Anda di halaman 1dari 24

Pengaruh Nitrogen Cair

Terhadap Superkonduktivitas ​Yttrium Barium


Copper Oxide (YBCO)​ Pada Magnet Neodymium

Laporan Penelitian

Dibuat oleh:

Jonathan Bastine Kho XA2/20

Sebastian Dani XA2/30

Dylcio Wy XA3/13

SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA LAURENSIA


TANGERANG SELATAN
2018-2019

0
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian:

Pengaruh Nitrogen Cair Terhadap Superkonduktivitas YBCO Pada Magnet


Neodymium

2. Anggota Tim Peneliti: 3 Siswa


1. Jonathan Bastine Kho XA2/20
2. Sebastian Dani XA2/30
3. Dylcio Wy XA3/13

3. Lokasi Penelitian: SMA Santa Laurensia – Alam Sutera

Tangerang, 18 Mei 2017

Guru Pembimbing Guru Penguji

________________________ ________________________
.​ Nama guru pembimbing Nama guru penguji

Mengetahui,

_______________________
Kepala Sekolah

2
Kata​ ​Pengantar

Pertama-tama kami ingin panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya yang berlimpah, karena kehadirat-Nya, kami dapat menyusun
karya tulis ilmiah yang berjudul “Efektifitas Kereta Maglev” dengan lancar dan aman.

Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas proyek. Rasa terima
kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Bapak Jemy Stevanus selaku
pembimbing materi dalam pembuatan karya tulis ini, serta semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Kami berharap bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya upaya pencegahan dampak global warming.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang
kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi
perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.

Tangerang, 4 April 2019

2
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan…………………………………………………………………………….... 1
Kata Pengantar​……………………………………………………………………………………. 2
Daftar isi​……………………………………………………………………………………………. 3
Daftar Grafik Tabel dan diagram………………………………………………………………… 4
Abstrak………………………………………………………………………………………………5

BAB 1……………………………………………………………………………………………….. 6
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………….. 6
1.2 Pernyataan Masalah…………………………………………………………………………..7
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………. 7
1.4 Batasan Masalah……………………………………………………………………………... 7
1.5 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………... 7

1.6 Manfaat Penelitian……………………………………………………………………………. 7


BAB 2……………………………………………………………………………………………….. 8
2.1.1 Dasar Magnet…………………………………………………………………………….... 8
2.1.2 Tipe-tipe Magnet……………………………………………………………………………. 8
2.1.3 Superkonduktor…………………………………………………………………………….1​0
2.1.4 Tipe Superkonduktor……………………………………………………………………....1​1

2.1.5 Nitrogen Cair……………………………………………………………………………….​13


2.2 Hipotesis………………………………………………………………………………………​14
BAB 3……………………………………………………………………………………………... 1​5
3.1 Metode Pengambilan Data………………………………………………………………….1​5
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………………………....
1​5
3.3 Diagram Penelitian………………………………………………………………………….. 15

3.4
Variabel……………………………………………………………………………………….​.15
3.5 Instrumen Penelitian…………………………………………………………………………​16
3.6 Prosedur Penelitian…………………………………………………………………………. 1​6

2
BAB 4……………………………………………………………………………………………... 1​7
4.1 Data…………………………………………………………………………………………... 1​7
4.2 Analisis……………………………………………………………………………………….. 1​8
BAB 5……………………………………………………………………………………………... 20
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………...20
5.2 Saran​………………………….………………………….……………………………​……...20
Daftar Pustaka​………………………….………………………….……………………………​.. 21

Daftar Gambar
Gambar 2 1 rancangan magnet​………………………….……………………………​………… 8
Gambar 2 2 rancangan magnet​………………………….……………………………​………… 8
Gambar 2 3 gambar magnet neodymium​………………………….………………………….​. 9
Gambar 2 4 quantum locking………………………….……………………………………​11
Gambar 2 5 Mixed state​………………………….………………………….……​……………..1​3
Gambar 2 6 Tabung nitrogen cair………………………………………………………………1​4

