Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KAPAL KANDAS

DOSEN PEMBIMBING

KRISTINA MANOSU,SE ATT-II

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

LA ODE UCOK

ALI BASYAKI ZANKI GUNAWAN

FADIL MAHDIYAN

MUHAMMAD YOGA PRATAMA

FAKULTAS TEKNIKA PELAYARAN


AKADEMI MARITIM JAKARTA RAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa makalah ini dengan baik dan
tanpa suatu kendala berarti.
Tidak lupa kami dari kelompok 4 yang beranggotakan 4 orang, yakni:
1. La Ode Ucok (NIM 36213016)
2. Ali Basya Zanki Gunawan (NIM 36213010)
3. Fadil Mahdiyan (NIM 36213004)
4. Muhammad Yoga Pratama (NIM 36213022)

Mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah kami yang telah membimbing dan
memberi arahan dalam penyusunan makalah ini. Begitu pula kepada teman-teman seperjuangan
yang telah memberi masukan dan pandangan kepada kami selama menyelesaikan makalah ini.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Karenanya, kami menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat
menulis makalah secara lebih baik pada kesempatan berikutnya. Besar harapan kami makalah ini
dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga dapat menambah pengetahuan untuk kita semua

Jakarta,17 juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengatar.........................................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................................ii
BAB 1 pendahulan.................................................................................................................4
1.1 latar belakang................................................................................................................5
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................................5

BAB II Pembahasan .............................................................................................................6


2.1 kandas.............................................................................................................................6

2.2 Macam-macam kandas ...................................................................................................7

2.3 Hubungan dinas jaga dan kapal kandas...........................................................................11

BAB III PENUTUPAN........................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14

3.2 Saran...............................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Kapal adalah alat atau tempat paling aman untuk berlindung selama pelayaran di laut, oleh
karenanya pelaut wajib senantiasa mempertahankan untuk tetap tinggal di atas kapal dalam
keadaan darurat yang bagaimanapun parahnya, namun demikian batas waktu tertentu kapal tidak
dapat lagi dipertahankan sebagai tempat berlindung dan tidak dapat lagi sebagai tempat tinggal.
Satu-satunya yang dapat di lakukan untuk menyelamatkan jiwa dilaut agar dapat bertahan hidup
bila terjadi musibah adalah dengan cara meninggalkan kapal (abandon ship).

Yang dimaksud dengan keadaan darurat adalah kerusakan atau gangguan


alam. Sehingga semua orang harus meninggalkan kapal dengan menggunakan alat-alat penolong
yang terdapat di kapal, secara langsung maupun harus terjun suatu keadaan dimana kapal
mengalami musibah, ke laut dan naik ke alat penolong sampai dengan mendapatkan pertolongan
dari tim Search And Rescue (SAR).

Keadaan darurat di kapal dapat disebabkan oleh :

1. Kapal terbakar dan ledakan


2. Kapal mengalami tubrukan dengan kapal lain
3. Kapal kandas
4. Kapal terjadi kebocoran besar pada lambung bawah kapal
5. Kemungkinan kapal terbalik, baik yang disebabkan oleh stabilitas kapal maupun cuaca
buruk.

Teknik penyelamatan diri sendiri maupun orang lain dalam keadaan darurat merupakan suatu
pengetahuan praktis yang harus diketahui dan harus dikuasai oleh seluruh crew kapal. Di dalam
proses penyelamatan dan penanggulangan keadaan darurat awak kapal harus tahu dan paham benar
akan cara mempergunakan alat-alat keselamatan dan alat-alat pemadam kebakaran. Yang ada di
kapal dan berperan aktif sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing awak kapal berdasarkan
sijil darurat (muster list).

