RESUME
Oleh
Klompok 3 :
PRODI S1 KEPERAWATN
KENDARI
2022
KECELAKAAN LAUT
B. Kekuatan Kapal
Sejak kapal dipesan untuk dibangun hingga kapal beroperasi, selalu ada aturan yang
harus dipatuhi, dan di dalam semua proses pelaksanaannya selalu ada badan independen
yang menjadi pengawasnya. Pada saat kapal dirancang kemudian pemilihan bahan, dan
selama proses pembangunannya, selain pemilik kapal, pihak galangan kapal, dan pihak
pemerintah selaku administrator ada pihak Klasifikasi dalam hal ini di Indonesia oleh Biro
Klasifikasi Indonesia yang akan melakukan pengawasan dan pemberian kelas bagi kapal
yang telah selesai dibuat, hingga nanti setelah kapal beroperasi mereka juga akan melakukan
survey dan audit atas pelaksanaan semua aturan keselamatan yang harus dipenuhi.
C. Factor penyebab kecelakaan di laut
Kecelakaan angkutan laut yang menelan banyak korban jiwa dan harta benda terjadi silih
berganti dalam beberapa tahun belakangan ini diantaranya Kecelakaan KM Digoel. Ada
beberapa penyebab yaitu
1. Faktor manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar yang antara lain meliputi:
Kecerobohan di dalam menjalankan kapal, kekurang mampuan awak kapal dalam
menguasai berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam operasional kapal, secara
sadar memuat kapal secara berlebihan
2. Faktor Teknis
Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurang cermatan di dalam desain kapal,
penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagian-
2
bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalami kecelakaan, terbakarnya kapal seperti
yang dialami Kapal Tampomas diperairan Masalembo, Kapal Livina.
3. Faktor alam
Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering kali dianggap sebagai
penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang biasanya dialami adalah
badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar,
kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas
1. International Convention for the Safety of Life at Sea (SOLAS), 1974, sebagaimana telah
disempurnakan: Aturan internasional ini menyangkut ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. Konstruksi (struktur, stabilitas, permesinan dan instalasi listrik, perlindungan api,
detoktor api dan pemadam kebakaran);
b. Komunikasi radio, keselamatan navigasi
c. Perangkat penolong, seperti pelampung, keselamatan navigasi.
d. Penerapan ketentuan-ketentuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan
pelayaran termasuk di dalamnya penerapan of the International Safety Management
(ISM) Code dan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code).
2. International Convention on Standards of Training, Certification dan Watchkeeping for
Seafarers, tahun 1978 dan terakhir diubah pada tahun 1995.
3. International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979.
4. International Aeronautical and Maritime Search and Rescue Manual (IAMSAR) dalam 3
jilid
1. Sekoci
3
Perangkat keselamatan yang yang digunakan dalam evakuasi kapal dalam hal terjadi
kebakaran ataupun kapal tenggelam berupa:
a. Baju pelampung
b. Perahu sekoci
c. Rakit penolong
2. Perangkat komunikasi
Perangkat yang penting dalam komunikasi adalah sistem komunikasi yang meliputi:
a. Radio komunikasi antar kapal, kapal dengan pelabuhan, kapal dengan radio pantai
b. Telepon satelit
F. Jenis kecelakaan
1. Bocor
2. Hanyut
3. Kandas
4. Kerusakan Konstruksi
5. Kerusakan Mesin
6. Meledak
7. Menabrak Dermaga
8. Menabrak Tiang Jembatan
9. Miring
10. Orang Jatuh ke Laut
11. Tenggelam
12. Terbakar
13. Terbalik
14. Tubrukan
4
memperoleh masukan dari berbagai pihak antaralain akademisi, para ahli analisis kecelakaan
dan pertolongan.Untuk mencapai tujuan keselamatan, di perlukan upaya sebagai berikut:
1. menyediakan praktek yang aman dalam operasional kapal dan lingkungan kerja,
2. membangun perlindungan terhadap semua resiko yang di identifkasi,
3. terus–menerus meningkatkan keterampilan manajemen keselamatan personal darat dan
Onboard/ di kapal.
Setiap perusahaan sangatlah penting untuk mengembangkan, menerapkan dan
mempertahankan Sistem Manajemen Keselamatan yang meliputi:
5
11. mengetes darurat mesin Induk,
12. hasil Internal audit dan Manajemen review,
13. pengopersian Oil Water sparator (OWS),
14. menengecek tutup palka dan peralatan bongkar muat juga alat elektronik
Adalah suatu kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan terjadinya hal-hal berikut:
adalah suatu kecelakaan yang dialami satu kapal yang berakibat hilangnya kapal tersebut
atau sama sekali tidak dapat diselamatkan (total loss), menimbulkan korban jiwa atau
pencemaran berat;
6
adalah sebuah kecelakaan yang tidak dikategorikan sebagai kecelakaan sangat berat tetapi
terkait dengan hal-hal sebagai berikut:
4) terjadinya kontak seseorang dengan serat asbes (asbestos fibre) yang terlepas,
kecuali yang bersangkutan mengenakan pakaian pelindung lengkap;dan/ atau
7
Kapal laut merupakan sarana angkutan atau moda transportasi laut yang dibutuhkan
untuk memuat atau membongkar berbagai macam barang-barang keperluan ekonomi baik
dari daerah Utara sampai ke Timur di seluruh pelabuhan di Indonesia. Kegiatan ini untuk
meningkatkan dan mensejahterakan masyarakat provinsi, kota, kecamatan dan daerah
terpencil. Untuk melaksanakan semua kebijakan di bidangkeselamatan, Perusahaan harus
memiliki Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Manajemen System) yang merupakan
fasilitas bagi seluruh personel di darat
Di Indonesia yang melakukan penyelidikan tentang kecelakaan kapal laut adalah
KNKT(Komie Nasional Keselamatan Transportasi). Tentang data-data kapal dalam
kecelakaan dan penyebabnya. Dalam hal melakukan penyelidikan dengan cara
menggunakan PSC sangat berhati-hati apabila telah menentukan penyebabnya harus dikaji
ulang oleh para penyelidik yang lainnya untuk dipastikan bahwa penyebab inilah yang
ditemukan dengan kesepakatan dan secara ilmiah serta pengamatan yang pasti barulah
dengan keputusan dari pimpinan. Hasilnya di informasikan kepada masyarakat,
Pemerintahan, Owner, dan kepada penegak hukum apakah di mahkamah pelayaran atau jika
ada unsur-unsur tindak pidananya maka seorang PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil)
membuat berita acara pemeriksaan (BAP) dditeruskan ke Polisi Republik Indonesia (Polri)
selaku KORWAS untuk ditindak lanjuti.
Insiden paling banyak terjadi pada negara berkembang, terutama pada Anak - anak
berumur kurang dari 5 tahun. Selain umur, faktor resiko lain yang berkontribusi
meningkatkan terjadinya kasus tenggelam diantaranya jenis kelamin terutama laki-laki yang
memiliki angka kematian dua kali lipat terhadap perempuan, penggunaan alkohol atau
penyalahgunaan obat pada 50% kasus yang melibatkan remaja maupun dewasa, anak-anak
tanpa pengawasan saat berada di air, perburukan dari kondisi medis sebelumnya (kejang,
sakit jantung, pingsan),dan percobaan bunuh diri.Kasus tenggelam lebih banyak terjadi di air
tawar (danau, sungai, kolam) sebesar 90% dan sisanya 10% terjadi di air laut.
8
MULTI TRAUMA DI PERAIRAN
• Multipel trauma adalah istilah medis yang menggambarkan kondisi seseorang yang
telah mengalami beberapa luka traumatis, seperti cedera kepala serius selain luka
bakar yang serius.
• Multipel trauma atau politrauma adalah apabila terdapat 2 atau lebih kecederaan
secara fisikal pada regio atau organ tertentu, dimana salah satunya bisa menyebabkan
kematian dan memberi dampak pada fisik, kognitif, psikologik atau kelainan
psikososial dan disabilitas fungsional (Lamichhane P, et al., 2011).
