Anda di halaman 1dari 13

MSTERI PPT PBG

SLIDE 4:
Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas dikatagorikan menjadi dua yaitu :
1. Endapan primer / Cebakan Primer
Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam retakan-
retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses magmatisme atau
pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme
kontak dan larutan hidrotermal.
2. Endapan plaser / Cebakan Sekunder
Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap
batuan-batuan yang mengandung emas (gold-bearing rocks, Lucas, 1985). Dimana
pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan ( placer ).
Metode penambangan emas sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan emas primer atau
sekunder yang dapat mempengaruhi cara pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan untuk
meminimalisir dampak kegiatan penambangan tersebut

SLIDE 5:
1) Pengolahan Emas dengan Sistem Perendaman
a. Bahan :
Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton
b. Formula Kimia :
NaCn = 40 kg (natrium sianida)
H2O2 = 5 liter
Kostik Soda/ Soda Api = 5 kg
Ag NO3 =100 gram (perak nitrat)
Epox Cl = 1 liter
Lead Acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk)
Zinc dass/ zinc koil = 15 kg
H2O (air) = 20.000 liter
c. Proses Perendaman
Perlakuan di Bak I (Bak Kimia)
NaCn dilarutkan dalam H2O (air) ukur pada PH 7
Tambahkan costik soda (+ 3 kg) untuk mendapatkan PH 11-12
Tambahkan H2O2, Ag NO3, Epox Cl diaduk hingga larut, dijaga pada PH 11-12
Perlakuan di Bak II (Bak Lumpur)
Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton dimasukkan ke
dalam bak
Larutan kimia dari Bak I disedot dengan pompa dan ditumpahkan/ dimasukkan ke
Bak II
untuk merendam lumpur ore selama 48 jam
Setelah itu, air/ larutan diturunkan seluruhnya ke Bak I dan diamkan selama 24
jam,dijaga pada PH 11-12. Apabila PH kurang untuk menaikkannya ditambah
costic soda secukupnya.
Dipompa lagi ke Bak II, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke Bak I dengan
melalui Bak Penyadapan/ Penangkapan yang diisi dengan Zinc dass/ zinc koil untuk
mengikat/ menangkap logam Au dan Ag (emas dan perak) dari larutan air kaya.
Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai Zinc dass/ zinc koil hancur seperti pasir
selama 5 10 hari.
Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan dimasukkan ke
dalam wadah untuk diperas dengan kain famatex.
Untuk membersihkan hasil filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain gunakan 200 ml
H2SO4 dan 3 liter air panas.
Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion.
2) Pengolahan Emas Secara Sianida
a. Cara dan Langkah Kerja
1) Bahan berupa batuan dihaluskan dengan menggunakan alat grinding sehingga menjadi
tepung (mesh + 200).
2) Bahan di masukkan ke dalam tangki bahan, kemudian tambahkan H2O (2/3 dari
bahan).
3) Tambahkan Tohor (Kapur) hingga pH mencapai 10,2 10,5 dan kemudian tambahkan
Nitrate (PbNO3) 0,05 %.
4) Tambahkan Sianid 0.3 % sambil di aduk hingga (t = 48/72h) sambil di jaga pH larutan
(10 11) dengan (T = 85 derajat).
5) Kemudian saring, lalu filtrat di tambahkan karbon (4/1 bagian) dan di aduk hingga (t=
48h), kemudian di saring.
6) Karbon dikeringkan lalu di bakar, hingga menjadi Bullion atau gunakan. (metode 1).
7) Metode Merill Crow (dengan penambahan Zink Anode / Zink Dass), saring lalu
dimurnikan / dibakar hingga menjadi Bullion. (metode 2).
8) Karbon di hilangkan dari kandungan lain dengan Asam (3 / 5 %), selama (t =30/45m),
kemudian di bilas dengan H2O selama (t = 2j) pada (T =80 90 derajat).
9) Lakukan proses Pretreatment dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan
Soda.(NaOH) 3 % selama (t =15 20m) pada (T = 90 100o).
10) Lakukan proses Recycle Elution dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda 3
% selama (t = 2.5 j) pada (T = 110 120 derajat).
11) Lakukan proses Water Elution dengan menggunakan larutan H2O pada (T = 110
120o) selama (t = 1.45j).
12) Lakukan proses Cooling.
13) Saring kemudian lakukan proses elektrowining dengan (V = 3) dan (A = 50) selama (t
= 3.5j).

