KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK 1
Nakhoda dalam memenuhi tanggung jawabnya, wajib melaksanakan kegiatan pengangkutan laut atau pelayaran sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada kenyataannya, meskipun nakhoda berusaha melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, adakalanya tetap terjadi permasalahan terhadap penumpang dan barang
yang dikirim melalui kapal laut oleh seorang atau badan usaha seperti terjadi kerusakan, kehilangan atau keterlambatan dalam proses pengiriman barang yang
diakibatkan adanya berbagai macam sebab, antara lain gangguan pada waktu berlayar di laut (terjadi badai, kecelakaan, pencurian), atau gangguan dari perusahaan
pengangkutan sendiri dan hal ini menyebabkan pengiriman barang mengalami kerugian khususnya terhadap pihak lain (penerima barang) dan hal ini pasti menyebabkan
pihak pengangkut, yaitu Nakhoda harus bertanggung jawab atas kerugian dan memberikan ganti kerugian yang sesuai.
RUMUSAN 1. Apa saja yang menyebabkan kecelakaan pada
kapal dalam pengangkutan penumpang dan
MASALAH
barang melalui laut di indonesia?
2. Bagaimana pertanggungjawaban nakhoda pada
kecelakaan kapal dalam pengangkutan
penumpang dan barang melalui laut di Indonesia?
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1998:
Faktor ekstern atau intern, misal terjadi Alam atau cuaca yang dihadapi kapal
tubrukan atau kebakaran
Pada tubrukan kapal ruang gerak yang sempit menjadi salah penyebab tubrukan. Hal Permasalahan yang biasanya dialami adalah badai, gelombang yang tinggi yang
tersebut juga dapat disebebkan adanya kelalaian dalam melakukan jaga laut, seperti dipengaruhi oleh musim, arus yang besar, juga kabut yang mengakibatkan jarak
melakukan tugas/pekerjaan lain ketika sedang bernavigasi. pandang yang terbatas. Faktor alam atau cuaca buruk yang merupakan
Kondisi lainnya ketika dari bebrapa kejadian kebakaran di kapal menjadi tak permasalahan dan seringkali dianggap sebagai penyebab utama dalam kecelakaan
terkendali karena crew kapal kehilangan keberanian untuk bertindak memadamkan laut. Permasalahan yang biasanya dialami adalah badai, gelombang yang tinggi
api. Alat dan Jenis kebakaran yang terjadi Kebakaran yang terjadi yang menjalar yang dipengaruhi oleh musim, arus yang besar, juga kabut yang mengakibatkan
secara cepat dan diikuti ledakan yang hebat sehingga menyulitkan untuk dapat
jarak pandang yang terbatas.
dikendalikan.
NAHKODA KAPAL
Nakhoda kapal merupakan pimpinan umum di atas kapal yang bertanggung jawab atas segala pelaksanaan pelayaran diperairan tertentu.
wajar jika nakhoda merupakan pihak yang pertama kali dimintai keterangan apabila suatu wakut kecelakaan kapal yang tidak
diinginkan, bahkan nakhoda kapal dapat di mintai tanggung jawab jika terbukti telah menyebabkan terjadinya kecelakaan kapal.
FUNGSI NAHKODA K E WA J I B A N N A H K O D A
• Nakhoda sebagai wakil Pemerintah. • Nahkoda wajib berada di kapal selama berlayar.
• Nakhoda sebagai wakil Pengusaha Pelayaran dan • Sebelum kapal berlayar, Nakhoda wajib memastikan bahwa kapalnya
telah memenuhi persyaratan kelaiklautan dan melaporkan hal tersebut
sebagai wakil dari semua orang yang
kepada Syahbandar.
berkepentingan terhadap barang·barang muatan.
• Nakhoda berhak menolak untuk melayarkan kapalnya apabila mengetahui
• Nakhoda sebagai buruh kapal tersebut tidak memenuhi persyaratan
• Pemilik atau operator kapal wajib memberikan keleluasaan kepada
Nakhoda untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pertanggungjawaban Nahkoda pada kecelakaan kapal dalam pengangkutan
penumpang dan barang melalui laut di Indonesia
Nahkoda dalam melakukan pengangkutan melalui laut mempunyai tanggung jawab yang cukup berat, dalam praktiknya, tanggung jawab Nakhoda
itu berlangsung sejak saat barang-barang dikaitkan pada sling (tali derek), lepas dari dermaga, di pelabuhan muat, selama pelayaran dari pelabuhan
pemuatan sampai pelabuhan pembongkaran, dan berakhir di pelabuhan pembongkaran pada saat barang-barang menyentuh permukaan dermaga, tapi
masih terkait pada sling. Jika barang-barang rusak, misalnya koli pecah karena tidak hati-hati, maka Nakhoda bertanggung jawab atas kerusakan
tersebut kecuali dapat dibuktikan lain.
Jika terjadi Kecelakaan Kapal, berdasarkan Pasal 249 Undang-Undang No 17 Tahun 2008, kecelakaan kapal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245
merupakan tanggung jawab Nakhoda kecuali dapat dibuktikan lain. Kecelakaan yang dimaksud pada Pasal 245 yaitu kapal tenggelam, kapal
terbakar; kapal tubrukan, dan kapal kandas. Berdasarkan Pasal 249 tersebut, apabila dicermati maka dapat diketahui bahwa nakhoda kapal
bertanggung jawab atas kecelakaan apabila tidak melakukan kewajiban-kewajibannya sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan atau tidak
melakukan upaya-upaya tertentu.
Seorang nakhoda pada suatu ketika mungkin menghadapi suatu keadaan di mana kapal dalam keadaan bahaya yang berakibat terjadinya kecelakaan
kapal. Apabila dalam keadaan demikian nakhoda tidak melakukan upaya - upaya tertentu, dan terjadi kecelakaan kapal, maka nakhoda akan diminta
pertanggung jawabannya.
Penetapan Nahkoda dinyatakan
bersalah
Nakhoda kapal bertanggung jawab atas kecelakaan apabila tidak melakukan kewajiban-kewajibannya sehingga menyebabkan
terjadinya kecelakaan atau tidak melakukan upaya-upaya tertentu. Nakhoda berhak menolak untuk melayarkan kapalnya apabila
mengetahui kapal tersebut tidak memenuhi persyaratan. Pemilik atau operator kapal wajib memberikan keleluasaan kepada nakhoda
untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sanksi yang dikenakan sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari nakhoda kapal apabila terbukti telah melakukan kesalahan atau kelalaian dalam penerapan standar profesi
kepelautan yaitu sanksi administratif dan sanksi pidana.
SARAN Perlu adanya pengaturan secara baku dalam hal kewenangan dan dan
tanggung jawabnya, mengingat cukup luasnya tanggung jawab yang
diembannya dan tersebar pula dalam berbagai peraturan yang
menyangkut pelayaran. Dengan adanya pengaturan secara
baku/standar tersebut diharapkan tidak terdapat interprestasi yang
meluas terhadap keberadaan Nakhoda. Hal ini perlu disadari,
dimana dalam perjanjian perburuhan sebagaimana yang diatur dalam
KUHD, Nakhoda merupakan buruh utama dalam proses pelayaran,
dimana selain ia terikat akan perjanjian dengan Pengusaha Kapal
terdapat pula keterikatan yang wajib dipikulnya berdasarkan
peraturan perundangundangan.
TERIMA KASIH