Anda di halaman 1dari 14

1

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Indonesia sebagai negara pengekspor minyak bumi di kawasan asia
dan pengekspor gas bumi terbesar di dunia, mempunyai industri pertambangan
dan pengeboran sumur minyak atau gas yang berkembang tidak begitu cepat.
Hal ini diakibatkannya kurangnya modal dan teknologi, pada perusahaan
pengeboran di Indonesia sehingga mengakibatkan perusahaan dalam kondisi
mati suri. Dari seluruh perusahaan pengeboran sumur minyak yang jumlahnya
di atas 100 perusahaan, kini yang aktif melakukan kegiatan pengeboran, tidak
lebih dari 50 perusahaan. Bahkan, peralihan kegiatan eksplorasi di darat (on
shore) ke wilayah lepas pantai (off shore), membuat perusahaan lokal banyak
yang tidak bisa menyediakan jasa pengeboran.
Salah satu penyebabnya, karena tidak mampu menyiapkan anjungan
pengeboran (rig) yang mampu mengebor hingga di kedalaman 5000 meter
lebih. Terbatasnya kemampuan perusahaan lokal cukup memprihatinkan,
sebab peran perusahaan pengeboran minyak cukup besar dalam upaya
menghemat devisa. Jika pilihan perusahaan perminyakan yang melakukan
eksplorasi di Indonesia memberikan kontrak pengeboran kepada perusahaan
asing, otomatis kesempatan untuk mendapatkan devisa melayang ke
perusahaan asing.
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern di dunia pengeboran minyak lepas pantai (Offshore oil
drilling) amat sangat pesat, hingga perkembangan dalam mengolah bahanbahan mineral, yang terkandung dalam perut bumi telah banyak menghasilkan
berbagai jenis produk muatan curah cair, dari minyak bumi (crude oil) yang
diolah dan menghasilkan produk diantaranya adalah solar, premium, kerosin,
gas alam cair, dan masih banyak lagi. Masing-masing dari jenis produk
tersebut mempunyai sifat kimia dan fisika yang berbeda-beda, sehingga
masing-masing produk memerlukan penanganan tersendiri untuk menjaga
kualitas dan kuantitasnya, di samping hal tersebut dibutuhkan pula suatu

sistim yang dapat menjamin proses pengeboran minyak ini berkesinambungan,


efisien, aman, dan baik, bagi yang mengerjakannya maupun aman buat
lingkungan.
Kapal logistik (Supply

Boat) merupakan

kapal

khusus

yang membantu pekerjaan di oilfield, selain itu juga melakukan pekerjaan


khusus yang berkaitan dengan pengeboran minyak dan pemasangan pipa di
bawah air, untuk itulah orang yang bekerja di atas kapal yang khusus melayani
kegiatan dalam pengeboran minyak lepas pantai harus dibekali dengan
pendididkan dan pelatihan secara intensif yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh IMO (International Maritime Organization) dan di samping
dari pada itu diperlukan pula ketelitian, kepekaan, dan kedisiplinan yang
tinggi untuk menghindari kecelakaan pada waktu bekerja, karena kecelakaan
kerja di laut di samping mengakibatkan kerugian mental & material berupa
terganggunya operasional kerja juga dapat berakibat fatal pada hilangnya
nyawa seseorang.
Dalam Internasional Convention on Standart of Training, Certification
and Watchkeeping for Seafarer (STCW) 1978 yang mulai diberlakukan tahun
1984, konvensi yang dihasilkan oleh Marine safety Committee (MSC) yang
merupakan komite yang dibentuk oleh IMO yang khusus untuk menangani
masalah teknik dan pekerjaan administrasi yang telah mengeluarkan suatu
persyaratan bagi pelaut agar dibekali pengetahuan yang cukup tentang alat-alat
keselamatan, sertifikasi terhadap nakhoda (master), perwira (officers), dan
awak kapal (crews), termasuk pengawasan di atas kapal, untuk itu awak kapal
wajib mengikuti pelatihan-kepemimpinan. Di setiap perusahaan pengeboran
minyak khususnya lepas pantai (offshore) sangat peduli dan mementingkan
keselamatan

