SEMIKONDUKTOR
Anggota Kelompok 2:
Dalilah Salsabila E (19030224024)
Cornelia Febriani (19030224029)
Muhammad Fikri Z (19030224031)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Semikonduktor
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Fisika Zat Padat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Semikonduktor bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Munasir, M. Si. Dan Ibu
Dr. Eng. Evi Suaebah, M. Si. M. Sc. selaku dosen mata kuliah Fisika Zat Padat yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
2.1 Pengertian Bahan Semikonduktor........................................................................5
2.2 Tabel Periodik Semikonduktor............................................................................5
2.3 Struktur Ikatan Atom Semikonduktor..................................................................6
2.4 Pita Energi Semikonduktor..................................................................................7
2.5 Tipe Arus Listrik Semikonduktor........................................................................8
2.5.1 Arus Drift (Hanyut)........................................................................................8
2.5.2 Arus Difusi......................................................................................................9
2.6 Jenis Semikonduktor............................................................................................9
2.6.1 Semikonduktor Intrinsik.................................................................................9
2.6.2 Semikonduktor Ektrinsik..............................................................................10
2.7 Pemanfaatan Semikonduktor.............................................................................15
2.7.1 Diode.............................................................................................................15
2.7.2 Transistor......................................................................................................16
2.7.3 IC (Integrated Circuit)..................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
3
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian bahan semikonduktor
2. Membedakan jenis semikonduktor
3. Mengetahui pemanfaatan bahan semikonduktor dalam kehidupan sehari-hari
4
PEMBAHASAN
Gambar 2.1.1 Atom Carbon (C), Silikon (Si), dan Germanium (Ge)
5
maupun sifat optiknya yang aplikasinya dapat disesuaikan dengan karakteristik fisisnya
masing-masing.
6
Gambar 2.3.1 Model Ikatan Kristal (a) Saat 0 K; (b) Saat > 0 K
Gambar 2.3.1 (a) menunjukan ilustrasi ikatan kovalen dari atom Silikon pada
kondisi temperature nol Kelvin, untuk kasus ini setiap atom Silikon menyumbangkan
satu elektron untuk tiap pasangan ikatan kovalen.
Apabila kristal semikonduktor tersebut diberi energi termal dengan kata lain
temperaturnya dinaikan, maka penambahan energi termal tersebut dapat menyebabkan
putusnya ikatan kovalen, hal ini dapat membangkitkan pasangan elektron-hole dimana
elektron tersebut dapat bebas dari keadaan valensi ke keadaan konduksi sedangkan
kekosongan yang ditinggalkan elektron akan menjadi hole seperti nampak pada gambar
2.3.1 (b).
7
Gambar 2.4.1 Model Pita Energi Semikonduktor
8
2.5.2 Arus Difusi
Arus difusi terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi muatan
pembawa. Arus difusi akan mengalir dari daerah yang berkonsentrasi
tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi rendah. Arus difusi akan
sebanding dengan gradien konsentrasi yang dirumuskan :
9
pita konduksi menjadi elektron bebas dengan meninggalkan kekosongan
pada pita valensi. Kekosongan ini disebut hole (lubang) dan dianggap
bermuatan positif sebesar muatan elektron.
10
bebas, maka bahan semikonduktor eksterinsik ini akan bersifat konduktor.
Bahan semikonduktor ekstrinsik ada 2 macam yaitu Tipe – N dan Tipe – P.
Konsentrasi pengotoran ini sangat kecil, dengan perbandingan atom
pengotor (asing) dengan atom asli berkisar antara 1 : 100 juta sampai
dengan 1 : 1 juta. Tujuan ini adalah agar bahan kaya akan satu jenis
pembawa muatan saja (Elektron bebas saja atau hole saja) dan untuk
memperbesar daya hantar listrik.
Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme doping,
yang dimaksudkan untuk mendapatkan electron valensi bebas dalam
jumlah lebih banyak dan permanen sehingga diharapkan akan dapat
menghantarkan listrik. Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan
atom pengotor ke bahan semikonduktor murni sehingga apabila atom
pengotor memiliki kelebihan electron valensi (valensi 5) akan terdapat
elektron bebas yang dapat berpindah. Apabila semikonduktor murni
diberikan pengotor dengan valensi kurang (valensi 3) maka akan terbentuk
area kosong (hole) yang menjadi pembawa muatan. Mekanisme ini
menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk (tipe – N atau tipe – P)
2.6.2.1 Tipe – N
Semikonduktor dengan konsentrasi elektron lebih besar
dibandingkan konsentrasi hole disebut semikonduktor ekstrinsik
tipe – N yang dikotori oleh atom pentavalent yaitu, bahan kristal
dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi, misalnya Posfor (P)
dan Arsenit (As).
Karena perbandingan atom pengotor dengan atom asli
sangat kecil, maka setiap atom pengotor (asing) dikelilingi oleh
atom-atom asli. Elektron valensi yang ke 5 dari atom pengotor
tidak terikat dalam ikatan kovalen sehingga menjadi elektron
bebas. Dengan demikian pada bahan ini jumlah elektron bebas
akan meningkat sesuai jumlah atom pengotornya sehingga
elektron bebas menjadi pembawa muatan mayoritas dan hole
(yang terbentuk akibat suhu) menjadi pembawa muatan minoritas.
Karena pembawa muatan mayoritasnya adalah elektron bebas,
sedang elektron bebas bermuatan negatif, maka semikonduktor
yang terbentuk diberi nama semi konduktor tipe – N. Dalam hal
ini N kependekan dari kata Negatif, yakni jenis muatan
mayoritasnya. Jadi tidak berarti bahwa semikonduktor ini
bermuatan negatif. Semikonduktor ini tetap netral.
Karena atom pengotor memberikan kelebihan elektron-
elektron dalam ikatan kovalen, maka disebut donor (atom donor).
Setelah donor memberikan kelebihan elektronnya, maka akan
menjadi ion positif.
Sebagai contoh pemberian atom pengotor fosfor yang
memiliki elektron valensi 5 pada semikonduktor silikon yang
bervalensi 4 akan menyebabkan adanya satu elektron yang tidak
terpasangkan untuk membentuk ikatan kovalen akibatnya elektron
11
ekstra ini dapat menyumbangkan pada konsentrasi elektron
keseluruhan.
12
2.6.2.2 Tipe – P
Semikonduktor tipe – P, dimana konsentrasi lubang lebih
tinggi dibandingkan electron yang dikotori oleh atom trivalent
yaitu, bahan kristal dengan inti atom memiliki 3 elektron valensi,
misalnya Boron (B) dan Galium (Ga).
Karena perbandingan atom pengotor dengan atom asli
sangat kecil, maka setiap atom pengotor hanya bervalensi 3 maka
hanya menyediakan 3 elektron dalam ikatan kovalen, sehingga ada
kekurangan (kekosongan = lubang = hole). Dengan demikian
pengotoran ini menyebabkan meningkatnya jumlah hole atau
dengan kata lain hole sebagai pembawa muatan mayoritas. Sedang
pembawa muatan moniritasnya adalah elektron bebas yang
terbentuk adalah elektron bebas yang terbentuk akibat suhu.
Karena pembawa muatan mayoritasnya hole, sedang hole
bermuatan positif maka semikonduktor Yang terbentuk disebut
semikonduktor tipe P. Dalam hal ini P kependekan dari kata positif,
yakni jenis muatan mayoritasnya. Jadi bukan berarti semikonduktor
ini bermuatan positif, tetapi semikonduktor ini tetap netral, seperti
halnya semikonduktor tipe – N.
Karena atom pengotor menyediakan kekurangan, maka
disebut aseptor (atom akseptor). Hole mudah diisi oleh elektron
dan elektron yang mengisi meninggalkan hole baru dan seterusnya
sehingga ada gerakan hole. Setelah hole diisi oleh elektron, aseptor
akan menjadi ion negatif.
Sebagai contoh apabila kristal Silikon diberi atom pengotor
Boron yang memiliki elektron valensi 3 maka akan terbentuk
ikatan kovalen yang tidak sempurna karena terdapat satu
kekosongan (hole) yang tidak terisi elektron. Sehingga dengan
demikian muatan pembawa pada kristal silikon yang telah diberi
pengotor Boron akan didominasi oleh muatan positif (hole)
sehingga kristal silikon akan bertipe – P (positif).
