Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

MAKALAH
FASILITAS GAS ALAM

DISUSUN OLEH :
SABRINA NURUL AMANAH
E1A123128

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UMUM
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Fasiltas Gas Alam”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Pengantar Rekayasa Infrastruktur Sipil yang telah
memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya. Akhir kata, Terima Kasih.

Kendari, Oktober 2023

Sabrina Nurul Amanah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 3

1.3 Tujuan .............................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

2.1 Implementasi Fasilitas Gas Alam .................................................................. 4

2.2 Proses Pengolahan dan Pemanfaatan Fasilitas Gas Alam........................... 5

2.2.1 Pengolahan Gas Alam........................................................................... 5

2.2.2 Pemanfaatan Gas Alam ........................................................................ 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 9

3.2 Saran ................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gas alam merupakan salah satu energi hidrokarbon utama di Indonesia.


Pembangunan fasilitas produksinya sangat penting untuk mengakomodasi
kebutuhan energi dalam negeri. Fasilitas ini meliputi produksi, jalur pemipaan,
dan fasilitas pengolahan hidrokarbon secara terintegrasi. Gas alam pada awalnya
tidak dikonsumsi sebagai sumber energi karena kesulitan dalam hal
transportasi sehingga selalu dibakar ketika diproduksi bersamaan dengan
minyak bumi. Pemanfaatan gas alam di Indonesia tidak hanya untuk transportasi
dan rumah tangga saja, tetapi sekarang untuk industri. Gas alam di Indonesia
memiliki peranan yang cukup dominan setelah peran minyak sebagai
sumber energi utama mulai dikurangi, apalagi dengan komitmen yang
diberikan Pemerintah dalam Clean Developement Mechanism pada Kyoto
Protocol, gas alam mulai dipilih karena tingkat polusi yang lebih rendah. Gas
alam merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang sedang digalakkan, baik itu
untuk skala National maupun International. Penggunaan gas alam sebagai bahan
bakar mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah Gas buang yang
rendah emisi, harga yang kompetitif, dan biaya operasi dan biaya perawatan mesin
lebih rendah.

Penggunaan gas di Indonesia yang paling utama adalah sebagai bahan bakar
alat dapur (terutama kompor gas) selain sebagai alat bahan bakar dapur, gas juga
cukup banyak digunakan sebagai bahan akar kendaraan bermotor walupun mesin
kendaraan harus dimodifikasi terlebih dahulu. Gas ada beberapa jenis, yaitu
Liquefied Petroleum Gas (LPG) Liquefied Natural Gas (LNG), dan Compressed
Natural Gas (CNG). Transportasi gas alam dari ladang gas ke konsumen bisa
dilakukan melalui transportasi darat dan laut. Jaringan transportasi melalui pipa
gas atau pipa transmisi merupakan salah satu media transportasi gas alam yang ada
di Indonesia. Pengembangan sistim transportasi gas untuk memenuhi kebutuhan

1
permintaan di sektor transportasi masih diperlukan transportasi alternatif yang lain
selain menggunakan jaringan pipa gas. Alternatif transportasi gas alam yang lain
yang bisa dilakukan adalah dengan cara pemamfaatan gas dari ladang marginal
menjadi Compressed Natural Gas (CNG) yang kemudian dikirimkan ke konsumen
atau ke station pengisi bahan bakar dengan menggunakan trailer-trailer
pengangkut bahan bakar gas. Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang
mempunyai peran sangat penting dalam membantu proses berlangsungnya
pembangunan di sebuah daerah. Sektor ini juga merupakan sektor yang cukup
pesat perkembangannya terutama di kota-kota besar seperti Kendari. Kebutuhan
energi untuk sektor transportasi saat ini masih dipenuhi oleh Bahan Bakar Minyak
(BBM) seperti premium dan diesel. Adapun Gambar gas alam dapat dilihat
sebagai berikut :

2
Salah satu persoalan yang terjadi di Indonesia adalah tuntutan
perkembangan zaman dimana masyarakat Indonesia yang pluralisme mau tidak
mau harus menaruh sikap, persepsi dan minat masyarakat terhadap gas alam itu
sendiri. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahkan memahami
dampak baik dari segi positif dari penggunaan gas alam sehingga kesediaan atau
niat mereka untuk mengubah kebiasaan yang sudah membudaya kepada perilaku
yang baru mengalami sedikit hambatan. Dimana masyarakat yang sebagian masih
menggunakan kayu untuk bahan bakar mau tidak mau harus beralih ke gas alam.
Untuk itu soasialisasi dan kebijakan pemerintah dalam hal ini sangat-sangat
diperlukan guna mengingat akan dampak positif penggunaan gas alam terhadap
lingkungan dan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang disebutkan diatas, maka penulis


tertarik untuk menganalisis mengenai implementasi fasilitas gas alam dan
bagaimana proses pengolahan dan pemanfaataan fasilitas gas alam tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

