Anda di halaman 1dari 20

I-Prove

Kayu Putih

UPAYA MINIMALISASI KECELAKAAN


PENYANDARAN KAPAL TANKER AKIBAT
KESALAHAN DATA KECEPATAN ARUS AIR
LAUT DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI
BERBASIS DATA DIGITAL "SIPARUS" DI
TERMINAL BBM NAMLEA

PT PERTAMINA (PERSERO)
MARKETING OPERATION REGION VIII
TERMINAL BBM NAMLEA

SEPTEMBER 2017
NAMA KELOMPOK : I-Prove Kayu Putih Terminal BBM Namlea merupakan
FUNGSI : OH TBBM Namlea salah satu seafed terminal S&D Area
UNIT : TBBM Namlea
DIREKTORAT : M&T Maluku Papua. Kegiatan utamanya
meliputi Penerimaan, Penimbunan
KETUA : JEFRI MAKAHEKUNG dan Penyaluran BBM/BBK yaitu
ANGGOTA : MARTHIN D. JACOB
Premium, Kerosine dan Solar.
Struktur Organisasi Proses Penerimaan BBM/BBK
FASILITATOR dilakukan via Kapal Tanker sehingga
S&D MANAGER VIII diperlukan penanganan yang baik dan
aman pada saat penyandaran dan
pelepasan Kapal Tangker di Dermaga
Terminal BBM Namlea
I-Prove KAYU PUTIH
JEFRI MAKAHEKUNG Ruang Lingkup Kerja Tim I-Prove
Kayu Putih
722563
Selaku Pimpinan yang bertanggung
MARTHIN JACOB
jawab atas proses pelaksanaan
(JAPOM)
penerimaan BBM/BBK via Kapal Tangker
di Dermaga Terminal BBM. Kondisi alur
masuk dermaga yang sempit dan banyak
pendangkalan sangat mengakibatkan
sulitnya penanganan kapal masuk dan
keluar dermaga. Informasi kecepatan
arus di alur masuk Dermaga sangat
dibutuhkan untuk menghindari terjadi
benturan yang keras antara kapal dan
beton Dermaga pada saat penyandaran
kapal.
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
TAHAPAN KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV

MENENTUKAN TEMA DAN SASARAN

MENENTUKAN PENYEBAB MASALAH


PLAN
MENENTUKAN PENYEBAB MASALAH DOMINAN

MERENCANAKAN PERBAIKAN

DO MELAKSANAKAN PERBAIKAN

CHECK MEMERIKSA HASIL PERBAIKAN

ACTION STANDARISASI
RENCANA
REALISASI

2
ABSTRAK

Salah satu kegiatan operasional utama TBBM Namlea adalah Kegiatan penerimaan BBM yang
dilakukan melalui jalur laut yaitu via Kapal Tanker.
Kondisi alur masuk dan keluar perairan seputar Dermaga
TBBM Namlea yang sempit dan banyak pendangkalan
mempersulit olah gerak kapal tanker sehingga berakibat
terjadinya kecelakaan seperti yang dialami MT. Griya
Flores pada tanggal 18 Agustus 2015 sesuai berita acara
kronologis kejadian penabrakan Jetty Head TBBM Namlea
oleh MT. Griya Flores No. 053/F1843F/2015-S3. (Lampiran
-1)
Dampak akibat peristiwa ini adalah:
- Kerusakan fasilitas sandar Jetty Head sesuai BA
Join Survey Kerusakan Dermaga TBBM Namlea No. 096/F1843F/2015-S5 (Lampiran -2)
- Timbulnya biaya perbaikan beton dermaga / Jetty Head sebesar Rp. 1.800.000.000,-
(Lampiran – 3)
- Menimbulkan Kerugian dari pihak Kapal yaitu patahnya Jangkar Kapal.
Sesuai Berita Acara Kronologis Kejadian dijelaskan bahwa penyebab terjadinya tabrakan ini adalah
tidak terkendalinya kecepatan kapal yang mengikuti kecepatan arus masuk perairan di seputar
dermaga.
Informasi mengenai kecepatan arus masuk dan keluar seputar dermaga sangat dibutuhkan oleh
kapal agar aman dalam melakukan proses sandar dan lepas kapal, oleh karena itu dibutuhkan
sebuah sistem informasi yang dapat memberikan peringatan dini akan bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh adanya kecepatan arus yang melebihi kesepakatan dalam penyandaran dan lepas
kapal di dermaga.
Kualifikasi sistem informasi peringatan dini bahaya kecepatan arus perlu disajikan dalam bentuk data
digital agar penyampaian informasi dapat cepat, akurat dan otomatis kepada pihak kapal maupun
pihak darat sehingga dalam pengambilan keputusan kegitanan sandar dan lepas kapal dapat
diputuskan sedini mungkin untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Diharapkan agar dengan adanya system informasi ini dapat mencegah kegagalan operasi
penyandaran maupun pelepasan kapal yang disebabkan oleh adanya kecepatan arus yang tidak
terkontrol.