Gambar 4 1 hasil eksperimen​………………………….……………………………​…………. 1​7

Daftar Tabel dan Diagram


Grafik 2 1 grafik resistensi-temperatur dari superkonduktor​……………………………​…... 1​0

Diagram 3 1 Diagram Penelitian​………………………….……………………………​………. 1​5


Tabel 4.1 Hasil Penelitian​………………………………………………………………………​..17
Grafik 4.1 Grafik Eksperimen​……………………………………………………………………​17

2
ABSTRAK

Teknologi ​magnetic levitation sudah berkembang, hingga zaman sekarang ada yang
menggunakan teknologi ini sebagai transportasi kereta. Cara kerjanya dengan
menggunakan superkonduktor yang didinginkan menggunakan nitrogen cair. Masalah yang
dihadapi adalah banyaknya penggunaan nitrogen cair untuk mendinginkan superkonduktor
dengan durasi melayang yang sebentar. Eksperimen ini menguji tentang pengaruh nitrogen
cair sebagai pendingin superkonduktor YBCO untuk mencapai suhu kritikal. Jika suhu
superkonduktor YBCO berada dibawah suhu kritikal maka dapat membuat superkonduktor
tersebut melayang di atas medan magnet. Peneliti ingin mengetahui seberapa efektif jumlah
nitrogen cair yang digunakan untuk mendinginkan superkonduktor YBCO. Peneliti
menggunakan magnet neodymium sebanyak 4 buah karena dapat kekuatan magnet dari
neodymium sangat kuat. Selain itu, peneliti menggunakan superkonduktor YBCO karena
merupakan salah satu superkonduktor yang memiliki suhu kritikal tertinggi yaitu sekitar 90
kelvin. Dengan suhu kritikal yang tinggi, akan menambah durasi superkonduktor untuk
melayang diatas magnet neodymium. Untuk mendapatkan hasil data, peneliti menghitung
seberapa lama superkonduktor YBCO melayang diatas magnet neodymium. Pertama
peneliti menuangkan 19.6ml nitrogen cair ke dalam gelas kertas kemudian memasukan
superkonduktor selama 80 detik dan menempatkannya pada magnet dan menghitung
lamanya dia melayang dan mengulangnya dengan volume 39.2ml, 58,8ml. Volume
nitrogen cair 19,6 ml rata-rata dapat melayangkan superkonduktor selama 18.78 detik.
Sedangkan volume nitrogen cair sebanyak 39,2 ml dapat melayangkan superkonduktor
selama rata-rata 18.97 detik. Terakhir, pada volume nitrogen cair sebanyak 58.8 ml,
superkonduktor dapat melayang selama rata-rata 19 detik. Hasil eksperimen menunjukan
bahwa nitrogen cair tidak berefek pada durasi melayangnya superkonduktor YBCO. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya selisih waktu yang sangat sedikit setiap volume nitrogen cair
sehingga nitrogen cair tidak mempengaruhi durasi melayang superkonduktor.
Kata Kunci (Superkonduktor, YBCO, Nitrogen Cair, Magnet Neodymium, ​Magnetic
Levitation​)

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dari zaman ke zaman, kereta digunakan sebagai sarana transportasi oleh banyak
orang untuk bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain. Kereta pada zaman dahulu
menggunakan rel kereta sehingga terdapat banyak gesekan. Gesekan antar rel kereta dan
roda kereta menyebabkan kereta tersebut menjadi tidak efisien. Hal ini melahirkan ide
pembuatan kereta ​magnetic levitation y​ ang kerap disebut sebagai ​maglev train.

Kereta maglev pada umumnya menggunakan bahan yang disebut sebagai


superkonduktor. Superkonduktivitas atau superkonduktor ditemukan pada tanggal 8 April
1911 oleh Heike Kamerlingh Onnes saat sedang belajar perlawanan merkuri padat pada
suhu kriogenik menggunakan baru saja diproduksi helium cair sebagai pendingin. Heike
Kamerlingh Onnes mengamati bahwa pada suhu 4,2 K, perlawanan hilang secara tiba-tiba.
Pada tahun 1913, Heike Kamerlingh Onnes menemukan superconduct pada 7 K, dan pada
tahun 1941 niobium nitrida ditemukan superkonduktor pada 16 K.

