PENDAHULUAN
1
alat-alat keselamatan terutama alat pemadam kebakaran agar bisa berguna
(berfungsi) dengan baik pada saat penggunaan.
Kebakaran merupakan salah satu resiko yang dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja dalam setiap kegiatan pelayaran kapal laut. Kerugian yang
diakibatkan oleh kebakaran kapal ini pun menimbulkan kerugian finansial yang
cukup besar bahkan sampai memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Kebakaran
juga dapat menimbulkan bahaya dari segi kesehatan, diantaranya yaitu: bahaya
radiasi panas yang dapat mengakibatkan manusia menderita kehabisan tenaga,
kehilangan cairan tubuh, terbakar atau luka bakar pada pernafasan dan
mematikan jantung.
Kapal tanker bermuatan minyak produk (minyak jadi) sangat rentan
terhadap bahaya kebakaran. Hal ini dapat terjadi karena sifat bahan bakar minyak
mentah yang menjadi bahan bakar minyak jadi seperti: bensin, solar, aftur dan
chemical yang sudah memiliki sifat khas dan cirri tertentu kadang mudah terbakar
jika tercampur dengan materi-materi lain.
3
1.4. MANFAAT PENULISAN
Berdasarkan permasalahan yang muncul diatas, maka penulis berharap akan
beberapa manfaat yang dapat dicapai dan berguna bagi berbagai pihak, antara
lain.
1. Untuk pihak kapal
Sebagai usulan dan saran bagi seluruh awak kapal agar benar-benar bisa
mengoptimalkan penggunaan dan perawatan alat-alat pemadam kebakaran di
kapal
2. Untuk pihak perusahaan
Sebagai kontribusi masukan yang bermanfaat dalam mengambil kebijakan
manajemen bagi perusahaan dan pihak – pihak yang terkait dalam
penanggulangan masalah keadaan darurat kebakaran yang dihadapi agar lebih
maju dan optimal.
3. Untuk penulis
Dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dan pengembangan
kendala – kendala yang dihadapi. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi
penulis yang nantinya akan terjun langsung saat bekerja di suatu perusahaan
pelayaran.
4. Untuk Pembaca
4
AKHIR Oleh : HAMSAL NIT 13617022 KEMENTERIAN RISET
SAMARINDA 2017
MV.THAI HO NO1 Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini
adalah hasil karya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar. Jika dikemudian hari terbukti ditemukan
unsur plagiarisme dalam Laporan Tugas Akhir ini, maka saya bersedia
5
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING UPAYA OPTIMALISASI
DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan Pada tanggal,
195903031989031002 iii
DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah di uji dan disetujui Padatanggal,
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya maka penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini dengan lancar. Judul yang telah
6
penulis terselesaikan dari Laporan Tugas Akhir (LTA) adalah Upaya
kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak Rasa Terima Kasih
pengarahan dalam penulisan laporan ini. 5. Para dosen dan staff jurusan
kemaritiman yang telah memberikan ilmu dan perhatian baik bantuan dan
baik perwira maupun ABK yang telah memberikan pengalaman selama praktek
berlayar diatas kapal. 7. Hormat penulis zkepada orang tua serta saudara-
saudara tercinta yang telah memberikan dukungan penuh kepada penulis, agar
8. Teman teman Nautika, Teknika dan KPNK angkatan XI serta teman teman
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan
banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh karena itu penulis mengharapkan
7
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun serta melengkapi demi
balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya,
sekian dan terima kasih, Amin Ya Rabbal Alamin. Samarinda, september 2017
HAMSAL viii
Safety Management Code ( ISM CODE)... 7 2.2 Safety Of Life At Sea 1974
(SOLAS 1974)... 8 ix
2.3 Modul Advance Fire Fighting (Modul AFF)... 8 2.3.1 Media Pemadam... 9
2.7 Ketentuan Alat Pemadam Yang Dikemas Dalam Bentuk Portable.. 27 2.8
8
(perlengkapan Emergency)... 29 2.11.1 Fireman s Out Fitt (Perlengkapan Regu
Pemadam Kebakaran 29 2.11.2 Baju Tahan Panas... 30 2.11.3 Baju Tahan Api
3.4 Jenis Dan Sumber Data... 40 3.5 Metode Analisa... 41 BAB IV HASIL
PUSTAKA xi
xiii
pertama Capt. Agus Roni Katily, M.Mar dan Bapak Rusman, ST.,MT.,MM
jawab para perwira dan anak buah kapal, dalam melaksanakan kerja di kapal
9
dan untuk memberikan arahan tentang pentingnya optimalisasi dan peningkatan
perawatan alat-alat pemadam kebakaran di kapal kepada anak buah kapal dan
perwira junior. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan sekunder. Kata kunci : safety dan pemadam kebakaran v
on ship Mv.Thai Ho No 1 with first mentor Capt. Agus Roni Katily, M.Mar and
to improve the skills, knowledge, skills and discipline of work and the sense of
responsibility of the officers and crew, in carrying out the work on board and to
junior officers. Method of data retrieval used in this research is primary and
ilmu dan teknologi, maka tingkat kebutuhan manusia juga ikut meningkat, salah
kapal yang melakukan pelayaran di laut tidak akan selalu berjalan dengan
lancar, akan tetapi suatu saat akan mengalami suatu kendala baik itu factor dari
luar maupun dari kapal itu sendiri. Faktor dari luar misalnya, adanya ombak
yang besar, pengaruh angin perairan dangkal, dan tubrukan dengan kapal lain.