3
LANGKAH - 1 ISSUES IDENTIFICATION, RISK ANALYSIS, DAN PRIORITIZE ISSUES PLAN

Keberhasilan operasi penyandaran Kapal Tanker yang


melewati alur masuk dan keluar perairan di dermaga TBBM
Namlea ditentukan oleh beberapa hal, salah satunya adalah
pengaruh kecepatan arus air laut pada saat proses
penyandaran kapal, hal ini dikarenakan alur masuk yang
sempit dan terdapat beberapa spot pendangkalan di tengah
alur masuk sehingga menyulitkan penyendalian kapal
Tanker.

Dari fakta lapangan, sesuai laporan kejadian penting dan


berita acara kronologis kejadian penabrakan Jetty Head
TBBM Namlea oleh MT. Griya Flores No. 053/F1843F/2015-
S3 tanggal 18 Agustus 2015 dijelaskan bahwa Master kapal
MT. Griya Flores tidak dapat mengendalikan kapal yang
bergerak dengan arah 450 menuju sebelah kiri jetty head dengan kecepatan 1,8 Knot akibat adanya
pergerakan arus masuk air laut yang tidak terprediksi sehingga menabrak beton cor jetty head, dan
menimbulkan kerugian material sebesar Rp. 1.800.000.000,- sesuai Kontrak Maintenance perbaikan
beton Dermaga TBBM Namlea.
Guna mengantisipasi agar tidak terulang kembali kejadian seperti ini maka I-Prove Kayu Putih perlu
menentukan tema dengan alasan sebagai berikut:
a. Diperlukannya upaya minimalisasi terjadinya kecelakaan penyandaran kapal tanker yang
salah satunya faktor penyebabnya adalah kecepatan arus (pasal 108 ayat 3 PP NO. 5 tahun
2010 tentang kenavigasian).
b. Penyampaian Informasi peringatan dini kepada pihak-pihak yang berwenang dilakukan secara
cepat dan akurat pada saat pemanduan sandar kapal..
c. Perlu ditetapkan Standarisasi prosedur pengantisipasian kondisi darurat bahaya kecepatan
arus air laut.
Berdasarkan alasan – alasan tersebut diatas maka I-Prove Kayu Putih menentukan tema “UPAYA
MINIMALISASI KECELAKAAN PENYANDARAN KAPAL TANKER AKIBAT KESALAHAN DATA
KECEPATAN ARUS AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS DATA DIGITAL
"SIPARUS" DI TERMINAL BBM NAMLEA” dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Resiko yang terjadi jika masalah ini tidak dapat diselesaikan adalah
N
Potensi resiko Dampak Mitigasi Resiko PIC
o
1 Tidak terpenuhinya Number of Accident Performance kerja Pengadaan Jefri
(NOA) pada Key Performance Indicator Operation Head Early Warning Makahekung
(KPI) Operation Head TBBM Namlea TBBM Namlea System guna
sehingga menurunkan angka prosentase tidak memenuhi antisipasi
Performance OH TBBM Namlea target Kecelakaan
Kerja
2 Kerusakan sarana dan fasilitas tambat di Kegagalan operasi Penambahan Jefri
dermaga TBBM penerimaan BBM Anggaran Biaya Makahekung
via Kapal Tanker Operasi untuk
dan pencabutan ijin perbaikan
Operasi TUKS Dermaga
3 Tidak terpenuhinya standar keselamatan Pembongkaran perbaikan Jefri
(Safety) dan kelayakan Sarana dan BBM via Kapal sarfas dermaga Makahekung
Fasilitas Dermaga pada operasi Tanker yang tidak
pembongkaran BBM via Kapal Tanker barlangsung dalam memenuhi Marthin
sesuai ketentuan yang diatur dalam Ship kondisi yang tidak SSSCL
Shore Safety Checklist (SSSCL). Safety / Berbahaya

