Anda di halaman 1dari 12

MODUL III

Penentuan Saturasi Fluida Pada Core Sample


Menggunakan Metode Solvent Extraction
LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Nurul Aghni Febrianti

NIM : 12215084

Shift : Kamis 1

Tanggal Praktikum : 30 Maret 2017

Tanggal Penyerahan : 6 April 2017

Dosen : Prof. Dr. Ir. Pudji Permadi

Asisten Modul : Eki Wicaksono Pambayun 12213035


Lutfi Andhika 12213070

LABORATORIUM PETROFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan saturasi fluida (minyak dan air) yang terkandung dalam suatu sampel
core dengan metode solvent extraction.
2. Menentukan porositas suatu sampel core secara tidak langsung.
3. Memahami prinsip dan cara kerja alat solvent extraction.
4. Mengetahui hubungan saturasi dengan sifat batuan lainnya.

II. TEORI DASAR

Mengetahui kuantitas fluida yang ada di dalam suatu reservoir adalah hal yang
sangat penting. Salah satu sifat petrofisika yang sangat membantu untuk mengetahui
hal ini adalah saturasi.
Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida yang mengisi
pori-pori batuan dengan volume total pori-pori batuan. Secara matematis saturasi
dapat dinyatakan dalam persamaan:

Pori-pori batuan pada suatu reservoir selalu terisi oleh fluida berupa air, minyak,
dan gas, sehingga jumlah saturasi ketiga fluida tersebut harus bernilai 1.
+ + =1
Nilai saturasi fluida dalam suatu batuan reservoir dapat ditentukan dengan dua cara
pendekatan:
a. Penentuan dengan pendekatan langsung.
Pendekatan dilakukan dengan melakukan pengukuran saturasi fluida dari
suatu sampel core yang diambil langsung dari suatu reservoir.

b. Penentuan dengan pendekatan tidak langsung.


Pendekatan dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu beberapa sifat
fisik suatu batuan reservoir yang nantinya akan diubah menjadi nilai
saturasi.

Salah satu metode pengukuran saturasi fluida di laboratorium adalah dengan


metode solvent extraction. Pada percobaan ini jenis solvent yang digunakan adalah
toluena. Solvent dipanaskan, kemudian menguap, naik, dan mendorong fluida yang
ada di dalam sampel core menuju condenser untuk selanjutnya dikondensasi. Air,
minyak, dan solvent yang telah terkondensasi akan turun ke bagian graduated tube.
Karena air memiliki densitas yang lebih besar dibanding minyak dan toluena maka air
akan menempati bagian terbawah. Solvent dan minyak terlarut yang masih berbentuk
uap akan kembali ke tabung pemanasan. Dengan demikian, jumlah air yang terdapat
di dalam sampel core dapat diketahui dari volume air yang terkumpul di dalam
graduated tube.
Selain untuk mengetahui jumlah air yang terdapat di dalam sampel core, secara
tidak langsung percobaan ini juga dapat menentukan nilai porositas batuan dengan
mengetahui data berat core saat kering dan berat core saat jenuh.

III. DATA PERCOBAAN

Data percobaan yang telah diperoleh dari hasil praktikum modul 3 ini adalah sebagai
berikut.
DATA AWAL PERCOBAAN

Diameter 2,64 cm

Tinggi 3,52 cm

Massa Core Kering 41,37 gram

Massa Core + Paraffin + Air 43,72 gram

Volume Air di Graduated Tube 1 mL

Massa Picnometer Kosong 24,87 gram

Massa Picnometer Isi Air 49,44 gram

Massa Picnometer Isi Paraffin 46,37 gram

IV. PENGOLAHAN DATA

Massa air yang berada dalam piknometer (gr):

Massa paraffin yang berada dalam piknometer (gr):


Densitas air (gr/cc):

Densitas paraffin (gr/cc):

Volume bulk (cc):

Massa fluida dalam core(gr):

Massa air dalam core (gr):


Massa paraffin dalam core (gr):

Volume paraffin (cc):

Volume pori(cc)

Saturasi air

Saturasi paraffin

Porositas core sample (%)