kebocoran pada plat lambung kapal, kebakaran kapal dan lain-lain. Dari
10
menimpah kapal dilaut dan sudah menelan korban, baik harta ( muatan dan
kapal itu sendiri ) maupun jiwa dilaut. Untuk mencegah timbulnya bahaya
rawan kebakaran dan menyiapkan area tempat merokok dengan nama smoking
area. Akan tetapi bahaya kebakaran tetap saja terjadi, bahkan melebihi
penyebab kecelakaan kapal lainnya. Hal ini diakibatkan salah satu diantaranya
kebakaran yang digunakan diatas kapal. Kebakaran yang terjadi diatas kapal
juga berhubungan erat dengan prilaku ABK di atas kapal, dimana sering timbul
kelalaian ABK
2 (Anak Buah Kapal) itu sendiri disamping penyebab lainnya misalnya adanya
hubungan pendek listrik. Oleh karena itu betapa pentingnya tindakan preventif
CO 2, busa (foam) dan lain-lain. Usaha ini cukup membantu untuk menangani
kebakaran akan tetapi kenyataan sering terjadi alat pemadam yang terpasang
di atas kapal dan akhirnya kebakaran terus berkembang dan sulit diatasi. Seperti
kejadian yang pernah penulis ketahui di atas kapal ketika salah seorang ABK
merokok dalam kamar. Ketika merokok ia lupa mematikan api rokoknya dan
diletakkan diatas tong sampah, dimana ABK tersebut langsung tertidur karena
capek dan ngantuk setelah jaga. Tidak lama kemudian api rokok tersebut
11
menyala dalam tong sampah, untungnya ABK tersebut cepat bangun dan berlari
ternyata tidak berfungsi dengan baik dan akhirnya ABK tersebut berlari
kembali untuk mengambil APAR yang lain ketika datang apinya sudah
membesar. Dimana diduga alat pemadam kebakaran yang ada diatas kapal
pemadam kebakaran dan penentuan atau penempatan dari suatu alat pemadam
terjadi diatas kapal membutuhkan waktu yang sangat lama. Dari papasan data
dan kejadian diatas maka taruna ingin mengangkat judul tugas akhir UPAYA
Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
masalah pokok yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah Bagaimana
tugas akhir ini tidak keluar dari batasan masalah dan juga keterbatasan penulis
dalam hal ini penulis hanya berfokus pada upaya optimalisasi kesiapan
TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulis tugas akhir yang penulis
buat adalah sebagai berikut: 1. Supaya perwira dan abk bertanggung jawab atas
12
tugas yang diberikan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan melakukan
pengecekan alat
4 pemadam api ringan (apar) minimal sekali sebulan sehingga tau apakah alat
kebakaran jenis portable atau foam diatas kapal sehingga bisa menambah
penggunaannya agar berfungsi secara baik dan optimal, sehingga pada saat
terjadi kebakaran diatas kapal dapat diatasi secepat mungkin. 1.5 MANFAAT
PENULISAN Adapun manfaat dari penulis tugas akhir yang penulis buat
adalah sebagai berikut: a. Bagi Taruna/I Sebagai bahan masukan bagi para
kapal sehingga pada saat digunakan dapat berfungsi dengan baik. b. Bagi crew
tanggung jawab yang diberikan terutama bagi mualim III (third officer) yang
5 diatas kapal sehingga pada saat terjadi kebakaran yang sesungguhnya dapat
menjelaskan sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab yang akan
13
diuraikan secara garis besar: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini
lokasi penelitian, teknik pengumpulan data dan jenis dan sumber data. BAB
juga prosedur dari cara mengoperasikan alat-alat yang ada dikapal, memelihara
kapal dan menghadapi segala keadaan darurat yang terjadi di atas kapal seperti:
darurat yang lainnya. Caranya yaitu : Membuat sistem manajemen yang mampu
untuk menciptakan kerjasama yang baik dan erat antar menajemen darat dan di
keterampilan serta sarana penunjang yang cukup. Perlu kiranya di sadari bahwa
14
pencemaran sudah memperhitungkan semua konsekwensi yang timbul.
