Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

UTILITAS

Acara : Uji Nilai Kalor Bahan Bakar Pada Boiler Sederhana

Disusun oleh

Nama : Stevanus Kawentar Adi Linuwih


NIM : 021190001

Plug/Kelompok : A/1

Fakultas/Program Studi : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia

Hari/Tanggal : Selasa, 10 November 2020

Asisten Pembimbing : Dhela Lusiana, A.Md

LABORATORIUM UTILITAS
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Praktikum Utilitas dengan
judul “Uji Nilai Kalor Bahan Bakar Pada Boiler Sederhana” ini dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Praktikum ini adalah agar praktikan memahami
penggunaan teori dan praktik pada Praktikum Utilitas “Uji Nilai Kalor Bahan Bakar Pada Boiler
Sederhana”, serta untuk memenuhi tugas Praktikum Utilitas.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam penyusunan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Mitha Puspitasari, ST., M.Eng selaku dosen pengampu praktikum Utilitas.


2. Dhela Lusiana, A.Md selaku asisten pembimbing yang telah memberikan arahan selama
praktikum berlangsung.
3. Rekan kelompok praktikum atas kerja sama yang baik selama praktikum berlangsung.
4. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat tersusun sebagaimana
mestinya

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan.
Maka saya sebagai penulis sangat menerima segala bentuk kritik maupun saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran dan pengembangan
ilmu bagi saya, pembaca, dan masyarakat luas.

Yogyakarta, 15 November 2020


Praktikan

(Stevanus Kawentar Adi Linuwih)


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian
penting yang menunjang berlangsungnya suatu proses dalam suatu pabrik. Salah
satunya dari unit dalam utilitas di pabrik adalah penyediaan bahan bakar. Unit ini
biasanya berfungsi untuk menyuplai boiler dan membangkitkan generator yang
nantinya akan menjadi energi listrik. Sistem ini akan menunjang peralatan industri
lainnya sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses maupun penerangan. Bahan
bakar yang bisanya digunakan adalah bahan bakar cair seperti solar atau jenis bahan
bakar cair lainnya. Solar biasanya digunakan karena harga per liternya lebih murah.
Pemilihan bahan bakar cair sering berdasarkan beberapa pertimbangan seperti : mudah
didapat, tersedia secara kontinyu, dan mudah dalam penyimpanan.

Konsumsi energi pada suatu pabrik sangat mempengaruhi keberlangsungan


pabrik, baik menyangkut total cost yang dikeluarkan hingga harga produk yang akan
dijual. Suatu sistem industri di pabrik harus diupayakan untuk menggunakan energi
seminimal dan seefisien mungkin. Dari semua alat di industri, akan dipertimbangakan
dan dihitung secara cermat berapa energi minimum yang diperlukan dan berapa energi
lost yang diijinkan supaya alat itu bisa bekerja secara maksimum. Selain itu, secara
global kebutuhan bahan bakar akan meningkat dengan semakin bertambahnya industri
dan jumlah kendaraan bermotor. Dalam setahun, 5 juta unit sepeda motor dan 700.000
mobil menambahi di jalan. Sehingga, terjadi persaingan kebutuhan bahan bakar di
sektor industri dan transportasi.

Kebutuhan bahan bakar yang meningkat pesat menyebabkan harga minyak


mengalami kenaikan. Disisi lain, ketersediaan bahan bakar semakin menipis. Oleh
sebab itu, bahan bakar alternative selain hasil tambang (non-fosil) sangat perlu
dikembangkan untuk tetap menjaga ketersediaan energi dalam utilitas sebuah pabrik.
Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam mencapai target kebijakan energi
nasional (KEN) pada tahun 2025, yaitu 25 % dari penggunaan energi nasional
menggunakan energi baru terbarukan, termasuk sektor industri. Dalam hal ini,
pemerintah juga akan memberikan insentif kepada perusahaan yang menggunakan
bahan bakar baru terbarukan adalah biomassa. Indonesia memiliki bahan bakar
biomassa yang melimpah seperti limbah pertanian, limbah peternakan dan sumber bio-
oil lainnya. Walaupun banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan sebagai bahan
bakar, namun pemanfaatannya belum optimal. Jika pengunaan ini optimal maka, potensi
biomassa sebagai bahan bakar pendukung utilitas sebuah pabrik dapat dikembangkan.
Salah satu sebab rendahnya pengunaan bahan bakar biomassa, disebabkan kurangnya
informasi yang berkaitan dengan nilai kalor dan karakteristik pembakarannya. Sehingga
perlu banyak riset yang dilakukan untuk mempertimbangkan pemilihan bahan bakar
yang akan digunakan sebagai salah satu unit utilitas dalam pabrik. Sehingga, didapat
bahan bakar yang ekonomis, dan baik untuk lingkungan.

