Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Pemenuhan Sarana Proteksi Kebakaran bagi Kapal Tradisional


Jakarta - Pulau Seribu
(Regulasi Transportasi Air)

DOSEN MATA KULIAH


Dr. Ir Johny Malisan DESS

DISUSUN OLEH
Azruri Asmara Putri 19D508001008
Gerardus Abillio W 19D508001008
Tiara Varas 19D508001031
Inri Bethania 19D508001038
Demas Aditya  19D508001040

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI


FAKULTAS SISTEM
TRANSPORTASI A 2019
Dalam rangka mencegah dan/atau menindaklanjuti insiden transportasi termasuk kapal,
pemerintah membentuk Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Dalam data KNKT
kecelakaan kapal yang menempati posisi pertama adalah kebakaran ataupun ledakan.
Berikut faktor terjadinya kebakaran pada kapal dan cara pencegahannya :
1) Kebocoran bahan bakar mudah terbakar
Penyebab paling dominan terjadinya kebakaran pada kapal.
Cara pencegahannya :
 Memperketat dengan isolasi dan diselingi dengan pemeriksaan secara berkala
sehingga kebocoran dapat dideteksi lebih awal.
 Pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kondisi sistem permesinan dan bahan
bakar termasuk sistem saluran bahan bakar, tangki bakar, bukaan-bukaan terkait
tangki bahan bakar serta komponen lainnya untuk menjamin keselamatan dan
keamanan.
 Untuk pencegahan kebocoran pada tangki bahan bakar harus memastikan saluran
bahan bakar aman dan sesuai dengan standar yang berlaku seperti pada aturan
SOLAS.

2) Sistem listrik
Cara pencegahannya :
 Pemasangan mesin-mesin harus memenuhi persyaratan, tata susun kamar mesin,
pintu utama, pintu darurat, tangga, lampu dan lainnya harus menjamin
keselamatan dan keamanan sesuai standar marine use.
 Melakukan Pelaksanaan K3 listrik (Perencanaan, pemasangan, penggunaan,
perubahan, pemeliharaan, Pemeriksaan dan pengujian) secara berkala memastikan
tidak ada yang bermasalah
 Menyediakan alat pengaman pada peralatan listrik yang berfungsi untuk memutus
arus.
 Menghindari penggunaan sambungan kabel yang berlebihan.

3) Pembakaran spontan
Biasanya terjadi akibat bahan yang tidak stabil bereaksi dengan panas menimbulkan
kebakaran spontan.
Cara mengatasinya :
 Penggunaan surfaktan (contoh deterjen) dicampurkan dengan air laut.
 Melakukan prosedur pembersihan sisa muatan, agar menghindari sisa muatan
tersebut terbakar.
 Melakukan Management FIFO (First In - First Out)
4) Pemeliharaan sistem proteksi aktif kebakaran yang lemah
Cara mengatasinya :
 Memperhatikan tempat pemasangan sistem proteksi aktif kebakaran seperti
detector, alarm, sprinkler ditempatkan pada setiap koridor, semua tangga, dan rute
penyelamatan.
 Memperhatikan kesesuaian fungsi & pengecekan rutin terhadap sistem proteksi
aktif kebakaran (APAR CO2)
 Pelaksanaan pelatihan kebakaran pada seluruh awak kapal sebagai sarana edukasi
dalam sistem proteksi aktif saat terjadi kebakaran di kapal.

Gambar dan nama jenis kapal tradisional yang di gunakan pada rute Jkt-Pulau Seribu

 Kapal kayu Tradisional


Kapal kayu tradisional adalah kapal yang dibangun secara tradisional berdasarkan
pengalaman pembuatnya tanpa dasar proses desain (dokumen gambar) sebagai- mana
halnya kapal-kapal konvensional/ modern. Ukuran kapal biasanya kecil dan
kebanyakan dipakai sebagai kapal penangkap ikan, kapal penumpang dan kapal
cargo antar pulau.Namun demikian, kapal tradisional masih banyak dijumpai pada
sejumlah rute pelayaran, dan salah satu diantarariya adalah yang melayani Jakarta -
Kepulauan Seribu. Kapal ini mampu menunjang mobilitas penduduk dan kegiatan
ekonomi antara Jakarta dan Kepulauan Seribu. Bahkan sejak tahun 1960 Pemerintah
telah berupaya menyediakan sarana transpor- tasi laut tradisional ini.

