan pada mekanis
wiper. Kerusakan ini terjadi pada sambungan bautnya atau
sambungan roda gigi. Bila hubungan mekanis wiper baik, tetapi wiper
tidak bekerja, berarti motornya rusak. Bawa ke bengkel.

32
b. KESELAMATAN KERJA
Perhatikan kontak dalam keadaan on/off ,karena jika dalam
keadaan on bisa membahayakan diri sendiri. Perhatikan kabel-kabel
jika ada yang terkelupas jangan di sentuh, karena membahayakan

33
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas yang penulis sajikan maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa :
1. Kesimpulan kerusakan
Pada job yang telah kami praktekan,kami mendapatkan data-data yang
mana data tersebut sangat membantu kami dalam melaksanakan perbaikan,
sehingga kam menjadi paham dan selanjutnya kami dapat menganalisa
gangguan dan bisa menentukan kerusakan, dan setelah kami mengadakan
perbaikan dan di ui coba kendaraan yang mengalami kerusakan sudah bisa
kembali bekerja dengan baik.

2. Relevansi pelajaran disekaolah dengan dunia kerja


Sebenarnya semua alasan yang berkaitandengan dunia otomotif sama,
hana nama dan caranya yang berbeda. Disekolah penanganan trouble
dengan teori yang teknis sedangkan pada bengkel penanganan trouble
denga cara lain, karena mungkin untuk mempersingkat waktu dan juga
sudah banyak pengalaman yang dialaminya.

3. Sikap kerja yang baik agar di peroleh ketepatan dan efisisensi kerja.
Sikap kerja yang di tetapkan pelanggan atau pengemudi harus ramah,
sabar, tenang dan cakap dalam berbicara, begitu mobil datang dan langsung
menyambutnya dan menanyakan pada bagian mana yang rusak dan gejala-
gejala yang ditimbulkan, kemudian di analisa dan dicari kemungkinan
kerusakan dan apabila benar langusng di lakukan langkah-langkah
pembongkaran, pemeriksaan, penggantian, perbaikan dan bila langkah ini
dilakukan dalam pekerjaan maka akan dibutuhkan waktu yang reatif singkat
dan hasil yang baik, cepat, sehingga pelanggan akan merasa puas.

34
B. Saran
1. Saran untuk sekolah
a) Sekolah yang berstandar nasional sebaiknya alat dan bahan
disesuaikan dengan perkembangan jaman walaupun langkah-langkah
perbaikan pada kerusakan hamper sama seperti dibengkel.
b) Pembekalan prakerin juga harus denga pembekalan kedisiplinan siswa
melaksanakan prakerin.
c) Teknis penulisan prakerin dan penyusunan tata letak harus diterangkan
pada pembekalan prakerin sehingga pada saat konsultasi prakerin
bisa lebih cepat.

2. Saran untuk bengkel


a)   Bila ada siswa yang prakerin mohon diberi saran dan bimbingan yang
lebih cepat agar setelah selesai prakerin pengetahuan bisa bertambah.
b)   Pada waktu selesai prakerin mohon para siswa di uji kemampuannya
supaya memudahkan siswa dalam penilaian dan juga nama bengkel
akan lebih baik karena telah mencetak siswa-siswa prakerin yang
terampil.

35
LAMPIRAN

36
37

Anda mungkin juga menyukai