Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari

e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48

Peranan Alat Navigasi Di Kapal Untuk Meningkatkan Keselamatan


Pelayaran Di Atas Kapal

Yasin M. Syiblia*, Dedi Nuryamanb


a,b
Program Studi Nautika, AKMI Suaka Bahari Cirebon
a*
Email: yasinsyibli@gmail.com
b
Email: dedi.nuryaman@akmicirebon.ac.id

ABSTRAK

Aturan jaga yang telah ditetapkan oleh Collision Regulation 1972, STCW 1978 as amended in 2010
Regulation II/1, maka semua kapal wajib melaksanakan tugas jaga tersebut tanpa terkecuali. Adapun
dalam pelaksanaannya perwira jaga harus yakin bahwa 1) Semua peringatan dini secara visual yang
berlangsung pada situasi yang ada, termasuk kehadiran kapal-kapal dan tanda-tanda dari daratan. 2)
Pengamatan yang terus menerus dan baringan dari kapal-kapal yang mendekati. 3) Mengidentifikasi
kapal-kapal dan lampu-lampu darat. 4) Mengecek haluan yang dikemudikan dan aba-aba kemudi
yang diperintahkan. 5) Pengamatan radar dan echo sounder. 6) Pengamatan perubahan cuaca
terutama visibility. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan penyampaian
secara deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peranan alat navigasi dalam
meningkatkan tingkat keselamatan pelayaran kapal. Dengan hasil penelitian ini, di mana seorang
mualim harus mengoptimalkan dalam pengoperasian dan perawatan alat navigasi guna untuk
melaksanakan suatu pengamatan yang layak. Penggunaan alat navigasi seperti binoculars, radar,
Automatical Identification System (AIS) dan Electronic Chart Display Information System (ECDIS)
sangat membantu untuk mengoptimalkan pengamatan yang ada. Maka meningkatkan keterampilan
dalam berdinas jaga terutama dalam hal melakukan pengamatan, harus seoptimal mungkin
memanfaatkan bantuan alat navigasi. Karena pengamatan sangat penting guna menghindarkan dari
bahaya tubrukan dan mencapai suatu keselamatan dalam pelayaran.

Kata Kunci : Alat Navigasi, Keselamatan Pelayaran, Keselamatan Kapal

ABSTRACT

The guard rules that have been set by Collision Regulation 1972, STCW 1978 as amended in 2010
Regulation II / 1, all ships are obliged to carry out the guard duty without exception. As for the
implementation, the duty officer must ensure that 1) All visual early warnings are taking place on
the existing situation, including the presence of ships and signs from the land. 2) Continuous
observation and bearing of approaching ships. 3) Identifying ships and land lights. 4) Checking the
direction of the steering wheel and commanded steering signals. 5) Radar observation and echo
sounder. 6) Observation of weather changes, especially visibility. This research uses a qualitative
approach with descriptive delivery. The purpose of this study is to describe the role of navigation
tools in increasing the level of shipping safety. With the results of this study, where a officer must
optimize the operation and maintenance of navigation devices in order to carry out a proper
observation. The use of navigation tools such as binoculars, radar, Automatic Identification System
(AIS) and Electronic Charts Display and Indentification System (ECDIS) is very helpful in optimizing
existing observations. So improving skills in guard duty, especially in terms of making observations,
must be as optimal as possible to take advantage of the help of navigation tools. Because observation
is very important in order to avoid the danger of collision and achieve a safety in shipping.

Keywords: Navigation Tools, Shipping Safety, Ship Safety

39
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250
ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48