Keseluruhan angka kematian termasuk pra-rumah sakit dan -di rumah sakit adalah
35% di negara-negara berpenghasilan tinggi namun meningkat menjadi 55% di negara
berpenghasilan menengah dan 63% di negara berpenghasilan rendah. Lebih serius pasien
cedera(ISS 15-24) mencapai rumah sakit menunjukkan peningkatan enam kali lipat
dalam mortalitas pada pasien berpenghasilan ekonomi rendah.
Kematian yang disebabkan oleh trauma itu secara klasik memiliki 3 penyebaran,
yang berhubungan antara waktu kejadian dengan penanganan efektif yang dilakukan
untuk mengatasi mortalitas :
Dimana pasien meninggal oleh karena trauma sebelum sampai ke rumah sakit. Misalnya cedera
kepala berat, atau trauma spinal cordHanya sedikit dari pasien ini yang dapat hidup sampai ke
rumah sakit, karena hampir 60% dari kasus ini pasien meninggal bersamaan dengan saat kejadian
• Early deaths
Dimana pasien meninggal beberapa jam pertama setelah trauma. Sebagian disebabkan oleh
perdarahan organ dalam dan sebagian lagi disebabkan oleh cedera sistem saraf pusat. Hampir
semua kasus pada trauma ini potensial dapat ditangani. Bagaimanapun, pada umumnya setiap
kasus membutuhkan pertolongan dan perawatan definitif yang sesuai di pusat-pusat trauma.
9
Khususnya pada institusi yang dapat melakukan resusitasi segera, identifikasi trauma, dan sarana
pelayanan operasi selama 24 jam
• Late deaths
Dimana pasien meninggal beberapa hari atau minggu setelah trauma. Sepuluh sampai dua puluh
persen (10%20%) dari seluruh kematian kasus trauma terjadi pada periode ini. Kematian pada
periode ini mayoritas disebabkan oleh karena infeksi dan kegagalan multipel organ. Trauma
kepala paling banyak dicatat pada pasien multipel trauma dengan kombinasi dari kondisi yang
cacat seperti amputasi, kelainan pendengaran dan penglihatan, post-traumatic stress syndrome
dan kondisi kelainan jiwa yang lain (David et al, 2008).
PATOFISIOLOGY TRAUMA
- Trauma
- Kerusakan jaringan
- Infeksi dan inflamasi
- Endotel dan leukosit
- Mediator inflamasi (sitokin,complement, hystamin dan bradikinin)
- Menghancurkan mikroorganisme dan menghasilkan jaringan bari
- SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome)
Selain disfungsi beberapa organ tubuh, juga terjadi gangguan terhadap sistem imunitas tubuh
pasien berupa supresi imun. Sindrom tersebut dikenal dengan multiple organ dysfunction
10
syndrome(MODS). MODS kemudian akan menyebabkan terjadinya multiple organ
failure(MOF) yang kemudian berakhir dengan kematian
Selain MODS, respon inflamasi yang berlebihan juga dapat meyebabkan terjadinya acute
respiratory distress syndrome (ARDS). Hal tersebut disebabkan oleh karena pada respon
inflamasi yang berlebihan akan terjadi kerusakan pada permukaan alveolar-capillary
sehingga menyebabkan kebocoran cairan kaya protein ke rongga alveoli yang akan
menimbulkan manifestasi klinis ARDS
- A = Airway
- B = Breathing
- C = Circulation ang Bleeding Control
- D= Dissability
- E = Exposure / Environment
11
DEKOMPRESI
A. Pengertian dan Bahaya Dekompresi
Dekompresi adalah suatu trauma yang timbul akibat penurunan tekanan lingkungan yang
12
mendadak. (Simanungkalit, Susan H. Perpustakaan UI).
Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit atau kelainan yang disebabkan oleh pelepasan
dan pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase terlarut dalam darah atau jaringan-
jaringan akibat penurunan tekanan disekitarnya. (Tjahjadi. 1995 dalam Analisis Kesehatan
Caisson disease (CD) atau decompression sickness adalah suatu penyakit atau kelainan-
kelainan yang diakibatkan oleh penurunan tekanan dengan cepat disekitarnya sehingga
memicu pelepasan dan pengembangan gelembung- gelembung gas dari fase larut dalam
darah atau jaringan. Ekspansi gas dari paru- paru dapat mengakibatkan ruptur alveolus yang
tekanan yang tiba-tiba tadi dapat mengakibatkan adanya emboli udara di arteri.
B. Presentase Kejadian
Data dari berbagai sumber melaporkan kematian akibat penyelaman pada wisata
penyelam sebanyak 1 kematian per 6.250 penyelam tiap tahun, olah raga menyelam 1
kematian per 5.000 penyelam tiap tahun. Sedangkan yang mengalami penyakit
dekompresi di Amerika untuk penyelam militer 1 kasus per 3.770 penyelam, wisata
menyelam 1 kasus per 2.900 penyelam dan penyelam komersial 1 kasus per 280
kasus setiap 10.000 penyelam, rata-rata setiap tahunnya adalah 1.000 kasus. Sedangkan di
regional Asia-Pacific berkisar antara 500-600 kasus tidak termasuk Jepang. Depkes
13
penyelaman, memberikan gambaran tentang penyakit yang dialami penyelam. Dari 204
responden, yang menderita penyakit tuli sebesar 39,7%, kelumpuhan kaki 13,2%,
hidung dan terdapat 1 orang yang meninggal, faktor resiko utama decompression
berulang, faktor risiko lain melibatkan suhu rendah, paparan ketinggian, jenis
berat
The Divers Alert Network (DAN) melaporkan sejak tahun 1980 ratarata setiap tahun
terjadi kematian 90 penyelam dan antara 900 sampai 1.000 penyelam melakukan terapi
rekompresi. Kematian per 6250 penyelam setiap tahunya, Olahraga meyelam 1 per 5.000
untuk menyelam Militer 1 Kasus per 3.770 Penyelam dan penyelam komersial 1 Kasus
Per 280 Penyelam Setiap Tahun, Sedangkan menurut Perhimpunan Kesehatan Hiperbarik
Indonesia (PKHI, 2000) didunia 5-6 orang dari tiap 100.000 orang mati akibat tenggelam
setiap tahunnya.
D. Penatalaksanaan
14
dilakukan adalah mempertahankan jalan napas dengan menjamin ventilasi dan mencapai
1. Intervensi Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas.
2) Monitor adanya produksi sputum
3) Auskultasi bunyi napas
4) Monitor saturasi oksigen
5) Gunakan bantal untuk membantu pengaturan posisi.
6) Ajarkan cara melakukan batuk efektif.
7) Ajarkan teknik napas dalam.
8) Kolaborasi dengan dokter dalam pterapi yang digunakan.
b. Perfusi perifer tidak efektif
1) Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen.
2) Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer, edema, warna, suhu).
3) Monitor tanda-tanda infeksi.
4) Monitor status cairan.
5) Periksa tingkat kesadaran
6) Berikan posisi syok.
7) Kolaborasi dengan dokter dalam terapi yang dijalankan.
2. Keperawatan kritis atau kegawatan
Tempat kejadian
a. Baringkan penderita dan biarkan tetap dalam posisi horizontal. Hal ini untuk
mencegah berpindahnya gelembung-gelembung udara ke otak dan menyebabkan
perburukan kondisi pasien.
b. Berikan oksigen 100% (dengan masker tight fitting).
c. Buat pasien nyaman.
d. Lindungi pasien dari hipotermia. Tutup dengan selimut atau thermal shields.
15
e. Terapi gejala simtomatik pasien seperti mual, muntah, nyeri, dan sakit kepala.
f. Hubungi fasilitas hiperbarik terdekat untuk merujuk.
Penanganan lanjutan:
a. Pemberian oksigen 100% 15 liter / menit dengan menggunakan masker reservoir.