4
LANGKAH - 2 ROOT CAUSE & CORRELATION ANALYSIS PLAN
Berdasarkan hasil pemantauan lapangan pada aktifitas penyandaran Kapal Tanker di Dermaga
TBBM Namlea sehubungan dengan adanya bahaya kecepatan arus yaitu teridiri dari 3 Proses utama
yaitu:
1. Proses pemantauan Kecepatan Arus
2. Proses peringatan dini (Early Warning System) Bahaya kecepatan arus
3. Proses Antisipasi kondisi darurat
Dari pelaksanaan dilapangan didapati permasalahan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
Kapal yaitu “Kurang efektifnya penanganan bahaya kecepatan arus pada aktifitas sandar
kapal”, hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan tool Tulang Ikan (fish bond ) sebagai berikut:

Kurang efektifnya penanganan ini dijelaskan pada Daftar Faktor Penyebab sebagai berikut
No Faktor Proses Uraian Penyebab
1 Alat Pemantauan Tidak akuratnya data Pemantauan kecepatan arus yang
Kecepatan Arus menggunakan kayu apung menyebabkan kesalahan pada saat
penanganan penyandaran kapal di dermaga sehingga
terjadinya kecelakaan kerja
2 Manusia Peringatan Dini Tidak ada penyampaian Peringatan Dini akan adanya bahaya
(Early Warning kecepatan arus air laut menyebabkan tidak dilaksanakannya
System) Bahaya tindakan pencegahan sehingga terjadi kecelakaan kerja.
Kecepatan arus
3 Method Prosedur Belum memiliki standar acuan antisipasi kondisi darurat bahaya
Antisipasi kondisi kecapatan arus air laut menyebabkan petugas pelaksana tidak
darurat melakukan tindakan pencegahan sehingga terjadinya
kecelakaan kerja

5
LANGKAH - 3 PRIORITIZE ROOT CAUSE ANALYSIS PLAN
Berdasarkan diagram tulang ikan di atas terlihat jelas bahwa penyebab dominan Kurang efektifnya
penanganan bahaya kecepatan arus pada aktifitas sandar kapal di TBBM Namlea yakni:
1. Tidak akuratnya data Pemantauan kecepatan arus yang menggunakan kayu apung
2. Tidak ada penyampaian Peringatan Dini akan adanya bahaya kecepatan arus
3. Belum memiliki standar acuan antisipasi kondisi darurat bahaya kecapatan arus air laut
Selanjutnya sesuai kesepakatan kualitatif Anggota Tim I-Prove Kayu Putih menentukan faktor
penyebab dominan Tim dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Faktor Penyebab dominan Diagram Pareto Penyebab Dominan

LANGKAH - 4 PLANNING PLAN


A. DESIGN ENGINEERING DAN CREATIVITY
RANCANGAN DIAGRAM FLOW AKTIVITAS

6
RANCANGAN DESAIN SYSTEM
INPUT:
Kincir Sensor direndam didalam air laut INPUT PROSES OUTPUT
yang akan berputar mengikuti kecepatan
arus air laut yang dihubungkan dengan
piringan Clock sebagai counter pada
rangkaian Optocoupler untuk selanjutnya
data analog ini dicouting oleh
Microcontroler menjadi data digital.
PROSES
Real Time data digital kecepatan arus dari
sensor rakitan kemudian diproses oleh
aplikasi Siparus untuk memantau nilainya
jika melebihi batas maximum maka
dilakukan proses penyampaian peringatan
dini (Early Warning)
OUTPUT
Data output berupa Sirine Audio dijalankan
dengan menggunakan Audio Player dan
juga data text dikirim melalui SMS Gate
Way dengan menggunakan Modem GSM
kepada Otoritas yang berkompeten