2. Apakah implementasi fasilitas gas alam ?


3. Bagaimana proses pengolahan dan pemanfaatan fasilitas gas alam ?

1.3 Tujuan

2. Untuk mengetahui implementasi fasilitas gas alam ?


3. Untuk mengetahui proses pengolahan dan pemanfaatan fasilitas gas alam ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Fasilitas Gas Alam

Gas alam yang mula-mula ditemukan merupakan associated gas dan


langsung dibakar (flared) karena dianggap tidak berharga, bahkan dianggap
sebagai pengotor pada ndustri minyak bumi. Kesulitan dalam penyimpanan dan
transportasi mengakibatkan perhatian pada gas alam secara komersial terhitung
relatif muda bila dibandingkan dengan teknologi minyak bumi. Pemanfaatannya
sendiri baru dimulai pada tahun 1914 di Virginia, Amerika Serikat, sementara
penggunaan fasilitas penyimpanannya baru dilakukan tahun 1941 di Cleveland,
Ohio, Amerika Serikat. Gas alam atau sering juga disebut gas bumi merupakan
bahan bakar yang sangat sederhana. Sekitar 90% dari gas alam adalah metana
(CH4), yang hanya satu atom karbon dengan empat atom hidrogen melekat,
dengan sisanya terdiri dari etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10) dan
komponen-komponen lain serta komponen pengotor seperti Air, H2S, CO2 dan
lain-lain dengan jenis dan jumlahnya yang bervariasi sesuai dengan sumber gas
alam. Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga
tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil,
maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat
pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran-kotoran manusia dan
hewan. Atas dasar itulah terkadang gas alam sering juga disebut sebagai gas rawa.

Komposisi gas alam selalu bervariasi antara lokasi yang satu dengan lokasi
yang lain. Di beberapa lokasi tertentu gasa alam memerlukan alat operasi khusus
untuk melakukan proses gas alam. Lokasi-lokasi seperti ini biasanya adalah lokasi
gas alam yang mempunyai kadar komponen pengotor seperti Air, H2S, CO2
diluar batas spesifikasi yang telah ditentukan. Spesifikasi produk gas alam
biasanya dinyatakan dalam komposisi dan kriteria performansi-nya. Kriteria-
kriteria tersebut antara lain : Heating Value, inert total, kandungan air, oksigen,

4
dan sulfur. Heating Value merupakan kriteria dalam pembakaran gas alam,
sedangkan kriteria lain terkait dengan perlindungan perpipaan dari korosi dan
plugging. Adapun komponen-komponen utama gas alam yang telah melewati
tahapan pengolahan adalah Metana, Etana, Propana dan Butana sedangkan
komponenkomponen pengotor gas alam diantaranya Air, Helium, Nitrogen,
Carbon dioksida dan Hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida adalah salah satu
kontaminan (pengotor) utama dari gas alam yang harus dipisahkan karena sulfur
bersifat korosi yang bisa merusak pipa-pipa dan peralatan-peralatan pengolahan
gas alam. Gas alam dengan kandungan pengotor Hidrogen sulfida dalam jumlah
yang signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas"
yang berarti gas asam. Gas alam yang telah diproses dan siap untuk dipasarkan
disebut sweet gas yang berarti gas bersih yang bebas dari gas asam, yang bersifat
tidak berasa dan tidak berbau. Produk gas alam yang sudah diproses dan bersih
dari pengotor seperti Hidrogen sulfida dapat berbahaya karena sifatnya yang
sangat mudah terbakar dan juga mudah menimbulkan ledakan. Gas alam yang
mengandung gas pengotor seperti Hidrogen sulfida disebut sour gas, gas jenis ini
selain menyebabkan ledakan juga dapat menyebabkan tercekiknya pernafasan
bahkan bisa menyebabkan kematian, karena dapat mengurangi kandungan
oksigen di udara dalam jumlah-jumlah tertentu.

