KAPAL KANDAS
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
LA ODE UCOK
FADIL MAHDIYAN
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa makalah ini dengan baik dan
tanpa suatu kendala berarti.
Tidak lupa kami dari kelompok 4 yang beranggotakan 4 orang, yakni:
1. La Ode Ucok (NIM 36213016)
2. Ali Basya Zanki Gunawan (NIM 36213010)
3. Fadil Mahdiyan (NIM 36213004)
4. Muhammad Yoga Pratama (NIM 36213022)
Mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah kami yang telah membimbing dan
memberi arahan dalam penyusunan makalah ini. Begitu pula kepada teman-teman seperjuangan
yang telah memberi masukan dan pandangan kepada kami selama menyelesaikan makalah ini.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Karenanya, kami menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat
menulis makalah secara lebih baik pada kesempatan berikutnya. Besar harapan kami makalah ini
dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga dapat menambah pengetahuan untuk kita semua
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengatar.........................................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................................ii
BAB 1 pendahulan.................................................................................................................4
1.1 latar belakang................................................................................................................5
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Kapal adalah alat atau tempat paling aman untuk berlindung selama pelayaran di laut, oleh
karenanya pelaut wajib senantiasa mempertahankan untuk tetap tinggal di atas kapal dalam
keadaan darurat yang bagaimanapun parahnya, namun demikian batas waktu tertentu kapal tidak
dapat lagi dipertahankan sebagai tempat berlindung dan tidak dapat lagi sebagai tempat tinggal.
Satu-satunya yang dapat di lakukan untuk menyelamatkan jiwa dilaut agar dapat bertahan hidup
bila terjadi musibah adalah dengan cara meninggalkan kapal (abandon ship).
Teknik penyelamatan diri sendiri maupun orang lain dalam keadaan darurat merupakan suatu
pengetahuan praktis yang harus diketahui dan harus dikuasai oleh seluruh crew kapal. Di dalam
proses penyelamatan dan penanggulangan keadaan darurat awak kapal harus tahu dan paham benar
akan cara mempergunakan alat-alat keselamatan dan alat-alat pemadam kebakaran. Yang ada di
kapal dan berperan aktif sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing awak kapal berdasarkan
sijil darurat (muster list).
Semua tindakan tersebut dimaksudkan agar awak kapal yang kapalnya dalam keadaan bahaya
dapat menolong dirinya sendiri maupun orang lain ataupun dapat menyelamatkan kapal dan isinya
secara cepat dan tepat, namun pada kenyataanya banyak awak kapal yang tidak memiliki
pengetahuan yang cukup tentang bagaimana cara menyelamatkan diri dilaut, sehingga pada saat
keadaan bahaya/darurat dikapal, para awak kapal tidak menggunakan semua peralatan keselamatan
dikarenakan pada saat diadakan latihan keselamatan jiwa dilaut, para awak kapal tidak
melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran yang tinggi atau latihan dilalakukan
hanya formalitas saja diatas kertas, tidak dilakukan secara sebenarnya dilapangan. Pada saat
kejadian sesungguhnya, kurang disiplin dan kurang kesiapan awak kapal dalam menghadapi
keadaan darurat akan menimbulkan resiko yang sangat fatal.
Dengan kenyataan ini penulis terdorong untuk membahas bagaimana meninggkatkan
efektifitas dalam melaksnakan latihan keadaan darurat di atas kapal, dengan tujuan agar para awak
kapal terbiasa dan tanggap dalam mengahadapi dan menanggulangi keadaan darurat yang terjadi di
atas kapal. Pelaksanaan latihan tersebut dapat berguna saat terjadinya sebenarnya sehingga jiwa
dari awak kapal, penumpang dan lingkungan disekitarnya dapat diselamatkan dan menumbuhkan
kesadaran awak kapal tentang pentingnya latihan keselamatan dan latihan kebakaran di kapal.
1.3.Tujuan pembahasan
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan hasil analisa kami tentang kapal kandas. adapun
tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor penyebab kandas
2. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan ketika kapal kandas.
3. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan untuk mencegah terulangnya kandas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 .Kandas
Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat,
asap di cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah
kemudian berhenti mendada. Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat
tergantung pada permukaan dasar taut atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung
juga pada keadaan kapal tersebut. Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan
menimbulkan pencemaran atau bahaya tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak
dapat diatasi, sedangkan bahaya kebakaran tentu akan dapat saja terjadi apabila bahan bakar atau
minyak terkondisi dengan jaringan listrik yang rusak menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi
sehingga menimbulkan kebakaran. Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat
saja terjadi karena situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat terjadi perubahan posisi kapal.
Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat sementara tergantung pada posisi
permukaan dasar laut atau sungai, ataupun cara mengatasinya sehingga keadaan darurat seperti ini
akan membuat situasi di lingkungan kapal akan terjadi rumit.
Prosedur yang harus dilakukan bila kapal kandas:
· Stop mesin
· Bunyikan alarm bahaya
· Pintu-pintu kedap air ditutup
· Nakhoda dan kamar mesin diberi tahu
· VHF dipindah ke channel 16
· Tanda-tanda bunyi kapal kandas dibunyikan
· Lampu-lampu dan soso-sosok benda diperhatikan
· Lampu deck dinyalakan
· Periksa kemungkinan kerusakan pada lambung kapal
· Got-got dan tangki-tangki diukur
· Memeriksa secara visual kompartemen apabila memungkinkan
· Menentukan route daerah kedalaman air
· Menentukan jenis dari permukaan laut
· Kedalaman laut disekitar kapal diukur
· Mengobservasi pergerakan arus dan pasang surut setempat
· Mengurangi sarat kapal
· Posisi kapal tersedia dikamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan
Memancarkan Disstress Alert jika kapal dalam keadaan marabahaya dan membutuhkan
pertolongan dengan segera.selain itu memancarkan pesan urgency ke kapal-kapal yang ada
disekitar.
Dari sisi penumpang, ada baiknya juga mengetahui langkah apa yang bisa dilakukan sebagai
penyelamatan diri jika berada pada kapal yang hampir tenggelam sehingga peluang untuk selamat
akan lebih besar. Berikut sejumlah langkah penyelamatan diri yang bisa Anda lakukan:
1. Tetap tenang
Hal terpenting untuk menyelamatkan diri dari kapal tenggelam adalah tetap tenang. Jika Anda
dalam keadaan panik, cobalah untujk menarik napas dalam. Kepanikan akan membuat Anda
berpikir melakukan penyelamatan dan mengalami bahaya lebih besar.
2. Temukan pelampung
Saat kapal yang Anda tumpangi tenggelam, sebisa mungkin berupayalah untuk menemukan
pelampung. Ada beberapa jenis pelampung, seperti pelampung penyelamat, pelampung keras, dan
rakit yang dapat digelembungkan. Pelampung akan membuat Anda bertahan lebih lama di air. Jika
tidak menemukan pelampung, cari benda-benda yang dapat membuat Anda mengapung. Anda
juga bisa mencari puing-puing kapal yang bisa digunakan untuk tetap terapung seperti daun pintu
atau serpihan kapal yang masih
6. Hindari Hipotermia
Selain tenggelam, hipotermia merupakan ancaman terbesar bagi keselamatan Anda setelah
kapal tenggelam. Paparan terhadap air dingin akan menurunkan suhu tubuh. Jika suhu tubuh
terlalu rendah, tubuh akhirnya akan mati rasa dan berisiko menyebabkan meninggal dunia.
Beberapa hal ini bisa dilakukan untuk mencegah hipotermia: Jika Anda berada di permukaan air
dengan alat pelampung dan bukan di atas rakit, rapatkan lutut Anda ke dada. Hal ini akan
membantu menjaga panas tubuh. Jika Anda bersama orang lain di permukaan air atau di atas rakit,
tetaplah bersama-sama, dan saling berpelukan. Tetaplah berpakaian. Meskipun basah kuyup,
pakaian membantu menjaga suhu tubuh Anda.
1. BEACHED
Beached adalah kandasnya suatu kapal pada dasar perairan secara disengaja untuk usaha
penyelamatan kapal dari bahaya tenggelam.pelaksanaan beached, adalah Beached dilaksanakan
bila usaha-usaha penyelamatan kapal dari keadaan darurat gagal dilakukan, sehingga kapal
terancam dari bahaya tenggelam dan merupakan tindakan-tindakan terakhir.
