Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

RANCANGAN PEMBUATAN PONDASI

RUMAH TIPE 90 KEATAS

NAMA : PEBRA DAZA VALENTINO

NISN :

KELAS : XII

PROGRAM STUDI : DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI

BANGUNAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI BENGKULU

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 MUKOMUKO

2022
Halaman Pengesahan

RANCANGAN PEMBUATAN PONDASI RUMAH


Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Penilaian Selama Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
DI SETUJUI OLEH

Pembimbing DU/DI, Guru Pembimbing


Instruktur

Harianto. ST.MT Hasiholan S, S.Pd

MENGETAHUI
Kepala Sekolah SMK Negeri 01 Mukomuko

FERI IRAWAN, S.Pd.I, M.TPd


NIP . 19840204 200904 1001
MOTTO

 JADILAH MANUSIA BERGUNA BANGGAKAN ORANG TUA


 PENDIDIKAN BUKAN MERUPAKAN SESUATU YANG DITERIMA,
MELAINKAN SESUATU YANG DIDAPATKAN
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Nya kami dapat menyelesaikan
laporan ini. Semoga dengan laporan ini dapat di gunakan sebagai acuan untuk bahan
pembelajaran, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca dalam profesi bidang teknik sipil.

Tidaklupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang mendukung terjadinya


penulisan laporan ini, diantaranya:

1. Kepada orangtua dari pihak penulis


2. Kepada kepala sekolah smkn 1 mukomuko, Bapak Feri Irawan S.Pd.I M.TPd
3. Pembimbing, Haryanto
4. Pembimbing sekolah, Hasiholan S.Pd
5. Dewan guru smkn 1
6. Teman sejawat
7. Semua pihak yang mendukung pada penulisan laporan ini

Harapan kami laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.

Oleh karena itu, kami harap bagi para pembaca untuk memberi masukkan-masukkan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini, sehingga kami dapat memperbaiki
kesalahan dalam bentuk maupun isi dari laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Mukomuko, ... Juli 2022


Penulis

PEBRA DAZA VALENTINO


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................................ ii

MOTTO ..................................................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR................................................................................................................................ iv

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Prakerin ....................................................................................................... 1


B. Tujuan Prakerin .......................................................................................................... 2
C. Waktu dan Tempat Prakerin ....................................................................................... 2

BAB II KEGIATAN PRAKERIN............................................................................................... 3

A. Kegiatan Umum ......................................................................................................... 3


B. Kegiatan Khusus ......................................................................................................... 4
a. Pengerrtian dan Fungsi Pondasi .............................................................................. 5
b. Jenis Jenis Pondasi ................................................................................................... 5
c. Persyaratan Pemasangan Pondasi ............................................................................ 7
d. Syarat syarat lain untuk standar pembuatan pondasi ............................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 14

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 15

LAMPIRAN ............................................................................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Laporan Prakerin

Sekolah menengah kejuruan sebagai salah satu Sub Sustem Pendidikan Nasional,
memiliki kedudukan sangat penting dalam fungsi menyiapkan tenaga kerja terampil untuk
menunjang sistem pendidikan nasional.

Upaya menyiapkan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan
industi, didekati melalui kebijakan “link and maich” adalah penyelenggaraan kegiatan praktek
kerja industri (Prakerin)

Pada dasarnya Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan penyelenggaraan yang


mengintegrasikan secara tersistem pendidikan dunia usaha dan industri. Pengintegrasian kegiatan
pendidikan ini akan menghilangkan perbedaan standar nilai sekolah dan dunia kerja serta
sekaligus mendekatkan supply dan demand ketenaga kerja.

B. Tujuan Prakerin
a. Tujuan Umum
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
2. Agar kita dapat merancang pondasi rumah.
3. Mengetahui kegunaan pondasi.
b. Tujuan Khusus
1. Dunia usaha atau dunia industri (DU/DI) dapat mengenal kualitas pesreta prakerin,
sehingga memudahkan proses penjaringan tenaga kerja yang kompeten
2. Dunia usaha atau dunia industri (DU/DI) secara bertahap akan terbantu dalam proses
produksi karena tersedianya tenaga yang terjangkau
3. Bagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan ( sekolah ) akan dapat kemudahan
dalam mencetak tamatan yang berkompeten
4. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan akan lebih terarah baik yang dilakukan
disekolah mau pun di industri, sehingga siswa memiliki pengalaman langsung dalam
proses produksi, dengan memotivasi dirinya dalam meninggkatkan kemampuannya
C. Waktu dan Tempat Prakerin
a. Waktu pelaksanaan praktek kerja industri ini dilaksanakan mulai 21 Maret 2022 Sampai
21 Juli 2022
b. Tempat praktek kerja industri dilaksankan pada Dinas PUPR kab,mukomuko
D. Struktur Organisasi Industri CV. ARSINDO

DIREKTUR
SUTANGWIN, ST

WAKIL DIKERTUR KOMISARIS


RAGOWO, ST MUTMAINAH.

PENANGGUNG JAWAB BIDANG ARSITEKTUR


HENDRIK KURNIAWAN, ARS

PENANGGUNG JAWAB BIDANG SIPIL


ADI WIJAYA, ST
BAB II

PELAKSANAAN

A. Kegiatan Umum
a. Pengertian dan Fungsi Pondasi

Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan. Karena


pondasi berfungsi sebagai "penahan seluruh beban (hidup dan mati ) yang berada di atasnya dan
gaya – gaya dari luar". Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya.Dalam struktur apapun, beban
yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus
disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah
struktur tersebut. Beton bertulang adalah material yang paling cocok sebagai pondasi untuk
struktur beton bertulang maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya.Beban
dari kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas
sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman.Jika tegangan tekan melebihi tekanan yang
diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang untuk membantu memikul tegangan
tekan pada dinding dan kolom pada struktur.

b. Jenis – jenis Pondasi


Jenis – jenis Pondasi :
1. Pondasi Batu Kali

Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik.
Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.

Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :

 Batu belah (batu kali/guning)


 Pasir pasang
 Semen PC (abu-abu).

Kelebihan :

 Pelaksanaan pondasi mudah
 Waktu pengerjaan pondasi cepat
 Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
Kekurangan :

 Batu belah di daerah tertentu sulit dicari


 Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
 Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.
2. Pondasi Tapak (Foot Plate) 

Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah
lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan
kedalamannya sampai pada tanah keras. Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan
dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof
beton dengan dimensi  tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat
dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.

3. Pondasi Pelat Beton Lajur

Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang
menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi
dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar Pondasi ini lebih kuat jika dibanding
dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini disebabkan seluruhnya terbuat dari beton
bertulang.Harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasibatu kali untuk bangunan rumah
bertingkat. Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu
70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah
bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.

c. Persyaratan Pemasangan Pondasi

Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe pondasi terdapat juga Syarat-
syarat umum dari pondasi yaitu :

1. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah
pondasi khususnya untuk pondasi telapak dan pondasi rakit.
2. Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman yang disebabkan
oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
3. Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran tanah.
4. Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan
berbahaya yang terdapat didalam tanah.
5. Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau
lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
6. Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
7. Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat ditolerir dan elemen
pondasi dan elemen bangunan atas.
8. Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan
lingkungan.
d. Syarat syarat lain untuk standar pembuatan pondasi

MATERIAL

Semua material untuk pekerjaan pondasi batu kali terdiri dari batu pecah dengan ukuran lebar
setiap sisi ± 15 cm.

Material batu pecah tidak boleh dari batu kapur dan harus keras, tidak mudah retak atau patah.

ADUKAN PEREKAT

Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali terdiri dari 1 semen dan 4 pasir diukur dalam
takaran volume.
Semen yang dipakai adalah Portland semen lokal sesuai item dan pasir yang dipakai adalah pasir
pasang dan harus bersih dari lumpur dan tanah serta sisa akar. Dimensi serta elevasi dari
pasangan pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.

DASAR PONDASI

Tanah dasar untuk dasar pondasi harus di padatkan sebelum diberi lapisan pasir urug. Tebal pasir
urug harus sesuai dengan gambar rencana.

PEKERJAAN SLOOF PONDASI BATU KALI

Material untuk sloof pondasi batu kali terdiri dari beton bertulang. Mutu beton dan penulangan
sloof harus sesuai dengan gambar rencana. Dimensi serta elevasi dari sloof harus disesuaikan
dengan gambar rencana. Pasangan dinding batu bata diatas sloof diperbolehkan setelah beton
sloof berumur 7 hari, stek besi beton yang tertanam dipondasi batu kali ke sloof beton dimensi
dan jaraknya sesuai gambar rencana.
SEMEN

Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan Semen Padang.

