Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

DI PT. ALBEA RIGID PACKAGING


Jl. Rungkut Industri IV No.23, Rungkut Tengah, Gn. Anyar, Surabaya
Tanggal 03 Januari s/d 31 Maret 2018

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Sekolah
Berbasis Komputer (USBK) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Pada Sekolah Menengah Kejuruan Migas Cepu
Tahun Pelajaran 2017/2018

Disusun Oleh :
NAMA : NOVAN EKO PRASETYO
NIS : 15398
KELAS : XI TEKNIK PEMBORAN
BIDANG STUDY : TEKNIK PERMINYAKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MIGAS


Kampus 1: Jl.Diponegoro No. 53 Telp: (0296) 421120 Cepu
Kampus 2 : Komplek Mentul Blok B telp. : (0296) 423727 Cepu
Tahun Pelajaran 2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI PERKUMPULAN PENAMBANG MINYAK SUMUR TIMBA

i
DESA LEDOK KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA
01 Januari 2017 – 31 Maret 2017

Disusun Oleh:
Novan Eko Prasetyo
NIS: 15398

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing


Pada tanggal : .........................................

Pembimbing Lapangan Pembimbing Sekolah

..................................................... (DANI YUDANTO, ST)

Telah diuji oleh Tim Penguji


Pada tanggal : 31 Maret 2017
Penguji

..................................

Kepala Perusahaan/Instansi Kepala SMK MIGAS Cepu

.............................. ( Ir. KRIS BUDIYANTO)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ii
MOTTO :
1. "Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah." (Abu Bakar
Sibli).
2. "Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan;
dan saya percaya pada diri saya sendiri." (Muhammad Ali).
3. "Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka
bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi."
(Ernest Newman)
4. "Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul
ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah
ombak dan gelombang itu." (Marcus Aurelius)
5. "Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah." (Thomas Alva Edison)

PERSEMBAHAN :
Laporan Praktek Industri ini kami persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu serta keluarga yang tercinta
2. Para pembaca laporan praktek kerja industri.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Industri
dengan lancar dan saya dapat menyelesaikan tugas “Laporan Praktek Kerja
Industri” dengan tepat waktu dan tanpa halangan apapun.
Pembuatan Laporan Praktek Kerja Industri ini adalah salah satu persyaratan
untuk mengikuti Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK) dan Ujian Nasional
Berbasis Komputer (UNBK).
SMK MIGAS Cepu tahun ajaran 2017 – 2018. Selama mengikuti Praktek
Kerja Industri, saya punya begitu banyak dukungan, membantu memberikan
nasihat dan saran dari guru-guru dan pembimbing instansi di tempat saya
mengikuti Praktek Kerja Industri. Dalam proses penyelesaian “Laporan Praktek
Kerja Industri” ini saya menerima bantuan dari berbagai pihak baik berupa
motivasi, do’a dan sebagainya.
Dengan demikian saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
terutama kepada yang terhormat :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Bapak Ir. Kris Budiyanto, Selaku Kepala SMK Migas Cepu.
3. Bapak Dwi Purwanto, ST., selaku Ketua Program Studi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan di SMK MIGAS CEPU, sekaligus pembimbing dalam
penyusunan laporan.
4. Bapak Supraptono selaku Pemilik dan Pembimbing Sumur Minyak Timba
Desa Ledok.
5. Bapak dan Ibu guru SMK MIGAS Cepu yang telah membimbing,
mendidik, melatih, serta memberi do’a dan restunya.
6. Kedua orang tua saya yang telah memberi semangat dan dukungan,
membiayai serta do’a, sehingga saya dapat melakukan Praktek Kerja
Industri dengan lancar dan menyelesaikan tugas laporan.
7. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi do’a dalam
menyelesaikan tugas “Laporan Praktek Kerja Industri”.

iv
Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penyelesaian tugas “Laporan Praktek Kerja Industri” ini baik isi maupun kata –
katanya, maka kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan
selanjutnya. Semoga "Laporan Praktek Kerja Industri” ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan kita semua.

Cepu, 31 Maret 2017


Penyusun

NOVAN EKO PRASETYO

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN OLEH INSTANSI................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN OLEH SEKOLAH................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri........................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Industri................................. 2
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan Praktek Kerja Industri.................... 2
1.4 Kerangka Laporan Praktek Kerja Industri................................... 3
BAB II URAIAN UMUM................................................................................. 4
1.5 Sejarah Perkumpulan Penambang Minyak ................................. 4
Sumur Timba Ledok
A. Proses Pembukaan Sumur Tua............................................. 7
B. Pengoperasian Perusahaan................................................... 7
C. Sistem Yang Sedang Berjalan.............................................. 8
..............................................................................................
1.6 Struktur Organisasi Dan Kepegawaian....................................... 8
1.7 Denah Lokasi............................................................................... 9
1.8 Disiplin Kerja.............................................................................. 9
1.9 Pemeliharaan Lingkungan Dan Keselamatan Kerja.................... 10
BAB III LANDASAN TEORI............................................................................ 11
1.10 Sistem Pengangkat (Hoisting System)........................................ 11
1. Rangka Penunjang (Sporting Structure)................................ 12
2. Peralatan Pengangkat (Hoisting Equipment)......................... 18
1.11 Sistem Pemutar (Rotating System).............................................. 22

vi
1. Top Drive............................................................................... 22
2. Rangkaian Pipa Bor (Drill Stem).......................................... 23
3. Mata Bor Bit.......................................................................... 25
1.12 Sistem Sirkulasi (Circulating System)........................................ 26
1. Fluida Pemboran (Drilling Fluid).......................................... 26
2. Tempat Persiapan (Preparation Area)................................... 28
3. Peralatan Sirkulasi (Circulating Equipment)......................... 30
4. Tempat Mengkondisikan (Conditioning Area)..................... 31
1.13 Sistem Peralatan Semburan Liar (Blow Out Prevnter System)... 32
1. Accumulator.......................................................................... 34
2. Sistem Penunjang (Supporting System)................................ 34
3. Deskripsi Alat........................................................................ 35
1.14 Sistem Tenaga ( Power System )................................................. 37
1. Identifikasi Power System..................................................... 37
1.15 Sistem Penunjang (Support System)........................................... 39
1. Fishing Job............................................................................. 39
2. Cementing.............................................................................. 42
BAB IV URAIAN KHUSUS.............................................................................. 74
1.16 Tabel Kegiatan............................................................................. 59
1.17 Uraian Kegiatan Prakerin............................................................ 59
1.18 Penggolongan Fishing Tools....................................................... 64
BAB V PENUTUP............................................................................................. 78
1.19 Kesimpulan.................................................................................. 66
1.20 Saran............................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 79

vii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Mr. Adrian Stoop penemu ladang minyak Cepu ............ 4
(Panolan) dan sumur Ledok 1 yang pertama kali
dibor Juli 1893
2. Gambar 2.2 Gerbang Masuk Desa Ledok........................................... 5
3. Gambar 2.3 Tiang Penyangga Pompa Seperti Menara........................ 5
4. Gambar 2.4 Mesin Truk...................................................................... 6
5. Gambar 2.5 Sketsa Lokasi Penambangan............................................ 9
6. Gambar 3.1 Rig Derrick...................................................................... 12
7. Gambar 3.2 Rig Mast.......................................................................... 13
8. Gambar 3.2 Land Rig.......................................................................... 14
9. Gambar 3.3 Jack Up Rig...................................................................... 14
10. Gambar 3.4 Platform Rig.................................................................... 15
11. Gambar 3.5 Submersible Rog.............................................................. 15
12. Gambar 3.6 Semi Submersible Rig..................................................... 16
13. Gambar 3.7 Drill Ship......................................................................... 16
14. Gambar 3.8 Substructure..................................................................... 17
15. Gambar 3.9 Rig Floor.......................................................................... 17
16. Gambar 3.10 Drawwork........................................................................ 18
17. Gambar 3.11 Crown Block.................................................................... 19
18. Gambar 3.12 Traveliing Block.............................................................. 19
19. Gambar 3.13 Hook................................................................................ 20
20. Gambar 3.14 Link.................................................................................. 20
21. Gambar 3.15 Elevator............................................................................ 21
22. Gambar 3.16 Drilling Line ................................................................... 21
23. Gambar 3.17 Top Drive Bowen............................................................ 22
24. Gambar 3.18 Drill Pipe.......................................................................... 24
25. Gambar 3.19 Drill Collar....................................................................... 24
26. Gambar 3.20 BIT................................................................................... 25
27. Gambar 3.21 Circulating Area............................................................... 26

viii
28. Gambar 3.22 Mixing Hopper................................................................ 29
29. Gambar 3.23 Water Tank...................................................................... 29
30. Gambar 3.24 BOP................................................................................. 32
31. Gambar 3.25 Prime Over....................................................................... 38
32. Gambar 3.26 Casing Menyatu dengan Formasi.................................... 43
33. Gambar 3.27 Semen menahan cairan korosif........................................ 44
34. Gambar 3.28 Semen mencegah hubungan formasi-formasi ................. 45
dibelakang casing
35. Gambar 3.29 Semen menutup formasi bertekanan tinggi..................... 46
36. Gambar 3.30 Centralizzer...................................................................... 48
37. Gambar 4.01 Skema Peralatan Timba................................................... 59
38. Gambar 4.02 Power Tong...................................................................... 60
39. Gambar 4.03 Washover Pipe................................................................. 65

ix
BAB I
PENDAHULUAN

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan senang hati penyusun
telah dapat menyelesaikan Praktek Kerja Industri, karena tugas ini adalah program
sekolah wajib dilaksanakan peserta didik, yang mana nantinya sebagai salah satu
syarat untuk dapat mengikuti Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK) dan
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Penyusun menyadari sepenuhnya babwa atas kekurangan dan kesalahan
dalam menyusun Laporan Praktek Industri ini, namun bagi kami sebagai manusia
biasa yang tak lepas dari kesalahan dan kekurangan, namun demikian, hal tersebut
yang mendorong semangat kami untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan.
Kegiatan praktek kerja industri bertujuan menambah pengetahuan di dunia
nyata selain diperoleh dan sekolah, yang nantinya akan menjadi bekal bila terjun
langsung dimasyarakat sekaligus dalam dunia usaha atau dunia industri.

1.1. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA INDUSTRI


Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah menyebabkan
Indonesia dijajah selama berabad-abad oleh Belanda, Perancis dan Jepang.
Salah satu sumber daya alam yang dimiliki adalah tambang minyak dan gas
(MIGAS), yang termasuk dalam golongan sumber daya non renewable
(tidak dapat diperbaharui). Sektor migas merupakan salah satu andalan
untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan
negara. Di Kabupaten Blora tepatnya di Kecamatan Cepu pada tahun 1880
ditemukan sumber minyak oleh Andrian Stoop seorang ilmuan dari
Belanda yang menemukan ladang minyak di Desa Ledok, Cepu pada tahun
1893 diadakan pengeboran pertama kali di Desa Ledok yang masih
menggunakan alat-alat tradisional.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas
dan ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan penambangan dengan sumur tua di Desa Ledok, dimana data-data

1
yang penulis pergunakan untuk penyusunan laporan ini diambil selama
penulis melaksanakan PRAKERIN di Penambangan sumur.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


Setelah melaksanakan Praktek Kerja Industri dari tanggal 3 JANUARI
sampai 31 MARET 2017, maka penyusun Laporan Praktek Kerja Industri
bermaksud dan bertujuan sebagai berikut :
1 Untuk melengkapi syarat dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional.
2. Melatih kepercayaan diri dalam menghadapi kesulitan.
3. Melatih diri bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang
diberikan kepada peserta didik.
4. Menambah pengetahuan dan pengalaman peserta didik di dunia usaha
dan dunia industri.
5. Untuk menambah khasanah dunia perpustakaan bagi pembaca di
sekolah, khususnya tentang karya ilmiah.
6. Untuk tambahan bahan bacaan bagi pembaca guna mendalami ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang otomotif / mesin.

