Kayu Putih
PT PERTAMINA (PERSERO)
MARKETING OPERATION REGION VIII
TERMINAL BBM NAMLEA
SEPTEMBER 2017
NAMA KELOMPOK : I-Prove Kayu Putih Terminal BBM Namlea merupakan
FUNGSI : OH TBBM Namlea salah satu seafed terminal S&D Area
UNIT : TBBM Namlea
DIREKTORAT : M&T Maluku Papua. Kegiatan utamanya
meliputi Penerimaan, Penimbunan
KETUA : JEFRI MAKAHEKUNG dan Penyaluran BBM/BBK yaitu
ANGGOTA : MARTHIN D. JACOB
Premium, Kerosine dan Solar.
Struktur Organisasi Proses Penerimaan BBM/BBK
FASILITATOR dilakukan via Kapal Tanker sehingga
S&D MANAGER VIII diperlukan penanganan yang baik dan
aman pada saat penyandaran dan
pelepasan Kapal Tangker di Dermaga
Terminal BBM Namlea
I-Prove KAYU PUTIH
JEFRI MAKAHEKUNG Ruang Lingkup Kerja Tim I-Prove
Kayu Putih
722563
Selaku Pimpinan yang bertanggung
MARTHIN JACOB
jawab atas proses pelaksanaan
(JAPOM)
penerimaan BBM/BBK via Kapal Tangker
di Dermaga Terminal BBM. Kondisi alur
masuk dermaga yang sempit dan banyak
pendangkalan sangat mengakibatkan
sulitnya penanganan kapal masuk dan
keluar dermaga. Informasi kecepatan
arus di alur masuk Dermaga sangat
dibutuhkan untuk menghindari terjadi
benturan yang keras antara kapal dan
beton Dermaga pada saat penyandaran
kapal.
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
TAHAPAN KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV
MERENCANAKAN PERBAIKAN
DO MELAKSANAKAN PERBAIKAN
ACTION STANDARISASI
RENCANA
REALISASI
2
ABSTRAK
Salah satu kegiatan operasional utama TBBM Namlea adalah Kegiatan penerimaan BBM yang
dilakukan melalui jalur laut yaitu via Kapal Tanker.
Kondisi alur masuk dan keluar perairan seputar Dermaga
TBBM Namlea yang sempit dan banyak pendangkalan
mempersulit olah gerak kapal tanker sehingga berakibat
terjadinya kecelakaan seperti yang dialami MT. Griya
Flores pada tanggal 18 Agustus 2015 sesuai berita acara
kronologis kejadian penabrakan Jetty Head TBBM Namlea
oleh MT. Griya Flores No. 053/F1843F/2015-S3. (Lampiran
-1)
Dampak akibat peristiwa ini adalah:
- Kerusakan fasilitas sandar Jetty Head sesuai BA
Join Survey Kerusakan Dermaga TBBM Namlea No. 096/F1843F/2015-S5 (Lampiran -2)
- Timbulnya biaya perbaikan beton dermaga / Jetty Head sebesar Rp. 1.800.000.000,-
(Lampiran – 3)
- Menimbulkan Kerugian dari pihak Kapal yaitu patahnya Jangkar Kapal.
Sesuai Berita Acara Kronologis Kejadian dijelaskan bahwa penyebab terjadinya tabrakan ini adalah
tidak terkendalinya kecepatan kapal yang mengikuti kecepatan arus masuk perairan di seputar
dermaga.
Informasi mengenai kecepatan arus masuk dan keluar seputar dermaga sangat dibutuhkan oleh
kapal agar aman dalam melakukan proses sandar dan lepas kapal, oleh karena itu dibutuhkan
sebuah sistem informasi yang dapat memberikan peringatan dini akan bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh adanya kecepatan arus yang melebihi kesepakatan dalam penyandaran dan lepas
kapal di dermaga.
Kualifikasi sistem informasi peringatan dini bahaya kecepatan arus perlu disajikan dalam bentuk data
digital agar penyampaian informasi dapat cepat, akurat dan otomatis kepada pihak kapal maupun
pihak darat sehingga dalam pengambilan keputusan kegitanan sandar dan lepas kapal dapat
diputuskan sedini mungkin untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Diharapkan agar dengan adanya system informasi ini dapat mencegah kegagalan operasi
penyandaran maupun pelepasan kapal yang disebabkan oleh adanya kecepatan arus yang tidak
terkontrol.