Semua tindakan tersebut dimaksudkan agar awak kapal yang kapalnya dalam keadaan bahaya
dapat menolong dirinya sendiri maupun orang lain ataupun dapat menyelamatkan kapal dan isinya
secara cepat dan tepat, namun pada kenyataanya banyak awak kapal yang tidak memiliki
pengetahuan yang cukup tentang bagaimana cara menyelamatkan diri dilaut, sehingga pada saat
keadaan bahaya/darurat dikapal, para awak kapal tidak menggunakan semua peralatan keselamatan
dikarenakan pada saat diadakan latihan keselamatan jiwa dilaut, para awak kapal tidak
melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran yang tinggi atau latihan dilalakukan
hanya formalitas saja diatas kertas, tidak dilakukan secara sebenarnya dilapangan. Pada saat
kejadian sesungguhnya, kurang disiplin dan kurang kesiapan awak kapal dalam menghadapi
keadaan darurat akan menimbulkan resiko yang sangat fatal.
Dengan kenyataan ini penulis terdorong untuk membahas bagaimana meninggkatkan
efektifitas dalam melaksnakan latihan keadaan darurat di atas kapal, dengan tujuan agar para awak
kapal terbiasa dan tanggap dalam mengahadapi dan menanggulangi keadaan darurat yang terjadi di
atas kapal. Pelaksanaan latihan tersebut dapat berguna saat terjadinya sebenarnya sehingga jiwa
dari awak kapal, penumpang dan lingkungan disekitarnya dapat diselamatkan dan menumbuhkan
kesadaran awak kapal tentang pentingnya latihan keselamatan dan latihan kebakaran di kapal.

Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja


di kapal diantaranya sebagai berikut:

1. UU No. 1 Th. 1970 tentang keselamatan kerja.


2. Ketentuan Menteri No. 4 Th. 1980 tentang kriteria pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam
api ringan.
3. SOLAS 1974 bersama amandemennya tentang kreteria keselamatan kerja.
4. ISM Code tentang Code manajemen internasional untuk keselamatan pengoperasian kapal dan
mencegah pencemaran.
5. Occupational Health Th. 1950 tentang usaha kesehatan kerja. Internasional Code of Practice
tentang panduan-panduan mengenai prosedur/kesehatan kerja disuatu perlengkapan, pengoperasian
kapal dan terminal.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa hubungan dari kadas kapal dengan dinas jaga?


2. Apa ciri dan proses kandas kapal di dalam kamar mesin?
3. Apa alat-alat keselamatan diri/crew kapal di saat kapal kandas?

1.3.Tujuan pembahasan
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan hasil analisa kami tentang kapal kandas. adapun
tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor penyebab kandas
2. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan ketika kapal kandas.
3. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan untuk mencegah terulangnya kandas
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 .Kandas
Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat,
asap di cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah
kemudian berhenti mendada. Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat
tergantung pada permukaan dasar taut atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung
juga pada keadaan kapal tersebut. Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan
menimbulkan pencemaran atau bahaya tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak
dapat diatasi, sedangkan bahaya kebakaran tentu akan dapat saja terjadi apabila bahan bakar atau
minyak terkondisi dengan jaringan listrik yang rusak menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi
sehingga menimbulkan kebakaran. Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat
saja terjadi karena situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat terjadi perubahan posisi kapal.
Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat sementara tergantung pada posisi
permukaan dasar laut atau sungai, ataupun cara mengatasinya sehingga keadaan darurat seperti ini
akan membuat situasi di lingkungan kapal akan terjadi rumit.
Prosedur yang harus dilakukan bila kapal kandas:
· Stop mesin
· Bunyikan alarm bahaya
· Pintu-pintu kedap air ditutup
· Nakhoda dan kamar mesin diberi tahu
· VHF dipindah ke channel 16
· Tanda-tanda bunyi kapal kandas dibunyikan
· Lampu-lampu dan soso-sosok benda diperhatikan
· Lampu deck dinyalakan
· Periksa kemungkinan kerusakan pada lambung kapal
· Got-got dan tangki-tangki diukur
· Memeriksa secara visual kompartemen apabila memungkinkan
· Menentukan route daerah kedalaman air
· Menentukan jenis dari permukaan laut
· Kedalaman laut disekitar kapal diukur
· Mengobservasi pergerakan arus dan pasang surut setempat
· Mengurangi sarat kapal
· Posisi kapal tersedia dikamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan
Memancarkan Disstress Alert jika kapal dalam keadaan marabahaya dan membutuhkan
pertolongan dengan segera.selain itu memancarkan pesan urgency ke kapal-kapal yang ada
disekitar.

Dari sisi penumpang, ada baiknya juga mengetahui langkah apa yang bisa dilakukan sebagai
penyelamatan diri jika berada pada kapal yang hampir tenggelam sehingga peluang untuk selamat
akan lebih besar. Berikut sejumlah langkah penyelamatan diri yang bisa Anda lakukan:

1. Tetap tenang

Hal terpenting untuk menyelamatkan diri dari kapal tenggelam adalah tetap tenang. Jika Anda
dalam keadaan panik, cobalah untujk menarik napas dalam. Kepanikan akan membuat Anda
berpikir melakukan penyelamatan dan mengalami bahaya lebih besar.