Karena superkonduktor harus didinginkan sampai ke titik suhu tertentu


menggunakan helium cair atau nitrogen cair dan biasanya superkonduktor hanya bisa
melayang diatas jalur magnet sebentar saja, maka kita ingin mencari tahu jika jumlah
nitrogen cair berpengaruh terhadap durasi atau lamanya superkonduktor tersebut melayang,
sehingga saat dibuat menjadi kereta maglev, bisa menggunakan jumlah nitrogen cair yang
paling sedikit agar kereta tersebut bisa melayang dengan durasi yang lama.

2
1.2 Pernyataan Masalah
1. Terdapat gesekan pada rel kereta dan roda kereta konvensional sehingga
menimbulkan ​energy loss
2. Durasi melayang superkonduktor yang sangat cepat diatas magnet neodymium
dengan jumlah nitrogen cair yang cukup banyak.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara membuat superkonduktor melayang pada permukaan ​magnet
neodymium.
2. Apa Efek dari jumlah nitrogen cair yang berbeda terhadap lamanya superkonduktor
tersebut melayang diatas magnet neodymium.

1.4 Batasan Masalah


1. Kereta maglev didalamnya menggunakan superconductor (YBCO) yang didinginkan
oleh nitrogen cair
2. Magnet Neodymium (2cm x 1cm x 0,15cm)(4 buah)

1.5 Tujuan Penelitian


1. Mencari tahu efek dan efektifitas jumlah nitrogen cair terhadap durasi superkonduktor
melayang di atas magnet neodymium.

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat mengurangi penggunaan nitrogen
cair yang dibutuhkan untuk membuat superkonduktor melayang dengan waktu yang
lebih lama saat dikembangkan menjadi kereta.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.1 Dasar-Dasar Magnet

Magnet adalah suatu benda yang memiliki suatu medan magnet, sehingga benda
tersebut dapat menarik atau menolak suatu benda sejenis logam. Suatu magnet memiliki
magnet magnet kecil yang disebut sebagai elementer. Biasanya elementer ini disusun
secara sejajar atau tersusun., sedangkan logam juga memiliki elemen elemen magnet
tersebut tetapi tidak tersusun secara teratur, sehingga magnet tidak punya kutub kutub
seperti magnet. Elemen elemen magnet tersebut bersifat meniadakan, sehingga magnet bisa
menarik benda benda yang mempunyai elemen tersebut. Kutub – kutub yang berbeda akan
saling tarik menarik sedangkan kutub yang sama akan saling tolak menolak. Nantinya
magnet yang kita susun adalah seperti pada gambar 2.1, sehingga medan yang dibentuk
dapat membuat superkonduktor melayang diatas magnet.

Gambar 2 1 rancangan magnet

Gambar 2 2 rancangan magnet

2.1.2 Tipe Magnet

Di bumi ini terdapat beberapa jenis magnet tetap yang bervariasi, yaitu ada magnet
keramik, magnet alnico, magnet samarium-cobalt dan magnet neodymium. Magnet

2
keramik yang juga biasa disebut sebagai magnet strontium ferit. Magnet ini tidak termasuk
kedalam golongan ​rare earth magnet sehingga magnet ini jauh lebih murah dari pada
magnet magnet lainnya. Magnet keramik ini biasanya dipakai dalam logam yang memiliki
frekuensi-frekuensi yang tinggi dimana arus ​eddy​ yang sangat tinggi.

Yang kedua adalah magnet alnico. Magnet alnico terdiri dari Alumunium (Al),
Nickel (Ni) dan Cobalt (Co). magnet ini lebih kuat dari pada magnet keramik. Ciri khas
dari magnet ini adalah magnet ini dapat menahan panas yang sangat tinggi bahkan sampai
magnet tersebut memerah. Biasanya magnet-magnet biasa yang kita temui dapat hilang
sifat kemagnetannya saat kita panasi, tetapi magnet ini masih bisa memiliki sifat
kemagnetannya saat dipanaskan.

