Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TUGAS AKHIR SEMESTER

OPTIMASI KONSUMSI BAHAN BAKAR GAS


DI EGF (ENCLOSED GROUND FLARE) CGS-Y
MANAJEMEN OPERASI
MM5004

Disusun oleh:
ADE SUSANTO PASARIBU
NIM 29119267

SEKOLAH BISNIS DAN MANAJEMEN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga Saya dapat menyusun
Makalah ini sebagai Tugas Akhir Semester Manajemen Operasi dengan baik
dan tepat pada waktunya.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mursyid Hasan Basri selaku
dosen mata kuliah Manajemen Operasi yang telah memberikan tugas ini. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada Makalah ini.
Oleh karena itu, saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat Saya
harapkan guna penyempurnaan pada Makalah ini selanjutnya.

Harapan saya semoga Makalah ini bisa membantu menambah wawasan,


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Demikian
Makalah ini saya buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Duri, 24 November 2019

Ade Susanto Pasaribu

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
BAB I BADAN USAHA ................................................................................... 1
1.1 Pendahuluan ............................................................................................... 1
1.2 Legalitas Badan Usaha .............................................................................. 1
1.3 Perbandingan Badan Usaha di Indonesia, Amerika Serikat
dan Australia .............................................................................................. 3
BAB II ANALISA KASUS DALAM PENERBANGAN .............................. 23
2.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 23
2.2 Peraturan Federal Amerika Serikat tentang Flight Delay ..................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, konsumsi energi penduduk dunia terutama Indonesia semakin lama
semakin meningkat. Kebutuhan energi penduduk dunia yang sangat besar ini harus
diimbangi dengan jumlah cadangan sumber energi yang memadai. Sampai saat ini,
minyak bumi merupakan sumber daya energi terbesar dan paling banyak digunakan
baik di Indonesia maupun di dunia. Oleh karena itu sektor industri migas di
Indonesia menjadi salah satu pemasukan devisa negara terbesar, sekaligus untuk
mencapai pembangunan Indonesia yang terus berkelanjutan. Segala dampak dan
akibat dari pesatnya perkembangan industri tersebut harus dapat diantisipasi.

Sektor industri migas di Indonesia merupakan salah satu pemasukan devisa negara
terbesar dan dalam rangka mencapai pembangunan Indonesia yang terus
berkelanjutan, segala dampak dan akibat dari pesatnya perkembangan industri
tersebut harus dapat diantisipasi. Sumber dari sektor industri migas tersebut berasal
dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang sangat vital
dan tidak dapat diperbaharui yang sampai saat ini masih menjadi tulang punggung
untuk berbagai kebutuhan di Indonesia. Untuk itu, diperlukan usaha-usaha yang
berkelanjutan untuk terus mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber-sumber
yang berpotensi sebagai ladang penghasil minyak. Dalam proses eksploitasi dan
eksplorasi tersebut, terdapat berbagai teknologi proses dan unit-unit yang
digunakan, termasuk didalamnya sumber daya manusia yang handal.

Kegiatan operasi minyak bumi secara garis besar meliputi eksplorasi, pengeboran,
dan produksi sampai akhirnya menjadi minyak mentah dengan standar yang telah
ditentukan (kadar air dan pasir kurang dari 1%) untuk dijual ke konsumen. Proses
produksi sendiri terdiri mulai dari pengambilan minyak, pemisahan dan pengukuran
lalu pengiriman minyak. Pada proses pemisahan minyak di CGS (Central
Gathering Station) khususnya pada proses oil treating dimana selama proses

1
tersebut akan menghasilkan waste gas atau gas buangan yang tidak semua bagian
gas tersebut dapat dimanfaatkan kembali, sehingga untuk memenuhi standard emisi
gas buang maka sisa gas tersebut harus di musnahkan dengan cara dibakar.

Ketika gas alam ikut terproduksi ke permukaan tetapi tidak mudah digunakan, gas
itu dibakar untuk dibuang atau dibakar. Pembakaran terutama terjadi ketika gas
diproduksi sebagai produk sampingan dari ekstraksi minyak. Jika tidak ada
infrastruktur untuk memanfaatkan gas terkait ini untuk penggunaan yang lebih
produktif, maka gas tersebut akan terbakar habis.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan historical data, pemakaian bahan bakar gas di CGS-Y masih belum
optimal dan diperkirakan sejumlah bahan bakar gas terbakar percuma, dengan
demikian perlu dilakukan optimasi konsumsi bahan bakar gas untuk
mempertahankan kinerja EGF dan kepatuhan terhadap lingkungan.

1.3 Tujuan Penelitian


Pada makalah ini akan me-review konsumsi bahan bakar gas untuk proses
pembakaran waste gas di unit EGF dari sisi:
1. Statistik control proses
2. Proses capability

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Central Gathering Station

Minyak mentah yang berada pada gathering station masih dalam keadaan
tercampur dengan berbagai zat-zat lain. Oleh karena itu, maka harus dilakukan
suatu pemisahan agar didapat minyak dengan kadar campuran (air) paling sedikit
dan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan user. Pemisahannya terjadi dalam
beberapa tahap dari satu storage ke stogare lainnya. Dengan tidak mengandalkan
gaya gravitasi saja. Hasil dari pemisahan tersebut minyak, air dan gas yang
dihasilkan dari sumur-sumur minyak pada sebuah lapangan, kemudian fluida
tersebut dipisahkan menurut kebutuhannya.

Minyak mentah (crude oil) merupakan campuran kompleks yang mengandung


lebih dari 200 senyawa organik, terutama hidrokarbon. Setiap jenis minyak
memiliki kandungan senyawa yang berbeda-beda baik dari jenis maupun
konsentrasinya. API (America Petroleum Institue) Gravity untuk sebagian jenis
minyak selalu diukur dari specific Gravity atau densitasnya. Nilai API yang
semakin besar menunjukan densitas minyak yang semakin ringan. Sebaliknya,
semakin rendah derajat API, maka densitas minyak semakin berat. Minyak dari
lapangan dan formasi yang berbeda dapat memiliki komposisi yang mungkin sama
atau berbeda sama sekali. Nilai API Gravity tersebut menunjukan densitas minyak
mentah artinya yang masih mengandung pengotor seperti sulfur yang perlu untuk
dihilangkan. API Gravity untuk minyak mentah berkisar antara 7 hingga 52 yang
setara dengan 970 kg/m3 hingga 750 kg/m3. Tetapi saat ini rata-rata berkisar antara
20 hingga 45. Meskipun minyak ringan (API Gravity 40-45) bagus, minyak yang
lebih ringan (API Gravity 46) tidak terlalu baik untuk proses pengolahan.

3
Berdasarkan komposisi kimia yang terkandung dalam minyak mentah, minyak
dengan API Gravity 40-45, mengandung molekul dengan rantai yang lebih pendek
atau kurang mengandung senyawa yang berguna seperti high octane gasoline dan
diesel fuel sehingga diperlukan optimasi produksi. Sementara itu, minyak dengan
API Gravity 35 mengandung senyawa dengan rantai yang lebih panjang dan
molekul yang lebih besar yang tidak terlalu dibutuhkan sebagai high octane
gasoline atau diesel fuel tanpa proses pengolahan lebih lanjut. Untuk senyawa yang
tudak memiliki detail sifat fisika dan kimia, API Gravity dapat digunakan sebagai
pendekatan indeks kualitas minyak mentah untuk minyak-minyak yang memiliki
nilai API yang hampir sama. Ketika minyak yang berbeda jenis dan kualitas
dicampur, API Gravity tidak dapat digunakan untuk pengukuran densitas fluida.

Gas terbentuk di suatu area dimana terdapat sejumlah besar bahan-bahan organik
yang mengalami proses pembusukan dan disekelilingnya kekurangan oksigen,
seperti di tanah berlumpur dan rawa maka sebagian besar hidrogen sulfida (H2S)
dan gas rawa atau metana (CH4) akan terbentuk sebagai hasil dari adanya aktivitas
bakteri. Semakin dalam bahan organik tersebut, oksigen dalam gas akan berkurang
dan akhirnya menghilang, sementara jumlah metana dan nitrogen akan mengalami
peningkatan. Bila suatu sumur yang dibor hingga titik kedalam tertentu
menghasilkan gas yang terdiri dari campuran komponen hidrkorabon dan
nonhidrokarbon dengan volume yang bervariasi, maka gas yang diperoleh tersebut
disebut gas alam. Gas alam yang banyak dikonsumsi sehari-hari mengandung
paling banyak metana. Tetapi, gas alam yang terdapat pada wellhead mengandung
sedikit metana dan banyak pengotor lainnya. Sumber gas alam berasal dari 3 tipe
sumur yakni sumur minyak, sumur gas, dan sumur kondensat. Gas alam yang
berasal dari sumur minyak disebut dengan associated gas, gas ini dapat dipisahkan
dari minyak melalui proses oil treating. Sedangkan gas alam yang berasal dari
sumur gas dimana hanya mengadung sedikit minyak atau tidak ada minyak sama
sekali disebut non-associated gas.

Umumnya, gas yang ditemukan pada suatu sumur kondisinya bercampur dengan
crude oil atau secara praktis diperoleh sebagai fasa gas dalam crude oil. Namun

4
sering juga ditemukan gas alam yang tidak bergabung dengan crude oil. Sehingga,
saat ini jenis gas alam dibedakan menjadi dua yaitu associated gas dan non-
associated gas. Kedua jenis gas tersebut didefenisikan sebagai:

1. Non-Associated gas, merupakan gas alam bebas, atau gas yang tidak
menyatu dengan minyak bumi di dalam suatu reservoir.
2. Associated gas, adalah gas yang ditemukan bersama-sama dengan minyak
bumi pada satu reservoir.

Teknologi penanganan gas buang pada saat ini terus berkembang, pembuangan gas
alam dengan metode flaring atau pembuangan langsung ke udara secara bebas
menjadi cara utama untuk melepaskan gas alam. Penanganan gas buang ke udara
secara terbuka akan dikurangi karena dapat menyebabkan dampak lingkungan dan
sosial yang besar, oleh karena itu perlu diciptakan teknologi yang lebih baik untuk
menangani masalah tersebut secara aman dan baik.

2.2. Enclosed Ground Flare (EGF)


EGF menggunakan metode flaring tertutup sehingga tidak menyebabkan radiasi
panas dan radiasi suara. Pembakaran api tidak terlihat karena tertutupi chamber
yang diselimuti refractory. Metode ini juga dapat digunakan untuk menangani gas
yang mengandung gas berbahaya seperti H2S. pembakaran bertingkat dalam hal ini
dapat diaplikasikan untuk menghancurkan H2S dalam proses pembakaran,
sehingga diharapkan gas yang diproses menggunakan EGF akan ramah lingkungan
dan aman.

Pada proses penanganan emisi gas di CGS Y, uap/vapor yang bertekanan dari gas
boot dalam kondisi normal mengalir ke fasilitas air cooled heat exchanger untuk
menjalani proses kondensasi terlebih dahulu. Hasil kondensasi (kondensat) akan
ditampung di KOD dan dipompakan menuju condensate facility, kemudian gas
yang tidak terkondensasi akan mengalir menuju EGF facility untuk dibakar agar
tidak mencemari lingkungan. Jika dalam kondisi ada kenaikan pressure di upstream

5
facility (gas boot, ACHE) ada bypass line untuk mengalirkan waste gas dari gas
boot langsung ke EGF KO Drum. EGF akan shut down secara otomatis jika tekanan
pada outgoing gas boot melebihi 5 psig. Pada saat EGF mati maka waste gas akan
dialihkan sementara ke vent stack sampai EGF ini dapat dijalankan kembali. EGF
didesain untuk dioperasikan secara otomatis. EGF facility terdiri dari beberapa
peralatan utama yaitu:
1. Enclosed Ground Flare/EGF;
2. KO Drum;
3. KOD Transfer pump; dan
4. Oily Water Drain Pump.

Gambar 1. Enclosed Ground Flare Facility CGS Y

2.3 Tinjauan Literatur


2.3.1 Histogram
Dalam Statistik, Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk
menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu nilai
yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data. Histogram juga
merupakan salah satu alat dari 7 alat pengendalian kualitas (QC 7 Tools).
Manfaat dari penggunaan Histogram adalah untuk memberikan informasi

6
mengenai variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam membuat
keputusan dalam upaya peningkatan proses yang berkesimbungan (Continous
Process Improvement). Histogram adalah alat seperti diagram batang (bars
graph) yang digunakan untuk menunjukkan distribusi frekuensi. Sebuah
distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering setiap nilai yang berbeda
dalam satu set data terjadi. Data dalam histogram dibagi-bagi ke dalam kelas-
kelas, nilai pengamatan dari tiap kelas ditunjukkan pada sumbu X.

Teori mengatakan bahwa distribusi yang normal, yaitu yang kebanyakan


datanya mendekati nilai rata-rata akan ditunjukan oleh histrogram yang
berbentuk lonceng, seperti contoh gambar di bawah ini. Tapi jika histogram
serong ke kiri atau ke kanan berarti kebanyakan data berkumpul dekat batas
toleransi suatu pengukuran sehingga ada kemungkinan data tidak normal (ada
masalah ketika pengukuran, atau bahkan ada masalah dalam proses). Untuk
memastikan data normal atau tidak sebaiknya menggunakan metode uji
kenormalan data, seperti Kolmogorov-Smirnov test atau Anderson-Darling
normality test.

Gambar 2. Contoh Histogram

Apa yang dilakukan histogram:


 Menunjukkan data dalam jumlah besar yang susah diinterpretasikan
dalam bentuk tabular
 Menampilkan frekuensi relatif terhadap kejadian berbagai nilai data

7
 Menunjukkan pemusatan, variasi dan bentuk data
 Menggambarkan secara cepat distribusi data
 Menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi performa masa
depan dari suatu proses
 Membantu mengindikasi jika ada terjadi perubahan dalam proses
 Membantu menjawab pertanyaan 'apakah proses mampu memenuhi
persyaratan?

2.3.2 Control Chart


Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari
bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu. Data di-plot dalam urutan
waktu. Control chart selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:
 Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah (mean)
atau nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta
kendali.
 Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan
batas kendali atas.
 Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan
batas kendali bawah.
Garis-garis tersebut ditentukan dari data historis, terkadang besarnya UCL dan
LCL ditentukan oleh confidence interval dari kurva normal. Dengan control
chart, kita dapat menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses konsisten
(dalam batas kendali) atau tidak dapat diprediksi (di luar batas kendali karena
dipengaruhi oleh special cause of variation, yaitu variasi yang terjadi karena
faktor dari luar sistem).

8
Gambar 3. Contoh control chart

Sebuah proses yang cukup stabil, tetapi berjalan di luar batas yang diharapkan,
harus diperbaiki untuk menemukan akar penyebabnya untuk mendapatkan hasil
perbaikan yang fundamental.

control chart dapat membantu untuk:


 Mendeteksi adanya variasi penyebap khusus.
Jika sebuah proses secara statistik terkontrol, maka 99.73% data akan ada di
antara batas kontrol. Jika ada data yang keluar dari batas kontrol
mengindikasikan bahawa sumber variasi yang berasal dari luar proses.
 Menyakinkan kestabilan sebuah proses.
Kestabilan sebuah proses merupakan syarat yang diperlukan untuk bisa
menghitung kemampuan proses (process capability).
 Mendeteksi perubahan proses dari waktu ke waktu.
Jika titik-titik di dalam diagram kontrol semakin bergeser ke atas atau ke bawah
dari waktu ke waktu, mengindikasikan bahawa ada perubahan kecil tetapi terus
menerus di dalam proses. Perubahan ini sulit dilihat untuk jangka pendek
namun akan sedikit demi sedikit menurunkan tingkat kualiti produk.

9
1.3.1 Analisis Kapabilitas Proses (AKP)

Definisi Kapabilitas Proses adalah kemampuan suatu proses untuk menghasilkan


suatu produk/jasa yang sesuai dengan kebutuhan/syarat dari konsumen atau
spesifikasi yang diharapkan. Untuk mengetahui suatu proses berjalan secara
capable/tidak (menghasilkan produk/jasa yang sesuai spesifikasinya) dipakailah
AKP. Dalam AKP dipakai berbagai nilai indeks untuk mengetahui kualitas dari
proses yang dihasilkan. Antara lain Cp, Pp, Cpk, Ppk, Cpm, dan PPM.

Untuk mengolah AKP dapat dipakai program Minitab maupun Excel. Prinsip
dalam mengolah AKP adalah menentukan jenis distribusi yang sesuai dengan
data yang akan diolah. Jika jenis distribusi untuk mengolah AKP tidak sesuai
dengan kenyataan jenis distribusi data yang akan diolah maka hasil dari AKP
pun dapat salah dan memungkinkan pengguna salah dalam mengambil
keputusan manajemen proses.

1. Jika Limit Spesifikasi di dalam Limit Kontrol maka proses dikatakan


incapable.

2. Jika Limit Spesifikasi di luar Limit Kontrol maka proses dikatakan capable.

10
BAB III

ANALISA

1.1 Data Konsumsi Bahan Bakar Gas


Tabel di bawah ini merupakan baseline konsumsi bahan bakar EGF CGS Y periode
bulan Jan 2019 – Feb 2019.

Month Fuel Gas Pressure Fuel Gas Rate Waste Gas Rate KOD Temp
(PSIG) (MSCFD) (MSCFD) (oF)
2018 14.18 425.20 988.17 74.22
Jan-19 14.95 486.97 465.37 75.67
Feb-19 14.49 483.07 1,203.80 83.35

Tabel 1. Baseline konsumsi bahan bakar gas EGF CGS Y

Dari table di atas diperoleh data rata-rata pemakaian konsumsi bahan bakar gas
Bulan Jan 2019 – Feb 2019 yaitu 485.02 MSCFD dan waste gas yang dibakar hanya
834.59 MSCFD, angka ini lebih tinggi dari konsumsi periode tahun 2018 yaitu rata-
rata 425.20 MSCFD dan waste gas yang dibakar 988.17 MSCFD.

Histogram of Fuel Gas Rate


Normal
30 Mean 485.1
StDev 16.01
N 59
25

20
Frequency

15

10

0
390 420 450 480 510
Fuel Gas Rate

Gambar 4. Histogram Baseline konsumsi bahan bakar gas EGF CGS Y

11
Histogram of Waste Gas Rate
Normal
50
Mean 815.8
StDev 683.1
N 59
40

30
Frequency

20

10

0
-500 0 500 1000 1500 2000 2500
Waste Gas Rate

Gambar 5. Histogram Baseline waste gas burned in EGF CGS Y

fish bone diagram


Measurements Air Compressor Operator

SDV
analysis and trouble shoot
pressure
pressure transmitter
Routine Checklist
level transmitter
Air supply
Monitoring
temperature
transmitter
EGF fuel gas
consumption

temperature
mother nature

Pressure

ambient temperature
flow rate

Uncontrollable Waste Gas

12
Histogram of Fuel Gas Rate_1
Normal
35
Mean 425.0
StDev 3.114
30 N 249

25
Frequency

20

15

10

0
418 420 422 424 426 428 430 432
Fuel Gas Rate_1

H istogram of Fuel Gas Rate, Fuel Gas Rate_1


Normal
0. 14
Vari abl e
Fuel Gas Rat e
0. 12 Fuel Gas Rat e_1

Mean StDev N
0. 10 485.1 16.01 59
425.0 3.114 249

0. 08
Density

0. 06

0. 04

0. 02

0. 00
400 420 440 460 480 500 520
Data

13
Histogram of Waste Gas Rate, Waste Gas Rate_1
Normal
0. 005
Var i abl e
Wast e Gas Rat e
Wast e Gas Rat e_1
0. 004 Mean StDev N
815.8 683.1 59
1264 476.6 249

0. 003
Density

0. 002

0. 001

0. 000
-450 0 450 900 1350 1800 2250
Data

I-MR Chart of Fuel Gas Rate


6 6 6
6 6 6 6
UCL=506.6
500 6 6 6 6 6 6 6
_
X=485.1
Individual Value

475
5 LCL=463.6
1 1 1
450

425

400
1
1 7 13 19 25 31 37 43 49 55
Observation

1
100
1

75
Moving Range

50
1 1
1 1
25 UCL=26.4
__
MR=8.1
0 LCL=0
1 7 13 19 25 31 37 43 49 55
Observation

14
I-MR Chart of Fuel Gas Rate_1
435 UCL=434.78

430
Individual Value

_
425 X=424.97

420

415 LCL=415.16
1 26 51 76 101 126 151 176 201 226
Observation

12 UCL=12.05

9
Moving Range

6
__
MR=3.69
3

0 LCL=0
1 26 51 76 101 126 151 176 201 226
Observation

Boxplot of Fuel Gas Rate, Fuel Gas Rate_1


500

475

450
Data

425

400

Fuel Gas Rate Fuel Gas Rate_1

15
16
REFERENSI

[1] Legal Akses. Perusahaan Perseorangan


http://www.legalakses.com/download/hukum_perusahaan/Perusahaan%20P
erseorangan.pdf Diakses 20 Oktober 2019.
[2] Finance. 2007. Proprietary Limited Company.
https://finance.nine.com.au/small-business/proprietary-limited-
company/bc6394a8-3141-4ab9-9551-5a6e66f3f543 Diakses 20 Oktober
2019.
[3] Varandiga Putri, Mariesta. 2017. Badan Usaha.
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/badan-usaha/perusahaan-
persekutuan Diakses 20 Oktober 2019.
[4] International Lawyers Network. Establishing A Business Entity: An
International Guide.
[5] R. Hoyt, Christopher. 1996. Legal Compendium for Community foundations.
Halaman 7
[6] Proprietary limited company https://www.inc.com/encyclopedia/limited-
liability-company.html Diakses 20 Oktober 2019.
[7] https://thebusinessprofessor.com/knowledge-base/overview-LLC/
[8] Australian Government. Corporations Act No. 50, 2001
https://www.legislation.gov.au/Details/C2015C00336 Diakses 20 Oktober
2019.
[9] National Cooperative Business Association. 2005. Cooperative Businesses In
the United States. https://community-wealth.org/sites/clone.community-
wealth.org/files/downloads/paper-ncba.pdf Diakses 21 Oktober 2019.
[10] National Conference Of Commissioners On Uniform State Laws. Revised
Uniform Limited Liability Company Act 2006
https://web.archive.org/web/20141024030206/http://www.uniformlaws.org/
shared/docs/limited%20liability%20company/ullca_final_06rev.pdf Diakses
20 Oktober 2019 Diakses 20 Oktober 2019.

17
[11] Pramono, Nindyo. 2012. Perbandingan Perseroan Terbatas Di Beberapa
Negara.
[12] https://www.transportation.gov/individuals/aviation-consumer-
protection/flight-delays-cancellations
[13] Delta Air Lines. Delta Flight Delay Compensation.
https://getservice.com/Delta-flight-delay-compensation Diakses 20 Oktober
2019.
[14] Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan. Lembaran Negara RI tahun 2009, No. 1. Sekretariat Negara.
Jakarta.
[15] Pemerintah Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Perhubungan No. 77 Tahun
2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara. Lembaran
Negara RI tahun 2009, No. 77. Sekretariat Negara. Jakarta.
[16] Convention for The Unification of Certain Rules Relating to International
Carriage by Air, Signed at Warsaw On 12 October 1929
[17] Kusumasari, Diana. Hukum Online. 2011. Ketentuan Ganti Kerugian Jika
Bagasi Hilang atau Rusak di Pesawat.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4e6e6e4b7943d/ketentu
an-ganti-kerugian-jika-bagasi-hilang-atau-rusak-di-pesawat/ Diakses 20
Oktober 2019.
[18] Pengertian Kartel. http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-
kartel-dan-jenis-jenisnya/ Diakses 20 Oktober 2019.
[19] Zuhri, Sepudin. 2013. Pengertian Kartel
https://ekonomi.bisnis.com/read/20130723/12/152527/kamus-perdagangan-
kartel-itu-apa-ya Diakses 20 Oktober 2019.
[20] http://www.kppu.go.id/id/blog/2018/07/ma-kabulkan-kasasi-kartel-bawang-
putih/ KPPU, 2014
[21] Basari, M Taufikul. 2018.
https://kabar24.bisnis.com/read/20180916/16/838634/kasasi-kppu-
dikabulkan-19-kartelis-bawang-putih-dihukum-denda Diakses 20 Oktober
2019.

18
[22] Nur Alyani, Zarra. 2019. Pendirian Yayasan.
https://smartlegal.id/smarticle/2019/04/26/pendirian-yayasan/ Diakses 20
Oktober 2019.
[23] Dinand. 2017. https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/koperasi/dasar-
hukum-koperasi Diakses 20 Oktober 2019.
[24] Co-op Law. 2019. U.S State-by-State Co-op Law. https://www.co-
oplaw.org/statebystate/. Diakses 21 Oktober 2019.
[25] Pemerintah Indonesia. 1999. Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Lembaran
Negara RI tahun 1999, No. 5. Sekretariat Negara. Jakarta.
[26] KPPU. 2013. Perkara Nomor 05/KPPU-I/2013
[27] Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. 2017. Putusan
Nomor 1495 K/Pdt.Sus-KPPU/2017.

19

Anda mungkin juga menyukai