kapasitor elektrokimia
DISUSUN OLEH :
Kelompok I
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dalam mata kuliah Seminar literatur. Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran
makalah ini.
kepada ibu Restina Bemis, M.Si. selaku dosen pengampu dan kepada semua
yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Rumusan masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................ 2
1.4 Manfaat..................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
2.1 Komposit....................................................................................... 3
2.2 Pembuatan Nanokomposit............................................................6
2.3 Kelebihan Nanokomposit...............................................................6
2.4 Aplikasi dan penggunaan Nanokomposit......................................7
2.5 Semikonduktor Metal Nanokomposit..........................................7
2.6 Superkapasitor.............................................................................. 8
2.7 Metode Hidrotermal....................................................................13
III. METODE PENELITIAN...................................................................11
3.1 Bahan.......................................................................................... 11
3.2 Sintesis NieCo LDH Pada Busa Nikel............................................11
3.3 Sintesis NiCo2S4/ NieCo LDH Pada Busa Nikel..............................11
3.4 Karakterisasi bahan....................................................................11
3.5 Pengukuran elektrokimia............................................................12
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................13
V. PENUTUP.......................................................................................... 18
5.1 Kesimpulan................................................................................. 18
5.2 Saran.......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 19
2
I. PENDAHULUAN
Dimana beberapa energi bersih dan terbarukan seperti solar, angin dan energi
dari air pasang sifatnya tidak stabil dan bersifat sementara, selain itu juga
untuk pemurnian yang efisien dari energi ini. Superkapasitor sebagai alat
pseudocapasitors.
Dalam beberapa tahun terakhir berbagai jenis bahan elektroda seperti oksida
logam transisi, hidroksida dan sulfide telah dipelajari secara ekstensif untuk
hybrid kinerja tinggi .Baru-baru ini, Spinel NiCO2S4 telah menarik banyak minat
kimia redoks yang kaya dan konduktivitas yang sangat baik. banyak NiCO2S4
1
Selain struktur nano single-komponen yang disebutkan di atas, beberapa
nanosheets dengan ukuran yang lebih kecil di Ni-Co LDH nanosheets, struktur
elektrokimia dari bahan. NiCO2S4 / Ni-Co LDH langsung ditanam di busa nikel,
lebih tinggi dari Ni-Co LDH nanosheets dan NiCo2S4 nanosheets berpori.
superkapasitor ?
3. Bagaimana pengukuran elektrokimia dan kapasitif dari NiCO2S4/Ni-Co
I.3 Tujuan
LDH
2. Mengetahui bagaimana aplikasi nanokomposit NiCO2S4/Ni-Co LDH
sebagai superkapasitor
2
3. Mengetahui bagaimana pengukuran elektrokimia dan kapasitif dari
NiCO2S4/Ni-Co LDH dengan Ni-Co LDH nanosheets dan NiCO2S4
nanosheets berpori
I.4 Manfaat
efesien.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komposit
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau
material baru yaitu komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik
suatu bahan komposit adalah tunggal dimana merupakan susunan dari paling
tidak terdapat dua unsur yang bekerja bersama untuk menghasilkan sifat-sifat
prakteknya komposit terdiri dari 2 bagian utama yaitu fase kontinu (matriks)
dan fase diskontinu (penguat). Matriks berfungsi untuk perekat atau pengikat
dan pelindung. Matriks yang umum digunakan adalah polimer, metal, keramik,
dan lain-lain. Penguat (reinforcing) dapat berupa serat atau partikel, yang
berfungsi sebagai penguat dari matriks. Penguat yang umum digunakan adalah
Ciri-ciri bahan komposit adalah energi retakan besar, mudah dibuat dari
sifat-sifat seratnya.
4
Gambar 2.1. Diagram klasifikasi bahan komposit (Nicolais, dkk. 2011).
