Anda di halaman 1dari 18

KAPAL TENGGELAM

Ditunjukan untuk Memenuhi Tugas Kuliah Dinas Jaga Mesin, Keselamatan, dan Prosedur
Darurat
Dosen Pengampu Kristina Manosu, SE, ATT-II

Oleh:

Widad Faqih Abdullah 36213008

Muhammad Rizal Yakub 36213020

Aldi Ansyah Adi Putra 36213014

Ammar Dhiya Fathin 36213002

PROGAM STUDI DINAS JAGA MESIN KAPAL


JURUSAN TEKNIKA II
AKADEMI MARITIM NASIONAL
JAKARTA RAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat Menyusun
makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi kejadian berbahaya diatas kapal
yaitu KAPAL TENGGELAM untuk memenuhi tugas “Dinas Jaga dan
Prosedur Darurat”.
Makalah ini menjelaskan tentang hubungan antara keadaan darurat
dengan dinas jaga, ciri-ciri keadaan darurat diatas kapal, serta alat- alat
keselamatan yang harus digunakan .
Kami Menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan-
kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
pembaca akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan makalah kami
kedepannya.

Bekasi, 20 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
1.1 Pendahuluan....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
2.1 Hubungan keadaan darurat kapal tenggelam dengan dinas jaga.........3
2.2 Pengertian kapal tenggelam.............................................................4
faktor penyebab kapal tenggelam
Ciri-ciri kapal yang akan tenggelam
Apa yang harus dilakukan Ketika kapal tenggelam
Upaya mencegah terjadinya kapal tenggelam
Alat keselamatan diri saat terjadinya kapal tenggelam
BAB III PENUTUP.............................................................................13
3.1 Kesimpulan .........................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dinas Jaga adalah seseorang atau suatu kelompok personal tugas jaga
atau suatu periode tanggung jawab seorang perwira selama kehadirannya
dikamar mesin merupakan suatu keharusan yagn tujuannya untuk mencapai
keamanan dari mesin tersebut dan kapal sampai tujuan dengan selamat.
Keadaan darurat adalah keadaan yang lain dari keadaan normal yang
mempunyai potensi yang membahayakan baik bagi keselamatan manusia ,
harta benda , maupun lingkungan diatas kapal .
Keadaan darurat dikapal bisa disebabkan :
1. Kebakaran
2. Tenggelam
3. Tubrukan
4. Kandas
5. Orang jatuh ke laut
6. Pencemaran

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa hubungan tenggelamnya kapal dengan dinas jaga?
2. Apa penyebab tenggelamnya kapal?
3. Apa saja ciri-ciri kapal yang akan tenggelam?
4. Apa alat-alat keselamatan diri dan orang lain saat terjadinya kapal
tenggelam?
1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui hubungan dinas jaga dengan kapal tenggelam

2. Untuk mengetahui faktor penyebab kapal tenggelam

3. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan Ketika kapal tenggelam

4. Untuk mengetahui Upaya untuk mencegah terjadinya kapal tenggelam

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan diperoleh dari makalah ini adalah


memberikan informasi kepada kami taruna yang nantinya akan terjun
langsung berada diatas kapal dan berjaga di kamar mesin agar memahami
apa apa saja alat-alat keselamatan diatas kapal, ciri-ciri kapal akan
tenggelam,apa penyebab kapal tenggelam, apa yang harus dilakukan kalau
sampai terjadinya kapal tenggelam
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan keadaan darurat tenggelamnya kapal dengan dinas jaga

Keadaan darurat kapal tenggelam memiliki hubungan langsung dengan dinas jaga

kapal. Dalam situasi seperti itu, dinas jaga kapal memiliki peran penting dalam

merespons keadaan darurat, menjaga keamanan, dan menyelamatkan penumpang dan

kru yang berada di kapal yang tenggelam.

Ketika kapal menghadapi keadaan darurat tenggelam, dinas jaga kapal harus segera

merespons situasi tersebut. Tugas mereka meliputi:

Memantau dan melaporkan: Dinas jaga kapal bertanggung jawab untuk memantau

kondisi kapal, mendeteksi tanda-tanda bahaya atau tenggelam, dan melaporkan

keadaan darurat kepada awak kapal lainnya dan otoritas maritim terkait. Mereka juga

bertugas untuk mengaktifkan alarm keselamatan dan memicu prosedur evakuasi.