Data pengolahan yang telah diperoleh dari hasil perhitungan data percobaan praktikum modul
3 ini adalah sebagai berikut :
HASIL PENGOLAHAN DATA

mair 24,57 gram

mparaffin 21,5 gram

Densitas air 0,9828 gram/cc

Densitas paraffin 0,86 gram/cc

Vbulk 19,27 cc

Massa fluida dalam core 2,35 gram

Massa air dalam core 0,9828 gram

Massa paraffin dalam core 1,3672 gram

Vparaffin 1,58976 cc

Vpori 2,58976 cc

Sair 0,3861

Sparaffin 0,6139

core 13,44 %
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Alat dan Bahan

i. Peralatan Solvent Extractor


Peralatan solvent extractor ini berfungsi untuk mengukur volume air yang terdapat
pada core sampel. Peralatan solvent extractor ini terdiri dari graduated tube,
condenser, dan tabung tempat core sample. Prisip kerja alat ini adalah dengan
menguapkan fluida yang ada di core sample dengan solvent pada temperature tinggi.
Selanjutnya uap fluida tersebut akan didinginkan dengan condenser sehingga fluida
tersebut akan mengembun dan tertampung di graduated tube. Dari volume fluida
yang tertampung di graduated tube, dapat diperoleh parameter saturasi.

ii. Picnometer
Piknometert ini berfungsi untuk mengukur massa jenis dari air dan paraffin.

iii. Electric Heater


Electric Heater ini berfungsi untuk memanaskan toluena pada solvent extractor.

iv. Tabung Erlenmeyer


Tabung Erlemeyer ini berfungsi untuk pada saat proses penjenuhan core sample
dengan air.

v. Hassler Core Holder


Alat ini berfungsi untuk menjenuhkan core sample dengan paraffin.

vi. Gelas Ukur


Gelas ukur ini berfungsi sebagai wadah menampung fluida yang disertai dengan
skala volume.

vii. Jangka Sorong


Jangka sorong ini berfungsi untuk mengukur dimensi (diameter dan tinggi) core
sample.
viii. Neraca Analitis
Neraca analitis ini berfungsi untuk mengukur bera t dari picnometer kering,
picnometer berisi air, dan picnometer berisi paraffin.

ix. Oven
Oven ini berfungsi untuk mengeringkan core sample pada temperatur tinggi.

x. Tissue
Tissue ini berfungsi untuk menutup bagian puncak kondensor pada alat solvent
extractor untuk mencegah fluida keluar (umumnya fluida tidak keluar karena akan
langsung terkondensasi).

xi. Aquades
Aquades ini berfungsi sebagai bahan untuk menjenuhkan core sample.

xii. Solvent (Toluena)


Toluena ini berfungsi sebagai bahan solvent sehingga fluida yang ada di dalam core
sample dapat menguap pada solvent extraction.

xiii. Paraffin
araffin ini berfungsi sebagai bahan hidrokarbon untuk menjenuhkan core sample.

xiv. Vaseline

Bahan ini berfungsi untuk menambal bagian pipa yang bocor agar fluida tidak keluar
(dapat juga menutup bagian-bagian yang dialiri fluida lainnya).

xv. Sampel Core


Bahan ini berfungsi untuk menjadi objek penelitian pada percobaan modul 3.

Pada percobaan modul ini akan ditentukan saturasi dari fluida yang menenpati pori-
pori dalam sample core serta porositasnya. Dalam keberjalanan percobaan berlaku
beberapa asumsi kondisi seperti :
1. Sample core silinder sempurna
2. Sample core terjenuhi oleh air dan paraffin
3. Tidak ada pressure loss
4. Tidak ada kesalahan paralaks
5. Alat bekera dengan baik
6. Hanya air yang teruapkan oleh toluena
7. Hanya air yang terkumulasi dalam graduated tube.
8. Air teruapkan 100%
9. Air terkondensasi 100%

Sample core yang telah dijenuhkan dengan air di desak menggunakan Hasler core
holder. Fungsinya untuk memasukan paraffin ke dalam core agar pori-pori terisi oleh dua
fasa yaitu air dan paraffin. Jika pendesakan dilakukan hingga air tidak terdesak lagi yang
terakumulasi dalam tabung penampung maka ini menunjukan air telah mencapai water
irreducible saturation yaitu kondisi saturasi air dimanan air tidak dapat di reduce lagi.
Pendesakan paraffine dengan alat Hassler Permeameter dikondisikan sample core seperti
keadaan reservoir yang masih terjenuhi oleh air formasi. Proses pendesakan ini
sebenarnya berkaitan erat dengan proses migrasi dan pemerangkapan hidrokarbon di
reservoir. Tekanan Overburden, disimulasikan pada alat Hassler Permeameter oleh
tekanan dengan menggunakan gas N2. Sedangkan proses migrasinya disimulasikan oleh
injeksi paraffine dengan tekanan dari kompresor. Pada proses pendesakan ini tekanan
overburden diberikan dari samping sedangkan injeksi dari atas, terbalik dengan keadaan
migrasi dan pembentukan reservoir. Hal ini dikarenakan pada saat proses coring, awalnya
diambil core dari sumur secara vertikal, Kemudian setelah itu sample core diambil secara
horizontal dari core tadi. Sehingga proses pendesakan tekanan overburden dilakukan dari
samping core dan injeksi dari atas.

