Anda di halaman 1dari 7

Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No.

2, Nopember 2011 : 171 - 177

ANALISA PENENTUAN WAKTU BAKU UNTUK


MEMPERSINGKAT PROSES PELAYANAN BONGKAR
MUAT DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN
(1)
Imansyah Noor

(1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banjarmasin

Ringkasan
PT. Pelindo III cab Banjarmasin merupakan pengelola terminal peti kemas pada
pelabuhan Trisakti Banjarmasin dengan peralatan Container Crane (CC), Rubber Tyred
Gantry (RTG), Head Truck (HT), dan Reach Truck (RS). Dengan peralatan ini pengelola
menargetkan waktu bongkar muat nya adalah 18 box per jam atau 200 detik per box.
Untuk mendapatkan waktu baku, maka penelitian ini menggunakan time study method
dengan pengukuran langsung waktu kerja setiap kegiatan pada proses pelayanan
bongkar muat. Hasil pengukuran mendapatkan waktu baku untuk kegiatan bongkar
barang peti kemas oleh Container Crane (CC) dari kapal sebesar 263 detik / 2 box peti
kemas dan waktu baku untuk kegiatan muat barang peti kemas oleh Container Crane
(CC) ke kapal sebesar 277 detik / 2 box peti kemas, sehingga rata-rata waktu baku untuk
kegiatan bongkar muat adalah sebesar 135 detik / box peti kemas. Bila dibanding
dengan waktu yang ditetapkan oleh pengelola sebesar 200 detik / box peti kemas, maka
waktu baku hasil pengukuran langsung telah mencapai target artinya lama kapal sandar
(berting time) di dermaga dapat lebih singkat atau cepat.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa waktu kerja pada proses bongkar muat peti kemas
dapat dipercepat asal proses bongkar muat pada kondisi normal dan perlu perbaikan
pada sistem bongkar muat peti kemas dengan melakukan perubahan sistem
penumpukan peti kemas.
Kata Kunci : Waktu Baku , Proses Bongkar Muat Peti Kemas

1. PENDAHULUAN kapal petikemas di pelabuhan Trisakti Ban-


jarmasin.
Latar Belakang Kenaikan arus kunjungan kapal petikemas
Pelabuhan Trisakti Banjarmasin merupakan ini kalau tidak didukung oleh kinerja operasio-
pelabuhan multipurpose yaitu pelabuhan yang nal semua kegiatan produk jasa pelayanan
dapat digunakan untuk kapal penumpang kapal pelabuhan yang baik, maka dapat membuat
barang kargo dan kapal peti kemas. Pada tahun jumlah jam selama kapal dipelabuhan (Turn
2009 PT. Pelindo III cab. Banjarmasin mengo- Round Time, TRT) menjadi lama, sehingga a-
perasikan terminal peti kemas yang mengguna- kan berdampak pada keterlambatan pengiriman
kan alat seperti Container Crane (CC),Rubber barang-barang melalui jasa-jasa pada kapal peti
Tyred Gantry (RTG), Head Truck (HT) dan Re- kemas.
ach Stacker (RS). Selain itu keterlambatan ini juga dapat me-
Pertumbuhan Selama 6 tahun terakhir yaitu rugikan perusahaan pengguna jasa-jasa pe-
dari tahun 2002 hingga tahun 2008 arus peti- labuhan seperti perusahaan pelayaran, hal ini
kemas melalui pelabuhan Trisakti Banjarmasin pernah terjadi di pelabuhan Trisakti Banjar-
tumbuh rata-rata tiap tahunnya sebesar 8,9% masin dimana kapal-kapal peti kemas harus
dalam Boks dan 10,25% dalam TEUs [PT Pe- menunggu antrian sandar di dermaga hingga 2
lindo, 2009;27]. Arus kunjungan kapal peti hari lamanya [B’post, 18/5/09;1]. Masalah ini
kemas di pelabuhan Trisakti Banjarmasin terus sangat merugikan perusahaan pelayaran dan
meningkat tiap tahunnya seperti pada tahun juga para pemilik barang (pedagang)
2006 kapal peti kemas yang berkunjung ke pe- Proses-proses kerja yang dilakukan sela-
labuhan Trisakti Banjarmasin sebanyak 899 bu- ma pelayanan pelabuhan adalah pelayanan
ah, pada tahun 2007 kunjungan kapal peti ke- pemanduan kapal waktu masuk alur sungai
mas sebanyak 971 buah dan tahun 2008 kapal Barito, pelayanan tunda kapal untuk tambat
peti kemas yang datang ke pelabuhan seba- ke dermaga, pelayanan bongkar muat barang
nyak 994 buah, dari data-data tersebut terlihat pada kapal dan pelayanan pemanduan kapal
bahwa telah terjadi kenaikan arus kunjungan keluar alur sungai barito.
Analisa Penentuan Waktu Baku untuk Mempersingkat Proses Pelayanan Bongkar Muat ………… (Imansyah Noor)

Adapun urutan pelayanan kapal peti kemas Manfaat Penelitian


di pelabuhan adalah : Manfaat yang akan diperoleh dari peneli-
tian ini antara lain :
1. Bagi pihak pengelola pelabuhan adalah
Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan sebagai masukan ataupun saran dalam
Pemandu Sandar Bongkar Pemandu
Masuk Muat Keluar pelayanan proses bongkar muat di Pela-
buhan Trisakti Banjarmasin agar manaje-
men pelabuhan dapat mengelola antrian ka-
Gambar 1. Skema urutan proses pelayanan pal petikemas untuk sandar lebih baik dan
kapal peti kemas efisien sehingga waktu tunggu kapal peti
kemas dapat lebih singkat.
Dari seluruh proses pelayanan yang dilak- 2. Bagi perusahaan pelayaran atau pemilik
sanakan oleh pengelola pelabuhan dalam hal barang dapat mengurangi kerugian yang
ini adalah PT. Pelindo III cab. Banjarmasin dialaminya baik dari kerugian waktu ma-
seperti yang terlihat gambar 1, di atas, maka upun dari kerugian biaya.
proses pelayanan bongkar muat merupakan
proses yang sangat menentukan keberhasilan 2. TINJAUAN PUSTAKA
dalam pelayanan pengelola dari seluruh proses
pelayanan yang dilaksanakan oleh pengelola Pelabuhan
pelabuhan. Untuk itu perlu ditentukan waktu ba- Pelabuhan secara khusus adalah tempat
ku (waktu standar) pada proses bongkar muat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penum-
agar dapat mengetahui cepat atau lambat suatu pang dan atau bongkar muat barang yang di-
kapal dalam melakukan bongkar muat, karena lengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayar-
bila lambat dalam proses bongkar muat maka an dan kegiatan penunjang pelabuhan serta se-
akan membuat produktivitas pelabuhan menjadi bagai tempat perpindahan intra dan antar mo-
rendah dan pemilik barang ( pengguna ) juga da transportasi. (S. Gurning.R.O ; 2006 ; 1)
merasa dirugikan. Pelabuhan peti kemas adalah pelabuhan
Dari hal di atas agar hasil produk pela- tempat bersandarnya kapal yang membawa
yanan jasa di pelabuhan Trisakti Banjarmasin barang di dalam peti kemas. Pelayanan jasa
ini dapat lebih optimal dan efisien, maka pe- pada pelabuhan peti kemas ini berbeda dengan
nulis mengambil judul “ Analisa Penentuan pelayanan jasa pada pelabuhan jenis lain, se-
Waktu Baku Untuk Mempersingkat Proses Pe- perti pelabuhan penumpang atau pelabuhan
layanan Bongkar Muat Peti Kemas Di Pela- barang umum (general cargo). Pada pelabuhan
buhan Trisakti Banjarmasin “ . peti kemas harus ditunjang oleh peralatan darat
yang lebih canggih, seperti Container Crane
Perumusan Masalah (CC), Rubber Tyred Gantry (RTG), Reach
Berdasarkan latar belakang yang telah di- Stacker, Head Truck dan sebagainya karena
uraikan di atas, maka dapat dirumuskan perma- barang yang dibongkar atau dimuat adalah peti-
salahannya sebagai berikut : peti yang besar dan berat, biasa disebut kon-
1. Berapa besaran waktu baku untuk proses tainer atau peti kemas. Kontainer atau peti ke-
pelayanan bongkar muat peti kemas pada mas yang lazim digunakan untuk mengangkut
Terminal Peti Kemas di Pelabuhan Trisakti muatan kering dalam angkutan melalui laut ada-
Banjarmasin. lah peti kemas yang berukuran 20 feet (1 TEUs)
2. Bagaimana bentuk sistem operasi kerja dan 40 feet ( 2 TEUs ),
pada proses bongkar muat agar waktu kerja
bongkar muat lebih efisien sehingga waktu Bongkar Muat Barang Peti Kemas
sandar kapal (berthing time) dapat lebih ce- Pada pelabuhan peti kemas untuk peralatan
pat. bongkar muat biasanya terdiri dari Container
Crane (CC), Rubber Tyred Gantry (RTG), Head
Tujuan Penelitian Truck (HT). Semua peralatan ini adalah peralat-
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ada- an khusus untuk pekerjaan bongkar muat ba-
lah untuk menentukan waktu baku (waktu stan- rang peti kemas, karena 1 peti kemas yang ber-
dar) pada proses bongkar muat barang peti ke- ukuran 20 feet itu mempunyai berat sekitar
mas pada kapal peti kemas yang sudah sandar 1720 kg dan 1 peti kemas yang berukuran 40
di pelabuhan Trisakti Banjarmasin, agar mana- feet itu mempunyai berat sekitar 2860 kg.
jemen pelabuhan dapat mengelola antrian kapal (S. Gurning.R.O ; 2006 ; 110)
peti kemas untuk sandar akan lebih baik dan
efisien sehingga waktu sandar suatu kapal peti a. Container Crane ( CC ).
kemas di pelabuhan tersebut dapat lebih sing- Terminal peti kemas pada pelabuhan Tri-
kat. sakti Banjarmasin mengoperasikan Container
Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 2, Nopember 2011 : 171 - 177

Crane sebanyak 2 (dua) unit, yaitu CC 01 dan ngerjakan pekerjaan tersebut. Ada dua metode
CC 02. Container Crane ini mempunyai kapa- yang digunakan pada pengukuran langsung.
sitas angkat sebesar 35 Ton, tinggi angkat 26 (Purnomo. H, 2004; 43)
meter dan panjang span 23 meter. Daya yang  Metode Stop Watch
dibutuhkan oleh Container Crane ini sekitar  Metode Sampling kerja
775 KWatt. Didalam pengolahan data untuk pengukuran
waktu kerja secara langsung diawali dengan uji
b. Rubber Tyred Gantry ( RTG ) keseragaman data, kemudian dilanjutkan de-
Terminal peti kemas ini juga mengoperasi- ngan uji kecukupan data, setelah ditentukan
kan 5 unit Rubber Tyred Gantry ( RTG ) Crane. faktor penyesuaian berdasarkan metode Wes-
RTG ini melayani untuk penumpukan peti ke- tinghouse maka dapat ditentukan waktu normal-
mas pada lapangan peti kemas (Container nya. Kemudian ditentukan lagi faktor penyesu-
Yard) seluas sekitar 8 ha. Lapangan penumpuk- aian (allowance) baru didapat waktu baku
an peti kemas ini adalah untuk menumpukan (waktu standar)
peti kemas yang bongkar dari kapal sebelum di
ambil oleh masing-masing pemilik peti kemas a. Uji Keseragaman Data
tersebut. Uji keseragaman data bisa dilaksanakan
RTG mempunyai kapasitas angkat 35 Ton, dengan mengaplikasikan peta kontrol Untuk
tinggi angkat 15 meter dan panjang span 15,9 itu perlu ditetapkan suatu batas kontrol de-
meter. ngan rumusan sebagai berikut :
BKA = + kσ
c. Reach Stacker
Reach Stacker adalah alat yang juga digu- BKB = - kσ
nakan untuk memindahkan peti kemas seperti Keterangan :
fungsi RTG, tetapi alat ini dapat bergerak bebas BKA = Batas Kontrol Atas
keluar masuk dari jalur tumpukan peti kemas BKB = Batas Kontrol Bawah
karena merupakan alat yang dapat bergerak
(mobile). Reach Stacker yang dioperasikan se- = Nilai rata-rata data
banyak 6 unit biasa di gunakan pada lapangan σ = Standar deviasi
untuk peti kemas yang akan dimuat ke kapal. Standar deviasi dapat dicari dengan meng-
gunakan rumus (Purnomo. H, 2004; 47) :
d. Head Truck
Fungsi Head Truck pada terminal peti kemas
disini adalah mengangkut peti kemas dari Con- σ
tainer Crane (CC) ke lapangan penumpukan
atau mengangkut peti kemas dari lapangan pe- Keterangan :
numpukan ke Container Crane. Pada pelabuh- σ = standar deviasi
an Trisakti ini di operasikan 30 unit Head Truck = Waktu pengamatan yang diukur
untuk melayani bongkar muat pada 2 unit Con-
tainer Crane ( CC ). N = Jumlah data pengamatan
= Rata-rata dari semua data waktu ukuran.
Metode Pengukuran Kerja Data-data dikatakan seragam apabila selu-
Waktu baku merupakan waktu yang di- ruh data yang diperoleh berada diantara kedua
perlukan oleh pekerja normal untuk menye- batas kontrol dan data-data dikatakan tidak se-
lesaikan pekerjaannya secara wajar dengan ragam apabila ada beberapa data berada di
sistem kerja terbaik. Ada beberapa teknik luar kedua batas kontrol dan data tersebut ha-
yang digunakan dalam pengukuran kerja, rus dibuang.
antara lain : Pengukuran Waktu Kerja dengan
Metode Pengukuran Langsung. b. Uji Kecukupan Data
Yang dimaksud dengan metode pengukuran Untuk menetapkan berapa jumlah data
langsung yaitu dengan mengamati secara lang- yang diperlukan, maka harus diputuskan terle-
sung pekerjaan yang dilakukan oleh operator bih dulu berapa tingkat kepercayaan (confi-
dan mencatat waktu yang diperlukan oleh ope- dence level) dan derajat ketelitian (degree of
rator dalam melakukan pekerjaannya dengan accurac) untuk pengukuran kerja ini. Rumus un-
terlebih dahulu membagi operasi kerja ke dalam tuk mencari jumlah data yang diperlukan yaitu
elemen-elemen kerja yang sedetail mungkin
dengan syarat masih bisa diamati dan diukur.
Kemudian dari hasil pengamatan dan pengu- N’ =
kuran tersebut akan didapatkan waktu baku
ataupun distribusi waktu operator untuk me-
Analisa Penentuan Waktu Baku untuk Mempersingkat Proses Pelayanan Bongkar Muat ………… (Imansyah Noor)

Keterangan : f. Waktu Baku


k = tingkat kepercayaan, bila 99% maka k≈3 Waktu baku adalah jumlah waktu yang di-
bila 95% maka k ≈ 2 butuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan
s = derajat ketelitian dalam prestasi standar yakni dengan mem-
N = jumlah data pengamatan. perhitungkan kelonggaran waktu (Allowance
N′ = jumlah data teoritis. Time) serta faktor penyesuaian (Performance
Jika N′ ≤ N maka data dianggap cukup, Rating) yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
dan jika N′ ≥ N maka data dianggap tidak cu- pekerjaan tersebut. Besarnya waktu baku (Wb)
kup atau kurang, untuk itu perlu dilakukan pe- akan didapat dengan rumus ( Wignjosoebro-
nambahan data. (Purnomo. H, 2004; 46) to.S, 2008; 203 ) :

c. Faktor Penyesuaian Wb = Wn
Bagian yang penting dalam pelaksanaan
pengukuran kerja adalah kegiatan evaluasi ke-
cepatan kerja operator pada saat pengukuran
kerja berlangsung. Kecepatan, tempo atau per- Keterangan
formance kerja semuanya akan menunjukkan Wb = waktu baku
kecepatan kerja operator pada saat bekerja. Wn = waktu normal
Kegiatan untuk menilai kecepatan kerja opera- Allowance = kelonggaran waktu.
tor disebut sebagai “Performance rating”. Kon-
sep penyesuaian yang digunakan adalah meto- Tabel 1. PerformanceRating Westinghouse
de Westinghouse.
Westinghouse berpendapat ada 4 faktor Skill Effort
yang menyebabkan kewajaran dan ketidak +0.15 A1
Super
+0.13 A1
Super
wajaran dalam bekerja yaitu ketrampilan, usa- skill skill
ha, kondisi, dan konsistensi. Dari faktor itu akan +0.13 A2 +0.12 A2
didapatkan nilai performance yang merupakan +0.11 B1 Excellent +0.10 B1 Excellent
penjumlahan atau interaksi nilai-nilai tersebut. +0.08 B2 +0.08 B2
Untuk menormalkan waktu kerja yang dipero- +0.06 C1 Good +0.05 C1 Good
+0.03 C2 +0.02 C2
leh dari hasil pengamatan, dilakukan dengan
0.00 D Average 0.00 D Average
mengadakan penyesuaian yaitu dengan cara
-0.05 E1 Fair -0.04 E1 Fair
mengalikan waktu pengamatan rata-rata tiap -0.10 E2 -0.08 E2
elemen rumus penyesuaian (P). Nilai Perfor- -0.16 F1 Poor -0.12 F1 Poor
mance Rating : -0.22 F2 -0.17 F2
P = 1 atau P = 100%  normal
P< 1 atau P < 100%  lambat Condition Consistency
P > 1 atau P > 100%  cepat

d. Waktu Normal +0.06 A Ideal +0.06 A Ideal


Rumus waktu normal adalah : Waktu Nor- Excellent
+0.04 B Excellent +0.03 B
mal ( Wn ) = rata-rata waktu pengamatan x
performance rating. +0.02 C Good +0.01 C Good

Wn = .(P) 0.00 D Average 0.00 D Average

-0.03 E Fair -0.02 E Fair


(Wignjosoebroto.S: 2008 : 198)
-0.07 F Poor -0.04 F Poor
e. Kelonggaran Waktu (sumber Wignjosoebroto.S, 2008; 198)
Dalam menghitung waktu baku perlu me-
masukkan kelonggaran waktu ke dalam perhi-
tungannya, karena tidak mungkin orang bekerja 3. METODE PENELITIAN
terus-menerus tanpa beristirahat sebentar. Ke-
longgaran waktu di dalam waktu kerja di bagi Metodologi penelitian merupakan suatu ta-
atas 3 macam, (Wignjosoebroto.: 2008 : 201) : hapan-tahapan yang dilakukan untuk menyele-
1. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pri- saikan suatu permasalahan yang ada. Lang-
badi ( personal allowance ), kah-langkah yang digunakan selama penelitian
2. Kelonggaran waktu untuk melepaskan le- dirancang secara cermat, terencana, sistematis
lah ( fatigue allowance ), dan sesuai dengan tujuan penelitian yang a-
3. Kelonggaran waktu untuk keterlambatan kan dilakukan sehingga penelitian yang dilaku-
yang tidak terduga (unavoible delay allo- kan menjadi terarah serta mempermudah dalam
wance). proses analisa masalah yang dihadapi.
Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 2, Nopember 2011 : 171 - 177

Jenis Penelitian Peti Kemas Pelabuhan ditetapkan target untuk


Jenis penelitian adalah pengumpulan data waktu bongkar muat pada setiap kapal yang
primer waktu proses bongkar atau proses muat akan sandar di dermaga. Penetapan target ini
barang peti kemas dari / ke kapal peti kemas, berdasarkan pengalaman terdahulu, kemampu-
dimana yang diukur adalah proses kerja Con- an alat-alat bongkar muat dan sumber daya ma-
tainer Crane (CC), proses kerja Head Truck nusia (SDM)
(HT), proses kerja Rubber Tyred Gantry (RTG)
dan proses kerja Reach Stacker. Tabel 2. Waktu Baku pada proses bongkar