I.2 Tujuan
1. Memperoleh data nilai kalor bahan bakar fosil.
2. Membuat grafik karakteristik pembakaran tehadap pemanasan air dari setiap bahan
bakar yang digunakan.
3. Membandingkan nilai kalor yang diperoleh dari hasil pengujian dengan estimasi
berdasarkan komposisi dasar (literatur).

I.3 Dasar Teori


A. Nilai Kalor
Nilai kalor adalah salah satu sifat yang sangat penting dari suatu bahan bakar.
Penentuan nilai kalor suatu bahan bakar dapat dilakukan dengan pengujian maupun
dengan perkiraan berdasarkan komposisi dasar bahan bakar tersebut. Walaupun
beberapa korelasi untuk estimasi nilai kalor telah diberikan oleh para peneliti
sebelumnya, kebanyakan korelasi tersebut diberikan untuk batubara dan bahan bakar
fosil lainnya. Perlu dilakukan pengujian untuk korelasi-korelasi yang sesuai diterapkan
pada berbagai jenis bahan bakar fosil dan non fosil lainnya.
Nilai kalor adalah suatu sifat bahan bakar yang menyatakan kandungan energi
pada bahan bakar tersebut. Korelasi untuk perhitungan nilai kalor berdasarkan
komposisi dasar telah diberikan oleh beberapa peneliti, diantaranya disajikan dengan
dasar hubungan dan asumsi. Kebanyakan hubungan tersebut ditujukan untuk batubara
(Channiwala, 2002) dan bahan bakar fosil lainnya.
Nilai kalor merupakan energi kalor yang dilepaskan bahan bakar ada waktu
terjadinya oksidasi unsur-unsur kimia yang ada pada bahan bakar tersebut. Bahan bakar
adalah zat kimia yang apabila direaksikan dengan oksigen (O 2) akan menghasilkan
sejumlah kalor. Bahan bakar dapat berwujud gas, cair maupun padat. Selain itu, bahan
bakar merupakan suatu senyawa yang tersusun atas beberapa unsur seperti karbon (C),
hydrogen (H), belerang (S), dan nitrogen (N). Kualitas bahan bakar ditentukan oleh
kemampuan bahan untuk menghasilkan energi. Kemampuan bahan bakar untuk
menghasilkan energi ini sangat ditentukan oleh nilai bahan bakar yang didefinisikan
sebagai jumlah energi yang dihasilkan pada proses pembakaran per satuan massa atau
persatuan volume bahan bakar. Nilai pembakaran ditentukan oleh komposisi kandungan
unsur didalam bahan bakar. Dikenal dua jenis pembakaran (Ir. Syamir A. Muin, Pesawat
pesawat Konversi Energi 1 (Ketel Uap) 1988:160).
Pertama, nilai kalor pembakaran tinggi atau juga dikenal dengan istilah High
Heating Value (HHV) adalah nilai pembakaran dimana panas pengembunan air dari
proses pembakaran ikut diperhitungkan sebagai panas dari proses pembakaran.
Dirumuskan dengan : HHV = 33950 C + 144200 (H2 – O2/8) + 9400 S kj/kg. Kedua,
nilai kalor pembakaran rendah atau dikenal juga dengan istilah Low Heating Value
(LHV) adalah nilai pembakaran dimana panas pengembunan uap air dari hasil
pembakaran tidak ikut dihitung sebagai panas dari proses pembakaran. Dirumuskan
dengan : LHV = HHV – 2411 (9H2) kj/kg.