Syarat - syarat :

 Peraturan Semen Portland Indonesia ( SNI.8-1972 ).


 Standar Nasional Indonesia (SNI) DT-91-0008-2007
 Mempunyai sertifikat Uji ( test sertificate ).
 Mendapat Persetujuan Perencana / pengawas.

Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam - macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama),
dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan
tidak pecah. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam
sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang
yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air , diletakan pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak -sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m atau maximum 10 sak , setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. Untuk semen
yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak ,
membatu , dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

AGREGAT

Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :

 Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)


 Standar Nasional Indonesia (SNI) DT-91-0008-2007
 Tidak Mudah Hancur ( tetap keras ) , tidak porous.
 Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran -
kotoran lainnya.

Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudelaff dengan
beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat sebagai berikut : 
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24 %
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19- 30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin
pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %.

Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm ,
untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Pengawas. Gradasi dari aggregat - aggregat
tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan
mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan
dipakai. Aggregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

AIR.

Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan - pekerjaan di lapangan adalah air bersih,
tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung
organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-
syarat Peraturan Beton Indonesia (NI. 2-1971) dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh
yang berwajib dengan biaya ditanggung/ pihak Kontraktor. Air yang mengandung garam (air
laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pembuatan pondasi batu kali :

a. Bahan
 Pasir           : sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran
 Semen        : sebagai bahan perekat pada pembuatan campuran
 Air             : sebagai bahan pengikat hindrolis semen dan pasir
 Batu kali     : sebagai bahan dasar untuk pemasangan batu kali.
b. Alat
 Gerobak                    : digunakan sebagai alat pengangkut bahan-bahan
 Sekrop                       : digunakan sebagai alat pengambil semen dan pasir
 Ayakan                     : digunakan sebagai alat untuk mengayak pasir
 Cetok                        : digunakan sebagai alat untuk membantu mengaya pasir.
 Pengaduk molen     : digunakan sebagai alat mengaduk campur semen dan pasir.
 Bowplank               : digunakan sebagai alat untuk menentukan muka tanah
 Benang                   : sebagai alat untuk  pelurus kadataran sederhana.
 Timba                     : sebagai tempat adonan.

Kelebihan dari pondasi batu kali :

 Pelaksanaan pondasi mudah
 Waktu pengerjaan pondasi cepat
 Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
 Pembuatan relatif murah, jika menggunakan batu kali

Kekurangan dari pondasi batu kali :

 Batu belah di daerah tertentu sulit dicari


 Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
 Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat

Metode pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan Persiapan

Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah hasil
galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-
batu kali tersebut sebelum dipasang.

b. Pekerjaan Galian
 Siapkan alat- alat yang diperlukan
 Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah
dengan kedalaman yang disyaratkan.
 Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
 Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.
 Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
c. Pekerjaan Urugan Pasir
 Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan
kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
 Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
 Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug
seperti yang direncanakan.
d. Pekerjaan Pasangan Pondasi
Pembuatan profil
 Pasang patok kayu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). profil
dipasang pada setiap ujung lajur pondasi
 Pasang bilah kayu datar pada kedua patok, setinggi profil.
 Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik
tengah profil tepat pada tengah- tengah galian yang direncanakan dan bidang atas
profil sesuai tinggi pondasi.
 Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku
agar lebih kuat.
 Pasang skor, miring pada tebing galian pondasi dan pakukan dengan profil,
sehingga menjadi kuat dan kokoh.
 Cek ketegakan/ posisi profil dan ukuran- ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak
tepat, demikian juga tingginya.

Pemasangan Batu Kali

 Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan


 Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan
urugan pasir.
 Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
 Susun batu- batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25
cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu
kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
 Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai
ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
Menghitung volume pondasi
a. Galian pondasi

b.
B. Kegiatan Khusus

Detail Pondasi Batu Kali

Ukuran Pondasi Batu Kali – Pondasi bangunan merupakan bagian bangunan yang mempunyai
fungsi untuk menerima beban bangunan hingga akhirnya diteruskan ke tanah dasar. Jenis
pondasi sendiri ada beberapa macam tergantung kondisi tanah serta bangunannya.
Disini kita akan mengulas jenis pondasi pasangan batu kali dimana pondasi ini biasa digunakan
pada bangunan 1 lantai dengan konstruksi yang standar (jenis beban : dinding sampai dengan
atap genteng dengan kondisi tanahnya yang masih bagus).