pekerja

dan

lingkungannya,

dalam meningkatkan

mutu

pelayanannya dan menciptakan rasa aman maka penerimaan calon awak kapal
khususnya kapal logistik yang melayani pengeboran minyak lepas pantai yang
nantinya memiliki peranan penting dalam mensuplai barang kebutuhan dari
pengeboran, untuk itu diperlukan keahlian dan keterampilan khusus karena
aktivitas kapal dalam melayani area pengeboran lepas pantai dikategorikan

dalam jenis kegiatan yang berbahaya. Banyaknya kasus kecelakaan yang


terjadi di atas kapal menurut Batti (dasar-dasar peraturan kinerja operasional
dan pencegahan pencemaran dari kapal.1998:70) 80% kecelakaan di atas
kapal disebabkan karena kesalahan dan kelalaian manusianya (Human error)
selebihnya disebabkan keadaan alam, dan faktor-faktor lainnya. Fenomena ini
menunjukkan betapa mutu dari SDM (Sumber Daya Manusia ) yang bekerja di
atas kapal sangat minim. Namun berdasar dari banyaknya kasus yang terjadi
sangat menunjukkan ketidakterampilan dan kedisiplinan dalam mematuhi
aturan dan sistem prosedur dalam mematuhi aturan kerja, kurangnya
pengetahuan dan keabaian, bahkan kelalaian dari awak kapal itu sendiri. Hal
inilah yang menjadi titik awal tentang pentingnya kepemimpinan di atas
kapal, karena tampa disadari ketidak acuan awak kapal dalam menaati
peraturan-peraturan keselamatan kerja di atas kapal merupakan awal dari
ketidakdisiplinan yang nantinya berujung pada kecelakaan di samping dari
kelayakan alat-alat keselamatan termasuk perawatan dan pemeliharaan
terhadap alat-alat tersebut, di tambah faktor di luar kendali manusia itu sendiri
seperti cuaca yang buruk, alur pelayaran sempit, rute pelayaran jarak pendek
yang meminimkan waktu latihan keselamatan dan masih banyak lagi.
Guna

meyakinkan

semua

pihak

yang

berkepentingan

dalam

pengeboran minyak lepas pantai dan instansi yang terkait bahwa semua aturan
telah di jalankan dengan benar maka setiap kapal , dalam 3 bulan sekali akan
diadakan internal audit dan akan dilanjutkan dengan external audit dari
surveyor yang ditunjuk oleh pihak yang berwenang. Namun dalam hal ini
dapat juga diperiksa oleh Port State Control(PSC) diseluruh pelabuhanpelabuhan Indonesia maupun

negara-negara

lain

yang

sudah

meratifikasi Internasional Safety Management (ISM) Code. Tujuannya untuk


meyakinkan

dan

memastikan

kapal

tersebut

sudah

melaksanakan

ISM Code dengan sebenarnya atau belum, pengecekan ini berkisar pada
document kapal, konstruksi kapal, alat-alat dan sarana keselamatan yang ada
di atas kapal, juga keterampilan-keterampilan tiap awak kapal sesuai dengan
bidang dan tingkatan, serta jabatannya di atas kapal. ISM Code itu sendiri

adalah suatu kode internasional yang bertujuan untuk memastikan kapal


dioperasikan dengan layak dan benar untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kapal, penumpang, muatan dan pencemaran lingkungan sekitarnya.
Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul kesehatan
dan keselamatan kerja pada pengeboran minyak lepas pantai.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar

belakang judul penelitian

diatas, maka

identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :


1. Seringnya terjadi kecelakaan kerja pada pengeboran laut lepas pantai.
2. Banyaknya pekerja pengeboran lepas pantai yang kurang mematuhi
safety pengeboran laut lepas pantai.
3. Tingginya tingakt pencemaran laut di Indonesia.
4. Kerugian Negara yang membangkak akibat polusi yang diakibatkan
pengeboran laut lepas pantai.
3. Pembatasan Masalah
Sehubungan keterbatasan waktu, dana dan teori-teori, agar laporan
ini dapat dipahami secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah
yang telah diidentifikasikan dapat dijabarkan lebih panjang. Oleh karena
itu, penulis member batas pada kecerobohan pada saat melakukan
pengeboran lepas pantai.
4. Pokok Permasalahan
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana safety offshore pada pengeboran minyak lepas pantai?
2. Bagaimana cara menanggulangi kebocoran pada pengeboran laut lepas
pantai?

5. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja pada pengeboran
minyak lepas pantai.

b. Mengetahui factor-faktor yang harus diperhatikan yang dapat

menyebabkan kecelakaan kerja pada pengeboran laut lepas pantai.


c. Mengetahui hal-hal yang dapat menjadi polusi saat proses

pengeboran minyak lepas pantai.


2. Manfaat
a. Bagi penulis
Menambah khasanah dan wawasan ilmiah bagi penulis khususnya
dalam hal sumber daya manusia. Disamping itu penulisan laporan
ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis dalam rangka
memenuhi tugas kuliah hyperkes di Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
b. Bagi mahasisa UNS dan Masyarakat

Sebagai sumbangan pemikiran dan sumber analisis kepada para


pembaca, baik di lingkungan kampusUNS, ataupun di luar kampus
dalam memahami tentang pengeboran minyak laut lepas pantai.

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ring pengeboran
Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk
melakukan

pengeboran

ke

dalam

reservoir

bawah

tanah

untuk

memperoleh air,minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah.
Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas
pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas
pantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari
mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum
dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada
kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran pada
permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya
untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk
membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau
gas bumi dari reservoir tersebut.Rig pengeboran dapat berukuran:

Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran


eksplorasi mineral

Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam


kerak Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan
sirkulasilumpur

pengeboran melalui mata

bor dan casing (selubung),

untuk mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong"


selama sumur dibor.
Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa. Peralatan lain dapat
mendorong asam atau pasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh
minyak dan mineral; akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan.
Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari
pinggir pantai.
Pada umumnya RIG pengeboran dapat dibagi menjadi beberapa jenis
sesuai daerah

RIG Darat : Untuk pengeboran di darat. Bentuk paling sederhana, terdiri


dari menara dan struktur penopang.

Rig Rawa : Biasa dikenal dengan sebuat "Swamp Barge". Untuk


kelengkapan alat pengeboran sama dengan RIG darat, hanya saja menara
dan sistem pengeboran ditempatkan di atas Ponton. Ponton ini akan
duduk di dasar rawa saat operasi pengeboran berlangsung. Biasa
beroperasi di perairan dengan kedalaman sekitar 5 M.

Jack Up Rig : Satu unit alat pengeboran dengan kaki yang panjang. Kaki
ini dapat naik dan turun untuk menopang struktur utama. RIG jenis ini
biasa digunakan pada daerah dengan kedalaman sekitar 100 M atau
kurang

Tender RIG : Sistem pengeboran dipasang pada platform. Tender RIG


digunakan untuk membantu operasi pengeboran (pengangkatan pipa,
strultur dll). Tender RIG akan menempel di platform saat operasi
pengeboran berlangsung.

Semisubmersible RIG : Sesuai namanya, RIG semisub merupakan obyek


terapung yang dipasang alat pengeboran. Biasa digunakan untuk
mengebor daerah laut dalam (lebih dari 100 M).

Drill Ship : Semua peralatan untuk pengeboran dipasang pada kapal.


Digunakan untuk mengebor laut yang sangat dalam.

2.2 Anjungan lepas pantai


Anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang di bangun
di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan
tambang.

Biasanya

pengeboran yang
maupun

untuk

anjungan

berfungsi
membuat

lepas

untuk
lubang

pantai

menganalisa
yang

memiliki

sebuah rig

sifat geologis reservoir

memungkinkan

pengambilan

cadangan minyak bumi atau gas alam dari reservoir tersebut.