Lokasi Penelitian Bagian Utama Bagian Penunjang


Penulis melakukan penelitian di Terminal
Peti Kemas Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Kegiatan- Wb Wb
Kegiatan-kegiatan
kegiatan (det) (det)
yang di kelola oleh PT (Persero) Pelabuhan In-
donesia (Pelindo) III Cabang Banjarmasin di 1.Bongkar 263 1.HT dari CC ke RTG 115
kota Banjarmasin. peti kemas
oleh CC 2.RTGdilapangan CY 186
Metode Pengumpulan Data 3. HT dari RTG ke CC 49
Metode yang akan dilakukan dalam pe-
ngumpulan data-data antara lain : Jumlah 263 Jumlah 350
1. Studi lapangan
Merupakan metode untuk memperoleh data Tabel 3. Waktu baku pada proses muat.
dengan cara melakukan pengukuran lang-
sung waktu kerja proses bongkar muat. Hal
Bagian Utama Bagian Penunjang
ini bertujuan untuk mendapatkan waktu ba-
ku (standar) yang berkaitan dengan bong- Kegiatan- Wb Wb
Kegiatan-kegiatan
kegiatan (det) (det)
kar muat barang di pelabuhan kapal peti
kemas. 1 Muat peti 277 1. HT dari CC ke 174
2. Wawancara kemas oleh CC CY
Merupakan cara pengumpulan data dengan
cara mengadakan wawancara langsung 2. Reach Stacker 202
di CY
dengan pihak-pihak yang terkait dengan
aktivitas bongkar muat barang peti kemas 3. HT dari CY ke 259
untuk penelitian ini. Wawancara ini untuk CC
mengetahui faktor-faktor yang dapat mem- Jumlah 277 Jumlah 635
pengaruhi proses bongkar muat.
3. Studi Literatur . Untuk setiap pelayanan bongkar atau muat
Dalam melakukan penelitian ini untuk men- oleh CC ditetapkan 36 peti kemas per jam pada
dapatkan rumusan serta landasan teori 2 buah CC, maka target yang ditetapkan ini bila
yang mendukung upaya pemecahan masa- dibandingkan dengan hasil pengukuran lang-
lah yang dihadapi, maka penulis perlu lite- sung yaitu :
rature berupa buku-buku atau jurnal-jurnal - Target yang ditetapkan adalah 36 peti ke-
yang berhubungan dengan proses bongkar mas / jam untuk 2 buah CC
muat barang peti kemas di Terminal Peti Maka diasumsikan target 1 buah CC adalah
kemas Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. 18 peti kemas / jam atau 3600 / 18 = 200
detik / peti kemas
4. HASIL DAN PEMBAHASAN - Hasil pengukuran langsung waktu baku
Waktu baku untuk bongkar oleh CC = 263
Dengan melakukan pengukuran langsung detik / 2 peti kemas atau 131,5 detik / peti
setiap kegiatan pada proses bongkar muat peti kemas
kemas maka diperoleh data-data yang akan Waktu baku untuk muat oleh CC = 277 detik
diolah untuk mendapatkan waktu baku melalui / 2 peti kemas atau 138,5 detik / peti kemas
uji keseragaman, uji kecukupan, ditambah fak-
tor penyesuaian dan kelonggaran waktu sehing- Tabel 4. Perbandingan Waktu Baku dengan
ga didapat waktu baku. Hasil yang didapat pada Waktu Target
tabel 2 berikut ini
Waktu Baku Waktu Target
Kegiatan
Perbandingan Antara Waktu Target Dengan (detik) (detik)
Hasil Waktu Baku
Bongkar 131,5 detik 200 detik
Pelabuhan Trisakti Banjarmasin merupakan
Muat 138,5 detik 200 detik
pelabuhan kelas I dan oleh pengelola Terminal
Analisa Penentuan Waktu Baku untuk Mempersingkat Proses Pelayanan Bongkar Muat ………… (Imansyah Noor)