menjadi Bab IX SOLAS 74/78, yaitu Management For The Safe Operation Of
Ships
terminal maupun di atas kapal. (Michael Jay 2007,, Modul International Safety
BP2IP Barombong, Makassar) 2.2 Safety Of Life At Sea 1974 (SOLAS 1974)
rangka menjaga keselamatan jiwa di laut. Untuk dapat menjamin kapal dapat
sarana untuk penyelamatan diri, sistem busa di geladak yang dipasang tetap,
sistem gas lamban, kamar pompa muat dan pipa-pipa pancar, selang. Oleh
dan alat-alat tersebut harus siap serta bisa berfungsi dengan baik pada saat
SOLAS 1974) 2.3 Modul Advance Fire Fighting ( MODUL AFF ) Untuk
15
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran secara efektif, perlu disiapkan
kebakaran secara teratur sesuai dengan SOLAS 74. a) Kapal penumpang, untuk
seluruh perwira dan seluruh anak buah kapal paling tidak latihan-latihan
pemadam kebakaran satu kali dalam satu minggu. b) Kapal barang, untuk kru
paling tidak satu kali dalam satu bulan. Dengan melakukan latihan-latihan yang
latihan itu juga akan diketahui sejauh mana kesiapan peralatan alat-alat
(Michael Jay 2007, Modul Advance Fire Fighting, Directorate General Of Sea
yang efektif dan efisien. Media pemadam ditinjau dari fasenya (ujud fisik)
16
Bicarbonate (KHCO 3 )/PURPLE K d. Potassium Carbonate (Pot Cicarbonate +
0% kandungan air) B. Media pemadam jenis cair 1). Air Dapat digunakan air
tawar dan air laut 2). Busa (Foam) Ada dua jenis busa : (a) Busa kimia
11 Gas CO 2 digunakan sebagai media tanpa bahan media lain, maupun sebagai
hanya digunakan hanya untuk tenaga pendorong saja seperti media tepung
kimia kering. 2. Media Pemadam Jenis Cair yang mudah menguap. Media ini
hydrogennya didistribusi dengan atom halon (F, Cl, Br, I). Maka nama umum
Pemadam dan Sistemnya (Fire Fighting Equipment and System) a) Portable dan
Semi Portable Fire Extinguishers Kebakaran kecil yang terjadi di atas kapal
biasanya digunakan untuk api yang mula (kecil), karena keterbatasan waktu dan
17
penggunaannya yang singkat, maka akan berhasil apabila dapat menguasai
kebakaran dalam waktu satu menit atau kurang. Untuk alasan itu, penting untuk
Extinguisher System)
jumlah yang banyak. Dengan menggunakan system pemadam api tetap, maka
pekerjaan itu dapat dilakukan dengan akurat tanpa melibatkan awak kapal.
mengatur tentang APAT ini sebagai berikut: 1). Penggunaan media pemadam
disalurkan dan konstruksinya sedemikian rupa sehingga dapat dicegah gas yang
mengisi minimum 30% volume dari pada kompartemen muatan yang ditutp
rapat. (b) Di kamar mesin kapasitasnya harus mampu untuk mengisi minimum
40% dari isi kotor ruang terbesar. Kapal barang <2000 GRT minimum kapasitas
30%. (c) Pelepasan media CO 2 85%nya harus dapat dilakukan dalam waktu 2
18
menit. (d) Dilengkapi sarana peringatan (Alarm) kesemua ruangan sebelum
digunakan.
mudah dimasuki dan diberi ventilasi yang baik. (f) Semua pelepasan media gas
ini hanya diberikan oleh nakhoda atau perwira senior. Banyak faktor harus
dianalisa bila sistem pemadam api tetap (sistem kombinasi) dipasang di atas
kapal. Semua pertimbangan berdasarkan desain jenis kapal dan potensi bahaya-
Umumnya jenis sistem pemadaman api tetap yang dipasang di kapal adalah: 1).