B. CIP PLANNING
Ide yang diusulkan dan rencana penanggulangan masalah ditinjau dari 5w + 2h
WHE WHER HOW
MASALAH WHY WHAT HOW WHO
N E MUCH
Ketidak Mengganti Total Rp.
akuratan data system 4.325.000
kecepatan arus pantau (Lampiran
dengan kecepatan -4)
menggunakan arus
kayu apung konvensional
dengan
System
rakitan sensor
Development
Kurang digital
Life Cycle
efektifnya Keterbatasan Pengembang
(SDLC) Jefri
penanganan kemampuan an Early
Makahekung
bahaya visual petugas Warning Juli –
TBBM
kecepatan dalam System Sept.
Marthin Namlea
arus pada menentukan “Siparus” 2017
Jacob
aktifitas kondisi bahaya
sandar kecepatan arus
kapal air laut
Tidak adanya Pembuatan Melakukan -
acuan standar Tata Kerja standarisasi
prosedur Individu (TKI) pemantauan
penanganan dan Tata dan
Bahaya Kerja peringatan
Kecepatan Penggunaan dini bahaya
Arus Alat kecepatan
arus

7
C. SCHEDULLING
Software Development Life Cycle (SDLC) dan Time Frame dalam pembuatan softare aplikasi Siparus

8
D. POTENCIAL VALUE CREATION IDENTIFICATION
Berdasarkan permasalah utama yang ada yang akan diselesaikan oleh Tim I-Prove Kayu Putih yaitu
“Kurang efektifnya penanganan bahaya kecepatan arus pada aktifitas sandar kapal”, maka
ditetapkan target awal untuk memperbaiki permasalahan tersebut mengacu pada panca mutu ( Q C D
HSSE M ) :
Panca Mutu Kondisi awal Sasaran Awal (SMART-C)
Quality Informasi kecepatan arus Kestabilan pemantauan S:menggunakan alat kecepatan arus;
tidak akurat dengan dan penyampaian M:Menghasilkan nilai kecepatan arus
menggunakan kayu apung peringatan dini bahaya A: Latar belakang pendidikan IT
kecepatan arus lebih R: Merubah system Analog ke Ditigal
akurat dengan T: Minggu III – Agustus 2017
menggunakan C: automatisasi system
perhitungan matematis
yang diterapkan pada
alat sensor digital
rakitan
Cost Biaya perbaikan kerusakan - Terhindar dari biaya S: Menghindari kerugian akibat
dermaga Rp. perbaikan akibat kerusakan sarana tambat
1.800.000.000,- kerusakan dermaga M: Tidak ada perbaikan Dermaga
A: Tetap menjaga penggunaan
- Biaya Pembuatan Alat System
sebesar Rp. R: system telah digunakan
4.325.000 T: Minggu III – Agustus 2017
C: Perbaikan dilakukan sendiri oleh
anggota I-Prove Kayu Putih
Delivery Penyampaian informasi Penyampaian informasi S:Penyampaian info EWS berupa data
peringatan dini sepihak oleh peringatan dini (Early SMS dan Audio Sound
petugas sandar kapal Warning System/EWS) M:Penyampaian EWS < 10 Detik
secara cepat kepada A: Integrasi EWS dgn Alat Sensor
pihak kapal dan petugas R: Pemanfaatan Provider GSM
sandar guna tindakan T: Minggu IV – Agustus 2017
antisipatif C: Memanfaatkan Provider GSM
Safety Monitoring dilakukan secara Automasi pemantauan S: Pemanfaatan Teknologi Digital
Konvensional sehingga dan peringatan dini M: Zero Accident
terjadi kecelakaan. bahaya kecepatan arus A: penetuan kecepatan arus maximum
Penetapan Prosedur R: merubah sistem konvensional
Standar Antisipasi T: Minggu I – II September 2017
bahaya C: Pengembangan Feature
Morale Petugas ragu – ragu dalam Petugas lebih percaya S: Penyajian informasi kecepatan arus
pengambilan keputusan baik diri dalam mengambil M: Melakukan tindakan pencegahan
pemantauan maupun keputusan tindakan A: Keputusan bersama
antisipasi bahaya kecepatan antisipasi bahaya. R: Pihak otoritas mendapatkan info
arus bahaya secara serentak
T: Minggu II September 201
C: Automasi
E. PERSETUJUAN PIMPINAN