Dari hasil perhitungan di atas terlihat a- an peti kemas dari kapal yang saat itu akan
danya selisih waktu antara target yang ditetap- bongkar sehingga semua kegiatan penun-
kan oleh pengelola dengan hasil pengukuran jang proses bongkar akan lebih terfokus pa-
langsung, sehingga dapat dikatakan bahwa da blok yang dikosongkan tadi dan truck–
waktu baku telah mencapai target yang dite- truck lain atau truck-truck luar yang akan
tapkan oleh pengelola. mengambil barang peti kemas tidak meng-
Agar waktu baku yang didapat ini lebih baik ganggu Head Truck (HT) yang sedang be-
maka dapat diperbesar, misal dengan membe- kerja untuk proses bongkar.
rikan kelonggaran waktu tambahan sebesar 13 Untuk dapat mengosongkan blok penem-
% dari waktu baku untuk persiapan proses patan peti kemas perlu aturan dari penge-
bongkar muat, maka akan didapatkan waktu lola dalam hal ini pihak PT. Pelindo agar pe-
kegiatan bongkar = 131,5 detik + 17,095 detik milik barang sesegera mungkin untuk me-
= 148,6 detik dan waktu muat = 138,5 detik + ngambil barangnya atau kalau melebihi dari
18,005 detik = 156,5 detik. De-ngan waktu ini waktu yang diberikan maka barangnya akan
sebuah CC dapat melakukan bongkar sebanyak dipindahkan ke tempat / ke blok lain dan
24,2 peti kemas / jam dan muat sebanyak 23 untuk pemindahan ini pemilik barang (peti
peti kemas / jam , jadi 5 sampai 6 peti kemas / kemas) akan dikenakan sanksi atau biaya
jam lebih banyak dari 18 peti kemas / jam tar- pindah barang sehingga pemilik barang a-
get yang ditetapkan oleh PT. Pelindo III cabang kan benar-benar mematuhi aturan ini de-
Banjarmasin. ngan cepat-cepat mengambil barang (peti
Untuk memperbesar waktu target seperti 23 kemas)nya sehingga ada blok penempatan
peti kemas / jam maka penetapan target ini ha- peti kemas menjadi benar-benar kosong.
rus didukung oleh kondisi yang normal seperti Sistem yang berlaku saat ini adalah hari
CC dalam keadaan baik, operator-operator pertama hingga hari ke lima biaya sewa
(SDM) dapat bekerja dengan baik, lapangan tempat penumpukan dikenakan harga se-
penumpukan cukup luas, agen pelayaran selalu suai sewa, bila penumpukan barang mema-
siap dengan dukomen-dukomen yang diperlu- suki hari ke enam maka biaya sewa dike-
kan, sarana dan prasarana tranportasi harus nakan dua kali (200%) dari biaya periode li-
baik. Untuk itu peneliti mencoba mengusulkan ma hari pertama.