Fire main systems 2). Automatic and manual spinkler systems 3). Spray
14 5). Carbon dioxide systems (CO 2 system) 6). Halon 1301 7). Dry chemical
Menyalurkan air dari sumber air keujung nozzle untuk kegunaan memadamkan
kebakaran. Jenis selang. 1) Selang isap (Suction hose), digunakan pada bagian
isap dari pompa. 2) Selang tekan (Discharge hose), digunakan pada bagian
19
dan 1,5 (inchi) 2) Panjang : bervariasi dari 50,, 60,, 70,, 100, (kaki) d)
Penyemprot tangan (Handling nozzle) a) Tak dapat diatur (Non adjustable spray
nozzle). Bentuk pancaran tirai sudah tetap, tak dapat diatur. b) Dapat diatur
(Adjustable spray nozzle). Bentuk aliran dapat diatur mulai dari pancaran utuh
spray nozzle). Pada saat yang bersamaan, dapat diperoleh pancaran utuh dan
Reg 4 (a) Pipa harus mempunyai diameter yang besar mampu mendistribusikan
air dengan 2 pompa bersamaan. (b) Untuk kapal barang dan penumpang, pompa
harus dapat memberikan tekanan minimum 50 PSI pada 2 hydrant yang terjauh
16 (a) Single Fire Man System Menggunakan 1 pipa utama dari haluan
keburitan dan umumnya terletak di atas deck. Contoh pada kapal tanker (b)
Looped Fire Man System Menggunakan 2 pipa utama yang pararel yang
berhubungan dengan haluan dan buritan. Contoh pada kapal barang dan
penumpang. Sistem pemadam kebakaran utama (Fire Main) terdiri dari pipa-
pipa (Dicat merah), katub pengontrol, selang dan nozzle yang ditata sampai
20
kesemua bagian-bagian kapal. 3) Sistem Tepung Kimia (Dry chemical system)
kertas, kayu dan textil. (b) Cairan yang mudah terbakar (Flammable liquids). (c)
dasar untuk penggunaan tepung kimia kering sebagai media pemadam api.
total atau yang dikenal sebagai total flooding system. Metode yang kedua
dengan tepung kimia kering dalam prinsipnya mirip sistem pembanjiran total
dengan carbon dioxide pada system total flooding. Tepung kimia kering
disemburkan melalui nozzle yang telah dibuat sedemikian rupa (design) dan
yang tidak tertutup tidak melebihi 15% dari seluruh daerah dari sisi langit-langit
dan lantai daerah itu. Sistem pembanjiran total biasanya dioperasikan secara
otomatis dengan sistem deteksi kebakaran. Tetapi juga mempunyai alat pelepas
yang dioperasikan secara manual yang berada diluar ruangan atau dari jauh
21
(remote), alat ini dapat dioperasikan dengan listrik ataupun mekanik. Ujung
pipa pada pembajiran total berada pada titik tertinggi dari area tertutup pada
pengaliran bahan kimia kering untuk memadamkan. 3. Batas atau jarak antar
jenis tepung kimia kering yang digunakan dalam sistem dan desain dari
kepermukaan yang terbakar melalui nozzle-nozzle yang dibuat untuk sistem ini.
Yang diinginkan adalah dapat melindungi seluruh area yang dapat terbakar
kimia kering yang diperlukan. Faktor ini tergantung lagi dari tepung kimia yang
digunakan. Desain dari unit penyimpan tepung kimia, sistem pipa dan nozzle
22
yang menentukan kecepatan partikel-partikel tepung kimia kering ketika
19 Beberapa kapal ada yang dilengkapi dengan alat pemadam api tetap sistem
berwarna gas lembam dengan density mendekati 50% lebih berat dari density
dapat dipakai dengan aman pada peralatan listrik yang hidup. 3) Jika digunakan
berupa gas dan akan meresap (penetrate) kedalam dengan lain/selain dari pada
itu tidak dapat dimasuki. 4) Dilengkapi tekanan untuk keluar melalui valves,
pipe work dan nozzle. CO 2 memadamkan api dengan cara menurunkan kadar
kadar oksigen minimal dari 21% hingga 15% akan banyak memadamkan api
23
20 personil dibawa keluar dari ruangan tersebut. CO 2 umumnya tidak
yang lebih tinggi dari pada suhu penyalaan sendiri atau kebakaran sudah
kecil, akan dihamburkan oleh panas dalam ruangan tersebut. Kemudian panas
dari metal itu akan membuat penyalaan kembali pada objek yang terbakar.