1.3. TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


Tujuan dari pembuatan Laporan Praktek Industri bagi peserta didik
adalah sebagai berikut :
1. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan atau pengalaman
dalam bentuk tulisan tersusun secara sistematik atau kronologi dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar ;
2. Peserta didik mampu mencari alternative pemecahan masalah
kejuruan sesuai dengan program studinya yang terungkap dalam
laporan tertulis ;
3. Memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dari Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI) ke
sekolah.
4. Merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti UAN/UAS.

2
1.4. KERANGKA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
1. Urutan halaman pada bagian persiapan terdiri dari : halaman judul,
halaman pengesahan oleh Tim Evaluasi Sekolah, motto dan
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan daftar
lampiran.
2. Bab I Pendahuluan terdari diri : latar belakang praktek kerja industri,
maksud dan tujuan praktek kerja industri, tujuan pembuatan laporan
praktek kerja industri, dan kerangka laporan praktek kerja industri.
3. Bab II Uraian umum terdiri dari : sejarah instansi, struktur organisasi,
kepegawaian, disiplin kerja dan pemeliharaan tempat kerja.
4. Bab III Landasan Teori terdiri dari : Komponen Utama Mobil, Sistem
Pengaliran Bahan Bakar Motor Bensin, sistem pengapian, Sistem
Transmisi, Differential, Sistem Rem, Sistem Pendingin, Kopling, dan
Ban.
5. Bab IV Uraian Khusus, pada bagian ini terdiri dari : Landasan Teori,
Kompetensi Peserta Prakerin, Jenis Pekerjaan, Pelaksanaan.
6. Bab V Penutup, pada bagian ini terdiri dari : Kesimpulan dan Saran-
saran.
7. Daftar pustaka.
8. Lampiran.

3
BAB II
URAIAN UMUM

1.5. SEJARAH PERKUMPULAN PENAMBANG MINYAK SUMUR


TIMBA LEDOK
Sejarah penambangan minyak di Cepu diawali oleh Andrian Stoop
pemilik perusahaan minyak Belanda De Dordtsche Petroleum Maatschappij
(DPM) yang sekarang menjadi wilayah kerja Pertamina EP Region Jawa.
Lapangan penambang minyak Ledok adalah area getur dan ngelebur yang
terdapat jebakan minyak pada kedalaman 94m.

Gambar 2.1
Mr. Adrian Stoop penemu ladang minyak Cepu (Panolan)
Dan sumur Ledok 1 yang pertama kali dibor Juli 1893

Ledok adalah desa yangsangat kaya akan potensi sumber daya


alamnya dari pertanian, hasil hutan, dan dari hasil bumi (minyak bumi),
sebagian besar penduduk Desa Ledok bermatapencaharian sebagai
penambang minyak tradisional. Pada tahun 1998 penambangan minyak di
Desa Ledok diserahkan sepenuhnya kepada penambang dengan ditanda
tanganinya perjanjian kerjasama antara Pertamina dengan para penambang
tradisional, tujuannya adalah meningkat produksi dengan mengusahakan
sumur yang tidak ekonomis bila diproduksi dan diganti dengan cara timba
yang lebih murah.

4
Gambar 2.2
Gerbang Masuk Desa Ledok

Proses penambangan tradisional tidak terkelola oleh teknologi modern


layaknya tambang yang dikelola Pertamina atau pihak asing, melainkan
ditarik manual oleh manusia. Pada masa dahulu hanya menggunakan tarikan
tangan manusia dari dalam sumur sebelum ditemukannya peralatan yang
memadai, namun sekarang memanfaatkan peralatan peninggalan Belanda,
saat ini mampu menghasilkan maksimal 10 barrel/wilayah dengan bantuan
truk untuk menarik beban dari arah lubang sumur.

Gambar 2.3
Tiang Penyangga Pompa Seperti Menara

5
Di desa Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, sumber
minyak bumi dikelola oleh duapihak. Pihak pertama yaitu PT Pertamina EP,
dan pihak kedua yaitu para penambang minyak bumi tradisional yang
sebagian besar berasal dari daerah setempat. Sehingga, selain mesin-mesin
pengeboran minyak bumi milik Pertamina, di daerah perbukitan ini juga
banyak ditemukan kilang-kilang minyak tradisional yang digarapoleh
penduduk setempat. Cara pengeboran minyak antara PT Pertamina EP dan
penambang minyak tradisional hanya dibedakan dengan peralatan-peralatan
yang digunakan.

Gambar 2.4
Mesin Truk

Pengeboran secara tradisional, dibentuk suatu tim pekerja.


Biasanya antara 15 sampai 20 penembang minyak bumi. Hal ini
dibutuhkan karena dalam menggerakan pompa minyak bumi masih
menggunakan tenaga manusia. Tetapi kini cara tersebut sudah diganti
dengan kekuatan mesin. Bisa mesin disel atau mesin truk yang sudah
rusak.
Bentuk mesin yang digunakan cukup sederhana. Berupa tiang
penyangga pompa yang mirip menara. Penyangga ini disusun dari tiang-
tiangbesi yang dibentuk seperti kerucut. Dalam proses pencarian titik

6
pengeboran, penambang tradisional menggunakan peta peninggalan dari
zaman Belan dadulu. Total titik kilang minyak di desaLedok berkisar 235
titik. Menurutsumber yang didapat, semua sumber kilang minyak tersebut
sudah dibor dan menghasilkan minyak mentah. Rata-rata setiap satu kilang
minyak dalam dua hari mampu menghasilkan 5 ton minyakmentah. Dari
hasil tersebut semua minyak mentah dijual ke PT Pertamina EP dengan
harga 850 ribu rupiah pertonnya. Jadi harga minyak mentah yang dijual ke
PT.Pertamina EP dapat disebut sangat murah sekali. Dari kebijakanPT.
Pertamina sendiri, masyarakat Ledok tidak diperbolehkan mencampuri
(mengoplos) minyak mentah tersebut, tetapi harusdijual ke PT Pertamina
EP dengan menggunakan truk-truk tanki.

A. PROSES PEMBUKAAN SUMUR TUA


Masyarakat desa yang tergabung dalam kelompok
penambang merespons kondisi lingkungan alam, kondisi budaya
dan kondis sosial ekonomi yang dihadapi. Respons ini berbentuk
reaksi yang tidak hanya statis mengikuti tradisi melainkan
meningkat dan semakin berkembang dalam pemikiran dan
tindakannya. Bentuk respon tersebut adalah bergotong royong
sesuai tradisi dan budaya lokal untuk mensiasati pembukaan
sumur minyak tua yang membutuhkan biaya cukup besar. Upah
kerja yang selama ini ditanggung pihak ketiga, diganti dengan
kerja gotong royong yang tidak diupah sama sekali. Segala
resiko atas pembukaan sumur minyak tua ditanggung bersama-sama
oleh kelompok.
B. PENGOPERASIAN PERUSAHAAN

Nama Perusahaan
Tahun Pengoperasian

Kokaptraya 1997 - 2011

LPPM UPN Yogyakarta 2012 - Juni 2015

7
Nama Perusahaan
Tahun Pengoperasian

Paguyuban Sumur Agung Juli 2015 – 2016


Perkumpulan Penimba Sumur
2017 - Sekarang
Timba Ledok

C. SISTEM YANG SEDANG BERJALAN


Sistem yang sedang berjalan di penambang minyak sumur
timba di Ledok ini menggunakan sistem angkat dan angkut.
Yaitu mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan lalu
minyak tersebut di angkut menggunakan Road Tank untuk di jual
oleh Perkumpulan Penambang Minyak Sumur Tua (PPMST) ke
Pertamina.

1.6. STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN


Organisasi merupakan suatu lembaga yang terdiri dari sekelompok
orang yang bertugas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Struktur
organisasi adalah suatu susunan yang menggambarkan suatu kerja sama
antara instansi satu dengan yang lain. Dalam setiap baik kecil ataupun besar
struktur organisasi memiliki peranan yang sangat penting untuk mencapai
keberhasilan dan kemajuan perusahaan. Dengan dasar inilah perkumpulan
penambang minyak sumur timba Desa Ledok Kecamatan Sambong
Kabupaten Blora menyusun organisasi dengan baik demi keberhasilan dan
kemajuan di pertambangan sumur minyak timba.

Ketua Pengawas
Supraptono Suko Dahono

Anggota
Zahro Tri K
Sekretaris Bendahara
Yedi Nanang S Dariyanto

8
1.7. DENAH LOKASI
Lapangan Ledok
Lapangan Ledok terletak ± 11 Km sebelah Barat Laut Kota Cepu,
merupakan antiklin dengan panjang ± 2,5 Km dan Lebar 1,25 Km.
Dengan ketinggian ± 180 Km diatas permukaan laut (dpl). Lapangan
ini dikembangkan sejak tahun 1896. Lapangan minyak ini terdiri dari
daerah produksi yaitu Nglebur (12 sumur), Ledok (235 sumur dengan
kedalaman maksimal 1,343m) dan Gelur (4 sumur). Sumur di Nglebur
dan Gelur sudah tidak berproduksi lagi tinggal sumur daerah Ledok
saja yang sampai saat ini masih menghasilkan minyak.

Gambar 2.3
Sketsa Lokasi Penambangan

1.8. DISIPLIN KERJA


Untuk menjaga kedisiplinan kerja di lingkungan Pertambangan
Minyak Sumur Timba para pekerja di “Perkumpulan Penambang Minyak
Sumur Timba “ membuat ketentuan – ketentuan yang harus dikerjakan
yaitu:
1. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
2. Menaati semua peraturan yang berhubungan dengan bengkel.

9
3. Memberikan keterangan yang lengkap terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
4. Memeriksa dan menjaga barang (alat) bengkel yang digunakan.
5. Memakai alat keselamatan kerja.

1.9. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN KERJA


Pemeliharaan lingkungan kerja adalah hal yang sangat penting, sebab
pemeliharaan tempat kerja yang baik harus memperhatikan keselamatan
para pekerja penambang minyak sumur timba seperti adanya larangan
merokok yang dapat menyulut api dikarenakan di sekitarnya adanya minyak
yang keluar dari bumi yang masih memiliki oktan tinggi sewaktu-waktu
dapat tersulut ataupun meledak. Dengan adanya aturan keselamatan akan
membuat para pekerja lebih aman.
Untuk meningkatkan keselamatan kerja, memelihara keseimbangan
lingkungan hidup dan unutk mempertahankan daya dukungan yang tinggi
maka diatur dalam ketentuan UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, UU No.33 tahun 1970 dan UU No.2 tahun 1951 tentang Kecelakan
Kerja, serta sangat penting menjaga keselamatan dan lingkungan kerja.
Berikut ini adalah beberapa Alat Pelindung Diri ( APD ) yang sering
dijumpai pada tempat dimana kami melaksanakan prakerin, yaitu :
 Safety helmet
 Safety shoes
 Safety gloves
 Ear plugs
 Ear muff
 Gas respirator

10
BAB III
LANDASAN TEORI

Dalam pemboran tugas utamanya adalah sebagi operasi pembuatan lobang


pada lapisan tertentu dimana lapisan tersebut mengandung suatu hidro karbon
yang dapat di produksi seperti minyak dan gas.Adapun oprasi pemboran adalah
suatu pekerjaan yang menuntut kemampuan merencana yang berkualitas,
ketrampilan melaksanakan teknis operasi secara profesional, kejelian supervisi,
dan kecepatan mengambil keputusan yang tepa dalam situasi kritis, semua faktor
itu harus dipadukan agar dapat mencapai hasil pemboran yang maksimal. Di
samping hal tersebut di atas, opersai pemboran dapat dikatakan sebagai suatu
pekerjaan yang mempunyai kompleksitas berderajat tinggi, hal tersebut di dlam
makna suatu motto yang mengatakan “DRILLING IS MORE AN ART THAT A
SCIENCE”. Dalam teori pemboran migas sendiri dapatdi bagi menjadi beberapa
sistem yaitu :
1. Sistem Pengangkat ( Hoisting System )
2. Sistem Pemutar ( Rotating System )
3. Sistem Sirkulasi ( Circulating System )
4. Sistem Peralatan Semburan Liar ( Blow Out Preventer System )
5. Sistem Tenaga ( Power System )
6. Sistem Penunjang (Support System) :
Adapun penjelasan penjelasan tentang sistem-sistem dalam oprasi
pengeboran yakni :