Setelah sample terjenuhi oleh air dan paraffin selanjutnya akan ditentukan volume air
yang ada didalam sample core dengan menggunakan alat solvent extraction. Prinsip kerja
alat ini adalah menentukan volume air dalam graduated tube yang merepresentasikan
volume air saat di dalam sample core. Toluena yang dipanaskan akan menguap dan uap
toluena tersebut akan menguapkan air dalam sample core karena titik didih air lebih
rendah dari pada titik didih toluena, sedangkan paraffin tidak ikut teruapkan karena
paraffin memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pada titik didih toluena. Uap air akan
keluar dari core kemudian dilakukan kondensasi dengan mengalirkan air diluar dinding
aliran uap air. Fungsinya agar permukaan dinding kaca tetap dalam kondisi dingin dan
isothermal sehingga uap air dapat terkondensasi dan terakumulasi dalam graduated tube.

Penentuan selisih berat core sample pada kondisi kering dan terjenuhkan oleh air
digunakan untuk menenukan volume pori-pori dengan dibagi terhadap densitas air.
Porositas dari core sample diapat ditentukan dengan membandingkan volume pori dengan
volume bulk yang dihitung menggunakan metode volmetrik. Metode volumetrik
diterapkan dengan mengukur diameter dan panjang core menggunakan jangka sorong
kemudia ditentukan volume bulknya dengan formula volume silinder. Densitas air
ditentukan dengan menggunakan picnometer yaitu selisih berat picnometer pada kondisi
kosong dan pada kondisi terisi air kemudian dibagi dengan volume picnometer. Begitu
juga dalam menentukan densitas dari paraffin. Nilai porositas yang didapatkan
merupakan porositas efektif karena air hanya dapat menempati ruang pori-pori yang
saling terhubungkan.

Saturasi air ditentukan dengan membandingkan volume air dengan volume pori-pori.
Begitu juga dengan saturasi paraffin, volume paraffin didapatkan dengan cara
menentukan selisih dari volume pori dan volume air. Berdasarkan data praktikum akan
ditentukan nilai saturasi air , saturasi paraffin serta porositas efektifnya dari dua core
sample. Hasil dari pengolahan data didapatkan nilai saturasi air yaitu 0,3861, saturasi
paraffin sebesar 0,6139 dan harga porositas efektifnya adalah 13,44 %. Porositas total
dapat diketahui dengan metode lain. Total dari saturasi air dan saturasi paraffin adalah 1
(Dianggap core sample hanya mengandung dari fluida air dan fluida paraffin saja, tidak
ada gas yang terkandung dalam core sample). Berdasarkan data pengolahan yang sudah
didapat, dapat diketahui bahwa core sample ini merupakan core sample yang cukup baik
karena saturasi paraffin mencapai 0,6139. Dapat diketahui bahwa core sample ini
merupakan batuan reservoir yang baik untuk diproduksi hidrokarbon karena sangat
ekonomis kalua diproduksi (saturasi air hanya 0,3861).
Dari percobaan praktikum modul 3 ini, dapat diketahui saturasi air yang didapat pada
percobaan hanya 0,3861 merupakan irreducible water satura tion (Swirr) di mana saturasi
air yang tidak dapat direduce lagi. Dengan mengangap proses penjenuhan core sample
dengan paraffin berjalan dengan baik, dapat kita ketahui langkah langkah percobaan
mampu membuat core sample mencapai keadaan S wirr.

