SKRIPSI
OLEH :
NIM : 011602573125007
FAKULTAS TEHNIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA
JAKARTA
2018
i
ii
iii
Pemanfaatan Kulit Mangga Sebagai Bahan Baku Arang Aktif dengan
Variasi Konsentrasi NaOH dan Suhu
Utilization of Mango Skin as Active Charcoal Raw Material with Variations in
NaOH Concentration and Temperature
ABSTRAK
Mangifera indica atau lebih dikenal dengan Pohon mangga merupakan nama
sejenis buah, demikian juga pohonnya. Dengan memanfaatkan kulit mangga
untuk menjadikannya sebagai Karbon Aktif dapat menjadikan sumber penelitian
terbaru. Pembuatan Arang aktif dari kulit mangga ini digunakan Aktivator NaOH
0,5 N, 1 N dan 5 N dengan pemanasan 400 oC dan 500 oC selama ± 40 menit.
Analisis dilakukan untuk mengetahui waktu dan suhu karbonisasi terbaik dalam
pembuatan karbon aktif dari kulit mangga. Penelitian ini mengacu pada Syarat
Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 dengan Daya Serap terhadap larutan I2
minimal 750 mg/gram, Kadar Air Maksimal 15% dan Kadar Abu 10%. Didapat
hasil penelitian Daya serap terhadap I2 tertinggi Pada suhu 400 °C konsentrasi
NaOH 5 N penyerapannya 831,5448 mg/g dan terendah pada suhu 500 °C
konsentrasi NaOH 0,5 N penyerapannya 753,5503 mg/g. kadar air yang paling
tinggi Pada Suhu 400 °C konsentrasi NaOH 1 N sebesar 15,3% dan terendah pada
suhu 500 °C konsentrasi NaOH 0,5 N sebesar 9,1%. kadar abu yang paling tinggi
Pada Suhu 500 °C konsentrasi NaOH 0,5 N sebesar 9,98% dan yang paling
rendah pada suhu 400 °C konsentrasi NaOH 5 N sebesar 6,35%.
Kata Kunci: Karbon Aktif, Kulit Mangga.
ABSTRACT
Mangifera indica or better known as mango tree is the name of a type of fruit, as
well as the tree. By utilizing mango skin to make it as Activated Carbon can make
the latest research source. The manufacture of activated charcoal from mango skin
was used by NaOH 0.5 N, 1 N and 5 N activators by heating 400 oC and 500 oC
for ± 40 minutes. Analysis was carried out to determine the best carbonization
time and temperature in the manufacture of activated carbon from mango skin.
This research refers to SNI 06 - 3730 - 1995 Active Carbon Quality Requirements
with Absorption Capacity of I2 solution of at least 750 mg / gram, Maximum
Moisture Content of 15% and Ash Content of 10%. Obtained research results in
the highest absorption of I2 at a temperature of 400 ° C the concentration of
NaOH 5 N absorption 831,5448 mg / g and the lowest at a temperature of 500 ° C
concentration of 0.5 N NaOH absorption 753,5503 mg / g. the highest water
content at a temperature of 400 ° C 1 N NaOH concentration of 15.3% and the
lowest at a temperature of 500 ° C 0.5 N NaOH concentration of 9.1%. the highest
ash content at a temperature of 500 ° C 0.5 N NaOH concentration of 9.98% and
the lowest at a temperature of 400 ° C 5 N NaOH concentration of 6.35%.
Keywords: Activated Carbon, Mango Skin.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
Skripsi ini merupakan tugas akhir dan syarat untuk melengkapi pendidikan di
Baku Arang Aktif dengan Variasi Konsentrasi NaOH dan Suhu” disusun
Depok.
1. Ir. Nurhayati, M.Si. selaku Dekan di Universitas Satya Negara Indonesia dan
2. Dr. Yusriani Sapta Dewi, M.Si. selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan
4. Kedua orang tua saya Uus Rusmana, S. Pd., dan Teti Rusnaeni yang telah
v
5. Kedua adik saya Deni Ismayana dan Fandi Janwar Triana yang telah selalu
7. Rekan kerja Validasi Data Bank Danamon Indonesia Abdul Muis yang telah
8. Teman-teman saya Wirda Fajriati, Diar Indriani, Rizka Juwita, Silvie Yuniar ,
Nia Damayanti, Vania Mita P, Tri Astuti dan Ayu Paramita yang tak bosan
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik agar
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................ iv
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................... 5
1.3. Tujuan ................................................................................. 5
1.4. Kegunaan Penelitian ......................................................... 5
vii
2.3.3. Jenis-jenis Adsorpsi ............................................. 33
2.3.4. Faktor-faktor Adsorpsi ............................................. 34
2.4. NaOH (Natrium Hidroksida) ............................................. 36
LAMPIRAN ............................................................................................. 73
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak ada satupun benda yang ada dibumi ini diciptakan tanpa manfaat
sama sekali, yang membuat benda-benda atau suatu material terbuang begitu saja
karena ketidak tahuan kita untuk mengolahnya agar menjadi lebih bermanfaat. Hal
yang kita anggap limbah padahal sebenarnya ia memiliki manfaat segudang bagi
kehidupan manusia. Buah Mangga contohnya dari biji, daging buah dan kulitnya
mempunyai manfaat.