Yang ketiga adalah magnet Samarium-Cobalt. Magnet ini merupakan magnet yang
termasuk ​rare earth magnet,​ sehingga memiliki medan magnet yang sangat kuat tetapi
sangatlah rapuh sehingga dapat mudah sekali pecah ketika dijatuhkan. Magnet
samarium-cobalt ini juga memiliki sifat kemagnetan yang cukup stabil jika dipanaskan.
Ciri khas dari magnet ini adalah magnet ini tahan dengan korosi sehingga sangat cocok
sekali jika digunakan untuk membuat motor magnet yang mempunyai kualitas tinggi yaitu
yang bisa mencapai suhu diatas 200​°C.

Yang terakhir adalah magnet yang dipakai di experimen ini yaitu magnet
neodymium. Magnet ini tersusun dari elemen Neodymium (Nd), Iron (Fe) dan Boron (B),
Nd​2​Fe​14​B dan membentuk struktur ​tetragonal crystalline​, sehingga membuat magnet ini
adalah salah satu magnet yang paling kuat. Magnet ini memiliki titik curie yang sangat
rendah yaitu titik suhu dimana sifat kemagnetannya sudah hilang yaitu sekitar -254°C,
sehingga membuat magnet ini sangat cocok dipakai dalam aplikasi yang menggunakan
suhu yang sangat rendah. Karena magnet ini memiliki gaya dari medan magnet yang sangat
kuat dan lebih tahan lama dibanding dengan magnet magnet lainnya, maka akan dipakai di
dalam experimen ini.

2
Gambar 2 3 gambar magnet neodymium

2.1.3 Superkonduktor

Grafik 2 1 grafik resistensi-temperatur dari superkonduktor

Material dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu insulator dan konduktor. Insulator
berarti suatu material yang tidak dapat dialiri elektron di dalamnya sehingga sangat susah
untuk menghantarkan listrik. Konduktor berarti suatu material yang memperbolehkan
elektron mengalir di dalamnya sehingga bisa menghantarkan listrik dengan baik. Setiap
konduktor pastinya ada resisten atau hambatan untuk menghantarkan listrik tersebut.
Karena elektron-elektron yang mengalir bertabrakan dengan molekul molekul konduktor
tersebut sehingga menimbulkan hambatan. Semakin rendah temperatur suatu konduktor,
maka akan semakin turun juga hambatan yang dimiliki oleh konduktor tersebut secara
linear.

Namun ada suatu titik temperatur tertentu dimana konduktor tersebut menjadi
superkonduktor seperti pada gambar 2.1, yaitu superkonduktor YBCO akan tidak
mempunyai hambatan apapun (0 ​Ω​). Titik temperatur tersebut dinamakan sebagai titik
kritikal temperatur (Tc). YBCO adalah salah satu superkonduktor yang memiliki titik
kritikal paling tinggi yaitu sekitar 90 Kelvin atau -181​°​C, sehingga kita dapat
mendinginkan superkonduktor tersebut menggunakan nitrogen cair yang memiliki
temperatur lebih rendah yaitu sekitar -196​°​C. Ketika superkonduktor tersebut tidak
memiliki hambatan apapun, berarti superkonduktor dapat menghantarkan listrik tanpa

2
harus adanya ​energy loss atau energi yang berubah menjadi energi lain yang biasanya
berubah menjadi energi panas.

Superkonduktor ini dapat ​levitate di atas sebuah magnet karena ada efek yang
disebut sebagai ​quantum levitation ​atau quantum locking ​atau yang biasa lebih dikenal
sebagai efek meissner ​. Efek ini disebabkan oleh superkonduktor yang tidak memiliki
resistensi. Karena tidak ada hambatan maka sesuai hukum Ohm yang mempunyai
persamaan atau rumus V=I.R dimana V adalah voltase, I adalah arus listrik dan R adalah
resisten atau hambatan. Jika pada superkonduktor tidak ada hambatan, maka tidak ada
voltase yang dibutuhkan agar sejumlah arus untuk mengalir. Sehingga pada
superkonduktor, akan ada arus yang terus mengalir, yang disebut sebagai ​perpetual
current.​

