Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA BAHAN BAKAR PESAWAT

JENIS AVTUR

Disusun Oleh:

1. Ayu Amalia Syani 16010019


2. Dina Mahalina Benafa 16010034

UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA

FAKULTAS TEKNIK PENERBANGAN

JAKARTA 2016
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat mengerjakan makalah ini sebagai salah satu
persyaratan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Kimia Teknik 1 di Universitas Dirgantara
Marsekal Suryadarma.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui hambatan dan kesulitan namun
berkat bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak pada akhirnya pada akhirnya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik Penerbangan UNSURYA
2. Dosen pengajar Fakultas Teknik Penerbangan UNSURYA
3. Teman-teman seperjuangan TP.A UNSURYA
4. Kedua orangtua tercinta

Rabu, 07 Desember 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sumber daya minyak, gas, dan panas bumi merupakan sumber daya alam yang sangat
strategis, karena menyangkut taraf hidup masyarakat luas. Sampai saat ini Bahan Bakar Minyak
(BBM) masih merupakan sumber energi utama bagi pembangunan nasional sesuai dengan
undang-undang no. 22 tahun 2001. Sehingga untuk masa yang akan datang diharapakan
pengolahan suatu unit pegolahan menghasilkan produksi yang sesuai dengan spesifikasi
keputusan dirgen migas.
Seiring dengan berkembang pesatnya berbagai jenis teknologi membuat manusia di dunia
semakin termotivasi untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Salah satu
diantaranya adalah dinamika dunia dirgantara yang telah memberikan ruang untuk melakukan
inovasi pada burung besinya, khususnya pada penggunaan bahan bakar pesawat terbang.
Beragam jenis bahan bakar ini digunakan dengan berbagai motif seperti efiseins dari biaya
operasional, sebagai antisipasi berkurangnya cadangan minyak bumi dunia dan pengurangan
emisi bahan bakar dari mesin pesawat terbang.
Selain mengambil peran penting dalam aspek keselamatan penerbangan, bahan bakar
merupakan komponen biaya operasional penerbangan yang memiliki porsi cukup signifikan.
Besarnya kurang lebih 60% dari keseluruhan biaya operasional penerbangan. Kita semua tahu
bahwa berbagai proses pengolahan minyak bumi akan mendapatkan bermacam-macam produk,
salah satunya adalah avtur. Setiap produk avtur yang dihasilakan Pertamina RU II Dumai
sebelum dipasarkan harus melalui uji kelayakan. Dengan adanya pengujian ini dapat diketahui
apakah avtur yang diproduksi oleh Pertamina RU II Dumai layak dipasarkan sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan dan sesuai dengan standar keselamatan.
I.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah Kimia Teknik 1 di
UNSURYA
B. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui hasil analisa avtur sesuai dengan standar yang ditentukan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis avtur dan fungsi penggunaannya.
3. Untuk mengetahui proses pembuatan avtur.
4. Untuk mengetahui avtur yang dihasilkan bisa memenuhi parameter yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapakan oleh Dirgen Migas.

1.3 Manfaat
Diharapkan pembuatan makalah ini dapat menambah wawasan bagi mahasiswa-mahasiswi
Teknik Penerbangan khususnya pada mata kuliah Kimia Teknik 1.
BAB II

