Disusun oleh:
NAMA : ARUM SEKARWAGE J. R.
NIM : 113150086
PLUG :H
Disusun oleh :
NAMA : ARUM SEKARWAGE J. R.
NIM : 113150086
PLUG :H
(INDRA BAYU)
BAB II
PENGUKURAN POROSITAS
Keterangan :
Vp = volume pori-pori batuan, cm3
Vb = volume total batuan, cm3
Vg = volume butiran, cm3
Porositas efektif
Porositas efektif adalah perbandingan volume pori yang berhubungan
dengan volume total batuan atau ditulis sebagai berikut.
Vp yang berhubungan
eff = 100%
Vb
Oleh karena minyak hanya dapat mengalir melalui pori yang saling
berhubungan maka yang penting dalam industri perminyakan dan yang kita ukur
dalam percobaan ini adalah porositas efektif. Biasanya besarnya porositas berkisar
antara 5 30 %. Secara teoritis besarnya porositas tidak lebih dari 48 %. Porositas
dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
0%-5% : porositas sangat buruk dan dapat diabaikan
5 % - 10 % : porositas buruk
10 % - 15 % : porositas cukup
15 % - 20 % : porositas baik
20% - 25% : porositas sangat baik
> 25 % : porositas istimewa
Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi porositas antara lain yaitu
sebagai berikut.
Ukuran dan bentuk butiran,
Variasi ukuran butiran,
Susunan dimana butiran diendapkan,
Kompaksi,
Jumlah clay dan material lain sebagai semen.
2.3. ALAT DAN BAHAN
2.3.1. ALAT
1. Timbangan manual
2. Timbangan digital
3. Vacuum desiccator
2.3.2. BAHAN
1. Kerosen
2. Sampel core batupasir
3. Air
2.4. GAMBAR ALAT
Gambar 2.1.
Timbangan Digital
(Laboratorium Analisa Inti Batuan)
1
3
2
Keterangan :
1. Timbangan
2. Anak Timbangan
3. Penjepit core
Gambar 2.2.
Timbangan Manual
(Laboratorium Analisa Inti Batuan)
1
Gambar 2.3.
Vacuum Desiccator
(Laboratorium Analisa Inti Batuan)
2.5. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Timbang sampel core kering yang digunakan, misalnya berat core kering
= W1.
2. Jenuhi sampel core dengan kerosen di dalam vacuum desicator selama
maksimal 30 menit.
3. Mengambil core yang telah dijenuhi kerosen kemudian menimbangnya
dalam kerosen, misal beratnya = W2 gram.
4. Mengambil core tersebut (yang masih jenuh dengan kerosen), kemudian
menimbangnya di udara, misal beratnya = W3 gram.
5. Menghitung Vb, Vg, Vp, dan porositas dengan rumus sebagai berikut.
W -W
Volume total batuan (Vb) 3 2
= BJ Kerosin
W -W
Volume butiran (Vg) 1 2
=BJ Kerosin
W -W
Volume pori (Vp) 3 1
= BJ Kerosin
W -W
Porositas () = W3 - W1 100% atau
3 2
Vp
= V 10
b
2.6. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
2.6.1. Hasil Percobaan
Metode Penimbangan
Berat core kering di udara (W1) = 26,99 gr
Berat core jenuh di kerosin (W2) = 15 gr
Berat core jenuh di udara (W3) = 29,53 gr
Densitas kerosin = 0,8 gr/cc
Volume bulk (Vb) = 18,16 cm3
Volume grain (Vg) = 14,99 cm3
Volume pori (Vp) = 3,17 cm3
2.6.2. Hasil Perhitungan
volume pori
Porositas efektif (eff) = volume batuan 100%
W3-W1
= W -W 100%
3 2
29,53-26,99
= 100%
29,53-15
= 17,48 %
2.7. PEMBAHASAN
Praktikum minggu pertama acara pertama berjudul Pengukuran Porositas.
Pengukuran porositas bertujuan untuk menentukan nilai porositas yang mana
dalam percobaan ini adalah porositas efektif dari sampel core. Alat-alat yang
dipergunakan dalam percobaan ini yaitu timbangan manual, timbangan digital,
dan vacuum desiccator. Prinsip kerja yang diterapkan pada percobaan ini yaitu
mengukur porositas efektif sampel core dengan metode menimbang.
Percobaan ini diawali dengan menyiapkan sebuah sampel core kering
menggunakan timbangan digital, nilai yang tertera merupakan nilai dari berat core
kering di udara (W1). Kemudian core kering dijenuhi dengan kerosen dengan
menggunakan alat vacuum desiccator yang bertujuan untuk memvakumkan udara
dari dalam sampel core sehingga mempermudah proses penyerapan kerosen ke
dalam sampel core. Core jenuh tersebut ditimbang dalam rendaman kerosen dan
nilainya merupakan berat core jenuh di kerosen (W2). Selanjutnya angkat core
yang masih jenuh kerosen tersebut untuk ditimbang dengan mencatatkan hasilnya
sebagai berat core jenuh di udara (W3).
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh plug H, didapat data
kuantitatif berupa berat core kering di udara (W1) sebesar 26,99 gr, berat core
jenuh di kerosen (W2) sebesar 15 gr, dan berat core jenuh di udara (W3) sebesar
29,53 gr, kemudian didapat pula melalui perhitungan yaitu nilai volume bulk (Vb)
sebesar 18,16 cm3, volume grain (Vg) sebesar 14,99 cm3, dan volume pori (Vp)
sebesar 3,17 cm3. Data-data tersebut kemudian diolah kembali melalui
perhitungan sehingga pada percobaan pengukuran porositas yang dilakukan oleh
plug H didapat nilai porositas efektif sebesar 17,48 %.
Aplikasi lapangan dari percobaan pengukuran porositas adalah untuk
mengetahui apakah suatu formasi bersifat consolidated atau tidak sehingga dapat
diketahui faktor sementasinya, untuk prediksi EOR, dan untuk mengetahui
volume pori dan volume bulk sehingga dapat diketahui estimasi cadangan
hidrokarbon dari suatu sumur.
2.8. KESIMPULAN
1. Berdasarkan percobaan pengukuran porositas yang dilakukan oleh plug
H, diperoleh data kuantitatif sebagai berikut.
Berat core kering di udara (W1) = 26,99 gr
Berat core jenuh di kerosin (W2) = 15 gr
Berat core jenuh di udara (W3) = 29,53 gr
Densitas kerosin = 0,8 gr/cc
Volume bulk (Vb) = 18,16 cm3
Volume grain (Vg) = 14,99 cm3
Volume pori (Vp) = 3,17 cm3
Porositas efektif (eff) = 17,48 %
2. Hasil porositas efektif yang diperoleh plug H tergolong porositas baik
yaitu berkisar antara 15-20%.
3. Aplikasi lapangan dari percobaan pengukuran porositas adalah untuk
menentukan faktor sementasi, prediksi EOR, serta volume bulk dan
volume grain untuk estimasi cadangan hidrokarbon.