Dalam penelitian ini digunakan kulit mangga yang dimana kulit mangga
aktif dalam penelitian ini adalah karena arang aktif sendiri dapat dibuat dari bahan
mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif, antara lain : tulang, kayu
penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan
tumbuh-tumbuhan maka penulis mencoba inovasi baru untuk membuat arang aktif
1
2
karena untuk membuktikan apakah kulit mangga dapat digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan arang aktif atau tidak karena dilihat dari kandungan air
nya bahwa buah mangga sendiri mempunyai kadar air yang cukup banyak yaitu
86-90% dan belum adanya penelitian tentang pembuatan arang aktif dari kulit
mangga itu sendiri. Bila penelitian ini berhasil dan dapat dimanfaatkan dalam
jangka waktu yang lama maka pembuatan arang aktif dari kulit mangga ini dapat
meningkatkan daya jual dan manfaat dari kulit mangga itu sendiri yang bermula
hanya sekedar limbah dan sekarang dapat menghasilkan manfaat yang lebih
penting yaitu sebagai bahan adsorben dan untuk menjadi bahan penelitian lebih
lanjut karena pembuatan arang aktif dari kulit mangga belum banyak
mengabsorbsi bau, warna, gas, dan logam. Pada umumnya karbon aktif digunakan
sebagai bahan penyerap dan penjernih. Kebutuhan Indonesia akan karbon aktif
pemakaian karbon aktif pada sektor industri. Kebutuhan karbon aktif terus
dkk,2003). Sehingga pembuatan karbon aktif dari kulit buah mangga mempunyai
prospek yang sangat cerah bagi perkembangan industri yang dalam prosesnya
Dari uraian di atas, salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk
karbon aktif di Indonesia dan menambah nilai ekonomis dari bahan baku
pembuatan karbon aktif itu sendiri oleh karena itu kulit mangga sebagai inovasi
baru untuk pembuatan arang aktif ini diupayakan dapat dikembangkan secara
lebih lanjut.
Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai
adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan
kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan
fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif.
dilakukan pengujian daya serap terhadap iodium, kadar air dan kadar abu.
Adapun peneliti terlebih dahulu tentang pembuatan arang aktif dari kulit
“Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit Buah Mahoni dengan Perlakuan Perendaman
dalam Larutan KOH” menguji daya serap terhadap Iodium yang mana dihasilkan
semakin besar konsentrasi larutan KOH maka absorbsinya semakin besar, hal ini
membuka pori dari karbon aktif sehingga daya serap karbon yang dihasilkan
semakin besar.
dan Mn” berdasarkan hasil penelitian, karbon aktif limbah kulit pisang kepok
mempunyai nilai kadar abu, daya serap terhadap iodium , luas permukaan dan pH
dengan nilai yang sangat tinggi didasarkan pada SNI, hanya kadar air yang masuk
sebelum arang aktif diaktifasi dan perbedaan variasi dosis karbon aktif
karena pada saat dilakukannya proses aktivasi maka larutan kimia (aktivator)
dapat mengikat senyawa tar yang terkandung pada karbon tersebut, semakin
tinggi konsentrasi dari aktivator maka kemampuan untuk mengikat senyawa tar
semakin besar sehingga menyebabkan luas permukaan karbon aktif semakin luar
Dalam penelitian ini karbon aktif dari kulit mangga dapat dibuat secara
sederhana dengan cara proses karbonisasi pada suhu 400 OC dan 500 OC dan di
dari kulit mangga ini dapat menghasilkan penemuan atau inovasi baru dalam
dunia penelitian pembuatan arang aktif dan menambah sumber referensi dalam
Perbedaan sifat fisik, dan daya adsorbsi arang aktif dari kulit mangga
1.3. Tujuan
Waktu dan suhu karbonisasi terbaik dalam pembuatan arang aktif dari kulit
Sebagai bahan penelitian terbaru untuk pembuatan Arang Aktif dari kulit
LANDASAN TEORI
2.1. Mangga
indica (Kurniawan,2017).
pepohon buah buahan lainnya dan termasuk tumbuhan tingkat tinggi dengan
berkayu yang memiliki tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai
6
7
Mangifera indica L. adalah buah tropikal yang berasal dari Asia dan
sudah tumbuh sekitar 4000 tahun dan sekarang dapat ditemukan di semua
7
8
Buahnya tersusun atas bagian daging yang kuning, biji tunggal, dan kulit
Bengkulu, Sumsel, Jambi, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan yang lainnya
Januari sampai Juni diisi oleh panen di Sumatera Utara, DI Aceh, dan
8
9
panen mangga dari provinsi ini mencapai 36.25% dari total luas panen
167.947 ton atau 19.99% dari total produksi mangga di Jawa Timur.
sangat bagus untuk keremajaan kulit dan mencegah kanker. Karena didalam
penumpas kanker yang baik. Kandungan asam galat yang ada di buah
mangga, sangat baik buat pencernaan, selain itu kadungan riboflavin buah
(Kurniawan,2017).
9
10
a. Anti Oksidan
(ekstrak kulit batang Mangifera indica L.) dengan Besi (Fe3+) telah
10
11
b. Antidiabetes
c. Antiinflamasi
Buah mangga yang setiap tahunnya dapat kita jumpai dan dapat kita
seperti keripik kulit mangga yang lebih menghasilkan nilai yang lebih
11
12
indica)
Mencit Putih Jantan” dengan hasil penelitian adanya efek pemberian ekstrak
fibre, dan beberapa enzim aktif. Flavonoid adalah senyawa fenol yang
12
13
telah bebas dari deposit, permukaannya luas dan pori-porinya telah terbuka,
sehingga memiliki daya serap tinggi. Untuk meningkatkan daya serap arang,
maka bahan tersebut dapat diubah menjadi arang aktif melalui proses
khusus untuk mendapatkan daya adsorpsi yang tinggi. Karbon aktif dapat
adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas
permukaan. Daya serap karbon aktif sangat besar yaitu 25-1000% terhadap
berupa proses aktivasi baik secara fisika maupun secara kimia. Aktivasi
terbuka lebar sehingga daya serapnya akan semakin besar untuk menyerap
bahan yang berfase cair maupun berfase gas (Sembiring dkk, 2003).