3
LANGKAH - 1 ISSUES IDENTIFICATION, RISK ANALYSIS, DAN PRIORITIZE ISSUES PLAN
4
LANGKAH - 2 ROOT CAUSE & CORRELATION ANALYSIS PLAN
Berdasarkan hasil pemantauan lapangan pada aktifitas penyandaran Kapal Tanker di Dermaga
TBBM Namlea sehubungan dengan adanya bahaya kecepatan arus yaitu teridiri dari 3 Proses utama
yaitu:
1. Proses pemantauan Kecepatan Arus
2. Proses peringatan dini (Early Warning System) Bahaya kecepatan arus
3. Proses Antisipasi kondisi darurat
Dari pelaksanaan dilapangan didapati permasalahan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
Kapal yaitu “Kurang efektifnya penanganan bahaya kecepatan arus pada aktifitas sandar
kapal”, hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan tool Tulang Ikan (fish bond ) sebagai berikut:
Kurang efektifnya penanganan ini dijelaskan pada Daftar Faktor Penyebab sebagai berikut
No Faktor Proses Uraian Penyebab
1 Alat Pemantauan Tidak akuratnya data Pemantauan kecepatan arus yang
Kecepatan Arus menggunakan kayu apung menyebabkan kesalahan pada saat
penanganan penyandaran kapal di dermaga sehingga
terjadinya kecelakaan kerja
2 Manusia Peringatan Dini Tidak ada penyampaian Peringatan Dini akan adanya bahaya
(Early Warning kecepatan arus air laut menyebabkan tidak dilaksanakannya
System) Bahaya tindakan pencegahan sehingga terjadi kecelakaan kerja.
Kecepatan arus
3 Method Prosedur Belum memiliki standar acuan antisipasi kondisi darurat bahaya
Antisipasi kondisi kecapatan arus air laut menyebabkan petugas pelaksana tidak
darurat melakukan tindakan pencegahan sehingga terjadinya
kecelakaan kerja
5
LANGKAH - 3 PRIORITIZE ROOT CAUSE ANALYSIS PLAN
Berdasarkan diagram tulang ikan di atas terlihat jelas bahwa penyebab dominan Kurang efektifnya
penanganan bahaya kecepatan arus pada aktifitas sandar kapal di TBBM Namlea yakni:
1. Tidak akuratnya data Pemantauan kecepatan arus yang menggunakan kayu apung
2. Tidak ada penyampaian Peringatan Dini akan adanya bahaya kecepatan arus
3. Belum memiliki standar acuan antisipasi kondisi darurat bahaya kecapatan arus air laut
Selanjutnya sesuai kesepakatan kualitatif Anggota Tim I-Prove Kayu Putih menentukan faktor
penyebab dominan Tim dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Faktor Penyebab dominan Diagram Pareto Penyebab Dominan
6
RANCANGAN DESAIN SYSTEM
INPUT:
Kincir Sensor direndam didalam air laut INPUT PROSES OUTPUT
yang akan berputar mengikuti kecepatan
arus air laut yang dihubungkan dengan
piringan Clock sebagai counter pada
rangkaian Optocoupler untuk selanjutnya
data analog ini dicouting oleh
Microcontroler menjadi data digital.
PROSES
Real Time data digital kecepatan arus dari
sensor rakitan kemudian diproses oleh
aplikasi Siparus untuk memantau nilainya
jika melebihi batas maximum maka
dilakukan proses penyampaian peringatan
dini (Early Warning)
OUTPUT
Data output berupa Sirine Audio dijalankan
dengan menggunakan Audio Player dan
juga data text dikirim melalui SMS Gate
Way dengan menggunakan Modem GSM
kepada Otoritas yang berkompeten
B. CIP PLANNING
Ide yang diusulkan dan rencana penanggulangan masalah ditinjau dari 5w + 2h
WHE WHER HOW
MASALAH WHY WHAT HOW WHO
N E MUCH
Ketidak Mengganti Total Rp.
akuratan data system 4.325.000
kecepatan arus pantau (Lampiran
dengan kecepatan -4)
menggunakan arus
kayu apung konvensional
dengan
System
rakitan sensor
Development
Kurang digital
Life Cycle
efektifnya Keterbatasan Pengembang
(SDLC) Jefri
penanganan kemampuan an Early
Makahekung
bahaya visual petugas Warning Juli –
TBBM
kecepatan dalam System Sept.