Evakuasi dan penyelamatan: Dinas jaga kapal terlibat langsung dalam evakuasi kapal

yang tenggelam. Mereka harus membantu penumpang dan kru dalam menggunakan

alat keselamatan, seperti jaket pelampung, dan memandu mereka menuju tempat

penyelematan yang aman, seperti sekoci penyelamat atau kapal penyelamat. Dalam

beberapa kasus, dinas jaga kapal juga melakukan tugas penyelamatan langsung,

termasuk menyelamatkan orang-orang yang terperangkap atau terjatuh ke dalam air.


Koordinasi dengan tim penyelamat: Dinas jaga kapal berperan dalam menjalin

koordinasi dengan tim penyelamat eksternal yang mungkin dikerahkan dalam

situasi tenggelamnya kapal. Mereka memberikan informasi dan pembaruan terkait

situasi kepada tim penyelamat, serta membantu dalam proses penyelamatan dan

evakuasi.

Pertolongan pertama dan bantuan: Dinas jaga kapal juga dilibatkan dalam

memberikan pertolongan pertama kepada korban dan memberikan bantuan kepada

mereka yang membutuhkan, seperti memberikan perawatan medis dasar, memberikan

dukungan emosional, atau membantu penumpang yang rentan atau memiliki

kebutuhan khusus.

Setelah keadaan darurat kapal tenggelam, dinas jaga kapal juga akan ikut terlibat

dalam investigasi penyebab tenggelamnya kapal, memberikan laporan dan informasi

yang relevan kepada pihak berwenang, serta memperbarui prosedur keamanan dan

pelatihan agar kejadian serupa dapat dicegah di masa depan.

2.2 Kapal tenggelam

Yang dimaksud dengan kapal tenggelam yaitu dimana kebocoran pada

kapal dapat terjadi karena kapal kandas, tetapi dapat juga terjadi karna tubrukan

maupun kebakaran serta kerusakan kulit plat kapal karena korosi, sehingga kalau

tidak segera diatasi kapal akan segera tenggelam. Air yang masuk dengan cepat

sementara kemampuan mengatasi kebocoran tersebut terbatas, bahkan kapal


menjadi miring membuat situasi sulit diatasi. Keadaan ini akan menjadi rumit

apabila pengambilan keputusan dan pelaksanaannya tidak didukung sepenuhnya

oleh seluruh anak buah kapal, karna upaya untuk mengatasi keadaan tidak

didasarkan azas keselamatan dan kebersamaan

2.3 Faktor penyebab kapal tenggelam

1. Kelebihan muatan.

Setiap kapal beroperasi mempunyai kapasotas tertentu mengenai jumlah muatan yang

bisa ditampung dalam kapal tersebut. Oleh karena itu, agar tetap aman jumlah muatan

kapal harus seuasi dengan manifes normalnya. Kelebihan muatan akan menyebabkan

overdraft atau tidak leluasanya pengendalian kapal.

2. Keadaan cuaca.

Faktor cuaca sangat mempengaruhi perjalanan kapal. Hempasan ombak gelombang

tinggi bisa mengakibatkan badan kapal bocor sehingga berakibat fatal.

3. Medan/lintasan.

Selain cuaca, medan lautan juga mempengaruhi keselamatan perjalanan kapal, seperti

adanya karang, batuan, dan gunung es juga beresiko menggangu perjaanan kapal.

Oleh karena itu, penting untuk menentukan posisi jalur aman yang bisa dilintasi kapal.

4. Kondisi kapal.

Kondisi kapal menjadi faktor penting yang menentukan keselamatan berlayar. Saat

berlayar kapal harus dalam kondisi yang baik, oleh karena itu, perawatan kapal harus

dilakukan dengan baik dan benar

5. kepiawaian nahkoda kapal.


Nahkoda, orang yang mengemudikan kapal mempunyai peran penting, pengalaman

dan

kecekatan nahkoda menentukan keselamatan perjalanan kapal, nahkoda harus

mengetahui kapasitas maksimal kapal sebelum berlayar, selain itu, kecepaan nahkoda

dalam mengambil keputusan juga berpengaruh teerhadap kapal yang dikemudikannya.