Serat merupakan bahan yang kuat, kaku, dan getas. Karena serat yang
terutama menahan gaya yaitu: perekatan (bonding) antara serat dan matriks
(interfacial bonding) sangat baik dan kuat. Sehingga serat tidak mudah lepas
Pengisi (filler) berfungsi sebagai penguat dari matriks. Secara garis besar
5
Istilah nanoteknologi digunakan untuk mendeskripsikan kreasi dan
ekploitasi suatu material yang memiliki ukuran struktur diantara atom dan
10-9m). Sifat dari material dengan dimensi nano sangat berbeda secara
signifikan dari atomnya juga dari partikel besarnnya. Kontrol yang baik
Terjadi perkembangan yang sangat cepat dari ilmu dan teknologi nano
hasil dan paradigma terakhir pada masalah ini. Beberapa metode sintesis
nanopartikel (kabel nano dan tabung nano) dan perakitanya telah ditemukan.
Kabel nano dan tabung nano dengan variasi materi anorganik telah ditemukan,
Tuntutan membuat segala sesuatu menjadi ringan dan kuat adalah hal
yang wajar di era teknologi seperti saat ini. Misalnya, tuntutan menghasilkan
mobil berbobot ringan. Hal ini mendorong produsen komponen mencari material
baru yang lebih ringan dari logam, tapi memiliki kekuatan lebih baik. Dan,
akhir ini mendapat perhatian serius dari para ilmuwan. Berbagai penelitian pun
terus didilakukan, mengacu pada ide yang sangat sederhana, yaitu menyusun
sebuah material yang terdiri atas blok-blok partikel homogen dengan ukuran
nanometer.
lahir dengan sifat-sifat fisis yang jauh lebih baik dari material penyusunnya. Hal
6
Salah satu contoh yang terkenal dan terjadi dengan sendirinya di alam
tingkat, yang terbuat dari tablet keramik dan ikatan-ikatan organik. Partikel-
didapatkan material baru yang memiliki beberapa fungsi dalam waktu sama
perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih bahan merupakan
logam alloy, keramik, kopolimer, plastik berpengisi, atau apa saja campuran dua
struktur yang berbeda. Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas
padatan inorganik yang tersusun atas komponen organik. Selain itu, material
7
mekanik komposisit tersebut jauh di atas kekuatan polimer itu sendiri. Hasil
yang diperoleh adalah material yang ringan dengan kekuatan tinggi. Makin
bahan konvensional seperti logam. Misalnya memiliki densiti yang jauh lebih
rendah daripada bahan konvensional. Hal ini jelas memberi implikasi yang
kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan konvensional.
tahanan lelah (fatigue resistance) yang baik, tahan korosi, dan memiliki
(Hadiyawarman,dkk, 2008).
antara lain: produksi bubuk nano keramik dan material lain, nanokomposit,
untuk menyimpan hidrogen, chip DNA dan chip untuk menguji kadar logam
mendeteksi gen maupun mendeteksi obat dalam bidang kedokteran. Selain itu,
nano lebih lanjut dapat diaplikasikan dalam pebuatan laser jenis baru,
nanosensor, nanokomputer (yang berbasis tabung nano dan material nano), dan
generasi baru, tipe baru dari ferromagnets, serta semen kuat yang mudah
dibentuk. Contoh materi dari struktur nano yaitu nanokomposit Co/WC serta
8
2.5 Semikonduktor Metal Nanokomposit
Dengan mendisain semikonduktor-metal komposit partikel nano
berikut)
logam inert pada partikel nano semikonduktor merupakan sebuah faktor yang
ini, secara normal dianggap bahwa logam inert berperan sebagai pusat untuk
pembawa muatan pada induksi foto dan proses transfer muatan antar
komponen yang dibuat dari logam dengan komposit karena terbukti komposit
sifat kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan
memilih kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat
material komposit dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk
9
2.6 Superkapasitor
Superkapasitor merupakan teknologi baru yang dikembangkan dari
bahan dielektrik yang tipis untuk mencapai nilai kapasitansi yang jauh lebih
akan memiliki rapat energy yang jauh lebih besar disbanding dengan kapasitor
konvensional dan memiliki rapat daya jauh lebih besar daripada baterai.
Sehingga, superkapasitor akan menjadi solusi yang sangat baik sebagai piranti
penyimpan energi.