OH TBBM Namlea Komentar / Persetujuan atasan

Jaya Dewanto

9
LANGKAH - 5 RUNNING & CONTROL DO
A. METODE & TEKNIK YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES PENANGGULANGAN
How
Faktor Penyebab When Where Who Hasil
Rencana perbaikan Aktual Perbaikan
Masalah
1. Ketidak akuratan 1. Mengganti system 1. Rakitan Alat Sensor Juli - TBBM Quality
data kecepatan arus pantau kecepatan Kecepatan arus berbasis Agustus Namlea Jefri Informasi kecepatan arus lebih
dengan arus konvensional data digital 2016 Makahekung akurat dengan menggunakan
menggunakan kayu dengan rakitan & Marthin perhitungan matematis yang
apung sensor digital Jacob diterapkan pada alat sensor digital
rakitan
Cost
Tidak ada maintenance akibat
kerusakan dermaga
Delivery
2. Software Early Warning Penyampaian informasi peringatan
2. Keterbatasan 2. Pengembangan System “Siparus” berbasis dini secara cepat kepada pihak
kemampuan visual Early Warning data digital dengan kapal dan petugas sandar
petugas dalam System “Siparus” kemampuan broadcast HSSE
menentukan kondisi melalui SMS dan Tanda Tidak terjadi kecelakaan pada
bahaya kecepatan bahaya /Sirene proses sandar kapal akibat bahay
arus air laut kecepatan arus
Morale
Petugas lebih percaya diri dalam
mengambil keputusan tindakan
antisipasi bahaya.

3. Tidak adanya acuan 3. TKI No. C-


standar prosedur 3. Pembuatan Tata
002/F1843F/2017-S0
penanganan Kerja Individu (TKI)
tentang Pelaksanaan
Bahaya Kecepatan dan Tata Kerja
Pemantauan dan tindakan
Arus Penggunaan Alat
antisipasi bahaya kecepatan
arus pada kegiatan sandar
kapal Tanker di TBBM
Namlea (Lampiran – 5)

10
B. MONITORING PELAKSANAAN PENANGGULANGAN

DAFTAR HISTORIS PELAKSANAAN PENANGGULANGAN


Nama Team : IP-KAYU PUTIH
Permasalahan : Kurang efektifnya penanganan bahaya kecepatan arus pada aktifitas sandar
kapal di TBBM Namlea
Lokasi : TBBM Namlea

Tanggal Keterangan
17 Juli 2016 Meeting Rencana pelaksanaan penanggulangan
Pengajuan Permintaan Pembelian Material untuk alat sensor kec. arus sesuai
19 Juli 2017 desain yang telah disetujui

1 – 10 Ags Perakitan alat sensor kecepatan arus


‘17 - Baling – baling dan tiang as sensor kec. Arus air laut
- Perakitan rangkaian Optocoupler dan micro controller DT Basic Mini Stamp
11 – 31 Pemrograman aplikasi Siparus berbasiskan data digital
Agustus - Coding program Visual Studio 2010
- Pengetesan alat
4 Sep‘17 Pembuatan Tata Kerja Individu
- TKI No. C-001/ F1843F/2017-S0 tentang Pembuatan dan Instalasi SIPARUS
- TKI No.C-002/F1843F/2017-S0 tentang Pelaksanaan Pemantauan dan
tindakan antisipasi bahaya kecepatan arus pada kegiatan sandar kapal
Tanker di TBBM Namlea
- Pengajuan MOC
5 – 6 Sep’17 Evaluasi pembuatan system penanggulangan
7 Sep‘17 Implementasi lapangan
- Instalasi peralatan
- Final Test peralatan
- Sosialisasi sistem
- Live Show
- Audit PDCA
20 Sep‘17 Maintenance perangkat keras dan lunak sistem untuk pengembangan fitur lainnya

