PENDAHULUAN
perairan dan lautan. Banyak aktifitas yang dilakukan dengan mengandalkan perhubungan
melalui laut. Salah satu aktifitas tersebut yaitu memindahkan orang dan barang dari satu
pulau ke pulau lain melalui laut. Oleh karena itu dibutuhkan industri penyedia jasa
manusia juga ikut meningkat, salah satu di antaranya dari sektor perhubungan, khususnya
perhubungan laut dimana kapal yang melakukan pelayaran di laut tidak akan selalu
berjalan dengan lancar, akan tetapi suatu saat akan mengalami suatu kendala baik itu
faktor dari luar maupun dari kapal itu sendiri. Faktor dari luar misalnya, adanya ombak
yang besar, pengaruh angin perairan dangkal, dan tubrukan dengan kapal lain. Sedangkan
dari dalam misalnya, kerusakan suatu sistem di suatu kapal, kebocoran pada plat lambung
kapal, kebakaran kapal dan lain-lain. Dari beberapa contoh kendala diatas kebakaran
merupakan bahaya yang sering menimpah kapal dilaut dan sudah menelan korban, baik
saja dalam setiap kegiatan pelayaran kapal laut. Kerugian yang diakibatkan oleh
kebakaran kapal ini pun menimbulkan kerugian finansial yang cukup besar bahkan
sampai memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Kebakaran juga dapat menimbulkan
bahaya dari segi kesehatan, diantaranya yaitu: bahaya radiasi panas yang dapat
atau luka bakar pada pernafasan dan mematikan jantung.Terlebih lagi pada jenis kapal
tanker yang cukup rawan terjadinya kebakaran dikarenakan muatan yang mudah terbakar
bahkan meledak dan dapat menyebabkan kebakaran di atas kapal membuat kita wajib
jaman yang semakin modern membuat kebutuhan bahan bakar minyak semakin
meningkat. Hal itu pula yang mendorong berkembangnya teknologi pengangkutan bahan
bakar minyak melalui laut dari daerah penghasil menuju daerah pengolahan ataupun dari
daerah pengolahan menuju daerah pemakaian produk bahan bakar minyak. Dengan
komoditi yang diproduksi oleh suatu negara. Hal ini jelas akan mendorong dan
merangsang sarana transportasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan ini sarana
transportasi yang paling banyak dibutuhkan ialah alat transportasi laut berupa kapal. Alat
transportasi ini masih dibagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu kapal tanker yang khusus
mengangkut muatan cair (bahan bakar minyak) dan masih banyak kapal jenis lainnya.
Kapal tanker bermuatan minyak produk (minyak jadi) sangat rentan terhadap
bahaya kebakaran. Hal ini dapat terjadi karena sifat bahan bakar minyak mentah yang
menjadi bahan bakar minyak jadi seperti: bensin, solar, aftur dan chemical yang sudah
memiliki sifat khas dan ciri tertentu kadang mudah terbakar jika tercampur dengan
materi-materi lain. Dikarenakan kapal tanker mengangkut muatan minyak yang mudah
terbakar, maka dari itu sangat penting untuk memperhatikan alat-alat keselamatan
terutama alat pemadam kebakaran agar bisa berguna (berfungsi) dengan baik pada saat
penggunaan.
Untuk mencegah timbulnya bahaya kebakaran di atas kapal maka berbagai cara
telah dilakukan salah satunya memberi peringatan NO SMOKING atau Danger Area
pada beberapa tempat rawan kebakaran dan menyiapkan area tempat merokok dengan
nama smoking area. Akan tetapi bahaya kebakaran tetap saja terjadi, bahkan melebihi
penyebab kecelakaan kapal lainnya. Hal ini diakibatkan salah satu diantaranya adalah
tidak layaknya atau kurangnya perhatian terhadap alat pemadam kebakaran yang
digunakan diatas kapal. Kebakaran yang terjadi diatas kapal juga berhubungan erat
dengan perilaku ABK di atas kapal, dimana sering timbul kelalaian ABK. Penyebab
lainnya misalnya adanya hubungan pendek listrik. Oleh karena itu betapa pentingnya
kebakaran (Fire Extinguishing Pump), hydran, tabung CO2, busa (foam) dan lain-lain.