2.4 Ciri-ciri kapal yang akan tenggelam

Ada beberapa ciri-ciri yang dapat menunjukkan bahwa sebuah kapal mungkin akan

menghadapi risiko tenggelam. Namun, perlu diingat bahwa setiap situasi berbeda dan

hanya dengan penilaian yang tepat oleh ahli kapal yang kompeten dapat memprediksi

secara akurat kemungkinan tenggelamnya kapal. Berikut adalah beberapa ciri yang dapat

menjadi pertanda potensi tenggelamnya kapal:

Kebocoran: Kapal yang mengalami kebocoran serius atau perusakan struktural dapat

menjadi tanda bahaya yang mengarah pada tenggelamnya kapal. Kebocoran dapat

disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tabrakan, kerusakan akibat cuaca buruk, atau

kegagalan sistem.

Kemiringan berlebihan: Jika kapal miring atau condong secara tidak wajar, hal ini dapat

menandakan ketidakseimbangan yang serius dan meningkatkan risiko tenggelam.

Kemiringan berlebihan dapat disebabkan oleh muatan yang tidak seimbang, masalah

stabilitas kapal, atau kondisi cuaca yang ekstrem.


Masalah sistem listrik atau mesin: Jika kapal mengalami kegagalan sistem listrik atau

mesin yang signifikan, hal ini dapat menyebabkan kehilangan daya dorong atau kendali

kapal. Tanpa kemampuan untuk mengendalikan kapal, risiko tenggelam meningkat.

Kebakaran: Kebakaran yang meluas di kapal dapat menyebabkan kerusakan struktural

yang serius dan mempengaruhi integritas kapal. Jika tidak dapat dikendalikan dengan

cepat dan efektif, kebakaran dapat mengakibatkan tenggelamnya kapal.

Anjungan terendam air: Jika air membanjiri anjungan kapal secara signifikan dan tidak

dapat dikendalikan, hal ini dapat menyebabkan penurunan stabilitas kapal dan

meningkatkan risiko tenggelam.

Kehilangan daya pengapungan: Kapal yang kehilangan daya pengapungan, seperti akibat

kerusakan pada lambung atau sistem pembuangan air ballast, dapat menghadapi risiko

tenggelam yang signifikan.

Perkembangan cuaca buruk: Cuaca buruk seperti angin kencang, gelombang tinggi, atau

badai dapat meningkatkan risiko tenggelam. Kapal yang terjebak dalam kondisi cuaca

ekstrem mungkin lebih rentan terhadap kerusakan struktural atau masalah navigasi yang

dapat menyebabkan tenggelam.

Penting untuk diingat bahwa ciri-ciri ini tidak dapat dijadikan sebagai indikator pasti

bahwa kapal akan tenggelam, namun dapat menjadi pertanda potensial adanya risiko
yang perlu segera ditangani. Dalam setiap situasi darurat, prioritas utama adalah

keselamatan penumpang dan kru, dan langkah-langkah pencegahan dan tindakan darurat

harus diambil sesuai dengan prosedur keamanan yang ditetapkan.

2.5 Apa yang harus dilakukan Ketika kapal tenggelam

Ketika kapal tenggelam, langkah-langkah berikut dapat membantu meningkatkan

peluangselamat dan keselamatan penumpang dan kru:

Tetap tenang: Meskipun situasinya mengerikan, penting untuk tetap tenang dan menjaga

ketenangan pikiran. Panik hanya akan mempersulit pengambilan keputusan yang tepat.

Kenakan alat keselamatan: Segera kenakan jaket pelampung atau peralatan keselamatan

lainnya yang tersedia. Pastikan agar jaket pelampung dipakai dengan benar dan

kencangkan tali pengikatnya.

Ikuti instruksi evakuasi: Perhatikan dan ikuti instruksi dari awak kapal atau petugas

keamanan. Mereka akan memberikan informasi mengenai prosedur evakuasi, titik-titik

kumpul, dan langkah-langkah selamat lainnya.

Cari titik evakuasi: Jika memungkinkan, cari titik evakuasi terdekat, seperti sekoci

penyelamat atau perahu karet. Ikuti jalur evakuasi yang ditunjukkan oleh awak kapal dan

hindari bergerombol atau menciptakan kerumuman.