13
14
Jadi perbedaan arang dan arang aktif dapat kita lihat dari sifat
Arang aktif telah terbebas dari deposit hidrokarbon karena sudah diaktivasi,
memecahkan hidrokarbon.
Bila kita menyentuh karbon maka akan hitam tangan kita namun bila
kita menyentuh karbon aktif maka tangan kita tidak menjadi kotor atau
hitam itu dikarenakan senyawa tar pada karbon aktif sudah teroksidasi
difokuskan pada sifat adsorpsi dari pada struktur porinya. Bentuk pori
bervariasi yaitu berupa: silinder, empat persegi panjang, dan bentuk lain
yang tidak teratur. Syarat Mutu karbon aktif menurut SNI 06 – 3730 – 1995
14
15
Persyaratan
No Uraian Satuan
Butiran Serbuk
Bagian yang hilang pada pemanasan
1 % Max 15 Max 25
950 0C
2 Kadar Air % Max 4,5 Max 15
3 Kadar Abu % Max 2,5 Max 10
4 Daya serap terhadap larutan I2 mg/gram Min 750 Min 750
5 Karbon Aktif Murni % Min 80 Min 65
Sumber : Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, LIPI 1997.
karbon dengan atom-atom seperti oksigen dan nitrogen, yang berasal dari
sifat amfoter pada karbon, sehingga karbon aktif dapar bersifat sebagai asam
atas lapisan bidang datar dimana atom-atom karbon tersusun dan terikat
15
16
proses aktivasi oleh interaksi radikal bebas pada permukaan karbon dengan
16
17
kadar tinggi.
17
18
mm. jenis ini umumnya digunakan dalam aplikasi fasa cair dan gas.
pengolahan air, air limbah dan air tanah, pemurni pelarut dan
3. Bentuk pellet
18
19
Saat ini, arang aktif telah digunakan secara luas dalam industri
19
20
membuka pori-pori karbon arang yang awalnya dengan luas 2 m2/g menjadi
300-2000 m2/g sehingga disebut arang aktif. Ada 2 cara mengaktifkan arang
menggunakan uap air pada suhu 900-1000 oC atau dengan cara dehidrasi
karbon baik yang berasal dari tumbuhan, binatang dan barang tambang.
Bahan-bahan tersebut antara lain kayu, serbuk gergajian kayu, batu bara,
tulang binatang dan lain-lain. Secara umum proses pembuatan karbon aktif
20
21
A. Dehidrasi
baku dengan cara pemanasan didalam oven dengan temperatur 170 oC.
hasil seperti tar, methanol, fenol dan lain-lain. Hampir 80% unsur
karbon yang diperoleh pada suhu 400-600 oC (Smikes & Cerny, 1970).
B. Karbonisasi
Pada suhu ini kandungan air bahan mulai terlepas dan terbentuk
Pada suhu ini air yang teradsorbsi oleh partikel kulit mangga akan
banyak.
21
22
semakin banyak. Produk utama yang berupa gas adalah CH4, H dan
1. Waktu karbonisasi
sempurna sehingga hasil arang semakin turun tapi cairan dan gas
2. Suhu pemanasan
22
23
3. Kadar air
Bila kadar air dalam bahan tinggi, pembakaran berjalan kurang baik
4. Ukuran bahan
C. Aktivasi
arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
23
24
oksidasi gas: Steam, CO2, dan O2 pada suhu elevasi. Atau dengan bahan
kimia seperti KOH, NaOH, CaCl2, HCl dan lain-lain (Mirsa, Restu,
2013).
pada reaktor suhu tinggi ( 600 – 1000 oC ) dan proses ini terjadi saat
24
25
demikian cara aktifasi kimia ini lebih mudah dilakukan. Mutu arang
Restu, 2013).
menghindari sampel menjadi abu pada saat pemanasan yang terlalu tinggi.
fungsinya:
mampu melewatinya.
Arang jenis ini digunakan untuk menyerap kotoran atau zat yang
25
26
masuk. Biasanya arang tersebut terbuat dari batu bara atau selulosa.
26
27
dikehendaki.
6. Dalam budi daya udang dan benur berguna untuk pemurnian air,
11. Kegunaan yang lain antara lain sebagai penghilang bau dalam kamar
oil, karet, larutan asam, metanol, etil asetat dan lain-lain (Sembiring,
dkk. 2003).
Dalam pembuatan arang aktif ada beberapa tahap yang harus dilakukan
27
28
hidrokarbon).
Proses aktivasi pada arang secara umum ada tiga antara lain fisika, kimia
antara lain NaOH, KOH, HCl, H2SO4, ZnCl2, NaCl, CaCl2, MgCl2, H3PO4,
tinggi konsentrasi aktivator maka semakin kuat untuk mengikat senyawa tar
2.3. Adsorpsi
zat lain. Zat yang diserap disebut fase terserap (adsorbat), sedangkan zat
yang menyerap disebut adsorben. Kecuali zat padat, adsorben dapat pula zat
cair. Karena itu adsorpsi dapat terjadi antara : zat padat dan zat cair, zat
padat dan gas, zat cair dan zat cair atau gas dan zat cair (Mirsa, Restu,
2013).
28
29
terlarut yang ada dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap.
Adsorpsi adalah masuknya bahan yang mengumpul dalam suatu zat padat.
