Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Maritim, Vol.10 No.

2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

PROSEDUR BONGKAR MUAT VERTICAL STERILIZER


DARI BG. LINAU 30 / TB. MELANA 56 OLEH PT KUTAI JAYA
PUNDINUSA DI PELABUHAN SAMARINDA
Puji Astuti Amalia 1) Amir Hidayat 2) Tri Zuliyanti 3)
1)2)3)
Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda
Email:pujiastutiamalia@polnes.ac.id

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul Prosedur Bongkar Muat Vertical Sterilizer dari BG. Linau 30 / TB.
Melana 56 oleh PT Kutai Jaya Pundinusa di Pelabuhan Samarinda ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui Prosedur Bongkar Muat Vertical Sterilizer oleh PT Kutai Jaya
Pundinusa di Pelabuhan Samarinda. Metode pengambilan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Prosedur Bongkar Muat Vertical Sterilizer dari BG. Linau 30 / TB. Melana 56 oleh PT Kutai
Jaya Pundinusa di Pelabuhan Samarinda sudah cukup baik.

Kata kunci: Bongkar Muat, Vertical Sterilizer, Prosedur.

PENDAHULUAN Kegiatan bongkar muat barang di


pelabuhan dikerjakan oleh perusahaan
Latar Belakang
bongkar muat yang berada di wilayah yang
Pelabuhan merupakan simpul
bersangkutan, salah satunya dilakukan oleh
transportasi laut yang menjadi fasilitas
perusahaan bongkar muat PT Kutai Jaya
penghubung dengan daerah lain untuk
Pundinusa di Pelabuhan Samarinda,
melakukan aktivitas perdagangan.
Kalimantan Timur. Usaha bongkar muat
Pelabuhan memiliki peranan penting dalam
yang dilakukan PBM tersebut merupakan
perekonomian negara untuk menciptakan
kegiatan jasa yang bergerak dalam kegiatan
pertumbuhan ekonominya. Untuk
bongkar muat dari dan ke kapal, yang terdiri
memperlancar arus barang dan jasa guna
dari kegiatan stevedoring, cargodoring, dan
menjunjung kegiatan perdagangan
receiving/delivery.
dipelabuhan, maka diperlukan adanya sarana
PT Kutai Jaya Pundinusa juga
pengangkutan yang memadai, yaitu
melakukan kegiatan bongkar muat barang
pengangkutan melalui laut.
Vertical Sterilizer di pelabuhan samarinda.
prosedur atau tata cara yang benar dalam
Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan
melakukan bongkar muat Vertical Sterilizer
Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang
sangat perlu diperhatikan untuk menghindari
Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat
kejadian atau hal yang tidak diinginkan pada
yang terdiri dari daratan dan perairan
saat pelaksanaanya.
disekitarnya dengan batas tertentu sebagai
Berdasarkan uraian diatas maka
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
penulis tertarik untuk mengadakan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
penelitian dengan judul “Prosedur
kapal bersandar, berlabuh, naik turun
Bongkar Muat Vertical Sterilizer dari BG.
penumpang dan/atau bongkar muat barang.
Linau 30 / TB. Melana 56 oleh PT Kutai
Dengan dilengkapi fasilitas keselamatan
Jaya Pundinusa di Pelabuhan
pelayaran dan kegiatan penunjang
Samarinda”.
pelabuhan, serta sebagai tempat perpindahan
antar moda transportasi.