Ketika itu, masyarakat memanfaatkan perahu layar dengan waktu tempuh hampir
dua hari karena kecepatan perahu bergantung pada arah angin. Kemudian pada awal
tahun 1990, mulai diselenggarkan rute reguler dengan menggunakan kapal kayu yang
didesain untuk penumpang dan barang yang oleh masyarakat diberi nama kapal
ojek.sampai saat ini kapal ojek mulai menjadi pilihan angkutan untuk aktivitas
sehari-hari dari Kepulauan Seribu ke Jakarta dan sebaliknya. Saat ini tidak lagi
terbatas pada pelabuhan mauk melainkan daerah lain seperti Sunda Kelapa, Muara
Angke.

Kapal ojek diklasifikasikan sebagai kapal pelayaran rakyat dan peranannya vital
sebagai sarana angkutan penyeberangan Jakarta-Kepulauan seribu. Meskipun
demikian, terdapat beberapa keterbatasan dan kendalan dalam kegiatan penye-
berangan tersebut terutama dalam hal ini perlengkapan keselamatan.

Permasalahan yang muncul adalah ketidaksiapan kapal dalam mengantisipasi


kecelakaan jika cuaca buruk. Oisamping itu, kapasitas penumpang yang seringkali
melebihi daya muat kapal sehingga terjadi kekurangan alat-alat keselamatan.
Mencermati permasalahan tersebut akan dilakukan kajian tentang kelayakan alat- alat
keselamatan dan stabilitas kapal untuk rute Jakarta-Kepulauan Seribu.

Studi kasus kebakaran kapal tradisional Zahro Express rute Jakarta – Pulau Tidung

KRONOLOGIS

Pada hari Sabtu, tanggal 31 Desember 2016, pukul 13.15 WIB, kapal motor KM. Zahro Express
sandar di dermaga Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke setelah berlayar dari pelabuhan pulau
Tidung, Kepulauan Seribu. Rencananya, pada tanggal 01 Januari 2017 kapal akan mengangkut
penumpang di pelabuhan Kali Adem, Muara Angke untuk selanjutnya berangkat lagi ke
pelabuhan pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Bahan bakar yang tersedia adalah 150 liter.

Tanggal 01 Januari 2017, pukul 04.00 WIB, Kepala Kamar Mesin (KKM) menghidupkan mesin
penggerak generator listrik. Setelah listrik tersedia, KKM menghidupkan ventilator udara masuk
(inlet fan) kamar mesin, lampu-lampu penerangan dan kipas angin ruang akomodasi. Ketika
mesin penggerak generator beroperasi, selanjutnya KKM meminta kepada anak buah kapal untuk
melepas sambungan motor starter ke aki (battery), untuk mencegah kemungkinan timbulnya
percikan api yang berasal dari motor starter.

Pukul 05.00 WIB, para penumpang mulai berdatangan dan menaiki kapal dengan menempati
akumodasi geladak atas dan geladak utama. Pukul 06.30 WIB, Nakhoda KM. Zahro Express
mengajukan permohonan keberangkatan kapal kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan (KSOP) untuk tujuan pulau Tidung, Kepulauan Seribu dengan jumlah penumpang
yang tercatat di dalam manifest kapal sebanyak 100 orang penumpang.