1.1. SISTEM PENGANGKAT ( HOISTING SYSTEM )


Sistem pengangkat adalah satu dari antara antara komponen –
komponen utma dari RIG tugas sistem pengangkat adalah membantu sistem
alat – alat yang sesuai dan ruang kerja yang di butuhkan untuk mengangkat
dan menurunkan juga menggantung beban yang sangat berat dari sistem
peralatan pemutar. Sistem pengangkat sendiri terdiri dari dua sub bagian

11
utama yaitu rangka penunjang ( RIG ) dan peralatan pengangkat ( Hoisting
equipment ), berikut penjelasannya :

1. RANGKA PENUNJANG ( SPORTING STRUCTURE )


Rangka penunjang adalah konstruksi rangka baja yang di rakit di
lantai pengeboran, tugas rangka penunjang adalah untuk mendukung
peralatan rangkaian yang di gunakan oleh sistem pemutar untuk
mengebor lubang yang menggantung pada menara.
Suporting structure ( RIG ) di letakan di atas tempat yang akan
di buat di lokasi pembuatan lobang / sumur pemboran yang terdiri dari
Rig, Subtructure, dan Rig Flore.
a) RIG ( MENARA )
Fungsi utama adalah mendapatkan ruang vertikal yang
cukup untuk menaikan dan meurunkan dill string kedalam
lubang bor selama pemboran berlangsung, oleh karena itu tinggi
dan kekuatan rig harus diperhitungkan sesuai dengan keperluan.
Menara apabila di lihat dari keempat sisinya akan berbeda,sisi
dimana drawwork berada selalu berlawanan dengan pipe ramp
ataupun pipe rack. Klasifikasi menara bor ada dua yaitu Derrick
dan Mast,di mana :
1) DERRICK

Gambar 3.1 Rig Derrick


Rig derrick adalah suatu konstruksi berbentuk
menara yang di bentuk dari potongan – potongan yang di

12
rakit di tanah dan kemudian di dirikan di atas subtructurue,
( rig up ). Konstruksi ini menutupi seluruh lantai rig dan
mendukung pemasangan alat-alat dan perlengkapan yang
di perlukan di dalam operasi pengeboraan di darat, tetapi
akhir – akhir ini umumnya di pakai untuk operasi
pengeboran lepas pantai karena ukuran derrick lebih besar
dari mast, sehingga ruang kerja di lantai rigpun cukup
luas.
2) MAST

13
Gambar 1.2 Rig Mast

Rig mast adalah suatu konstruksi berbentuk menara


yang di bentuk dari potongan – potongan yang di rakit di
tanah kemudian di dirikan di atas subtructure dan di beri
guy line ( tali labrang ). Konstruksi ini tersususn dari
beberapa bagian besar berupa konstruksi krangka yang
telah di bangun permanen, sehingga mudah di dirikan dan
di pindahkan secara lebih efisien dari lapangan satu ke
lapangan lainnya. Menara jenis ini hanya menutup
sebagian dari lantai rig dan juga mendukung pemasangan
alat – alat dan perlengkapan yang di perlukan di dalam
operasi pemboran moderen.
Adapun macam – macam jenis menara ( RIG ) yaitu:
1. LAND RIG.
Jenis Rig ini yang di gunakan di pemboran darat
atau onshore.

Gambar 3.2 Land Rig

2. JACK UP RIG.

14
Jenis Rig ini di pakai di pemboran lepas pantai atau
offshore.

Gambar 3.3 Jack up Rig

3. PLATFORM RIG.
Jenis Rig ini di pakai di pemboran lepas pantai
atau offshore dan rig ini tidak bergerak / tetap di tempat.

Gambar 3.4 Platfrom Rig

4. SUBMERSIBLE RIG.
Jenis Rig ini di pakai di offshore dan rig ini tipe rig
setengah tenggelam.

15
Gambar 3.5 Submersible Rig

5. SEMI SUBMERSIBLE RIG.


Jenis ini tipe Rig offshore dan tipe rig ini tetap /
permanen.

Gambar 3.6 Semi Submersible Rig

6. DRILL SHIP.
Jenis Rig ini adalah type rig bergerak dan rig ini di
operasikan di atas kapal.

16
Gambar 3.7 Drill Ship

b) SUBTRUCTURE ( PENYANGGA ).

Gambar 3.8 Subtructure


Substructure adalah struktur penyangga (Rig) konstruksi
menara kerangka baja yang di tempatkan di atas titik bor
berfungsi untuk menyangga peralatan-peralatan pemboran.

c) RIG FLORE ( LANTAI BOR ).

17
Gambar 3.9 Rig Floor
Rig floor adalah lantai bor yang di tempatkan di atas
substructure
 Menunjang peralatan pemboran yang kecil.
 Tempat Tempat draw work.
 Tempat kerja driller
 Berdirinya menara.

2. PERALATAN PENGANGKAT ( HOISTING EQUIPMENT )


Adalah peralatan khusus yang berfungsi untuk mengangkat,
menurunkan, dan menggantung drill stem ( batang bor terdiri dari:
drill pipe,drill colar, BHA, dan bit ) yang berada di dalam lubang
sumur. Peralatan ini terletak di tempat-tempat yang tertentu dari
struktur pendukung, dan hoisting equipment ( peralatan pengangkat )
terdiri dari :
A. DRAWWORK ( MESIN PENARIK )

18
Gambar 3.10 Drawwork
Drawwork merupakan otak dari suatu unit pemboran

B. OVERHEAD TOOLS ( PERALATAN BAGIAN ATAS )


Adalah suatu rangkaian peralatan yang merupakan mata
rantai penghubung di dalam sistem pengangkat. Overhead tools
ini terdiri dari beberapa peralatan, yaitu:

1. CROWN BLOCK

Gambar 3.11 Crown Block


Crown Block merupakan kumpulan roda yang di
tempatkan pada puncak menara (sebagai blok yang diam).

2. TRAVELING BLOCK

19
Gambar 3.12 Traveling Block

Travelling Block merupakan kumpulan roda yang di


gantung di bawah crown block,di atas lantai bor(sebagai
blok yang bergerak naik turun)

3. HOOK

Gambar 3.13 Hook


Adalah alat berbentuk kait yang besar yang terletak
di bawah traveling block yang menggantungkan swivel
atau top drive dan rangkaian pipa bor selama operasi
pemboran berlangsung.

4. LINK

20
Gambar 3.14 Link
Adalah sepasang alat yang terletak di antara
traveling block dan elevator, link ini menghubungkan
elevator dengan traveling block guna mendukung
pekerjaan mengangkat, menggantung, serta menurunkan
rangkaian pipa bor.

5. ELEVATOR

Gambar 3.15 Elevetor


Adalah suatu alat penjepit / pencengkram pipa yang
sangat kuat dan di gantung pada link yang di kaitkan di
sisi traveling block, fungsi alat ini adalah untuk
mengangkat dan menurunkan pipa bor saat cabut masuk
pipa atau pada saat mengambil pipa bor dari pipe rack.

C. DRILLING LINE

21
Gambar 3.16 Drilling Line
Adalah suatu tali kawat yang terbuat dari baja berkekuatan
tinggi, dan menjadi penghubung dari drawwork, crown block.
Dan traveling block untuk menarik peralatan overhead tools
lainnya. Drilling line memiliki tugas untuk menaikan,
menurunkan, dan menggantungkan rangkaian pipa bor.

1.2. SISTEM PEMUTAR ( ROTATING SYSTEM )


Sistem pemutar adalah satu dari komponen – komponen utama dari
rig, yang memiliki tugas utama untuk memutar rangkaian pipa bor, sehingga
mata bor dapat membuat lubang yang disebut Lubang Sumur,sampai
menembus lapisan / formasi yang mengandung hidrokarbon yang dapat di
produksikan. System ini terdiri dari tiga sub, antara lain :
1. TOP DRIVE

22
Gambar 3.17 Top Drive Bowen

Top Drive adalah perangkatmekanikpadarigpengeboranyang


menyediakantorsisearah jarum jamke stringboruntuk memfasilitasi
proses pengeboran lubang bor. Ini adalah sebuah alternatif untuk meja
putar. Kota ini terletakdi tempat yang putar dan memungkinkan
gerakan vertical naik dan turun derek.
Sebuah keuntungan dari top drive yang memungkinkan rig
pengeboran untuk mengebor lagi bagian berdiri pipa bor. Sebuah meja
putar jenis rig hanya dapat mengebor 30-60 kaki (9,1-18 m) (single-
ganda masing-masing)bagian pipa bor sementara top drive dapat
mengebor 60-90 kaki (18-27 m) berdiri (double-masing tiga. Sebuah
tiga yang tiga sendi drill pipe kacau bersama-sama.), tergantung pada
jenis rig pengeboran. Memiliki lagi bagian pipa bor memungkinkan
rig pengeboran untuk mengebor bagian yang lebih dalam dari sumur
bor, sehingga membuat koneksi yang lebih sedikit dari pipa bor.
Keuntunganlain dari sistem penggerakatas adalah efisiensi waktu. Jika
bitber langsung di bawah kelly, seluruh string harus ditarik dari sumur
boruntuk panjang drive kelly. Dengan top drive, undian bekerja hanya
harus memilih berdiri baru dari rak dan membuat dua sendi.

23
Penghematan waktu mengurangi risiko string terjebak dari annulus
penyumbatan.
Beberapa jenistopdriveada,dan biasanyadiklasifikasikan
berdasarkan"Kerja BebanSafe" (SWL) dari alat, dan ukurandan
jenismotor yang digunakanuntuk memutardrillpipetersebut. Untuk
penggunaantugaslepas pantai danberat,1000tonsingkat, topdrive
yangakan digunakan, di manariglahan yang lebih kecilmungkin hanya
memerlukan500. Motor ini tersedia dalamberbagai ukuran, dan datang
dalam Hidrolikdidukung, AC, atau motorDC.

2. RANGKAIAN PIPA BOR ( DRILL STEM )


Adalah suatu bagian terpenting daalam operasi pengeboran yang
terdiri dari beberapa komponen dan mempunyai fungsi utama yaitu
untuk meneruskan putaran dari top drive hingga ke dasar lubang bor
ke mata bor. Tugas dan fungsi dari Rangkaian Pipa Bor ( Drill Stem )
adalah :
 Sebagai laluan fluida pemboran dari permukaan sampai ke mata
bor ( Bit ).
 Meneruskan gaya putar dari top drive ke mata bor ( Bit ).
 Memberikan beban pada mata bor ( Bit ).
 Menaikan dan menurunkan mata bor ( Bit ) di dalam lubang bor
Rangkaian pipa bor memiliki beberapa komponen, yang terdiri
dari :
a) Drill Pipe

24
Gambar 3.18 Drill Pipe
Adalah suatu pipa baja sebgai penyambung / penambah
panjang dari drill stem yang di sambung di bawah top drive
sampai dengan drill colar dan bit, sehingga memungkinkan drill
stem untuk di perpanjang dan diputar. Selama proses pemboran
berlangsung, drill pipe juga menjadi jalan bagi fluida pemboran
hingga sampai keluar melalui jet nozzle pada bit.
b) Drill Colar

Gambar 3.19 Drill Collar


Adalah suatu pipa baja yang sangat tebal dan berat yang di
pasang di bawah drill stem sampi ke bit. Tugas utama dari pipa
ini adalah sebagai berikut :
 Memberi beban pada Bit
 Memberi kekakuan pada Drill Stem

25
 Sebagai penstabil pada Bit
 Sebagai laluan fluida bor
c) Bottom Hole Assembly
Bottom Hole Assembly adalah peralatan khusus yang di
pasang pada drill Colar yang terletak sepanjang 120ft di atas Bit.
Fungsi utama dari pealatan ini adalah untuk mengatur tingkah
laku dari Bit di dalam membuat lobang.