Komposisi Pasangan

 Urugan pasir, setebal 10cm pada bagian bawahnya.


 Pasangan aanstamping/batu kosong, ketebalannya 20cm pada bagian atas urugan
pasirnya.
 Pasangan batu kali berbentuk trapesium dengan campuran batu kali/gunung + pasir +
semen PC serta kapur, biasanya dipakai dengan komposisi 1PC : 3KPR : 10PSR dan
ketinggiannya 1m sampai 1,5m (bisa lebih, tergantung pada kondisi atau kontur
tanahnya).
 Lebar bagian atasnya minimal 30cm, lebar bagian bawahnya tergantung ketinggian
(makin tinggi mala makin lebar).

Tahapan Dalam Pelaksanaan

Pekerjaan Tanah

 Pembongkaran serta pembersihan.


 Pembersihan pada lapangan pekerjaan akan dilakukan dengan cara membuang rumput
atau tanah, sampah atau bahan lainnya yang kiranya mengganggu, menebang pohon-
pohon serta mencabut akarnya lalu membuangnya keluar lokasi.
 Galian tanah untuk pondasinya disesuaikan dengan ukuran pada gambar atau sampai
ketemu tanah yang keras. Jika dibutuhkan untuk memadatkan daya dukung yang baik,
dasar galian perlu dipadatkan atau bisa juga ditumbuk.
 Apabila galian melebihi batas dari kedalamannya, maka perlu dilakukan penimbunan
kembali serta dipadatkan sampai bisa mencapai kepadatan maksimumnya.
 Hasil galian yang akan dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung pada tempat
yang sudah direncanakan. Sedangkan hasil galian yang tidak bisa digunakan untuk
penimbunan harus disingkirkan.
 Harga satuan pekerjaan harus mencakup semua biaya pekerjaan, pembersihan, sewa alat,
penimbunan serta pembuangan hasil galian.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Yang dimaksud dengan pondasi adalah bangunan yang dapat menahan berbagai macam beban,
baik horizontal maupun vertikal dalam kondisi stabil. Adapun tujuannya yaitu untuk menahan
beban-beban yang terjadi sehingga menghasilkan kestabilan konstruksi. Adapun klasifikasi
pondasi dalam konstruksi yaitu sebagai berikut :

a. Pondasi dengan biasanya disebut pondasi telapak, ada yang menerus lokal atau setempat.
b. Pondasi dalam contohnya pondasi sumuran

Pondasi batu kali terbagi menjadi dua macam, yaitu pondasi setempat dan menerus. Pondasi
setempat diletakkan di sudut bangunan dan berfungsi sebagai elemen yang menerima beban
kolom pada bangunan lantai satu. Sedangkan pondasi menerus adalah elemen yang menerima
beban dari dinding yang kemudian diteruskan menyebar ke tanah.

Bagian dari pondasi batu kali adalah sebagai berikut:

 Lapisan Tanah Urug


 Lapisan Aanstamping/ Pasangan Batu Kosong
 Badan Pondasi
B. Saran

Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan selaku penulis antara lain :

 Dalam pembuatan sebuah makalah, sebaiknya dipersentasekan agar kami selaku


mahasiswa sekaligus penulis makalah mampu memahami lebih dalam tentang isi dari
makalah tersebut dan dibimbing langsung oleh dosen yang bersangkutan.
 Dalam membuat makalah, dosen yang bersangkutan juga harus meneliti lebih lanjut
apakah isi makalah yang dibuat oleh mahasiswa itu benar mengambil referensi dari buku
yang sesuai dengan isi makalah tersebut atau tidak, hal ini juga dilampirkan oleh penulis
dalam sebuah saran agar mahasiswa tersebut tidak menjadi sebuah keluaran alumni yang
bodoh.

DAFTAR PUSTAKA

http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-pondasi.html

http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis-pondasi-bangunan.html

December 19, 2016

Email ThisBlogThis!Share to Twitter

Anda mungkin juga menyukai