Namun perlu diperhatikan pemberian oksigen 100% hanya dapat ditoleransi hingga
12 jam karena dapat menyebabkan toksisitas oksigen paru.
b. Pemberian cairan untuk mempertahankan output urin yang baik. Cairan yang
diberikan lebih dari 0.5ml/kg/hari. Hemokonsentrasi yang terkait dengan Caisson
Disease adalah hasil dari peningkatan permeabilitas pembuluh darah yang
dimediasi oleh kerusakan endotel. Cairan dapat diberikan secara oral atau diberikan
secara intravena berupa NaCl 0.9% atau kristaloid / koloid untuk mengatasi
dehidrasi yang mungkin timbul setelah penyelaman (diuresis perendaman
menyebabkan penyelam kehilangan 250- 500 cc cairan per jam) atau pergeseran
cairan yang dihasilkan dari DCS.
c. Pemberian steroid deksametason 10 sampai 20 mg secara intravena,
kemudian dilanjutkan 4 mg setiap 6 jam.
d. Diazepam (5-10 mg ) jika pasien mengalami pusing, ketidakstabilan dan
gangguan visual terkait dengan kerusakan labirin (vestibular) pada telinga bagian
dalam.
e. Dilantin (Fenitoin) diberikan IV 50 mg / menit selama 10 menit untuk 500
mg pertama dan kemudian 100 mg setiap 30 menit setelahnya untuk memantau
konsentrasi darah yang dipertahankan 10 sampai 20 mcg / mL. Jika lebih dari 25
mcg / mL beracun. Beberapa orang memberikan aspirin 600 mg sebagai anti-
platelet.
f. DCS dapat meningkatkan kemungkinan perdarahan dalam jaringan sehingga
antikoagulan tidak boleh digunakan secara rutin dalam pengobatan DCS. Satu
pengecualian untuk aturan ini adalah kasus kelemahan ekstremitas bawah. Heparin
molekul berat rendah (LMWH) harus digunakan untuk semua pasien dengan
ketidakmampuan berjalan pada setiap tingkat kelumpuhan ekstremitas bawah yang
disebabkan oleh DCS neurologis. Enoxaparin 30 mg atau setara diberikan secara
subkutan setiap 12 jam, dimana harus dimulai sesegera mungkin setelah cedera
untuk mengurangi
16
risiko trombosis vena dalam (DVT) dan emboli paru pada pasien lumpuh.
g. Terapi in-air recompression dalam ruang hiperbarik. (Rijadi, R.M. Kesehatan
Kelautan TNI AL. P: 89-103).
BAROTRAUMA
A. Pengertian
1. Gambaran Umum Barotrauma Telinga
17
Barotrauma adalah kerusakan jaringan yang terjadi akibat kegagalan untuk
menyamakan tekanan udara antara ruang berudara pada tubuh (seperti telinga tengah)
dan tekanan pada lingkungan sewaktu melakukan perjalanan dengan pesawat terbang
atau pada saat menyelam. Barotrauma dapat terjadi pada telinga, wajah (sinus), dan
paru, dalam hal ini bagian tubuh yang memiliki udara di dalamnya
Barotrauma umumnya terjadi di telinga. Kondisi ini ditandai dengan kuping yang
terasa pengang akibat perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar telinga. Barotrauma
tidak hanya dapat terjadi di telinga, namun juga di organ paru-paru maupun saluran
pencernaan..
18
alienum, Gejala klinis, rasa nyeri tidak terlalu hebat dan tampak ada
perdarahan dari telinga ear plug dan penutup kepala.
19
cavum timpani. Tuba eusthacius dapat mengalami obstruksi oleh polip, jaringan
mukosa tuba oedema, gejala klinis yang timbul antara lain: sakit telinga saat naik,
vertigo, gangguan pendengaran, tinnitus dan pada pemeriksaan otoskopi bisa
didapatkan injeksi membrane timpani perdarahan sampai rupture.
3. Berdasarkan kelainan gendang telinga pada pemeriksaan otoskopi, barotrauma auris
media waktu turun (descent) di bagi :
B. Penyebab
Barotrauma disebabkan oleh perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar telinga.
Barotrauma sering terjadi ketika pesawat lepas landas dan mendarat. Dalam kondisi ini,
tekanan udara di dalam kabin pesawat berubah secara cepat. Jika telinga tidak cepat
beradaptasi untuk menyeimbangkan tekanan udara di dalam telinga, maka terjadilah
barotrauma.
Barotrauma juga dapat terjadi ketika melakukan aktivitas menyelam (scuba diving).
Makin dalam seseorang menyelam, maka tekanan akan makin tinggi. Jika belum mahir
dalam menyeimbangkan tekanan di dalam telinga dan tetap dipaksakan untuk menyelam,
tekanan ini dapat membuat gendang telinga pecah.
Selain karena aktivitas penerbangan dan menyelam, barotrauma juga dapat terjadi karena
pengaruh beberapa kondisi berikut:
20
1. Mengalami cedera telinga akibat ledakan
2. Menjalani terapi pengobatan oksigen hiperbarik
3. Melakukan pendakian ke puncak gunung
4. Mengendarai kendaraan di perbukitan atau pegunungan
5. Naik atau turun lift dari atau menuju lantai yang tinggi
Tekanan di dalam telinga akan menyesuaikan dengan tekanan di dunia luar melalui
saluran yang terhubung dengan hidung (tuba Eeustachius). Bila tuba Eustachius tersumbat,
misalnya ketika sedang pilek atau mengalami otitis media, risiko terjadinya barotrauma
akan meningkat. Barotrauma juga lebih berisiko terjadi pada seseorang yang memiliki
keluarga yang pernah terkena barotrauma.
Selain menyerang telinga, barotrauma juga dapat menyerang paru-paru dan saluran
pencernaan. Barotrauma paru dapat terjadi saat kegiatan menyelam atau ketika seseorang
naik pesawat.
C. Gejala Barotrauma
Gejala awal barotrauma bersifat ringan dan dapat diatasi dengan cara sederhana, yaitu
dengan menelan atau mengunyah. Gejala awal barotrauma adalah:
1. Rasa penuh dan tidak nyaman pada satu atau kedua telinga.
2. Nyeri telinga.
3. Pendengaran berkurang.
4. Pusing.
Jika dibiarkan dan perubahan tekanan terus terjadi, maka gejala barotrauma yang lebih
serius dapat muncul. Gejala yang dimaksud adalah:\
21
Berbeda dengan barotrauma di telinga, barotrauma di paru-paru ditandai dengan beberapa
gejala, seperti suara serak, nyeri dada, dan sesak napas. Sementara, gejala barotrauma yang
terjadi di saluran pencernaan, meliputi nyeri dan kram perut, serta perut kembung. Udara
tersebut mempunyai massa, dan berat lapisan udara ini akan menimbulkan suatu tekanan
yang disebut tekanan udara. Makin tinggi lokasi semakin renggang udaranya, berarti
semakin kecil tekanan udaranya. Sehingga pinggiran Atmosfer Bumi tersebut akan berakhir
dengan suatu keadaan hampaudara. Lihat Tabel 1. Ukuran tekanan gas : mm Hg, mm H 2O ,
Atmosfir (Atm) ,PSI (Pound per Square Inch), Torr ,Barr dsb
16 km 0,1 atm
31 km 0,01 atm
48 km 0,001 atm
64 km 0,0001 atm
Table 2. Tekanan Udara & volume gas pada kedalaman tertentu di Bawah air
D. Diagnosis Barotrauma
22
Barotrauma telinga dapat dirasakan sendiri oleh penderitanya ketika menyelam atau
bepergian dengan pesawat terbang. Apabila gejala tidak membaik selama beberapa hari,
maka diperlukan pemeriksaan oleh dokter.
Dokter akan menanyakan gejala yang muncul dan riwayat kesehatan penderita. Dokter
juga akan memeriksa telinga penderita dengan menggunakan alat yang disebut otoskop
untuk melihat kondisi di dalam liang telinga.
Jika diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis
dan akibat yang ditimbulkan. Jenis pemeriksaan lanjutan yang dilakukan adalah:
1. Tes pendengaran, untuk memeriksa fungsi pendengaran dan mendeteksi kerusakan pada
telinga.