3. MATA BOR BIT

Gambar 3.20 BIT

Adalah suatu alat yang terpasang di bagian paling bawah dari


drill stem., fungsi utama dari alat ini adalah mengkoyak /
menghancurkan batuan formasi di dasar lubang bor serta sebagai
tempat keluarnya cairan pengeboran dari dalam drill stem ke anulus di
dalam lubang bor.
1.3. SISTEM SIRKULASI ( CIRCULATING SYSTEM )

26
Gambar 3.21 Circulating Area

Cirulating system adalah salah satu bagian utama dari rig, yang
mempunyai tugas utama yaitu membantu system pemutar dalam mengebor
sumur dengan menyediakan perlengkapan – perlengkapan yang di perukan,
bahan – bahan dan tempat – tempat kerja untuk mempersiapkan, merawat
dan mengganti fluida pengeboran. Circulating system ini terdiri dari empat
bagian – bagian utama, yaitu:
1. Fluida pemboran ( Drillig Fluid )
2. Tempat persiapan ( Preparation Area )
3. Peralatan Sirkulasi ( Circulating Equipment )
4. Tempat pengkondisi ( Conditioning Area )

1. FLUIDA PEMBORAN ( DRILLING FLUID )


Adalah suatucairan khusus yang terdiri dari campuran bahan –
bahan lumpur yang di sirkulasikan kebawah di dalam sumur bor.
Fungsi utama dari drilling fluid adalah untuk membantu mata bor
(bit) dalam mengoyak lapisan sehingga membentuk lubang dan ikut
membantu menjaga keadaan di dalam sumur bor. Fluida ini di sebut
juga dengan “lumpur bor”. Tugas utama fluida pemboran adalah :
1. Menyalurkan tenaga kuda hydrolis ke mata bor untuk
membersihkan dasar lubang bor.

27
2. Mengangkat cutting dari dasar lubang bor menuju ke permukan.
3. Melapisi dinding lubang bor ( mud cake )
4. Mengimbangi tekanan dari formasi serta mencegah masuknya
fluida formasi kedalam lubang bor.
5. Melumasi dan mendinginkan mata bor dan drill string.
Macam – macam fluida pemboran :
a) Fluida Pemboran Berbahan Dasar Air (Water Base
Mud)
Fluida pemboran yang paling sering dipakai adalah
berbahan dasar air. Fluida pemboran terdiri dari bermacam
– macam kombinasi dan jumlah air tawar atau asin, tanah
liat dan bahan – bahan kimia yang di tentukan oleh
keadaan lubang di bawah tanah. Jenis pemboran berbahan
dasar air paling sering dipakai, karena murah dalam
perawatan, mudah pemakaiannya dan membentuk lapisan
saringan untuk melindungi lubang bor. Akan tetapi jenis
ini dapat merusak formasi.
b) Fluida Pemboran Berbahan Dasar Minyak (Oil Base
Mud)
Fluida pemboran berbahan dasar minyak ini
digunakan dalam mengebor lapisan –lapisan yang dapat di
larutkan oleh air, lubang – lubang yang panas dan dalam,
tempat – tempat yang mempunyai tahanan tekanan
berbeda, lapisan – lapisan shale yang merepotkan
pengeboran. Pembuatan dan perawatan fluida ini lebih
mahal, tetapi tidak akan mempengaruhi formasi – formasi
yang peka terhadap air dan mengurangi perkaratan pada
drill stem, dan sebagainya.

c) Fluida Pemboran Berbahan Dasar Gas (Airated Base


Mud)

28
Perkiraan cairan pemboran berbahan dasar udara
atau gas adalah 1%, kabut udara atau gas. ( perlu di ingat
bahwa kedua udara atau gas dalah zat cair yang dapat di
tekan ). Keuntungan yang utama dari fluida pemboran
berbahan dasar udara atau gas adalah dapat menghasilkan
laju penembusan yang sangat tinggi. Dengan tambahan –
tambahan compresor – compressor yang di pakai hanya
membutuhkan sedikit perlengkapan – perlengkapan dan
tempat.

2. TEMPAT PERSIAPAN ( PREPARATION AREA )


Adalah tempat yang digunakan untuk mempersiapkan, merawat,
atau mengganti zat fluida pemboran yang kebutuhannya tergantung
dari keadaan formasi dan sumur bor yang direncanakan. Tempat
mempersiapkan terdiri dari beberapa peralatan, yaitu :
a) Rumah Lumpur ( Mud House )
Suatu tempat yang sengaja di buat khusus untuk tempat
menyimpan bahan – bahan lumpur yang kering yang di pakai
bilamana di perlukan, letaknya berada di dekat mud tank dan
mixing hooper, dengan posisi sama rata dengan permukaan
mudd tank agar memudahkan dalam mencapur bahan – bahan
lumpur.
b) Tanki Baja ( Steel Mud Tank )
Kotak – kotak baja berbentuk segi empat yang di pakai
menampung dan mengatur fluida pemboran yang akan di
masukan atau yang keluar dari lubang bor.

c) MIXING HOOPER ( HOOPER PENCAMPUR )

29
Gambar 3.22 Mixing Hopper

Suatu alat yang berbentuk seperti corong untuk menambahkan


bahan – bahan lumpur yang berbentuk tepung. Alat ini bekerja
berdasarkan prinsip kerja vacuum.
d) Chemical Mixing Barels
Tong – tong yang berisi bahan – bahan kimia yang akan di
pergunakan untuk campuran lumpur agar memperoleh
spesifikasi lumpur yang di butuhkan.
e) Bejana Penyimpan Lumpur ( Bulk Mud Storage Bins )
Suatu alat yang letaknya di sebelah mud tank, dan berfungsi
untuk menyimpaan lumpur.
f) Tanki Air ( Water Tank )

Gambar 3.23 Water Tank

30
Tanki baja yang berfungi untuk menyimpan air yang di
butuhkan dalam pembuatan fluida pemboran.
g) Kolam Cadangan ( Reserve Pit )
Suatu kolam yang di buat untuk menjadi kolam cadangan
sebagai tempat pembuangan cutting atau tempat untuk
menampung sementara lumpur bor yang berat.

3. PERALATAN SIRKULASI ( CIRCULATING EQUIPMENT )


Adalah perlengkapan yang mempunyai fungsi utama untuk
mensirkulasikan fluida pemboran dari tanki lumpur menuju dan
kembali dari dalam lubang bor. Peralatan sirkulasi terdiri dari
beberapa komponen yaitu :
a) Tanki Lumpur ( Mud Tank )
Suatu tangki baja berbentuk kotak segi empat yang sengaja di
buat untuk menampung fluida pemboran yang akan di masukan
maupun yang keluar dari lubang bor.
b) Pompa Lumpur ( Mud Pump )
Suatu alat yang fungsi utamanya adalah untuk memindahkan
suatu fluida dari satu tempat ke tempat yang lain.
c) Pipa Isap ( Suction Line )
Suatu pipa sebagai tempat mengalirnya lumpur bor yang juga
berfungsi untuk menghubungkan antara mud pump dengan mud
tank.
d) Pipa Penyalur ( Discharge Line )
Suatu pipa sebagai tempat mengalirnya lumpur bor yang juga
berfungsi untuk menghubungkan antara mud pump yang
menyemprotkan lumpur dengan pipa tegak.
e) Pipa Tegak ( Stand Pipe )
Suatu pipa sebagai tempat tempat mengalirnya lumpur bor yang
juga berfungsi untuk menghubungkan antara discharge line

31
dengan rotary hose, pipa ini di pasang pada kaki menara dengan
posisi berdiri.
f) Selang Pembasuh ( Rotary Hose )
Selang baja yang lentur dan sangat kuat, yang menghubungkan
dengan stand pipe dengan swivel / top drive dalam mengalirkan
lumpur bertekanan tinggi.
g) Swivel / Top Drive
Suatu alat yang menghubungkan antara rotary hose dengan drill
stem yang berputar sambil dialiri oleh limpur bor yang
bertekanan tinggi.
h) Drill Stem
Terdiri dari kely, DP, DC, BHA, dan BIT pada saat proses
sirkulasi berlangsung, lumpur bor masuk melalui inside
diameter dari pipa tersebut dan keluar melalui jet nozzle pada
bit.
i) Annulus
Ruang antara drill stem dengan inside diameter dari asing atau
dinding lubang bor.
j) Pipa Keluaran ( Return Line )
Suatu saluran lumpur bor yang berfungsi menerima debit dari
lumpur bor yang keluar dari dalam lubang sumur bor, dan
mengalirkannya kembali ke tangki lumpur. Pipa saluran ini di
pasang di bawah.

4. TEMPAT MENGKONDISIKAN ( CONDITIONING AREA )


Adalah suatu tempat yang terdiri dari perlengkapan khusus yang
di fungsikan untuk membersihkan lumpur pemboran dari cutting dan
gas yang ikut tercampur di lumpur bor yang keluar dari dalam lubang
sumur bor. Perlengkapan – perlengkapan dari conditioning area terdiri
dari :

32
a) Shale Shaker
Suatu peralatan ayakan mekanis yang mempunyai tugas utama
untuk menyaring padatan yang terbawa oleh lumpur bor yang
keluar dari lubang bor. Alat ini memisahkan dan membuang
cutting yang berukuran besar, sedangkan yg berukuran kecil
akan ikut masuk ke tanki untuk proses pemisahan selanjutnya.
b) Degasser
Suatu alat yang mempunyai tugas utma yaitu untuk
mengeluarkan gas – gas yang ikut kebawa lumpur bor yang
keluar dari dalam lubang bor.
c) Desander
Suatu alat yg digunakan untuk memisahkan lumpur bor dari
padatan berukuran kecil. Alat ini bekerja dengan prinsip
hydrocyclone.
d) Desilter
Suatu peralatan yang di gunakan untuk memisahkan lumpur bor
dari padatan berukuran.

1.4. SISTEM PERALATAN SEMBURAN LIAR (BLOW OUT


PREVENTER SYSTEM)

Gambar 3.24 BOP

33
Adalah salah satu sistem utama dari rig yang mempunyai fungsi utama
yaitu sebagai pengaman dan pengendali apabila saat proses pemboran
berlangsung terjadi kick atau bahkan blow out. Sedangkan kick sendiri
berati tendangan yang terjadi dari dalam lubang bor yang di sebabkan
masuknya fluida formasi ke dalam lobang, sehingga lumpur bor yang berat
jenisnya lebih kecil dari fluida fromasi akan terangkat ke atas dan
menyebabkan kick / tendangan yang masih bisa di tanggulangi, sedangkan
blow out berarti kick yang sudah tidak bisa di tanggulangi lagi. Sistem kerja
dari BOP ini adalah dengan menutup lubang sumur ketika pada saat proses
pemboran berlngsung terjadi kick / blow out, meskipun di dalam lubang
sumur terdapt rangkaian drill stem maupun tidak. Pada umumnya, BOP
system terdiri dari beberapa susunan rangkaian yang di namakan “BOP
STACK”.
Rangkaian BOP terdiri dari peralatan sebagai berikut:
 Annular Preventer
Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular
preventer berisi rubber packing element yang dapat menutup
lubang annulus baik lubang dalam keadaan kosong ataupun ada
rangkaian pipa bor.
 Ram Preventer
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk
ukuran pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor
dalam lubang. Jenis ram preventer yang biasanya digunakan
antara lain adalah :
1. Pipe ram
Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada
waktu rangkaian pipa borberada pada lubang bor.
2. Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor
pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada pada lubang
bor.