SLIDE 6:
Proses Pemurnian (Dari Bullion)
Dapat dilakukan dengan beberpa metode yaitu :
1) Metode Cepat
Secara Hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan HNO3 kemudian tambahkan garam
dapur untuk mengendapkan perak sedangkan emasnya tidak larut dalam larutan HNO3 selanjutnya
saring aja dan dibakar.
2) Metode Lambat
Secara Hidrometallurgy plus Electrometallurgy yaitu dengan menggunakan larutan H2SO4 dan
masukkan plat Tembaga dalam larutan kemudian masukkan Bullion ke dalam larutan tersebut,
maka akan terjadi proses Hidrolisis dimana Perak akan larut dan menempel pada plat Tembaga
(menempel tidak begitu keras/mudah lepas) sedangkan emasnya tidak larut (tertinggal di dasar),
lalu tinggal bakar aja masing masing.
3) Pengolahan Emas Amalgamasi
Amalgamasi Merkury atau sistem penarikan emas dengan merkury adalah sistem penarikan
yang dipakai hampir 99% para penambang emas skala kecil baik resmi ataupun illegal di
Indonesia.
Adapun langkah sederhananya sebagai berikut :
1) Sebelum dilakukan amalgamasi hendaknya dilakukan proses kominusi dan konsentrasi
gravitasi, agar mencapai derajat liberasi yang baik sehingga permukaan emas tersingkap.
2) Pada hasil konsentrat akhir yang diperoleh ditambah merkuri ( amalgamasi ) dilakukan
selama + 1 jam
3) Hasil dari proses ini berupa amalgam basah ( pasta ) dan tailing. Amalgam basah
kemudian ditampung di dalam suatu tempat yang selanjutnya didulang untuk pemisahan
merkuri dengan amalgam.
4) Terhadap amalgam yang diperoleh dari kegiatan pendulangan kemudian dilakukan
kegiatan pemerasan ( squeezing ) dengan menggunakan kain parasut untuk memisahkan
merkuri dari amalgam ( filtrasi ). Merkuri yang diperoleh dapat dipakai untuk proses
amalgamasi selanjutnya. Jumlah merkuri yang tersisa dalam amalgan tergantung
padaseberapa kuat pemerasan yang dilakukan. Amalgam dengan pemerasan manual akan
mengandung 60 70 % emas, dan amalgam yang disaring dengan alat sentrifugal dapat
mengandung emas sampai lebih dari 80 %.
5) Retorting yaitu pembakaran amalgam untuk menguapkan merkuri, sehingga yang
tertinggal berupa alloy emas.

SLIDE 7:

Proses Pengolahan Bijih Emas di PT Antam Tbk, UBPE Pongkor

1). Unit Sianidasi

Unit sianidasi merupakan unit proses pertama dalam proses pngolahan emas yang meliputi proses
yaitu crushing, milling dan leaching. Proses-proses ini pada dasarnya merupakan proses untuk
mereduksi ukuran bijih emas menjadi ukuran yang memenuhi agar reaksi pelarutan berlangsung
dengan baik sedangkan leaching merupakan pelarutan selektif emas oleh reagen tertentu

2). Unit Recovery

2.1 Carbon In Leach (CIL)

Carbon in leach merupakan proses absorbsi emas yang telah larut saat proses leaching oleh
carbon aktif. Proses yang terjadi di CIL ini adalah penangkapan senyawa kompleks NaAu(CN) 2
dan NaAg(CN)2 oleh carbon aktif.

Persamaan reaksi:

2[Au(CN)2-] + Ca2+ + C Ca[C Au (CN)2]2

2[Ag(CN)2-] + Ca2+ + C Ca[C Ag (CN)2]2

Pada plant 1, tangki leaching berkapasitas 290 m3 yang terdiri dari 5 tangki. Sedangkan untuk
plant 2 berjumlah 7 tangki dengan tangki CIL 1 dan CIL 2 dengan kapasitas 340 m3 dan tangki
CIL 3 sampai CIL 7 dengan kapasitas 290 m3.

Tangki CIL dilengkapi dengan carbon interstage screen (ukuran bukaan 0.8 mm) tipe
kambalda screen yang berfungsi untuk mencegah agar karbon tidak ikut bersama dengan aliran
overflow slurry ke tangki berikutnya, sehingga slurry tetap akan mengalir ke tangki berikutnya
melalui launder (talangan). Distribusi karbon aktif ini berlawanan arah (Cunter current) dengan
aliran surry yaitu untuk plant 1 dimasukkan dari tangki CIL 7 baru kemudian masuk tangki CIL
6 dan seterusnya sampai ke tangki CIL pertama dengan cara menggunakan carbon forwarding
pump untuk memompakan karbon tersebut. Aliran ini dirancang untuk mencapai distribusi karbon
di tangki CIL sesuai dengan desain yang telah ditentukan.