I. PENDAHULUAN eksternal dan internal. Gabungan dari


Transportasi laut atau pelayaran seluruh penyebab tersebut pada
adalah merupakan media interaksi antar umumnya terjadi di atas kapal yang
Negara yang berperan sebagai jembatan mengakibatkan: (1) bertubrukan
penghubung yang efektif dan efisien. (collision) dengan kapal lain, (2) kandas
Kemudian terdapat kurangnya perhatian (grounding), (3) tenggelam akibat cuaca
terhadap keselamatan pelayaran, dapat buruk (bad weather), (4) terbakar (fire),
menghambat penyediaan transportasi di (5) kerusakan mesin (black
seluruh wilayah maritim. Dan untuk out/breakdown), dan (6) kapal
kelancaran pelayaran tersebut baru bisa bersenggolan dengan kapal lain.
dicapai apabila persyaratan keselamatan Kajian literatur menurut
berlayar dan pengetahuan crew kapal International Regulation For Preventing
khususnya perwira terhadap Collision At Sea 1972 Pengamatan atau
International Regulation For Preventing lock out termasuk aturan ke 5 dari aturan
Collision At Sea 1972 yang internasional di mana setiap kapal harus
mempengaruhi keselamatan pelayaran selalu mengadakan sebuah pengamatan
dapat dipenuhi. yang layak dengan sebuah penglihatan
Sesuai dengan aturan jaga yang dan pendengaran atau menggunakan
telah ditetapkan di atas kapal, semua semua peralatan yang tersedia dalam
kapal (Collision Regulation 1972, STCW keadaan-keadaan yang ada. Kemudian
1978 as amended in 2010 Regulation menurut E.W. Manikome (2008:161)
II/1) wajib melaksanakan tugas jaga berpendapat bahwa dengan organisasi
tersebut tanpa terkecuali. Adapun dalam anjungan, sebuah perusahaan kerja sama
pelaksanaannya perwira jaga harus yakin dan pembagian tanggung jawab yang ada
bahwa 1) Semua peringatan dini secara di antara perwira deck, anjungan, dan
visual yang berlangsung pada situasi pengamatan. Perusahaan mengharapkan
yang ada, termasuk kehadiran kapal- semua perwira deck memberikan yang
kapal dan tanda-tanda dari daratan. 2) terbaik dalam melaksanakan tugas di
Pengamatan yang terus menerus dan anjungan dengan disiplin yang tinggi.
baringan dari kapal-kapal yang Pengamatan harus selalu
mendekati. 3) Mengidentifikasi kapal- dilaksanakan terutama untuk memenuhi
kapal dan lampu-lampu darat. 4) aturan 5. Collision Regulation 1972
Mengecek haluan yang dikemudikan dan diambil dari Elsevier (2017:281-291):
aba-aba kemudi yang diperintahkan. 5) 1. Senantiasa waspada secara visual
Pengamatan radar dan echo sounder. 6) maupun pendengaran dan dengan
Pengamatan perubahan cuaca terutama segala cara lain terhadap setiap
visibility. perubahan situasi.
Kapal laut sebagai bangunan 2. Membuat penilaian tepat terhadap
terapung yang bergerak dengan situasi dan resiko tubrukan, kandas,
menggunakan mesin dorong pada dan bahaya-bahaya navigasi lainnya.
kecepatan bervariasi melintas berbagai 3. Mendeteksi adanya kapal-kapal dan
wilayah pelayaran dalam kurun waktu orang di dalam keadaan bahaya,
tertentu akan mengalami berbagai kerangka kapal dan bahaya navigasi
permasalahan yang dapat menimbulkan lainya.
kecelakaan. Seperti yang diungkapkan 4. Petugas pengamat harus dapat
Andi Hendrawan (2019: 53-59). Bahwa sepenuhnya melaksanakan tugas
kecelakaan di atas kapal tidak dapat tanpa dibebani tugas-tugas lain yang
diprediksi dan dapat terjadi di mana saja dapat mengganggu pelaksanaan tugas
dan penyebab terjadinya kecelakaan di pengamatan.
atas kapal antara lain karena (1) 5. Pemegang kemudi yang sedang
kesalahan manusia (human eror), (2) bertugas tidak dapat ditugasi sebagai
kerusakan permesinan kapal, (3) Faktor pengamat. Kecuali untuk kapal kecil,
40
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250
ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48

di mana posisi pengemudi tidak di sekeliling pelayaran kapal. b)


terhalang oleh bangunan kapal. Memudahkan mengamati benda-
6. Komposisi tugas jaga menjamin benda kecil seperti bouy-bouy kapal
dilaksanakan pengamatan secara terus long line yang bisa membahayakan
menerus dan cermat. Nakhoda perlu keselamatan pelayaran. c)
mempertimbangkan berbagai faktor Memudahkan melihat lampu navigasi
dalam menyusun komposisi tugas sehingga kita bisa mengetahui arah
jaga navigasi: kapal itu. d) Memudahkan mengamati
a. Jarak tampak, keadaan laut, dan symbol-symbol navigasi, sosok-sosok
cuaca benda yang berada di sekitar
b. Kepadatan lalu lintas dan kegiatan pelayaran.
yang sedang dilakukan kapal 2. Radar atau Radio Detection and
berlayar. Ranging adalah peralatan navigasi
c. Perhatian yang besar jika berada elektronik terpenting dalam pelayaran.
dekat dengan pemisah (Separation Berfungsi mendeteksi dan mengukur
Scheme). jarak di sekeliling kapal. Radar
menggunakan pancaran gelombang
d. Pekerjan yang harus dilakukan di
elektronik. Alat yang akan memancarkan
anjungan berkaitan fungsi kapal gelombang radio pendek dalam alur
dan olah gerak. sempit (narrow channel) oleh antena
e. Kebugaran (fitness) masing- berarah (directional antenna). Dan
masing personil yang ikut tugas Automatic Radar Plotting Aid
jaga. (ARPA), di mana kemampuannya
f. Pengetahuan dan kepercayaan diri dapat membuat trek menggunakan
secara profesional dari para kontak radar. Sistem ini dapat
perwira jaga. menghitung haluan objek yang dilacak,
g. Pengalaman perwira, pengenalan kecepatan dan titik terdekat atau Closest
alat navigasi, dan prosedur serta Plotting Approach (CPA), sehingga tahu
kemampuan olah gerak kapal. jika ada bahaya tubrukan dengan kapal
h. Semua kegiatan yang dilakukan di lain atau dengan daratan lainnya. Berikut
fungsi biasanya tersedia pada Arpa: (1)
kapal pada setiap saat.
i. Status operasional dari alat-alat di Relatif presentasi gerak radar. (2)
anjungan termasuk alat kontrol, Membaca informasi seperti
dan alarm. kecepatan, jarak, titik terdekat
j. Karakteristik olah gerak kapal, pendekatan Closest Plotting
termasuk karakteristik baling- Approach (CPA) dan Time Closest
baling dan kemudi. Plotting Approach (TCPA). (3)
k. Ukuran kapal dan besarnya sudut Kemampuan untuk menampilkan
pandang dari tempat pengamatan. informasi penilaian tubrukan
l. Pengamatan anjungan. langsung pada layar monitor. (4)
m. Prosedur serta petunjuk Memproses informasi radar jauh lebih
pelaksanaan jaga yang telah cepat daripada radar konvensional
ditetapkan oleh IMO. namun masih sama pada pembatasan
Menurut Arfan (2018:14:23) yang sama. Kemudian kegunaan Radar
dan Arpa dalam pengamatan adalah
alat–alat navigasi yang digunakan untuk untuk meningkatkan taraf menghindari
membantu dalam pengamatan antara lain tubrukan di laut mengurangi beban
sebagai berikut : pengamatan dengan memungkinkan
1. Binoculars atau teropong adalah mereka secara otomatis mendapatkan
sepasang teleskop identik atau cermin informasi sehingga mereka dapat
simetris dipasang side-by-side dan melakukan juga dengan beberapa sasaran
selaras untuk menunjukan secara akurat karena mereka secara manual
ke arah yang jaraknya jauh. Dimana merencanakan untuk mengambil
manfaatnya adalah: a) Memudahkan tindakan yang tepat apabila akan terjadi
perwira jaga melakukan pengamatan bahaya tubrukan.
41
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250
ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48

3. AIS (Automatic Identification System) diintegrasikan dengan sebuah


atau Sistem pelacakan kapal jarak graphical electronic chart atau
pendek, digunakan pada kapal dan sebuah tampilan radar, menyediakan
stasiun pantai untuk mengidentifikasi informasi navigasi gabungan pada
dan melacak kapal dengan sebuah tampilan tunggal.
menggunakan pengiriman data Peranan AIS terhadap
elektronik pada kapal lainnya dan pengamatan di alur pelayaran sempit
stasiun pantai terdekat. Informasi saat perairan dan pelabuhan ramai,
seperti identifikasi posisi, tujuan, dan VTS (Vessel Traffic Service) boleh
kecepatan dapat ditampilkan pada ada dalam mengatur lalu lintas kapal.
layar komputer atau ECDIS Sekarang AIS menyediakan
(Electronic Charts Display and kesadaran akan lalu lintas tambahan
Indentification System). Sistem AIS dan menyediakan pelayanan dengan
terintegrasi dari Radio VHF informasi tentang keberadaan kapal
transceiver standar dengan Loran-C lain dan alur lintasannya.
atau GPS (Global Positioning 4. ECDIS (Elektronic Chart Display and
System) dan dengan sensor navigasi Information System) adalah alat yang
elektronik lainnya. Untuk aturannya fungsi dan sistemnya dapat memberikan
AIS sendiri, IMO (International informasi tentang navigasi dan yang
Maritime Organization) sudah kegunaannya adalah untuk memback-up
membuat suatu aturan yaitu peralatan yang ada, sehingga dapat
diterima dan dianggap memenuhi syarat
Regulation 19 of SOLAS Chapter V
yang ditentukan sesuai aturan V/19 dan
yang berisi tentang pemasangan AIS V/27 dari konvensi SOLAS 1974 dan
di mana kapal-kapal diwajibkan amandemennya. Oleh karena itu
untuk memasang perangkat AIS peralatan ECDIS ini harus memenuhi
transponder terutama pada kapal kriteria standard kinerja dari IMO sesuai
penumpang, kapal tanker dan kapal bab V Solas 1974. ECDIS juga dirancang
berukuran 300 Gross Tonnage ke seperti menyerupai peta atau bisa disebut
atas. Peraturan tersebut juga memuat juga pemindahan peta ke dalam monitor,
tentang keharusan AIS untuk dilengkapi dengan infomasi tentang
menyediakan data informasi berupa kedalaman laut, tata pemisah lalu lintas,
identitas kapal, jenis kapal, posisi, racon-racon, bouy-bouy yang berada di
sekitar pelabuhan atau di daerah yang
tujuan, kecepatan, status navigasi dan
memiliki symbol-symbol navigasi,
informasi lainnya yang berhubungan Sehingga membantu perwira untuk
dengan keselamatan pelayaran. melakukan pengamatan yang lebih
AIS yang digunakan pada optimal. Dan manfaat kegunaan
peralatan navigasi yang penting untuk ECDIS terhadap pengamatan 1)
menghindari dari kecelakaan akibat Lebih mudah dalam mengetahui
tubrukan. Karena keterbatasan dari keadaan di sekitar pelayaran. 2) Lebih
kemampuan radio, dan karena tidak mudah dalam mengetahui indentitas
semua kapal yang dilengkapi dengan kapal. 3) Dapat memantau terus
AIS, sistem ini berarti yang menerus keadaan di sekitar pelayaran
diutamakan untuk digunakan sebagai serta lekuk-lekuk kedalaman laut. 4)
alat peninjau dan untuk Lebih jelas dalam mengetahui
menghindarkan resiko dari tabrakan pergerakan kapal-kapal yang berada
daripada sebagai sistem pencegah di sekitar pelayaran. 5) Memudahkan
tubrukan secara otomatis, sesuai dalam melayarkan kapal karena
dengan COLREGS (International tampilan layar menggambarkan kapal
Regulations for Preventing Collisions dan haluan yang sedang dikemudikan.
At Sea). Persyaratan AIS hanya untuk 6) Terdapat waktu dugaan kedatangan
menampilkan dasar teks informasi, Estimate Time Arrival (ETA)
data yang berlaku dapat memudahkan mengetahui jarak putar
42
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250
ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48