1
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

Rumusan Masalah Bongkar Muat adalah pemindahan muatan


Bagaimana Prosedur Bongkar Muat dari dan keatas kapal untuk ditimbun ke
Vertical Sterilizer dari BG. Linau 30 / TB. dalam atau langsung diangkut ke tempat
Melana 56 oleh PT Kutai Jaya Pundinusa di pemilik barang dengan melalui
Pelabuhan Samarinda? dermaga/pelabuhan dengan
mempergunakan alat pelengkap bongkar
Tujuan Penelitian muat, baik yang berada di
Untuk mengetahui Prosedur Bongkar Muat dermaga/pelabuhan maupun yang berada di
Vertical Sterilizer dari BG. Linau 30 / TB. kapal itu sendiri (Sudjatmiko, 1993).
Melana 56 oleh PT Kutai Jaya Pundinusa di
Pelabuhan Samarinda Ketentuan Pelaksanaan Bongkar Muat
Peraturan Pemerintah No: 2 Tahun
TINJAUAN PUSTAKA 1969 tentang penyelenggaraan dan
pengusahaan angkutan laut, pelaksanaanya
Prosedur
adalah sebagai berikut:
Prosedur adalah urutan langkah-
A. Kegiatan bongkar/muat
langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan
dilaksanakan oleh perusahaan
pekerjaan), dimana pekerjaan tersebut
pelayaran melalui unit usaha
dilakukan, berhubungan dengan apa yang
bongkar muat.
dilakukan, bagaimana melakukannya,
B. Perusahaan pelayaran dalam
dimana melakukannya, dan siapa yang
kegiatan usaha melaksanakan :
melakukannya (Nurida, 2008).
a. Angkutan laut menggunakan
Karakteristik Prosedur
kapal armada milik.
Menurut Mulyadi (2001)
b. Angkutan laut menggunakan
karakteristik prosedur diantaranya sebagai
kapal keagenan.
berikut :
c. Bongkar muat kapal armada
a. Prosedur menunjang tercapainya
milik dan keagenan.
tujuan organisasi.
Ruang Lingkup Pelaksanaan Bongkar
b. Prosedur mampu menciptakan
Muat
adanya pengawasan-pengawasan
Menurut Keputusan Menteri
yang baik dan menggunakan biaya
Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2012
yang seminimal mungkin.
tentang penyelenggaraan dan pengusahaan
c. Prosedur menunjukkan urutan-
bongkar muat dari dan ke kapal. Perusahaan
urutan yang logis dan sederhana.
Bongkar Muat ialah sebagai
Manfaat Prosedur
Penyelenggaraan kegiatan usaha bongkar
Adapun manfaat dari prosedur
muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan,
menurut Mulyadi (2001) adalah sebagai
secara khusus diatur dalam keputusan
berikut:
Menteri Perhubungan No.
a. Lebih memudahkan dalam
KM.88/AL.305/Phb-85 tentang perusahaan
menentukan langkah-langkah
bongkar muat barang dari dan ke kapal.
kegiatan dimasa yang akan datang.
Lebih lanjut Keputusan Menteri
b. Mengubah pekerjaan yang berulang-
Perhubungan No. KM.88/AL.305/Phb-85
ulang menjadi rutin dan terbatas.
tentang Perusahaan Bongkar Muat Barang
c. Adanya suatu petunjuk atau
dari dan ke kapal menegaskan bahwa ruang
program kerja yang jelas dan harus
lingkup kegiatan bongkar muat barang di
dipatuhi oleh seluruh pelaksana.
pelabuhan meliputi:
a. Stevedoring, yaitu kegiatan jasa
Bongkar Muat
pelayanan membongkar dari/ke kapal,

2
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

dermaga, tongkang, truk atau memuat Time sheet adalah dokumen untuk
dari/ke dermaga. Tongkang, truk menghitung jumlah waktu efektif
ke/dalam palka kapal dengan kegiatan bongkar/muat, untuk
menggunakan Derek kapal. pertanggung jawaban kepada owner /
b. Cargodoring, yaitu kegiatan jasa pencarter.
pelayanan yang berupa pekerjaan 6. Statement of Fact
mengeluarkan sling (extackle) dari Statement of fact berisikan semua
lambung kapal di atas dermaga, ke dan kejadian bongkar/muat dari awal
menyusun di dalam gudang Lini I atau sampai selesai, untuk pertanggung
lapangan penumpukan barang atau jawaban kepada kapal/pelayaran.
sebaliknya. 7. Daily Report
c. Receiving/Delivery, yaitu kegiatan Daily report adalah laporan hasil
jasa pelayanan yang berupa pekerjaan bngkar/muat setiap harinya dibuat atas
mengambil dari timbunan dasar Tally Sheet.
barang/tempat penumpukan barang di 8. Delivery Order (DO)
gudang lini I atau lapangan Delivery Order (DO) adalah sebuah
penumpukan barang dan menyerahkan dokumen yang berperan sebagai surat
barang sampai tersusun di atas perintah penyerahan barang yang telah
kendaraan/alat angkut secara rapat di dipesan dengan kesepakatan bersama
pintu darat lapangan penumpukan antara penjual dan pembeli yang
barang atau sebaliknya. ditujukan kepada bagian gudang sebuah
Dokumen Pembongkaran Barang perusahaan.
Dalam kegiatan bongkar muat 9. Berita Acara Serah Terima Barang
barang pada kapal maka perlu dilengkapi Berita Acara Serah Terima Barang
Dokumen pembongkaran barang. Adapun dibuat setelah pekerjaan pembongkaran,
dokumen yang digunakan diantarnya adalah pemuatan, pemasukan, pengeluaran
: selesai untuk pertanggung jawaban
1. Bill Of Lading kepada kapal.
Bill of Lading disebut juga sebagai 10. Notice of Readiness (NOR)
konosemen, bagi pengangkat Notice of Readiness adalah surat
merupakan kontrak pengangkutan pemberitahuan dari Nakhoda kepada
sekaligus sebagai bukti tanda terima penyewa kapal, menyatakan bahwa
barang. kapal siap memulai bongkar/muat.
2. Tally Sheet
Tally Sheet adalah suatu buku/blangko Vertical Sterilizer
yang dibuat khusus untuk Vertical Sterilizer adalah sistem
mempermudah pencatatan jumlah sterilisasi dengan menggunakan vessel yang
barang yang dibongkar atau dimuat. tegak atau dapat dikatakan sterilizer
3. Stowage Plan konvensional yang diberdirikan. Pada masa
Stowage plan adalah gambar tata letak lampau, sistem Vertical Sterilizer sempat
dan susunan semua barang yang telah ditinggalkan dan digantikan oleh sistem
dimuat di atas kapal. horizontal. Pergantian ini dikarenakan
4. Manifest sistem Vertical Sterilizer memiliki kapasitas
Manifest adalah keterangan rinci yang sedikit (terbatas), sering terjadi
mengenai brang-barang yang diangkut tumpah pada saat pengeluaran Tandan Buah
oleh kapal. Segar (TBS) yang telah direbus dan juga
5. Time Sheet banyak kehilangan minyak di tandang
kosong dan air kondensat.