ISI

II.1 Pengenalan Ilmu Kimia


Sebagai pengenalan ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu Al-Kimia yang artinya
perubahan materi. Oleh ilmuan Arab Jabir Ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia
secara singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi yaitu mengubah
materi satu menjadi materi yang lain. Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu yang
mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan
suatu zat atau materi. Zat atau materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan
mempunyai massa. Ilmu kimia juga berhubungan dengan banyak ilmu lain seperti Biologi,
Farmasi, Geologi dan lain lain. Beberapa contoh tentang ilmu kimia dan hasil dari proses ilmu
kimia yang kita pakai dan kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari yaitu: pembakaran kayu,
berbagai jenis sabun, proses pengawetan ikan menggunakan garam dan lain lain.
Penerapan ilmu kimia di bidang industri sering kali sangat dibutuhkan. Misalnya, mesin-
mesin di industri membutuhkan logam yang baik dengan sifat tertentu yang sesuai dengan
kondisi dan bahan-bahan yang digunakan. Kain sintetis yang kita gunakan pun juga merupakan
hasil penerapan ilmu kimia. Berbagai bahan produk yang dihasilkan dari proses kimia ini banyak
ditemukan. Salah satunya adalah Minyak Bumi. Dalam industri minyak bumi ini mutlak
diperlukan reaksi kimia untuk menghasilkan berbagai komponen bahan bakar seperti bensin,
kerosin, avtur, solar, dan minyak diesel.
Bahan bakar penerbangan avtur adalah bahan bakar jenis khusus berbasis dari minyak
bumi yang digunakan untuk daya pesawat. Pada umumnya kualitas avtur lebih tinggi dari bahan
bakar yang digunakan dalam aplikasi kimia lain, seperti mesin pemanas atau mesin angkutan
jalan, dan sering mengandung aditif untuk mengurangi risiko ledakan akibat suhu tinggi antara
sifat-sifat lainnya.
Sebagian besar bahan bakar penerbangan yang terssedia untuk pesawat terbang, jenis
minyak bumi yang digunakan dalam mesin dengan busi (mesin piston dan rotary Wankel) atau
bahan bakar untuk mesin turbin jet, yang digunakan untuk mesin pesawat diesel. Avtur di desain
untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution), sedangkan
avgas di desain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin system pembakaran dalam
(internal combution), mesin piston dengan system pengapian.

II.2 Pengertian
Avtur adalah salah satu jenis bahan bakar berbasis minyak bumi yang berwarna bening
hingga kekuning-kuningan, memiliki rentang titik didih antara 145 hingga 300 derajat, dan
digunakan sebagai bahan bakar pesawat terbang. Secara umum, avtur memiliki kualitas yang
lebih tinggi dibandingkan bahan bakar yang digunakan untuk pemakaian yang kurang genting,
seperti pemanasan atau transportasi darat. Avtur biasanya mengandung zat aditif tertentu untuk
mengurangi risiko terjadinya pembekuan atau ledakan akibat temperature tinggi serta sifat-sifat
lainnya.
Avtur memiliki sifat yang menyerupai kerosin karena memiliki rentang panjang rantai C
yang sama. Komponen-komponen kerosin dan avtur terutama adalah senyawa-senyawa
hidrokarbon parafinik (CnH2n+2) dalam rentang C10-C15. Sifat ini dipilih karena memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar jenis lain. Contohnya adalah volatilitas
dibandingkan dengan bensin, avtur memiliki volatilias yang lebih kecil sehingga mengurangi
kemungkinan kehilangan bahan bakar dalam jumlah besar akibat penguapan pada ketinggian
penerbangan. Hal lain yang menguntungkan dari avtur adalah kandungan energi pervolumenya
lebih tinggi dibandingkan dengan bensin sehingga mampu memberikan energi bagi pesawat
untuk penerbangan jarak yang lebih jauh.
Avtur sebagai bahan bakar pesawat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu yang berbasis
bahan mirip kerosin (Jet-A dan Jet-A1) dan yang berbasis campuran nafta-kerosin (Jet B). Jet A1
adalah jenis avtur yang paling sering digunakan untuk bahan bakar pesawat diseluruh dunia
karena memenuhi standar ASTM. Standar spesifikasi Inggris DEF STAN 91-91, dan NATO
Code F-35. Jet A adalah bahan bakar pesawat yang memiliki sifat yang sangat mirip dengan
kerosin dan hanya diproduksi untuk standar ASTM sehingga umumnya hanya dapat
ditemukan /di kawasan Amerika Serikat. Jet B jarang digunakan karena sulit untuk ditangani
(mudah meledak), dan hanya digunakan pada daerah beriklim sangat dingin.
II.3 Metode Proses
Karena Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah, salah satu produk kimia yang paling sukses
di dunia. Produk ini mulai diperkenalkan setelah penemuan mesin Carnot (berbahan bakar
Bensin) dan Mesin Diesel (awalnya berbahan bakar minyak dari kacang kemudian diganti
dengan Automotive Diesel Oil atau lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan minyak solar).
Dua mesin ini berguna untuk penggerak kendaraan pengganti kereta kuda dan kereta api uap.
Saat ini penggunaan BBM didominasi oleh penggunaan bensin untuk keperluan
kendaraan pribadi berupa mobil dan motor. Minyak diesel juga banyak dipakai oleh PLN sebagai
bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) khususnya untuk pembangkitan di luar
pulau Jawa dan Bali. Keunggulan PLTD ini adalah dapat dimatikan dan dihidupkan secara cepat
dan mudah, seperti halnya kita men-starter mobil/motor. Kenapa harus PLTD? Karena,
masyarkat di luar jawa jauh lebih banyak menggunakan listrik di waktu malam saja untuk
penerangan dan melihat TV. Ini jauh berbeda dengan masyarakat di Jawa, dimana pemakaian di
waktu siang dan malam-malam tidak begitu berbeda,siang hari listrik dipakai untuk mesin pabrik
dan AC perkantoran.

