Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol.

8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM


PENENTUAN LOKASI PERUMAHAN DI KOTA DEPOK

Rehulina Apriyanti1
Rully Firman2
1
Jurusan Teknik Arsitektur, FTSP, Universitas Gunadarma
2
Jurusan Teknik Arsitektur, FTSP, Universitas Gunadarma
1
rehulina@staff.gunadarma.ac.id, 2rully_firman96@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak

Perencanaan pembangunan perumahan umumnya tidak menggunakan ketentuan


seperti yang ada didalam SNI, khususnya dalam menentukan lokasi perumahan
sehingga perumahan yang tumbuh di Kota Depok tidak saling terhubung. Dengan
menggunakan SIG, penentuan lokasi akan lebih akurat dan menghemat waktu dalam
perencanaan. Dengan metode deskriptif ini digunakan untuk menguraikan hasil
penelitian yang didasari dari hasil pengamatan. Lokasi perumahan di Kota Depok
berada menyebar di seluruh wilayah, dengan SIG didapati bahwa lokasi perumahan
harus memiliki hubungan dengan jalan dan saluran sehingga memudahkan dalam
proses perencanaan pembangunan perumahan.

Kata Kunci : Pemanfaatan, Lokasi, Perumahan, Sistem Informasi Geografis, Kota


Depok

PENDAHULUAN menetapkan ketentuan membangun


gedung (termasuk rumah) yakni building
Latar Belakang coverage ratio atau koefisien dasar
Pertumbuhan Kota Depok dimulai bangunan dan koefisien daerah hijau.
sejak dipindahkannya sebagian besar Yang terjadi sampai saat ini adalah
kegiatan akademis Universitas Indonesia pembangunan yang tidak pernah
ke Depok yang menempati areal seluas berhenti. Saat ini Kota Depok lebih
318 hektar pada tahun 1987. Dengan mengarah menjadi sebuah kota jasa
hadirnya Univer-sitas Indonesia di Kota perdagangan dan pendidikan. Maka
Depok, pertumbuhan Kota Depok tidak mengherankan apabila
semakin terlihat dan mengalami pembangunan perumahan sama pesatnya
perkembangan dengan pesat. dengan pembangunan fasilitas
Mengacu pada Undang-Undang perdagangan dan pendidikan.
No.15 Tahun 1999 yang menetapkan Kesalahan utama yang terjadi pada
Depok sebagai kotamadya daerah pembangunan perumahan di Kota Depok
tingkat II sesungguhnya mengharapkan barangkali bukan pada pengembang atau
agar Kota Depok yang luasnya 20.029 keberadaan perumahan di kawasan
hektare itu menjadi kota/daerah Depok, tetapi lebih kepada tidak adanya
penyangga bagi Jakarta. Dengan penataan kota yang terencana di
demikian wilayah ini berfungsi sebagai kawasan ini. Terbukti, dari data yang
daerah konservasi dan resapan air. disebutkan di atas, pembangunan
Untuk menjaga status daerah resapan air, perumahan di sana belumlah melebihi
tak kurang Pemerintah Kota Depok

Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi … 321


Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

ketentuan yang digariskan oleh dengan pencarian lokasi untuk


pemerintah. pengembangan kawasan perumahan di
Kelemahan yang jelas tampak Kota Depok.
adalah tidak ada integrasi kawasan Penelitian deskriptif dengan
perumahan. Setiap kawasan perumahan menggunakan pendekatan kualitatif dan
cenderung terpencar-pencar (scattered) kuantitatif melalui survey, pengamatan
dan berdiri sendiri. Terlepas dari dan studi dokumentasi. Penelitian
kelemahan yang tampak, dapat dilihat deskriptif ini bertujuan untuk
bahwa permintaan akan pembangunan memberikan gambaran secara sistematis,
perumahan akan masih sangat tinggi, cermat dan akurat mengenai kondisi data
khususnya permintaan rumah utamanya yang ada di Kota Depok.
untuk kelas menengah atas. Ini karena
tidak adanya penambahan signifikan Pengumpulan dan analisis data
perumahan di kota Jakarta, Pengumpulan data dilakukan untuk
menyebabkan orang memilih rumah di memperoleh data yang dilakukan secara
Kota Depok. sistematis dengan beberapa cara yaitu :
Oleh karenanya sangat diperlukan 1. Melakukan pengamatan langsung
dalam penentuan lokasi perumahan atau observasi langsung secara
dapat dilakukan suatu proses pemilihan terstruktur. Secara umum kegiatan
yang didasari adanya proses analisis yang dilakukan antara lain:
dengan menggunakan system informasi a. Melakukan survey objek
geografis, sehingga dapat dihasilkan pengamatan dengan cara
pemilihan lokasi yang sesuai untuk mengidentifikasi ciri-ciri fisik
perencanaan pembangunan perumahan yang dapat diamati.
yang sesuai dengan tata ruang Kota b. Pengamatan pada sarana dan
Depok. prasarana/ infrastruktur Kota
Tujuan sesuai dengan kualifikasi yang
Tujuan dari penelitian Pemanfaatan telah ditentukan sebelumnya.
Sistem Informasi Geografis (SIG) c. Pengamatan kondisi kawasan
Dalam Penentuan Lokasi Perumahan Di secara umum untuk mengetahui
Kota Depok, adalah sebagai berikut : aspek-aspek non fisik,
1. Mengetahui NSPM yang digunakan menyangkut kondisi sosial
dalam pemilihan lokasi perumahan. ekonomi dan sebagainya.
2. Mengetahui lokasi perumahan yang 2. Studi Dokumentasi, yaitu
sesuai dengan tata ruang Kota Depok pengumpulan data melalui dokumen-
agar dapat digunakan oleh dokumen dari instansi, jawatan,
pengembang dan pemerintah dalam kantor yang relevan dengan tujuan
perencanaan pengembangan penelitian ini seperti laporan RTRW
perumahan . dan RDTR dan dokumen lain berupa
Peta topografi, peta tata guna tanah,
citra satelit dan lain lain.
METODE PENELITIAN
3. Wawancara, selain dari pengamatan
langsung dan studi dokumentasi
Metode penelitian adalah salah satu
tahapan penelitian yang menguraikan dilakukan juga pengumpulan data
melalui interview atau wawancara.
alat apa dan prosedur bagaimana
penelitian dilakukan. Dalam pelaksanaan Dalam hal ini informasi atau
keterangan diperoleh langsung dari
penelitian ini digunakan metode
penelitian deskriptif yang relevan responden atau informan dengan cara

322 Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi …


Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

tatap muka dan bercakap-cakap. 2. Analis deskriptif fisik sarana


Untuk penelitian ini teknik prasarana secara spasial dilakukan
wawancara dilakukan untuk dengan menggunakan teknologi
memperoleh informasi atau data piranti lunak Sistim Informasi
tambahan mengenai kondisi Geografis (GIS) meliputi pengolahan
administrasi, kawasan permukiman data vektor dan raster terutama
dan kawasan pemanfaatan sarana dengan menggunakan aplikasi
prasarana/infrastruktur daerah ArcView versi 3.3 untuk mendapatkan
penelitian. hasil yang maksimal.