2. Foto Rontgen, untuk mendeteksi tumpukan cairan atau udara di bagian tubuh, seperti
sinus atau rongga perut.
3. CT scan atau MRI, untuk memeriksa kondisi organ yang dicurigai mengalami
barotrauma, misalnya paru-paru atau saluran pencernaan.
E. Pengobatan Barotrauma
Sebagian besar barotrauma dapat sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan khusus
dari dokter. Untuk meredakan sakit atau rasa tidak nyaman pada telinga selama penerbangan,
Anda dapat melakukan langkah sederhana berikut ini:
Barotrauma telinga yang terjadi ketika menyelam juga dapat diatasi dengan teknik
khusus. Pastikan Anda sudah mendapat pelatihan dan sertifikat sebelum melakukan kegiatan
menyelam.
23
1. Obat-obatan
Jika langkah sederhana di atas tidak efektif dan gejala tidak kunjung menghilang,
maka pengobatan secara medis perlu dilakukan. Salah satunya adalah dengan obat.
Beberapa jenis obat yang dokter dapat berikan, antara lain:
Dekongestan
Antihistamin
Obat pereda nyeri
2. Operasi
Operasi dapat dilakukan pada barotrauma yang parah. Tindakan ini dilakukan
dengan menanamkan alat khusus seperti tabung di gendang telinga. Tabung silinder ini
berfungsi untuk mengalirkan udara ke telinga bagian dalam agar tekanan di dalam telinga
sama dengan tekanan di dunia luar.
Metode operasi lain yang dapat dilakukan oleh dokter THT adalah membuat sayatan kecil
di gendang telinga (myringotomy).
Jika Anda membawa bayi dalam penerbangan dan bayi Anda menunjukkan gejala
barotrauma, cobalah untuk memberinya makan atau minum untuk meredakan gejala yang
muncul. Dot juga dapat digunakan untuk mengatasi rasa nyeri dan gelisah yang
dialaminya. Bila gejala tidak membaik, dokter akan meresepkan obat tetes telinga untuk
membantu menghilangkan rasa sakit pada telinga anak.
F. Komplikasi Barotrauma
24
1. Infeksi telinga
2. Gendang telinga pecah
3. Gangguan pendengaran hingga hilangnya pendengaran secara permanen
4. Vertigo
5. Perdarahan dari telinga dan hidung
Barotrauma paru juga dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, terutama pada
penderita yang sudah menderita gangguan fungsi paru sebelumnya. Beberapa komplikasi
yang dapat muncul adalah:
1. Tamponade jantung.
2. Emboli paru.
3. Pneumothorax.
4. Pneumomediastinum, yaitu penumpukan udara di bagian tengah dada sehingga memicu
nyeri dada, sulit menelan, dan perubahan suara.
G. Pencegahan Barotrauma
Langkah utama untuk mencegah barotrauma telinga adalah dengan menjaga tuba
Eustachius tetap terbuka. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Minum obat
Jika sedang pilek, gunakan dekongestan sekitar satu jam sebelum penerbangan. Selain
itu, antihistamin juga dapat digunakan. Konsultasikan hal ini terlebih dahulu dengn
dokter.
2. Menggunakan penyumbat telinga (earplugs)
Penyumbat telinga khusus untuk perjalanan udara dapat digunakan untuk
memperlambat perubahan tekanan dan memberi waktu bagi telinga untuk menyesuaikan
diri.
25
3. Pencegahan barotrauma saat penerbangan
Jika telinga Anda terasa sakit selama penerbangan, cobalah cara berikut ini untuk
meredakan rasa sakit dan mencegah barotrauma:
Jangan tidur saat pesawat akan mendarat. Cobalah untuk menguap atau menelan
ludah untuk meredakan telinga yang pengang.
Konsumsi permen atau kunyahlah permen karet. Gerakan mengunyah dan menelan
dapat membantu mengendalikan tekanan udara di dalam telinga.
Minum selama penerbangan. Tindakan ini dapat menjaga tuba Eustachius tetap
terbuka dan membantu mengencerkan lendir di saluran pernapasan.
Tarik napas, lalu jepit hidung dengan jari dan tutup mulut, kemudian hembuskan
napas secara perlahan melalui hidung yang tertutup.
Apabila Anda membawa bayi saat penerbangan, pastikan bayi Anda tidak tertidur
ketika pesawat akan mendarat. Anda dapat menggunakan dot untuk membantu bayi tetap
terjaga. Pencegahan barotrauma terbaik saat menyelam adalah menerapkan teknik
menyelam yang baik. Teknik menyelam yang benar bisa Anda pelajari melalui pelatihan
bersertifikat
Kelompok masyarakat yang bisa dikategorikan sebagai masyarakat maritim antara lain
adalah kelompok nelayan beserta kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang
yang meskipun tidak berdomisili di wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan
kehidupannya kepada aktivitas kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok
buruh bongkar muat kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut,
para pelaku wisata bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan
yang meliputi indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai),
dan sebagainya.
Barotrauma telinga tengah merupakan cedera terbanyak yang dialami saat menyelam,
terjadi sekitar 30% pada saat menyelam pertama kali dan 10 % pada penyelam yang telah
sering melakukan penyelaman. b. Patofisiologi Barotrauma dapat terjadi pada waktu seorang
penyelam turun (descent) maupun naik (ascent).
26
Mengutip data hasil penelitian Kementerian Kesehatan (2006) mengenai penyakit dan
kecelakaan yang terjadi pada nelayan dan penyelam tradisional, menyebutkan bahwa
sejumlah nelayan di Pulau Bungin, Nusa Tenggara Barat menderita nyeri persendian
(57,5%) dan gangguan pendengaran ringan sampai ketulian (11,3%). Sedangkan, nelayan di
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mengalami kasus barotrauma (41,37%) dan kelainan
dekompresi (6,91%).
27
ENVENOMASI HEWAN LAUT
DEFINISI
Menurut arti bahasa, envenomasi adalah keracunan akibat bisa. Kasus
envenomasi ini merupakan kasus kegawatdaruratan yang perlu penanganan secara cepat
dan tepat. Envenomasi adalah proses dimana racun disuntikkan dengan gigitan (atau
sengatan) dari hewan berbisa. Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam
tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Kebanyakan racun
ditransmisikan melalui gigitan pada kulit korban, tetapi beberapa racun ada yang
diterapkan secara eksternal, terutama untuk jaringan yang sensitif seperti jaringan yang
mengelilingi mata.
Serangan binatang laut berbahaya merupakan salah satu resiko yang dihadapi oleh
para wisatawan dan orang yang berada/bekerja diair laut. Disamping itu resiko karena
sifat alamiah laut seperti arus, pasang surut, ombak, suhu air laut, kondisi didasar laut dan
jenis pekerjaan/kegiatan yang dilaukan dilaut juga menimbulkan resiko trauma diair laut.
Binatang laut berbahaya dapat dibagi jadi dua kelompok yaitu binatang laut yang
menggigit dan binatang laut yang menyengat.
Binatang laut yang menggigit misalnya hiu, barakuda, paus pembunuh, belut laut
dan sebagainya. Bila binatang tersebut menyerang manusia akan menyebabkan luka
dengan perdarahan yang masif,sehingga sering menyebabkan kematian akibat kehilangan
darah. Tindakan bedah/operatif, atau ligasi (pasang torniquet diproximal luka ) untuk
menghentikan perdarahan perlu segera dilakukan guna mencegah kematian.
Trauma karena serangan binatang laut yang menyengat biasanya tidak berat/
hebat, namun binatang ini mengeluarkan toksin saat dia menyengat yang menyebabkan
terjadinya reaksi antigenantibody, bila reaksinya hebat bisa menyebabkan kematian .
Kematian bisa karena efek langsung dari reaksi antigen-antibody, maupun akibat tidak
langsung misalnya korban kesakitan, kejang atau pingsan kemudian tenggelam. Anti
dotum yang tepat sangat diperlukan untuk memutus rantai reaksi antigen-antibody,
sehingga idetifikasi jenis binatang yang menyerang sangat penting untuk menentukan
terapi.