 Skema proses pembuatan BBM:


Proses diawali dengan pencarian minyak bumi. Jika minyak bumi yang ditemukan isinya
cukup banyak, dilanjutkan dengan pemompaan. Tentunya prosesnya tak hanya dipompa saja,
setelah itu masih perlu pemisahan dengan air dan kotoran lainnya. Untuk sumur-sumur yang
sudah tua dan hasil minyak sudah menurun, perlu ditambahkan teknologi untuk mengambil sisa-
sisa minyak yang masih terperangkap di batu-batuan. Teknologinya disebut Enhanched Oil
Recovery bisa dengan penambahan uap panas, cairan surfaktan, gas Karbon Dioksida atau bahan
kimia lain. Kemudian minyak bumi diangkut ke pabrik pengolahan minyak bumi (kilang), disana
minyak akan dipisahkan dengan penyulingan I (Distilasi), yang akan menghasilkan 3 produk
yaitu Fraksi LPG I, Fraksi Sedang I, dan Fraksi Berat I.
Fraksi LPG dari penyulingan I sebagian masuk reaktor Isomerisasi menjadi Bensin,
sebagian lagi masuk ke reaktor Reforming menjadi bensin dan kondensat. Fraksi sedang I masuk
reaktor hydroteating menjadi minyak tanah, avtur dan minyak diesel/solar. Lalu Fraksi berat I
masuk alat Penyulingan/Distilasi II yang menghasilkan Fraksi LPG II, Fraksi Sedang II, dan
Fraksi Berat II. Fraksi LPG II inilah yang banyak kita pakai untuk masak di dapur sekarang ini.
Fraksi sedang 2 sebagian masuk reaktor Hidrocracking kemudian menghasilkan minyak tanah,
avtur dan minyak diesel/solar. Fraksi Berat 2 kemudian masuk proses Coking yang
menghasilkan dua produk yaitu aspal dan petroleum Coke (petcoke/kokas). Kokas ini juga bisa
sebagai bahan bakar padat seperti batu bara.

II.4 Manfaat Avtur


Avtur adalah produk turunan minyak bumi yang diperoleh dari destilasi uap minyak bumi
pada suhu antara 150 – 205 derajat celcius. Manfaat avtur secara luas digunakan sebagai bahan
bakar mesin jet pada pesawat terbang.