Dalam kehidupan yang serba modern saat ini, energy listrik menjadi
kebutuhan utama yang tidak dapat dielakkan. Bebagai teknologi yang ada saat
penyimpan energi. Namun, kendalanya baterai memiliki rapat daya yang cukup
kecil disamping itu juga dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengecas
(penimpanan) enegi listrik kedalam piranti tersebut. Oleh sebab itu, dibutuhkan
teknologi yang memiliki rapar energi dan rapat daya yang lebih besar serta
dimasa mendatang.
Sejauh ini telah terdapat minat yang besar dikalangan para peneliti
kapasitor konvensional.
Kapasitor konvensional terdiri dari dua elektroda yang dipisahkan oleh bahan
tersebut akan tetap terpisah oleh bahan dielektrik yang mengisi ruang
10
perbandingan antara muatan yang tersimpan dalam kapasitor (Q) dengan
kerapatan dapat dihitung sebagai jumlah per satuan massa atau per unit
kapasitansi:
1
E= 2 cv2 (3)
Secara umum, daya P adalah energi yang dikeluarkan per satuan waktu. Untuk
11
Gambar 1. Kapasitor konvensional
oleh resistensi ini. Ketika diukur pada impedansi penyesuaian (R=ESR), yang
yang relatif tinggi, namun relatif rendah kepadatan energi bila dibandingkan
dengan baterai elektrokimia dan baterai. Baterai dapat menyimpan lebih banyak
secara cepat, yang berarti bahwa kerapatan daya rendah. Disisi lain, kapasitor
menyimpan energi per satuan massa atau volume relatif lebih kecil, tapi energi
12
listrik dapat disimpan dengan cepat untuk menghasilkan banyak daya, sehingga
elektroda A dibuat lebih besar dan ketebalan bahan dielektrik dibuat jauh lebih
baterai elektrokimia dan baterai, yaitu kerapatan daya lebih tinggi, pengisian
lebih pendek, dan siklus hidup dan umur simpan yang lebih lama. Gambar 2
13
Gambar 3. Performa Superkapasitor
disebut dengan "Ragone plot." Grafik tersebut menyajikan rapat daya berbagai
yang dimiliki baterai dan fuel cell. Dalam makalah ini dideskripsikan taksonomi
Setiap kelas memiliki mekanisme yang unik dalam menyimpan muatan, yaitu
permukaan oleh proses fisik yang tidak melibatkan terbentuk atau terputusnya
ikatan kimia.
14
1. Electrochemical double-layer capacitors (EDLCs)
Karena tidak ada transfer muatan antara elektrolit dan elektroda, tidak
terdapat bahan kimia atau komposisi muatan yang terkait dengan proses non-
Faradaic. Untuk alasan ini, muatan yang tersimpan di EDLCs sangat reversibel
umumnya beroperasi dengan performa yang stabil dengan banyak siklus charge-
umumnya terbatas pada hanya sekitar 103 siklus. Karena stabilitas siklusnya,
EDLCs sangat cocok untuk aplikasi pada wilayah yang sulit dijangkau seperti
rendah dan memiliki ukuran pori lebih kecil dibandingkan dengan elektrolit
breakdown yang lebih rendah. Oleh karena itu, pemilihan antara larutan
tegangan.
2. Psudokapasitor
15
Berbeda dengan EDLCs yang menyimpan muatan secara elektrostatis,
energi yang lebih besar dari EDLCs. Terdapat dua material elektroda yang
3. Kapasitor Hibrid
Faradaic dan non Faradaic untuk menyimpan energi. Kapasitor hibrid dapat
mencapai dapat mencapai rapat energi dan daya lebih besar dibandingkan
EDLCs tanpa mengurangi stabilitas siklusnya. Saat ini riset telah difokuskan
pada tiga jenis kapasitor hibrid yaitu kapasitor dengan elektroda komposit,
teknik atau cara kristalisasi suatu bahan atau material dari suatu larutan
dengan kondisi suhu dan tekanan tinggi. Sintesis metode hidrotermal umumnya
maksimum pada alat 400 Bar). Proses pelarutan dan pertumbuhan kristalnya
dilakukan dalam bejana tertentu yang disebut otoklaf (autoclave), yaitu berupa
suatu wadah terbuat dari baja yang tahan pada suhu dan tekanan tinggi.
