Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN SAMPUL

TUGAS MAKALAH;

MINYAK BUMI

OLEH

LA ODE FAHRIANSYAH
KELAS IPA4

SMA NEGERI 1 RAHA


RAHA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Minyak Bumi ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas guru pada bidang studi kimia Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang minyak bumi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu, selaku guru pada bidang studi
kimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Raha, 17 Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Pendahuluan .............................................................................................................. 4
B. Tujuan ........................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi terbesar yang ada didunia
selain gas alam dan batu bara. International Energy Outlook (IEO 2016) menyatakan
konsumsi energi di dunia saat ini akan meningkat hingga 48% tahun 2040 nantinya.
Khususnya minyak bumi, sumber energi utama dalam menunjang kehidupan manusia
saat ini. Konsumsi dari minyak bumi yang bertambah 2-3% tiap tahun menyebabkan
kesenjangan antara kebutuhan masyarakat dunia dan ketersediaannya[1]. Data
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan bahwa hampir dalam kurun
waktu 30 tahun antara 1985-2015, hampir 90% energi yang digunakan untuk
pembangunan di Indonesia berasal dari 3 sumber energi fosil utama yaitu batu bara,
minyak bumi dan gas alam[2]. Minyak bumi digunakan sebagai sumber energi yaitu
Bahan Bakar Minyak (BBM). Pengunaan BBM seperti Bensin/Premium, Solar, dan
Pertamax digunakan untuk kendaraan mobil, motor dan truk. Pembentukan minyak
bumi berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang tertimbun selama jutaan tahun.
Hal inilah yang membuat minyak bumi tidak dapat diperbarui, sulit didapatkan, dan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dihasilkan. Semakin lama digunakan
maka minyak bumi akan habis seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
peningkatan konsumsi BBM. Hal ini tidak sejalan dengan sumber daya yang tersedia.
Untuk itu perlu dikembangkan suatu Bahan Bakar alternatif pengganti minyak bumi
yang ramah lingkungan dan dapat terurai kembali yaitu Biodiesel.

Biodiesel merupakan bahan bakar untuk mesin diesel (solar) berbahan baku
nabati yang terbuat dari minyak nabati maupun hewani. Biodiesel adalah bahan bakar
yang ramah lingkungan atau mengurangi kerusakan pada lingkungan. Biodiesel
merupakan bahan yang mudah terurai, diperbarui dan bahan bakar yang tidak
beracun. Biodisel ini dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang sangat
potensial untuk dikembangkan. Di Indonesia sendiri pemerintah menetapkan PP No
22 Tahun 2017 mengenai target kebutuhan konsumsi energi yang melibatkan energi
terbarukan termasuk diantaranya penggunaan biodiesel.

Indonesia penghasil minyak nabati terbesar seperti minyak kelapa sawit,


minyak jagung, minyak zaitun dan alga. Mikroalga menduduki tingkat energi ketiga
dari tingkat pertumbuhan produktifitas, mikroalga dapat menghasilkan 100.000 liter
minyak per hektar per tahun dan memiliki efisiensi fotosintesis yang tinggi . Saat ini

4
mikroalga menjadi perhatian besar karena dapat memproduksi bahan bakar hayati
pengganti bahan bakar fosil yang memiliki kandungan lipid yang tinggi. Mikroalga
merupakan biomasa yang cocok digunakan untuk memproduksi minyak lipid dalam
jumlah besar (sampai 70% berat kering). Selain yang disebutkan diatas, mikroalga
juga tidak mengandung belerang, tidak beracun, dapat dibiodegradasi dan bersifat
lestari. Jenis mikroalga yang mampu meningkatkan kadar pertumbuhan lipidnya yaitu
Scenedesmus obliquus.

Scenedesmus obliquus merupakan mikroalga yang menjanjikan sebagai


bahan bakar biodiesel yang mengandung kadar lipid yang tinggi dan memiliki
kemampuan yang kuat untuk beradaptasi. Scenedesmus sp mengandung 8-56%
protein, 10-52% karbohidrat 2-20 % lemak sehingga mampu untuk menghasilkan
lemak 35-55%. Salah satu tahapan untuk pembuatan biodiesel adalah proses
ekstraksi. Pada proses ekstraksi lipid ini digunakan metode ultrasonik karena
dipercaya akan menghasilkan lipid yang besar ketika diberi gelombang/ frekuensi.
Selain itu menggunakan metode ultrasonik akan meningkatkan efisiensi dan mudah
digunakan untuk memproduksi biodiesel. Proses ekstraksi dengan ultrasonik
menjanjikan hasil yang lebih baik dan mengefisienkan waktu, namun perlu diklarifikasi
dengan melakukan eksperimen.

B. Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalh

1. Menguraikan proses terbentuknya minyak bumi dan gas alam.


2. Menguraikan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
3. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik
pemisahan farksi-fraksi minyak bumi.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Menguraikan proses terbentuknya minyak bumi dan gas alam

Minyak bumi merupakan sumber bahan bakar minyak yang saat ini dibutuhkan
oleh seluruh negara. Karena banyak yang menggunakan minyak bumi di era modern
ini maka minyak bumi ini disebut-sebut sebagai emas hitam. Salah satu teori yang
membahas tentang proses pembentukan minyak bumi adalah teori dupleks. Teori
dupleks ini menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal
dari tumbuhan atau hewan yang telah mati.
Dimana seiring berjalannya waktu jasad renik tersebut akan mengendap di
dasar laut yang lambat laun akan berubah menjadi gelembung minyak atau gas.
Proses pembentukan minyak bumi ini memerlukan waktu yang sangat lama sehingga
minyak bumi ini termasuk dalam sumber daya alam yang perlu dilestarikan dan perlu
dijaga ketersediaannya agar dapat dinikmati dimasa mendatang nanti.
Minyak bumi dapat diolah menjadi beberapa bahan siap pakai seperti oli,
bensin, minyak tanah, gas dan lain sebagainya. Tanpa adanya minyak bumi maka
kebutuhan negara tidak tercukupi dan masyarakat di negara tersebut akan mengalami
kesulitan. Bagaimanakah proses pembentukan minyak bumi tersebut ? Berikut tahap-
tahapannya :
1. Tahap Pertama
Ganggang hijau merupakan salah satu tumbuhan yang dapat melakukan
fotosintesis di dalam air. Maka dari itu proses pertama adalah menunggu ganggang
hijau tidak melakukan proses fotosintesis lagi. Dimana apabila ganggang sudah
tidak bisa melakukan fotosintesis maka perlahan akan mati dan akan membentuk
batuan induk.

2. Tahap Kedua
Proses terbentuknya batuan induk ini berasal dari ganggang yang telah mati.
Ganggang yang telah mati tersebut akan mengendap di dasar laut yang kemudian
akan membentuk batuan induk. Batuan induk yang terbentuk adalah batuan yang
mengandung karbon. Jenis batuan ini dapat dihasilkan dari hasil pengendapan di
danau, dasar laut ataupun delta.
Pembentukan karbon yang berasal dari ganggang menjadi batuan induk
prosesnya sangat spesifik. Maka dari itu tidak semua lengkungan sedimen

6
mengandung minyak bumi. Apabila karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan
bahkan bisa menjadi rantai karbon yang tidak akan dapat diproses lagi

3. Tahap Ketiga
Proses ketiga adalah pengendapan batuan induk. Dimana batuan induk
nantinya akan terkubur di bawah batuan lain yang berada di laut selama jutaan
tahun lamanya. Proses pengendapan ini akan berlangsung secara terus menerus.
Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan sarang.
Batuan sarang merupakan batu gamping, batu pasir atau bahkan batuan
vulkanik yang tertimbun dan memiliki ruang pori-pori di dalamnya. Apabila daerah
dasar laut semakin tenggelam dan ditumpuk oleh jenis-jenis batuan lain yang
berada diatasnya maka batuan yang mengandung karbon akan menjadi panas.
Semakin dalam batuan karbon tersebut tenggelam maka suhunya akan meningkat.
Jika suhu terus meningkat hingga 100 derajat Celcius maka batuan karbon tersebut
akan terurai menjadi gas.

4. Tahap Terakhir
Tahap terakhir adalah tahap perubahan karbon yang bereaksi dengan
hidrogen dan kemudian membentuk hidrokarbon. Hasil dari perubahan inilah yang
kemudian menghasilkan minyak mentah. Meskipun bentuknya berupa cairan, akan
tetapi fisik minyak bumi mentah jelas berbeda dengan air, salah satunya adalah dari
berat jenis dan kekentalannya.

Dimana kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, akan tetapi
berat jenis minyak bumi mentah lebih rendah dari air. Minyak bumi yang memiliki
berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan beranjak ke atas. Apabila minyak
tertahan pada batuan yang berbentuk menyerupai mangkok terbalik maka minyak
ini akan siap ditambang.

7
Teori Pembentukan Minyak Bumi
Diawal pembahasan sudah kita singgung tentang teori proses pembentukan minyak
bumi. Dan selanjutnya akan dibahas lebih rinci tentang teori yang berhubungan
dengan proses pembentukan minyak bumi.

1. Teori Organik (Biogenesis)

Teori ini pertama kali diutarakan oleh Macquir pada tahun 1758, ia
menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pendapatnya ini
kemudian didukung oleh M.W. Lamanosow, Nem Beery, Engler, Hofer dan Bruk.Inti
dari teori ini adalah bahwa minyak bumi terbentuk dari jasad hewan, tumbuhan
ataupun makhluk organik lainnya. Yang kemudian jasad makhluk organik tersebut
akan tertimbun oleh lumpur lalu terbawa oleh air menuju sungai hingga laut. Di laut
inilah jasad makhluk organik tersebut mengalami pengendapan yang seiring
berjalannya waktu akan terjadi proses kimia yang menyebabkan jasad tersebut
menjadi minyak dan gas.

2. Teori Anorganik (Abiogenesis)

Teori ini pertama kali diutarakan oleh Barth Barthelot pada tahun 1866
yang menyatakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali. Dimana
dalam keadaan yang bebas dan dengan temperatur yang tinggi maka logam
tersebut akan bersentuhan dengan CO2 yang akan membentuk astilena. Akan
tetapi pada tahun 1877 Mendeleyev menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari
pengaruh kerja uap pada karbida logam dalam bumi. Inti dari teori ini adalah bahwa
minyak bumi terbentuk dari unsur kimia yang ada di dalam tanah yang dipengaruhi
oleh suhu dan tekanan yang tinggi.

3. Teori Duplex

Teori duplex merupakan gabungan dari 2 teori diatas. Dimana teori


duplex ini sudah diketahui oleh banyak kalangan. Berdasarkan teori ini, minyak
bumi terbentuk dari berbagai macam jasad organisme laut baik itu hewan ataupun
tumbuhan. Yang kemudian organisme tersebut akan tertutup oleh lumpur dalam
jangka waktu yang lama sehingga lumpur tersebut perlahan akan berubah
menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen ini memiliki bintik minyak atau gas yang
kemudian disebut sebagai batuan induk.

8
B. Komponen-Komponen Penyusun Minyak Bumi

Seperti yang dikemukakan diawal, hidrokarbon adalah komponen utama


penyusun minyak bumi. Artinya sebagian besar minyak bumi disusun oleh material
hidrokarbon.Meski demikian, minyak bumi tidak disusun dari hidrokarbon saja. Ada
material lain seperti oksigen, nitrogen, sulfur dan logam.

Komposisinya, bisa anda lihat pada tabel dibawah ini.

Presentase diatas bukan merupakan patokan, artinya kandungan tiap molekul itu
dipengaruhi faktor lokasi penambangan dan kadalaman sumur minyak. Hidrokarbon sendiri
merupakan senyawa yang terdiri dari atom hidrogen dan karbon. Sifat utama dari hidrokarbon
ini adalah mudah terbakar, sehingga bahan bakar minyak yang sering kita gunakan itu terbuat
dari hidrokarbon ini.

9
Dilihat dari jumlah atom karbonnya, senyawa hidrokarbon yang terkandung didalam
minyak bumi ada banyak jenis. Contohnya seperti tabel dibawah.

Dari tabel diatas maka bisa dijelaskan seperti berikut ;


1. Fraksi gas
Merupakan kelompok hidrokarbon yang terdiri dari metana hingga butana, ini
adalah hidrokarbon ringan yang memiliki atom karbon paling sedikit dalam satu
molekul. Oleh sebab itu, jenis hidrokarbon ini mudah sekali menguap bahkan pada
suhu minus.

pemanfaatan hidrokarbon fraksi gas ini adalah sebagai bahan bakar gas elpiji. Elpiji
yang dijadikan bahan bakar kompor gas menggunakan hidrokarbon berjenis butana
atau C4H10.
2. Fraksi bensin
Merupakan kelompok hidrokarbon pentana - oktana, bentuknya cair namun
mudah sekali menguap, untuk kegunannya sebenarnya cukup banyak. Yang paling
menonjol adalah sebagai bahan bakar kendaraan atau bensin Hanya saja, bensin

10
hanya terdiri dari oktana atau C8H18, sementara jenis lainnya seperti pentana sampai
heptana sebagai pelarut, pembersih dan zat aditif bensin.
3. Fraksi kerosin
Ini terdiri dari hidrokarbon C9H20 - C16H34, merupakan hidrokarbon berat
berbentuk cair dan tidak mudah menguap pada suhu kamar. Kegunaan fraksi ini
antara lain sebagai bahan bakar minyak tanah, solar, dan aviation turbine (avtur).
4. Residu
Residu disini berarti sisa-sisa hidrokarbon yang tidak menguap saat ketiga
fraksi diatas sudah dipisahkan. Residu ini terdiri dari molekul hidrokarbon dengan
jumlah atom diatas 17 permolekul. Sehingga semakin banyak jumlah atomnya,
semakin padat struktur molekulnya.Biasa digunakan sebagai bahan dasar oli, parafin
wax, dan aspal. 4 fraski diatas dibedakan berdasarkan jumlah atom karbonya, tapi
kalau dilihat dari ikatan penyusunnya maka ada 4 jenis hidrokarbon yakni ;

 Alkana, merupakan hidrokarbon jenuh atau yang paling sederhana, dimana ikatannya
akan membentuk rantai lurus. Didalam minyak bumi, ada sekitar 30 % kandungan
parafin.

 Naptena atau sikloalkana, merupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih cincin
karbon pada molekul penyusunnya. Kandungannya didalam minyak bumi sekitar 40%.

 Aromatik, merupakan jenis senyawa hidrocarbon yang tidak memiliki cincin H yang
lengkap, kandungannya sekitar 15%.

 Aspaltena, merupakan sisa-sisa dari senyawa hidrokarbon yang tidak masuk kedalam
3 kategori diatas, kandungannya juga hanya sekitar 6 %.

Bahan bakar seperti bensin diperoleh dari minyak bumi dengan cara destilasi
betingkat yang memanfaatkan perbedaan titik didih masing-masing jenis minyak.
Lebih jelasnya, simak 6 Jenis minyak yang diperoleh dari destilasi minyak bumi.

C. Bagan Penyulingan Bertingkat untuk Menjelaskan Dasar dan Teknik


Pemisahan Farksi-fraksi Minyak Bumi.

Minyak mentah (Crude Oil) yang diperoleh dari pengeboran berupa cairan
hitam kental yang pemanfaatnnya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak
bumi di Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokomo, Cirebon),
Sumatera (Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua).
Pengolahan minyak bumi melalui 2 tahapan :
1. Pengolahan pertama

11
Pada tahapan pertama dilakukan destilasi bertingkat yaitu memisahkan fraksi-
fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya sebagaimana tercantum pada
gambar berikut

Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah.
Sedangkan titik didihnya yang lebih rendah akan menguap dan naik kebagian atas melalui
sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelombung.
2. Pengolahan Kedua
Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan
proses sebagai berikut :
a. Perengkahan (cracking) yang meliputi perengkahan(pemecahan rantai), alkilasi
(pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan
struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer)
b. Ekstrasi yaitu proses pembersihan produk dengan menggunakan pelarut dengan tujuan
hasil yang lebih banyak dengan mutu yang lebih baik.
c. Kristalisasi yaitu proses pemisahan produk melalui perbedaan titik cair.
d. Pembersihan dari kontaminasi, yaitu membersihkan pengotor dengan cara menambahkan
soda kaustik (NaOH) tanah liat atau proses hidrogenasi.

12
BAB III PENUTUP

Minyak Bumi merupakan bahan esensial yang dibutuhkan manusia. Olehnya itu
proses pengolahan dilakukan secara procedural sehingga tidak menimbulkan dampak bagi
lingkungan dan terpenting terhadap kelangsungan mahluk hidup. Pemanfaatan minyak bumi
harus efisien seningga tidak menyebapkan kelangkaan dan bisa mencukupi kebutuhan
manusia.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.autoexpose.org/2019/06/komponen-penyusun-minyak-bumi.html

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/proses-pembentukan-minyak-bumi

https://zonaliakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-x/semester-2/4-minyak-bumi/3-pemisahan-
fraksi-fraksi-minyak-bumi/

14

Anda mungkin juga menyukai