13
Karena unsur tersebut hanya memiliki tiga elektron valensi,
maka terdapat satu kekosongan untuk membentuk ikatan kovalen
dengan atom induknya. Atom tersebut akan mengikat elektron dari
pita velensi yang berpindah ke pita konduksi. Dengan penangkapan
sebuah elektron tersebut, atom akseptor akan menjadi ion negatip.
Atom akseptor akan menempati keadaan energi dalam energi gap
di dekat pita valensi.
2.6.2.3 P – N Junction
Jika kedua jenis semikonduktor ini (semikonduktor tipe – P
dan semikonduktor tipe – N) digabung menjadi satu maka pada
batas sambungan antara semikonduktor tipe – P dan tipe – N akan
terbentuk zona netral yang disebut buffer zone yang bersifat netral
dan isolator.
Elektron akan berdifusi menuju daerah tipe – P, dan
sebaliknya hole akan berdifusi menuju daerah tipe-n, sehingga
terbentuk daerah persambungan. Pada daerah persambungan ini
terbebas dari muatan mayoritas mayoritas, tetapi terjadi terjadi
14
dipole muatan sehingga timbul medan listrik dan terjadi potensial
halang.
15
Gambar 2.7.1.1 Diode
2.7.2 Transistor
Transistor adalah komponen elektronik yang dibuat dari materi
semikonduktor yang dapat mengatur tegangan dan arus yang mengalir
melewatinya dan dapat berfungsi sebagai saklar elektronik dan gerbang
elektronik. Transistor dapat digunakan pada rangkaian switching,
rangkaian penguat, rangkaian osilasi, dan sensor.
Transistor yang umum digunakan dinamakan Bipolar Junction
Transistor (BJT) karena dirancang dari semi konduktor tipe N dan P yang
dihubungkan melalui penghubung (junction). Transistor BJT sendiri ada
dua jenis yaitu tipe – NPN dan tipe – PNP.
16
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor
karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari
celah energi bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan
konduktor, sehingga memungkinkan elektron berpindah dari satu atom
penyusun ke atom penyusun lain dengan perlakuan tertentu terhadap bahan
tersebut. Oleh karena itu semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.
Umumnya bahan semikonduktor diklasifikasikan berdasarkan harga
resistivitas listriknya pada suhu kamar, yakni dalam rentang 10-2 - 109 Ωcm.
2. Terdapat dua jenis tipe semikonduktor yaitu semikonduktor intrinsik dan
semikonduktor ekstrinsik. Semikonduktor intrinsik merupakan
semikonduktor murni tanpa atom pengotor, sedangkan semikonduktor
ekstrinsik merupakan semikonduktor yang telah diberi atom pengotor.
Pemberian atom pengotor pada semikonduktor dapat menyebabkan
munculnya dominasi muatan pembawa. Apabila konsentrasi elektron lebih
banyak dari konsentrasi hole maka akan terbentuk semikonduktor tipe – N,
demikian pula sebaliknya bila hole lebih banyak dari elektron maka akan
terbentuk semikonduktor tipe – P.
3. Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik yang
memungkinkan pembuatan komponen elektronik dalam wujud mikro,
sehingga peralatan elektronik dapat dibuat dalam ukuran yang lebih kecil.
Beberapa komponen elektronik yang menggunakan bahan semikonduktor
yaitu diode, transistor dan IC (Integrated Circuit).
17
DAFTAR PUSTAKA
Albert Paul Malvino, 2003. Prinsip – Prinsip Elektronika. Jakarta. Penerbit Salemba
Teknika.
PPT Elektronika Dasar. Bahan Semikonduktor. Jurusan Teknik Komputer Fakultas
Teknik Dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
Kittel, C. 1976. Introduction to Solid State Physics. USA. John wiley & Sons.
Parno, Drs. 2002. Pendahuluan Fisika Zat Padat. Malang: FMIPA Universitas Negeri
Malang.
Setiawan, Agus,, M. Si., Rusdiana, Dadi, M. Si., dkk. 2007. Modul 4 – Semikonduktor.
Bandung. Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori Dan Penerapannya. Bandung: ITB.
Wiendartun. Diktat Fisika Zat Padat I. UPI Bandung.
Yelfianhar, Ichwan. PPT Semikonduktor.
18