11
LANGKAH - 6 VALUE CREATION REVALUING CHECK

A. KETEPATAN HUBUNGAN ANTARA HASIL DAN AKTIFITAS YANG DILAKUKAN


KONDISI SEBELUM PERBAIKAN KONDISI SETELAH PERBAIKAN
1. Pemantauan kecepatan arus menggunakan 1. Kecepatan angin dihitung dengan
kayu apung menyebabkan kesalahan pada menggunakan rakitan alat digital sehingga
saat penanganan penyandaran kapal di data kecepatan arus yang dipakai dalam
dermaga sehingga terjadinya kecelakaan proses pemantauan lebih akurat.
kerja
2. Tidak ada penyampaian Peringatan Dini akan 2. Proses peringatan dini dan penyampaiannya
adanya bahaya kecepatan arus air laut dilakukan secara otomatis berbentuk data
menyebabkan tidak dilaksanakannya digital berupa data audio sirene dan
tindakan pencegahan sehingga terjadi broadcast SMS kepada petugas dengan
kecelakaan kerja. cepat.
3. Belum memiliki standar acuan antisipasi 3. Otoritas / Petugas Kapal dan Darat memiliki
kondisi darurat bahaya kecapatan arus air acuan standar yang telah disepakati guna
laut menyebabkan petugas pelaksana tidak mengambil tindakan pencegahan kondisi
melakukan tindakan pencegahan sehingga darurat penyandaran kapal akibat bahya
terjadinya kecelakaan kerja kecepatan arus air laut di TBBM Namela

B. PERBANDINGAN HASIL PERBAIKAN TERHADAP SASARAN AWAL SESUAI PANCA


MUTU

Panca Kondisi Sebelum Kondisi Setelah


Sasaran Awal Dampak Positif
Mutu Perbaikan Perbaikan
Informasi kecepatan Kestabilan pemantauan S:menggunakan alat
arus tidak akurat dan penyampaian kecepatan arus;
dengan menggunakan peringatan dini bahaya M:Menghasilkan nilai Proses
kayu apung kecepatan arus lebih kecepatan arus pemantauan dan
akurat dengan A: Latar belakang kondisi peringatan
Quality menggunakan pendidikan IT dini menjadi lebih
perhitungan matematis R: Merubah system pasti dalam
yang diterapkan pada alat Analog ke Ditigal melakukan
sensor digital rakitan T: Minggu III – Agustus antisipasi bahaya
2017
C: automatisasi system
Terjadi Biaya - Terhindar dari biaya S: Menghindari kerugian Anggaran Biaya
perbaikan kerusakan maintenance akibat akibat kerusakan sarana Operasional
Cost dermaga Rp. kerusakan dermaga tambat (ABO)
1.800.000.000,- M:Tidak ada ABO 2017 dilaksanakan
- Biaya Pembuatan Alat perbaikan Dermaga sesuai

12
sebesar Rp. 4.325.000 A: Tetap menjaga peruntukan
penggunaan System
R: system telah
digunakan
T: Minggu III – Agustus
2017
C: Perbaikan dilakukan
sendiri oleh anggota I-
Prove Kayu Putih
Penyampaian Penyampaian informasi S:Penyampaian info
informasi peringatan peringatan dini (Early EWS berupa data SMS
dini sepihak oleh Warning System/EWS) dan Audio Sound
petugas sandar kapal secara cepat kepada M:Penyampaian EWS <
pihak kapal dan petugas 10 Detik Tindakan
sandar guna tindakan A: Integrasi EWS dgn pencegahan
Delivery antisipatif Alat Sensor dapat
R: Pemanfaatan dilaksanakan se
Provider GSM dini mungkin
T: Minggu IV – Agustus
2017
C: Memanfaatkan
Provider GSM
Monitoring dilakukan Automasi pemantauan S: Pemanfaatan
secara manual dan peringatan dini Teknologi Digital
sehingga rawan terjadi bahaya kecepatan arus M: Zero Accident
Mengeliminasi
kecelakaan. Penetapan Prosedur A: penetuan kecepatan
bahaya
Standar Antisipasi bahaya arus maximum
kecepatan arus
Safety R: merubah sistem
sebagai faktor
konvensional
penyebab
T: Minggu I – II
kecelakaan
September 2017
C: Pengembangan
Feature
Petugas ragu – ragu Petugas lebih percaya diri S: Penyajian informasi
dalam pengambilan dalam mengambil kecepatan arus
keputusan baik keputusan tindakan M: Melakukan tindakan
Petugas dapat
pemantauan maupun antisipasi bahaya. pencegahan
mempertanggungj
antisipasi bahaya A: Keputusan bersama
awabkan kondisi
Morale kecepatan arus R: Pihak otoritas
bahaya dan
mendapatkan info
Tindakan
bahaya secara serentak
antisipasinya
T: Minggu II September
201
C: Manual Referensi