28
Untuk mencegah terjadinya serangan binatang laut berbahaya kita harus
mengetahui jenis binatang laut berbahaya diperairan tersebut, pola hidupnya, pola
perilakunya saat mau menyerang manusia, serta jenis alat pelindung diri yang tepat.
Pertolongan pertama yang tepat serta terapi definitif sedini mungkin dan mengatasi
kedaruratan akibat trauma (perdarahaan, syok, reaksi antigen-antibody) dan kecepatan
evakuasi kefasilitas medis terdekat sangat menentukan kehidupan korban.
Hewan Laut Yang Menyengat Dan Berbahaya
Banyak hewan laut menggigit atau menyengat. Beberapa memberikan racun melalui
mereka gigi, tentakel, duri, atau kulit. Lainnya, seperti hiu, tidak berbisa tetapi dapat
menimbulkan gigitan serius dengan besar, gigi yang tajam. Kebanyakan makhluk yang
menyengat atau menggigit telah mengembangkan perilaku ini sebagai mekanisme
pertahanan atau untuk membantu mereka berburu makanan. Kebanyakan sengatan hewan
laut dan gigitan disebabkan oleh kontak tidak disengaja. Misalnya, Anda bisa menginjak
ikan pari terkubur di pasir atau sikat terhadap ubur-ubur saat berenang. Penyelam dan
nelayan sangat beresiko karena sering dan lama kontak mereka dengan kehidupan laut.
Berikut ini adalah hewan laut yang dapat membahayakan: a. Ikan Pari
Ikan Pari memiliki duri berbisa di ekornya. Jika tanpa sengaja menginjak ikan pari, itu
akan merespon dengan menyodorkan ekornya ke kaki atau kaki. Venom dan tulang
belakang fragmen dapat menyebabkan luka menjadi terinfeksi.Sengatan ikan pari
biasanya menyebabkan rasa sakit, mual, kelemahan, dan pingsan. Dalam kasus yang
jarang terjadi, korban mungkin akan kesulitan bernapas atau bahkan mati.
b. Tentakel laut
Ubur-ubur, anemon, dan karang semua memiliki tentakel. Setiap tentakel ditutupi dengan
sengatan individu yang disebut nematocysts. Kebanyakan sengatan dari ubur-ubur,
anemon, dan karang menyebabkan ruam dan kadang-kadang lecet. Anda juga mungkin
mengalami sakit kepala, nyeri dada, nyeri otot, berkeringat, atau hidung meler.
c. Gurita Cincin Biru
Gurita cincin biru dari Australia adalah salah satu hewan laut paling berbahaya. Air
liurnya berbisa mengandung neurotoxin yang menyebabkan kegagalan pernapasan dan
kelumpuhan. Ketika gelisah, cincin biru berdenyut, menandakan bahwa gigitan akan datang.
29
Menurut University of Sydney, satu gurita cincin biru memiliki cukup racun untuk
melumpuhkan 10 manusia dewasa.
d. Bulu Babi
Bulu babi yang tercakup dalam duri tajam dilapisi dengan racun. Jika Anda menginjak
sebuah landak, duri mungkin akan pecah dan menancap di kaki ,menghasilkan luka yang
menyakitkan. Jika duri tidak dihapus sepenuhnya, luka dapat menjadi meradang,
menyebabkan ruam dan nyeri otot dan sendi.
e. Ikan besar yang berbahaya
Ikan besar, seperti hiu dan barakuda, dapat menimbulkan luka gigitan yang cukup besar
atau bahkan memotong-motong atau membunuh manusia.
f. Ular laut
Serangan dari ular laut sesungguhnya jarang terjadi. Sesuai sifat hewan itu, pada
umumnya tidak akan menyerang kalau mereka tidak merasa terganggu atau terprovokasi.
Namun jika digigit oleh ular laut, akan mengalami gejala berupa kekakuan anggota tubuh,
rasa sakit dan kontraksi otot yang disertai kelemahan.Kelumpuhan otot bisa menjalar ke
badan dan mengakibatkan kesukaran bernafas, akibatnya korban sering panik dan bertindak
kurang wajar.
g. Stonefish
Ikan yang menyamar dengan koral atau lingkungan sekitarnya dapat menyuntikan bisa
melalui tulang belakangnya yang keras sehingga menembus kulit korban.
h. Cone shell ( kerang laut )
Di laut juga terdapat kerang berwarna warni. Semuanya harus diperlakukan dengan hati
hati dan tidak memegang dengan tangan telanjang. Bagian penyengat dari hewan yang hidup
dalam kerang dapat mencapai setiap permukaan badannya.
30
b. Tentakel Laut
Sengatan ubur-ubur dapat menyebabkan:
1. Sensasi terbakar
Menyakitkan tanda atau garis merah yang berkembang setelah beberapa menit sampai
beberapa jam seperti gatal,kesemutan dan mati rasa,melepuh,cekot yang dapat
memancarkan sebuah kaki atau lengan ke dada
2. Iritasi ringan hingga sedang di kulit biasanya membaik dalam waktu satu hingga dua
minggu.
Dalam beberapa kasus, tanda-tanda pada kulit mungkin makan waktu satu sampai dua
bulan.
3. Sengatan ubur-ubur yang parah dapat mempengaruhi seluruh tubuh (reaksi sistemik).
4. Tanda dan gejala sengatan ubur-ubur yang parah seperti
a.Mual
b.Muntah
c.Sakit kepala
d.Kejang otot
e.Kelemahan
f.Kesulitan mengendalikan gerakan otot
g.Pusing
h.Demam
31
bisa menjalar ke badan dan mengakibatkan kesukaran bernafas, akibatnya korban sering
panik dan bertindak kurang wajar.
f. Stones fish
Bisa yang diinjeksikan oleh stone fish ke kulit korban akan mengakibatkan gejala berupa
rasa nyeri yang hebat dengan adanya peradangan pada jaringan yang berdekatan, dan kadang
kadang bisa terjadi gejala yang lebih hebat berupa shock, gangguan pernafasan, dan koma. g.
Cone shell ( kerang laut )
Apabila tersengat kerang laut akan terjadi perasaan tebal dan tertusuk tusuk yang
menyebar dari daerah sengatan. Ini juga dapat mengakibatkan kelumpuhan pernafasan,
yang berakibat kegagalan jantung atau berhentinya pernafasan.
Perawatan pada sengatan hewa laut bervariasi tergantung pada jenis gigitan atau
sengatan.
Tapi, beberapa aturan umum yang berlaku untuk penanganan sengatan hewan laut:
a. Jangan biarkan korban latihan, karena hal ini dapat menyebarkan racun,kecuali
dokter
memerintahkan
32
jika luka pendarahan berat. Anda mungkin perlu suntikan tetanus, antibiotik, dan / atau
jahitan. Seorang dokter mungkin juga merekomendasikan mengangkat bagian tubuh yang
terkena selama beberapa hari.
b. Ubur-ubur
Setelah disiram sengatan dengan air garam, menghilangkan potongan tentakel dengan
pinset atau jari bersarung. Cuka akan menghentikan pelepasan racun dari tentakel ubur-ubur
kotak, tapi akan membuat sengatan buruk. Jika Anda tidak yakin apa yang
menyengat ,carilahpengobatan medis profesional bukannya mengobati luka sendiri.
c. Sea Urchins(Landak laut)
Cuka juga berguna untuk cedera landak laut karena larut duri mereka. Jika duri telah
menembus jauh ke dalam kulit Anda, dokter mungkin perlu untuk menghapusnya.
Perendaman bagian tubuh yang terkena dalam air panas membantu untuk menghilangkan rasa
sakit.
d. Ular laut
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas;
imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi
otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening;
pertimbangkan pressureimmobilisation pada gigitan hindari gangguan terhadap luka gigitan
karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan pendarahan lokal. Korban
harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya, dengan cara yang aman dan senyaman
mungkin. Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah peningkatan penyerapan
bisa.