Usaha ini cukup membantu untuk menangani kebakaran akan tetapi kenyataan sering
terjadi alat pemadam yang terpasang tidak mempunyai kapasitas yang mampu
memadamkan kebakaran yang terjadi di atas kapal dan akhirnya kebakaran terus
suatu operasi kapal, dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku, ini sesuai
dengan sasaran dari ISM CODE yaitu untuk menjamin keselamatan di laut, pencegahan
khususnya lingkungan maritime dan harta benda. Ketentuan ini di maksudkan untuk
menjamin kesiapan dari alat-alat agar dapat digunakan setiap saat jika diperlukan dan
yang berada di kapal tersebut, maka awak kapal akan tenang dalam melaksanakan
pekerjaan (tugasnya). Untuk menjamin hal tersebut, alat-alat pemadam kebakaran perlu
mendapat perawatan rutin dan berkala dari para crew kapal dan perwira yang
bertanggung jawab terhadap peralatan tersebut. Akan tetapi, dari pengalaman yang saya
alami selama praktek di kapal, banyak menemukan alat-alat pemadam kebakaran yang
kurang terawat dan tidak dapat digunakan dengan baik. Taruna juga pernah menjumpai
alat pemadam kebakaran jenis portable yang sudah kosong tetapi masih terpasang rapi
atas kapal. Seperti kejadian yang pernah taruna ketahui di atas kapal ketika salah seorang
ABK merokok dalam kamar. Ketika merokok ia lupa mematikan api rokoknya dan
diletakkan diatas tong sampah, dimana ABK tersebut langsung tertidur karena capek dan
ngantuk setelah jaga. Tidak lama kemudian api rokok tersebut menyala dalam tong
sampah, untungnya ABK tersebut cepat bangun dan berlari mengambil APAR terdekat.
Ketika alat pemadam tersebut digunakan ternyata tidak berfungsi dengan baik dan
akhirnya ABK tersebut berlari kembali untuk mengambil APAR yang lain ketika datang
apinya sudah membesar. Dimana diduga alat pemadam kebakaran yang ada diatas kapal
kebakaran dan penentuan atau penempatan dari suatu alat pemadam kebakaran tidak
sesuai.
Berdasarkan uraian di atas dan pengalaman selama praktek, maka judul skripsi
yang penulis ambil lebih memprioritaskan pada optimalisasi kesiapan penggunaan alat-
alat pemadam kebakaran. Oleh karena itu, saya sebagai penulis akan mengangkat tentang
kesiapan penggunaan alat-alat pemadam kebakaran bagi anak buah kapal. Serta
pentingnya sebuah perawatan alat-alat pemadam kebakaran bagi keselamatan kapal dan
awaknya. Pada saat terjadi bahaya kebakaran di kapal agar alat-alat pemadam kebakaran
bisa berfungsi dengan baik pada saat di gunakan. Maka dari itu penulis mengangkat judul
tentang.
SATRIA SATU?
2. Hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah bahaya kebakaran di atas kapal?
3. Bagaimana cara menanggulangi kebakaran apabila terjadi kebakaran di atas kapal?
2. Untuk meningkatkan kemampuan ketrampilan dan disiplin kerja para perwira dan
pemadam kebakaran di kapal kepada anak buah kapal dan perwira junior, sehingga
beberapa manfaat yang dapat dicapai dan berguna bagi berbagai pihak, antara lain.
Sebagai usulan dan saran bagi seluruh awak kapal agar benar-benar bisa
manajemen bagi perusahaan dan pihak – pihak yang terkait dalam penanggulangan
masalah keadaan darurat kebakaran yang dihadapi agar lebih maju dan optimal.
3. Untuk penulis
yang dihadapi. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi penulis yang nantinya akan
4. Untuk Pembaca