Disusun Oleh :
Arief Pambudi Nugraha
03021381419154
Kelas A
Kampus Palembang
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Separator
Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak
bumi belum dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara
langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai
senyawa hidrokarbon, khususnya komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai
C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C yang banyak/panjang, dan senyawa-
senyawa yang bukan hidrokarbon. Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang
bukan hidrokarbon, maka pada minyak mentah ditambahkan asam dan basa.
Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa,
memiliki titik didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari
suhu yang sangat rendah sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih
hidrokarbon (alkana) meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C dalam
molekulnya. Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-
komponen minyak bumi, maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi
sejumlah fraksi-fraksi melalui proses distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat
adalah proses distilasi (penyulingan) dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-
fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih campuran yang diinginkan, sehingga
proses pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti
ini disebut fraksionasi.Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-
komponen murni (senyawa tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak
praktis, dan mengingat bahwa minyak bumi mengandung banyak senyawa
hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon. Dalam hal ini
senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan titik didih yang berdekatan.
Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan dengan proses distilasi
bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi ialah campuran
hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.
2) Proses ekstraksi
Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya
larut fraksifraksi minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2,
furfural, dan sebagainya. Dengan proses ini, volume produk yang diperoleh
akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan dengan proses
distilasi saja.
3) Proses kristalisasi
Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik
cair (melting point) masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak
parafin, melalui proses pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat
dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada hampir setiap proses pengolahan,
dapat diperoleh produk-produk lain sebagai produk tambahan. Produk-
produk ini dapat dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan untuk
pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga,
dan berbagai hasil petrokimia lainnya.
Penelitian Favas, dkk (2002) meneliti tiga batubara yang berasal dari Autralia,
Indonesia dan Amerika Serikat dimana pada suhu 350 oC meningkatkan porositas
batubara sehingga mengurangi kadar air dan menghilangkan bahan organik secara
signifikan. Hasil yang didapatkan adalah batubara kualitas tinggi dari pada sebelum
mengalami proses hidrotermal dengan metode low intraparticle porosity.
Sedangkan Sarkar, dkk (2004) meneliti tiga macam batubara India (Batubara A, B
dan C), dimana batubara A dan B memiliki ciri khas pada jenis-jenis kokasnya dan
Batubara C memiliki sulfur yang tinggi dan volatil yang tinggi pula dan ketetapan
lainnya menggunakan suhu yang tinggi 500oC dengan tekanan sekitar 21-22 MPa
pada autoclave yang berisi air menghasilkan batubara yang baik dimanfaatkan
menjadi kokas. Batubara manapun jika digabungkan dalam proses hidrotermalnya
akan menghasilkan kokas yang oksidasi dan konduktivitas listriknya meningkat
dibandingkan dengan sebelum melewati proses hidrotermal.
Sakaguchi, dkk (2007) meneliti batubara peringkat rendah (brown coal dan
lignit) menggunakan teknologi hidrotermal pada suhu 200o sampai 350 oC selama
30 dan 180 menit dengan menggunakan tiga perlakuan. Tiga perlakuan tersebut
adalah 1) metode konvensional yaitu menambahkan air sebelum proses; 2) metode
as-reseived yaitu tanpa menambahkan air; dan 3) metode pemisahan yaitu treatment
dengan pemisahan fisik air dengan padatannya. Hasil yang didapatkan adalah
penggunaan metode pemisahan lebih efektif dari metode yang lain. Dimana pada
suhu 350oC kadar air batubara berkurang menjadi 6%. Selain itu, hasil upgrading-
nya terlihat signifikan karena hasil yang didapatkan ada batubara bersih dan
mengalami kenaikan kualitas dari batubara mentah serta pengurangan semua
elemen stabil. Wang, dkk (2007) menggunakan perlakuan batubara 0,1 MPa
sebagai tekanan awal untuk batubara Shenhua pada suhu 250-300oC menghasilkan
batubara yang kualitas baik, meningkatkan kandungan hidrogen, mengurangi kadar
volatil dan kadar abu. Selain itu, seiring dengan peningkatan suhu, pada suhu
300oC dapat merubah struktur dan reaktivitas batubara Shenhua.