1. Mencari dan menenukan lokasi yang akan dipakai untuk mengkandaskan kapal.
2. Menentukan waktu untuk mengkandaskan kapal.
3. Mempersiapkan kapal untuk melakukan beaching.
4. Melakukan komunikasi radio dengan pihak-pihak terkait.
5. Melakukan olah gerak kapal untuk beaching.
6. Membuat laporan kepada pihak-pihak terkait secara tertulis.
7. Mencatat pelaksanaan beaching dalam buku harian kapal ( log book )
2. STRANDED
Stranded adalah kandasnya suatu kapal pada dasar perairan secara tidak sengaja karena
kelalaian petugas jaga dalam melaksanakan tugasnya.
Tanda – Tanda Kapal Kandas:
Setelah dilakukan pemeriksaan, dimana didapatkan bahwa tidak terjadi kebocoran dan dasar
perairannya berlumpur ( tidak ada wrek / karang ), maka pada saat air pasang tinggi, angin dan
arus bertiup / mengalir kea rah lepasnya kapal dari kandas, maka gunakan mesin dan atau kapal
tunda atau ground tackle untuk melepaskan kapal dari kandas dengan sesegera mungkin.
a. Tindakan yang harus dilakukan terhadap bagian-bagian di dalam kapal seperti FPT, palka
atau tangki-tangki DB, adalah :
c. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk melepaskan diri dari kandas, adalah :
karena dasar perairannya berlumpur, maka pada saat air pasang tinggi, angin dan arus
bertiup / mengalir ke arah lepasnya kapal dari kandas, maka segera gunakan mesin, kapal tunda,
atau ground tackle untuk melepaskan kapal dari kandas.
Hal – hal yang harus diperhatikan ketika akan mengkandaskan kapal, adalah:
Yang harus dilakukan nahkoda jika kapal dalam keadaan kandas, adalah
Tata cara khusus dalam prosedur darurat untuk mengatasi kandasnya kapal, adalah:
Kapal yang yang menolong itu berlabuh pada suatu tempat lurus di belakang kapal yang
kandas dari belakang diulurkan kawat dari kapal penolong ke kapal yang kandas pada waktu air
surut kawat itu dikencangkan pada waktu air pasang maka kapal penolong akan menghibob
rantainya dan perlahan-lahan mesin dijalankan maju dan kapal yang kandas membantu dengan
mesin mundur
a. Life boat
b. Life jacket
c. Life raft
d. Bouyant apparatus
e. Life buoy
f. Line throwing gun
g. Life line
h. Emergency signal (Parachute Signal, Red Hand Flare, Orange Smoke
Signal). Emergency fire pump, fire hidrants
Dengan adanya pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh perwira atau ABK maka
pelaksanaan tugas jaga akan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.Sesuai dengan aturan 5
COLREG 1972menyatakan bahwa “Tiap kapal harus senantiasa melakukan pengamatan yang
cermat, baik dalam penglihatan dan pandangan maupun dengan semua sarana yang tersedia
sesuai dengan keadaan dan suasana sebagaimana lazimnya, sehingga dapat membuat penilaian
yang layak terhadap situasi dan bahaya tubrukan”. Hal ini bertujuan untuk :
1. Menjaga kewaspadaan secara terus menerus dengan penglihatan dan juga dengan sarana lain
yang ada, sehubungan dengan setiap perubahan penting dalam hal suasana pengoperasian.
2. Memperhatikan sepenuhnya situasi-situasi dan resiko tubrukan, kandas dan bahaya navigasi
lain.
3. Mendeteksi kapal-kapal yang sedang berada dalam bahaya, orangorang mengalami kecelakaan
kapal, kerangka kapal atau bahayabahaya lain yang mengancam navigasi
4. Menekankan pada suatu keadaan sangat siaga dan siap untuk bertindak mengatasi apapun
yang terjadi
Pelaksanaan operasional kapal yaitu dinas jaga laut berlangsung di anjungan kapal yang
melibatkan Perwira Jaga / Officer dan ABK khususnya deck departemen. Hal ini berlangsung
secara terus menerus untuk tetap menjaga kapal agar tidak mengalami kecelakaan di laut.