Marthin Namlea
arus pada menentukan “Siparus” 2017
Jacob
aktifitas kondisi bahaya
sandar kecepatan arus
kapal air laut
Tidak adanya Pembuatan Melakukan -
acuan standar Tata Kerja standarisasi
prosedur Individu (TKI) pemantauan
penanganan dan Tata dan
Bahaya Kerja peringatan
Kecepatan Penggunaan dini bahaya
Arus Alat kecepatan
arus
7
C. SCHEDULLING
Software Development Life Cycle (SDLC) dan Time Frame dalam pembuatan softare aplikasi Siparus
8
D. POTENCIAL VALUE CREATION IDENTIFICATION
Berdasarkan permasalah utama yang ada yang akan diselesaikan oleh Tim I-Prove Kayu Putih yaitu
“Kurang efektifnya penanganan bahaya kecepatan arus pada aktifitas sandar kapal”, maka
ditetapkan target awal untuk memperbaiki permasalahan tersebut mengacu pada panca mutu ( Q C D
HSSE M ) :
Panca Mutu Kondisi awal Sasaran Awal (SMART-C)
Quality Informasi kecepatan arus Kestabilan pemantauan S:menggunakan alat kecepatan arus;
tidak akurat dengan dan penyampaian M:Menghasilkan nilai kecepatan arus
menggunakan kayu apung peringatan dini bahaya A: Latar belakang pendidikan IT
kecepatan arus lebih R: Merubah system Analog ke Ditigal
akurat dengan T: Minggu III – Agustus 2017
menggunakan C: automatisasi system
perhitungan matematis
yang diterapkan pada
alat sensor digital
rakitan
Cost Biaya perbaikan kerusakan - Terhindar dari biaya S: Menghindari kerugian akibat
dermaga Rp. perbaikan akibat kerusakan sarana tambat
1.800.000.000,- kerusakan dermaga M: Tidak ada perbaikan Dermaga
A: Tetap menjaga penggunaan
- Biaya Pembuatan Alat System
sebesar Rp. R: system telah digunakan
4.325.000 T: Minggu III – Agustus 2017
C: Perbaikan dilakukan sendiri oleh
anggota I-Prove Kayu Putih
Delivery Penyampaian informasi Penyampaian informasi S:Penyampaian info EWS berupa data
peringatan dini sepihak oleh peringatan dini (Early SMS dan Audio Sound
petugas sandar kapal Warning System/EWS) M:Penyampaian EWS < 10 Detik
secara cepat kepada A: Integrasi EWS dgn Alat Sensor
pihak kapal dan petugas R: Pemanfaatan Provider GSM
sandar guna tindakan T: Minggu IV – Agustus 2017
antisipatif C: Memanfaatkan Provider GSM
Safety Monitoring dilakukan secara Automasi pemantauan S: Pemanfaatan Teknologi Digital
Konvensional sehingga dan peringatan dini M: Zero Accident
terjadi kecelakaan. bahaya kecepatan arus A: penetuan kecepatan arus maximum
Penetapan Prosedur R: merubah sistem konvensional
Standar Antisipasi T: Minggu I – II September 2017
bahaya C: Pengembangan Feature
Morale Petugas ragu – ragu dalam Petugas lebih percaya S: Penyajian informasi kecepatan arus
pengambilan keputusan baik diri dalam mengambil M: Melakukan tindakan pencegahan
pemantauan maupun keputusan tindakan A: Keputusan bersama
antisipasi bahaya kecepatan antisipasi bahaya. R: Pihak otoritas mendapatkan info
arus bahaya secara serentak
T: Minggu II September 201
C: Automasi
E. PERSETUJUAN PIMPINAN
Jaya Dewanto
9
LANGKAH - 5 RUNNING & CONTROL DO
A. METODE & TEKNIK YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES PENANGGULANGAN
How
Faktor Penyebab When Where Who Hasil
Rencana perbaikan Aktual Perbaikan
Masalah
1. Ketidak akuratan 1. Mengganti system 1. Rakitan Alat Sensor Juli - TBBM Quality
data kecepatan arus pantau kecepatan Kecepatan arus berbasis Agustus Namlea Jefri Informasi kecepatan arus lebih
dengan arus konvensional data digital 2016 Makahekung akurat dengan menggunakan
menggunakan kayu dengan rakitan & Marthin perhitungan matematis yang
apung sensor digital Jacob diterapkan pada alat sensor digital
rakitan
Cost
Tidak ada maintenance akibat
kerusakan dermaga
Delivery
2. Software Early Warning Penyampaian informasi peringatan
2. Keterbatasan 2. Pengembangan System “Siparus” berbasis dini secara cepat kepada pihak
kemampuan visual Early Warning data digital dengan kapal dan petugas sandar
petugas dalam System “Siparus” kemampuan broadcast HSSE
menentukan kondisi melalui SMS dan Tanda Tidak terjadi kecelakaan pada
bahaya kecepatan bahaya /Sirene proses sandar kapal akibat bahay
arus air laut kecepatan arus
Morale
Petugas lebih percaya diri dalam
mengambil keputusan tindakan
antisipasi bahaya.