yang dikenal sebagai surface fires. Sedangkan untuk kebakaran yang membara
dan penyimpanan panas yang tinggi (deep seated fires), desain konsentrasi
yang sama pada semua bagian-bagian dari ruangan tertutup. Jumlah CO 2 yang
ruang tertutup itu sendiri adalah bagian amat penting dari sistem total flooding
ini.
24
21 Kalau ruangan tersebut dalam keadaan tertutup rapat terutama pada dinding
dan lantai. Kondisi pemadamannya dapat bertahan lama dan diperkirakan dapat
ada dinding atau lantai yang terbuka maka campuran CO 2 yang berat tersebut
akan mengalir keluar dengan cepat dan tempatnya tersebut diisi oleh udara
segar dari luar melalui dinding atasnya yang terbuka (masuk dari posisi yang
lebih tinggi dari posisi CO 2 yang keluar). Kalau suasana pemadaman hilang
terlalu cepat, bara-bara yang masih menyala mungkin masih ketinggalan dan
kompensasi kekurangan tadi. Ada hal lain juga yang perlu dingat bahwa karena
pada sistem pembanjiran total ini adalah 34% oleh volume terhadap permukaan
berhenti. Metode ini dapat juga dipakai untuk total flooding maupun local
application system dimana suatu titik api yang kecil perlu pendinginan yang
25
22 yang terbakar. Digunakan untuk kebakaran bahan cair dan gas (yang
menyala), bahan padat yang tipis (tidak membara) dimana sumber bahaya tidak
tertutup atau dalam ruangan, tetapi pemadaman tidak perlu sistem total
Tentang Api Kebakaran timbul karena adanya reaksi berantai antara ketiga
Bahan bakar. 2) Zat asam (O 2 ) yang cukup 3) Suhu atau temperature yang
cukup tinggi. Ketiga unsur inilah yang menjadi penyebab utama timbulnya api
yang merupakan bagian dari kebakaran. Jadi tanpa bersatunya ketiga unsur ini
maka kebakaran tidak akan terjadi. 2. Penyebab utama kebakaran di atas kapal.
antara lain
di atas penyebab utama kebakaran yang sering terjadi diatas kapal disebabkan
terbakar dan media pemadam adalah bahan yang tepat untuk memadamkan
oleh banyak Negara terbagi atas empat yaitu : 1. Klas A : bahan padat biasa
26
(Ordinary combustible matrials) 2. Klas B : bahan cair atau gas dan padat
(metal). 2.6 Jenis-Jenis Alat Pemadam Kebakaran. Ada dua system alat
pemadam kebakaran di atas kapal, yaitu alat pemadam kebakaran portable dan
ini biasa disebut botol pemadam kebakaran. Jika ditinjau dari media
pemadam jenis cair. c) Media pemadam jenis gas. Prinsip penggunaan media
kebakaran. Oleh sebab itu teknik dasar penggunaannya mengarah pada fungsi
namun untuk tepung kimia regular maupun serbaguna selain penyelimutan, juga
memutus rantai reaksi api (secara kimiawi) b) Media cair Fungsi utamanya
kebakaran air tawar. Dengan menekan pen pada alat pemadam kebakaran Soda
Acid akan mengakibatkan tabung larutan asam sulfat pecah, dan bercampur
dengan larutan yang berisi soda bicarbonate. Reaksi yang terjadi pada kedua
27
asam dan basa tersebut akan menyemprot lewat pipa pengeluaran sedangkan
pada botol api air tawar, kita hanya tinggal menekan pen penekannya dan gas
dari tabung atau udara dibawah tekanan yang terkontrol pada manometer,
menekan air dan keluar lewat pipa pengeluaran. Alat-alat pemadam kebakaran
pemadam kebakaran busa Digunakan untuk kebakaran pada cairan yang mudah
menyala, misalnya bensin, bensol, spritus dan sebagainya, alat pemadam jenis
busa merupakan lapisan liat untuk menutup permukaan cairan dengan udara
dari api. Dengan menekan pen penekan akan memecahkan selaput timah pada
tabung dalam. Busa akan terjadi bila larutan aluminium sulfat bereaksi dengan
larutan dalam tabung. Hanya bisa bereaksi dengan sempurna apabila botol
dibalikkan. Dari hasil campuran kedua larutan akan menghasilkan busa dengan
tekanan yang tinggi 7-10 atmosfer, dengan daya semprot sampai 5 meter
Jenis alat pemadam kebakaran bubuk kimia kering Bubuk kimia kering ini
halus, yang ukurannya kurang dari 100 mesh. Setiap butir dibuat menurut
kimia ini dapat memadamkan semua klas kebakaran. 2) Tidak berbahaya bagi
manusia dan binatang dan tidak mengotori, sebab mudah dibersihkan. 3) Waktu
pemadam yang terbaik untuk segala jenis api. 5) Dapat digunakan pada keadaan
28
panas tinggi ataupun cuaca dingin 6) Pengisian mudah dilaksanakan dengan
mengganti tabung gas dan serbuk lainnya. c) Jenis alat pemadam kebakaran CO
2 Silinder (botol api) dibawah test tekanan 276 atmosfer, berisi CO 2 cair
generator dan lain lain harus digunakan suatu bahan pemadam yang tidak
menyalurkan
cairan yang mudah menguap menjadi gas yang sangat menyesakkan. Harus
diperhatikan bahwa gas ini sangat berbahaya dalam ruang tertutup 2.6.2 Alat
Ketentuan Alat Pemadam Yang Dikemas Dalam Bentuk Tabung Syarat untuk
semua jenis alat pemadam portable, yang biasanya dikemas dalam tabung : 1.
Tabung harus dalam keadaan baik 2. Etiket harus mudah dibaca dan dimengerti
3. Sebelum dipakai segel harus dalam keadaan baik. 4. Selang harus tahan
tekanan tinggi. 5. Agent / bahan pemadam selalu dalam keadaah baik. 6. Isi
tabung gas sesuai dengan tekanan yang dipergunakan. 7. Belum lewat masa
1. Tanda untuk menyatakan tempat alat pemadam yang dipasang pada dinding
2. Tanda untuk menyatakan tempat alat pemadam yang dipasang pada tiang
29
kolom 3. Kebakaran dan jenis alat pemadam yang dapat digunakan 4. Jangka
dapat terbaca dengan jelas. 4. Segel & indikator tekanan tidak rusak, pecah,
pada roda tersebut, bisa beroperasi atau tidak; dan 8. terdapat label pada alat
kebakaran. Namun untuk jarak antara alat pemadam portable satu dengan yang
emergency disimpan di dalam locker yang harus setiap saat dapat diambil bila
diperlukan. Jika locker tersebut dikunci, kunci harus ditempatkan pada tempat
biasanya lemari dinding kecil berkaca dan tersedia palu (Hammer) untuk
30
out fitt (perlengkapan regu pemadam kebakaran) Fireman s out fitt terdiri dari :
Breathing apparatus yang terdiri sendiri (SCBA) f) Tali penyelamat (life line)
g) Senter kedap (approved flash light) atau lampu keselamatan (flame savety
lamp) h) Kampak kebakaran (fire axe) Sepatu dan sarung tangan harus terbuat
dari karet atau yang sejenis tidak sebagai material penghantar listrik. 2.11.2
Baju tahan panas (pnoximity suit) Baju tahan panas terdiri dari : a) Baju yang
menutup seluruh tubuh b) Pelindung kepala sampai bahu dan bagian depan
terhadap refleksi panas. c) Sarung tangan tebal d) Sepatu boat khusus 2.11.3
Mudah Menyala Dilansir dari buku : Fire Prevention And Fire Fighting,
sifat bahan yang mudah menyala / terbakar sangat dipengaruhi oleh tiga faktor :
1. Titik menyala 2. Adanya panas 3. Co2 Dalam penulisan skripsi ini penulis
OPTIMAL
31
32 Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api
harta. Bahaya kebakaran sangat rentan sekali terjadi di atas kapal baik dari
kelalaian manusia maupun dari alam itu sendiri. Maka dari itu alat-alat
dalam pemgoperasian kapal tersebut. Dalam kenyataan yang selama ini penulis
alat pemadam kebakaran tidak dalam kondisi baik dan apabila digunakan
dipengaruhi oleh jarak pelayaran yang tergolong pendek, bongkar dan muat dari