beberapa dari faktor tadi agar target dapat di- Usulan peneliti untuk perubahan sistem
tingkatkan oleh PT.Pelindo III cabang. Banjar- adalah pada periode lima hari pertama ini
masin. sama, tapi untuk hari ke enam biaya pe-
numpukan juga dua kali dari periode per-
Usulan pada Proses Bongkar Muat tama dan ditambah denda untuk biaya
Dari analisa diatas baik untuk proses bong- pemindahan peti kemas karena peti kemas
kar maupun proses muat semuanya dalam ke- tersebut harus dipindah untuk mengosong-
adaan normal artinya semua kegiatan di dalam kan area / blok penumpukan untuk persiap-
proses bongkar atau proses muat berkerja de- an bongkar peti kemas kapal selanjutnya.
ngan baik c. Untuk proses muat peneliti usulkan agar
Melihat hal itu maka perlu perhatian PT. Pe- blok setiap agen pelayaran yang telah di-
lindo III cabang Banjarmasin sebagai pengelola tentukan benar-benar digunakan secara
Terminal Peti Kemas Banjarmasin, seperti : maksimal seperti pengaturan mana barang
a. Cara kerja di Terminal Peti Kemas Banjar- peti kemas yang mau dikirim lebih dulu di-
masin sudah standard dan untuk menun- tempatkan dengan berurutan dan teratur
jang peningkatan target itu antara lain pe- dalam satu blok sehingga alat Reach
ngelola harus selalu memperhatikan kese- Stacker tidak sulit untuk mencari dan me-
jahteraan, kesehatan dan ketrampilan para ngangkatnya, dalam artian Reach Stacker
operator CC, RTG, HT maupun Reach tidak berputar-putar atau bolak–balik untuk
Stacker dan juga agen pelayaran harus se- kegiatan ini.
lalu lebih awal melaporkan tentang type/ je- Sering terjadi peti kemas yang mau dikirim
nis kapal dan dukomen peti kemas yang itu diletakan pada sembarang tempat wa-
akan dibongkar maupun yang akan dimuat laupun dalam blok penumpukan sesuai mi-
dan diharapkan para pemilik barang agar lik agen dan didaftar sesuai dengan tempat
secepatnya mengambil barang yang sudah di dalam blok, sehingga pada saat pe-
selesai bongkar. ngangkatan barang peti kemas oleh Reach
b. Usulan peneliti agar ada 1 atau 2 blok tem- Stacker untuk diangkut Head Truck (HT) ke
pat penumpukan peti kemas yang harus CC sering terjadi waktu terbuang (idle time)
dikosongkan dari peti kemas yang terdahulu karena Reach Stacker kesusahan dalam
agar nantinya blok yang kosong tersebut mencari peti kemas yang harus dikirim se-
dapat diperuntukan hanya untuk penumpuk- suai permintaan agen pelayaran.
Jurnal INTEKNA, Tahun XI, No. 2, Nopember 2011 : 171 - 177