Keduanya sering muncul bersamaan dengan suatu proses maka ada yang
pada tanah liat maupun padatan lainnya, namun unit operasinya dikenal
sebagai adsorpsi. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair,
mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya yang
mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair,
absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam adsorben sedang pada adsorpsi,
dan adsorpsi berlangsung pada dinding pori-pori yang sangat kecil, luas
29
30
dkk, 2010).
berpori, yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-
untuk menyerap. Sifat ini didasari pada padatan sifat karbon aktif yang
memiliki luas permukaan atau pori-pori yang besar. Daya serap karbon aktif
larutan terkontak dengan butiran karbon aktif yang berpori, maka molekul-
molekul zat terrlarut tertarik pada permukaan pori dan tertahan ditempat
30
31
permukaan adsorben.
untuk menyerap. Sifat ini didasari pada padatan sifat karbon aktif yang
memiliki luas permukaan atau pori-pori yang besar. Daya serap karbon aktif
31
32
larutan terkontak dengan butiran karbon aktif yang berpori, maka molekul-
molekul zat terrlarut tertarik pada permukaan pori dan tertahan ditempat
1. Tahap Adsorpsi
untuk senyawa organik dengan berat molekul BM) lebih besar dari
2. Tahap Desorpsi
dengan pemansan.
c. Menurunkan tekanan
32
33
3. Tahap Recovery
Tahap ini merupakan tahap pengolahan dari gas, uap atau molekul
a. Kondensasi
b. Dibakar
Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik
gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan
tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat
sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif
33
34
Van der Walls atau melalui ikatan hidrogen. Dalam adsorpsi kimia
1. Luas permukaan
2. Jenis adsorbat
kemampuan adsorpsi
34
35
penyisihan.
4. Konsentrasi Adsorbat
adsorben.
5. Temperatur
6. pH
adsorpsi.
7. Waktu Kontak
35
36
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api,
atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida
terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium
hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia
basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan
deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan
Sorensen. NaOH bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon
dioksida dari udara bebas. NaOH sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi
secara eksotermis. NaOH juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun
kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH.
NaOH tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium
hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Anwardah,
2016).
36
37
pembuatan sabun dan detergen, pembuatan pulp dan kertas, penetralan asam pada
Sifat Fisik
Rumus molekul NaOH
Massa Molar 40 g/mol
Penampilan Berwarna putih
Densitas 2.1 g/cm3
Titik Didih 1390 oC
Bentuk Padatan
Sumber: Anonim, 1995.
3. Natrium hidroksida ini juga merupakan zat kimia yang mudah terionisasi
37
38
5. Bisa didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga pHnya netral
(Faizeinstein,2011).
Adsorpsi Logam Cu2+” Pada penelitian ini hasil uji AAS menunjukkan bahwa
logam Cu2+. Semakin tinggi konsentrasi larutan NaOH maka persentase logam
80.87%.
dari aktivator membuat luas permukaan pada karbon aktif semakin luas sehingga
daya serap nya terhadap Cu2+ semakin menurun, dapat dikarenakan NaOH bersifat
Higroskopis.
NaOH menghasilkan luas permukaan karbon serta jumlah mikropori yang lebih
besar dibanding KOH, akan tetapi aktivator KOH adalah yang lebih dianjurkan
karena menghasilkan rasio volume mikropori/volume total pori lebih besar dari
pada aktivator NaOH pada rasio aktivator /sampel yang sama. Mikropori pada
38
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah uji hipotetis kausal dimana dengan melakukan
penelitian berdasarkan dengan teori yang sudah ada dan membandingkan dengan
penilitian yang akan dilakukan apakah dapat digunakan teori tersebut atau tidak.
3.3. Hipotesis
Kulit mangga sebagai salah satu limbah yang jarang dimanfaatkan, dimana
kulit mangga tersebut dapat diolah kembali dengan cara karbonisasi sehingga
perbedaan suhu pada kondisi yang dijalankan agar mendapatkan karbon aktif
39
40
Jenis data yang dalam penelitian ini menggunakan data primer dimana
Populasi adalah keseluruhan kulit mangga dan sampel yang diambil adalah
kulit mangga diambil di daerah Tangerang secara acak. Dimana pada perlakukan
sampelnya pada arang aktif digunakan variasi suhu yang berbeda-beda yaitu
400°C dan 500°C dan konsentrasi aktifator yang berbeda-beda (NaOH) : 0,5 N; 1
berbeda.
Alat :
a. Furnace b. Oven
40
41
Bahan :
selama 24 jam.
41
42
selama 3 jam.
10 menit.
42
43
desikator .
jam.
jam.
43
44
pengawet).
3. Pembuatan Amilum 1%
labu. Homogenkan.
homogenkan.
44
45
5. Pembuatan HCl 2N
tiosulfat 0.1 N.
KI larut sempurna.
natrium tiosulfat.
45
46
3.8.3. Rumus
Daya serap =
Kadar Air =
Kadar Abu =
Keterangan :
46
47
Kulit mangga ± 2 Cm
Diayak
Saring
Dioven ± 3jam
Analisa
Nilai Karbon
47
48
permukaan sehingga dapat mempermudah dalam peroses dehidrasi semakin kecil ukuran
sampel maka kadar air yang hilang akan semakin banyak. Setelah dipanaskan disinar
furnace pada suhu 400 0C , 500 0C ± 40 menit, sebelum sampel dimasukkan kedalam
furnace sebaiknya furnace sudah dipanaskan terlebih dahulu supaya sampel akan terkena
panas merata. Sampel yang telah di karbonisasi kemudian didiamkan pada suhu ruangan
sebelum dilakukannya penghalusan sampel karbon aktif dengan menggunakan mortal alu
Setelah sampel dengan ukuran yang telah dikehendaki siap maka selanjutnya
dilakukan tahap penyaringan dengan cara penambahan HCl 1 N dan Aquadest sampai pH
nya netral (pH 7). Kemudian sampel dioven sampai kering ± 3jam, kemudian masukkan
kedalam desikator selama ± 1 jam barulah sampel siap untuk dilakukan analisa
selanjutnya.