C. ANALISA DAMPAK NEGATIF DAN MITIGASINYA

JENIS PERBAIKAN / INOVASI DAMPAK NEGATIF MITIGASI / SOLUSI


Sistem Automatisasi Penggantian petugas lapangan Pembuatan TKI dan Buku
pemantauan dan peringatan dini belum memahami penggunaan Manual pengoperasian Siparus
menggunakan SIPARUS alat kerja
Perawatan Sistem Menimbulkan biaya pembuatan Dilakukan pengganggaran biaya
dan perawatan alat Rutin.

13
LANGKAH - 7 STANDARDIZING CHECK

A. STANDARISASI SESUAI KETENTUAN PERUSAHAAN


Untuk mempermudah penerapan dan keberhasilan pelaksanaan pemantauan dan peringatan dini
bahaya kecepatan arus pada aktivitas sandar kapal di Terminal BBM Namlea dengan menggunakan
SIPARUS maka dibuat standar penerapannya sebagai berikut:
1. STANDARD MASUKAN
No Definisi Standard
1 Standard masukan yang wajib TKI No. C-001/ F1843F/2017-S0 tentang Pembuatan dan
dilakukan dalam pembuatan Sistem Instalasi SIPARUS (Lampiran – 6)
Informasi Pemantauan dan
Peringatan Dini bahaya Kecepatan
Arus (SIPARUS) agar sesuai
dengan yang diharapkan yaitu
pembuatan:
- Peralatan Sensor Rakitan
penghitung kecepatan arus air
laut
- Software Aplikasi Siparus

2. STANDARD PROSES
No Description Standard
1 Standard Proses yang dilakukan TKI No.C-002/F1843F/2017-S0 tentang Pelaksanaan
pada aktivitas penyandaran kapal Pemantauan dan tindakan antisipasi bahaya kecepatan
yang berhubungan dengan bahaya arus pada kegiatan sandar kapal Tanker di TBBM
Namlea (Lampiran-5)
kecepatan arus air laut
BUKU MANUAL Pengoperasian Aplikasi Sistem Informasi
Pemantauan dan Peringatan Dini bahaya Kecepatan Arus
(SIPARUS) (Lampiran – 7)

3. STANDARD HASIL
No Description Standard
1 Standard Hasil penggunaan Laporan hasil penggunaan Aplikasi Siparus pada aktivitas
Siparus pada aktivitas sandar kapal di Terminal BBM Namlea
penyandaran Kapal Tanker di (Lampiran 8)
Terminal BBM Namlea

7B) KEMUNGKINAN PENERAPAN STANDAR BARU DI LOKASI KERJA LAIN

a. Internal
Telah dilakukan sosialisasi dan Presentasi pada fungsi Marine Region VIII Maluku Papua
pada Raker Marine tanggal di jayapura
b. Eksternal
Sosialisasi dengan pihak Kapal MT. Bumi Karunia, MT. Mitra Kemakmuran pada bulan
September 2017

14
Lampiran – 1

15
Lampiran –
2

16
Lampiran – 3: Kontrak pebaikan kerusakan konstruksi dermaga TBBM Namlea

17
Lampiran – 4 :Bon Permintaan Material Siparus

18
Lampiran -5 :

19
Lampiran -7 : Buku Panduan

Lampiran – 8 : Laporan hasil penyandaran kapal menggunakan Siparus

20

Anda mungkin juga menyukai