kapal ketika anchore karena secara menentukan posisi kapal, melihat


otomatis jarak tersebut diketahui. bahaya navigasi sehingga dapat
5. Echo Sounder adalah perangkat yang menjaga keselamatan pelayaran pada
menggunakan teknologi sonar untuk saat memasuki suatu daerah perairan
mengukur bawah air. Kegunaan dasar di suatu pulau atau pelabuhan karena
Echo Sounder adalah untuk mengukur mendapat informasi yang jelas
kedalaman suatu perairan dengan tentang bahaya navigasi yang ada di
mengirimkan gelombang dari permukaan
sekitar perairan tersebut. (Erni. 2019:
ke dasar dan ditulis waktunya hingga
269 - 274)
echo kembali dari dasar.
Kajian literatur atau penelitian
yang relevan dengan penelitian ini II. METODE
adalah penelitian yang dilakukan oleh: Penulis dalam penelitian ini
1. Andy Triananda dalam skripsinya dan menggunakan jenis pendekatan kualitatif
ditulis ulang dalam jurnal ilmiah dengan penyampaian secara deskriptif.
dengan judul “ Anasilis Peran dan Menurut Margono (2005:8) penelitian
Fungsi Navigasi Guna Mendukung deskriptif berusaha memberikan dengan
Keamanan, Keselamatan dan sistematis dan cermat dalam
Kelancaran Pelayaran Berdasarkan mengungkap fakta-fakta aktual dan
Pasal 172 sampai dengan Pasal 177 dalam populasi memiliki sifat tertentu
Undang Undang Nomor 17 Tahun yang bertujuan untuk mengumpulkan
2008 Tentang Pelayaran” adapun data atau informasi untuk disusun,
hasilnya adalah: Pemerintah dijelaskan dan dianalisis. Kemudian
bertanggung jawab untuk membina Moleong (2007) mengungkapkan dalam
dan menyelenggarakan pelayaran metode kualitatif itu adalah sebuah
dalam keadaan terpenuhinya metodologi penelitian yang menekankan
persyaratan keselamatan yang pada pemahaman yang mendalam
menyangkut angkutan di perairan, terhadap suatu permasalahan tertentu.
kepelabuhan, dan lingkungan maritim Penelitian kualitatif juga merupakan
tentang keselamatan pelayaran penelitian riset yang bersifat deskripsi.
dengan menyelenggarakan Sarana Dan lebih banyak menggunakan analisis
Bantu Navigasi Pelayaran sesuai serta menekankan pada proses
dengan perkembangan (Triananda, A. pemaknaan.
(2016) Pengumpulan data menggunakan
2. Eni Tri Wahyuni yang berjudul metode observasi, wawancara dan
”Peranan Alat Navigasi di Kapal kepustakaan. Seperti Riduwan (2003:51)
Untuk Meningkatkan Keselamatan mengungkapkan bahwa metode
Pelayaran di Atas Kapal”. Adapun pengumpulan data ialah teknik yang
hasilnya adalah: Peran sarana bantu digunakan oleh peneliti untuk
navigasi untuk keselamatan pelayaran mengumpulkan data. Pengumpulan data
dengan adanya perawatan dan dimaksudkan untuk memperoleh bahan-
pengawasan sarana bantu navigasi bahan yang relevan, akurat, dan nyata.
dengan baik dan pengadaan Untuk memperoleh data-data tersebut,
sumberdaya manusia yang kompeten antara lain wawancara, observasi, dan
dalam penjagaan menara suar kepustakaan. Di dalam penelitian ini
sehingga tidak adanya kerusakan dan penulis menggunakan beberapa teknik
adanya perawatan terhadap sarana pengumpulan data, antara lain, 1)
bantu navigasi pelayaran sehingga Wawancara, dimana metode ini
pemberian informasi tentang bahaya merupakan proses tanya jawab secara
navigasi di alur pelayaran dapat lisan, dalam hal ini Sugiyono (2010:194)
tersampaikan dengan baik dan sarana mengungkapkan bahwa teknik
bantu navigasi pelayaran sekitar dapat wawancara juga digunakan sebagai
membantu navigator dalam teknik pengumpulan data apabila peneliti
43
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250
ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48

