Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah

perairan dan lautan. Banyak aktifitas yang dilakukan dengan mengandalkan perhubungan

melalui laut. Salah satu aktifitas tersebut yaitu memindahkan orang dan barang dari satu

pulau ke pulau lain melalui laut. Oleh karena itu dibutuhkan industri penyedia jasa

angkutan laut seperti pelayaran kapal laut.

Sehubungan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka tingkat kebutuhan

manusia juga ikut meningkat, salah satu di antaranya dari sektor perhubungan, khususnya

perhubungan laut dimana kapal yang melakukan pelayaran di laut tidak akan selalu

berjalan dengan lancar, akan tetapi suatu saat akan mengalami suatu kendala baik itu

faktor dari luar maupun dari kapal itu sendiri. Faktor dari luar misalnya, adanya ombak

yang besar, pengaruh angin perairan dangkal, dan tubrukan dengan kapal lain. Sedangkan

dari dalam misalnya, kerusakan suatu sistem di suatu kapal, kebocoran pada plat lambung

kapal, kebakaran kapal dan lain-lain. Dari beberapa contoh kendala diatas kebakaran

merupakan bahaya yang sering menimpah kapal dilaut dan sudah menelan korban, baik

harta ( muatan dan kapal itu sendiri ) maupun jiwa dilaut.


Kebakaran merupakan salah satu resiko yang dapat terjadi kapan saja dan dimana

saja dalam setiap kegiatan pelayaran kapal laut. Kerugian yang diakibatkan oleh

kebakaran kapal ini pun menimbulkan kerugian finansial yang cukup besar bahkan

sampai memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Kebakaran juga dapat menimbulkan

bahaya dari segi kesehatan, diantaranya yaitu: bahaya radiasi panas yang dapat

mengakibatkan manusia menderita kehabisan tenaga, kehilangan cairan tubuh, terbakar

atau luka bakar pada pernafasan dan mematikan jantung.Terlebih lagi pada jenis kapal

tanker yang cukup rawan terjadinya kebakaran dikarenakan muatan yang mudah terbakar

bahkan meledak dan dapat menyebabkan kebakaran di atas kapal membuat kita wajib

waspada terhadap bahaya kebakaran dan penanggulangannya.

Pertumbuhan perekonomian dunia yang maju pesat serta diiringi perkembangan

jaman yang semakin modern membuat kebutuhan bahan bakar minyak semakin

meningkat. Hal itu pula yang mendorong berkembangnya teknologi pengangkutan bahan

bakar minyak melalui laut dari daerah penghasil menuju daerah pengolahan ataupun dari

daerah pengolahan menuju daerah pemakaian produk bahan bakar minyak. Dengan

demikian transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemindahan

komoditi yang diproduksi oleh suatu negara. Hal ini jelas akan mendorong dan

merangsang sarana transportasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan ini sarana

transportasi yang paling banyak dibutuhkan ialah alat transportasi laut berupa kapal. Alat

transportasi ini masih dibagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu kapal tanker yang khusus

mengangkut muatan cair (bahan bakar minyak) dan masih banyak kapal jenis lainnya.
Kapal tanker bermuatan minyak produk (minyak jadi) sangat rentan terhadap

bahaya kebakaran. Hal ini dapat terjadi karena sifat bahan bakar minyak mentah yang

menjadi bahan bakar minyak jadi seperti: bensin, solar, aftur dan chemical yang sudah

memiliki sifat khas dan ciri tertentu kadang mudah terbakar jika tercampur dengan

materi-materi lain. Dikarenakan kapal tanker mengangkut muatan minyak yang mudah

terbakar, maka dari itu sangat penting untuk memperhatikan alat-alat keselamatan

terutama alat pemadam kebakaran agar bisa berguna (berfungsi) dengan baik pada saat

penggunaan.

Untuk mencegah timbulnya bahaya kebakaran di atas kapal maka berbagai cara

telah dilakukan salah satunya memberi peringatan NO SMOKING atau Danger Area

pada beberapa tempat rawan kebakaran dan menyiapkan area tempat merokok dengan

nama smoking area. Akan tetapi bahaya kebakaran tetap saja terjadi, bahkan melebihi

penyebab kecelakaan kapal lainnya. Hal ini diakibatkan salah satu diantaranya adalah

tidak layaknya atau kurangnya perhatian terhadap alat pemadam kebakaran yang

digunakan diatas kapal. Kebakaran yang terjadi diatas kapal juga berhubungan erat

dengan perilaku ABK di atas kapal, dimana sering timbul kelalaian ABK. Penyebab

lainnya misalnya adanya hubungan pendek listrik. Oleh karena itu betapa pentingnya

tindakan preventif terhadap kebakaran dengan mengontrol semua sumber-sumber

penyebab kebakaran. Badan klarifikasi menginstruksikan untuk memasang alarm tanda

kebakaran (Fire Extinguishing Pump), hydran, tabung CO2, busa (foam) dan lain-lain.

Usaha ini cukup membantu untuk menangani kebakaran akan tetapi kenyataan sering

terjadi alat pemadam yang terpasang tidak mempunyai kapasitas yang mampu
memadamkan kebakaran yang terjadi di atas kapal dan akhirnya kebakaran terus

berkembang dan sulit diatasi

Alat-alat pemadam kebakaran sangat diperlukan untuk menunjang keselamatan

suatu operasi kapal, dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku, ini sesuai

dengan sasaran dari ISM CODE yaitu untuk menjamin keselamatan di laut, pencegahan

kecelakaan manusia atau kehilangan jiwa dan menghindari kerusakan lingkungan

khususnya lingkungan maritime dan harta benda. Ketentuan ini di maksudkan untuk

menjamin kesiapan dari alat-alat agar dapat digunakan setiap saat jika diperlukan dan

dapat bekerja dengan baik.