3
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

Sterilisasi kontinu merupakan salah yang dikenal dengan istilah ekspor-


satu inovasi teknologi sterilisasi yang impor (Warpani, 2009).
baru diterapkan pada pabrik kelapa sawit.
Sterilisasi ini beroperasi pada tekanan Kapal
atmosferik dengan tekanan sekitar 1 bar. Kapal adalah kendaraan pengangkut
Sebelum dimasukkan ke dalam sterilizer, penumpang dan barang di laut (sungai dsb)
ukuran TBS direduksi dengan cara seperti halnya sampan atau perahu yang
membelahnya pada alat bunch condition lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar
untuk memperkecil ukuran tandan sehingga untuk membawa perahu kecil seperti sekoci.
memudahkan penetrasi uap ke bagian Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan
tengah TBS pada saat proses sterillisasi. antara ship yang lebih besar dan boat yang
Sterilisasi dilakukan dengan live steam lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat
pada kondisi tekanan atmosferik dan TBS membawa perahu tetapi perahu tidak dapat
yang di sterilisasi bergerak secara terus membawa kapal (Kurniawan, 2018).
menerus melalui sebuah conveyor didalam Jenis-jenis Kapal
sterillizer. Secara umum kapal niaga terbagi
General Cargo adalah barang- menjadi beberapa jenis kapal adalah sebagai
barang kiriman biasa sehingga tidak perlu berikut :
penanganan secara khusus, akan tetapi tetap 1. Kapal Tongkang (Barges)
harus memenuhi persyaratan yang Tongkang seperti halnya dijalan adalah
ditetapkan dan aspek safety. Contoh barang trailer atau gandengan sedangkan
yang dikategorikan general cargo penariknya adalah Tug-Boat.
diantaranya barang keperluan rumah tangga, 2. Kapal Tunda (Tug-Boat)
peralatan kantor, peralatan olahraga, pakaian Tugboat merupakan jenis kapal
(tekstil), alat-alat pabrik (Vertical Sterilizer) khusus yang digunakan untuk menarik atau
dan lain sebagainya. mendorong kapal di pelabuhan, laut lepas
Menurut istilah kamus ekspor dan atau melalui sungai. Kapal ini digunakan
impor, Cargo didefinisikan secara rinci pula untuk menarik tongkang, kapal rusak
sebagai acuan barang - barang yang diangkut dan peralatan lainnya dan memiliki tenaga
untuk kepentingan komersial dan pada yang besar bila dibandingkan dengan
umumnya barang-barang Cargo tersebut ukurannya.
dikirim dengan menggunakan metode
pengiriman laut, udara, darat, maupun Pelabuhan
lainnya. Definisi Cargo menurut para ahli : Pelabuhan adalah daerah perairan
a. Segala sesuatu yang berbentuk benda yang terlindung terhadap gelombang, yang
berwujud dan diperlakukan secara dilengkapi dengan fasilitas terminal laut
fisik untuk menyelenggarakan segala meliputi dermaga dimana kapal bertambat
pokok ataupun kegiatan untuk untuk bongkar muat barang, gudang laut
menunjang administrasi (Dwiantara, (transito) dan tempat-tempat penyimpanan
2004). dimana kapal membongkar muatannya, dan
b. Cargo atau kargo adalah gudang-gudang dimana barang-barang dapat
semua(goods) yang dikirim melalui disimpan selama menunggu pengiriman ke
udara (pesawat terbang), laut (kapal), daerah tujuan atau pengapalan (Triatmodjo,
atau darat(truk container) yang 1996).
biasanya untuk diperdagangkan, baik
antar wilayah/kota di dalam negeri Fungsi Pelabuhan
maupun antar Negara (internasional) Fungsi pelabuhan terbagi membagi menjadi
dua, yaitu:

4
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

1. Fungsi perpindahan muatan e. Pelabuhan adalah daerah perairan


(transhipment): Melayani perpindahan yang terlindung terhadap gelombang,
muatan, (barang dan penumpang), baik yang dilengkapi dengan fasilitas
angkutan laut dalam negeri maupun luar terminal laut meliputi dermaga dimana
negeri. kapal bertambat untuk bongkar muat
2. Fungsi industri: Pelabuhan laut barang (Triatmodjo, 1996).
merupakan industri jasa dan dapat
memadu dengan industri - industri METODE PENELITIAN
pabrik sekitarnya, dengan adanya
fasilitas pelabuhan yang baik akan Objek Penelitian
mengundang pertumbuhan industri di Penelitian ini dilaksanakan di PT
sekitar pelabuhan sehingga kawasan Kutai Jaya Pundinusa yang merupakan
adalah Perusahaan yang melayani jasa
pelabuhan akan berkembang.
stevedoring/bongkar muat yang beralamat di
Jl. Mulawarman No. 08 Karang Mumus,
Jenis Pelabuhan
Kec. Samarinda Kota, Kota Samarinda,
Menurut Peraturan Pemerintah
Kalimantan Timur 75113. Perusahaan ini
Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
didirikan Sejak tahun 1986 oleh Soedarpo
2009
Sastrosatomo, Dalam bisnisnya perusahaan
Tentang Kepelabuhanan, jenis pelabuhan
ini mengembangkan kegiatan di pelabuhan
terbagi menjadi 3 yaitu:
Loktuan Bontang dan membuka cabang di
a. Pelabuhan utama.
Maloy dan Berau.
b. Pelabuhan pengumpul.
c. Pelabuhan pengumpan. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Definisi Konsepsional
Data primer merupakan sumber data
a. Prosedur adalah urutan langkah-
yang diperoleh langsung dari hasil
langkah (atau pelaksanaan-
pengamatan dan penelitian
pelaksanaan pekerjaan), dimana
dilapangan yaitu tentang Prosedur
pekerjaan tersebut dilakukan,
Bongkar Muat Vertical Sterilizer
berhubungan dengan apa yang
oleh PT Kutai Jaya Pundinusa di
dilakukan, bagaimana melakukannya,
Pelabuhan Samarinda.
dimana melakukannya, dan siapa yang
b. Data Sekunder
melakukannya (Nurida, 2008).
Data sekunder merupakan data yang
b. Bongkar Muat adalah pemindahan
diperoleh untuk melengkapi atau
muatan dari atas kapal untuk ditimbun
mendukung data primer. Dalam hal
ke dalam atau langsung diangkut ke
ini data yang digunakan berasal dari
tempat pemilik barang dengan melalui
data penelitian kepustakaan yaitu
dermaga/pelabuhan dengan
melalui buku Shipping dan buku
mempergunakan alat pelengkap
manajemen kepelabuhanan.
bongkar muat (Sudjatmiko, 1993).
c. Vertical Sterilizer adalah sistem Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini mengunakan metode
sterilisasi dengan menggunakan vessel
kualitatif. Sehingga yang menjadi tujuan
yang tegak atau dapat dikatakan
penelitian kualitatif ini adalah untuk
sterilizer konvensional yang
mengetahui Prosedur Bongkar Muat
diberdirikan.
Vertical Sterilizer dari BG. Linau 30 / TB.
d. Kapal adalah kendaraan pengangkut
Melana 56 oleh PT Kutai Jaya Pundinusa di
penumpang dan barang di laut sungai
Pelabuhan Samarinda. Metode
dan sebagainya (Suyono, 2001).
pengumpulan data yang digunakan meliputi
:

5
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

a. Observasi 5. Berita Acara Serah Terima


Observasi dilakukan dengan cara Barang.
pengamatan di lapangan dengan Alat Analisis
alasan untuk memperoleh gambaran Alat analisis data yang dipakai dalam
yang sesuai dengan keadaan yang menyusun tugas akhir ini berdasarkan
sebenarnya mengenai Prosedur dari fakta-fakta dari apa yang dialami
Bongkar Muat Vertical Sterilizer oleh Taruna/i selama melakukan praktek
dari BG. Linau 30 / TB. Melana 56 darat di Perusahaan, kemudian dari data-
oleh PT Kutai Jaya Pundinusa di data dan fakta-fakta tersebut menjadi
Pelabuhan Samarinda. bahan penyusunan ini. Penulis
b. Dokumentasi menganalisa dengan melaksanakan
Dokumentasi adalah metode observasi langsung dan dokumentasi
pengumpulan data yang dilakukan data terkait sehingga dapat
dengan cara meminta dokumen yang menyelesaikan masalah yang dihadapi
terkait dengan Prosedur Bongkar selama penelitian. Untuk mempermudah
Muat Vertical Sterilizer dari BG. pembaca, maka hasil dari tugas akhir ini
Linau 30 / TB. Melana 56 oleh PT disajikan dalam bentuk flow chart
Kutai Jaya Pundinusa di Pelabuhan (bagan alir) kemudian dibahas
Samarinda. menggunakan teks.
c. Studi Lapangan
Pengamatan langsung dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengambilan data dengan cara Berdasarkan hasil pengamatan yang
melakukan pengambilan gambar dan dilakukan dalam penelitian ini pada saat
pencatatan di tempat penelitian. melakukan praktik darat (PRADA), maka
Pengamatan dilaksanakan di penulis akan menjelaskan mengenai
Pelabuhan Samarinda oleh PT Kutai prosedur bongkar muat vertical sterilizer
Jaya Pundinusa dari BG. Linau 30/TB. Melana 56 oleh PT
d. Studi Pustaka Kutai Jaya Pundinusa di pelabuhan
Studi pustaka adalah pengumpulan samarinda. Adapun prosedur bongkar muat
data dan informasi dari buku-buku vertical sterilizer dari BG. Linau 30/TB.
kepustakaan dengan Melana 56 oleh PT Kutai Jaya Pundinusa di
mengembangkan pengalaman yang pelabuhan samarinda adalah dapat dilihat
didapat dengan sumber sebagai pada Gambar 4.1.
bacaan teori tentang Prosedur
Bongkar Muat Vertical Sterilizer.
e. Internet yaitu cara memperoleh data
dengan membuka situs tertentu
terkait dengan Prosedur Bongkar
Muat Vertical Sterilizer.
Rincian Data yang Diperlukan
1. Permintaan Tenaga Kerja
Bongkar Muat & Transportasi
TKBM
2. Rencana Kegiatan Bongkar
Muat (RKBM).
3. Time Sheet.
4. Tally Sheet.