34
3. Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal
sehingga lubang bor kosong (open hole ), digunakan
terutama pada offshore floating rigs.
 Drilling Spools
Drilling spolls adalah terletak diantara preventer. Drilling spools
berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line ( yang
mengsirkulasikan “kick” keluar dari lubang bor ) dan kill line
( yang memompakan lumpur berat ). Ram preventer pada sisa-
sisanya mempunyai “cutlets” yang digunakan untuk maksud
yang sama.
 Casing Head ( Well Head )
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang
berfungsi sebagai fondasi BOP Stack.
1. Accumulator
Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig.
Accumulator bekerja pada BOP stack dengan “high pressure
hydraulis” ( saluran hidrolik bertekanan tinggi ). Pada saat terjadi
“kick” Crew dapat dengan cepat menutup blowout preventer dengan
menghidupkan kontrol pada accumulator atau pada remote panel yang
terletak pada lantai bor.
Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk
menutup BOP Stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel
yang terletak pada lantai bor atau dari accumulator panel pada unit ini
terdiri dalam keadaan crew harus meninggalkan lantai bor.
2. Sistem Penunjang (Supporting System)
Peralatan penunjang yang terpasang rangkaian peralatan sistem
pencegahan semburan liar (BOP System) meliputi choke manifold dan
kill line.

35
 Choke Manifold
Choke Manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan
beberapa outlet yang dikendalikan secara manual dan atau
otomatis. Bekerja pada BOP Stack dengan “high presure line”
disebut “Choke Line”. Bila dihidupkan choke manifold
membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk
mencegah terjadinya intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat
dialirkan dari BOP Stack kesejumlah valve ( yang membatasi
aliran dan langsung ke reserve pits ), mud-gas separator atau
mud conditioning area back pressure dijaga sampai lubang bor
dapat dikontrol kembali.
 Kill Line
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan
berlangsung dengan choke manifold ( dan choke line ). Lumpur
berat dipompakan melalui kill line kedalam lumpur bor sampai
tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi.
3. Deskripsi Alat
1. Komponen Utama BOP System
Komponen utama BOP System terdiri dari dua sub
komponen, yaitu Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan
Sistem Penunjang (Supporting system)
Fungsi :
a) Rangkaian BOP Stack, berfungsi untuk menahantekanan
lubang bor saat terjadi kick, dimana rangkaian tersebut
terdiri dari sejumlah valve yang dapat menutup lubang bor
bila terjadi kick.
b) Choke manifold, bekerja pada BOP stack dengan high
pressure line yang dapat memindahkan aliran lumpur pada
saat terjadi "kick".

36
c) Kill line, disambung berlawanan letaknya dengan choke
line sehingga memungkinkan pemompaan lumpur berat ke
dalam lubang bor.
2. Rangkaian BOP Stack
Rangkaian BOP Stack terdiri dari Annular Preventer, Pipe
ram preventer, Drilling Spool, Blind ram preventer, dan Casing
head
Fungsi:
a) Annular preventer, dapat menutup lubang annulus baik
lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa
bor.
b) Ram preventer, hanya dapat menutup lubang annulus
untuk ukuran pipa tertentu, atau dalam keadaan tidak ada
pipa bor dalam lubang.
c) Drilling spools, tempat pemasangan choke line dan kill
line.
d) Casing head, sebagai fondasi BOP Stack.
BOP sangat diperlukan dalam operasi pemboran, sebagai pengaman
apabila sewaktu-waktu terjadi kick. Apabila terjadi kick maka crew dengan
cepat menutup Blowout Preventer dengan menghidupkan kontrol pada
accumulator yang terletak pada lantai bor.
Pada perencanaan BOP Stack, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain adalah sebagai berikut :
 Kekuatan penahanan tekanan
 Pemilihan dan pengaturan komponen
 Variasi penempatan, serta
 Sistem pembelok
Prosedur yang lazim digunakan dalam memperkirakan besarnya tekanan
yang terjadi pada pemboran sumur dangkal adalah dengan estimasi tekanan
yang mungkin terjadi dengan berat lumpur yang digunakan serta kedalaman

37
operasi pemboran. Sedangkan untuk sumur dalam memerlukan perhitungan
yang lebih kompleks.
Blow out preventer sistem sangat berguna untuk mencegah terjadinya
suatu aliran fluida formasi yang tidak terkendalikan sampai ke permukaan,
yaitu dengan menutup lubang bor ketika terjadi ‘kick’. Faktor utama yang
harus diperhatikan adalah tentang keadaan lumpur bor. Lumpur bor harus
terus dikontrol sehingga kita dapat mengetahui kalau terjadi ‘kick’. Tanda-
tanda terjadinya ‘kick’ antara lain lumpur bor memberikan tekanan
hidrostatik lebih kecil dari tekanan formasi, volume lumpur dalam mud pit
terlalu besar, dan lain-lain.
Sistem ini terdiri dari dua sub-komponen utama, yaitu BOP stack dan
accumulator serta supporting system. Adapun fungsi dari BOP Stack adalah
menahan tekanan lubang bor bila terjadi kick dan apabila keadaan darurat
maka accumulator akan menutup BOP Stack. Dan untuk menggerakkan
accumulator yang bekerja pada sistem BOP stack, menggunakan "High
Pressure Hydraulic" (saluran hidrolik bertekanan tinggi).

1.5. SISTEM TENAGA ( POWER SYSTEM )


1. Identifikasi Power System.
Power system ini berfungsi untuk sumber tenaga kemudian di
distribusikan ke sistem lain yang membutuhkan. Power system terdiri
dari
a) Prime mover
Merupakan komponen sumber tenaga sebagai penggerak
mula,tenaga yg tersedia diprogramkan dalam bentuk hourse
power yang optimal untuk mengendalikan operasi pemboran.
Prime mover tersebut dalam bentuk motor bakar yg kadang
tenaganya disatukan kemudian didistribusikan ke berbagai
bagian yang membutuhkan melalui transmisi.

38
Gambar 3.25 Prime Over

 Jumlah prime mover ini adalah :


 Two engine
 Three engine
 Four engine
 Letak penempatan prime mover :
 Di bawah substruktur.
 Di samping menara, diletakkan di lantai bor.
 Di samping substruktur.
 Menjauhi substruktur.
 Besar Horse power yang dimiliki.
Hampir sebagian besar tenaga di rig dipakai pada
hoisting system dan circulating system. Sistem lain
hanya sedikit pemakaiannya. Hoisting dan circulating
system tidak memerlukan energi bersamaan, jadi mesin
yang sama dapat memberikan energi untuk kedua sistem
tersebut. Jumlah total energi yang diperlukan di rig
sekitar 1000 sampai 3000 Hp.

39
b) Transmisi
Alat ini berfungsi sebagai penyalur tenaga ke berbagai
komponen lain yang membutuhkan tenaga, sistem transmisi
pada operasi pemboran yaitu:
 Mekanis yaitu dengan roda gigi ,rantai atau v-belt
 Listrik dengan menggunakan sistem kabel,
memungkinkan fleksibel dan effisien yang tinggi.

1.6. SISTEM PENUNJANG (Support System)


1. Fishing Job
A. Jenis Fish
Ada bermacam-macam jenis ikan(fish) yang terdapat
didalam lubang bor. Jenis, ukuran, kekuatan atau compression
stress dan tension failure alat-alat yang akan dipancing tersebut
serta bentuknya dapat bermacam-macam bergantung dari situasi
serta penyebab dari adanya ikan tersebut :
1. Pipa bor (DP) atau pahat (Bit) terjepit
2. Pipa bor (DP) lepas atau patah
3. Pahat terlepas seluruhnya atau sebagian terjatuh kedalam
lubang bor
4. Pipa selubung (casing) terjepit, pecah atau lepas
5. Kabel swab, kabel logging atau kabel REDA yang putus
6. Peralatan atau benda-benda lainnya yang terjatuh kedalam
lubang bor
Jenis, ukuran, bentuk ikan, situasi dan kondisi lubang bor.
Pada proses fishing tersebut, akan banyak menentukan cara
pemancingan serta alat yang diperlukan.
Identifikasi Permasalahan Pemboran
Sebelum kita mulai operasi pembersihan lubang bor dari ikan
atau “fish” yang tertinggal maka kita harus menentukan dulu

40
perincian serta cirri-ciri dari “ikan” `tersebut serta kajian
kenapa fish tersebut bisa terjadi kejadian seperti itu.
Sebagai contoh, pipa bor terjepit sebelum atau dalam
pembebasan, perlu diketahui ukuran pipa, ukuran lubang bor,
tempat jepitan, sebab pipa bisa terjepit dan seterusnya. Contoh
lain, pipa bor patah dan tertinggal dalam lubang bor maka perlu
diketahui ukuran pipa, ukuran lubang bor, serta berapa yang
tertinggal, bagaimana bentuk patahan, lokasi terjadinya patahan,
apakah lubang bor miring dan lain sebagainya.
B. Penyebab terjadinya Fishing Job :
1. Faktor Manusia (Human Error).
Contoh yang umum dari kesalahan manusia adalah
menjatuhkan hammer, crowbar, tong jar, petol wrench
atau beberapa peralatan-peralatan kecil lainnya kedalam
lubang sumur. Hal ini jelas menjadi penyebab pekerjaan
memancing (fishing job).
2. Open Hole Testing.
Open HoleTesting mempunyai resiko terbesar dari
terjepitnya pipa dan berakhir dengan pekerjaan
memancing (fishing job) selama dilakukan pengujian
sumur lubang terbuka (open hole testing). Di tempat itu,
dimana pengetesan alat-alat dapat / bisa tertinggal dan
pada formasi yang sedang dilakukan pengujian untuk
waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan peralatan-
peralatan pemboran menjadi terjepit.
3. Kegagalan Mekanis (Mechanical Failures).
a. Kegagalan pompa (pump failures).
Pada umumnya masalah mekanis yang banyak terjadi
adalah kegagalan pompa. Hal ini banyak
menimbulkan masalah dalam proses operasi

41
pemboran sehingga kemungkinan untuk dilakukannya
fishing job besar sekali.
b. Kegagalan peralatan pengangkat.
Salah satu masalah mekanis serius yang banyak
terjadi adalah kegagalan peralatan pengangkat. Salah
satu contoh dari masalah-masalah tersebut adalah
putusnya drilling line, gagalnya crown block atau
traveling block, sistem pengereman dari drum draw
works. Hal-hal tersebut sangat membahayakan, karena
dapat mengakibatkan jatuhnya peralatan pemboran ke
dalam sumur yang dapat berakhir dengan pekerjaan
memancing (fishingjob)dan menimbulkan resiko yang
sangat besar bagi para pekerja. There is no excuse for
dropping the blocks.
c. Kegagalan peralatan bawah permukaan.
Kegagalan bawah permukaan mencangkup hilangnya
cone dari bit, putusnya pipa pemboran, kegagalan
pipa mekanis peralatan-peralatan bawah permukaan,
washed out tools joints, cracked pins dan split boxes.
Semua perlengkapan rig seharusnya diberikan
perawatan dengan hati-hati sekali, kekurangan-
kekurangannya harus di inspeksi dan dilengkapi dan
mengoperasikan perlengkapan-perlengkapan rig harus
pada batas design yang telah dianjurkan.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fishing
job karena disebabkan oleh kondisi di bawah
permukaan. Cara-cara pengoperasian peralatan bawah
permukaan perlu diperhatikan ketika melakukan
pemboran pada formasi yang bermasalah.