Sementara beberapa gigitan hewan laut dan sengatan dapat mematikan ,terutama dari
gurita cincin biru atau ubur-ubur kotak.Sebagian besar cedera dari hewan laut tidak
mengancam nyawa. Semakin cepat mendapatkan perawatan medis, semakin cepat sengatan
dan gigitan hewan laut untuk disembuhkan.
33
INTOKSIKASI ALKOHOL
1.1 Latar Belakang
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan
kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol
yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol.
WHO menyebutkan, penyalahgunaan alkohol merupakan salah satu pembunuh utama kaum
muda India. Penelitian yang dilakukan oleh pemerintah India pada tahun 2004 didapatkan bahwa
62,5 juta orang bergantung pada minuman keras. Pada Juli 2009, 43 orang meninggal akibat
miras lokal Gujarat India Barat. Pada Mei 2008 lebih dari 168 orang meninggal di dua bagian
India Selatan, Karnataka dan Tamil Nadu, karena kasus serupa. Di Amerika Serikat pada tahun
2012 terjadi 1612 kasus keracunan methanol. Kejadian keracunan alkohol oplosan ini pun telah
terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, diantaranya terdapat kejadian luar biasa miras oplosan
hingga Desember 2014 di Sumedang Jawa Barat mencapai 127 orang. Sementara di Garut
terdapat korban meninggal mencapai 16 orang. Pada Agustus 2013 di Cicalengka, Bandung
terdapat 33 kasus keracunan miras yang 12 diantaranya meninggal. Di Yogyakarta antara Januari
2013-2014 terdapat sedikitnya 19 korban jiwa akibat minuman keras oplosan, di Mojokerto pada
Desember 2013 terdapat 17 orang meninggal. Dari hasil uji laboraturium terungkap semua miras
yang diminum mengandung methanol dengan kadar 38-84% (Suaramerdeka, 2014). Di Bali
sendiri telah terjadi kasus keracunan di beberapa kabupaten yang diantaranya Kabupaten
Buleleng dan Bangli. Di Buleleng pada awal Januari 2014 telah terjadi kasus keracunan arak
methanol sebanyak 55 orang yang 3 orang diantaranya meninggal dunia. Di Kabupaten Bangli
sendiri, menurut informasi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada bulan
34
September 2012 terdapat 41 kasus keracunan dan belum lagi kasus –kasus yang belum terekspos
(Pemerintah Provinsi Bali, 2012)
2. 1 Pengertian Alkohol
Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuah
alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya
serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol
adalah gugus hidroksil, -O. Alkohol tersusun dari unsur C, H, dan O. Struktur alkohol : R-OH
primer, sekunder dan tersier.
Alkohol adalah golongan senyawa kimia alifatik yang mempunyai 1 gugusan OH.
Keracunan alkohol dapat mengakibatkan gangguan sistim saraf pusat yang berat, gangguan
abdomen dan ginjal bahkan kematian.Golongan alkohol banyak digunakan sebagai pelarut dan
yang paling sering kita jumpai adalah methanol, etanol, dan esopropanol. Senyawa yang sering
kita kenal sebagai alkohol adalah etanol. Sedangkan glikol atau etilen glikol adalah senyawa
etan dengan 2 gugusan – OH.
A=CxPxR
R = Konstanta (0,007)
35
2. 2 Golongan atau Jenis Alkohol
1. Alkohol Primer
Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang hanya mengikat satu
atom atom karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkohol primer.
Contoh yang paling sederhana adalah etanol. Metanol bukan alkohol primer karena
atom karbon yang mengikat gugus –OH tidak mengikat karbon lain.
2. Alkohol Sekunder
Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang mengikat dua atom
karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkohol sekunder. Contoh
alkohol sekunder adalah 2-propanol.
3. Alkohol Tersier
Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang mengikat tiga atom
karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkoholtersier. Contohnya : 2-
metil-2-propanol.
4. Vinil Alkohol
36
Vinil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksi yang terikat pada
atom karbon berikatan rangkap dua. Contoh: 2-propenol.
5. Benzil Alkohol
Benzil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksi yang terikat pada
gugus benzil. Gugus benzil mempunyai rumus C6H5-CH2.
6. Alkohol Dihidrat
Alkohol dihidrat adalah senyawa yang mengandung dua gugus hidroksi. Contoh
alkohol dihidrat adalah etilen glikol.
7. Alkohol Trihidrat
1. Absorbsi
Absorbsi alkohol bermula pada lambung dalam waktu 5 sampai 10 menit setelah alkohol
dikonsumsi, tetapi alkohol terutama diabsorpsi di duodenum. Konsentrasi puncak dalam
plasma dicapai 30 sampai 90 setelah alkohol terakhir diminum.
2. Distribusi
Berlangsung cepat, alkohol tersebar secara merata keseluruh jaringan dan cairan tubuh.
Volume of distribution (Vd) alkohol kira-kira sama dengan total cairan tubuh (0,5-0,7
L/kg). Pada sistem SSP, kadar alkohol meningkat secara cepat sebab otak menerima aliran
darah yang banyak dan alkohol dapat menembus sawar uri dan msuk ke janin.
3. Metabolisme
37
Alkohol dimetabolisme oleh alkohol dehidrogenase (merupakan proses orde nol, kecuali
pada konsentrasi yang sangat tinggi dan sangat rendah) menjadi asetaldehid, dimana
dimetabolisme menjadi karbondioksida dan air oleh aldehid dehidrogenase. Dalam proses
ini juga terlibat proses katalisis dan sistem oksidasi alkohol mikrosomal.
4. Ekskresi
Ekskresi alkohol lewat paru-paru dan urin. Hanya ± 2 – 10% yang diekskresikan dalam
bentuk utuh.
Alkohol merupakan obat yang dapat menekan sistem syaraf pusat. Bila diminum secara
terus- menerus atau berlebihan, minuman beralkohol seperti bir, arak, anggur akan menyebabkan
kemampuan mental dan fisik terganggu. Keracunan alkohol sangat berbahaya karena dapat
melumpuhkan alat-alat pernafasan sehingga kematian dan kebutaan. (Damono,2005)
Selama ini, stigma yang berkembang di masyarakat adalah alkohol dapat merusak tubuh.
Agaknya, pandangan seperti ini perlu diluruskan. Pasalnya, pada dosis yang rendah (tidak
memabukkan), alkohol justru menguntungkan bagi tubuh. Beberapa hasil studi melaporkan studi
38
menyatakan bahwa konsumsi alkohol mampu menurunkan serangan jantung, stroke, dan
mencegah kemungkinan munculnya serangan alzheimer (Muchlis dan Dito,2013).
Kendati alkohol dalam dosis yang rendah bermanfaat bagi tubuh, namun alkohol juga
bersifat racun. Ada dua jenis alkohol yang bersifat racun yaitu etil alkohol atau etanol dan metil
alkohol atau metanol. Etil alkohol terdapat dalam minuman alkohol dan obat yang diolah (larutan
alkohol), keracunan ini ditandai dengan mabuk, perubahan emosi yang mendadak, mual, muntah,
tidak sadarkan diri bahkan meninggal akibat lumpuhnya alat pernapasan. Metil alkohol biasanya
digunakan sebagai campuran cat, bahan pengencer, penghancur, dan pemberi panas pada
makanan yang dikalengkan. Gejala yang ditimbulkan pada keracunan alkohol etil hampir sama
dengan keracunan etil alkohol. Hanya saja penderita biasanya mengalami kebutaan akibat adanya
pengrusakan saraf mata.
Pada umumnya, konsumsi alkohol merusak semua organ tubuh secara berangsur-angsur
akibat penggunaannya, dapat menyebabkan peradangan hati (liver chirrhosis), menyebabkan
pendarahan dalam perut (maag), penyakit jantung (cardiomyopathy), hormon seks, dan sistem
kekebalan tubuh. Pengaruhnya terhadap otak dapat secara akut (intoksisasi, delirium) atau kronis
(ataxia, pelupa, koordinasi motorik) (Aliah B).