B. Boiler
Boiler/ ketel uap merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan
ke air sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media yang
berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau steam pada
tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air dididihkan
samapi menjadi steam, maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga
sistem boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan baik.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperature, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur
rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam
suatu proses untuk memanaskan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and
industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor
menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi
listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi
listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah
dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri.
Pada umumnya , sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan
sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan
dan perbaikan dari sistem air umpa, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk
pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem
pemipaan ke titik pengunaan. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
mengunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar
adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan
bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Efisiensi Boiler
dapat dihitung dari perbandingan antara konsumsi panas dengan suplai panas.
BAB II
PELAKSANAAN DAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


A. Alat:
1. Burner
2. Gelas ukur
3. Gelas beker
4. Stopwatch
5. Termometer
6. Kaki tiga dan kawat kasa

B. Bahan:
1. Air 600 ml
2. Pertalite
3. Kerosin
4. Solar

II.2 Rangkaian Alat

Gelas beker

Burner

Kawat kasa
Kaki tiga

Gambar.II.2. Rangkaian alat proses uji nilai kalor bahan bakar


II.3 Diagram Alir

Gambar.II.3. Diagram Alir Proses Uji Kalor Bahan Bakar Boiler


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Pengamatan


- Suhu Aquadest = 28°C
- Cp air = 4200 J/Kg°C (4,2 J/gr°C)
- U air = 2260.000 J/Kg (2260 J/gr)
- ρ air = 0,996233 gr/ml
- T0 = 28°C

Tabel.III.1.1.Perubahan Suhu

Waktu (menit) T minyak tanah (ºC) T pertalite (ºC) T solar (ºC)


2 33 31 29
4 37 33 31
6 45 35 33
8 50 38 34
10 54 41 37
12 61 43 39
14 64 45 41
16 67 47 43
18 75 49 44
20 80 53 46

Tabel.III.1.2. Perubahan Volume


Minyak Air minyak Air Air
Pertalite Solar
Tanah tanah pertalite solar
Volume
50 50 50 200 200 200
awal (ml)

Volume
40 43 49 195 197 199
akhir (ml)
III.2 Perhitungan
A. Menghitung Nilai Kalor Panas Sensibel dan Nilai Kalor Panas Laten
1. Minyak tanah
V air awal = 200 ml
V air sisa = 195 ml
• V air menguap = V air awal – V air sisa
= 200 ml – 195 ml
= 5 ml

• Massa air sisa = ρ air × V sisa air


= 0,996233 gr/ml x 195 ml
= 194,2654 gr

• Massa air menguap = ρ air × V air menguap


= 0,996233 gr/ml x 5 ml
= 4,9811 gr

∆T = T1 – T0
= 80°C - 28°C
= 52 °C
• Qsensibel = m . Cp . ∆T
= 194,2654 gr . 4,2 J/gr°C . 52°C
= 42.427,5634 J
• Qlaten =m.U
= 4,9811 gr x 2260 J/gr
= 11.257,286 J
• Qujilab = Qsensibel + Qlaten
= 42.427,5634 J + 11.257,286 J
= 53.684,8494 J
2. Pertalite
V air awal = 200 ml
V air sisa = 197 ml
• V air menguap = V air awal – V air sisa
= 200 ml – 197 ml
= 3 ml

• Massa air sisa = ρ air × V sisa air


= 0,996233 gr/ml x 197 ml
= 196,2579 gr

• Massa air menguap = ρ air × V air menguap


= 0,996233 gr/ml x 3 ml
= 2,9886 gr

∆T = T1 – T0
= 53°C - 28°C
= 25 °C
• Qsensibel = m . Cp . ∆T
= 196,2579 gr . 4,2 J/gr°C . 25°C
= 20.607,0795 J
• Qlaten =m.U
= 2,9886 gr x 2260 J/gr
= 6.754,236 J
• Qujilab = Qsensibel + Qlaten
= 20.607,0795 J + 6.754,236 J
= 27.361,3155 J
3. Solar
V air awal = 200 ml
V air sisa = 199 ml
• V air menguap = V air awal – V air sisa
= 200 ml – 199 ml
= 1 ml

• Massa air sisa = ρ air × V sisa air


= 0,996233 gr/ml x 199 ml
= 198,2503 gr

• Massa air menguap = ρ air × V air menguap


= 0,996233 gr/ml x 1 ml
= 0,9962 gr

∆T = T1 – T0
= 46°C - 28°C
= 18 °C
• Qsensibel = m . Cp . ∆T
= 198,2503 gr . 4,2 J/gr°C . 18°C
= 14.987,7227 J
• Qlaten =m.U
= 0,996233 gr x 2260 J/gr
= 2.251,412 J
• Qujilab = Qsensibel + Qlaten
= 14.987,7227 J + 2.251,412 J
= 17.239,1347 J