42
4. Faktor Formasi.
Shale sangat penting dan special karena lebih dari 50%
pemboran berada di lapisan shale ini. Kemungkinan
persentase terbesar penyebab hole problem dan fishing
jobs biasanya terjadi karena formasi ini. Seperti masalah
sloughing shale dan swelling clay.
5. Faktor Deviation, Dogleg dan Crooked hole.
Masalah yang paling sulit biasanya disebabkan oleh
pembelokan lubang, dogleg, dan kondisi lubang yang
berbelok-belok (crooked hole) selama pemboran. Masalah
yang terjadinya biasanya key seats, wallsticking,
meningkatnya drag dan torque, accidental side tracking,
pembersihan lubang, stabilitas lubang, kesulitan pada saat
running drillstring dan cementing casing dan pengunaan
casing ketika pemboran dalam.
Masalah juga bisa terjadi selama proses produksi sumur,
termasuk casing,tubing dan penggunaan rod pada
peralatan pengangkatan buatan (artificialli ).
2. Cementing
Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses
pencampuran (mixing) dan pendesakan (displacement) bubur semen
(slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas melewati annulus di
belakang casing sehingga casing terikat ke formasi . Pada umumnya
penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang
bor, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis sewaktu
pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan lain-lain),
melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk
memisahkan zona yang lain di belakang casing. Penyemenan
merupakan faktor yang paling penting dalam operasi pemboran
sehingga dapat mereduksi kemungkinan-kemungkinan permasalahan

43
secara mekanis sewaktu melakukan pemboran pada trayek
selanjutnya.
1. Jenis Penyemenan
Menurut alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi
menjadi dua yaitu: Primary cementing (penyemenan utama) dan
secondary cementing (penyemenan yang kedua atau perbaikan).
Primary Cementing adalah adalah proses penyemanan
yang dilakukan pertama kali setelah casing di turunkan ke dalam
lubang bor. Sedangkan Secondary Cementing adalah
penyemenan yang dilakukan dikarenakan tidak sempurnanya
penyemenan pertama (gagal).
1. Primary Cementing
Primary cementing adalah penyemenan yang
langsung dilakukan setelah rangkaian casing diturunkan ke
dalam lubang.
a) Fungsi Penyemenan Primary
1) Semen melekatkan casing ke formasi
Bubur semen yang ditempat diannulus antara
casing dan dinding lubang, setelah dibiarkan
akan mengeras. Dengan demikian casing
menyatu dengan formasi dan sumur menjadi
kuat dan kokoh. Gambarannya seperti gambar
8.1

Gb. 3.26 Casing Menyatu Dengan Formasi

44
2) Melindungi casing dari cairan korosif
Bila terdapat formasi yang mengandung cairan
korosif, cairan ini kontak dengan casing, maka
casing akan berkarat dan lama kelamaan akan
bocor. Dengan ditempatkan semen diantara casing
dan dinding lubang, cairan korosif akan ditahan
oleh semen dan tidak kontak langsung dengan
casing. Sehingga casing terhindar dari berkarat.
Gambarannya dapat dilihat pada gambar 8.2

Gb. 3.27 Semen menahan cairan korosif

3) Mencegah hubungan formasi formasi di


belakang casing
Bila di belakang casing terdapat dua formasi
yang berbeda tekanannya, fluida dari formasi
yang bertekanan tinggi akan masuk ke formasi
yang bertekanan rendah. Untuk mencegah
perpindahan fluida dari formasi-formasi yang
berbeda tekanan ini, annulus casing dengan
formasi diisi dengan semen, sehingga semen akan
mengisolasi annulus, sehingga tidak ada
perpindahan fluida diantara formasi yang
mempunyai perbedaan tekanan..

45
4) Menutupi formasi formasi yang
membahayakan
Formasi yang membahayakan misalkan formasi
bertekanan tinggi. Selama tekanan hydrostatik
lumpur lebih besar dari tekanan formasi ,
formasi ini tidak berbahaya.Akan tetapi apabila
disaat melanjutkan pemboran terjadi mud loss,
permukaan lumpur turun, tekanan hisdrostatik
lumpur turun.

Gb. 3.28 Semen mencegah hubungan formasi-


formasi dibelakang casing

Bila tekanan hidrostatik lumpur menjadi lebih


kecil dari tekanan formasi, maka sumur akan
menjadi kick, ini yang berbahaya. Terjadi dua
masalah, lumpur masuk ke dalam formasi loss,
dan fluida formasi yang bertekanan tinggi
masuk ke dalam sumur, dan terjadi kick.
Kondisi seperti ini sulit mengatasinya.
Sebaiknya bila menemukan formasi bertekanan
tinggi, rangkaian casing dipasang setelah
menembus formasi tersebut dan disemen,
kemudian baru melanjutkan pemboran. Apabila

46
terjadi mud loss formasi yang bertekanan tinggi
sudah tertutup, fluida formasi tidak dapat keluar
lagi karena sudah ditahan semen dan casing.
Masalah yang dihadapi hanya loss
Gambarannya dapat dilihat pada gambar 8.4
Formasi-formasi yang membahayakan yang lain
adalah :
 formasi bertekanan rendah ( loss)
 formasi yang mengandung gas H2S
 formasi yang mengandung cairan korosif
 formasi shale yang mudah runtuh dan
menjepit pipa.

Gb. 3.29 Semen Menutup


Formasi Bertekanan Tinggi.

b) Teknik Penyemenan Primary


Teknik penyemenan primer dilakukan segera setelah
rangkaian casing dipasang di dalam lubang.
Penyemenan ini adalah penyemenan yang utama.
Primary cementing adalah penyemenan yang
langsung dilakukan setelah rangkaian casing
diturunkan ke dalam lubang. Peralatan penyemenan

47
yang dipasang pada rangkaian casing adalah sebagai
berikut :
a) Casing Shoe
Casing shoe adalah peralatan yang dipasang
pada ujung bawah rangkaian casing. Bentuknya
adalah bulat lonjong. Kegunaannya adalah
untuk menuntun rangkaian casing agar tidak
tersangkut disaat menurunkan ke dasar lubang.
Casing shoe yang hanya berfungsi untuk
menuntun rangkaian casing agar tidak
tersangkut disaat menurunkan ke dasar lubang,
disebut dengan Guide Shoe.
b) Shoetrack
Shoe track adalah satu sampai dua batang casing
yang dipasang antara casing shoe dengan casing
collar. Fungsinya adalah untuik menampung
bubur semen yang terkontaminasi. Kalau bubur
semen yang terkontaminasi sampai masik ke
annulus casing dengan lubang, kualitas semen
akan tidak baik.
c) Casing Collar
Casing collar adalah sambuangan pendek yang
dipasang di atas shoetrack. Alat ini berfungsi
manahan cementing plug setelah penyemenan.
Bila casing shoe adalah float shoe, maka casing
collar umumnya tidak pakai floating system.
Casing collar yang pakai floating system disebut
dengan float collar .
d) Cantralizer
Centralizer adalah peralatan yang dipasang
untuk membuat rangkaian casing berada

48
ditengah-tengah lubang, agar didapatkan
ketebalan semen dibelakang casing sama.
Centralizer dipasang di bagian luar casing.

Gambar 3.30 Centralizer

e) Scratcher
Scratcher adalah peralatan yang berfungsi untuk
mengikis mudcake pada dinding lubang. Mud
cake harus dikikis agar ikatan bubur semen
dengan dinding lubang dapat bagus. Scratcher
dipasang di bagian luar rangkaian casing.
Scratcher yang mengikis dengan cara menaik
turunkan rangkaian casing disebut dengan
reciprocating scratcher. Scratcher yang
mengikis dengan cara memutar rangkaian
casing disebut dengan rotating scratcher.

Gambar 3.31 Scratcher

49
f) Cementing Head
Cementing head dipasang pada ujung atas dari
rangkaian casing. Jenis cementing head untuk
Perkin’s Cementing System umumnya adalah
plug container, yang mempunyai tiga saluran,
yaitu :
 saluran lumpur
 saluran bubur cement
 saluran lumpur pendorong
Di dalam cementing head ditempatkan
cementing plug, yaitu :
 bottom plug
 top plug

2. Secondary Cementing
Secondary cementing sering disebut juga dengan
remedial cementing yaitu proses penyemenan yang
dilakukan apabila pengeboran gagal mendapatkan minyak
dan menutup kembali zona produksi yang diperforasi.
Secondary cementing dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu: Squeeze cementing, Re-cementing dan Plug-back
cementing.
a. Squeeze cementing
Squeeze cementing dilakukan untuk :
1. Menutup formasi yang sudah tidak lagi
produktif
2. Menutup zona lost circulation
3. Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing

50
b. Re-cementing
Re-Cementing dilakukan untuk menyempurnakan
primary cementin yang gagal dan untuk memperluas
perlindungan casing di atas top semen.
c. Plug-back cementing
Plug-back cementing dilakukan untuk :
1. Menutup atau meninggalkan sumur
2. Menutup zona air di bawah zona minyak agar
water-oil ratio berkurang pada open hole
completion.

2. Komposisi Ilmiah Pembuatan Semen


Semen yang di gunakan dalam industry prminyakan
adalah semen Portland, kemudian di kembangkan oleh joseph
aspdin tahun 1824.Disebut porland karena asal mulanya dari
pulau pulau Poland inggris.Semen semen ini termasuk semen
hidrolis dalam arti akan mengeras apabila bertemu atau
bercampur dengan air. Semen porland mempunyai 4 komponen
komponen mineral utama, yaitu:
1. Tricalcium silicate (3CaO SiO2)
Dinotasikan sebagai C3S yang di hasilkan dari kombinasi
CaO dan SiO da merupakan komponen terbanyak dari
Portland semen.
2. Dicalcium silicate (2CaO SiO2)
Dinotasikan sebagai C2S yang juga dikombinasi CaO dan
SiO2,memberi pengaruh terhadap strength semen akhir
3. Tetracalcium Aluminate (3CaO AI2 O3)
Dinotasikan sebagai C3A yang terbentuk dari reaksi CaO
dan AL2O3 kadarnya 15% untuk high early strength dan
3% untuk kandungan sulphate, namun bepengaruh
terhadap rheologi suspense.

51
4. Tetracalcium Aluminoferrite (4CaO AL 2O3Fe2o3)
Dinotasikan sebagai C3AF yang terbentuk dari reaksi
CaO2Al2O3 dan Fe2o3.

3. Klasifikasi Semen
Pengklasifikasian ini berdasarkan pada kondisi sumur,
temperature,tekanan Yang terdapat pada fluida formasi.
Klasifikasi semen yang di lakukan terdiri dari:
a) Semen Kelas A ini di gunakan dari kedalaman 0
(permukaan) sampai 6.000 ft, semen ini terdapat dalam
tipe biasa (ordinary type) saja, dan mirip dengan semen
ASTM C-150 tipe I
b) Semen Kelas B di gunakan dari kedalaman 0 (permukaan)
sampai 6.000 ft, dan tersedia dalam jenis yang tahan
terhadap kandungan sulfat menengah dan tinggi.
(moderate dan high sulfate resistant)semen ini tersedia
dalam moderate dan high sulfate resistant.
c) Semen Kelas C di gunakan untuk kedalaman 0 sampai
6.000 ft sampai 12.000 ft, dan mempunyai sifat high early
strength (proses pengerasaanya cepat) semen ini tersedia
dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.
d) Semen Kelas D digunakan untuk kedalaman dari 6.000 ft
sampai 12.000 ft dan untuk kondisi sumur yang
mempunyai tekanan dan temperature tinggi, tersedia juga
dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.
e) Semen Kelas E digunakan untuk kedalaman dari 6.000 ft
sampai 14.000 ft dan untuk sumur yang mempunyai
tekanan dan temperature tinggi.semen ini tersedia juga
dalam jenis moderate dan high sulfate resistant
f) Semen Kelas F digunakan untuk kedalaman dari 10.000 ft
sampai dengan 16.000 ft dan untuk sumur yang memiliki

52
tekanan dan temperature tinggi. Semen ini tersedia dalam
high sulphate resistant.
g) Semen Kelas G digunakan dari kedalaman 0 sampai 8.000
ft, dan merupakan semen dasar. Bila di tambahkan retarder
semen ini di pakai untuk sumur.