Saat keadaan normal, di dalam otak terdapat kontrol inhibitorik, yang akan mencegah kita
untuk tidak melakukan hal yang memalukan atau hal yang keliru. Segala jenis obat-obatan
terlarang yang bersifat supresif, termasuk alkohol, akan menghambat jalan saraf otak dan
menghilangkan hambatan tersebut. Kemampuan untuk membuat penilaian, melindungi tubuh
atau kehormatan, kualitas kemanusiaan akan berada di bawah pengaruh obatobatan terlarang
(Aliah B).
Gangguan yang terjadi akibat penggunaan alkohol waktu lama : gangguan amnesia, lesi N,
abducen (N. VI) dan terjadi sindrom korsakoff, dengan gejala amnesia antrogarde dan amnesia
antrograde dan amnesia retro grade, gangguan dalam pengertian abstrak, gangguan pemahaman
visnospastial dan gangguan belajar. Alkohol merusak enzyme tranketolase, selanjutnya dapat
terjadi demensia konsumsi alkohol dalam tekanan besar dan jangka panjang dapat menyebabkan
gangguan mood, depresi dan kecemasan serupa serangan panik. Ketergantungan akan alkohol
39
harus dipertimbangkan dengan gangguan mental lainnya seperti : gangguan kepribadian, anti
sosial, gangguan skizofrenia, gangguan bipolar dan depresi (Soetjiningsih, 2004).
40
Dapat mengindikasikan malabsorbsi folat,vitamin B, dan lemak (pada sekitar satu
setengah dari penyalahgunaan alkohol).
4. Test Alkohol Cepat
Penggunaan Tes-Alkohol-Cepat ini ditujukan sebagai metode cepat untuk mendeteksi
kadar alkohol dalam saliva sebagaimana jika blood alcohol concentration (BAC) melebihi
kadar 0.02%. Telah dipublikasikan/dipahami sebelumnya bahwa konsentrasi alkohol dalam
saliva hampir setara dengan konsentrasi alkohol dalam darah. Tes cepat ini ditujukan
sebagai semi-kwantisasi alkohol ethyl dalam saliva manusia.
Prinsip Tes-Alkohol-Cepat ini didasarkan pada spesifisitas tinggi dari alcohol oxidase
(ALOx) bagi alkohol ethyl dalam kehadiran peroxidase dan enzim substrasi seperti
tetramethylbenzidine (TMB). Warna yang berbeda pada pad reaktif dapat diobservasi
kurang dar 20 detik setelah ujungnya mengalami kontak dengan sampel saliva dengan
konsentrasi alkohol ethyl yang melebihi 0,02%. Harus diketahui bahwa jenis alkohol lain
seperti: methyl, propanyl dan allyl akan menghasilkan warna yang sama pada pad reaktif.
Walaupun demikian, alkohol-alkohol jenis ini biasanya tidak terdapat pada saliva.
41
menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila kumbah lambung
dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.
Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun. Emesis,katarsis dan
kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 – 6 jam.
Pada koma derajat sedang hingga berat tindakankumbah lambung sebaiknya dukerjakan
dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon untuk mencegah aspirasi pnemonia.
4. Anti dotum (Penawar Racun)
Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat
penumpukan.
a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menit sampai timbul gejala-gejala
atropinisasi ( muka merah,mulut kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 – 4 –6 –
8 dan 12 jam.
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2 x 24 jam. Penghentian yang mendadak
dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernafasan akut
yang sering fatal (Suzanne C. Brenda G.2011).
42
KERACUNAN MAKANAN LAUT
Racun adalah zat yang memiliki kemampuan untuk merusak sel dan sebagian
fungsi tubuh secara tidak normal untuk merusak sel dan sebagian funsi tubuh seccara
tidak normal ( Arisman , 2009 ). Junaidi ( 2011 ) menyatakan racun adalah suatu zat
racun biasanya terdapat dalam tubuh hewan, tumbuhan bakteri dan makhluk hidup
lainnya, merupakan zat asing bagi korbannya atau bersifat anti-gen dan bersifat
Pertolongan yang keliru atau secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru.
Identifikasi racun merupakan usaha untuk mengetahui bahan zat atau obat yang diduga
dilakukan dengan tepat, cepat dan akurat. Dalam menghadapi peristiwa keracunan,
kita berhadapan dengan keadaan darurat yang dapat terjadi dimana dan kapan saja
serta memerlukan kecepatan untuk bertindak dengan segera dan juga mengamati efek
43
Oleh sebab itu,penanganan dini sangat diperlukan karena keracunan pada ikan
dan tumbuhan laut dapat menyebabkan kondisj yang dapat mengancam jiwa. Peran
perawat disini juga sangat diperlukan mengingat kebutuhan oksigenasi pada pasiein
toksis adalah kebutuhan dasar manusia,sehingga hal ini juga dapat mengganggu
kenyamanan dan nyawa pasien, maka dari itu asuhan keperawatan yang tepat dan
A. Definisi
Toksin adalah suatu substansi yang mempunyai gugus fungsional spesifik, letaknya
Racun adalah zat yang memiliki kemampuan untuk merusak sel dan sebagian
fungsi tubuh secara tidak normal untuk merusak sel dan sebagian funsi tubuh seccara tidak
normal ( Arisman , 2009 ). Junaidi ( 2011 ) menyatakan racun adalah suatu zat atau
Keracuanan adalah masuknya zat atau senyawa dalam tubuuh manusia yang
npada ikan ataupun organisme aquatik lainnya mengakibatkan keracunan bagi yang
terakumulasi dalam tubuh ikan yang mengkonsumsi alga tersebut atau melalui rantai
makanan mengakibatkan toksin tersebut terakumulasi dalam tubuh ikan. Yang unik dari
toksin ini adalah tidak dapat dihilangkan atau tidak rusakproses pemasakan. Oleh karena
itu sangat penting pengetahuan terhadap jenis – jenis racun ini untuk menghindari
timbulnya bahaya keracunan akibat mengkomsumsi ikan dan kerang – kerangan. Selain
44
itu pengetahuan tentang struktur toksin ini akan membuka wawasan akan kemungkinan
1. Ciguatoxin
Sekitar 300 spesies ikan “ shellfish” yang hidup diperairan dangkal sekitar karang
akibat mengkonsumsi ikan karang herbivora dan karnivora yang beracun. Adanya
racun pada ikan dikaitkan dengan rantai makanan, dimana sebagai agen toksin adalah
Alga “blue green” ( Gambierdiscus toxicus) yang hidup berkelompok pada permukaan
sejulah rumput laut. Alga tersebut kemudian dimakan oleh ikan herbivora, ikan
merupakan penyakit yang fatal). Beberapa jenis ikan yang menjadi sumber ciguatera :
perifel dan sentral, meningkatkan permeabilitas membrane sel otot dan saraf terhadap
45
Senyawatosik utama dari paralytic shellfish poison adalah saxitoxin yang
bersifat neurotoxin. Keracunan toxin ini dikenal denga istilah “Paralytic shellfish
dilaporkan sebagai sumber saxitoxin di Mexiko, Spanyol, Tasmania dan Jepang, juga
Jika dilihat dari sifat kimianya, saxitoxin bersifat larut dalam air dan methyl
alkohol,sedikit larut dalam methyl alkohol dan asam asetat tetapi tidak larut dalam
pelarut organic. Saxitoxin dapat dihidrolisis dengan asam, stabil terhadap panas dan
C1H017N703.2HC1.
46
Bebecara pengolahan yang sudah dilakukan untuk mengurangi racun saxitoxin :
penyimpan.