Jenis data yang dibutuhkan dan HASIL DAN PEMBAHASAN


digunakan dalam penelitian berasal dari
2 (dua) jenis data yaitu: Di wilayah perkotaan, pemenuhan
1. Data Primer, bersumber dari kebutuhan akan perumahan masih
observasi langsung di lapangan menjadi masalah besar karena disamping
meliputi berbagai aspek termasuk ketersediaan (supply) dan permintaan
pula data hasil observasi pada (demand) yang tidak seimbang, juga
beberapa station pengamatan yang faktor kemampuan/daya beli
tersebar. (affordability) yang rendah terutama
2. Data sekunder adalah data-data yang bagi masyarakat miskin akibat harga
diperoleh dari sumber lain yang telah perumahan yang melambung tinggi.
tersedia antara lain: data geografis Rumah dan perumahan seyogyanya
dan administrasi pemerintahan, aspek dipandang sebagai bagian dari
spasial, data demografi kependuduk- lingkungan permukiman dan lingkungan
an dan dan data-data lain yang permukiman adalah bagian dari
menunjang analisis penelitian. lingkungan hidup. Perluasan areal untuk
permukiman dan perumahan
Metode analisis data mengakibatkan terjadinya perubahan
Penelitian ini menerapkan analisis lingkungan alam yang semua berfungsi
deskriptif dalam pengelolaan data sebagai area penyerapan air menjadi
dengan memuat analisis non fisik sarana lingkungan buatan yang menolak
prasarana dan unsur fisik sarana resapan air.
prasarana . Jenis data dilihat dari format Kontradiksi antara perlunya
atau isinya dapat dikelompokkan sbb: perumahan dan permukiman dalam
Data grafis terdiri dari Peta (lokasi, rangka meningkatkan kesejahteraan
topografi, tata guna tanah, penggunaan masyarakat dengan upaya pelestarian
sarana prasarana, dan sebagainya), citra lingkungan ibarat dua mata uang yang
satelit dan foto, Data tekstual meliputi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
Tabel Data (format manual atau digital), lainnya (Budihardjo dalam Wiradisuria,
Data Atribut serta Data Teknis. Analisis 2009:113-114).
data dilakukan berdasarkan 2 (dua) Menurut Undang–Undang
bentuk analisis yaitu: Perumahan dan Permukiman Nomor 1
1. Analisis deskriptif data non fisik Tahun 2011, bahwa sarana lingkungan
sarana prasarana (sosial ekonomi), merupakan fasilitas penunjang yang
analisis ini dilakukan dengan berfungsi untuk penyelenggara-an dan
membuat tabulasi data terutama untuk pengembangan kehidupan sosial,
mengolah data-data hasil survey. ekonomi, dan budaya.

Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi … 323


Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

Dalam kaitan ini, kriteria penentuan Terkait dengan persyaratan untuk


baku kelengkapan pendukung prasarana Perumahan harus memiliki luas lahan 40
dan sarana lingkungan dalam % untuk fasilitas lingkungannya, ini
perencanaan kawasan perumahan kota masih banyak ditemukan bahwa
sesuai dengan Keputusan Menteri perumahan yang ada di Kota Depok
Pekerjaan Umum Nomor : tidak semuanya memenuhi syarat ini, hal
378/KPTS/1987 menyebutkan bahwa ini dikarenakan lahan perumahan dengan
untuk menghasilkan suatu lingkungan konsep cluster yang hanya membangun
perumahan yang fungsional sekurang– kurang dari 100 unit rumah sehingga
kurangnya bagi masyarakat penghuni, fasilitas lingkungan tidak dapat dipenuhi
harus terdiri dari kelompok rumah– oleh pengembang.
rumah, prasarana lingkungan dan sarana Untuk dapat merencanakan sebuah
lingkungan. perumahan yang baik, terlebih dahulu
harus dapat menemukan lokasi yang
Penentuan Variabel Lokasi baik untuk perumahan tersebut.
Perumahan Beberapa data yang harus dikumpulkan
Mengacu pada Standar Nasional untuk dapat menentukan lokasi adalah
Indonesia (SNI 03-6981-2004) tentang sebagai berikut :
Tata cara perencanaan lingkungan 1. rencana peruntukan,
perumahan sederhana tidak bersusun di 2. geoteknis,
daerah perkotaan, menyatakan bahwa 3. geografi,
untuk menentukan lokasi perumahan, 4. topografi,
maka kondisi fisik lingkungan harus 5. vegetasi,
memenuhi ketentuan sebagai berikut : 6. nilai tanah,
1. tidak terdapat sumber gas yang 7. sarana dan prasarana lingkungan
beracun; yang tersedia,
2. tidak banjir; 8. kepastian hukum dalam hal
3. luas tanah untuk fasilitas lingkungan pertanahan,
seluas-luasnya 40% (empat puluh 9. hidrologi.
persen) dari luas lingkungan
perumahan. Terdapat beberapa data teknis untuk
pemilihan lokasi, yaitu sebagai berikut:
Ini tentu saja dibutuhkan 1. tersedianya tanah yang cukup bagi
perencanaan awal yang tepat dalam pembangunan lingkungan
menentukan lokasi perumahan, dimana perumahan baru minimum lima
perumahan yang direncanakan oleh puluh unit rumah, dan dilengkapi
Pengembang harus memenuhi syarat dengan prasarana Iingkungan,
diatas. Hanya saja dalam utilitas umum dan fasilitas sosial.
pelaksanaannya banyak ditemukan Dalam hal pembangunan bergabung
bahwa lokasi perumahan tidak dengan lingkungan perumahan yang
memenuhi persyaratan diatas. Banyak sudah teratur dan tersedia prasarana
lokasi perumahan yang masih terkena lingkungan, utilitas umum dan
banjir disaat musim penghujan dan, fasilitas social maka jumlah rumah
terdapat beberapa lokasi perumahan di diperlukan kurang dari lima puluh
Kota Depok yang letaknya dekat dengan unit;
jalur gas alam yang tentu saja tidak 2. pencemaran air sesuai dengan
memenuhi persyaratan dalam penentuan Peraturan Pemerintah Republik
lokasi perumaham. Indonesia No. 20 Tahun 1990

324 Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi …


Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

tentang pengendalian pencemaran Data yang dikumpulkan berupa data


air; umum dan data Teknis, dimana data ini
3. pencemaran udara sesuai dengan dapat kita peroleh dari berbagai pihak
Kepmen Negara KLH No. 02/Men (stakeholder) terkait dengan perencanaan
KLH/1988 tentang pedoman Lokasi untuk perumahan.Data umum
penerapan baku mutu lingkungan; dan data teknis berupa kebijakan terkait
4. kebisingan, maksimum 55 dBA, dengan aspek perumahan seperti
sesuai dengan Kepmen negara KLH Rencana Tata Ruang Kota, peraturan
No.94/MENKLH/1992 tentang baku tentang tata bangunan dan data teknis
mutu kebisingan; lainnya ini dapat kita peroleh dari Dinas
5. bahaya tanah labil dan tanah longsor; terkait di Kota Depok.
6. gunung berapi; Jika menggunakan Sistem
7. daerah pentanian produktif; Informasi Geografis (SIG) akan
8. daerah konservasi lingkungan; memudahkan dalam melakukan
9. kemiringan tanah; inventarisasi terhadap data yang
10. banjir; dibutuhkan untuk menentukan lokasi
11. gempa; perumahan. Jika kita melakukan
12. tegangan tinggi; inventaris data dengan mengumpulkan
13. perlintasan kereta api/pesawat; melalui stakeholder akan terdapat
14. kebakaran; kendala di waktu, sehingga pelaksanaan
15. angin; pekerjaan akan mengalami
16. radiasi nuklir; keterlambatan, tentu saja permasalahan
17. kemiringan tanah rata-rata 0 – 15%. ini bias kita atasi dengan menggunakan
Sistem Informasi Geografis (SIG),
Dalam merencanakan loaksi karena data tersebut sudah ada didalam
perumahan ada beberapa data yang harus peta yang akan kita olah nantinya yaitu
dikumpulkan berupa data Peraturan berupa data attribute.
Daerah setempat yang meliputi:
1. luas kaveling; Pemilihan lokasi
2. Iebar muka kaveling; Pemilihan Lokasi sangat
3. panjang deret kaveling; menentukan aspek kenyamanan bagi
4. KDB penghuni dan lingkungan sekitarnya,
5. KLB oleh karenanya diperlukan penentuan
yang baik untuk lokasi perumahan.
atau mengikuti ketentuan sebagai Untuk pemilihan lokasi dengan
berikut: fungsi sebagai perumahan, maka
2
1. luas kaveling minimum 54 m , gunakan data yang meliputi:
maksimum 200 m2 1. luas lahan bagi pembangunan rumah
2. lebar muka kaveling minimum 6 m; lengkap dengan prasarana, utilitas
3. panjang deretan kaveling maksimum umum dan fasilitas sosial, serta
120 m; kemungkinan penggabungan dengan
4. bagian kaveling yang tertutup lingkungan lain yang sudah teratur;
bangunan rumah maksimum 60% 2. pencemaran air, pencemaran udara
dari luas kaveling atau sesuai dan kebisingan;
Peraturan Daerah setempat; 3. ancaman bahaya, antara lain tanah
5. koefisien lantai bangunan 1,2. labil, tanah longsor, gunung berapi,
banjir,gempa, polusi udara, tegangan
tinggi dan lintasan pesawat;

Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi … 325


Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

4. bukan daerah pertanian produktif, setelah dinilai data spasial dan data
5. bukan daerah konservasi; attribute Kota Depok yang akan
6. kemiringan tanah rata-rata; digunakan sudah memenuhi persyaratan
7. batas daerah bantaran sungai dan untuk menentukan lokasi perumahan,
jalan kereta api. dibuatlah flowchart penentuan lokasi ini.
Adapun Variabel yang akan
Variabel diatas yang akan digunakan pada penentuan lokasi untuk
digunakan dalam menentukan lokasi perumahan di Kota Depok menggunakan
perumahan dengan menggunakan Sistem layers sebagai berikut :
Informasi Geografis (SIG). 1. Land use Kota Depok
2. Jalan Utama
Penggunaan Sistem Informasi 3. Saluran
Geografis (SIG) Dalam Penentuan 4. Kemiringan Tanah
Lokasi Perumahan di Kota Depok
Sistem Informasi Geografis (SIG) Variabel ini dipilih sesuai dengan
dalam menentukan lokasi perumahan ketentuan yang telah ditetapkan
menggunakan software Arc View 3.3. berdasarkan SNI, dan ketersediaan data
Proses awal menginventaris data spasial spasial yang dimiliki pada peta Kota
dalam bentuk data raster Kota Depok Depok. Adapun flowchart penentuan
yang didalamnya terdapat attribute (data lokasi untuk perumahan dapat dilihat
keterangan) terkait dengan data umum pada gambar 1. Dibawah ini.
dan data teknis untuk menentukan lokasi
perumahan. Tahapan perencanaan penentuan
Dari kesesuaian antara data yang lokasi perumahan di Kota Depok dapat
dibutuhkan dalam penentuan lokasi mengikuti alur (flowchart) yang ada di
perumahan dan data spasial serta data gambar 1. Adapun hasil dari flowchart
attribute yang akan digunakan dengan diatas adalah sebagai berikut:
Sistem Informasi Geografis maka

Gambar 1. Flowchart Penentuan Lokasi Perumahan di Kota Depok dengan SIG


Sumber: Rehulina (2014)

326 Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi …


Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi … 327


Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

Gambar 2. Proses Pemilihan Lokasi Perumahan dengan SIG


Sumber: Rehulina (2014)

Hasil dari SIG didapati lokasi yang SIG, maka dilakukan survey untuk
diperbolehkan untuk merencanakan identifikasi lokasi yang terbaik untuk
pembangunan perumahan. Dari perencanaan pembangun-an perumahan
alternative lokasi yang dihasilkan oleh (dapat dilihat pada gambar 3.)

Gambar 3. Overlay, Survey dan Analisis Lokasi Perumahan di Kota Depok


Sumber : Rehulina (2014)

328 Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi …


Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

Gambar 4. Rencana Siteplan dan Perspektif Perumahan


Sumber: Rehulina (2014)