akan melaksanakan studi pendahuluan dilaksanakannya pengamatan yang lebih


untuk menemukan permasalahan yang intensif.
harus diteliti, dan juga peneliti ingin 1. Hal yang harus dilakukan pada saat
mengetahui hal-hal dari responden yang melakukan pengamatan a) Menjaga
lebih mendalam. 2) Observasi, seperti kewaspadaan. b) Memperhatikan
yang diungkapkan oleh Riduwan sepenuhnya situasi dan resiko. c)
(2003:57) bahwa observasi itu kegiatan Mendeteksi kapal-kapal dari navigasi.
pengamatan secara langsung ke objek d) Petugas pengamat harus mampu
penelitian untuk melihat dari dekat. 3) memberikan perhatian penuh untuk
Kepustakaan atau cara mengumpulkan menjamin suatu pengamatan yang
data melalui peninggalan. Seperti baik dan tidak. e) Tugas seorang
pendapat Sugiyono (2005:83) bahwa pengamat dan pemegang kemudi
kepustakaan merupakan salah satu harus terpisah dan tugas pemegang
langkah awal dalam metode kemudi tidak boleh merangkap atau
pengumpulan data. Metode ini juga dianggap merangkap tugas
merupakan metode pengumpulan yang pengamatan, kecuali di kapal-kapal
diarahkan kepada pencarian data dan kecil dimana pandangan ke segala
informasi melalui dokumen-dokumen, arah tidak terhalang dari tempat
baik dokumen tertulis, foto-foto, kemudi dan tidak ada gangguan
gambar, maupun dokumen elektronik pandangan pada malam hari.
yang dapat mendukung dalam proses 2. Kondisi-kondisi khusus yang harus
penelitian. mendapat prioritas:
a. Perairan dekat pantai, dan perairan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN padat lalu lintasnya. Dan
Penulis mendapat banyak penentuan posisi harus sering
pengalaman terutama dalam hal dilakukan secara berkala.
bernavigasi. Dalam hal ini penulis lebih b. Berlayar di dalam atau dekat bagan
menekankan pembahasan mengenai pemisah dan di dalam alur
aturan 5 dalam peraturan pencegahan pelayaran sempit.
tabrakan di laut dengan pengamatan. c. Berlayar di daerah tampak
Navigasi adalah suatu teknik untuk terbatas.
menentukan kedudukan dan arah d. Berlayar di daerah yang
lintasan secara tepat dengan peralatan mempunyai banyak bahaya
navigasi. Pada dasarnya terdapat aturan- navigasi.
aturan untuk melayarkan kapal salah e. Berlayar pada malam hari.
satunya adalah peraturan pencegahan 3. Orang yang melakukan pengamatan
tubrukan di laut (International Pengoptimalkan tugas jaga
Regulation For Preventing Collision At navigasi dan melakukan pengamatan
Sea 1972). dengan baik, maka dari itu setiap crew
Aturan 5 dalam International memerlukan istirahat yang cukup
Regulation For Preventing Collision At sehingga mengenai jam jaga sudah
Sea 1972 yaitu tentang lock out diatur dalam STCW (Standar Of
(pengamatan), setiap kapal harus selalu Training Certification And
menyelenggarakan pengamatan yang Wacthkeeping For Seafarer), 2010
layak baik dengan penglihatan dan pada chapter VIII (delapan). Chapter
pendengaran maupun dengan semua VIII berisi tentang standar-standar
sarana yang tersedia yang sesuai dengan yang berkaitan dengan tugas jaga,
keadaan dan suasana yang ada untuk diantaranya adalah 1) Pemberian
membuat penilaian yang lengkap tentang waktu istirahat paling sedikit 10 jam
situasi dan bahaya tubrukan. Terdapat periode 24 jam. 2) Periode istirahat
kondisi-kondisi khusus yang harus yang salah satu periodenya tidak
mendapat prioritas untuk boleh kurang dari 6 jam. 3) Waktu
44
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250
ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48