48
49
Nilai Karbon
titrasi dari warna biru tua sampai bening. Catat volume Na2S2O3 0,1 N yang
dibutuhkan.
berisi sampel kemudian sitter magnetic selama 10 menit, sampel dan larutan I2
dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N dengan indikator amilum 1% titrasi dari
warna biru tua sampai bening. Catat volume Na2S2O3 0,1 N yang dibutuhkan.
49
50
Hasil yang didapat dimasukkan kedalam rumus yang sudah ada untuk
Kadar air
•Kadar Air =
Gelas Arloji dipanaskan terlebih dahulu agar tidak adanya air atau lemak
yang menempel pada dinding gelas arloji, setelah gelas arloji dipanaskan dan
didinginkan didalam desikator kemudian masukkan sampel yang akan diuji kadar
air nya ± 2gram kemudian di oven ± 1 jam pada suhu 110 0C. Setelah itu sampel
di dinginkan kedalam desikator supaya didapat suhu ruangan dan berat yang
Hasil yang didapat dimasukkan kedalam rumus yang sudah ada untuk
50
51
Kadar abu
•Kadar Abu =
kosongnya kemudian di furnace selama 2 jam pada suhu 800 oC sampai sampel
menjadi abu. Setelah itu sampel di dinginkan kedalam desikator supaya didapat
suhu ruangan dan berat yang dihasilkan konstan, kemudian sampel ditimbang dan
dicatat beratnya.
Hasil yang didapat dimasukkan kedalam rumus yang sudah ada untuk
51
BAB IV
berikut:
Konsentrasi
Suhu Berat Volume titrasi (mL)
NaOH
(oC) Sample (g)
(Aktivator) Titrasi 1 Titrasi 2 Rata-rata
0,5 N 0,5022 7,0 6,5 6,8
400 1N 0,5006 6,2 6,6 6,4
5N 0,5025 5,8 5,5 5,7
0,5 N 0,5018 7,0 6,8 6,9
500 1N 0,5071 6,6 6,8 6,7
5N 0,5032 6,0 6,3 6,2
Sumber: Penulis, 2018.
Karbon yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kulit mangga
dimana pada buahnya mempunyai kandungan air sebesar 86% untuk buah
mangga matang dan 90% untuk buah mangga mentah. Karbon terbentuk dari
52
53
suhu tinggi sehingga mempunyai kadar air dan kadar abu yang rendah.
yang lebih kecil dan halus. Ukuran partikel karbon akan mempengaruhi
kemampuan penyerapan iodin. Partikel yang lebih halus diharapkan memiliki luas
nonkarbon sehingga diperoleh unsur karbon murni, memperbesar pori dengan cara
sehingga karbon mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
mengetahui suhu yang optimum untuk karbon aktif kulit mangga sebagai
residu organik, kontaminan, mineral dan sisa-sisa logam yang tertinggal dalam
rongga pori. Oksida logam yang tertinggal didalam pori dapat mempengaruhi
daya serap karbon aktif pada senyawa tertentu. Kemampuan adsorpsi juga akan
yang masih bersisa sesudah dipanaskan pada lingkungan inert harus dibersihkan
proses adsorpsi hidrogen. Penghilangan sisa NaOH sebagai activating agent dapat
menggunakan HCl lalu kemudian dialirkan akuades pada wadah saringan untuk
Karbon yang telah diaktifkan, akan memiliki pori-pori yang terbuka dan
daya serapnya tinggi. Karbon hasil aktivasi ditentukan bilangan iodin dan daya
serap iodin. Karbon yang telah diaktivasi akan mengadsorpsi iodin yang
ditambahkan, sisa iodin yang tidak teradsorpsi oleh karbon akan dititrasi dengan
larutan natrium tiosulfat yang telah di standardisasi. Titik akhir titrasi ditandai
dengan warna I2 yang hilang yaitu kuning seulas setelah ditambahkan dengan
indikator kanji, berubah dari warna biru tua menjadi tidak berwarna. Volume
aktif tersebut dalam menyerap iodin. Reaksi yang terjadi dalam proses titrasi
Dari data Hasil Pengamatan Daya Serap Terhadap Iodium yang sudah
Dapat dilihat dari tabel 4.2. bahwa daya serap iodium arang aktif dari
kulit mangga memenuhi Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995
750 mg/g yang menjelaskan bahwa kadar tar dalam karbon aktif dari kulit
400
780
760 500
740
720
700
0,5 N 1N 5N
Konsentrasi Aktivator
Gambar 4.1. Grafik hasil Analisa Daya Serap terhadap Iodine terhadap jenis zat aktivator
untuk suhu pembakaran 400°C dan 500°C
Sumber: Penulis, 2018.
arang aktif semakin besar atau dengan kata lain luas permukaan arang aktif
Aktivasi pada suhu 500 °C memiliki nilai bilangan iodin yang lebih kecil
dibandingkan pada suhu 400 °C. Hal tersebut disebabkan aktivasi dengan
pemanasan pada suhu yang tinggi lebih dari suhu 400 °C akan merusak
beberapa dinding pori pada karbon dan menimbulkan oksida logam yang
57
akan menutupi dinding pori pada permukaan karbon. Selain itu, pada suhu
Pada penelitian ini didapat nilai daya serap terhadap penggunaan zat
aktivator NaOH dengan lama aktivasi 24 jam sebagai berikut: Pada suhu 400
0
C dengan konsentrasi NaOH 0,5 N didapat daya serap terhadap iod 762,4411
mg/g, NaOH 1 N didapat daya serap terhadap iod 787,0943 mg/g dan NaOH
Pada suhu 500 0C dengan konsentrasi NaOH 0,5 N didapat daya serap
terhadap iod 753,5503 mg/g, NaOH 1 N didapat daya serap terhadap iod
758,2069 mg/g dan NaOH 5 N didapat daya serap terhadap iod 798,8143
mg/g.
Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 adalah minimum 750
mg/g. dari hasil percobaan daya serap terhadap iod arang aktif dari kulit
mangga didapat hasil yang memenuhi syarat yaitu yang mempunyai nilai
tertinggi Pada suhu 400 0C dengan konsentrasi NaOH 5 N didapat daya serap
terhadap iod 831,5448 mg/g dan yang mempunyai nilai terendah pada suhu
500 0C dengan konsentrasi NaOH 0,5 N didapat daya serap terhadap iod
753,5503 mg/g.
Jenis dan Konsentrasi Aktivator kimia”, daya serap iod yang dihasilkan
berkisaran antara 266,61 mg/g – 663,82 mg/g. Hasil uji dengan menunjukkan
iod, semakin besar konsentrasi maka daya serap iod semakin tinggi, hal ini
saling berkaitan dengan kadar karbon yang terikat yang semakin meningkat
Pelepah Kelapa” Membandingkan variabel suhu yang berbeda yaitu 400, 500
daya serap iod yang paling rendah adalah pada suhu 600 0C dan yang paling
tinggi adalah 500 0C, hal ini disebabkan pada karbonisasi 600 0C terjadi
pembentukan abu yang banyak sehingga abu ini menutupi pori-pori pada
karbon aktif.
mangga ini bila dibandingkan dengan penelitian Ramahan, Gusti Gilang dkk,
(2017) daya serap arang aktif dari kulit mangga lebih besar dari pada arang
Ramdja,dkk (2008) dan dengan penelitian pembuatan arang aktif dari kulit
mangga ini mempunyai hasil daya serap yang tinggi dengan konsentrasi yang
tinggi, semakin besar konsentrasi maka daya serap iod semakin tinggi.
maka semakin luas permukaan karbon aktif sehingga mempunyai daya serap
59
terhadap iodium yang tinggi dan suhu yang tinggi dapat mempengaruhi daya
serap terhadap iodium yang semakin menurun karena abu hasil karbonisasi
Dari percobaan yang dilakukan dalam pembuatan arang aktif dari kulit
Dari data Hasil Pengamatan kadar air maka dapat dihitung kadarnya
Konsentrasi
Suhu Kadar
NaOH w1(g) w2(g) w3(g) Keterangan
(oC) Air
(Aktivator)
0,5 N 52,5811 54,6233 54,4124 10,3% MS
400 1N 52,8756 54,8827 54,5720 15,3% TMS
5N 45,0233 47,0299 46,7862 12,1% MS
0,5 N 45,0107 47,0524 46,7689 13,9% MS
500 1N 52,8691 54,9363 54,6754 12,6% MS
5N 52,9603 54,9664 54,7843 9,1% MS
Ket: MS ( Memenuhi Syarat),TMS (Tidak Memenuhi Syarat)
Syarat Kadar Air Maksimal 15 %.
Sumber: Penulis, 2018.
Dari perhitungan yang sudah dilakukan maka dapat dilihat pada tabel 4.4.
bahwa ada satu sampel yang tidak memenuhi syarat Mutu Karbon Aktif SNI
Bila dibuat grafiknya maka akan terlihat bahwa kadar air pada
pembuatan arang aktif dari kulit mangga ini rata-rata di atas 10%.
10%
8% 400 oC
6%
500 oC
4%
2%
0%
0,5 N 1N 5N
Konsentrasi Aktivator
Gambar 4.2. Grafik perbedaan konsentrasi NaOH terhadap Kadar Air pada suhu pembakaran
400°C dan 500°C.
Sumber: Penulis, 2018.
61
Analisa kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang tersisa
pada karbon aktif setelah melalui pengaktifan dengan zat aktivator NaOH.
Pada percobaan yang dilakukan kadar air tidak memenuhi standar menurut Syarat
Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 maximal 15%. Besarnya kadar air
terhadap uap air, juga disebabkan terjadinya pengikatan molekul air oleh 6
atom karbon yang telah diaktivasi dan bisa juga disebabkan adanya
pemanasan pada waktu proses pengarangan sehingga air yang terikat dalam
dari kulit mangga adalah pada suhu 400 °C dengan aktivator NaOH 0,5 N
didapat kadar air sebesar 10,3%, NaOH 1 N didapat kadar air sebesar 15,3%,
Pada Suhu 500 °C dengan aktivator NaOH 0,5 N didapat kadar air sebesar
13,9%, NaOH 1 N didapat kadar air sebesar 12,6%, dan NaOH 5 N didapat
Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 adalah maksimal 15%,
dari hasil percobaan diperoleh kadar air yang paling tinggi Pada Suhu 400 °C
dengan aktivator NaOH 1 N didapat kadar air sebesar 15,3% dan yang paling
terendah pada suhu 500 °C dengan aktivator NaOH 0,5 N didapat kadar air
sebesar 9,1%. Dari semua Sample percobaan ada satu yang tidak memenuhi
Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 max 15% kemungkinan
disebabkan karena kadar air pada kulit mangga yang cukup tinggi.
62
Pelepah Kelapa”, menyatakan bahwa semakin kecil ukuran karbon aktif maka
kadar airnya semakin menurun. Hal ini disebabkan pada saat dilakukan
yang lebih kecil. Kadar air tidak dipengaruhi oleh lamanya aktifasi.