3.1 Kesimpulan
Proses produksi adalah aktivitas mengangkat kandungan migas ke permukaan
bumi. Aliran migas akan masuk ke dalam sumur, lalu dinaikkan ke permukaan
melalui tubing (pipa salur yang dipasang tegak lurus). Pada sumur yang baru
berproduksi, proses pengangkatan ini dapat memanfaatkan tekanan alami alias
tanpa alat bantu. Namun, apabila tekanan formasi tak mampu memompa migas ke
permukaan, maka dibutuhkan metode pengangkatan buatan.
Migas yang telah diangkat akan dialirkan menuju separator (alat pemisah
minyak, gas dan air) melalui pipa salur. Separator akan memisahkan air dan minyak
(liquid),serta gas dan impurity. Air diinjeksikan kembali ke dalam sumur,
sedangkan minyak dialirkan menuju tangki pengumpul. Sementara untuk impurity
atau komponen gas yang bisa membahayakan manusia dan lingkungan hidup akan
dibakar atau diinjeksikan ke sumur. Sedangkan gas dialirkan melalui pipa untuk
kemudian dimanfaatkan atau dibakar tergantung pada jenis, volume, harga, dan
jarak ke konsumen gas. Fluida dari sumur-sumur produksi (oil wells) melalui suatu
sistim perpipaan yang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan sistim
individual flow line atau dengan menggunakan production line di pompakan ke
gathering station.
Pada sistim individual flow line, masing-masing flow line dari sumur
produksi dihubungkan dengan header yang terdapat di gathering station, sedangkan
pada sistim production line, flow line dari setiap sumur produksi dihubungkan
dengan masing-masing header yang terdapat pada production line yang ada di jalan
utama menuju ke gathering station. Di gathering station, fluida kemudian diarahkan
ke unit separator untuk dipisahkan gasnya dari minyak dan air sebelum kemudian
masuk ke unit berikutnya yaitu gas boot. Gas yang dipisahkan dialirkan ke vapor
recovery unit untuk diproses lebih lanjut, tetapi tidak setiap lapangan dilengkapi
alat tersebut.
Setelah dari gas boot, proses selanjutnya terjadi di wash tank yang digunakan
selain untuk menampung fluida yang datang dari sumursumur minyak setelah
melalui separator dan wash tank, juga untuk memisahkan air dan minyak. Waktu
retensi atau retention time yang cukup diperlukan untuk pemisahan air dan minyak.
Setelah terjadi pemisahan, air dari wash tank dengan menggunakan water leg akan
dialirkan ke fasilitas pengolahan air (water treating plant) sebagai bahan baku
untuk keperluan air injeksi, sedangkan minyaknya mengalir ke shipping tank. Dari
shipping tank kemudian minyak dipompakan ke Hydro Carbon Transportation
(HCT) / Pusat Penampung Produksi / Pusat Penampung Minyak. Sebelum minyak
dipompakan dari shipping tank ke HCT / PPP / PPM, perlu dianalisa kandungan
dasar sedimen dan airnya atau BS&W (Basic Sediment and Water). Standar BS&W
yang ditetapkan agar minyak bisa dipompakan ke tanki tanki di HCT/PPP/PPM
adalah 1.0 %.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Tarek H (2007): Equations of State and PVT Analysis : Application for
Improved Reservoir Modelling, Penerbit Gulf, USA.
G.D., Hobson (1975): Modern Petroleum Technology, Penerbit Applied Science,
USA.
H.S., Bell (1959): American Petroleum Refining, Penerbit D. Van Nostrand
Company Inc, USA.
Robert, A Meyers (1986): Handbook of Petroleum Refining, Penerbit McGraw-Hill
Book Company, USA.