istirahat dapat dikurangi bila terjadi digunakan dengan tujuan untuk


suatu keadaan darurat. 4) Waktu keselamatan navigasi terutama
istirahat dapat berturut-turut atau pada saat berlayar di daerah
sedikitnya 70 jam dalam 7 hari. pelayaran ramai, alur pelayaran
4. Alat-alat yang digunakan untuk sempit, pelayaran yang banyak
pengamatan terdapat kapal-kapal ikan long line
Alat-alat navigasi yang biasa di dan daerah yang jarang dilalui
gunakan untuk pengamatan dan terutama pada malam hari.
saling berhubungan diantaranya: Menurut pengalaman penulis di
a. Binoculars atau alat yang gunakan kapal MV. OCEAN AMAZING,
untuk mengamati benda-benda yang Radar dan ARPA berperan penting
letaknya jauh maka dilihat secara untuk melakukan suatu
visual. Pengamatan keliling dengan pengamatan, dikarenakan radar
menggunakan binoculars dilakukan mampu mendekteksi benda-benda
secara berkala terutama apabila ada
yang berada di sekitar pelayaran
terdapat bahaya-bahaya navigasi.
kapal. Pada saat melakukan
Seperti adanya bouy-bouy pancing
kapal ikan yang sangat kecil, adanya pelayaran dari gresik ke pangkal
syombol-syombol navigasi, lampu- pinang tepat berada di selat bangka
lampu navigasi kapal lain, sosok yang terdapat kapal ikan jenis long
benda, yang akan membahayakan line berada tepat di route pelayaran
pelayaran. Maka dari itu perwira jaga yang akan dilalui.
bisa mengambil tindakan yang tepat Perwira jaga terus
apabila terjadi hal-hal seperti itu. mengamati pergerakan kapal ikan
b. Radar dan ARPA tersebut. Terdapat dua kapal ikan
Sesuai dengan yang melintang di haluan yang
perkembangan teknologi dunia akan dilewati dengan bouy-bouy
maritim, dan dirasa begitu nya. Perwira jaga memplotting
pentingnya radar sebagai alat kapal ikan tersebut. Kapal ikan A
bantu navigasi beberapa kali IMO mempunyai speed dan bergerak ke
(International Maritime Utara dan kapal ikan B tidak
Organiszation) membuat resolusi mempunyai speed tetapi
tentang penggunaan Radar di mempunyai bouy-bouy yang
kapal. Mulai dari persyaratan berjajar. Pada saat itu perwira jaga
radar, jenis radar, minimal jumlah mengambil keputusan untuk
radar yang harus ada di kapal, memotong kearah buritan kapal
pelatihan bagi operator radar karena haluan kapal kita ke Timur
sampai dengan sertifikasi bagi dan menembak ke tengah tengah
operator radar di kapal. Dari jarak antara bouy dua dan bouy tiga
ilustrasi tersebut dapat kita ketahui karena jenis bouy tersebut bisa
bahwa memang tersedianya radar dilewati ke tengah-tengahnya.
di kapal merupakan hal yang Perwira jaga mengambil
sangat penting. Serta diatur juga keputusan untuk menghindar jauh
dalam Collision Regulation 1972 dan memotong bouy paling ujung.
aturan 7(b) mengenai Dengan ada hal seperti itu maka
penggunaannya. Radar dan Arpa di kapal terpaksa keluar dari route
kapal penulis mengadakan yang telah ditentukan karena untuk
penelitian sudah menjadi satu menghidar dari bahaya tubrukan
perangkat sehingga lebih dan mencapai keselamatan
memudahkan dalam pengamatan pelayaran. Adapun bagian-bagian
guna mengetahui kondisi target. radar yang dipakai perwira jaga
Radar dan Arpa saling untuk membantu pengamatan di
berhubungan sehingga harus selalu kapal MV. OCEAN AMAZING
45
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250
ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48