pada keadaan temperatur diatas 200C dan tekanan diatas 100 barr. Hal
yang digunakan adalah barium karbonat dan stronsium karbonat. Kristal yang
16
media. Bateman (1956) menyatakan bahwa larutan hidrotermal adalah suatu
cairan atau fluida yang panas, kemudian bergerak naik ke atas dengan
17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Bahan
Kobalt klorida heksahidrat (CO(NO3)2.6H2O), nikel klorida heksahidrat
(Ni(NO3)2.6H2O), heksametilenatetramina (HMT,C6H12N4), tioacetamida (TAA,
CH3C5NH2) dan kalium hidroksida (KOH) dibeli dari Sinopharm Chemical
Reagent Co. Dengan tingkat analisis dan digunakan tanpa pemurnian lebih
lanjut.
dalam autoklaf. Sepotong busa nikel (2 cm, 2 cm) yang telah dicuci dengan
aseton, etanol dan air deionisasi direndam ke dalam larutan di atas. Autoklaf
dikunci dan dipanaskan pada 100C selama 10 jam. Setelah itu, Busa nikel
yang mengandung NieCo LDH berulang kali dicuci dengan air deionisasi untuk
yang disusun dalam autoklaf. Busa nikel yang mengandung NieCo LDH
Autoklaf dikunci dan dipanaskan pada 107 C selama 10 jam. Setelah itu, busa
nikel berulang kali dicuci dengan air deionisasi, dan dikeringkan di bawah
vakum pada 50 C selama 2 jam. Massa pemuatan NiCo2S4 / NieCo LDH pada
sampel yang diamati oleh mikroskop elektron scanning (SEM, Hitachi S-4800),
mikroskop elektron transmisi (TEM) dan resolusi tinggi TEM (HRTEM, FEI
11
Tecnai G2 20).
Bahan aktif busa nikel dimuat (1,0 cm 1,0 cm) bertindak sebagai elektroda
12
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
memiliki satu, dua, atau tiga dimensi yang kurang dari 100 nanometer (nm),
atau struktur padat dengan dimensi berskala nanometer yang berulang pada
jenis seperti itu terdiri atas padatan anorganik yang tersusun atas komponen
organik. Contoh nanokomposit yang ekstrem adalah media berporos, koloid, gel,
interaksi yang tinggi. Makin banyak partikel yang berinteraksi, kian kuat pula
material. Inilah yang membuat ikatan antarpartikel makin kuat, sehingga sifat
tidak selamanya akan meningkatkan sifat mekaniknya. Ada batas tertentu yang
13
Pertemuan antara logam dengan semikonduktor secara tidak langsung
logam inert pada partikel nano semikonduktor merupakan sebuah faktor yang
ini, secara normal dianggap bahwa logam inert berperan sebagai pusat untuk
pembawa muatan pada induksi foto dan proses transfer muatan antar
sifat kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan
memilih kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat
material komposit dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk
LDH. Pada langkah kedua, hidrolisis TAA dirilis H 2 S, dan reaksi antara Ni e Co
LDH dan H2S dalam hasil fase uap dalam pembentukan NICO2S4 pada
kristalografi dari sampel asobtained. Untuk menghindari efek dari busa nikel,
14
Pada gambar ini menunjukkan pola XRD khas dari Ni e Co LDH, puncak
(JCPDS No. 38-715) dan Sebuah- Co (OH) 2. Pola XRD dari NICO 2 S 4 /Ni e Co
LDH, tiga puncak lemah di 31,1 , 38,0 dan 54,9 dapat diindeks ke fase kubik
komposit.