2. Temukan pelampung
Saat kapal yang Anda tumpangi tenggelam, sebisa mungkin berupayalah untuk menemukan
pelampung. Ada beberapa jenis pelampung, seperti pelampung penyelamat, pelampung keras, dan
rakit yang dapat digelembungkan. Pelampung akan membuat Anda bertahan lebih lama di air. Jika
tidak menemukan pelampung, cari benda-benda yang dapat membuat Anda mengapung. Anda
juga bisa mencari puing-puing kapal yang bisa digunakan untuk tetap terapung seperti daun pintu
atau serpihan kapal yang masih

3.Lompat dari kapal


Jika harus melompat dari kapal, pastikan Anda tetap memakai sepatu. Sebelum melompat,
pastikan tidak mendarat di atas orang atau benda lain. Untuk posisi melompat yang sebaiknya
dilakukan yakni: Letakkan salah satu lengan pada perut Anda, lalu genggam siku yang satunya.
Gunakan tangan yang lain untuk menutupi hidung Lompatlah sejauh mungkin Saat jatuh,
silangkan kaki dan cobalah masuk ke air dengan telapak kaki lebih dulu.

4. Menjauh dari kapal, jika ukurannya besar.


Kapal besar cenderung menciptakan efek menyedot dan menghisap semua yang tenggelam.
Akibatnya, semakin besar kapal, Anda harus menyingkir dari kapal saat kapal itu tenggelam. Hal
ini penting karena kapal besar bisa menyedot Anda meskipun memakai pelampung penyelamat.
Untuk menyingkir dari kapal, ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan: Gunakan gaya dada untuk
berenang menjauhi kapal Tendang kuat-kuat dengan kaki Anda Jika Anda tidak pandai berenang,
tetap tenang, berjalanlah di dalam air, dan pelan-pelan menjauh dari kapal tenggelam.

6. Hindari Hipotermia
Selain tenggelam, hipotermia merupakan ancaman terbesar bagi keselamatan Anda setelah
kapal tenggelam. Paparan terhadap air dingin akan menurunkan suhu tubuh. Jika suhu tubuh
terlalu rendah, tubuh akhirnya akan mati rasa dan berisiko menyebabkan meninggal dunia.
Beberapa hal ini bisa dilakukan untuk mencegah hipotermia: Jika Anda berada di permukaan air
dengan alat pelampung dan bukan di atas rakit, rapatkan lutut Anda ke dada. Hal ini akan
membantu menjaga panas tubuh. Jika Anda bersama orang lain di permukaan air atau di atas rakit,
tetaplah bersama-sama, dan saling berpelukan. Tetaplah berpakaian. Meskipun basah kuyup,
pakaian membantu menjaga suhu tubuh Anda.

2.2. Macam – macam kapal kandas

1. BEACHED

Beached adalah kandasnya suatu kapal pada dasar perairan secara disengaja untuk usaha
penyelamatan kapal dari bahaya tenggelam.pelaksanaan beached, adalah Beached dilaksanakan
bila usaha-usaha penyelamatan kapal dari keadaan darurat gagal dilakukan, sehingga kapal
terancam dari bahaya tenggelam dan merupakan tindakan-tindakan terakhir.

Pertimbangan-pertimbangan untuk melakukan Beached, adalah :

1. Keselamatan kapal beserta semua isinya :


Beached diputuskan bila membiarkan kapal terapung justru akan membahayakan kapal
beserta isinya dari bahaya tenggelam.
2. Tingkat kerusakan kapal :
-Lambung kapal bocor dan kekuatan pompa sudah tidak sebanding dengan masuknya air ke
ruangan-ruangan kapal.
-Kandasnya kapal pada bagian haluannya.

3. Area untuk mengkandaskan kapal :


Dipilih tempat - tempat yang dasar perairannya berlumpur, air pasangnya besar, dekat
dengan fasilitas - fasilitas pertolongan.

