(1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banjarmasin
Ringkasan
PT. Pelindo III cab Banjarmasin merupakan pengelola terminal peti kemas pada
pelabuhan Trisakti Banjarmasin dengan peralatan Container Crane (CC), Rubber Tyred
Gantry (RTG), Head Truck (HT), dan Reach Truck (RS). Dengan peralatan ini pengelola
menargetkan waktu bongkar muat nya adalah 18 box per jam atau 200 detik per box.
Untuk mendapatkan waktu baku, maka penelitian ini menggunakan time study method
dengan pengukuran langsung waktu kerja setiap kegiatan pada proses pelayanan
bongkar muat. Hasil pengukuran mendapatkan waktu baku untuk kegiatan bongkar
barang peti kemas oleh Container Crane (CC) dari kapal sebesar 263 detik / 2 box peti
kemas dan waktu baku untuk kegiatan muat barang peti kemas oleh Container Crane
(CC) ke kapal sebesar 277 detik / 2 box peti kemas, sehingga rata-rata waktu baku untuk
kegiatan bongkar muat adalah sebesar 135 detik / box peti kemas. Bila dibanding
dengan waktu yang ditetapkan oleh pengelola sebesar 200 detik / box peti kemas, maka
waktu baku hasil pengukuran langsung telah mencapai target artinya lama kapal sandar
(berting time) di dermaga dapat lebih singkat atau cepat.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa waktu kerja pada proses bongkar muat peti kemas
dapat dipercepat asal proses bongkar muat pada kondisi normal dan perlu perbaikan
pada sistem bongkar muat peti kemas dengan melakukan perubahan sistem
penumpukan peti kemas.
Kata Kunci : Waktu Baku , Proses Bongkar Muat Peti Kemas
Crane sebanyak 2 (dua) unit, yaitu CC 01 dan ngerjakan pekerjaan tersebut. Ada dua metode
CC 02. Container Crane ini mempunyai kapa- yang digunakan pada pengukuran langsung.
sitas angkat sebesar 35 Ton, tinggi angkat 26 (Purnomo. H, 2004; 43)
meter dan panjang span 23 meter. Daya yang Metode Stop Watch
dibutuhkan oleh Container Crane ini sekitar Metode Sampling kerja
775 KWatt. Didalam pengolahan data untuk pengukuran
waktu kerja secara langsung diawali dengan uji
b. Rubber Tyred Gantry ( RTG ) keseragaman data, kemudian dilanjutkan de-
Terminal peti kemas ini juga mengoperasi- ngan uji kecukupan data, setelah ditentukan
kan 5 unit Rubber Tyred Gantry ( RTG ) Crane. faktor penyesuaian berdasarkan metode Wes-
RTG ini melayani untuk penumpukan peti ke- tinghouse maka dapat ditentukan waktu normal-
mas pada lapangan peti kemas (Container nya. Kemudian ditentukan lagi faktor penyesu-
Yard) seluas sekitar 8 ha. Lapangan penumpuk- aian (allowance) baru didapat waktu baku
an peti kemas ini adalah untuk menumpukan (waktu standar)
peti kemas yang bongkar dari kapal sebelum di
ambil oleh masing-masing pemilik peti kemas a. Uji Keseragaman Data
tersebut. Uji keseragaman data bisa dilaksanakan
RTG mempunyai kapasitas angkat 35 Ton, dengan mengaplikasikan peta kontrol Untuk
tinggi angkat 15 meter dan panjang span 15,9 itu perlu ditetapkan suatu batas kontrol de-
meter. ngan rumusan sebagai berikut :
BKA = + kσ
c. Reach Stacker
Reach Stacker adalah alat yang juga digu- BKB = - kσ
nakan untuk memindahkan peti kemas seperti Keterangan :
fungsi RTG, tetapi alat ini dapat bergerak bebas BKA = Batas Kontrol Atas
keluar masuk dari jalur tumpukan peti kemas BKB = Batas Kontrol Bawah
karena merupakan alat yang dapat bergerak
(mobile). Reach Stacker yang dioperasikan se- = Nilai rata-rata data
banyak 6 unit biasa di gunakan pada lapangan σ = Standar deviasi
untuk peti kemas yang akan dimuat ke kapal. Standar deviasi dapat dicari dengan meng-
gunakan rumus (Purnomo. H, 2004; 47) :
d. Head Truck
Fungsi Head Truck pada terminal peti kemas
disini adalah mengangkut peti kemas dari Con- σ
tainer Crane (CC) ke lapangan penumpukan
atau mengangkut peti kemas dari lapangan pe- Keterangan :
numpukan ke Container Crane. Pada pelabuh- σ = standar deviasi
an Trisakti ini di operasikan 30 unit Head Truck = Waktu pengamatan yang diukur
untuk melayani bongkar muat pada 2 unit Con-
tainer Crane ( CC ). N = Jumlah data pengamatan
= Rata-rata dari semua data waktu ukuran.
