Anda di halaman 1dari 5

1. Karakteristik Bahan Bakar Karakteristik bahan bakar dapat ditentukan dengan melihat parameter-parameter dari bahan bakar tersebut.

Parameter bahan bakar yang penting untuk diketahui adalah density (massa jenis), viskositas, kadar air, kadar vanadium dan sodium, serta nilai dari cetane number. a. Density Density atau yang biasa dikenal sebagai massa jenis adalah suatu parameter yang digunakan untuk mengetahui berat dari suatu jenis bahan bakar. !ebagai contoh "#$ yang memiliki density lebih besar daripada %D$ diketahui sebagai jenis bahan bakar yang lebih berat dari %D$. !emakin besar density dari suatu jenis bahan bakar, maka semakin berat dan banyak material-material kasar yang terkandung di dalam bahan bakar tersebut. !ehingga hal ini menyebabkan diperlukannya pretreatment dari bahan bakar tersebut. Pretreatment diperlukan untuk memisahkan partikel-partikel berat dari bahan bakar tersebut. Pemisahan partikel-partikel berat ini secara otomatis akan mengurangi density dari bahan bakar tersebut sehingga lebih mudah dialirkan ke dalam ruang bakar. b. &iskositas &iskositas dari suatu 'luida dikenal juga sebagai tingkat kekentalan dari 'luida tersebut. &iskositas itu sendiri merupakan tahanan dari aliran 'luida tersebut. "al ini memberikan kesimpulan bah(a semakin besar viskositas 'luida maka semakin kental 'luida tersebut dan semakin susah 'luida tersebut untuk mengalir. !ementara itu viskositas berbanding terbalik dengan suhu. !ehingga semakin tinggi suhu maka nilai viskositas dari 'luida menjadi menurun. "al ini berkaitan dengan kemudahan bahan bakar mengalir memasuki ruang bakar. )ika viskositas bahan bakar tinggi maka bahan bakar akan menjadi sulit di atomisasi (dikabutkan) dan menghambat proses pembakaran. !ebagai contoh "#$ yang memiliki viskositas sangat tinggi susah dialirkan ke dalam ruang bakar jika berada pada suhu kamar. !ehingga diperlukan adanya pemanasan oleh heater sampai dengan suhu *+o, untuk menurunkan nilai viskositas dari "#$. c. Kadar -ir Pada bahan bakar yang dibeli tidak mungkin tidak terkandung kandungan air. Kandungan air yang terdapat pada bahan bakar dapat berasal dari proses pemindahan bahan bakar tersebut dari bunker ke tangki di dalam kapal atau juga disebabkan karena proses penguapan dan kondensasi yang terjadi di dalam tangki bahan bakar. Kandungan air di dalam bahan bakar dapat menyebabkan korosi pada sistem permesinan. !ehingga kandungan air di dalam bahan bakar dibatasi menurut peraturan .!$ /012 tidak boleh lebih dari 13. !emakin besar nilai kadar air maka nilai jual bahan bakar menjadi semakin besar dan tidak diminati oleh ship o(ners. Pemisahan dari air di dalam bahan bakar dilakukan dengan proses distilasi atau centrifuging. d. Kadar &anadium dan !odium Kadar &anadium dan !odium di dalam bahan bakar dibatasi. &anadium itu sendiri telah terkandung di dalam crude oil dan tidak dapat dipisahkan oleh proses re'ining

ataupun pretreatment dari bahan bakar. 4mumnya kadar vanadium pada bahan bakar adalah mencapai 5++ ppm. !ementara itu kadar sodium dari bahan bakar didapatkan dari kontaminasi air laut yang masuk ke dalam bahan bakar. "al inilah yang menyebabkan kandungan sodium di dalam bahan bakar menjadi meningkat. Kandungan dari sodium itu sendiri tidak boleh lebih dari 6+3 dari kandungan vanadium di dalam bahan bakar. !ementara itu kadar sodium di bahan bakar dilihat dari jumlah kontaminasi air laut di dalam bahan bakar tersebut. Kandungan 13 air laut akan memberikan kadar sodium sebesar 1*+ ppm. Kedua jenis material tersebut dibatasi karena keduanya menyebabkan korosi pada sistem permesinan. 7 e. ,etane 7umber ,etane number adalah suatu satuan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas dari bahan bakar. ,etane number menentukan tingkat kecepatan proses ignition terjadi. !emakin besar nilai dari cetane number maka semakin cepat proses ignition terjadi. !ementara itu sebaliknya jika nilai dari cetane number semakin kecil maka semakin lama proses ignition terjadi. 2. Heavy Fuel Oil "eavy 'uel oil adalah salah satu jenis bahan bakar yang umum digunakan pada mesinmesin diesel marine. "eavy 'uel oil adalah golongan bahan bakar tingkat 5 yang memiliki density dan viskositas yang paling besar. !esuai dengan penjelasan yang telah diberikan di point 1 mengenai pretreatment akibat density dan viskositas, maka diperlukan pretreatment untuk "#$ sebelum diinjeksikan ke dalam ruang bakar.