Karbon Aktif dari Bonggol Jagung Manis (Zea Mays SaccharataSturt) dan
Aplikasinya pada Pemurnian Air Rawa” persentase jumlah karbon aktif yang
penuruanan pada lama aktivasi 15 jam dengan persentase jumlah karbon aktif
adalah 2,7664 %, dan naik pada lama aktivasi 25 jam dengan persentase
sehingga air (H2O) yang terdapat dalam bahan bereaksi dengan NaOH
membentuk NaOH.H2O.
dipengaruhi dari bahan baku arang aktif itu sendiri dan jenis aktivatornya
Dari percobaan yang dilakukan dalam pembuatan arang aktif dari kulit
Dari data Hasil Pengamatan kadar abu maka dapat dihitung kadarnya
Konsentrasi
Suhu Kadar
NaOH w1(g) w2(g) w3(g) Keterangan
(oC) Abu
(Aktivator)
0,5 N 52,5811 54,6233 52,7202 6,8% MS
400 1N 52,8756 54,8827 53,0472 8,5% MS
5N 45,0233 47,0299 45,1508 6,4% MS
0,5 N 45,0107 47,0524 45,2145 10% MS
500 1N 52,8691 54,9363 53,0558 9,0% MS
5N 52,9603 54,9664 53,0925 6,6% MS
Keterangan MS (Memenuhi Syarat), Syarat Kadar Abu Maksimal 10 %.
Sumber: Penulis, 2018.
Dapat dilihat dari tabel 4.6. bahwa kadar abu dari kulit mangga
memenuhi Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 karbon aktif
maksimal 10%. Kadar abu bertujuan untuk melihat jumlah oksida dalam
karbon aktif, semakin besar nilai oksidanya maka semakin tinggi karbon
aktifnya.
10,00%
5,00% 400 oC
500 oC
0,00%
0,5 N 1N 5N
Konsentrasi Aktivator
Gambar 4.3. Grafik perbedaan konsentrasi NaOH terhadap Kadar Abu pada suhu
pembakaran 400°C dan 500°C
Sumber: Penulis,2018.
65
sempurna dari suatu bahan organik. Penentuan kadar abu bertujuan untuk
Besarnya kadar abu ini disebabkan adanya kation Na+ dari bahan
pengaktif yang terikat dalam karbon aktif, sehingga pada waktu pemanasan
bahan menjadi arang yang kemudian berubah menjadi abu. Abu ini berwarna
pada arang yang akan dihasilkan, semakin lama waktu yang digunakan maka
dari kulit mangga adalah pada suhu 400 °C dengan aktivator NaOH 0,5 N
didapat kadar air sebesar 6,81%, NaOH 1 N didapat kadar air sebesar 8,55%,
Pada suhu 500 °C dengan aktivator NaOH 0,5 N didapat kadar air sebesar
9,98%, NaOH 1 N didapat kadar air sebesar 9,03 %, dan NaOH 5 N didapat
Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 adalah maksimal 10%,
dari hasil percobaan diperoleh kadar abu yang paling tinggi Pada Suhu 500
°C dengan aktivator NaOH 0,5 N didapat kadar air sebesar 9,98% dan yang
paling rendah pada suhu 400 °C dengan aktivator NaOH 5 N didapat kadar
Pada penelitian ini mengalami beberapa kendala salah satunya adalah dalam
penggunaan suhu saat karbonisasi dan lamanya waktu yang diperlukan sehingga
mewakili untuk digunakan penelitian dimana dilakukan percobaan pada suhu 300
o
C, 400 oC, 500 oC, 600 oC dan 700 oC dengan percobaan waktu 30 menit, 40
Dapat dilihat pada tabel 4.7 banyaknya percobaan yang dilakukan sehingga
saya mengambil suhu 400 dan 500 °C dengan waktu 40 menit untuk penelitian
Waktu
30 menit 40 menit 45 menit 60 menit 75 menit
Suhu °C
Sample tdk Sample tdk Sample tdk Sample
Sample terkarbonisasi
300 terkarbonisasi terkarbonisasi terkarbonisasi menghasilkan sedikit
sempurna
sempurna sempurna sempurna abu
Sample tdk Sample Sample
Sample terkarbonisasi Sample menghasilkan
400 terkarbonisasi terkarbonisasi menghasilkan lebih
sempurna sedikit abu
sempurna sempurna banyak abu
Sample tdk Sample Sample
Sample menghasilkan Sample menghasilkan
500 terkarbonisasi terkarbonisasi menghasilkan lebih
sedikit abu sedikit abu
sempurna sempurna banyak abu
Sample Sample
Sample menghasilkan Sample menghasilkan Sample menghasilkan
600 terkarbonisasi menghasilkan lebih
sedikit abu sedikit abu sedikit abu
sempurna banyak abu
Sample
Sample menghasilkan Sample menghasilkan Sample menghasilkan
700 terkarbonisasi Sample menjadi abu
sedikit abu sedikit abu lebih banyak abu
sempurna
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan yaitu pembuatan Arang Aktif dari kulit
mangga diperoleh kesimpulan bahwa menurut Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06
– 3730 – 1995:
a) Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 adalah minimum 750
mg/g. dari hasil percobaan daya serap terhadap iod arang aktif dari kulit
mangga didapat hasil yang memenuhi syarat yaitu yang mempunyai nilai
serap terhadap iod 831,5448 mg/g dan yang mempunyai nilai terendah
pada suhu 500 °C dengan konsentrasi NaOH 0,5 N didapat daya serap
b) Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 adalah maksimal 15%,
dari hasil percobaan diperoleh kadar air yang paling tinggi Pada Suhu 400
°C dengan aktivator NaOH 1 N didapat kadar air sebesar 15,3% dan yang
paling terendah pada suhu 500 °C dengan aktivator NaOH 0,5 N didapat
kadar air sebesar 9,1%. Dari semua sampel percobaan ada satu yang tidak
memenuhi Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 max 15%
kemungkinan disebabkan karena kadar air pada kulit mangga yang cukup
tinggi.