10
B. MONITORING PELAKSANAAN PENANGGULANGAN
Tanggal Keterangan
17 Juli 2016 Meeting Rencana pelaksanaan penanggulangan
Pengajuan Permintaan Pembelian Material untuk alat sensor kec. arus sesuai
19 Juli 2017 desain yang telah disetujui
11
LANGKAH - 6 VALUE CREATION REVALUING CHECK
12
sebesar Rp. 4.325.000 A: Tetap menjaga peruntukan
penggunaan System
R: system telah
digunakan
T: Minggu III – Agustus
2017
C: Perbaikan dilakukan
sendiri oleh anggota I-
Prove Kayu Putih
Penyampaian Penyampaian informasi S:Penyampaian info
informasi peringatan peringatan dini (Early EWS berupa data SMS
dini sepihak oleh Warning System/EWS) dan Audio Sound
petugas sandar kapal secara cepat kepada M:Penyampaian EWS <
pihak kapal dan petugas 10 Detik Tindakan
sandar guna tindakan A: Integrasi EWS dgn pencegahan
Delivery antisipatif Alat Sensor dapat
R: Pemanfaatan dilaksanakan se
Provider GSM dini mungkin
T: Minggu IV – Agustus
2017
C: Memanfaatkan
Provider GSM
Monitoring dilakukan Automasi pemantauan S: Pemanfaatan
secara manual dan peringatan dini Teknologi Digital
sehingga rawan terjadi bahaya kecepatan arus M: Zero Accident
Mengeliminasi
kecelakaan. Penetapan Prosedur A: penetuan kecepatan
bahaya
Standar Antisipasi bahaya arus maximum
kecepatan arus
Safety R: merubah sistem
sebagai faktor
konvensional
penyebab
T: Minggu I – II
kecelakaan
September 2017
C: Pengembangan
Feature
Petugas ragu – ragu Petugas lebih percaya diri S: Penyajian informasi
dalam pengambilan dalam mengambil kecepatan arus
keputusan baik keputusan tindakan M: Melakukan tindakan
Petugas dapat
pemantauan maupun antisipasi bahaya. pencegahan
mempertanggungj
antisipasi bahaya A: Keputusan bersama
awabkan kondisi
Morale kecepatan arus R: Pihak otoritas
bahaya dan
mendapatkan info
Tindakan
bahaya secara serentak
antisipasinya
T: Minggu II September
201
C: Manual Referensi
13
LANGKAH - 7 STANDARDIZING CHECK
2. STANDARD PROSES
No Description Standard
1 Standard Proses yang dilakukan TKI No.C-002/F1843F/2017-S0 tentang Pelaksanaan
pada aktivitas penyandaran kapal Pemantauan dan tindakan antisipasi bahaya kecepatan
yang berhubungan dengan bahaya arus pada kegiatan sandar kapal Tanker di TBBM
Namlea (Lampiran-5)
kecepatan arus air laut
BUKU MANUAL Pengoperasian Aplikasi Sistem Informasi
Pemantauan dan Peringatan Dini bahaya Kecepatan Arus
(SIPARUS) (Lampiran – 7)
3. STANDARD HASIL
No Description Standard
1 Standard Hasil penggunaan Laporan hasil penggunaan Aplikasi Siparus pada aktivitas
Siparus pada aktivitas sandar kapal di Terminal BBM Namlea
penyandaran Kapal Tanker di (Lampiran 8)
Terminal BBM Namlea
a. Internal
Telah dilakukan sosialisasi dan Presentasi pada fungsi Marine Region VIII Maluku Papua
pada Raker Marine tanggal di jayapura
b. Eksternal
Sosialisasi dengan pihak Kapal MT. Bumi Karunia, MT. Mitra Kemakmuran pada bulan
September 2017
14
Lampiran – 1
15
Lampiran –
2
16
Lampiran – 3: Kontrak pebaikan kerusakan konstruksi dermaga TBBM Namlea
17
Lampiran – 4 :Bon Permintaan Material Siparus
18
Lampiran -5 :
19
Lampiran -7 : Buku Panduan
20