4. Waktu pelaksanaan beached :


- Beached dilaksanakan pada siang hari ( untuk mengurangi beban psikologi kru kapal )
- Beached dilaksanakan bila upaya-upaya penyelamatan kapal beserta isinya dari bahaya
tenggelam gagal dilaksanakan dan merupakan tindakan terakhir yang harus dilaksanakan

Prosedur untuk melakukan beaching, Adalah :

1. Mencari dan menenukan lokasi yang akan dipakai untuk mengkandaskan kapal.
2. Menentukan waktu untuk mengkandaskan kapal.
3. Mempersiapkan kapal untuk melakukan beaching.
4. Melakukan komunikasi radio dengan pihak-pihak terkait.
5. Melakukan olah gerak kapal untuk beaching.
6. Membuat laporan kepada pihak-pihak terkait secara tertulis.
7. Mencatat pelaksanaan beaching dalam buku harian kapal ( log book )

2. STRANDED

Stranded adalah kandasnya suatu kapal pada dasar perairan secara tidak sengaja karena
kelalaian petugas jaga dalam melaksanakan tugasnya.
Tanda – Tanda Kapal Kandas:

1. Badan kapal bergetar dengan keras


2. Putaran baling – baling terasa berat
3. RPM/Petunjuk putaran mesin nol
4. Kecepatan kapal berubah kemudian berhenti mendadak
5. Cerobobg asap keluar asap tebal
6. Dapat menyebabkan kapal miring
7. Kemudi tidak dapat dikendalikan
8. Jika pada siang hari memperhatikan 2 bola – bola hitam di anjungan dan Haluan
9. Jika pada malam hari memperlihatkan 2 lampu merah keliling bersusun tegak lurus di
anjungan dan lampu keliling putih dihaluan
10. Untuk menarik perhatian bunyikan alarm yaitu bunyikan genta kapal dianjungan disusul
bunyi gong di buritan

Kemungkinan yang terjadi jika kapal kandas :

1. Kapal bocor yang dapat menimbulkan polusi / pencemaran laut


2. Tenggelam
3. Kebakaran
4. Kecelakaan manusia ( terjatuh akibat perubahan posisi kapal / miring )
5. Kerugian harta benda
Tindakan cepat yang harus dilaksanakan untuk mengatasi kapal kandas, adalah:
1. Bila seluruh bangian lunas kandas

Setelah dilakukan pemeriksaan, dimana didapatkan bahwa tidak terjadi kebocoran dan dasar
perairannya berlumpur ( tidak ada wrek / karang ), maka pada saat air pasang tinggi, angin dan
arus bertiup / mengalir kea rah lepasnya kapal dari kandas, maka gunakan mesin dan atau kapal
tunda atau ground tackle untuk melepaskan kapal dari kandas dengan sesegera mungkin.

2. Bila Sebagian saja dari lunasnya kandas

Setelah dilakukan pemeriksaan dimana didapatkan bahwa terdapat kebocoran, jangan


gunakan mesin / kapal tunda / ground tackle untuk melepaskan kapal dari kandas, karena akan
dapat menyebabkan bertambah parahnya kerusakan. Pada keadaan seperti ini tindakan yang segera
dilakukan adalah memperingan berat kapal, seperti membuang ballast / muatan. Sebuah kapal yang
sedang melayari sungai mengalami kandas pada bagian haluan dan lambung kirinya, dasar sungai
terdiri dari lumpur.

a. Tindakan yang harus dilakukan terhadap bagian-bagian di dalam kapal seperti FPT, palka
atau tangki-tangki DB, adalah :

1. Melakukan sounding terhadap FPT, palka-palka dan DB.


2. Melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap FPT, palka-palka dan DB.
3. Menutup pintu-pintu kedap air dan pipa-pipa yang berhubungan dengan ruang tersebut.
4. Mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruangan-ruangan tersebut.
5. Bila pertolongan segera diperlukan, transmit PAN PAN urgent 7 signal.

b. Cara melakukan pengecekan sejauh mana bagian kapalyang kandas, adalah :

1. Melakukan sounding terhadap perairan disekitar kapal itu, mengalami kandas.


2. Melakukan sounding terhadap ruangan-ruangan kapal.
3. Melakukan pemeriksaan langsung terhadap ruangan-ruangan kapal.

c. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk melepaskan diri dari kandas, adalah :

karena dasar perairannya berlumpur, maka pada saat air pasang tinggi, angin dan arus
bertiup / mengalir ke arah lepasnya kapal dari kandas, maka segera gunakan mesin, kapal tunda,
atau ground tackle untuk melepaskan kapal dari kandas.