II.5 Jenis-jenis Avtur


A. Avtur jenis Sipil/Pesawat Komersial/Untuk Maskapai
Yaitu yang paling mencolok adalah Freezing Point atau titik bekunya di mana Jet-A1
memiliki titik beku paling rendah dibandingkan Jet-A. Jet-B adalah bahan bakar avtur yang
memiliki titik beku paling rendah, terbuat dari campuran kerosin dan gasoline. Untuk pesawat
yang terbangnya sangat tinggi di mana suhunya sangat rendah menggunakan bahan bakar
seperti pesawat SR-71 Blackbird.
1. Avtur Jet-A1/DEF-STAN 91-91/F-35/ASTM-D1665
Avtur Jet-A1 adalah avtur yang paling banyak digunakan untuk pesawat komersial,
pesawat Garuda, pesawat Lion Air, pesawat Citilink, pesawat Sriwijaya, dan lain-lain yang
menggunakan avtur jenis ini. Avtur jenis ini memiliki kelebihan titik bekunya hingga minus
74 derajat celcius. Hal ini sangat mendukung operasi penerbangan pesawat terbang ketika
terbang cruising atau terbang jelajah pada ketinggian 30000-40000 feet. Pada ketinggian
jelajah tersebut, suhu ambient atau freestream mencapai -45 derajat celcius. Bayangkan apa
yang terjadi jika pesawat terbang tidak menggunakan avtur Jet A-1 pada saat terbang jelajah,
sudah pasti avturnya akan membeku menjadi es dan pesawat akan mengalami kegagalan
mesin (engine fail) dan pesawat akan jatuh.
2. Avtur Jet A/DEF-STAN 91-91/F-35/ASTM-D16
Avtur Jet A memilki flash point -40 dan tidak digunakan pada pesawat-pesawat komersial
di Indonesia. Avtur jenis ini dipakai untuk pesawat latih ataupun pesawat bermesin jet yang
tidak terbang tinggi karena suhu pada ketinggian rendah sampai 10000 feet tidak seperti pada
saat terbang jelajah 30000-40000 feet.
3. Avtur Jet B/ASTM D-6615/CAN-CGSB 3
Avtur jenis ini tidak dipakai di Indonesia, karena avtur jenis ini flammabilitynya sangat
tinggi dan digunakan pada daerah cuaca ekstrim seperti Eropa dan Amerika Utara yang
memiliki temperature sangat dingin. Avtur jenis ini sangat rumit dari segi penyimpanannya
sehingga butuh penanganan ekstra untuk menggunakan avtur jenis ini.
B. Avtur Versi Pesawat Militer
Avtur versi militer menggunakan symbol JP (Jet Propellant). Antara lain :
1. JP-4
Yaitu, avtur yang memiliki titik yang sangat rendah. NATO memberi kode avtur ini F-40
dengan sebutan Avtag dan dalam sipil, JP-4 ini adalah Jet-B.
2. Cius-5
Yaitu, avtur yang berwarna kuning dan memiliki titik beku -46 derajat celcius. NATO
memberi kode bahan bakar ini F-44 dengan sebutan Avcat.
3. JP-8
Yaitu, avtur yang banyak digunakan karena JP-8 adalah Jet-A1 dalam versi sipilnya.
NATO menyebutnya dengan kode F-34.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Aviation Turbine Fuel (AVTUR) atau secara internasional lebih dikenal dengan nama Jet
A-1adalah bahan bakar untuk pesawat terbang jenis jet (baik tipe jet propusion atau propeller).
Avtur adalah minyak tanah dengan spesifikasi yang diperketat, terutama mengenai titik uap, dantitik beku. Bahan
bakar minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur didesain khusus
untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution). Performa atau nilai mutu
jenis bahan bakar avtur ditentukan olehkarakteristik kemurnian, model pembakaran turbin, dan daya tahan struktur
pada suhu yang rendah. Disamping sebagai sumber energi penggerak mesin pesawat terbang juga berfungsi
sebagai cairan hidrolik didalam sistem kontrol mesin dan sebagai pendingin bagi beberapa komponen sistem
pembakaran. Hanya terdapat satu jenis bahan bakar jet yakni tipe kerosineyang digunakan untuk keperluan
penerbangan sipil diseluruh dunia. Oleh karena itu sangatlahpenting bagi perusahaan penyedia bahan bakar
penerbangan untuk memastikan bahan bakar yangdisediakannya bermutu tinggi, dan sesuai dengan standar
internasional.

III.2 Saran
Oleh karena pembuatan minyak bumi itu lama proses pembentukannya, maka kita maka kita harus
berhemat dalam pemanfaatannya. Khususnya pegolahan minyak bumi dalam bentuk hasil lain dan salah satu
diantranya dalah avtur. Kita diharapkan untuk memperhatikan efek samping pada saat pemakaiannya, seperti
buangan gas dari mesin menggunakan bahan olahan minyak bumi. Asap tersebut merupakan indikasi
pencemaran udara dan memperburuk kondisi dunia yang mengalami global warming.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Scribd https://www.scribd.com/doc/98596471/Avtur
Tri Hidayatno Blog http://prosespembuatan.blogspot.co.id/2012/04/proses-pembuatan- bbm-
bensin-solar-avtur.html
Iin Parlina Blog https://iinparlina.wordpress.com/ragam-teknologi/teknologi-kimia/avtur/
Arip Susanto http://www.aripsusanto.com/p/bahan-bakarpesawat-terbang-secara.html
Http://google weblight.com

Anda mungkin juga menyukai