III.3 Pembahasan
Pada percobaan uji nilai kalor bahan bakar pada boiler sederhana dengan digunakannya
bahan bakar fosil yaitu minyak tanah, pertalite, dan solar. Nilai kalor yang didapatkan akan
menentukan bahan bakar yang efisien dan hemat energi. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, semakin tinggi nilai kalor bahan bakar menunjukkan bahwa bahan bakar tersebut
pemakaiannya semakin sedikit dan berdasarkan perhitungan diatas nilai kalor bahan bakar
minyak tanah lebih besar dibandingkan dengan nilai kalor bahan bakar pertalite dan solar.
Jika dilihat dari volume bahan bakar, pada pembakaran selama 20 menit dan
menggunakan volume awal yang sama yaitu 50 ml. Pada bahan bakar minyak tanah didapatkan
volume akhir sebanyak 40 ml, pada bahan bakar pertalite didapatkan volume akhir sebanyak
43 ml, dan pada bahan baakar solar didapatkan volume akhir sebanyak 49 ml. Berdasarkan hasil
tersebut, solar menjadi bahan bakar yang paling sedikit konsumsinya. Perbedaan volume akhir
disebabkan karena perbedaan komposisi campuran hidrokarbon yang digunakan pada setiap
bahan bakar sehingga mempengaruhi perbedaan kemampuan pembakaran pada masing –
masing bahan bakar.

GRAFIK HUBUNGAN WAKTU PEMBAKARAN DENGAN SUHU


90
80 80
75
70
67
64
60 61
Suhu (ºC)

54 53
50 50 49
45 45 47 46
43 43 44
40 41 39 41
37 38 37
33 33 35
33 34
30 31
29 31

20
10
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)

T minyak tanah (ºC) T pertalite (ºC) T solar (ºC)

Grafik 3.3. Hubungan antara waktu dan suhu


Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pembakaran maka suhu
air akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa air menerima kalor dari pembakaran dan
jika telah mencapai suhu tertentu maka air akan menguap. Berdasarkan grafik tersebut dapat
dilihat bahwa kenaikan air tertinggi terjadi pada bahan bakar minyak tanah, suhu yang tinggi
tersebut akan menghasilkan kalor yang banyak namun juga membutuhkan konsumsi bahan
bakar yang banyak pula.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
A. Nilai kalor ujilab yang didapatkan pada masing – masing bahan bakar:
1. Bahan bakar minyak tanah = 49605,303 J
2. Bahan bakar pertalite = 24064,4088 J
3. Bahan bakar solar = 17239,2168 J

B. Semakin lama waktu pembakaran, akan mempengaruhi perubahan suhu air yang
dipanaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Neutrino, J. (n.d.). Repository. Retrieved from UIN MALANG.AC.ID: http://repository.uin-


malang.ac.id/ (http://repository.uin-malang.ac.id/5670/1/5670.pdf)

Perry, R.H.and Don W.Green. 1973. “Perry’s Chemical Engineer’s” handbook 7th.
(page 2-91- Densities Of Pure Subtances) McGraw-Hill Company. New York

Tim Penyusun. (2020). Buku Petunjuk Praktikum UTILITAS. Anonim, Buku Petunjuk
Praktikum Utilitas (hal. 23-29). Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional
"Veteran" Yogyakarta.
LAMPIRAN
Nama : Stevanus Kawentar Adi L
NIM : 021190001
Plug : A

JURNAL PRAKTIKUM UTILITAS


UJI NILAI KALOR BAHAN BAKAR

Suhu Aquadest : 28°C


Tabel 1 Perubahan Suhu
Waktu (menit) T minyak tanah (ºC) T pertalite (ºC) T solar (ºC)
2 33 31 29
4 37 33 31
6 45 35 33
8 50 38 34
10 54 41 37
12 61 43 39
14 64 45 41
16 67 47 43
18 75 49 44
20 80 53 46

Tabel 2 Perubahan Volume


Minyak Air minyak Air Air
Pertalite Solar
Tanah tanah pertalite solar
Volume awal
50 50 50 200 200 200
(ml)
Volume akhir
40 43 49 195 197 199
(ml)

Yogyakarta, 10 November 2020


Asisten Praktikan

(Dhela Lusiana, A.Md) (Stevanus Kawentar Adi L)

Anda mungkin juga menyukai