2.2 Proses Pengolahan dan Pemanfaatan Fasilitas Gas Alam

2.2.1 Pengolahan Gas Alam

Sebelum dapat dimanfaatkan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan,


gas bumi melalui proses pengangkatan dan pengolahan yang cukup panjang.
Setelah dikeluarkan dari sumur, gas bumi akan dialirkan melalui jaringan pipa ke
pabrik pengolahan atau pemurnian untuk mengeliminasi kandungan zat - zat yang
tidak diperlukan seperti uap air, sulfur dioksida, higrogen sulfida, dan
karbondiokasida. Gas bumi tersebut selanjutnya akan masuk ke proses
penyulingan sehingga kandungan nitrogen akan terpisah dan didapatkan gas
helium, butana, etana, dan propana. Produk akhir dari pengolahan gas bumi ini
adalah metana murni. Sebelum didistribusikan ke pengguna pada umumnya gas

5
bumi diberi bau berupa thiol yang berfungsi untuk mempermudah mendeteksi
adanya kebocoran. Kandungan energi gas bumi sendiri pada 1m3 adalah 38
MJ/10,6 kWh. Setelah melalui proses pengolahan di pabrik, gas bumi baru akan
didistribusikan ke konsumen atau pelanggan rumah tangga. Berdasarkan
Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 08 Tahun 2015,
konsumen rumah tangga yaitu konsumen gas bumi yang memanfaatkan gas bumi
untuk keperluan sendiri ataupun konsumen akhir dengan jumlah pengunaan
sampai dengan 50 m3 /bulan. Adapun alur Pengolahan Gas Alam sebagai berikut:

Gas alam di Indonesia yang kebanyakan digunakan untuk sektor Industri,


rumah tangga dan sektor transportasi. Gas alam di Indonesia juga berasal dari
berbagai lokasi dengan komponen yang berbeda dari satu lokasi dengan lokasi
yang lain. Sebagian gas yang dihasilkan dari sumur-sumur dengan lokasi tertentu
sudah berupa gas yang masuk dalam spesifikasi gas alam yang siap untuk di
pasarkan. Gas alam jenis ini tidak diperlukan lagi pengolahan lebih lanjut.
Sementara ada sebagian lagi gas alam yang dihasilkan dari sumur-sumur dan
lokasi-lokasi tertentu masih banyak mengandung pengotor seprti H2S, CO2, Air
dan lain-lain. Gas alam jenis ini belum bisa diterima oleh konsumen untuk
digunakan sebagai bahan bakar karena dapat merusak peralatan-peralatan

6
konsumen dan juga sangat beracun. Gas alam yang masih mengandung
komponen-komponen pengotor masih diperlukan proses lebih lanjut untuk
mendapatkan gas yang sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. Proses
pemurnian gas alam jenis ini biasanya dilakukan dalam beberapa tahapan proses
diantaranya proses Sweetening dan proses Dehidration. Sistim penyediaan gas
alam dapat di bagi dalam beberapa tahapan, diantaranya, tahap penambangan,
tahap pengolahan, tahap pengangkutan, tahap penyimpanan, tahap pemasaran dan
tahap pemamfaatan.

Dari tahapan diatas, tahapan transportasi merupakan tahapan yang masih


mempunyai kendala di Indonesia. Kendala tersebut di sebabkan oleh karena lokasi
wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau. Pemerintah membutuhkan biaya
khusus untuk memenuhi pasukan gas ke semua wilayah Indonesia. Secara garis
besar tahapan pengolahan gas bumi mulai dari tahapan explorasi sampai dengan
tahapan pemamfaatan di konsumen. Sistem transportasi gas alam dapat dibedakan
dalam beberapa jenis tergantung dari lokasi penambangan. Jenis-jenis dari sistem
transportasi gas alam adalah Transportasi melalui pipa salur, Transportasi dalam
bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal tanker LNG untuk
pengangkutan jarak jauh, dan Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas
(CNG), baik didaratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di
laut, untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau).