Hal – hal yang harus diperhatikan ketika akan mengkandaskan kapal, adalah:

1. Keselamatan kapal dan semua isinya


2. Tingkat kerusakan kapal
3. Area untuk mengkandaskan kapal
4. Waktu pelaksanaan mengkandaskan kapal
5. Pertolongan yang diperlukan
6. Fasilitas/peralatan untuk melepaskan kapal dari kandas
7. Ancaman polusi

Yang harus dilakukan nahkoda jika kapal dalam keadaan kandas, adalah

1. Check kerusakan-kerusakan yang terjadi pada lunas kapal


2. Bila diperlukan pertolongan, pancarkan PAN-PAN urgency signal.
3. Menentukan bagian mana terdapat air yang dalam.
4. Menentukan keadaan angin dan arus.
5. Memperkecil draft kapal.
6. Bila kondisi memungkinkan mesin mundur.
7. Bila maka membebaskan kapal dari kandas tidak mungkin dilaksanakan sampai
pertolongan datang maka minimalkan kerusakan-kerusakan pada lunas dan minimalkan air
masuk ke ruangan-ruangan kapal
8. mencatat kejadian di logbook kapal termasuk tindakan yang sudah dilakukan.

Tata cara khusus dalam prosedur darurat untuk mengatasi kandasnya kapal, adalah:

1. Stop mesin ( belum tahu jenis dasar laut )


2. Bunyikan alarm bahaya kapal kandas ( untuk menarik perhatian )
3. Pintu-pintu kedap air ditutup ( membatasi lubernya air ke kompartemen lain )
4. Nakhoda diberitahu
5. Kamar mesin diberitahu
6. VHF ke channel 16
7. Tanda-tanda kapal kandas dibunyikan / diperlihatkan
8. Lampu-lampu deck dinyalakan
9. Got-got dan tangki-tangki di sounding
10. Kedalaman laut di sekitar kapal disounding
11. Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbahaui bila ada perubahan

Prosedur untuk melepaskan kapal dari kandas, adalah:

1. Mempersiapkan kapal untuk lepas dari kandas


2. Menetapkan waktu untuk pelaksanaannya
3. Melakukan olah gerak lepas dari kandas
4. Mencatat pelaksanaan olah gerak lepas dari kandas dalam logbook kapal
Olah gerak kapal untuk melepaskan diri dari kandas:

Kapal yang yang menolong itu berlabuh pada suatu tempat lurus di belakang kapal yang
kandas dari belakang diulurkan kawat dari kapal penolong ke kapal yang kandas pada waktu air
surut kawat itu dikencangkan pada waktu air pasang maka kapal penolong akan menghibob
rantainya dan perlahan-lahan mesin dijalankan maju dan kapal yang kandas membantu dengan
mesin mundur

Alat – alat keselamatan yang dipersiapkan ketika kapal kandas:

a. Life boat
b. Life jacket
c. Life raft
d. Bouyant apparatus
e. Life buoy
f. Line throwing gun
g. Life line
h. Emergency signal (Parachute Signal, Red Hand Flare, Orange Smoke
Signal). Emergency fire pump, fire hidrants

2.3 Hubungan dinas jaga dan kapal kandas

Dengan adanya pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh perwira atau ABK maka
pelaksanaan tugas jaga akan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.Sesuai dengan aturan 5
COLREG 1972menyatakan bahwa “Tiap kapal harus senantiasa melakukan pengamatan yang
cermat, baik dalam penglihatan dan pandangan maupun dengan semua sarana yang tersedia
sesuai dengan keadaan dan suasana sebagaimana lazimnya, sehingga dapat membuat penilaian
yang layak terhadap situasi dan bahaya tubrukan”. Hal ini bertujuan untuk :
1. Menjaga kewaspadaan secara terus menerus dengan penglihatan dan juga dengan sarana lain
yang ada, sehubungan dengan setiap perubahan penting dalam hal suasana pengoperasian.
2. Memperhatikan sepenuhnya situasi-situasi dan resiko tubrukan, kandas dan bahaya navigasi
lain.
3. Mendeteksi kapal-kapal yang sedang berada dalam bahaya, orangorang mengalami kecelakaan
kapal, kerangka kapal atau bahayabahaya lain yang mengancam navigasi
4. Menekankan pada suatu keadaan sangat siaga dan siap untuk bertindak mengatasi apapun
yang terjadi