6
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

oleh PT Kutai Jaya Pundinusa di pelabuhan


samarinda adalah sebagai berikut :
1. Penunjukan Pelaksanaan Kegiatan
Bongkar Muat Barang
a. Pemilik barang atau perusahaan
pelayaran (termasuk agennya)
berhak menunjuk Perusahaan
Bongkar Muat( PBM).
b. Dalam hal penunjukan kepada PT
PELINDO, PT PELINDO dapat
memindahkan hak pelakasanaannya
kepada PBM.
c. PBM kemudian mengajukan RKBM
ke Otoritas Pelabuhan untuk
kemudian Otoritas Pelabuhan (OP)
mengeluarkan surat Pemberitahuan
Kegiatan Bongkar Muat (PKBM)
kepada masing-masing PBM.
2. Pengajuan Permohonan Pelayanan
Bongkar Muat Barang
PBM paling lambat 2 x 24 jam sebelum
kedatangan kapal mengajukan formulir
Gambar 1 Prosedur Bongkar Muat Permohonan Pelayanan Kapal dan Barang
Vertical Sterilizer (PPKB) dan bongkar muat barang kepada pihak
divisi Pelayanan kapal yang terkait, yang
dilampiri:
Langkah-langkah yang dilakukan  Dokumen Cargo (Manifast, Packing List).
sebelum proses kegiatan bongkar muat  Surat Pemberitahuan Kegiatan Bongkar
Vertical Sterilizer dari tongkang ke Muat (PKBM) yang telah mendapatkan
pelabuhan adalah : persetujuan Otoritas Pelabuhan.
1. Perbaikan lokasi pelabuhan, jika  Surat Permohonan Pelaksanaan Muat
ada kerusakan. untuk Kegiatan Pembongkaran muatan.
2. Proses penyandaran tongkang ke  Surat Perjanjian Kerjasama yang telah
pelabuhan. ditandatangani kedua belah pihak
3. Pengecekan barang yang dilakukan (Pelindo dan PBM) bagi PBM.
oleh bea cukai. 3. Menyiapkan TKBM untuk kegiatan
4. Pengecekan lokasi penumpukan bongkar muatan.
Vertical Sterilizer yang akan Dalam kegiatan bongkar muatan, tenaga
dilakukan oleh (perusahaan kerja yang terlibat adalah sebagai berikut:
bongkar muat, surveyor dan agen).
5. Mempersiapkan alat-alat bongkar a. Operator Terminal
muat.  Terminal
6. Mempersiapkan (Tenaga Kerja  Pergudangan
Bongkar Muat) TKBM.  Peralatan
7. Persiapan kegiatan bongkar  Administrasi
muatan.  Kepala Gudang
Pembahasan a. Bongkar/Muat
Dalam bab ini penulis akan  Stevedoring
menguraikan pembahasan mengenai  Operasi
bagaimana prosedur bongkar muat vertical  Analisis Perencanaan
sterilizer dari BG. Linau 30/TB. Melana 56  Klaim
 Administrasi