Kecelakaan di laut bisa saja terjadi ke semua kapal karena berbagai macam faktor. Dalam hal ini,
faktor Human Error merupakan faktor yang paling banyak menyebabkan terjadinya kecelakaan
di laut. Adapun kesalahan kesalahan yang sering dilakukan Perwira Jaga atau Juru Mudi yang
dapat mengakibatkan terjadinya tubrukan di laut.
1. Juru Mudi sering terlambat naik ke anjungan.
2. Perwira Jaga atau Juru Mudi sering tertidur saat di anjungan.
3. Juru Mudi sering tidak melaksanakan serah terima jaga.
4. Perwira Jaga atau ABK sering tidak memperhatikan instruksi Nakhoda.
5. Perwira Jaga atau ABK belum memahami prosedur dinas jaga sesuai COLREG 1972 .
(a) Perintah-perintah harian dan petunjuk-petunjuk khusus lain dari nakhoda yang berkaitan
dengan navigasi.
(b) Posisi, haluan, kecepatan dan sarat kapal.
(c) Gelombang laut pada saat itu atau yang diperkirakan, arus laut, cuaca, jarak tampak dan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap haluan dan kecepatan kapal.
(d) Prosedur-prosedur penggunaan mesin induk untuk olah gerak. Jika mesin induk berada
dibawah kendali anjungan.
(e) Situasi navigasi termasuk :
(1) Kondisi operasional seluruh peralatan navigasi dan peralatan pengamanan yang sedang
digunakan atau yang mungkin akan digunakan selama tugas jaga.
(2) Kesalahan-kesalahan gyro dan kompas magnetik.
(3) Adanya dan terlihatnya kapal-kapal lain atau adanya kapal-kapal lain yang tidak terlalu jauh
dari kapal sendiri.
4) Kemungkinan kondisi-kondisi tertentu serta bahaya yang akan dihadapi selama tugas jaga
Pengamatan yang baik harus selalu dilaksanakan sesuai dengan aturan 5 peraturan
internasional pencegahan tubrukan di laut kaitannya dengan tanggung jawab perwira jaga di atas
kapal harus sesuai dengan tujuan :
1) Menjaga kewaspadaan secara terus menerus dengan penglihatan dan pendengaran dan juga
dengan sarana lain yang ada hubungannya dengan setiap perubahan
2) Memperhatikan sepenuhnya situasi-situasi dan resiko-resiko tubrukan, kandas dan bahaya
navigasi lain
3) Tugas jaga harus mampu memberikan perhatian penuh untuk menjamin suatu pengamatan
yang baik, dan tidak boleh diberikan tugas lain kepada seseorang karena dapat menggangu
pelaksanaan pengamatan.
4) Tugas jaga dan tugas seorang pemegang kemudi harus terpisah, dan pemegang kemudi tidak
boleh merangkap atau dianggap merangkap tugas pengamatan.
5) Perwira jaga melaksanakan tugas jaga navigasi dapat merupakan satu-satunya orang yang
melakukan pengamatan pada siang hari, apabila:
(a) Situasi yang ada telah diperhitungkan secara cermat dan tidak diragukan lagi keamanannya
(b) Seluruh faktor yang relevan telah diperhitungkan sepenuhnya termasuk:
(1) Keadaan cuaca
(2) Jarak tampak
(3) Kepadatan lalu lintas
(4) Bahaya-bahaya navigasi
(5) Perhatian yang perlu diberikan jika sedang melakukan navigasi di dalam atau di dekat
jalur-jalur pemisah lalu lintas
(6) Dalam menentukan bahwa komposisi tugas jaga navigasi telah memadai untuk menjamin
dilaksanakannya pengamatan yang baik secara terus-menerus, oleh karena itu nakhoda harus
mempertimbangkan semua faktor yang relevan, faktorfaktor yang relevan itu adalah sebagai
berikut:
(a) Jarak tampak, keadaan cuaca dan laut
(b) Kepadatan lalu lintas dan aktivitas lain yang terjadi di daerah dimana kapal sedang
melakukan navigasi
(c) Perhatian yang perlu jika sedang melakukan navigasi di dalam atau di dekat jalur-jalur
pemisah lalu lintas, atau langkah-langkah lain yang berkaitan dengan penentuan rute.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terjadinya kapal kandas sangat banyak merugikan banyak pihak dan dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.
3.2 Saran
Lebih disiplin dan waspada dalam melakukan dinas jaga di atas kapal