5. PENUTUP 6. DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan 1. Amir, M.S. (1997). Petikemas Masalah dan


1. Pada proses bongkar dari hasil pengukuran Aplikasinya, PT. Pustaka Binaman Pres-
langsung didapat : sindo. Jakarta.
Waktu baku pada kegiatan bongkar peti ke- 2. Ciptani, M.K. (2001). Peningkatan Produkt-
mas oleh CC = 263 detik ivitas dan Efisiensi Biaya Melalui Integrasi
Waktu baku pada kegiatan HT dari CC ke Time & Motion Study dan Activity-Based
RTG = 115 detik Costing, Jurnal Akutansi & Keuangan Vol.3
Waktu baku pada kegiatan RTG di lapang- No.1 Th 2001. Surabaya
an CY = 186 detik 3. Gurning, R. Oloan.S dan Budiyanto, Eko.H
Waktu baku pada kegiatan HT dari RTG ke (2006). Manajemen Bisnis Pelabuhan,
CC = 49 detik Jangkar Publishing Services.
2. Pada proses muat dari hasil pengukuran 4. PT. PELINDO III. (2009). Terminal Peti-
langsung didapat : kemas Pelabuhan Trisakti di Banjarmasin,
Waktu baku pada kegiatan muat peti kemas Banjarmasin.
oleh CC = 277 detik 5. Purnomo, Hari. (2004). Pengantar Teknik
Waktu baku pada kegiatan HT dari CC ke Industri, Graha Ilmu. Yogyakarta.
lapangan CY = 174 detik 6. Sutalaksana, Iftikar Z. dkk. (1979). Teknik
Waktu baku pada kegiatan Reach Stacker Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri
di CY = 202 detik Institut Teknologi Bandung. Bandung
Waktu baku pada kegiatan HT dari CY ke 7. Wignjosoebroto,S. (2008); Ergonomi, Studi
CC = 259 detik Gerak dan Waktu. Guna Widya. Surabaya.
Dari analisa hasil pengukuran langsung di 8. Yamada.T, Yoshizawa.G, Mori.K dan Fra-
dapat waktu baku untuk bongkar muat peti zilla. R. Bona. (2003), Optimising The Han-
kemas adalah 135 detik per box, dan dari target dling Capacity In A Container Terminal for
waktu yang ditetapkan oleh pengelola terminal Investigating Efficient Handling System ;
peti kemas adalah 200 detik per box, maka Journal of The Eastern Asia Society for
pengelola dapat memperkecil dalam penetapan Transfortation Studies, Vol.5 Oct thn 2003.
waktu target bongkar muat peti kemas dari
pada waktu target yang di tetapkan sekarang ini
dengan asumsi semua kegiatan dalam keadaan
normal.

Saran-saran
1. Untuk mempercepat waktu sandar kapal, se-
lain mengoptimalkan proses bongkar muat
juga harus ditunjang oleh kesiapan pelayan-
an administrasi dari manajemen pelabuhan
baik untuk prosedural peti kemas atau pro-
sedural untuk kapalnya, sehingga bila pro-
ses bongkar muat telah selesai urusan admi-
nistrasi juga selesai.
2. Untuk kelancaran proses bongkar muat peti
kemas, maka perlu juga diperhatikan sarana
dan prasarana jalan baik di dalam terminal
peti kemas maupun di luar terminal peti ke-
mas dalam hal ini harus ada kerjasama de-
ngan pemerintah daerah untuk masalah sa-
rana dan prasarana jalan atau lapangan pe-
numpukan. ₪ INT © 2011 ₪

Anda mungkin juga menyukai