Pukul 07.00 WIB, kepala KSOP Muara Angke menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB)
No. JY/KSOPV/1287/XII/2016 yang berlaku selama 24 jam sejak diterbitkan pada tanggal 01
Januari 2017 untuk pelayaran dari pelabuhan Kali Adem, Muara Angke menuju pulau Tidung,
Kepulauan Seribu. Pukul 07.30 WIB, KKM menghidupkan mesin induk yang di operasikan dari
ruang anjungan. Saat berada di pintu masuk kamar mesin pada geladak utama, KKM melihat
asap dari kamar mesin. KKM menuju ke ruang mesin, selanjutnya menghidupkan 2 unit kipas
pembuangan udara (outlet fan) untuk mengeluarkan asap dari kamar mesin. Setelah asap
berkurang , KKM menemukan bahwa sumber asap berasal dari pipa gas buang mesin penggerak
generator yang retak. Selanjutnya KKM membalut bagian pipa yang retak dengan kain asbes dan
masalah dapat diselesaikan. Selanjutnya para awak kapal melakukan persiapan untuk pelayaran.

Pukul 08.15 WIB, KM. Zahro Express lepas tali dan berlayar meninggalkan pelabuhan Kali
Adem, Muara Angke menuju pulau Tidung dengan kecepatan normal sekitar 10 Knot. Sekitar
Pukul 08.30 WIB, setelah kapal berlayar kurang lebih selama 15 menit, seorang ABK dan KKM
melihat asap dari ruang kamar mesin sebelah kiri bawah di sekitar generator listrik. KKM
melihat lampu di depan kamar mesin bagian depan dalam keadaan mati. Selanjutnya KKM dan
ABK akan turun ke kamar mesin dan terlihat ada api di sekitar generator listrik. Jika terjadi api
di sekitar generator, maka mesin penggerak generator harus dimatikan dengan cara menekan
tombol stop yang berada di dekat mesin penggerak generator, tetapi berhubung saat itu api sudah
membesar maka KKM tidak berani mematikan mesin penggerak generator. Selanjutnya KKM
langsung lapor kepada Nakhoda yang berada di anjungan tentang terjadinya kebakaran di kamar
mesin dan meminta Nakhoda untuk mematikan mesin induk dari anjungan serta melakukan
evakuasi terhadap penumpang. Berdasarkan penilaian Nahkoda bahwa kebakaran tidak dapat
diatasi dan memerintahkan seluruh penumpang untuk meninggalkan kapal.

INFORMASI KORBAN

KEBAKARAN KM ZAHRO EXPRESS


KM Zahro Express mengalami kebakaran pada 15 menit setelah lepas tali (08.30 WIB) pada saat
pelayaran dari pelabuhan Kali Adem Muara Angke menuju Pulau Tidung. Api pertama kali
terlihat dari dalam kamar mesin berlokasi di sebelah bawah bagian kiri kamar mesin sekitar
generator listrik kapal. Api membakar kapal KM Zahro Express selama satu jam 26 menit (pukul
10.24 WIB kapal ditarik ke pelabuhan Kali Adem Muara Angke). Kebakaran yang bermula dari
kamar mesin sangat cepat merambat ke arah haluan dan buritan kapal. Sekat kamar mesin yang
berfungsi sebagai pemisah ruangan tidak dapat melokalisir kebakaran yang terjadi. Konstruksi
bangunan atas yang terbuat dari kayu lapis yang di lapisi oleh FRP mempercepat proses
terbakarnya KM. Zahro Express.
Jalur pengisian bahan bakar solar Sekat kamar mesin yang tidak sempurna Karena pipa
udara terdapat di kamar mesin, sehingga jika bahan bakar mengalami proses penguapan, uap
bahan bakar akan mengisi kamar mesin. Uap bahan bakar tersebut kemudian bercampur dengan
oksigen yang terdapat di kamar mesin. Akumulasi udara yang telah bercampur dengan dengan
uap bahan bakar di kamar mesin mempercepat proses terbakarnya KM. Zahro Express.

Kondisi geladak KM Zahroh Express setelah terbakar

Kondisi mesin induk KM Zahroh Express setelah terbakar


Ada satu jenis alat pemadam kebakaran yang dipakai oleh kapal tradisional KM Zahro
Express rute Jakarta-Pulau Seribu, yaitu alat pemadam kebakaran portable (portable fire
extinguisher). Alat pemadam api merupakan alat yang dipakai guna memadamkan api atau
mengendalikan kebakaran kecil, biasanya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang
untuk dipakai pada kebakaran yang sudah tidak terkendali, contohnya ketika api sudah
membesar hingga asap sampai ke langit-langit. Pada dasarnya alat pemadam api terdiri dari
sebuah tabung bertekanan tinggi yang berisi bahan pemadam api.