Gambar 2 4 quantum locking

Setiap adanya arus atau elektron yang mengalir maka akan muncul medan magnet
disekitarnya sesuai yang dikatakan oleh Oersted. Sesuai Hukum yang dikemukakan oleh
Oersted ketika ada suatu kabel yang sedang dialiri listrik maka ada medan magnet yang
mengelilingi kabel tersebut seperti pada gambar 2.5. Jika arah arus pada suatu kabel
berubah arah maka medan magnet yang dihasilkan akan berbeda arah juga dengan
mengelilinginya searah dengan jarum jam. Saat adanya medan magnet lain yang mau
melewati superkonduktor tersebut, maka ​perpetual current tersebut akan beradaptasi agar
dapat membentuk medan magnet yang ada di dalam sehingga medan magnet lain tidak
dapat masuk ke dalam superkonduktor tersebut sehingga akan menimbulkan efek ​quantum
levitation​. Namun ada beberapa situasi dimana superkonduktor tersebut sangat tipis
sehingga ada beberapa ​flux lines dari medan magnet lain yang menembus superkonduktor

2
tersebut sehingga akan menimbulkan efek ​quantum locking dimana efek tersebut akan
membuat superkonduktor diam di posisi tertentu dalam sumbu tertentu yang sudah
ditentukan. Superkonduktor tidak akan bergerak melawan sumbu dari medan magnet
tersebut karena jika bergerak maka akan menghasilkan ​energy loss.

Gambar 2.5 Oersted Law

2.1.4 Tipe Superkonduktor

Superkonduktor memiliki 2 tipe jika dikelompokan berdasarkan titik kritikal


suhunya. Ada superkonduktor yang termasuk superkonduktor suhu rendah dan ada
superkonduktor yang tergolong dalam suhu tinggi. Yang dimaksud superkonduktor yang
memiliki suhu kritikal yang rendah adalah suhu kritikal yang dibawah suhu Pada umumnya
seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa hampir semua konduktor dapat menjadi
superkonduktor dan biasanya konduktor seperti timah memiliki suhu kritikal yang sangat
rendah. Contoh-contoh superkonduktor yang memiliki suhu kritikal yang rendah adalah
mercury (Hg) dengan titik suhu kritikal 4.2 K atau -268.98​°C, kemudian timbal (Pb)
dengan titik suhu kritikal 7.2 K, niobium-3-timah dengan suhu kritikal 18.1 K atau
-255.05°C dan masih banyak lagi.

Selain superkonduktor suhu rendah, ada juga superkonduktor suhu tinggi.


Superkonduktor yang mempunyai suhu kritikal yang tinggi biasanya campuran dari
berbagai elemen. Contoh-contoh dari superkonduktor yang bersuhu tinggi adalah seperti
yang digunakan di experimen ini yaitu ​YBa2Cu3O7 (YBCO) dengan suhu kritikal 92 K
atau -181.15​°C. Selain itu juga ada superkonduktor Bi-Sr-Ca-Cu-O (BSCCO) dengan suhu
kritikal 110 K dan Tl-Ba-Ca-Cu-O dengan suhu kritikal 125 K. dengan adanya

2
superkonduktor yang memiliki suhu kritikal yang cukup tinggi, maka kita hanya perlu
mendinginkannya dengan nitrogen cair dan saat didinginkan dapat mempertahankan
superkonduktivitasnya yang cukup lama.

Superkonduktor ini memiliki hanya 2 tipe juga yaitu superkonduktor tipe I dan
superkonduktor tipe II jika dikategorikan berdasarkan sifat kemagnetannya. tipe yang
pertama I adalah superkonduktor yang hanya memiliki satu titik kritikal pada medan
magnet dan jika superkonduktor tersebut dibawah suhu kritikal tersebut maka akan terjadi
efek meissner yang sempurna dimana ​flux lines d​ ari medan magnet tidak bisa melewati
superkonduktor dan sebaliknya jika suhu superkonduktor di atas suhu kritikal maka medan
magnet dapat melewati superkonduktor tersebut. Jika ada sebuah magnet yang didekatkan
ke superkonduktor tipe I jika sebuah magnet, maka superkonduktor tipe I tersebut tidak
akan bisa dilewati oleh medan magnet yang dihasilkan oleh magnet tersebut. Efeknya
adalah superkonduktor tersebut akan terjadi efek meissner dan jika didekatkan, maka
superkonduktor akan menjauh dari magnet tersebut.