Metode Pengukuran Kerja Data-data dikatakan seragam apabila selu-
Waktu baku merupakan waktu yang di- ruh data yang diperoleh berada diantara kedua
perlukan oleh pekerja normal untuk menye- batas kontrol dan data-data dikatakan tidak se-
lesaikan pekerjaannya secara wajar dengan ragam apabila ada beberapa data berada di
sistem kerja terbaik. Ada beberapa teknik luar kedua batas kontrol dan data tersebut ha-
yang digunakan dalam pengukuran kerja, rus dibuang.
antara lain : Pengukuran Waktu Kerja dengan
Metode Pengukuran Langsung. b. Uji Kecukupan Data
Yang dimaksud dengan metode pengukuran Untuk menetapkan berapa jumlah data
langsung yaitu dengan mengamati secara lang- yang diperlukan, maka harus diputuskan terle-
sung pekerjaan yang dilakukan oleh operator bih dulu berapa tingkat kepercayaan (confi-
dan mencatat waktu yang diperlukan oleh ope- dence level) dan derajat ketelitian (degree of
rator dalam melakukan pekerjaannya dengan accurac) untuk pengukuran kerja ini. Rumus un-
terlebih dahulu membagi operasi kerja ke dalam tuk mencari jumlah data yang diperlukan yaitu
elemen-elemen kerja yang sedetail mungkin
dengan syarat masih bisa diamati dan diukur.
Kemudian dari hasil pengamatan dan pengu- N’ =
kuran tersebut akan didapatkan waktu baku
ataupun distribusi waktu operator untuk me-
Analisa Penentuan Waktu Baku untuk Mempersingkat Proses Pelayanan Bongkar Muat ………… (Imansyah Noor)
c. Faktor Penyesuaian Wb = Wn
Bagian yang penting dalam pelaksanaan
pengukuran kerja adalah kegiatan evaluasi ke-
cepatan kerja operator pada saat pengukuran
kerja berlangsung. Kecepatan, tempo atau per- Keterangan
formance kerja semuanya akan menunjukkan Wb = waktu baku
kecepatan kerja operator pada saat bekerja. Wn = waktu normal
Kegiatan untuk menilai kecepatan kerja opera- Allowance = kelonggaran waktu.
tor disebut sebagai “Performance rating”. Kon-
sep penyesuaian yang digunakan adalah meto- Tabel 1. PerformanceRating Westinghouse
de Westinghouse.
Westinghouse berpendapat ada 4 faktor Skill Effort
yang menyebabkan kewajaran dan ketidak +0.15 A1
Super
+0.13 A1
Super
wajaran dalam bekerja yaitu ketrampilan, usa- skill skill
ha, kondisi, dan konsistensi. Dari faktor itu akan +0.13 A2 +0.12 A2
didapatkan nilai performance yang merupakan +0.11 B1 Excellent +0.10 B1 Excellent
penjumlahan atau interaksi nilai-nilai tersebut. +0.08 B2 +0.08 B2
Untuk menormalkan waktu kerja yang dipero- +0.06 C1 Good +0.05 C1 Good
+0.03 C2 +0.02 C2
leh dari hasil pengamatan, dilakukan dengan
0.00 D Average 0.00 D Average
mengadakan penyesuaian yaitu dengan cara
-0.05 E1 Fair -0.04 E1 Fair
mengalikan waktu pengamatan rata-rata tiap -0.10 E2 -0.08 E2
elemen rumus penyesuaian (P). Nilai Perfor- -0.16 F1 Poor -0.12 F1 Poor
mance Rating : -0.22 F2 -0.17 F2
P = 1 atau P = 100% normal
P< 1 atau P < 100% lambat Condition Consistency
P > 1 atau P > 100% cepat
Dari hasil perhitungan di atas terlihat a- an peti kemas dari kapal yang saat itu akan
danya selisih waktu antara target yang ditetap- bongkar sehingga semua kegiatan penun-
kan oleh pengelola dengan hasil pengukuran jang proses bongkar akan lebih terfokus pa-
langsung, sehingga dapat dikatakan bahwa da blok yang dikosongkan tadi dan truck–
waktu baku telah mencapai target yang dite- truck lain atau truck-truck luar yang akan
tapkan oleh pengelola. mengambil barang peti kemas tidak meng-
Agar waktu baku yang didapat ini lebih baik ganggu Head Truck (HT) yang sedang be-
maka dapat diperbesar, misal dengan membe- kerja untuk proses bongkar.
rikan kelonggaran waktu tambahan sebesar 13 Untuk dapat mengosongkan blok penem-
% dari waktu baku untuk persiapan proses patan peti kemas perlu aturan dari penge-
bongkar muat, maka akan didapatkan waktu lola dalam hal ini pihak PT. Pelindo agar pe-
kegiatan bongkar = 131,5 detik + 17,095 detik milik barang sesegera mungkin untuk me-
= 148,6 detik dan waktu muat = 138,5 detik + ngambil barangnya atau kalau melebihi dari
18,005 detik = 156,5 detik. De-ngan waktu ini waktu yang diberikan maka barangnya akan
sebuah CC dapat melakukan bongkar sebanyak dipindahkan ke tempat / ke blok lain dan
24,2 peti kemas / jam dan muat sebanyak 23 untuk pemindahan ini pemilik barang (peti
peti kemas / jam , jadi 5 sampai 6 peti kemas / kemas) akan dikenakan sanksi atau biaya
jam lebih banyak dari 18 peti kemas / jam tar- pindah barang sehingga pemilik barang a-
get yang ditetapkan oleh PT. Pelindo III cabang kan benar-benar mematuhi aturan ini de-
Banjarmasin. ngan cepat-cepat mengambil barang (peti
Untuk memperbesar waktu target seperti 23 kemas)nya sehingga ada blok penempatan
peti kemas / jam maka penetapan target ini ha- peti kemas menjadi benar-benar kosong.