Alat pemadam kebakaran portable atau biasa disebut dengan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) adalah salah satu peralatan proteksi kebakaran aktif yang banyak dipasang pada
bangunan gedung. Alat pemadam api ringan ini dibuat untuk memadamkan api yang dalam skala
kecil atau pada tahap tidak membahayakan bagi keselamatan operator. Alat pemadam kebakaran
ini biasanya terdiri dari tabung cylinder bertekanan yang didalamnya terdapat bahan yang
digunakan sebagai media pemadaman. Media pemadaman ini dapat dipancarkan keluar dari
tabung cylinder apabila katup atau tuasnya ditekan.

Dengan adanya satu jenis alat pemadam saja kurang memadai untuk kapal rute Jakarta –
Kepulauan Seribu beroperasi. Terbatasnya alat pemadam bisa membuat lamanya proses
memadamkan kebakaran yang terjadi di kapal. Kapal yang memadai harus memiliki alat
pemadam yang lengkap supaya bisa menantisipasi kapal kebakaran mulai dari api yang kecil
ataupun hawa panas yang bisa membuat percikan api.

Sarana proteksi aktif berupa:

1. Detektor dan Alarm,


Fire alarm control panel merupakan alat yang berbentuk panel yang ditempatkan
pada setiap ruangan sehingga mudah dijangkau. Alat ini biasanya berbentuk kotak persegi
yang ditandai dengan warna yang menonjol yaitu merah. Alarm akan berbunyi sehingga
semua orang bisa menyiapkan diri menghadapi musibah kebakaran. FACP bekerja
setelah mendapatkan sinyal dari heat detector bahwa terjadi kenaikan suhu dalam suatu
ruangan.

Pendeteksi ini akan bekerja secara otomatis membaca di ruangan mana terjadinya
kenaikan suhu. Ada beberapa sistem panel yang bahkan dilengkapi dengan peta seluruh
ruangan dalam suatu bangunan.

Alarm yang berbunyi pada panel tersebut juga memudahkan petugas cepat menuju
tempat kejadian. Petugas pemadam juga bisa langsung memadamkan api atau
menyelamatkan orang yang terkurung dalam ruangan tersebut.

Alat ini juga sangat berguna bagi petugas karena bisa langsung menuju ke tempat
munculnya titik api. Kondisi ini memudahkan dan mempercepat proses pertolongan
kepada pihak yang membutuhkan.
2. Hidran dan Fire pump,
Sistem hydrant merupakan sistem proteksi kebakaran yang menggunakan air
bertekenan sebagai media untuk memadamkan api. Tak ada perbedaan anatara hydrant
gedung dan hydrant kapal akan hal itu.

Namun pada jenisnya, hydrant gedung cendrung menggunakan wet hydrant


system. Wet hydrant system merupakan hydrant yang pada pipa-pipanya memiliki
cadangan air.

Sementara pada hydrant di kapal, menggunakan dry hydrant system. Sistem


hydrant ini cendrung kering dan tidak membutuhkan cadangan air dalam pipa-pipanya