Superkonduktor tipe II memiliki 2 titik suhu kritikal medan magnet, sehingga jika
suhu superkonduktor tersebut berada di tengah tengah kedua suhu kritikal tersebut, maka
akan terjadi percampuran efek yaitu percampuran dimana ada sebagian ​flux lines dari
medan magnet yang tidak mau melewati superkonduktor tersebut karena suhu di bawah
suhu kritikal yang pertama dan ada beberapa ​flux lines ​dari medan magnet yang dapat
melewati superkonduktor tersebut dan dan ​flux lines ​yang sebagian melewati
superkonduktor ini biasanya disebut sebagai ​flux pinning​. Biasanya percampuran ini
disebut sebagai ​mixed state​. Hal ini yang menyebabkan efek ​quantum locking dalam 3
dimensi, yang berbeda dengan efek meissner yang sempurna seperti pada gambar 2.4. Jika
superkonduktor seperti YBCO ini berada di ​mixed state maka superkonduktor ini akan
diam dalam 3 dimensi, sehingga jika diubah posisi superkonduktor tersebut, maka
superkonduktor tersebut akan diam di posisi yang sudah ditentukan. Selain superkonduktor
tidak akan berubah posisi saat ditentukan posisinya, superkonduktor juga tidak akan jatuh
saat diletakan terbalik dibawah magnet karena efek dari ​quantum locking (saat berada di
mixed state​).

2
Gambar 2 6 Mixed state, normal state dan meissner state

Gambar 2.7 perpetual current yang ada pada meissner effect

2.1.5 Nitrogen Cair

Di dalam eksperimen ini, nitrogen cair berperan sangat penting karena menjadi
pendingin untuk superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO) agar superkonduktor tersebut dapat
menyentuh suhu kritikalnya. Nitrogen cair ini jika dilihat secara fisik warnanya bening
seperti air dan memiliki densitas atau kepadatan sekitar 0.8 g/cm​³. Di dalam tekanan
atmosfer bumi, nitrogen cair memiliki titik didih sekitar 77K atau -196°C. Nitrogen cair ini
sangat berbahaya jika membuat kontak dengan jaringan tubuh makhluk hidup karena dapat
menyebabkan pembekuan yang sangat cepat dan menyebabkan efek frostbite. Untuk
menyimpan nitrogen cair ini kita harus meletakannya di tabung nitrogen cair dimana
tabung tersebut adalah tabung vakum sehingga tidak ada panas yang dapat keluar masuk.

2
Nitrogen cair ini sangatlah berlimpah karena tersedia sekitar 78% di ruas udara ini,
sehingga kita bisa menggunakan bahan dasar nitrogen yang ada di udara ini untuk
membuat nitrogen cair. Untuk membuat nitrogen cair, adalah dengan cara destilasi
fraksinasi udara. Cara mencairkan udara tersebut yaitu dengan cara pemisahan di suhu
yang rendah atau yang biasa disebut sebagai proses cryogenic.

Aplikasi nitrogen cair sangatlah banyak selain menjadi pendingin di experimen ini,
nitrogen cair juga biasanya dipakai di dunia biologi yaitu seperti media pengawet sel
reproduksi, Selain itu di dalam dunia industri, nitrogen cair juga dapat digunakan untuk
mendinginkan makanan seperti es krim.

Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih nitrogen cair sangatlah rendah yaitu
sekitar 77 K atau -196.15°C, sehingga untuk menyimpan nitrogen cair butuh wadah yang
khusus. Penyimpanan nitrogen cair ini harus dalam vakum jika ditutup sehingga tidak ada
panas yang dapat keluar maupun masuk ke dalam tanki nitrogen cair yang dapat membuat
nitrogen cair tersebut mendidih. Untuk melihat lebih dalam tentang tanki nitrogen cair
tersebut, dapat dilihat pada gambar

Gambar 2.8 Tabung nitrogen cair

2.2 Hipotesis
Jumlah nitrogen cair tidak berpengaruh terhadap durasi superkonduktor
YBa2Cu3O7 melayang diatas magnet neodymium.