7
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

 Stevedore Pengecekan lokasi penumpukan vertical


 Foreman Kapal sterilizer dilakukan oleh beberapa perusahaan,
 Foreman Darat (quqy-supervisor) yaitu :
 Pengawas Buruh
a. Perusahaan Bongkar Muat
 Klaim/Survei
b. Surveyor
b. Peralatan
c. Agen
 Kasap Peralatan d. Trucking
 Operator Crane e. Operator Crane
 Pengawas Crane 6. Pengecekan alat-alat bongkar muat
 Helpper vertical sterilizer
 Forklift Pengecekan alat-alat bongkar muat
c. Anggaran Beban Buruh dilakukan oleh perusahaan bongkar muat
Pengeluaran untuk membayar tenaga (PBM), untuk mengetahui kelayakan alat-
kerja bongkar muat (TKBM) merupakanbeban
alat bongkar muat dapat di gunakan atau
besar yang dikeluarkan oleh perusahaan PBM.
Oleh karna itu, Perhitungan anggaran beban tidaknya.
buruh TKBM harus dibuat sedemikian rupa agar 7. Persiapan kegiatan bongkar muatan
mudah untuk dianalisis. vertical sterilizer
Besar kecilnya beban buruh banyak 1. Berdasarkan perencanaan dan kesiapan
tergantung dari besarnya tonnage yang peralatan (Bongkar/Muat) B/M dan SDM,
dikerjakan, kapasitas gang/hour dan waktu yang PBM melakukan kegiatan bongkar muat :
hilang ketika bekerja (lost-time). a. B/M secara Langsung
b. Membuat daily report atau disebut juga
Langkah-langkah untuk menentukan laporan kegiatan
anggaran beban buruh adalah: 2. Setelah pelaksanaan bongkar muat selesai
1) Menentukan jenis muatan yang akan :
dikerjakan. a. PBM membuat laporan akhir kegiatan
2) Menentukan jumlah buruh yang B/M dan penggunan alat B/M,
digunakan dalam 1 unit kerja. kemudian diserahkan ke Pelindo
3) Menentukan kapasitas gang/hour. (Terminal) untuk proses perhitungan
4) Memperhitungkan lost-time. biaya realisasi pelayanan, dilampiri
5) Memperhitungkan Cuaca waktu dengan :
bongkar/muat.  Daily report
6) Memperhitungkan Jarak dari tempat  Damage cargo list
bongkar/muat dan tempat penumpukan  Bukti pemakaian alat B/M
barang.  Bukti Pemakaian Ruang
7) Memperhitungkan Penumpukan (BPRP) apabila ada
Peralatan/pengangkutan yang penumpukan barang
digunakan. b. Membuat resume kegiatan
8) Menyesuaikan Peraturan setempat. pemantauan, yang dituangkan dalam
4. Menyiapkan alat bongkar muat vertical job sheet kegiatan atau Laporan Kerja
sterilizer Bongkar Muat (LKBM)
Berikut peralatannya adalah : c. Melakukan proses perhitungan yang
terdiri atas biaya-biaya :
a. Crane darat  Jasa dermaga
b. Tali sling  Kerjasama penggunaan fasilitas
c. Hoock cicle  Penumpukan gudang/lapangan
d. Alat pelindung diri (APD)  Pemakaian alat.
e. Trucking
f. Forklift
5. Pengecekan lokasi penumpukan di
lapangan penumpukan vertical sterilizer