kapal yang tergolong cepat. Upaya yang harus dilakukan agar alat-alat
perawatan dan pemeriksaan secara rutin. Selain itu juga harus sering
Untuk pihak perusahaan agar selalu memenuhi permintaan spare part alat-alat
alat-alat pemadam kebakaran dapat digunakan dengan baik pada saat terjadi
32
memisahkan ruangan muatan depan dan belakangnya. Untuk pemisahan muatan
dan stabilitas, maka tankinya dibagi oleh beberapa sekat melintang dan
membujur. 2. Perawatan, adalah suatu usaha atau kegiatan untuk mencegah atau
bentuk maupun fungsi dari barang itu seperti saat masih baru sehingga bisa
adalah alat pemadam kebakaran yang berupa busa dan alat ini umumnya bisa
baik untuk aliran terkumpul maupun aliran terpencar seperti kabu 2.14 Definisi
ABK ABK adalah anak buah kapal atau awak kapal, yaitu semua orang yang
) Advance Fire Fighting adalah cara atau proses memadamkan api pada saat
terjadi kebakaran di suatu tempat atau ruangan di atas kapal. Michael Jay 2007,
http://www.falck.nl/nl/safety_services/documents/manual%20advanced
33
4. Foam Type Extinguiser, adalah alat pemadam kebakaran yang berupa busa
dan alat ini umumnya bisa dijinjing (dibawa ). Michael Jay 2007, Modul
Barombong, Makassar.
35 5. Alat pemadam api ringan (apar) adalah alat pemadam kebakaran jinjing
jenis portable extinguiser 6. Perawatan, adalah suatu usaha atau kegiatan untuk
mempertahankan bentuk maupun fungsi dari barang itu seperti saat masih baru
sehingga bisa dioperasikan dengan baik setiap saat dibutuhkan. Michael Jay
penjelasan pada indikator yang digunakan pada penelitian ini, dan dalam
pemecahan masalah yang baik sesuai dengan judul penulisan. Dari penjelasan
latar belakang dan pembahasan dari teori yang telah di jelaskan di depan, maka
kapal dan menghadapi segala keadaan darurat yang terjadi di atas kapal seperti:
34
Kecelakaan, pencemaran, kebakaran yang terjadi di atas kapal dan Keadaan
darurat yang lainnya. 2. Apar (alat pemadam api ringan) atau fire extinguiser
kebakaran kecil. Alat pemadam api ringan (apar) pada umumnya berbentuk
tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. 3.
Media Pemadaman
yang efektif dan efisien. 4. Fire drill Fire drill adalah latihan-latihan pemadam
api yang dilakukan setiap setiap saat untuk melatih keterampilan para crew dan
membiasakan diri atas tugas masing-masing baik itu pada saat pengecekan dan
memeriksa alat-alat pemadam sehingga bisa tau alat mana yang sudah rusak
dan akan diperbaiki sehingga pada saat terjadi kebakaran yang sesungguhnya
alat tersebut sudah siap digunakan. 5. Perawatan, adalah suatu usaha atau
harapan bisa mempertahankan bentuk maupun fungsi dari barang itu seperti
saat masih baru sehingga bisa dioperasikan dengan baik setiap saat dibutuhkan.
6. Foam Type Extinguiser, adalah alat pemadam kebakaran yang berupa busa
dan alat ini umumnya bisa dijinjing (dibawa ). 7. Nozzle, adalah pipa
penyemprot yang dapat digunakan baik untuk aliran terkumpul maupun aliran
35
38 Untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran secara efektif, perlu
Tempat Dan Waktu Penelitian Adapun tempat dan waktu penelitian ini di
25, Jalan berangan 42000 pelabuhan klang darul ehsan Malaysia. 3.3 Objek
penyusunan laporan tugas akhir ini adalah APAR yang penulis angkat adalah
Metode yang di gunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah berdasarkan
teori dan literatur yang di dapatkan di bangku kuliah dan berkaitan dengan judul
tugas akhir ini. Adapun metode penyusunan dalam pengumpulan data yang di
36