4. Metode Penyemenan
Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses
penyemenan dapat dibedaka menjadi dua jenis, yaitu single
stage cementing, dan multy stage cementing.
a) Single Stage Cementing
Single stage cementing umumnya digunakan untuk
melakukan penyemenan terhadap pipa konduktor dan
surface. Sejumlah lumpur disiapkan dan dipompakan ke
dalam casing. Perlu dicatat pula bahwa seluruh bagian
internal dari peralatan casing, termasuk float shoe, wiper
plug dan lain sebagainya merupakan peralatan yang
dengan mudah dapat hancur bila dibor.
b) Multi Stage Cementing Multi
Stage cementing diterapkan pada penyemenan
rangkaian casing yang panjang khususnya guna :
 Mengurangi tekanan total pemompaan .
 Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-
formasi lemah sehingga tidak terjadi atau terbentuk
rekahan.
 Memungkinkan pemilihan penyemenan daripada
formasi.
 Memungkinkan penyemenan keseluruhan total
panjang casing.
 Memastikan penyemenan efektif di sekeliling shoe
dari rangkaian casing sebelumnya.

53
Pada multi stage cementing sebuah stage cementer
dipasang pada posisi tertentu pada rangkaian casing. Posisi
stage cementer ditentukan oleh panjang total kolom semen
dan kekuatan formasi. Untuk pekerjaan two-stage
cementing, sebuah one-stage cementer digunakan pada
rangkaian casing. Casing lalu diturunkan ke dasar lubang.
Kemudian casing disirkulasikan dengan sejumlah volume
sebesar dua kali kapasitas lubang. Tahap pertama
penyemenan ditujukan sebagai operasi tahap tunggal, akan
tetapi bagian top kolom semen berakhir tepat dibawah
stage cementer. Tahap kedua diawali dengan menjatuhkan
sebuah opening bomb dari permukaan sehingga
memungkinkan untuk jatuh pada opening seat pada stage
collar. Saat bomb telah ditempatkan, tekanan pemompaan
sebesar 1200 - 1500 psi diatas tekanan sirkulasi diterapkan
pada penyeretan pin penahan dan memungkinkan sebuah
bottom sleeve bergerak turun. Gerakan sleeve akan
membuka terminal, sehingga menetapkan hubungan antara
bagian dalam (internal) casing dengan annulus. Lumpur
kemudian disirkulasikan guna mengkondisikan sumur
yang ditujukan untuk memulai tahap kedua. Volume
semen yang diperlukan untuk tahap kedua lalu
dipompakan dan diikuti dengan sebuah closing plug.
Bubur semen melewati terminal dari stage cementer dan
akan ditempatkan pada annular area. Jika plug telah
mencapai stage cementer maka tekanan sebesar 1500 psi
diatas tekanan yang diperlukan untuk mensirkulasikan
semen diterapkan pada closing plug sehingga mendorong
upper sleeve turun dan dengan demikian akan menutup
terminal dan menyekat ruang antara casing dengan

54
annulus. Sehingga dengan demikian keseluruhan
rangkaian casing telah disemen.
5. Mekanika Penyemenan
Persiapan dan pemompaan bubur semen tergantung pada
kedalaman lubang dan temperatur dasar lubang yang
diperkirakan, additiv kimia yang ditambahkan untuk mengontrol
sifat-sifat semen yang akan dimiliki setelah semen mengeras.
Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering
dengan sebuah water jet.
Hasil campuran diarahkan ke dalam sebuah tangki, dimana
akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur semen kemudian
dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan
pada tekanan tinggi sehingga masuk ke dalam casing melalui
cementing head.
Cementing head menghubungkan top dari casing dengan
unit pompa. Pada alat ini terdapat dua katup penahan yang
berfungsi menahan top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga
dilengkapi dengan sebuah manifold yang dapat dihubungkan
dengan unit pompa semen atau sebuah pompa rig. Operasi
penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom
wiper plugs dan mengarahkan bubur semen melewati top valve.
Kemudian bubur semen akan mendorong bottom plug
masuk ke dalam casing sampai plug mencapai dan duduk diatas
float collar. Pemompaan diteruskan hingga meruntuhkan
diafragma sentral pada plug yang akan memungkinkan semen
agar dapat mengalir lewat dan menempati sekeliling casing. Jika
volume keseluruhan semen telah tercampur, maka pemompaan
dihentikan dan top wiper plug ditempatkan pada cementing
head. Kemudian lumpur pemboran dipompakan melalui top
valve, yang akan mendorong top wiper plug turun ke dalam

55
casing. Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur
ditutup dan bubur semen dibiarkan agar mengeras.
6. Peralatan Penyemenan
Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan
semen dalam perbandingan tertentu dan dengan additive tertentu
pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan sistem
sirkulasi ke belakang casing, ditekan masuk ke formasi atau
ditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang
tidak merupakan perforasi completion (misalnya disini open
hole completion). Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi
menjadi dua bagian, yaitu Peralatan Di Atas Permukaan
(Surface Equipment), dan Peralatan Di Bawah Permukaan
(Sub-Surface Equipment )
a) Peralatan Di Atas Permukaan (Surface Equipment)
Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan
meliputi Cementing unit, Flow line, dan Cementing head.
 Cementing Unit Cementing unit adalah merupakan
suatu unit pompa untuk memompakan bubur semen
(slurry) dan lumpur pendorong dalam proses
penyemenan, yang berfungsi untuk mengontrol rate
dan tekanan. Jenis pompa dapat berupa duplex
double acting piston pump dan single acting triplex
plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai
karena slurry dapat dikeluarkan dengan rate yang
lebih uniform dan tekanannya lebih besar.
Cementing Unit terdiri dari :
 Tanki Semen Untuk menyimpan semen kering.
 Hopper Untuk mengatur aliran dari semen
kering agar merata.
 Jet Mixer Mixer yang umum digunakan
sekarang ini adalah jet mixer dimana

56
dipertemukan dua aliran yaitu bubur semen dan
air yang ditentukan melalui venturi agar dapat
mengalir dengan deras dan dapat menghasilkan
turbulensi, yang dapat menghasilkan
pencampuran yang baik dan benar-benar
homogen. Densitas slurry dapat diukur dengan
mud balance
 Motor penggerak pompa dan pompa semen
berfungsi untuk memompa bubur semen.
Jenis-jenis cementing unit :
1. Truck mounted cementing unit
2. Marine cementing unit
3. Skit mounted cementing unit
 Flow Line Pipa yang berfungsi untuk mengalirkan
bubur semen yang dipompakan dari cementing unit
ke cementing head.
 Cementing Head Berfungsi untuk mengatur aliran
bubur semen yang masuk ke lubang bor.
Ada dua tipe cementing head, yaitu :
1. Mac Clatchie Cementing Head Merupakan
type cementing head yang cara
penggunaannya pada waktu pemasukan
bottom plug dan top plug dengan jalan
membuka dan memasang kembali.
2. Plug Container Jenis ini tidak praktis dari pada
mac clatchie, karena pada plug contanier ini
memasangnya top plug dan bottom plug tidak
perlu membukanya, akan tetapi sudah
terpasang sebelumnya.

57
b) Peralatan Di Bawah Permukaan (Sub-Surface
Equipment )
Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan
meliputi :
1. Casing
Casing digunakan untuk menahan tekanan formasi,
menjaga agar sumur tidak runtuh dan mengamankan
kegiatan pemboran dari masalah selanjutnya. Jenis-
jenis casing :
 Conductor casing
 Surface casing
 Intermediate casing
 Production casing
 Liner casing
2. Packer
Packer adalah bahan / materi / alat yang digunakan
untuk menciptakan kondisi sealing atau pembatas,
berfungsi untuk menyekat tubing dan casing. Jenis -
jenisnya ialah :
 Cup Type Packer
 Tension Packer
 Isolation Packer
 Solid Head Compression Packer
 Control Head Compression Packer
 Treating Compression Packer
 Mechanical Set Dual Slip Packer
 Hidrolic Packer by Tubing Pressure
 Permanent, Retrievable Packer / Drillable
3. Tubing
Tubing berfungsi untuk mengalirkan fluida ke
permukaan.

58
4. Artificial Lift Equipments
Artificial lift equipments adalah berupa peralatan
perlengkapan pengangkatan buatan.

59
BAB IV
URAIAN KHUSUS

1.10. TABEL KEGIATAN


Daftar Kegiatan Praktek Kerja Industri
Jam Pekerjaan Tempat Kerja
08.00-08.30 Breafing Pagi Kantor
08.30-11.00 Kerja Lokasi
11.00-13.00 Ishoma -
13.00-15.00 Kerja Lokasi

1.11. URAIAN KEGIATAN PRAKERIN

Gambar 4.1 Skema Peralatan Timba

1. Fishing Job
Timba adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk mengambil
minyak di dalam sumur tua yang di tarik dengan seling dan di tarik
oleh sebuah mesin penarik timba.Berikut adalah cara mengganti timba
minyak :
1. Angkat/tarik timba ke permukaan terlebih dahulu
2. Lepaskan seling yang masih terikat pada timba

60
3. Siapkan timba yang baru
2. Peralatan Penunjang
Sistem peralatan penunjang lainnya yang penting adalah Kunci-
kunci, Casing hanger, serta Fishing tools (alat-alat pemancing):
a) Kunci-Kunci
Peralatan-peralatan yang termasuk dalam kategori ini, antara
lain adalah sebagai berikut :
1. Kunci Wilson (Make Up and Break Out Tongs)
Digunakan pada waktu menyambung/melepas sambungan
rangkaian pipa bor, digantung pada menara bor dan
bekerja secara mekanis.
2. Power Tongs

Gambar 4.02 Power Tong


Fungsinya sama dengan kunci Wilson, tetapi bekerja
secara hidrolis atau elektris.
3. Kunci-kunci dan rantai.
4. Tali henep
Merupakan tali yang digunakan untuk memperkeras /
melepas sambungan rangkaian pipa bor. Tali henep ini
dililitkan pada cat head.
b) Casing Hanger
Bagian casing yang terletak pada ujung atas berfungsi untuk
menggantungkan seluruh rangkaian casing yang berada dalam

61
lubang bor, disamping itu juga berfungsi untuk fondasi dari
BOP stack.
c) Fishing Tools
a. Operasi Pemancingan
Operasi pemancingan adalah operasi untuk mengambil
benda-benda yang tidak diinginkan dari lubang bor,
termasuk potonga-potongan logam kecil, peralatan atau
rangkaian bagian pipa bor.
Ada tiga tipe utama operasi pemancingan, yaitu :
1. Mengambil kembali benda-benda kecil yang tidak
dapat dibor dari dalam lubang bor.
2. Pengambilan bagian dari rangkaian pipa bor yang
tertinggal di dalam lubang bor akibat "twistoff
(patah terpuntir).
3. "Membebaskan" (freeing) rangkaian pipa bor yang
terjepit di dalam lubang bor.
b. Pemecahan Masalah Pemancingan
Pemancingan dilakukan apabila ada sesuatu yang kurang
benar, dan mengganggu kelangsungan operasi pemboran
itu sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat berupa adanya
benda-benda kecil di dalam lubang bor, terjadinya twistoff
(patahnya pipa karena gaya pelintir atau putaran), ataupun
pipesticking (penjepitan pipa).
1. Benda-benda kecil di dalam lubang bor.
Untuk mengambil benda-benda kecil di dalam
lubang bor ada bermacam-macam alat dimana setiap
alat mempunyai fungsi yang berbeda-beda seperti :
 Junk Basket
Junk Basket mempunyai jari-jari yang dapat
ditekuk disekeliling "fish" (ikan) jika ditekan.