2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengambilan Data


Jenis pengambilan data yang kami gunakan pada penelitian ini adalah data

kuantitatif.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan ]dilaksanakan di rumah salah satu anggota kami dikarenakan
adanya beberaoa alat dan bahan yang tidak tersedia pada Lab SMA Santa Laurensia.
Waktu yang kami butuhkan sekitar 2 minggu untuk menyelesaikan eksperimen.
3.3 Diagram Penelitian

Diagram 3 1 Diagram Penelitian

3.4 Variabel
1) Variabel Bebas : Volume nitrogen yang akan digunakan
1. 19.6 ml
2. 39.2 ml
3. 58.8 ml

2
2) Variabel Terikat : Durasi melayangnya superkonduktor diatas magnet
3) Variabel Kontrol :
1. Jenis superconduktor yang digunakan (YBCO)
2. Suhu pada superkonduktor setelah diberi nitrogen cair
3. Jumlah magnet Neodymium yang digunakan
4. Waktu perendaman superkonduktor dalam nitrogen cair
5.​ ​Tipe magnet yang digunakan (neodymium)
3.5 Instrumen Penelitian
1. Alat – alat yang digunakan yaitu :
1. Tabung nitrogen cair (2 liter)
2. Superkonduktor YBa2Cu3O7 YBCO (diameter 1.4 cm, tebal 6mm)
3. ​Infrared Thermometer
4. Stopwatch
2. Bahan yang digunakan yaitu :
1. Magnet Neodymium
2. Alumunium foil
3. Nitrogen cair
3.6 Prosedur Penelitian
1. Siapkan 4 buah magnet Neodymium dan rekatkan berjejer
2. Ukur suhu superkonduktor YBCO, pastikan suhu awal sama, gunakan ​infrared
thermometer.
3. Bungkus superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO) dengan alumunium
4. Ambil dan ukur nitrogen cair sebanyak 19.6 ml
5. Taruh superkonduktor didalam nitrogen cair dan diamkan selama 80 detik
6. Angkat dan keluarkan superkonduktor
7. Pindahkan superkonduktor keatas magnet neodymium
8. Nyalakan stopwatch dan ukur waktu yang dibutuhkan untuk dari superkonduktor
melayang hingga jatuh kembali.,
9. Ulangi eksperimen menggunakan volume nitrogen cair yang berbeda (39,2 ml dan
58.8 ml)

2
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1 Data
Volume Waktu melayang diatas magnet
No nitrogen Rata-Rata
Cair Repetisi

1 19,6 ml 19.04 detik 18.30 detik 19.01 detik 18.78 detik

2 39.2 ml 18,45 detik 19.32 detik 19.14 detik 18.97 detik

3 58.8 ml 18,50 detik 18.83 detik 19.67 detik 19 detik

Tabel 4 1 Data Eksperimen

Grafik 4.1 grafik eksperimen

Gambar 4 1 hasil eksperimen

2
4.2 Analisis

Melalui data yang sudah diperoleh, volume nitrogen cair 19,6 ml rata-rata dapat
melayangkan superkonduktor selama 18.78 detik. Sedangkan volume nitrogen cair
sebanyak 39,2 ml dapat melayangkan superkonduktor selama rata-rata 18.97 detik.
Terakhir, pada volume nitrogen cair sebanyak 58.8 ml, superkonduktor dapat melayang
selama rata-rata 19 detik. Jika dilihat dari hasil eksperimen, waktu melayang tiap volume
nitrogen cair tidak jauh berbeda satu sama lain.

Berdasarkan eksperimen, teori ​quantum locking ​dan ​meissner effect dapat


dibuktikan. ​Magnetic flux yang terdapat pada superkonduktor mampu membuat
melayangnya YBCO diatas magnet. Arus ​magnetic flux yang saling menolak dan
mengangkat superkonduktor. Superkonduktor YBCO akan tetap terkunci tiap ​axis karena
adanya ​meissner effect.​

Pada saat superkonduktor terdapat pada suhu kritikal yaitu dibawah 90 kelvin,
dapat menyebabkan superkonduktor tersebut tidak memiliki hambatan di dalamnya. Hal ini
dapat menyebabkan superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO) mengambang diatas jalur
magnet. ​Magnetic flux yang terdapat pada medan magnet di superkonduktor dapat
menembus benda tersebut karena ketebalan superkonduktor yang tipis.