Tujuan dari dari penambahan fress carbon di tangki CIL terakhir agar penyerapan ion Au/Ag
kompleks lebih efektif, karena kandungan Au-Ag di tangki CIL terakhir paling rendah sehingga
diharap kandungan Au-Ag di tangki CIL terakhir seluruh ion Au-Ag kompleks dapat diadsorpsi
olek fresh carbon yang masih tinggi tingkat absorbsinya. Distribusi karbon di tangki CIL awal dan
akhir sekitar 30 gr/L, sedangkan di tangki CIL tengah sekitar 8 gr/L.

Pada prosesnya, umpan yang masuk ke tangki CIL berupa overflow dari tangki leaching
melalui launder, slurry mengalir dari tangki CIL 1 sampai ke tangki CIL berikutnya. Pada tangki
terakhir CIL ini di pasang carbon safety screen lubangnya jenis square straight yang berukuran
0.5 mm. Carbon safety screen bertujuan untuk mengurangi hilangnya carbon yang ikut terbawa
oleh aliran slurry ke thickener.

Karbon yang keluar dari tangki CIL 1 (diharap memiliki kandungan emas 700 ppm-1000 ppm
di pompa ke loaded carbon surge bin yang terlebih dahulu melewati loaded carbon screen. Setelah
melewati loaded carbon screen karbon kaya masuk ke surge bin yang berkapasitas 6 ton,
sedangkan cairan yang ikut bersama karbon akan di kembalikan ke tangki CIL pertama masing-
masing plant.

Gambar 2.5 Jajaran Tangki Leaching dan CIL

2.2 Elution

Elution merupakan proses pelepasan emas dari karbon yang telah dimasukkan di tangki
CIL. Metoda elution yang dipakai di UBPE Pongor adalah Anglo American Research Laboratory
(AARL). Sebelum dilakukan elution terlebih dahulu dilakukan loaded carbon yaitu carbon dalam
CIL diangkat ke surge bin melalui pemompaan. Loaded carbon dilakukan setelah kadar emas
dalam karbon di CIL mencapai minimal 1000 gpt dengan kapasitas 6 ton. Setelah proses loaded
carbon selesai, dilakukan proses elution di dalam elution column.

Proses elution dilakukan dalam 6 tahap, namun sebelumnya dilakukan pencucian carbon
dalam column dengan menggunakan fresh water yang bertujuan untuk membersihkan karbon dari
lumpur yang masih menempel.

Tahapan tahapan elution adalah :

1. Tahap pencucian dengan Asam (acid wash)


Asam yang digunakan untuk mencuci karbon pada tahap ini adalah asam klorida.
Pencucian dengan HCL ini bertujuan untuk menghilangkan atau melarutkan pengotor seperti ion
organik, senyawa kalsium karbonat, magnesium karbonat dan silika yang teradsorbsi dan menutupi
pori pori karbon aktif.

Persamaan reaksi :

CuCO3 + 2 HCL = CaCl2 + CO2 + H2O

MgCO3 + 2 HCL = MgCl2 + CO2 + H2O

Ca[C-Au(CN)2]2 + 2 H+ = Ca2+ + [2/n] [C-AuCN] + 2 HCN

Konsentrasi HCL yang dibutuhkan untuk proses elution adalah 3% wt. Asam klorida ini
diperoleh dengan cara mengencerkan larutan asam klorida yang mempunyai kemurnian 33% wt.
Proses pengencerannya dilakukan dengan cara mengalirkan fresh water dari water tank dengan
menggunakan elution water pump secara bersamaan masuk ke elution column. Larutan HCL yang
telah digunakan dialirkan ke tangki terakhir CIL dengan tujuan untuk menjaga apabila sewaktu-
waktu proses elution tidak berjalan dengan lancar (kemungkinan masih ada Au di dalam larutan),
kandungan emasnya tidak terbuang. Selain itu larutan hasil pencucian asam bisa menurunkan pH
sehingga proses pengendapan tailing di thickener bisa berjalan dengan baik.