62
 BootJunk Basket
Dipasang di atas bit (mata bor) dan pada waktu
cairan pemboran mengaduk benda-benda,
maka benda-benda tersebut akan mengendap
di sekeliling boot yang berfungsi sebagai
keranjang (basket).
 Jet-Powered Junk Retriever
Alat ini menggunakan sirkulasi lumpur untuk
mengaduk benda-benda kecil di dasar lubang
bor, sehingga memungkinkan benda tersebut
dapat diambil kembali.
 Fishing Magnet
Magnet dapat menarik benda-benda dari dasar
lubang bor.
2. Twist-Off (patah terpelintir)
Jika terjadi "twistoff", pipa bagian diangkat dari
dalam lubang bor. Kedalaman "twistoff" harus
ditentukan dan bagian atas dari pipa yang tertinggal
dibubut dengan alat khusus untuk menghilangkan
bagian-bagian yang runcing. Selanjutnya gunakan
"Overshot" yang berfungsi untuk mencekam bagian
luar pipa atau gunakan "Spear" yang berfungsi untuk
mencengkeram bagian dalam pipa, sehingga sisa
patahan rangkaian pipa bor tersebut dapat diambil
kembali.
3. Stuck Pipe (pipa terjepit)
Untuk membebaskan pipa dari masalah penjepitan
dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut :
 Pemisahan
Untuk membebaskan pipa yang terjepit di
dalam lubang bor sebagian rangkaian pipa bor

63
dilepaskan. Hal ini dilakukan dengan jalan
menurunkan suatu alat yang disebut
"freepointindicator" ke dalam rangkaian pipa
bor untuk menentukan letak titik jepit.
Kemudian turunkan alat yang lain
disebut"stringshot" yang berisi bahan peledak
untuk "memundurkan" rangkaian pipa bor. Hal
ini dilakukan dengan meletakkan "Stringshot"
berlawanan dengan sambungan di atas,
kemudian diledakkan. Pada waktu yang
bersamaan diberikan daya putar pada
rangkaian pipa bor. Hal ini akan menyebabkan
pipa terlepas kemudian turun suatu alat yang
disebut "jar" atau "buperjar", ke dalam lubang
bor dan ulirkan pada "ikan", dalam usaha
untuk membebaskan pipa.
 Pencabutan
Dalam hal jepitan pipa yang disebabkan oleh
urugan atau potongan-potongan, hydraulicjars
dapat digunakan untuk mencetak "reamer"
untuk memperbesar lubang bor. Jika
penyebabnya adalah karena menumpuknya
kerak (mud cake) pada dinding atau
longsornya dinding lubang bor, maka
digunakan suatu alat khusus yang disebut
"washoverpipe". Alat tersebut terdiri dari
rotaryshoe yang dapat membuka kembali
lubang bor, mencekam pipa yang terjepit dan
menariknya dalam lubang bor.

64
1.12. PENGGOLONGAN FISHING TOOLS
Secara umum fishingtools yang digunakan dalam operasi pemboran
dapat digolongkan sebagai berikut :
 Alat pancing dari luar (externalcatch)
Salah satu alat pancing yang termasuk externalcatch adalah
overshot, yaitu suatu alat berbentuk mangkok yang menerkam alat
yang jatuh, suatu slip bagian dalamnnya akan memegang bagian luar
fish. Clearence antara lubang dan fish ini harus cukup besar untuk
memungkinkan alat ini untuk masuk.
 Alat pancing dari dalam (internal catch)
Alat pancing yang termasuk jenis pancing dari dalam (internal
catch) adalah tapperedtaps, dan spears.
 Tapperedtaps
Merupakan salah satu fishingtool tertua, alat ini mempunyai ulir
di bagian luar dan diturunkan serta diputar agar bertemu dengan ulir di
dalam fish sampai mendapat pegangan yang kuat.
 Spears
Adalah suatu alat berbentuk mangkok yang menerkam alat yang
jatuh. Alat ini masuk ke dalmfish dan menggigit bagian dalam fish
dengan slip yang mengembang, ia dapat dilepaskan kembali dengan
memutar. Spears digunakan jika clearance lubang dengan fish kurang
besar, bedanya dengan tapperedteps ialah alat ini dapat melepaskan
kembali "ikannya" bila tidak berhasi ditarik.
 Alat pemukul/penggerak
Yang termasuk alat pemukul / penggerak adalah jar dan bumper
sub. Jar adalah suatu alat yang memberikan pukulan untuk membantu
melepaskan fish yang melekat pada ujung lubang, pengunannya
dikombinasikan dengan overshot dan spears.
 Alat-alat keselamatan rangkaian
Peralatan yang termasuk dalam kategori Alat-alat keselamatan
rangkaian, antara lain adalah safetyjoint. Alat ini diturunkan di atas

65
fishingtools dan untuk menjaganya apabila fishingtools tersebut juga
macet maka ia ditarik dengan melepaskan safetyjoint.
 Alat pancing benda-benda kecil
Alat pemancingan yang digunakan untuk memancing benda-
benda kecil antara lain adalah junk basket, yaitu suatu alat yang
berbentuk seperti corebarrel, dengan menekankan alat tersebut ke fish
dan mengalihkan fish naik.
 Alat untuk meratakan obyek
Yang termasuk jenis ini antara lain adalah millingtool dan
scrapper
 Washover Pipe

Gambar 4.03 Washover Pipe

Adalah suatu pipa yang diameter dalamnya cukup besar untuk


menutup menggigit fishnya, digunakan untuk diputar di luar fish-nya
agar fish terlepas dari dinding sumur untuk membersihkan luar pipa
fish.
 Inside dan OutsideCutter
Merupakan alat untuk memotong fish dari dalam atau dari
luarnya, digunakan untuk drillstring yang mau diangkat sebagian
karena terlalu panjang. Biasanya sebelum digunakan washoverpipe
untuk membersihkan bagian luarnya. Selain pisau pemotong
jugadigunakan bahan kimia untuk memotong tersebut.

66
BAB IV
PENUTUP

1.13. KESIMPULAN
Dari beberapa proses yang telah dipraktekan dan telah melakukan
sejumlah observasi pada area kerja di Perkumpulan Penambang Minyak
Sumur Timba Ledok, penyusun dapat menyimpulkan bahwa :
1. Sumur tradisional juga memiliki perbedaan dalam Skala yakni Skala
Optimal dimana sumur ini akan bekerja setiap hari untuk
memproduksi minyak mentah dan Skala bertahap dimana sumur ini
bekerja baik setiap seminggu sekali maupun sebulan sekali dalam
produksinya.
2. Setiap sumur memiliki kadar kualitas minyak mentah yang berbeda-
beda tergantung kedalaman sumur dan jenis sumur.
3. Sumur tradisional memiliki kesamaan prinsip kerja dengan SRP
(Sucker Rod Pump). Setiap sumur tradisional memiliki penggerak
utama dan tali sling yang cara kerjanya mirip dengan Prime Mover
dan V-Belt
4. Pemilik sumur tradisional merupakan kelompok-kelompok besar yang
terdiri dari 4-20 Orang.
5. Pembagian hasil dari penjualan minyak mentah kepada PT.Pertamina
EP Region Jawa Tengah distrik Cepu, diberikan melalui setiap ketua
kelompok untuk kemudian dibagikan kepada anggota sesuai
pendapatan minyak mentah.
6. Modernisasi peralatan produksi migas perlu dilakukan demi
mendapatkan hasil produksi yang optimal.
7. Modernisasi dan standarisasi peralatan produksi migas juga perlu
dilaksanakan karena menyangkut keselamatan diri dan keselamatan
lingkungan.

67
1.14. SARAN
Setelah kami melaksanakan praktek kerja industri selama kurang lebih
dua bulan di PERKUMPULAN PENAMBANG MINYAK SUMUR
TIMBA, banyak pengalaman yang didapatkan, terutama pembimbing dari
perusahaan yang sangat membantu, namun ada sedikit kekurangan, maka
saya sebagai penyusun, mempunyai beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada Perusahaan
a. Kepada pekerja di lapangan agar dalam pelaksanaan kerja
berjalan lancar, harus ada saling komunikasi dalam bekerja antar
pekerja untuk menghindari hal yang tidak di inginkan,
memaksimalkan peralatan yang ada di lokasi.
b. Sebaiknya pembimbing mengarahkan siswa yang magang dan
memberi pengetahuan tentang alat-alat dan cara menjalankan
alat-alt ditempat magang supaya siswa mendapatkan
pengalaman yang banyak tentang lapangan kerja yang akan
dihadapi.
2. Kepada Sekolah
Seharusnya guru produktif dapat memantau kinerja anak didiknya
yang sedang kerja praktek di tempat atau lokasi yang telah ditempati
prakerin tersebut, dan memberikan pengarahan agar anak didik nya
tidak merasa canggung pada saat di Lokasi dan lebih percaya diri, dan
memberi arahan untuk data-data yang harus di siap kan pada saat
pembuatan laporan nanti, sehingga tidak ada pihak yang saling
merugikan dan dirugikan.
3. Kepada Adik-adik Kelas
a. Jagalah nama baik dirimu dan nama baik sekolah di waktu
prakerin nanti.
b. Ambillah pelajaran yang baik dari praktek kerja industri.
c. Di saat prakerin cobalah sedikit demi sedikit membuat laporan
dalam bentuk tulisan.

68
d. Jika 1 bulan sebelum pelaksanaan praktek kerja industri belum
dapat tempat prakerin, harap melaporkan dan konfirmasi
terhadap guru productif atau wali kelas.
e. Tetap Yakin dan Percaya diri pada saat berbaur dengan pekerja
lainnya
f. Jadi lah Diri Sendiri dan mempunyai sikap disiplin
g. Mentaati instruksi atau arahan oleh pembimbing
h. Gunakan lah waktu Prakerind mu sebaik mungkin
i. Belajarlah sungguh-sungguh guna mewujudkan cita-citamu.
j. Tetap patuhilah tata tertib di sekolah atau pun di perusahaan
pada saat prakerin.
Dengan uraian-uraian di atas maka jelaslah pengalaman dan pengetahuan
yang kami peroleh dari hasil praktek kerja industri bertambah dan sangat
bermanfaat bagi penyusun dan siswa SMK MIGAS Cepu.

69
DAFTAR PUSTAKA

 Sumber dari buku perusahaan PERKUMPULAN PENAMBANG MINYAK


SUMUR TIMBA
 Sumber dari Internet
 http://petroleum-learning.blogspot.co.id/2015/12/sistem-pencegah-
semburan-liar-blow-out.html
 http://abdillah-eureka.blogspot.co.id/2015/03/cementing.html
 http://bongkar13.blogspot.co.id/2014/11/cementing-system-sistem-
penyemenan.html
 Anonim, 2013 “Data-data Lapangan PT. Pertamina EP” File Production PT.
Pertamina Pendopo.
 Anonim, 2003. “Gas Treatment”. Teknik Produksi, Manajemen Produksi
Hulu PT. Pertamina, Indonesia.
 Beger B.D and Kenneth E Anderson., 1980. “Gas Handling and field
Processing” Volume 3 Penwell Publishing Company, 1980.
 Arief, Muhammad. “Slide Presentasi CBU Production Operation”. 2014.
Jakarta. CNOOC
 Eko, Bramantyo. “Laporan Kerja Praktek ESP Problem pada Lapangan
North Bussines Unit (NBU) CNOOC SES Ltd”. 2013.Bandung. ITB
 Kamal, Syarif. “Laporan Kerja Praktek Masalah ESP dan Komplesi di NBU
CNOOC SES Ltd”. 2010.Bandung. ITB
 Nur, Ilham. “Laporan Kerja Praktek Masalah pada ESP dan Cara
Penanggulangannya di Area CBU CNOOC SES Ltd”. 2010.Bandung. ITB
 Sukarno, Pudjo. “Slide Presentasi Electric Submersible Pump”. 2011.
Bandung. ITB
 Unknown.”REDA Electric Submersible Pump Technology ESP Catalogue,
2007”. Texas: Schlumberger.
 Wibowo, Andi A. “Slide Presentasi Peralatan Produksi”. 2014. Jakarta.
CNOOC

70

Anda mungkin juga menyukai