2.2.2 Pemanfaatan Gas Alam

Gas bumi memiliki peran yang sangat penting sebagai energi primer
ketiga yang paling banyak digunakan di dalam negeri setelah minyak bumi
dan batu bara, dalam mendukung kehidupan masyarakat dan
menggerakkan perekonomian Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, gas
bumi dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak, pemanas air, mengelas,

menggerakkan turbin dan generator untuk menghasilkan pupuk dan listrik,


bahan bakar gas untuk transportasi (BBG), bahan baku petrokimia, peleburan

baja,

7
Produk gas sebagai energi primer dapat diperoleh salah satunya dengan
gasifikasi. Gasifikasi merupakan proses konversi termal pada biomassa atau
batubara menjadi campuran gas dengan tahapan pengeringan, pirolisa,
pembakaran, dan reduksi. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi ini banyak
mengandung H2 dan CO atau disebut sebagai gas sintesis yang bisa digunakan
untuk suplai uap pembangkitan listrik atau sebagai bahan pembentukan senyawa
kimia metanol. Salah satu turunan senyawa metanol ini adalah dimetil eter yang
dapat dijadikan campuran LPG. Gasifikasi merupakan proses konversi suatu
produk menjadi campuran gas (syngas) seperti hidrogen, karbondioksida,
karbonmonoksida, dan gas lainnya yang dapat dibakar atau dijadikan energi kalor
dengan menggunakan sedikit udara atau oksigen. Alternatif lain untuk pendukung
energi primer gas bumi adalah coal bed methane (CBM). Sistem gasifikasi terdiri
dari tiga proses utama, yaitu gasifier, pembersihan syngas, dan pembangkitan
energi.Hasil dari proses gasifikasi dapat dimanfaatkan secara langsung maupun
tidak langsung.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gas alam atau sering juga disebut gas bumi merupakan bahan bakar yang
sangat sederhana. Sekitar 90% dari gas alam adalah metana (CH4), yang hanya
satu atom karbon dengan empat atom hidrogen melekat, dengan sisanya terdiri
dari etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10) dan komponen-komponen
lain serta komponen pengotor seperti Air, H2S, CO2 dan lain-lain dengan jenis
dan jumlahnya yang bervariasi sesuai dengan sumber gas alam. Penggunaan
utama gas alam adalah sebagai bahan bakar seperti bahan bakar pembangkit listrik
dan bahan baku industri petrokimia seperti industri pupuk serta kebutuhan pada
rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan untuk pencapaian target
pemanfaatan fasilitas gas alam saling berkaitan antara aktivitas hulu dan hilir.
Selain itu aktivitas eksplorasi dan produksi gas alam bisa menurun jika
permintaan pada sektor hilir seperti kelistrikkan, industri, transportasi, dan rumah
tangga tidak ditingkatkan. Krisis energi yang terjadi pada tahun 2004 telah
mendorong pemerintah Indonesia untuk terus menggalakkan pemanfaatan gas
alam baik untuk sektor industri maupun transportasi. Untuk itu, pemanfaatan gas
alam baru dan energi terbarukan yang mempunyai potensi yang cukup besar
dimaksimalkan sehingga terjadi peningkatan terhadap penyediaan energi secara
nasional.

3.2 Saran

Peran pemerintah dalam penentuan setiap kebijakan dalam hal informasi


ketersediaan gas alam berkelanjutan serta pengembangan penggunaan bahan
bakar gas alam untuk di seluruh sektor sangatlah diperlukan. Besar harapan
kesadaran akan pencemaran dan kelangsungan gas alam umumnya bagi industri-
industri dan pada khususnya kebutuhan masyarakat sehari-hari. Apabila kesadaran
penggunaan gas alam meningkat, maka keberadaan serta kelangsungan gas alam
untuk masa depan dapat terjaga dan pencemaran lingkungan dapat berkurang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arifin dan Sukoco, Pengendalian Polusi Kendaraan, Alfabeta, Bandung, 2009.

Ditjen Minyak dan Gas KESDM SKK Migas. Statistik Minyak dan Gas Bumi.
2016.
ESDM, Potensi Dan Peluang Dan Investasi Sektor Energi Dan Sumber Daya
Mineral, Kementerian ESDM, 2014.

Hibrah, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol.6 No:2: Rekayasa Nilai
Kriteria Desai Fasilitas Gas Alam, 2021.

Nugroho, Biodegradasi Sludge Minyak Bumi Dalam Skala Mikrokosmos,


Makara Teknolog,. Jakarta, 2006.

Pratomo Budi Ligan, Jurnal Teknik Energi Vol.18 No.1:Tinjauan Singkat


Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi pada Sektor Rumah Tangga, 2011.

Syukur Hasan, Jurnal Forum Vol.06 No.1:Potensi Gas Alam di Indonesia,


Jurnal Forum Vol.06 No.1, 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai