Di
S
U
S
U
N
Oleh :
Rida Sirta Dewi
1504003010009
UNIVERSITAS SYAHKUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta nikmat iman dan islam kepada kita
semua sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang baik ini tidak lupa penyusun menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu mendukung kami
2. Kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Proses Pemisahan dengan
Perpimdahan Massa.
3. Kepada kawan-kawan yang telah membantu, baik dari segi materi,
pengetahuan, maupun material hingga selesainya penyusunan Makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Minyak bumi adalah salah satu sumber energi yang paling berperan dalam
kehidupan manusia Minyak Bumi merupakan salah satu sumber enetgi yang
paling sering digunakan oleh manusia. Berdasarkan model OWEM (Opec World
Energi Model)/ permintaan minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-
2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel perhari (bph) menjadi 89 juta
bph atau tumbuh rata-rata 1,8% pertahun. Sedangkan pada periode
berikutnya(2010-2020), permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan
pertumbuhan sebesar 17 juta bph.
Tak hanya untuk bahan bakar mesin, namun minyak bumi juga digunakan
untuk sumber energi dalam memasak, bahkan lilin pun terbuat dari minyak bumi.
Minyak bumi berasal dari sisa sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati
kemudian diuraikan oleh tanah, sehingga Sumber Daya Alam ini tergolong lambat
dalam pembaharuan, sehingga dapat dikategorikan sumber daya alam tak
terbaharui. Minyak bumi yang telah diolah dan dimanfaatkan oleh manusia
contohnya seperti pelumas, plastik, karet, bahan bakar minyak, bitumen, lilin,
pestisida, cat).
1.3.Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Minyak Bumi
b. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah Minyak Bumi
c. Untuk mengetahui apa saja Komposisi Minyak Bumi
d. Untuk mengetahui bagaimana Pembentukan Minyak Bumi
e. Untuk mengetahui bagaimana cara Pengolahan Minyak Bumi.
f. Untuk mengetahui apa saja Produk Pengolahan Minyak Bumi dan
Manfaatnya
BAB II
PEMBAHASAN
Minyak bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai
saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak bumi menjadi bahan
bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya
penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik.
Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus
Siculus, aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara
Babylon; ada banyak lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon).
Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai
dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa
kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas
menggunakan minyak bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari sumur yang
digali dengan bambu di Tiongkok.
1. Senyawa sulfur
Crude oil yang kerapatannya lebih tinggi mempunyai kandungan sulfur
yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak
menimbulkan masalah, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi
(khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang
dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasolin) dan air.
2. Senyawa Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan
mengaiami kenaikan dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen dapat
menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam
minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester,
eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam
karboksilat berupa asam Naftent (asam alisiklik) dan asam alifatik.
3. Senyawa Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu
0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen
mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum/getah pada
fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi.
Nitrogen kelas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat
diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul
yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
4. Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada
proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan
produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power
generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbin, adanya konstituen
logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang
dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama
vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan
turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu. Agar dapat
diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut ke kilang
menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau kereta api. Didalam Kilang, minyak
bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan trayek titik
didihnya (distilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan residu
(aspal) berada pada dasar kolom fraksinasi. Setiap trayek titik didih disebut
Fraksi, misalnya :
S0-50C : Gas yaitu metana, etana, propana
50-85C : nafta yaitu senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana,
aromatic, alkena
85-105C : Kerosin yaitu senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana,
alkena
105-135C : Solar
> 135C : Residu (Umpan proses lebih lanjut)
Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil(minyak
mentah) adalah merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang
yang paling kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai dengan
jenis hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan
lebih. Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi
molekulnya menjadi empat jenis, yaitu :
Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni
maupun aspaltin murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara paraffin dan a
Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara
pasti, karena sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari
rantai hidrokarbonnya. Jika minyak bumi tersebut banyak mengandung
hidrokarbon rantai pendek dengan jumlah atom karbon lebih sedikit maka titik
didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai panjang
dengan jumlah atom karbon lebih banyak maka titik didihnya lebih tinggi.
1. Destilasi Bertingkat
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian
atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan daN turun ke
bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke
bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke
atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga
setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan
komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi.
Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah
komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini
disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum
Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak
bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon
sejumlah lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang
titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5 Trayek didih : 0 sampai 50C.
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11 Trayek didih : 50 sampai 85C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85 sampai 105C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30 Trayek didih : 105 sampai 135C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40 Trayek didih : 135 sampai 300C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40 Trayek didih : di atas 300C
Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian diolah lebih
lanjut dengan proses distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran berdasar
perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses distilasi beringkat
ini adalah campuran hidrokaron yang mendidih pada interval (range) suhu
tertentu. proser distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi
bertingkat tesebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 9. Proses Distilasi Bertingkat
2. Proses konversi
Proses konversi adalah penyususnan ulang struktur molekul hidrokarbon,
yang bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas
sesuai permintaan pasar. Sebagai contoh untuk memenuhi fraksi bensin yang
tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah/dikonversi menjadi rantai
pendek. Demikian pula sebagian besar fraksi rantai lurus harus dikonversi
menjadi rantai bercabang/asiklik/aromatik dibandingkan rantai lurus.
Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah:
A. Cracking
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan
(refinery)
c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan
hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut
dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini
adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi
hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
B. Reforming
CH3
Reforming juga dapat merupakan pen gubahan struktur molekul dari
hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi.
Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atauplatina
dalam lempung.Contoh reaksinya :
C6H14 CH6H12 + H2
Heksana Sikloheksana
D. Treating
Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang
lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur
secara selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme
mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur
elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur
jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi
yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi lingkungan
teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang
sulit disingkirkan, misalnya alkylated dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme
yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi umumnya berasal dari
Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan untuk
penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang
regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung
gas limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut.
E. Blending
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam
fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk
tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh
hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan
berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat
sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses
pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead
(TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya
dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan
diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan
bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
2.6. Produk Pengolahan Minyak Bumi dan Manfaatnya
Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya
memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai
contoh penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil
olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian,
pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini
adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan
indusri. Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang
dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal
darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah
menjadi cair. Komponennya didominasi propana dan butana . Elpiji juga
mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana dan
pentana.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam
bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion)
dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya
sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan
gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur,
tetapi biasaya sekitar 250:1.
3.1. Kesimpulan
bahwa :
Minyak bumi adalah salah satu sumber energi yang paling berperan dalam
kehidupan manusia Minyak Bumi merupakan salah satu sumber enetgi yang
paling sering digunakan oleh manusia. Terbentuk dari berbagai fosil yang
Sumber Daya Alam Alternatif yang bila diolah dengan baik, akan tidak kalah
3.2. Saran
Penulis berharap agar mengetahui pengolahan dan pemisahan Minyak
Bumi yang telah disajikan dalam bab pembahasan dapat dijadikan referensi atau
tambahan wawasan bagi pembaca sehingga dapat membedakannya dan
menerapkannya secara tepat dengan tujuan memajukan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyati Arifin, dkk. 2000. Strategi belajar mengajar kimia. Bandung: FMIPA
UPI.
Press