Dengan terjamin dan berfungsi dengan baiknya alat-alat pemadam kebakaran

yang berada di kapal tersebut, maka awak kapal akan tenang dalam melaksanakan

pekerjaan (tugasnya). Untuk menjamin hal tersebut, alat-alat pemadam kebakaran perlu

mendapat perawatan rutin dan berkala dari para crew kapal dan perwira yang

bertanggung jawab terhadap peralatan tersebut. Akan tetapi, dari pengalaman yang saya

alami selama praktek di kapal, banyak menemukan alat-alat pemadam kebakaran yang

kurang terawat dan tidak dapat digunakan dengan baik. Taruna juga pernah menjumpai

alat pemadam kebakaran jenis portable yang sudah kosong tetapi masih terpasang rapi

ditempatnya, juga kurangnya kepedulian crew terhadap alat-alat pemadam kebakaran di

atas kapal. Seperti kejadian yang pernah taruna ketahui di atas kapal ketika salah seorang

ABK merokok dalam kamar. Ketika merokok ia lupa mematikan api rokoknya dan

diletakkan diatas tong sampah, dimana ABK tersebut langsung tertidur karena capek dan
ngantuk setelah jaga. Tidak lama kemudian api rokok tersebut menyala dalam tong

sampah, untungnya ABK tersebut cepat bangun dan berlari mengambil APAR terdekat.

Ketika alat pemadam tersebut digunakan ternyata tidak berfungsi dengan baik dan

akhirnya ABK tersebut berlari kembali untuk mengambil APAR yang lain ketika datang

apinya sudah membesar. Dimana diduga alat pemadam kebakaran yang ada diatas kapal

kurang layak. Dimana kurangnya dilakukan pengecekan terhadap alat-alat pemadam

kebakaran dan penentuan atau penempatan dari suatu alat pemadam kebakaran tidak

sesuai.

Berdasarkan uraian di atas dan pengalaman selama praktek, maka judul skripsi

yang penulis ambil lebih memprioritaskan pada optimalisasi kesiapan penggunaan alat-

alat pemadam kebakaran. Oleh karena itu, saya sebagai penulis akan mengangkat tentang

kesiapan penggunaan alat-alat pemadam kebakaran bagi anak buah kapal. Serta

pentingnya sebuah perawatan alat-alat pemadam kebakaran bagi keselamatan kapal dan

awaknya. Pada saat terjadi bahaya kebakaran di kapal agar alat-alat pemadam kebakaran

bisa berfungsi dengan baik pada saat di gunakan. Maka dari itu penulis mengangkat judul

tentang.

“UPAYA OPTIMALISASI KESIAPAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT PEMADAM


KEBAKARAN DI KAPAL MT.SATRIA SATU”

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana mengoptimalkan penggunaan alat pemadam kebakaran di kapal MT.

SATRIA SATU?

2. Hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah bahaya kebakaran di atas kapal?
3. Bagaimana cara menanggulangi kebakaran apabila terjadi kebakaran di atas kapal?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam mencegah bahaya

kebakaran di atas kapal juga cara menanggulanginya.

2. Untuk meningkatkan kemampuan ketrampilan dan disiplin kerja para perwira dan

anak buah kapal dalam menanggulangi kebakaran di kapal

3. Untuk memberikan arahan tentang pentingnya pengoptimalan dan perawatan alat

pemadam kebakaran di kapal kepada anak buah kapal dan perwira junior, sehingga

bisa menambah pengetahuan tentang perawatan dan penggunaan alat pemadam

kebakaran agar berfungsi secara baik dan siap pakai..

4. Untuk meningkatkan keselamatan bagi seluruh awak kapal terhadap bahaya

kebakaran, khususnya di kapal tanker.

1.4. MANFAAT PENULISAN


Berdasarkan permasalahan yang muncul diatas, maka penulis berharap akan

beberapa manfaat yang dapat dicapai dan berguna bagi berbagai pihak, antara lain.

1. Untuk pihak kapal

Sebagai usulan dan saran bagi seluruh awak kapal agar benar-benar bisa

mengoptimalkan penggunaan dan perawatan alat-alat pemadam kebakaran di kapal

2. Untuk pihak perusahaan

Sebagai kontribusi masukan yang bermanfaat dalam mengambil kebijakan

manajemen bagi perusahaan dan pihak – pihak yang terkait dalam penanggulangan

masalah keadaan darurat kebakaran yang dihadapi agar lebih maju dan optimal.
3. Untuk penulis

Dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dan pengembangan pikiran

tentang manajemen suatu perusahaan pelayaran dalam mengatasi kendala – kendala

yang dihadapi. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi penulis yang nantinya akan

terjun langsung saat bekerja di suatu perusahaan pelayaran.

4. Untuk Pembaca

Dapat menambah wawasan tentang alat-alat pemadam kebakaran dan memberi

masukan kepada pembaca mengenai pentingnya kesiapan penggunaan alat-alat

pemadam kebakaran di atas kapal.

Anda mungkin juga menyukai