rus didukung oleh kondisi yang normal seperti Sistem yang berlaku saat ini adalah hari
CC dalam keadaan baik, operator-operator pertama hingga hari ke lima biaya sewa
(SDM) dapat bekerja dengan baik, lapangan tempat penumpukan dikenakan harga se-
penumpukan cukup luas, agen pelayaran selalu suai sewa, bila penumpukan barang mema-
siap dengan dukomen-dukomen yang diperlu- suki hari ke enam maka biaya sewa dike-
kan, sarana dan prasarana tranportasi harus nakan dua kali (200%) dari biaya periode li-
baik. Untuk itu peneliti mencoba mengusulkan ma hari pertama.
beberapa dari faktor tadi agar target dapat di- Usulan peneliti untuk perubahan sistem
tingkatkan oleh PT.Pelindo III cabang. Banjar- adalah pada periode lima hari pertama ini
masin. sama, tapi untuk hari ke enam biaya pe-
numpukan juga dua kali dari periode per-
Usulan pada Proses Bongkar Muat tama dan ditambah denda untuk biaya
Dari analisa diatas baik untuk proses bong- pemindahan peti kemas karena peti kemas
kar maupun proses muat semuanya dalam ke- tersebut harus dipindah untuk mengosong-
adaan normal artinya semua kegiatan di dalam kan area / blok penumpukan untuk persiap-
proses bongkar atau proses muat berkerja de- an bongkar peti kemas kapal selanjutnya.
ngan baik c. Untuk proses muat peneliti usulkan agar
Melihat hal itu maka perlu perhatian PT. Pe- blok setiap agen pelayaran yang telah di-
lindo III cabang Banjarmasin sebagai pengelola tentukan benar-benar digunakan secara
Terminal Peti Kemas Banjarmasin, seperti : maksimal seperti pengaturan mana barang
a. Cara kerja di Terminal Peti Kemas Banjar- peti kemas yang mau dikirim lebih dulu di-
masin sudah standard dan untuk menun- tempatkan dengan berurutan dan teratur
jang peningkatan target itu antara lain pe- dalam satu blok sehingga alat Reach
ngelola harus selalu memperhatikan kese- Stacker tidak sulit untuk mencari dan me-
jahteraan, kesehatan dan ketrampilan para ngangkatnya, dalam artian Reach Stacker
operator CC, RTG, HT maupun Reach tidak berputar-putar atau bolak–balik untuk
Stacker dan juga agen pelayaran harus se- kegiatan ini.
lalu lebih awal melaporkan tentang type/ je- Sering terjadi peti kemas yang mau dikirim
nis kapal dan dukomen peti kemas yang itu diletakan pada sembarang tempat wa-
akan dibongkar maupun yang akan dimuat laupun dalam blok penumpukan sesuai mi-
dan diharapkan para pemilik barang agar lik agen dan didaftar sesuai dengan tempat
secepatnya mengambil barang yang sudah di dalam blok, sehingga pada saat pe-
selesai bongkar. ngangkatan barang peti kemas oleh Reach
b. Usulan peneliti agar ada 1 atau 2 blok tem- Stacker untuk diangkut Head Truck (HT) ke
pat penumpukan peti kemas yang harus CC sering terjadi waktu terbuang (idle time)
dikosongkan dari peti kemas yang terdahulu karena Reach Stacker kesusahan dalam
agar nantinya blok yang kosong tersebut mencari peti kemas yang harus dikirim se-
dapat diperuntukan hanya untuk penumpuk- suai permintaan agen pelayaran.
Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 2, Nopember 2011 : 171 - 177
Saran-saran
1. Untuk mempercepat waktu sandar kapal, se-
lain mengoptimalkan proses bongkar muat
juga harus ditunjang oleh kesiapan pelayan-
an administrasi dari manajemen pelabuhan
baik untuk prosedural peti kemas atau pro-
sedural untuk kapalnya, sehingga bila pro-
ses bongkar muat telah selesai urusan admi-
nistrasi juga selesai.
2. Untuk kelancaran proses bongkar muat peti
kemas, maka perlu juga diperhatikan sarana
dan prasarana jalan baik di dalam terminal
peti kemas maupun di luar terminal peti ke-
mas dalam hal ini harus ada kerjasama de-
ngan pemerintah daerah untuk masalah sa-
rana dan prasarana jalan atau lapangan pe-
numpukan. ₪ INT © 2011 ₪