3. Sprinkler dan APAR;


Sprinkler merupakan titik pengeluaran saluran air bertekanan yang dipasangi
penyumbat (plug) dibagian ujungnya. Plug akan menahan aliran air dan akan bekerja
mengeluarkan air saat suhu disekitarnya mencapai titik leleh tertentu. Plug juga
merupakan sensor peka temperature. Ukuran sprinkler sangat kecil seperti bulir-bulir
hujan.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)  adalah  Alat pemadaman yang bisa dibawa /
dijinjing dan gunakan / dioperasikan oleh satu orang dan berdiri sendiri, mempunyai
berat antara 0,5kg sampai dengan 16 kg Apar merupakan alat pemadam api yang
pemakaiannya dilakukan secara manual dan diarahkan dengan cara menyapu dari titik
terluar menuju titik terdalam dimana api berada. Apar dikenal sebagai alat pemadam api
portable yang mudah dibawa, cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk awal
kebakaran, selain itu karena bentuknya yang portable dan ringan sehingga mudah
mendekati daerah kebakaran. Dikarenakan fungsinya untuk penanganan dini, peletakan
APAR-pun harus ditempatkan di tempat-tempat tertentu dan mudah terlihat sehingga
memudahkan didalam penggunaannya.

 APAR air (water)


Isi tabung APAR ini adalah air bertekanan tinggi. APAR ini digunakan untuk
memadamkan api kelas A, yaitu kebakaran oleh bahan padat non-logam seperti
kertas, kayu, plastik, kain
 APAR busa (foam)
Foam ini dapat membentuk lapisan busa yang berfungsi seperti selimut untuk
menutupi api sehingga tidak ada oksigen yang masuk dan api mati. APAR jenis ini
efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A dan kebakaran yang ditimbulkan oleh
bahan Non-logam seperti minyak, alkohol, solven (kebakaran kelas B).
 APAR serbuk kimia (dry chemical powder)
Ini dikenal sebagai APAR serbaguna, dapat digunkan untuk memadamkan api di
semua kelas api.
 APAR karbon dioksida (CO2)
APAR jenis ini digunakan untuk memadaman kebakaran kelas B (bahan cair yang
mudah terbakar) dan kelas E (jaringan listrik yang bertegangan).
 Fire Blanket
Selimut api (fire blanket) digunakan untuk memadamkan api akibat minyak yang
menyala di penggorengan, atau api pada pakaian di badan. Fire blanket menyelimuti
api sihingga akses oksigen terputus, api padam.

Sarana Proteksi Pasif, berupa: escape(pintu, tangga, petunjuk arah dan jalan keluar
darurat) emergency lights (penerangan darurat), muster station (tempat berkumpul), fire
door(pintu tahan api), lifebuoy (pelampung), lifejacket (jaket pelampung) dan survival craft
(lifeboat, rescue boat dan liferaft)

Sistem  proteksi  kebakaran  pasif  adalah  sistem  proteksi  kebakaran  yang dipersiapkan sejak
awal dibabentuk. Seperti bangunan yang tahan api, dan alat alat yang dilapisi zat tertentu
sehingga memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap api. Menurut Health and Safety
Executive Inggris, sistem proteksi kebakaran pasif terdiri dari lapisan material kedap api yang
dilapiskan pada permukaan tembok, alat kerja, atau bagian lain. Sistem ini diterapkan pada area
kecil yang sulit mendapatkan sumber air jika terjadi kebakaran.

Manfaat penerapan sistem proteksi kebakaran pasif:

 Mencegah bangunan runtuh karena kebakaran


 Meminimalisir intensitas kebakaran.
 Menjamin gedung untuk tetap berfungsi ketika ada kejadian berbahaya, setidaknya
berfungsi ketika orang orang didalamnya menyelamatkan diri.
 Melindungi keselamatan petugas pemadam kebakaran saat memadamkan api.
Contoh sistem proteksi pasif diambil dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun
2008 antara lain :

1. Pasangan Konstruksi Tahan Api


Beberapa bagian gedung didesain secara khusus seperti tembok, pintu dan jendela yang
mampu menahan api.
2. Penggunaan Bahan Pelapis Interior
Pelapis yang mampu melindungi bagian yang dilapisi supaya lebih tahan terhadap api
3. Partisi Penghalang Asap
Alat ini berfungsi untuk membagi-bagi  ruangan  sehingga mampu membatasi pergerakan
asap.
4. Pemasangan Penghalang Api di Ruangan Tertutup

Penghalang bisa digunakan  untuk  membentuk  ruangan  tertutup, sehingga bisa tahan
api hingga 3 jam.

Anda mungkin juga menyukai