adalah: memotong. TCPA digunakan


1) Parallel Index adalah teknik untuk mengetahui waktu titik
pengamatan jalannya kapal. terdekat kapal yang akan
parallel index merupakan cara memotong tersebut. Apabila
yang akan menentukan suatu CPAnya kurang dari 0,3 nm maka
metode di radar untuk memeriksa mempunyai resiko akan terjadinya
kapal selalu berada dalam haluan tubrukan. Sehingga dalam hal ini
yang aman yang sudah ditentukan bisa menggunakan EBL untuk
dalam rencana pelayaran. Pararel selalu mengamati pergerakan
index ini terdiri dari beberapa garis kapal target. Tempatkan EBL di
sejajar tetapi untuk mempermudah titik yang dianggap aman apabila
pengunaannya biasa hanya dengan kapal target dan terus mengamati
mengunakan dua garis sejajar yang pergerakan kapal target dengan
searah dengan haluan yang melihat secara berkala CPA, TPCA
dikemudikan. Garis index akan dan perbandingan speed kapal
berada sejajar dengan track di target dengan kapal kita. apabila
mana kapal akan mengikuti dan kapal target melewati garis EBL
dipertahankan untuk melewati tersebut maka kita bisa
jarak aman. Hal ini sering beranggapan bahaya tubrukan
dilakukan mualim I di kapal MV. tidak akan terjadi karena dengan
OCEAN AMAZING pada saat kapal itu melewati garis EBL yang
melewati alur pelayaran. dianggap aman berarti kapal target
2) VRM (Variable Range Marker) mempunyai laju yang lebih cepat.
digunakan untuk mengukur jarak c. AIS (Automatic Identification
suatu target secara lebih teliti, hasil System) suatu alat untuk mengetahui
pengukuran jarak dapat dibaca identitas kapal AIS juga berhubungan
indikator secara digital maupun dengan Ecdis, Radar dan Arpa kapal
dialog. Untuk pengamatan VRM yang menggunakan AIS akan
ini bisa digunakan sebagai terdeteksi di AIS. Menghadapi situasi
lingkaran jarak aman kapal kita berhadapan, maka peranan AIS
dengan kapal yang lainnya atau diperlukan untuk mengetahui keadaan
apabila kita berlayar di pelayaran kapal lain. Perwira jaga harus
yang bahaya piracy VRM ini bisa mengamati pergerakan kapal tersebut,
digunakan sebagai lingkaran dan sesuai aturan P2TL apabila
aman. Sehingga apabila ada kapal keadaan saling berhadapan masing–
yang mendekat atau sudah masing kapal harus mengubah
memasuki lingkaran tersebut maka haluannya ke kanan atau ketemu di
otomatis radar atau arpa akan lambung kiri. Akan tetapi apabila
berbunyi alarm. kapal dari salah satu yang akan
3) EBL (Electronic Bearing Line) berhadapan dalam keadaan olah
Digunakan untuk membaring geraknya terbatas, maka aturan itu
suatu target dan bisa dipakai untuk bisa dilanggar. Kemudian AIS juga
menarik garis batas. Apabila berfungsi sebagai pemberitahu
menghadapi keadaan saling identitas kapal kita ke kapal yang lain.
memotong EBL bisa digunakan d. ECDIS (Elektronic Chart Display
untuk pengamatan kapal lain and Information System) adalah
sehingga tidak terjadinya tubrukan untuk memudahkan mengetahui
yang terlebih dahulu memploting keadaan pelayaran di sekitar kapal
kapal yang akan memotong terutama tentang keadaan laut,
haluan, dan memperhatikan keadaan tata pemisah lalu lintas
pergerakan kapal tersebut dengan apabila melewati alur pelayaran atau
melihat Closest Ploting Approach VTS (Vessel Traffic System). ECDIS
(CPA) dan Time Closest Ploting (Elektronic Chart Display and
Approach (TPCA). Di mana CPA Information System) menampilkan
untuk mengetahui di mana titik route pelayaran yang akan dilalui
terdekat bertemunya kapal yang dengan jelas menggambarkan sebuah
dalam keadaan situasi saling
46
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250
ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48
kapal dengan berjalan di dalam suatu laut dengan berpatokan ke peta.
route pelayaran. Sehingga apabila
terdapat kapal-kapal di sekitar haluan IV. SIMPULAN
atau route yang akan kita lewati, Berdasarkan hasil penelitian,
ditampilan layar ECDIS (Elektronic seorang mualim harus mengoptimalkan
Chart Display and Information dalam pengoperasian dan perawatan alat
System) akan terlihat jelas maka dari navigasi guna untuk melaksanakan suatu
itu hal ini bisa lebih memudahkan pengamatan yang layak. Penggunaan
dalam pengamatan dan bisa
alat navigasi seperti binoculars, radar,
memudahkan dalam hal untuk
mengambil tindakan yang tepat untuk Automatical Identification System (AIS)
menghindari bahaya tubrukan. dan Electronic Chart Display
e. Alat atau perangkat yang Information System (ECDIS) sangat
menggunakan sistem teknologi sonar membantu untuk mengoptimalkan
untuk mengukur kedalaman suatu pengamatan yang ada. Penggunaan
perairan dengan mengirimkan bagian-bagian radar juga sangat
gelombang dari permukaan ke dasar berperan dalam pengoperasian radar
atau disebut Echo Sounder dan Radar. terhadap pengamatan seperti: parallel
Tetapi pada keseluruhan alat navigasi index, Electronic Bearing Line (EBL),
di kapal MV. OCEAN AMAZING Variable Range Marker (VRM).
dalam kondisi baik terkecuali 1 radar
Menggunakan seoptimal mungkin
dan echo sounder, dengan tingkat
kerusakan yang berbeda, seperti : kinerja bagian-bagian radar tersebut.
1) Terdapat 2 buah radar pada kapal, Kemudian cara mendapatkan suatu
tetapi yang dapat berfungsi dengan indentitas suatu kapal yaitu
baik hanya satu, sedangkan radar menggunakan Automatic Identification
yang lainnya dalam kondisi rusak. System (AIS). Alat tersebut membantu
Hal yang kami lakukan adalah untuk mendapatkan informasi suatu
mengirim Berita Acara berupa kapal apabila kapal tersebut
kerukan alat navigasi yaitu radar. membahayakan pelayaran tetapi alat ini
Akan tetapi belum ada respon atau hanya bisa mendeteksi suatu informasi
tanggapan dari pihak kantor apabila kapal target mempunyai AIS.
tentang radar rusak tersebut. Selain dari peranan ECDIS terhadap
Karena hal tersebutlah kami pengamatan untuk lebih memudahkan
melakukan perawatan dan mengamati keadaan laut yang akan
penggunaan radar yang berfungsi dilayari sehingga kapal bisa lebih mudah
dengan baik dengan hanya bergerak apabila ada bahaya navigasi.
menghidupkan radar pada saat Maka dari itu untuk meningkatkan
kondisi tertentu. seperti kondisi keterampilan dalam berdinas jaga
berkabut, dalam hujan deras, dan terutama dalam hal melakukan
pada saat malam hari. pengamatan, harus seoptimal mungkin
2) Pada kapal tersebut hanya terdapat memanfaatkan bantu alat navigasi.
satu echosounder, tetapi sudah Karena pengamatan sangat penting guna
tidak berfungsi dengan baik. Berita menghindarkan dari bahaya tubrukan
acara sudah kami kirimkan untuk dan mencapai suatu keselamatan dalam
meminta penggantian atau pelayaran.
perbaikan pada Echosounder,
tetapi sama seperti berita acara
V. DAFTAR PUSTAKA
yang kami kirimkan pada radar,
Arfan, D. (2018). Peningkatan
pihak kantor belum ada respon
atau tanggapan mengenai hal ini.
kemampuan perwira jaga fresh
Sedangkan tindakan kami agar graduate dalam menggunakan
tetap dapat berlayar dengan tidak alat-alat navigasi untuk mencegah
menggunakan echo sounder yaitu bahaya tubrukan di mv. Energy
dengan cara melihat kedalaman midas (Doctoral dissertation,
47
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250
ISSN: 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN: 2722-0621 Vol.2 No.1 Edisi Mei 2021: 39-48