!eperti halnya yang telah dijelaskan sebelumnya, viskositas dari "#$ cukup tinggi sehingga diperlukan pemanasan oleh heater hingga suhu dari "#$ tersebu mencapai *+o,. "eater tersebut sendiri diletakkan sesudah tangki bahan bakar. 8erdasarkan gambar 0.1 diketahui susunan dari sistem trans'er "#$. "#$ yang telah dibeli dari bunker diletakkan di dalam settling tank yang merupakan tangki pengumpul "#$ dalam jumlah yang besar. "#$ dari settling tank dialirkan menuju heater melalui supplu pump. !upply pump ber'ungsi untuk memindahkan 'luida ("#$) ke heater untuk dipanaskan. Proses pemanasan yang dilakukan di dalam heater memiliki tujuan untuk menurunkan viskositas dari "#$. "#$ yang telah memiliki nilai viskositas lebih rendah akan mengalir menuju puri'ier dan clari'ier. "al ini bertujuan untuk membersihkan dan memisahkan kadar-kadar air dan material sesuai dengan ketentuan yang berlaku. !elanjutnya "#$ yang telah dibersihkan dan memiliki nilai viskositas rendah ditampung ke dalam daily tank. Daily tank ber'ungsi untuk menampung "#$ sebelum diinjeksikan ke dalam ruang bakar. 3. Oil Treatment !esuai dengan namanya, oil treatmet adalah perlakuan yang diberikan kepada oil yang dalam hal ini adalah bahan bakar. !eperti halnya penjelasan pada point 1 dan 0, "#$ adalah jenis bahan bakar yang memerlukan treatment sebelum diinjeksikan ke dalam ruang bakar. 9ujuan oil treatment itu sendiri adalah untuk membuat parameter-parameter dari bahan bakar tersebut sesuai ketentuan, dimana nilai viskositas dan density cukup serta kadar air dan material-material di dalam bahan bakar tersebut tidak melebihi ketentuan. !ebagai contoh, "#$ yang merupakan jenis bahan bakar tingkat 5 (residual oil) memiliki viskositas dan density yang tinggi serta kadar material-material berat yang cukup banyak. "al ini menyebabkan perlunya oil treatment untuk "#$. $il treatment dapat dilakukan dengan centri'ugal separator, puri'ier, dan clari'ier. Pada dasarnya prinsip kerja dari ketiga jenis oil treatment tersebut sama. ,entri'ugal separator digunakan untuk memisahkan dua jenis 'luida yang memiliki massa jenis berbeda, sehingga centri'ugal separator digunakan untuk mengurangi kadar air dari bahan bakar. !ementara itu puri'ier dan clari'ier memiliki tujuan yang sama dengan centri'ugal separator, dimana puri'ier dan clari'ier juga digunakan untuk memisahkan air, sludge, dan material-material yang tidak diinginkan dari bahan bakar. 4. Lube Oil System :ubricating oil atau yang dikenal sebagai minyak pelumas memiliki banyak 'ungsi, antara lain sebagai media pendingin, media pelumas, seal, penahan kontak langsung antara bagian dari engine, serta sebagai pembersih. %inyak pelumas dapat ber'ungsi sebagai media pendingin karena panas yang dihasilkan dari ruang pembakaran akan berpindah ke minyak pelumas (proses heat trans'er). !elain itu dapat ber'ungsi sebagai seal;penahan kontak langsung sehingga mengurangi gesekan yang menyebabkan panas dan keausan dari bagian-bagian mesin tersebut. %inyak pelumas juga ber'ungsi sebagai pembersih dimana memiliki arti bah(a minyak pelumas dapat menetralisir asam yang dihasilkan dari proses pembakaran. )umlah asam yang tinggi dapat menyebabkan korosi

pada bagian-bagian mesin. <at aditi' dari minyak pelumas yang berupa alkali dapat ber'ungsi untuk menetralkan asam yang dihasilkan. Pemberian minyak pelumas sendiri memiliki sistem tersendiri yang terpisah dari sistem pemberian bahan bakar. 7ilai 987 ( 9otal 8ase 7umber ) pada lube oil system sangat dianjurkan memiliki nilai yang tinggi, hal itu dikarenakan 987 menunjukan seberapa besar minyak pelumas itu dapat meremove sul'ur atau menetralkan asam yang dihasilkan pada proses pembakaran. 987 ( 9otal 8ase 7umber ) tidak boleh tercampur dengan air, karena jika tercampur dengan air maka akan susah dipisahkan dengan menggunakan centri'ugal separator atau yang lainya. Dalam sistem pelumasan terdapat tiga jenis sistem yaitu sistem gravitasi, semi gravitasi, dan mekanis, dimana sistem gravitasi tersebut adalah sistem yang mana dalam mengalirkan minyak pelumas menuju ke engine meman'aatkan gaya gravitasi yang ada, biasanya pada sistem ini dikenal dengan sistem (et ( basah ) dan sistemnya terbuka. !edangkan untuk sistem semi gravitasi adalah sistem yang dalam mengalirkan minyak pelumas menuju engine tersebut meman'aatkan gaya gravitasi dan instalasi = instalasi lain seperti pompa, hal itu dikarenakan karena 'luida tidak bisa meman'aatkan gaya gravitasi untuk mengalir ( melumasi ) engine . selanjutnya adalah sistem mekanis, dimana sistem ini tidak meman'aatkan gaya gravitasi, melainkan menggunakan instalasi seperti pompa, valve dan lain sebagainya untuk mengalirkan pelumas menuju engine. 7amun biasanya pada sistem mekanis ini tidak digunakan untuk melumasi engine melainkan banyak digunakan pada pelumasan cylinder liner. 8erikut adalah contoh gambar dari sistem (et ( semigravitasi )

Pada gambar diatas diketahui bah(a sistem pelumasan meman'aatkan gravitasi untuk melumasi engine. %inyak dari tangki dialirkan ke atas menggunakan pompa yang kemudian di'ilter dan dialirkan ke sistem ( pipa ) untuk kemudian dialirkan ke engine untuk melumasi engine tersebut yang mana proses itu meman'aatkan gravitasi. Komponen = komponen yang ada pada sistem pelumasan adalah pompa, 'ilter , puri'ier ,

5. Cylin er Lubri!atin" Oil System

Anda mungkin juga menyukai