68
69
c) Syarat Mutu Karbon Aktif SNI 06 – 3730 – 1995 adalah maksimal 10%,
dari hasil percobaan diperoleh kadar abu yang paling tinggi Pada Suhu 500
°C dengan aktivator NaOH 0,5 N didapat kadar air sebesar 9,98% dan
yang paling rendah pada suhu 400 °C dengan aktivator NaOH 5 N didapat
5.1. Saran
a) Diperlukannya waktu yang cukup lama untuk penentuan suhu terbaik dan
waktu terbaik dalam proses karbonisasi sehingga sampel tidak menjadi abu
b) Harus teliti dalam proses netralisasi arang aktif karena asam atau basanya nya
DAFTAR PUSTAKA
Adinata, Mirsa restu. 2013. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang sebagai Karbon
Aktif. Tehnik Kimia Universitas Pembangunan Nasional VETERAN. Jawa
Timur.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi II. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Ariyani, Putri A. R., Eka R. P., Fathoni R. 2017. Pemanfaatan Kulit Singkong
sebagai Bahan Baku Arang Aktif dengan variasi konsentrasi NaOH dan
Suhu. Jornal of Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017.
Dewi, Komang Fridayanti. 2016. Efek Ekstrak Kulit Mangga (Mangifera indica
L.) Arumanis Terhadap Lama Pendarahan Mencit Putih Jantan. Universitas
Jember.
Fuadi, A. Ramdja, Mirah Halim, Jo Handi. 2008. Pembuatan Karbon Aktif dari
Pelepah Kelapa (Cocuc nucifera). Jurnal Tehnik Kimia, No.2, Vol.15, April
2008. Sumatra Selatan.
Gilang, Gusti R. M., Lya Agustina. Susi. 2017. Proses Aktivasi dari Cangkang
Kemiri (Aleurites moluccana) dengan Variasi Jenis dan Konsentrasi
Aktivator Kimia. Ziraah, Volume 42 no.3, Oktober 2017 halaman 247-256.
Kusuma, Dewi, 2015. Pengertian Adsorpsi Beserta Contoh dan Fktor yang
mempengaruhi. Teorikimia.
71
Komariah, Leny Nurul., dkk. 2013. Pembuatan Karbon Aktif dari Bonggol Jagung
Manis (Zea Mays SaccharataSturt) dan Aplikasinya pada Pemurnian Air
Rawa. Jurusan Tehnik Kimia No.3, Vol 19, Agustus 2013.
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah. 2011. Kegunaan Karbon Aktif. LIPI
Nurul, Leily K., Sacayudha Ahdiat, Novita Dian Sari. 2013. Pembuatan Karbon
Aktif dari Bonggol Jagung Manis (Zea mays saccharata sturt) dan
Aplikasinya pada Pemurnian Air Rawa. Jurnal Tehnik Kimia No.3, Vol. 19,
Agustus 2013.
Salamah, Siti. 2008. Pembuatan Karbon Aktif Dari Kulit Mahoni dengan
Perlakuan Perendaman dalam Larutan KOH. Tehnik Kimia Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Setiawati, Evi., Suroto. 2010. Pengaruh Bahan Aktivator Pada Pembuatan Karbon
Aktif Tempurung Kelapa. Jurnal Riset Hail Hutan Vol.2, No.1, Juni 2010:
21-26. Banjar Baru.
Titrasi Blanko:
Volume Rata-rata
No
titrasi (mL) (mL)
1 18,85
18,8
2 18,75
Titrasi Sampel
Perhitungan
73
74
o
Suhu 500 C , NaOH 5 N
= (25/10) x( 19 - 6,15 ) ml x 0,10016 mek/ml x 126,9 mg/mek
0,5032 gram
= 798,8143 mg/gram
Kadar Air
Hasil pengamatan
Suhu Pemanasan : 110oC
Awal Akhir
Suhu Konsentrasi Cawan Cawan + Cawan +
(oC) Sample Sample
NaOH Kosong Sample Sample
(g) (g)
(Aktivator) (W1) (g) W2 (g) W3 (g)
0,5 N 52,5811 2,0422 54,6233 54,4123 1,8313
400 1N 52,8756 2,0071 54,8827 54,5760 1,7004
5N 45,0233 2,0066 47,0299 46,7862 1,7629
0,5 N 45,0107 2,0417 47,0524 46,7689 1,7582
500 1N 52,8691 2,0672 54,9363 54,6754 1,8063
5N 52,9603 2,0061 54,9664 54,7843 1,8240
Perhitungan:
Kadar Abu
Hasil Pengamatan
Awal Akhir
Suhu Konsentrasi Cawan Cawan + Cawan +
Sample Sample
(oC) NaOH Kosong Sample Sample
(g) (g)
(Aktivator) (W1) (g) W2 (g) W3 (g)
0,5 N 52,5811 2,0422 54,6233 52,7202 0,1391
4
1N 52,8756 2,0071 54,8827 53,0472 0,1716
400
5N 45,0233 2,0066 47,0299 45,1508 0,1275
0,5 N 45,0107 2,0417 47,0524 45,2145 0,2038
500 1N 52,8691 2,0672 54,9363 53,0558 0,1867
5N 52,9603 2,0061 54,9664 53,0925 0,1322
Perhitungan
o
Suhu 400 C , NaOH 1 N
= 0,1716 x 100% = 8,55%
2,0071
o
Suhu 500 C , NaOH 0,5 N
= 0,2038 x 100% = 9,98%
2,0417
o
Suhu 500 C , NaOH 1 N
= 0,1867 x 100% = 9,03%
2,0672
LAMPIRAN 2
Dokumentasi Penelitian
78
79
Kadar Air
Kadar Abu
81
82