Setelah diberi nitrogen cair, suhu superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO) akan


mengalami penurunan hingga dibawah 90 Kelvin. Karena sudah berada dibawah suhu
kritikal, superkonduktor dapat mengambang diatas magnet. Peristiwa ini disebut q​uantum
locking a​ tau ​meissner effect,​ yaitu sebuah teori dimana superkonduktor akan tetap pada
axis-n​ ya selama berada di atas medan magnet dan dibawah suhu kritikal.

Nitrogen cair memiliki peran penting untuk mendinginkan sekaligus menurunkan


suhu superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO). Berdasarkan hasil eksperimen, terdapat selisih

2
waktu yang tidak banyak dari ketiga volume nitrogen cair.. Nitrogen cair yang volumenya
lebih banyak hanya akan mempercepat proses penurunan suhu superkonduktor
YBa2Cu3O7 YBCO. Penambahan nitrogen cair tidak banyak mempengaruhi waktu
melayangnya superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO). Hal ini terjadi karena seberapa
banyak nitrogen cair yang digunakan untuk menurunkan suhu YBa2Cu3O7 (YBCO), pada
akhirnya suhunya akan tetap sama dan tidak berubah banyak. Jika kita ingin merubah
durasi melayang dari superkonduktor kita harus mengganti independen variabel yang
digunakan menjadi berbagai macam tipe superkonduktor atau macam-macam pendingin
untuk dapat melihat seberapa efektif penggunaan nitrogen cair pada superkonduktor
tersebut. Hal ini tidak kami lakukan karena adanya keterbatasan biaya dan sulit untuk
mencari bahan-bahan yang diperlukan,

2
BAB V
SARAN DAN KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil eksperimen, dapat dibuktikan bahwa nitrogen cair tidak mempengaruhi
waktu superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO) melayang diatas magnet. ​Jumlah nitrogen
cair yang semakin banyak juga tidak efektif dalam menambah durasi melayangnya
superkonduktor ​YBa2Cu3O7 (YBCO). Karena hanya memiliki selisih yang sedikit maka
jumlah volume nitrogen cair tidak berpengaruh terhadap durasi melayangnya
superkonduktor.

5.2 Saran
Dari eksperimen ini ditemukan kekurangan-kekurangan seperti, superkonduktor
yang suhunya cepat naik diatas suhu kritikal sehingga menyebabkan berkurangnya waktu
melayang diatas magnet neodymium. Oleh karena itu, disarankan agar saat membuat
wadah untuk superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO) agar suhu YBa2Cu3O7 (YBCO) tetap
stabil karena masih ada sisa nitrogen cair.
Selain itu, melakukan eksperimen di ruang yang hampa udara akan meingkatkan
durasi mengambangnya superkonduktor YBa2Cu3O7 (YBCO) diatas magnet karena tidak
adanya resistensi udara yang mempengaruhi gesekan pada YBa2Cu3O7 (YBCO).

2
DAFTAR PUSTAKA

1. Adir Moysés Luiz. Superconductivity Theory and Application (2011). Diakses pada
10 April 2019 dan diambil dari
http://www.issp.ac.ru/ebooks/books/open/Superconductivity_-_Theory_and_Applic
ations.pdf
2. Adir Moysés Luiz. Superconductor (2010) diakses pada 10 April 2019 dan diambil
dari ​http://www.issp.ac.ru/ebooks/books/open/Superconductor.pdf
3. Anne Marie Helmenstine Ph.D. Liquid Nitrogen Facts (2019) diakses pada 11 April
2019 dan diambil dari ​https://www.thoughtco.com/liquid-nitrogen-facts-608504​.
4. Dr Boaz Almog. Boaz Almog "levitates" a superconductor(2012) diakses pada 10
April 2019 dan diambil dari ​https://www.youtube.com/watch?v=PXHczjOg06w&t
5. Dr Robert Eagle CBE, BSc, PhD. ​Superconductivity - A Level Physics diakses
pada 10 April 2019 dan diambil dari
https://www.youtube.com/watch?v=fuloQcljFOs

2
2

Anda mungkin juga menyukai