POLITEKNIK ILMU Semarang. Published 2019-08-13.


PELAYARAN SEMARANG). p. 269 – 274. https://e-
http://repository.pip- journal.akpelni.ac.id/index.php/pr
semarang.ac.id/587/6/13%20- osiding/article/view/92
%20BAB%202%20%2810-
30%29.pdf
Hendrawan, A. (2019). Analisa Indikator
Keselamatan Pelayaran pada
Kapal Niaga. Saintara: Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Maritim, 3(2),
53-59.
STCW 1978 as amended in 1995
Regulation II/1
Konvensi SOLAS 1974 tentang
Keselamatan Penumpang dan
Awak Kapal di Laut
Margono, S. (2005). Metodologi
Penelitian Pendidikan. PT. Rineka
Cipta.
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi
Penelitian Kualitatif. PT. Remaja
Rosdakarya.
Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistik.
Alfabeta
STCW (Standar Of Training
Certification and Wachkeeping
For Seaferer) (2010). Pada
Chapter VIII. Berkaitan dengan
Tugas Jaga.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta
Triananda, A. (2016) Analisis Peran Dan
Fungsi Navigasi Guna Mendukung
Keamanan, Keselamatan Dan
Kelancaran Pelayaran Berdasarkan
Pasal 172 Sampai Dengan Pasal
177 Undang. Jurnal Hukum Prodi
Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Untan (Sekripsi S1 Fakultas
Hukum Universitas Tanjungpura).
Wahyuni, Eni Tri. (2019). Peranan Alat
Navigasi Di Kapal Untuk
Meningkatkan Keselamatan
Pelayaran Di Atas Kapal.
Proceeding of 1st National
Seminar on interdesciplinary
Studies. Politeknik Bumi Akpelni:
48
https://doi.org/10.46484/db.v2i1.250

Anda mungkin juga menyukai