Pada Gambar 3 dan Gambar 4 Penentuan lokasi dengan


merupakan hasil pengolahan site yang menggunakan Sistem Informasi
telah didapat dengan menggunakan SIG. Geografis dapat menghemat waktu
Permasalahan yang muncul pada site pencarian lokasi, dan lokasi yang
telah dianalisis sehingga didapatkan ditemukan untuk perencanaan
rencana pemetakan perumahan pada pembangunan perumahan lebih akurat.
lokasi di Kota Depok.
Saran
SIMPULAN DAN SARAN Dalam penentuan lokasi untuk
perencanaan pembangun-an perumahan,
Simpulan sudah seharusnya menggunakan Sistem
Perencanaan pengembangan Informasi Geografis (SIG), hanya saja
perumahan di Kota Depok belum yang menjadi kendala adalah mahalnya
memenuhi standar nasional untuk peta spasial dan data attribute yang
penentuan lokasinya, dikarenakan masih harus disiapkan oleh Pengembang. Hal
banyak ditemukan lokasi perumahan ini dikarenakan peta spasial tersebut
yang tidak sesuai dengan belum dapat diakses secara gratis, dan
peruntukannya. pengadaan peta spasial ini masih sangat
Akibat dari ketidaksesuaian lokasi mahal.
perumahan, mengakibat-kan perumahan Oleh karenanya diperlukan
tidak terhubung satu sama lainnya. Yang kebijakan dari Pemerintah untuk dapat
berakibat pula pembangunan perumahan memfasilitasi kebutuhan akan data
tidak memiliki kelengkapan sarana dan spasial dan attribute sehingga dalam
prasarana yang harus disediakan oleh penentuan lokasi perumahan ataupun
Pengembang. Sehingga banyak dijumpai untuk lokasi lainnya dapat menggunakan
perumahan yang terkena banjir, Sistem Informasi Geografis (SIG).
kurangnya PSU diperumahan tersebut.
Dalam penentuan lokasi perumahan
DAFTAR PUSTAKA
dengan menggunakan Sistem Informasi
Geografis (SIG) sangatlah tepat dan Budiyanto, Eko, 2007, Avenue Untuk
sesuai, dikarenakan dalam proses
Pengembangan Sistem Informasi
pemilihan lokasi ini ditentukan oleh Geografis, Andi, Yogyakarta
software Arc View 3.3 dengan
memasukan variable yang menentukan Danny Manongga1, Samuel Papilaya2,
untuk pemilihan lokasi. Selfiana Pandie, Sistem Informasi
Geografis Untuk Perjalanan Wisata

Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi … 329


Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014) Vol. 8 Oktober 2014
Universitas Gunadarma – Depok – 14 – 15 Oktober 2014 ISSN : 2302-3740

Di Kota Semarang, Jurnal and Urban Systems, Vol. 24, Issue 2,


Informatika Vol. 10, No. 1, Mei pp. 61-64
2009: 1 – 9
Mokhamad Nurdiansyah1, Arif Basofi
Fathansyah, Ir, 1999, Basis Data, S.Kom, M.T 2, Arna Fariza S.Kom,
Penerbit Informatika, Bandung. M.Kom 2 Sistem Informasi
Geografis Untuk Penentuan Lokasi
Fedro Antonius Pardede, Spits Warnars Spbu Baru Di Surabaya
H.L.H, Pemanfaatan Teknologi
Sistem Informasi Geografis Untuk Prahasta, Edy, 2009, Sistem Informasi
Menunjang Pembangunan Daerah Geografis Konsep-konsep Dasar,
Informatika, Bandung.
Kingston, R.Carver, S., Evans, A,
Turton, I. (2000) web-based public SNI 03-6981-2004) tentang Tata cara
participation geographical perencanaan lingkungan perumahan
information systems : an aid to local sederhana tidak bersusun di daerah
environmental decision making, perkotaan
Journal of Computers, Environments
and Urban Systems, Vol. 24, Issue 2, Teguh Dwi Pamuji, 2013, Sistem
pp. 109-125. Informasi Geografi ( Sig ) Pemetaan
Hutan Menurut Klasifikasi Sebagai
Ir.A.Yusuf Z,PG Dip PLG, Peran Dan Potensi Hutan Lindung Di
Keuntungan Pemakaian Sig Di Kabupaten Blora
Dalam Pengembangan Infrastruktur
Kota, Isbn No. 978-979-18342-0-9 UU No 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Permukiman
Martin,D, Atkinson, P, (2000) Editorial :
Innovaton in GIS application,
Journal of Computers, Environments

330 Apriyanti dan Firman, Pemanfaatan Sistem Informasi …

Anda mungkin juga menyukai