15
Unsur-unsur permukaan Nico 2 S 4 / Ni e Co LDH sampel dianalisis
Co LDH sampel. Puncak pada 163, 531, 781 dan 855 eV sesuai dengan S 2p, O
spektrum setiap elemen ditunjukkan pada Ara. 2 . Puncak XPS di spektrum ini
wilayah, yang puncak yang kuat di 781,2 dan 796,4 eV dikaitkan dengan Co 2p
3/2 dan Co 2p 1/2, sedangkan puncak lemah dan luas di 784,3 dan 803,6 eV
dan satelit puncak pada 861,1 dan 879,2 eV dapat jelas terlihat. Mirip dengan
Co elemen, Ni 2p 3/2 dan 2p Ni 1/2 puncak juga bisa fi tted ke puncak sesuai
16
[ 35] . Perbandingan atom Ni dan Co adalah 1: 1,72, yang dekat dengan rasio di
tted menjadi dua puncak. Itu fi puncak tted di 531,1 eV dapat dikaitkan dengan
ion hidroksil dan puncak pada 532,0 eV dapat dikaitkan dengan oksida logam
[36] . XPS spektrum S 2p ditunjukkan pada Ara. 2 d, puncak pada 162,0, 163,5
dan 168,0 eV dapat ditugaskan untuk S 2p 3/2, S 2p 1/2 dan puncak satelit,
banyak nanosheets tipis dan nanosheets ini saling berhubungan satu sama lain.
17
sampel ditunjukkan pada Ara. 3 d. Hal ini jelas bahwa banyak nanosheets kecil
kisi 0.54 nmwhich cocok dengan (111) bidang kisi Nico 2 S 4. Pembentukan Nico
Reaksi antara Ni-Co LDH dan H2S terjadi di atmosfer uap. Suasana uap
waktu 2 jam, seperti yang ditunjukkan pada Ara. S2 . Hasil ini menunjukkan
bahwa reaksi dalam fase uap jauh lebih lambat dibandingkan dalam larutan.
Alasannya dapat dikaitkan dengan makan lebih lambat dari bahan bereaksi dan
kecepatan difusi lambat dalam fasa uap. Kondisi bereaksi unik mengarah pada
18
Pertunjukan elektrokimia dari NiCO2S4/Ni-Co LDH sebagai baterai-jenis
elektroda diukur dalam sel tiga elektroda dengan menggunakan Pt plat meja
LDH elektroda di jendela potensial 0 e 0,5 V pada tingkat pemindaian mulai dari
redoks dapat dilihat di kurva CV, yang kembali fl ECTS perilaku Faradaic
menunjukkan kurva CV dari NiCO2S4 / Ni-Co LDH elektroda dan busa Ni murni
pada tingkat scan 100mV s 1. Kurva CV dari busa Ni adalah garis lurus,
19
Jelas bahwa waktu pembuangan NiCO2S4/Ni-Co LDH adalah terpanjang.
spesifik fi c kapasitansi dihitung dari kurva debit ini 1546, 1239 dan 1275 F g 1
kapasitansi dari NiCO2S4/Ni-Co LDH elektroda juga sebanding atau lebih baik
padatabel.
20
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
nanocomposites secara langsung dimuat pada busa nikel, dan dapat diterapkan
NiCO2S4/Ni-Co LDH lebih baik dari nanosheets Ni-Co LDH dan nanosheet
superkapasitor.
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Bateman, A.M., 1981. Mineral Deposit 3rd edition. Jhon Wiley and Sons, New
York.
112(1):236-246.
Dorfner, Konrad dan Anton J. Hartomo. 1995. Iptek Penukar Ion. Edisi Pertama.
19
Hadyawarman, dkk. 2008. Fabrikasi Material Nanokomposit Superkuat, Ringan
Kim, I. H. and K. B. Kim. 2001. "Ruthenium oxide thin film electrodes for
Kumar, A.P., Dilip Depan, Namrata Singh Tomer, Raj Pal Singh. (2009).
Muller, Ulrich. 2006. Inorganic Strctural Chemistry. USA: Jhon Willey & Sons
Maret 2017.
Nicolais, L., Milella, E., Meo, M., (2011). Composite Materials: a Vision for the
309.
VCH,Weinhem.
20