2. Tahap Pencucian Air (Water Fresh)


Tahap pencucian ini dilakukan dengan air panas yang bertujuan untuk mengeluarkan
pengotor yang terlarut oleh HCL dari column. Air yang digunakan berasal dari fresh water tank
yang terlebih dahulu melewati RHE (Recycle Heat Exchanger) dan PHE (Plate Heat Exchanger)
untuk dipanaskan. Panas dalam PHE dihasilkan dari glycol yang dipanaskan oleh elution heater
sedangkan RHE belum panas karena belum ada larutan yang keluar dari elution column. Air hasil
dari pencucian keluar dari valve discharge elution column dan dialirkan ke tangki terakhir CIL
adsorbtion. Pada tahap ini dilakukan sampling pada saat akhir tahap 1 atau menit awal tahap 2 dan
sampling kedua dilakukan saat menit terakhir.

3. Tahap pre-treatment (pre-soak)


Pada tahap ini, emas dan perak mulai terlepas dari karbon dengan cara melemahkan ikatan
antara senyawa kompleks emas dan perak dengan karbon. Prosesnya berlangsung dalam column
dengan cara loaded carbon disemprot dengan larutan caustic cyanide, yang merupakan campuran
antara caustic (NaOH) dan cyanide (NaCN) yang dilarutkan dengan air dalam caustic cyanide tank
yang dilengkapi dengan agitator. Konsumsi masing-masing reagent adalah 200-250 kg NaOH,
200-250 kg cyanide dan selebihnya air untuk mencapai cyanide strenght antara 30.000 35.000
ppm atau masing-masing 3% NaOH dan 3% NaCN dengan Ph larutan sebesar 12,8. Larutan
caustic cyanide melewati PHE untuk dinaikkan temperatur sampai 90-110 C. Penyemprotan
dengan caustic cyanide ini bertujuan untuk melemahkan ikatan kompleks Au/Ag dengan karbon
dan tujuan dari pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi.

4. Tahap Pendaur Ulangan Eluate (Recycle Elution)


Tahap ini merupakan puncak tahap pemisahan senyawa kompleks emas dan perak oleh air
dari karbon. Senyawa kompleks emas dan perak dilarutkan oleh recycle water yang masuk ke
dalam column. Hasil dari proses recycle elution masuk ke dalam eluate tank yang merupakan
larutan kaya atau larutan elektrolit.

Reaksi : [C-Au(Au)]n + nNaCN = nNa+ + n[Au(CN)2]- + C


C-OH +OH- = [C-O]- + H2O

Sebelum masuk ke eluate tank larutan kaya terlebih dahulu melalui suatu saringan electrolyte
filter. Alat ini terdiri dari dua buah filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang
terbawa oleh larutan sebelummasuk ke recycle tank dan eluate tank.

5. Tahap Water Elution


Setelah melewati tahap keempat, masih ada kemungkinan emas dan perak tertinggal dalam
karbon. Sehingga untuk mendapatkan emas dan perak yang masih tersisa ini, maka karbon yang
masih ada di eluate column pada tahap ini disemprot atau dibilas dengan air panas. Air yang
digunakan berasal dari fresh water tank yang dipanaskan terlebih dahulu di RHE dan PHE sampai
suhunya kurang lebih 110C, pada proses inielution heater masih dijalankan (elution heater
beroperasi dari awal tahap dua sampai akhir tahap lima) demikian juga dengan pompa sirkulasi
panas. Air bilasa pada proses ini dialirkan ke recycle tank untuk elution berikutnya.

6. Tahap Pendinginan (Cooling)


Pada tahap ini semua alat atau proses didinginkan, elution heater dimatikan tetapi pompa
sirkulasinya masih berjalan. Air yang digunakan untuk mendinginkan karbon di elution column
dialirkan ke recycle tank yang akan digunakan untuk proses elution selanjutnya bersama air yang
berasal dari tahap lima.
(a) (b)

(c)