VI. SIMPULAN

Dari hasil percobaan maka dapat disimpulkan :


1. Saturasi fluida (minyak dan air) yang terkandung dalam sampel core dengan metode
solvent extraction adalah :
Sair 0,3861

Sparaffin 0,6139

2. Porositas core sample pada percobaan praktikum modul 3 ini adalah 13,44 %
3. Prinsip kerja solvent extraction adalah memanaskan zat pelarut (pada percobaan ini
dipakai pelarut toluena), sehingga uap dari zat pelarut naik dan membawa fluida dari
dalam sample core (yang telah dikondisikan pada keadaan reservoir sebenarnya) ke
kondensor dan terkondensasi di sana. Air, minyak, dan toluena yang terkondensasi di
kondensor akan turun ke bagian alat Solvent Extractor yang disebut graduated tube.
Karena densitas air lebih berat daripada minyak dan zat pelarut, maka minyak akan
menempati bagian paling bawah dalam graduated tube. Zat pelarut yang berbentuk
uap dalam graduated tube kemudian akan kembali ke tabung pemanasan semula.
Minyak juga akan terbawa ke sana karena terkandung di dalam uap zat pelarut
(karena sifat kepolaran dari zat pelarut dan minyak). Sehingga pada akhirnya dalam
graduated tube akan terakumulasi keseluruhan air yang tadinya terkandung dalam
sample core dan dapat diukur volumenya.

4. Saturasi air memiliki hubungan terhadap porositas suatu batuan yaitu batuan yang
memiliki nilai saturasi air besar maka nilai porositasnya kecil, sedangkan ketika
memiliki nilai saturasi air kecil maka nilai porositasnya lebih besar.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Amyx, James W., Bass,Jr., Daniel M., dan Whiting, Robert L.. 1960. Petroleum Reservoir
Engineering : Phisyical Properties. New York: McGraw-Hill.

Buku Petunjuk Praktikum Laboratorium Petrofisika Teknik Perminyakan ITB.2015.

Latifa, Zilva Rifanti.2015.Catatan Kuliah PETROFISIKA.Institut Teknologi


Bandung.Bandung.
JP
Jelaskan metode penentuan saturasi secara tidak langsung!

Jawaban: Metoda tidak langsung yaitu dengan cara mengukur saturasi fluida berdasarkan
hasil perhitungan dari data karakteristik sifat batuan yang lain. Beberapa metoda dalam
mengukur saturasi fluida secara tidak langsung:

1. Retort method.
Prinsip dasar dari metode ini adalah dengan memanaskan core sample yang telah
dijenuhkan, sehingga air dan minyak yang ada di dalamnya menguap dan kemudian
terkondensasi. Kondensasi dari air dan minyak ini dikumpulkan dalam tabung
penampung kecil. Alat yang digunakan dalam metode ini adalah Retor Distillation
Apparatus.Tetapi metode ini memiliki beberapa kelemahan. Perlu diperhatikan bahwa
untuk menguapkan seluruh minyak yang ada di dalam sample core dibutuhkan suhu
sekitar 1000-1100o F. Sedangkan pada suhu itu, sifat dari kristalisasi air dapat rusak.
Akibatnya nilai water-recovery akan lebih besar dari nilai interstitial waternya,
sehingga volume air hasil pengukuran akan meleset dari nilai saturasi air sebenarnya.
Efek buruk lain yang dapat disebabkan adalah pada suhu itu struktur hidrokarbon dari
minyak cenderung akan berubah sehingga volume dari fluida dapat berkurang.
Minyak pada akhirnya juga dapat melapisi dinding bagian dalam dari sample core.

2. Solvent Extraction. Prinsip kerjanya adalah dengan meletakkan core di atas toluena
yang berperan sebagai solvent kemudian mendidihkan solvent sehingga fluida dalam
core akan menguap. Uap terkondensasi sehingga jatuh dan ditampung oleh graduated
tube. proses ini terus berlanjut hingga volume uap air dalam graduated tube telah
konstan. Sehingga perhitungan saturasi minyak dengan cara
metoda ekstraksi ini akan lebih sempurna apabila kita gunakan sochlet extraction.
Prinsip kerjanya sama dengan metoda diatas hanya saja sochlet tidak memiliki wadah
penampung hasil kondensasi. Hasil kondensasi jatuh di core.
Metoda lain dalam menentukan saturasi adalah dengan menggunakan sentrifugal.
Metode ini menggunakan alat yang disebut Centrifuge. Prinsip dasar dari metode ini
adalah dengan menginjeksikan solvent (zat pelarut) di tengah centrifuge. Kemudian
gaya sentrifugal yang disebabkan oleh centrifuge akan menyebabkan zat pelarut
bergerak ke luar pusat lingkaran. Gerakan dari zat pelarut inilah yang nantinya akan
mendorong keluar fluida yang ada di dalam samp le core. Fluida yang terdesak tadi
akan terperangkap di dalam suatu wadah dan akhirnya volume fluida dapat
dikuantitasi untuk menghitung saturasi.

Anda mungkin juga menyukai