Semakin tinggi suhu pemanasan maka waktu yang diperluan untuk mengurangi
kadar toksin semakin cepat, dapat dilihat pada GAmbar 8. Pemanasan pada suhu
dapemanasan suhu 110 dan 120 C terlihat pola perubahan toksisitas lebih cepat
47
Komponen utama dari amnesis shellfish poison adalah domoic
Toksin ini diproduksi oleh alga laut Nitshia pungens dimana melalui
menerus pada sel-sel saraf dan akhirnya terbentuk luka. Korban mengalami sakit
ingatan dan terlihat bingung dan gejala sakit perut seperti umumnya keracunan
Kerusakan otak yang ditimbulkan oleh racun ini bersifat tidak dapat pulih
Keracunan ini diakibatkan mengkomsumsi kerang – kerangan dan tiram. Toksin ini
yang lain adalah pectenotoxin dan yessotoxin. Keracunan yang disebabkan oleh toksin
48
Okadic acid ini disebut “Diarrhetic shellfish poisoning”. Keracunan ini diakibatkan
mengkomsumsi kepah(mussel) dan remis (scallop). Toksin ini diproduksi oleh alga
C. Patofisiologi
1. Cara pertama disebut istilah Ciguatera poisoning, hal ini terjadi pada saat anda makan
ikan atau tumbuhan laut hal yang disebut dengan ikan baru karang atau reef yaitu ikan
yang tinggal diair tropis yang hangat yang telah memakan makanan beracunb tertentu.
Racun tidak jau pergi pada saat ikan telah dimasak atau dibekukan,
2. Cara kedua adalah scombbroid poisoining, yaitu subtasi seprti histamine adalah yang
terbentuk gidalam beberapa ikan dan tumbuhan laut pada saat mereka menbdapatkan
kondisi terlalu hangat setelah ditangkap. Histamine adalah suatu bahan kimia yang
bertindak seprti layaknya alarm yang membiarkan sistem kekebalan anda mengetahui
bahwa ada infeksi atau peradangan atau benda asing menyerang bagian tubuh anda.
Jika anda makan ikan yang tidak dengan layak atau dengan baik didinginkan setelah
bebas. Histidin merupakan asam amino alami yang ditemukan dalam jaringan otot ikan
yang hidup diprairan tropis dan subtropis. Timbulnya histamine disebabkan penanganan
49
Histamine berkembang setelah ikan mati dan akan meningkat jika ikan terlalu
diluar air setelah kematian dan tidak cukup pendinginannya segera setelah di atas kapal.
Histamine pada suhu diatas 16 derajat ( 60 derajat F ) pada kondisi kontak dengan udara,
akan konfersi menjadi histamine melalui enzim dekarbosilae histidin yang dihasilkan
oleh bakteri nyang ada dalam insang dan usus, antara lain bakteri morganilla morganii.
Kondisi inilah yang merupakan salah satu alasan mengapa ikan harus disimpan ditempat
suhu rendah.
Produksi histamin pada ikan dapat terjadi cukup cepat. Dalam suatu kejadian ,
tingkat ambang racun yang diacapai hanya setelah tiga sampai empat jam penyimpanan
suhu kamar. Semakin besar suhu, seamkin tinggi tingkat histamine yang dapat dihasilkan.
ikan impor ditolak jika mengandung histamine lebih dari 10mg/100g daging ikan.
Histamine tahan panas, sehinnga setelah terbentuk tidak dapat hilang oleh susu
memasak secara normal, sehinnga ikan yang dimasak secara benarpun dapat
menyebabkan keracunan. Tidak ada cara pencucian atau pemasakan yang dapat
mengurangi atau merusak histamine setelah terbentuk. Keberadaan histamine tidak bisa
pendinginan secepat mungkin sampai 4 derat celcius ( internal ). Ingat bahwa ikan yang
lebih besar memakan waktu lama untuk mendinginkan dari pada ikan yang kecil.
Pengeluaran isi perut ( pengangkatan usus ) jadi ikan yang lebih besar adalah cara yang
50
baik untuk membantu menghilangkan bakteri yang menyebabkan pembentukan
histamine.
Pastikan rongga perut diisi dengan media pendingin agar bagian kritis pada ikan
ini dapat lebih cepat dingin. Pengeluaran isi perut harus dilakukan dengan hati – hati agar
Bahkan pada ikan yang berbau normalpun, histamine dapat terjadi dan
menyebabkan penyakit jika ikan belum didinginkan dengan cepat, dan terus dijaga dalam
kondisi dingin. Pendiniginan ikan , sekaligus akan mencegah bakteri pembusuk lainnya
dari pembiakan dan akan membantu memastikan bahwa ikan dalam kondisi kualitas
tertinggi.
D. Manifestasi klinik
keracunan ikan dan tumbuhan laut, terutama yang ringan, sering terlewatkan
karena menyerupai atau rancu dengan reaksi alergi. Timbulnya gejala keracunan
histamine culup cepat, biasanya terjadi dalam waktu 10 menit sampai 4 jam setelah
mengkomsumsi ikan yang terkontaminasi. Serangan yang cepat inilah yang merupakan
salah satu alas an mengapa keracunan scombroid ini lebih sering dilaporkan , daripada
sakit kepala, denyut jantung meningkat ( berdebar ) dan gejala seperti flu.
51
Gejala awal tersebut dapat bertambah dengan ruam wajah ( keluar bintik–bintik
merah ) ruam badan seperti biduran, gatal – gatal, bengkak – bengkak, diare jangka
gangguan pernafasan, dan pembekakan lidah. Gejala biasanya berlangsung sekitar tiga
jam, tetapi ada yang mengalami sampai beberapa hari. Dalam kasus yang jarang terjadi,
E. Komplikasi
1. Kejang
2. Koma
3. Henti jantung
5. Syok
F. Penatalaksanaan
mungkin diberikan antara lain pemberian obat antihistamin, cairan infus untuk
menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan diare, obat untuk menghentikan
muntah, obat untuk reaksi alergi yang parah ( jika diperlukan ), dan bantuan pernapasan (
a. Kurangi kadar racun yang masih ada didalam lambung dengan memberi korban
52
b. Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk muntah.
e. Jangan memberi minuman atau berusaha ,memuntahkan isi perut korban bila ia
dalam keadaan pinsang. Jangan berusaha memuntahkannya jika tidakm tahu racun
yang ditelan.
f. Jangan berusaha memuntahkan korban bila menelan bahan – bahan seperti anti
karat, cairan pemutih, sabun cuci, bensin, minyak tanah, tiner, srta pembersih
toilet.
a. Tindakan emergency
Circulasi : pasang infus bila keadaan penderita gawat darurat dan perbaiki
53
3. Eliminasi
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadr atau
dengan pemberian sirup ipecce 15 – 30 ml. dapat diylang setelah 20 menit bila tidak
berhasil. Katarsisi ( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun
telah sampai diusu halus dan besar. Kumbah lambung atau gatric lavage. Pada
penderita yang kesadarannya menurun, atau pada penderita yang tidak kooperatif.
Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam, setelah
terjadi kurang dari 4 – 6 jam pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah
tempat penumpukan
gejala atropinisasi ( muka merah, mulit kering, takikardi, febris dan psikosis ).
– 6 – 8 dan 12 jam.
yang ,mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan
54
Sedangkan tindakan lain yang diberikan adalah :
Breating : berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau
Sirkulasi : pasang infus bila keadaan penderita gawat darurat dan perbaiki
perfusi jaringan
2. Resusitasi
nadi. Infus Dextrose 5% kecepatan 15 – 20, nafas buatan,O2, hisap lendir dalam
saluran pernafasan, hindari obat – obatan depresan saluran nafas, kalau perlu
respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan buatan dari mulut
kemulut, sebab racun orga fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong.
Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan
3. Indentifikasi penyebab
4. Mengurangi absorbs
55
5. Meningkatkan eliminasi
Untuk menghindari keracunan scombroid pada ikan dan tumbuhan laut sejak di
tempat pertama kali diambil adalah dengan mencegah produksi racun. Untuk itu harus
dilakukan pendinginan pada suhu 4 derajat Celsius, dan ikan segar harus segera
ikan yang biasanya menjadi carier atau pembawa racun. Yang meliputi amberjack,
grouper, snapper, sturgeon ( ikan yang menghasilkan telur ), king mackerel ( ikan air
tawar ), barracuda and belut moray. Racun yang ada dalam ikan leb9ih terkonsntrasi
56