Gambar 2.6 (a) Column (b) Eluate Tank (c) Elution Heater

2.3 Elektrowining

Electrowinning adalah proses pengambilan logam-logam yang terkandung di dalam air kaya
dengan cara prinsip elektrolisa, yaitu mengendapkan logam yang diinginkan dari larutan kaya
dengan memberikan arus lisrik searah pada elektroda yang digunakan sehingga terjadi proses
reduksi dan oksida. Proses ini bertujuan mengambil Au dan Ag yang terkandung dalam larutan
kaya. Dari eluate tank, larutan kaya akan di pompa menuju electrowinning cells dengan
menggunakan eluate pump dengan laju aliran 1 m3/jam. Electrowinning terdiri dari lima bak
electrowinning yang dipasang secara parallel, dimana pada setiap bak electrowinning terpasang 11
wire mesh anode sebagai kutub positif dan 10 wire mesh cathode sebagai kutub negatif. Wire mesh
anode berbentuk segi empat dengan lubang-lubang yang lebih besar dari lubang-lubang katoda.
Wire mesh anode dan wire mesh cathode terbuat dari bahan SS-316. Pada setiap bak
electrowinning dilengkapi dengan sebuah rectifier yang berfungsi untuk mengubah arus AC
menjadi arus DC. Pada prosesnya digunakan arus listrik sebesar 1100-1200 Ampere dan tegangan
8 Volt.

Larutan kaya yang telah diambil logam emas dan peraknya disebut spent electrolyte. Au dan
Ag yang terkandung dalam larutan kaya akan menempel pada katoda. Hal ini karena Au dan Ag
bermuatan positif, sedangkan katodanya bermuatan negatif. Pada katoda, tidak hanya ion Au dan
Ag yang tereduksi menjadi bentuk solid (cake) akan tetapi terdapat logam pengotornya lain yang
ikut tereduksi menjadi bentuk solid, sedangkan pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi yaitu
perubahan ion OH- menjadi H2O.

Reaksi elektrolisis yang terjadi pada proses electrowinning :

Anoda : 2OH- O2 + H2O + 2e-

Katoda : 2Au(CN)2-+ 2e- 2Au + O2 + H2 + 4CN-

Total : 2Au(CN)2-+ 2OH- 2Au + O2 + H2 + 4CN-

Pelepasan cake dari batang katoda dilakukan dengan menyemprotkan air pada batang katoda,
air sisa penyemprotan di tampung di dalam spent sump. Sedang overflow dari electrowinning cells
akan masuk ke dalam spent return sump sebagai barren solution dengan kandungan Au kurang
dari 2 ppm dan Ag kurang dari 20 ppm. Barren solution masuk ke dalam cyanide holding tank
yang akan digunakan sebagai make up cyanide karena masih mengandung emas sianida sebesar
3000 ppm dan digunakan untuk menaikkan pH di tangki leaching pertama.
Gambar 2.7 Electrowinning Cells

2.4 Smelting (Peleburan)

Proses smelting merupakan proses pemisahan logam emas dan perak alam bentuk cake dari
slag (pengotor) pada titik leburnya dengan bantuan reagent flux (boraks). Cake yang merupakan
hasil dari proses electrowinning dilakukan pengurangan kadar air hingga 20% dengan
memasukkan ke dalam vacuum filter. Setelah dilakukan pengurangan kadar air dalam vacuum
filter dilakukan penggarangan diatas tungku dengan suhu 700-900oC hingga kadar air mencapai
15%. Setelah di dilakukan penggarangan cake didinginkan lalu kemudian ditambahkan boraks
sebanyak 5-6 kg/300 cake. Penambahan boraks ini bertujuan untuk memisahkan pengotor dari
mineral berharga sehingga pengotor terapung di atas logam cair dan membentuk slag. Setelah
penambahan boraks, cake dilebur didalam morgan furnace pada suhu 1000-1200oC kemudian dore
bullion dituangkan ke dalam cetakan (bullion morgan). Komposisi dore bullion adalah 7-15% dan
80-92%, kurang dari 2% dan memiliki dimensi 15 250 330 mm3.

Pengotor (slag) yang terbentuk pada saat proses peleburan berupa kalsium karbonat, dan
boraks dipisahkan dari logam cairnya dengan cara manual. Pemisahan dengan cara manual ini
mengakibatkan kemungkinan terbawanya emas dan perak pada slag dengan peleburan
menggunakan monarch furnace. Peleburan slag biasanya dilakukan setelah beberapa kali
peleburan utama. Setelah dilebur, slag didinginkan dan dipisahkan dari pengotornya. Logam Au
dan Ag yang dihasilkan selanjutnya diikut sertakan bersama peleburan utama, sedangkan slag akan
dikirimkan ke ball mill untuk digerus bersama dengan ore.

Setiap selesai peleburan dore bullion akan dikirimkan ke Unit Bisnis Pengolahan dan
Pemurnian Logam Mulia (UBPPLM) di Pulogadung, Jakarta untuk dipisahkan dan dimurnikan
antara emas dan perak.

Anda mungkin juga menyukai