Kebanyakan anjungan tersebut terletak di lepas pantai dari landas
kontinen,

meskipun

dengan

kemajuan teknologi dan

meningkatnya

hargaminyak mentah, pengeboran dan produksi di perairan yang lebih dalam

telah menjadi lebih baik, layak dan ekonomis. Sebuah anjungan yang khas
mungkin memiliki sekitar tiga puluh mata bor, pengeboran yang terarah
memungkinkan sumur bor dapat diakses pada dua kedalaman yang berbeda
dan juga pada posisi terpencil sampai 5 mil (8 kilometer) dari platform.
Sumur bawah laut yang jauh juga dapat dihubungkan ke anjungan dengan
garis aliran dan koneksi pusar. Solusi bawah laut dapat terdiri dari sumur
tunggal ataupun dengan pusat manifold (pipa dengan mulut lubang yg
banyak) untuk digunakan pada beberapa pengeboran.

Gambar 2.1 Anjungan pada pengeboran minyak lepas pantai

2.3
Eksplorasi minyak
Eksplorasi atau pencarian minyak Bumi merupakan suatu kajian
panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak.
Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang
yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung
jawab atas pencarianhidrokarbon tersebut.
Perlu diketahui bahwa minyak di dalam Bumi bukan berupa wadah
yang menyerupai danau, namum berada di dalam pori-pori batuan bercampur
bersama air. Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.2 Letak minyak bumi pada batuan

Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai


potensi akan minyak Bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di
daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak
potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:

Batuan Sumber (Source Rock)


Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon.

biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini
kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan
menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.

Tekanan dan Temperatur


Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan

temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan


mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai
hidrokarbon.

Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat

berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk


diproduksi.

Di

batuan

sumbernya

sendiri

dapat

dikatakan

tidak

memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak

10

terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting
untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.

Reservoar
Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk

berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir


dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup
besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada
batuan inilah minyak Bumi di produksi.

Perangkap (Trap)
Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap.

tujuannya agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat


itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir
ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak
ekonomis

sama

sekali.

Perangkap

dalam

hidrokarbon

terbagi

yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.


Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak
memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk
diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut
kemungkinan mempunyai potensi minyak Bumi atau pun gas Bumi.
Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang
lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian
dilanjutkan pada langkah berikutnya.
Setelah

kajian

metoda geologi dilakukan,

secara

regional

dan

dengan

hasilnya

menggunakan
mengindikasikan

potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika.


Pada tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data
yang

lebih

akurat

guna

memastikan

keberadaan

hidrokarbon

dan

kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari


pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di
dalam Bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut
memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap

11

atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian hidrokarbon. Metodametoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan sebagai
aplikasi engineering.
Metoda tersebut adalah:
1. Eksplorasi seismik
Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya meliputi
daerah yang luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan
di dalam Bumi.
2. Data resistivity
Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan di isi oleh fluida.
Fluida ini bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida di
dalam batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada
fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan
minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. dari
data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi,
bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah.
sebagai dasar analisis fluida perlu kita ambil sampel fluida di dalam batuan
daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data
resistiviti yang kita miliki.
a. Data porositas
b. Data berat jenis
3. Data berat jenis
Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan
bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini
akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori

12

batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat
jenis yang berbeda
2.3 Alat-alat yang perlu diperhatikan pada pengeboran laut lepas pantai
Berikut ini adalah peralatan dasar peralatan pelindung diri yang harus
ada di sebuah pengeboran minyak lepas pantai untuk menjamin keselamatan
para pekerja:
1. Pakaian pelindung: pakaian pelindung adalah COVERALL yang
melindungi tubuh anggota awak dari bahan berbahaya seperti minyak panas,
air, percikan pengelasan dll Hal ini dikenal sebagai, dangri or boiler suit.
2. Helmet: Bagian yang paling penting dari tubuh manusia adalah kepala.
Perlu perlindungan terbaik yang disediakan oleh helm plastik keras di atas
kapal. Sebuah tali dagu juga disediakan dengan helm yang menjaga helm di
tempat ketika ada perjalanan atau jatuh.
3. Safety Shoes: maksimum dari ruang internal kapal digunakan oleh kargo
dan mesin, yang terbuat dari logam keras dan yang membuatnya canggung
untuk awak untuk berjalan di sekitar. Safety Shoes memastikan bahwa tidak
ada luka yang terjadi di kaki para pekerja atau crew di atas Kapal
4. Sarung tangan (Hand safety): Berbagai jenis sarung tangan yang
disediakan Di Kapal. sarung tangan ini digunakan dalam operasi dimana hal
ini menjadi keharusan untuk melindungi tangan orang-orang. Beberapa
sarung tangan yang diberikan sarung tangan tahan panas untuk bekerja pada
permukaan yang panas, kapas sarung tangan untuk operasi normal, sarung
tangan las, sarung tangan bahan kimia dll
5. Goggles: Mata adalah bagian paling sensitif dari tubuh manusia dan dalam
operasi sehari-hari pada kemungkinan kapal sangat tinggi untuk memiliki
cedera mata. kaca pelindung atau kacamata yang digunakan untuk
perlindungan mata, sedangkan kacamata las digunakan untuk operasi
pengelasan yang melindungi mata dari percikan intensitas tinggi.
6. Plug: Di Ruang Mesin kapal menghasilkan suara 110-120 db ini
merupakan frekuensi suara yang sangat tinggi untuk telinga manusia. Bahkan

13

beberapa menit paparan dapat menyebabkan sakit kepala, iritasi dan


gangguan pendengaran kadang-kadang sebagian atau penuh. Sebuah penutup
telinga atau steker telinga digunakan pada kapal yang mengimbangi suara
yang dapat di dengar oleh manusia dengan aman,
7. Safety harness: operasi kapal rutin mencakup perbaikan dan pengecatan
permukaan yang tinggi yang memerlukan anggota kru untuk menjangkau
daerah-daerah yang tidak mudah diakses. Untuk menghindari jatuh dari
daerah tinggi seperti itu, maka menggunakan Safety harness. Safety harness
adalah di kenakan oleh operator di satu ujung dan diikat pada titik kuat di
ujung

lainnya.

Face mask: Bai yang Bekerja di permukaan insulasi, pengecetan atau


membersih
8. Kan karbon yang melibatkan partikel berbahaya dan minor yang
berbahaya bagi tubuh manusia jika dihirup langsung. Untuk menghindari hal
ini, masker wajah diberikan hal ini di gunakan sebagai perisai muka dari
partikel berbahaya.
9. Chemical suit: Penggunaan bahan kimia di atas kapal sangat sering dan
beberapa bahan kimia yang sangat berbahaya bila berkontak langsung dengan
kulit manusia. Chemical suit dipakai untuk menghindari situasi seperti itu.
10. Welding perisai: Welding adalah kegiatan yang sangat umum di atas
kapal untuk perbaikan struktural. Juru las yang dilengkapi dengan perisai las
atau topeng yang melindungi mata dari kontak langsung dengan sinar
ultraviolet dari percikan las, hal Ini Harus Di perhatikan dan sebaiknya
pemakaian Welding shield sangat di haruskan untuk keselamatan Pekerja.

Gambar 2.3 Peralatan yang


digunakan pada pengeboran
laut lepas pantai

14

PENUTUP
Dalam pengeboran laut lepas pantai banyak sekali hal-hal yang harus
diperhatiakan guna safety offshore pada saat melakukan pengeboran. Hal ini
perlu diperhatikan dengan detail karena jika tidak akan menjadikan petaka
baik bagi si pekerja maupun pencemaran bagi laut. Jika kecelakaan kerja
terjadi, maka laut dapat tercemari dan banyak populasi hewan laut yang akan
mati. Jika hewan-hewan laut akan mati,manusia sendiri juga akan kesuliatn
untuk menemukan ikan sebagai bahan pangan.

Anda mungkin juga menyukai