8
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Simpulan Dewi, I. C. (2011). Pengantar Ilmu
Adapun kesimpulan dari pembahasan Administrasi, PT Prestasi
yang diuraikan penulis pada BAB IV Pustakaraya.
mengenai Prosedur Bongkar Muat Vertical Dwiantara, L., & Sumarto, R. H. (2004).
Sterilizer dari BG. Linau 30/TB. Melana 56 Manajemen Logistik Pedoman
oleh PT Kutai Jaya Pundinusa di Pelabuhan Praktis Bagi Sekretaris dan Staf
Samarinda ialah Dalam melaksanakan Administrasi. Jakarta: Grasindo.
kegiatan bongkar muatan, PBM sudah Ida Nuraida (2008).
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. http://arripple.blogspot.com/2017
Serta PT Kutai Jaya Pundinusa sudah /02/pengertian-prosedur-
mengikuti standar operasional prosedur menurut-para-ahli.html
dalam kegiatan bongkar muatan Vertical Keputusan Menteri Perhubungan No. 88
Sterilizer. tahun 1985 & Keputusan
Diawali dengan mengajukan Direktorat Jenderal Perhubungan
permohonan RKBM barang yang Laut No. 216 tahun 1985 Tentang
dilaksanakan di Kantor Kesyahbandaran dan Perusahaan Bongkar Muat Dari
Otoritas Pelabuhan kemudian terbit surat Dan Ke Kapal.
pemberitahuan RKBM, kemudian Keputusan Menteri Perhubungan No. KM
mengajukan permintaan TKBM di Koperasi 14 Tahun 2002 Tentang
TKBM Komura untuk melaksanakan Penyelenggaraan Dan
kegiatan bongkar muat Vertical Sterilizer. Pengusahaan Bongkar Muat Dari
Kemudian PBM menyiapkan alat bongkar Dan Ke Kapal.
muat, selanjutnya melakukan pengecekan Lembaran Negara dan Tambahan Lembaran
lokasi penumpukan dan pengecekan alat Negara Tahun 1969 yang telah
bongkar muat agar tidak terjadi kecelakan dicetak Ulang. Sumber : LN
atau insiden-insiden yang tidak diinginkan, 1969/2 : TLN No. 2881
yang terakhir adalah pelaksanaan kegiatan Majid, S. A., & Warpani, E. P. D. (2009).
bongkar muat Vertical Sterilizer di Ground Handling: Manajemen
Pelabuhan Samarinda. pelayanan darat perusahaan
penerbangan. Rajawali Pers.
Saran
Berdasarkan dari kesimpulan di atas, Mulyadi, (2001). Sistem AkuntansiEdisi
adapun saran dari penulis adalah sebagai Tiga.Jakarta: Salemba Empat.
berikut : Moleong, L. J. (2013). Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: Remaja
1. Dalam melaksanakan kegiatan Rosdakarya.
bongkar muat Vertical Sterilizer Suyono, R. P. (2007). Shipping:
sebaiknya lebih memperhatikan pengangkutan intermodal ekspor
penggunaan APD kepada seluruh impor melalui laut. Penerbit PPM.
TKBM dan orang yang berada di Sudjatmiko, F. D. C. (1979). Pokok-pokok
lokasi pembongkaran barang. pelayaran niaga. Bharatara Karya
Hendaknya dalam melaksanakan pekerjaan Aksara.
harus sesuai dengan perjanjian jam kerja Setiono, B. A., & Fernanda, A. (2011).
agar tidak terjadi kesalahpahaman antara Peranan Fasilitas Pelabuhan
PBM, pengguna jasa, dan TKBM. Dalam Menunjang Kegiatan

9
Jurnal Maritim, Vol.10 No. 2 Desember 2020 ISSN: 2086-1419

Bongkar Muat di Divisi Terminal


Jamrud.
Tasrun Sjahrun, (2000). Definisi Kapal
Tunda. Diakses dari:
//http://anton-
rivai.blogspot.co.id/2011/11/kapa
l-tunda.html
Triatmodjo, B. (2010). Perencanaan
pelabuhan. Beta Offset.
Yogyakarta, 490.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

10

Anda mungkin juga menyukai