Pelaksanaan operasional kapal yaitu dinas jaga laut berlangsung di anjungan kapal yang
melibatkan Perwira Jaga / Officer dan ABK khususnya deck departemen. Hal ini berlangsung
secara terus menerus untuk tetap menjaga kapal agar tidak mengalami kecelakaan di laut.
Kecelakaan di laut bisa saja terjadi ke semua kapal karena berbagai macam faktor. Dalam hal ini,
faktor Human Error merupakan faktor yang paling banyak menyebabkan terjadinya kecelakaan
di laut. Adapun kesalahan kesalahan yang sering dilakukan Perwira Jaga atau Juru Mudi yang
dapat mengakibatkan terjadinya tubrukan di laut.
1. Juru Mudi sering terlambat naik ke anjungan.
2. Perwira Jaga atau Juru Mudi sering tertidur saat di anjungan.
3. Juru Mudi sering tidak melaksanakan serah terima jaga.
4. Perwira Jaga atau ABK sering tidak memperhatikan instruksi Nakhoda.
5. Perwira Jaga atau ABK belum memahami prosedur dinas jaga sesuai COLREG 1972 .

Perwira pengganti harus memperoleh kepastian dalam hal:

(a) Perintah-perintah harian dan petunjuk-petunjuk khusus lain dari nakhoda yang berkaitan
dengan navigasi.
(b) Posisi, haluan, kecepatan dan sarat kapal.
(c) Gelombang laut pada saat itu atau yang diperkirakan, arus laut, cuaca, jarak tampak dan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap haluan dan kecepatan kapal.
(d) Prosedur-prosedur penggunaan mesin induk untuk olah gerak. Jika mesin induk berada
dibawah kendali anjungan.
(e) Situasi navigasi termasuk :

(1) Kondisi operasional seluruh peralatan navigasi dan peralatan pengamanan yang sedang
digunakan atau yang mungkin akan digunakan selama tugas jaga.
(2) Kesalahan-kesalahan gyro dan kompas magnetik.
(3) Adanya dan terlihatnya kapal-kapal lain atau adanya kapal-kapal lain yang tidak terlalu jauh
dari kapal sendiri.
4) Kemungkinan kondisi-kondisi tertentu serta bahaya yang akan dihadapi selama tugas jaga

Pengamatan yang baik harus selalu dilaksanakan sesuai dengan aturan 5 peraturan
internasional pencegahan tubrukan di laut kaitannya dengan tanggung jawab perwira jaga di atas
kapal harus sesuai dengan tujuan :
1) Menjaga kewaspadaan secara terus menerus dengan penglihatan dan pendengaran dan juga
dengan sarana lain yang ada hubungannya dengan setiap perubahan
2) Memperhatikan sepenuhnya situasi-situasi dan resiko-resiko tubrukan, kandas dan bahaya
navigasi lain
3) Tugas jaga harus mampu memberikan perhatian penuh untuk menjamin suatu pengamatan
yang baik, dan tidak boleh diberikan tugas lain kepada seseorang karena dapat menggangu
pelaksanaan pengamatan.
4) Tugas jaga dan tugas seorang pemegang kemudi harus terpisah, dan pemegang kemudi tidak
boleh merangkap atau dianggap merangkap tugas pengamatan.
5) Perwira jaga melaksanakan tugas jaga navigasi dapat merupakan satu-satunya orang yang
melakukan pengamatan pada siang hari, apabila:
(a) Situasi yang ada telah diperhitungkan secara cermat dan tidak diragukan lagi keamanannya
(b) Seluruh faktor yang relevan telah diperhitungkan sepenuhnya termasuk:
(1) Keadaan cuaca
(2) Jarak tampak
(3) Kepadatan lalu lintas
(4) Bahaya-bahaya navigasi
(5) Perhatian yang perlu diberikan jika sedang melakukan navigasi di dalam atau di dekat
jalur-jalur pemisah lalu lintas
(6) Dalam menentukan bahwa komposisi tugas jaga navigasi telah memadai untuk menjamin
dilaksanakannya pengamatan yang baik secara terus-menerus, oleh karena itu nakhoda harus
mempertimbangkan semua faktor yang relevan, faktorfaktor yang relevan itu adalah sebagai
berikut:
(a) Jarak tampak, keadaan cuaca dan laut
(b) Kepadatan lalu lintas dan aktivitas lain yang terjadi di daerah dimana kapal sedang
melakukan navigasi
(c) Perhatian yang perlu jika sedang melakukan navigasi di dalam atau di dekat jalur-jalur
pemisah lalu lintas, atau langkah-langkah lain yang berkaitan dengan penentuan rute.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terjadinya kapal kandas sangat banyak merugikan banyak pihak dan dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.

3.2 Saran

Lebih disiplin dan waspada dalam melakukan dinas jaga di atas kapal

Anda mungkin juga menyukai