Tetap berdekatan dengan kapal: Jika tidak ada sekoci penyelamat atau perahu karet yang

tersedia, tetap berdekatan dengan kapal. Kapal tenggelam dapat berfungsi sebagai

perancah yang dapat membantu Anda bertahan di atas air dan meningkatkan peluang

untuk diselamatkan.
Minta pertolongan: Jika memungkinkan, berteriak minta pertolongan atau menggunakan

peralatan keselamatan seperti peluit darurat untuk menarik perhatian orang lain di

sekitar.

Jaga tubuh tetap hangat: Jika berada di dalam air, usahakan untuk menjaga tubuh tetap

hangat. Berkumpul bersama orang lain dapat membantu mempertahankan suhu tubuh.

Hindari kehilangan panas tubuh dengan menggerakkan tubuh atau merapatkan posisi

tubuh.

Jangan berenang terlalu jauh: Jika harus berenang, hindari berenang terlalu jauh dari kapal

atau sumber potensial penyelamatan lainnya. Usahakan untuk tetap berada dalam jarak

yang dapat dilihat oleh tim penyelamat.

Berpegangan pada benda apung: Jika tersedia, cari benda apung seperti kayu, pelampung,

atau puing-puing kapal untuk mempertahankan diri di atas air.

Bantu orang lain: Jika mampu, berikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan,

terutama kepada mereka yang tidak bisa berenang atau kesulitan.

2.6 Upaya mencegah terjadiya kapal tenggelam

Untuk mencegah terjadinya tenggelamnya kapal, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan

sebelum dan selama pelayaran. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

Pemeliharaan Rutin: Melakukan pemeliharaan rutin terhadap kapal, termasuk perawatan

mesin, sistem listrik, sistem pemompaan, dan sistem keamanan kapal. Memastikan

bahwa semua sistem berfungsi dengan baik dan dalam kondisi yang baik adalah langkah

penting untuk mencegah kegagalan yang dapat menyebabkan tenggelamnya kapal.

Penilaian Keselamatan: Melakukan penilaian keselamatan secara berkala untuk


mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko. Memperbarui prosedur keselamatan,

melakukan inspeksi struktural, memeriksa peralatan keselamatan, dan mengadakan

latihan evakuasi secara berkala adalah bagian penting dari upaya pencegahan.

Pelatihan dan Kesadaran Awak Kapal: Memberikan pelatihan yang memadai kepada

awak kapal mengenai prosedur keselamatan, penggunaan alat keselamatan, teknik

evakuasi, dan penanganan darurat. Meningkatkan kesadaran akan situasi darurat dan

pentingnya tindakan cepat dan tepat dapat membantu dalam mencegah tenggelamnya

kapal.

Pemantauan Cuaca dan Navigasi: Memantau kondisi cuaca secara terus-menerus dan

mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, seperti menghindari rute yang

berpotensi berbahaya atau menghindari kondisi cuaca buruk yang ekstrem. Melakukan

navigasi yang akurat dan menggunakan peta, peralatan navigasi, dan sistem pemandu

yang andal juga penting untuk menghindari bahaya seperti karang atau perairan dangkal.

Manajemen Muatan: Memastikan muatan kapal ditempatkan secara seimbang dan sesuai

dengan batas muatan yang ditentukan. Memperhatikan distribusi muatan dan batasan

berat kapal dapat membantu menjaga stabilitas dan keseimbangan kapal.

Sistem Peringatan Dini: Memiliki sistem peringatan dini dan pemantauan keamanan yang

efektif, seperti sistem deteksi kebakaran, sistem deteksi kebocoran, dan sistem alarm

keselamatan lainnya. Sistem ini dapat memberikan peringatan dini terhadap bahaya dan

memberikan waktu yang cukup untuk mengambil tindakan pencegahan.

Komunikasi Darurat: Memiliki komunikasi yang efektif dan sistem darurat yang dapat

digunakan dalam situasi kritis. Hal ini memungkinkan kapal untuk segera meminta

bantuan dan berkomunikasi dengan otoritas maritim atau kapal lain dalam situasi darurat.
Kepatuhan Regulasi Maritim: Mematuhi semua peraturan dan regulasi maritim yang

ditetapkan oleh otoritas yang berwenang. Mengikuti standar keamanan internasional dan

mengadopsi praktik terbaik dalam operasi kapal adalah langkah penting dalam mencegah

tenggelamnya kapal.

2.7 Alat keselamatan diri saat terjadinya kapal tenggelam

Saat terjadi kecelakaan atau tenggelamnya kapal, keselamatan diri dan kru menjadi prioritas

utama. Berikut adalah beberapa alat keselamatan yang umumnya digunakan dalam

situasi seperti itu:

Pelampung Penyelamat (Life Jacket): Ini adalah alat yang wajib ada di setiap kapal.

Pelampung ini dirancang untuk memberikan daya apung ekstra kepada individu agar

tetap mengapung di permukaan air. Pelampung penyelemat biasanya dilengkapi dengan

peluit penghubung untuk menarik perhatian penyelamatan.

Rakit Penyelamat (Life Raft): Rakit penyelamat adalah perahu kecil yang bisa digunakan

untuk mengangkut sejumlah orang. Rakit penyelamat umumnya dilengkapi dengan

persediaan makanan, air, senter, obat-obatan, dan peralatan penyelamatan lainnya.

Selang Pengisap Udara (Air Breathing Apparatus): Alat ini memberikan pasokan udara

kepada penyelamat saat mereka berada di bawah air atau di area yang terisi asap atau gas

berbahaya. Dengan menggunakan selang pengisap udara, penyelamat dapat tetap

bernapas dan melaksanakan tugas penyelamatan.

Peluit Darurat (Emergency Whistle): Peluit darurat digunakan untuk memberi tahu

penyelamatan tentang keberadaan seseorang yang membutuhkan bantuan. Suara peluit


dapat membantu penyelamatan menemukan orang yang membutuhkan pertolongan,

terutama dalam kondisi cuaca buruk atau di malam hari.

Seragam Penyelamatan (Immersion Suit): Seragam ini dirancang untuk melindungi

individu dari hipotermia saat terjebak dalam air dingin. Seragam penyelamatan dapat

mempertahankan suhu tubuh dan memberikan perlindungan dari air dingin.

Lampu Sinyal (Flare Light): Lampu sinyal adalah alat yang digunakan untuk menyoroti

keberadaan kapal atau individu di dalam air. Lampu sinyal memancarkan cahaya yang

terlihat dari jarak jauh, memudahkan upaya penyelamatan untuk menemukan dan

mendekati kapal atau orang yang membutuhkan pertolongan.

Komunikasi Darurat (Emergency Communication): Alat komunikasi darurat, seperti radio

atau alat komunikasi satelit, penting dalam situasi darurat kapal tenggelam. Ini

memungkinkan kru dan penyelamatan untuk berkomunikasi dan mengoordinasikan

tindakan penyelamatan dengan lebih efektif.

Senter Tangan (Handheld Spotlight): Senter tangan yang kuat dapat digunakan untuk

menerangi area sekitar dan membantu penyelamatan menemukan orang yang

membutuhkan pertolongan. Ini terutama berguna dalam kondisi gelap atau saat cuaca

buruk.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terjadinya kecelakaan kapal tenggelam sangat merugikan banyak pihak, mulai
dari perusahaan kapal tersebut, penumpang kapal, kru kapal, bahkan
lingkungan tmpat kapal tenggelam bisa terdampak kapal yang tenggelam.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil oleh karena itu, sebagai kru kapal harus
selalu mematuhi seluuh peraturan peraturan yang menyangkut keselamatan diatas
kapal, mulai dari perawatan kapal, sampai proses berjalannya kapal harus sesuai
dengan standar operasional prosedur yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Dahran, N., Lestari, E., & Nari, H. P. 2021. Analisis Pelaksanaan Dinas Jaga untuk Mencegah
Terjadinya Bahaya Tubrukan di KM. AISHAKAMILAH. Jurnal Andromedia, 5(1):
102-110.
Kuncowati. 2018. Pentingnya Pengaturan Dinas Jaga Pelabuhan dan Beban Kerja Awak
Kapal terhadap Kinerja Awak Kapal pada Saat Dinas Jaga di Pelabuhan Surabaya.
Jurnal Saintek Maritim, 17(2):1-13.
Studocu. 2021. Tugas Dinas Jaga Kamar Mesin di Kapal.
https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kelautan-dan-perikanan-karawang/
eg-coporate-law-social-physichak/tugas-dinas-jaga-kamar-mesin-di-kapal/46652500.
7 Mei 2023 (17:15).

Anda mungkin juga menyukai