Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENCEMARAN TANAH DAN AIR TANAH Pencemaran Tanah Akibat Aktivitas Pertambangan oleh Solar ( Bahan Bakar

r Diesel )

DISUSUN OLEH: FATURRAHMAN ADELIA FAULINA SARI PRIHATINI SAPUTERI H1E108018 H1E108060 H1E108072

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2010

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunai-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pencemaran Tanah dan Air Tanah dengan topic Pencemaran Tanah Akibat Aktivitas Pertambangan Oleh Solar (Bahan Bakar Diesel) ini. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemcemaran Tanah dan Air Tanah. Penyusunan makalah ini berdasarkan format yang telah diberikan. Namun demikian, kami menyadari keterbatasan yang dimiliki dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Syahirul Alim, MT selaku dosen pengajar dan pembimbing dalam penyusunan makalah ini. Kami mengharapkan agar makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, Desember 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR....................................................................................... i DAFTAR ISI...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang................................................................................. 1 1.2 Maksud dan Tujuan.......................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ ......2 2.1 Pengetahuan Mengenai Bahan Bakar Diesel dan Solar.. 1 2.2 Pencemaran Tanah Akibat Solar.......................................................5 2.3 Mekanisme Terjadinya Pencemaran Tanah Oleh Solar..................... 2.4 Dampak Pencemaran Tanah Oleh Solar............................................ 2.5 Penanganan dan Pemulihan Tanah yang Tercemar Oleh Solar......... BAB III PENUTUP............................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13 6 7 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan tanah muda kembali yang kaya akan unsur hara. Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pertambangan yang telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan. Dari kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), serta terjadinya pencemaran yang dapat terjadi misalnya dari limbah yang dihasilkan dari aktifitas pertambangan. Di Indonesia, sarana dan fasilitas atau lembaga yang berperan dalam pendistribusian bahan bakar minyak diesel umumnya melakukan kegiatan penerimaan, penimbunan, dan penyaluran bahan bakar. Jenis bahan bakar minyal diesel ini banyak digunakan pada sektor transportasi untuk jenis angkutan kendaraan air khususnya kapal laut, dan juga pada sektor industri. Titik penyerahan atau penyaluran bahan bakar ini ke konsumen adalah di depot atau instalasi bahan bakar atau di bunker Pertamina. Pada sistem distribusi ini, bahan bakar minyak diesel disalurkan ke konsumen dari instalasi atau depot dengan menggunakan sarana transportasi berupa: tongkang, oil barge lighter, truk tangki, rail tank wagon, maupun jaringan pipa Berbagai kasus pencemaran limbah berbahaya dan beracun (B3) dari kegiatan penambangan minyak bumi yang terjadi di Indonesia memerlukan perhatian yang lebih

serius. Kasus pencemaran seperti yang terjadi di Tarakan (Kalimantan Timur), Riau, Sorong (Papua), Indramayu serta terakhir kasus pencemaran di Bojonegoro (Jawa Timur) seharusnya menjadi catatan penting bagi para pengelola penambangan minyak akan pentingnya pengelolaan pencemaran minyak di Indonesia.Eksplorasi dan eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan juga aspek kegiatan yang beresiko menumpahkan minyak antara lain : distribusi/pengangkutan minyak bumi dengan menggunakan moda transportasi air, transportasi darat, marine terminal/pelabuhan khusus minyak bumi, perpipaan dan eksplorasi dan eksploitasi migas lepas pantai. Dewasa ini, banyak terjadi pencemaran minyak di tanah. Salah satunya adalah minyak solar, yang mencemari tanah akibat dari kegiatan pertambangan. Solar adalah salah satu produk hasil penyulingan atau pengolahan minyak bumi di pertambangan. Solar sering tumpah ketika dipindahkan melalui saluran pipa, truk, dan kapal. Solar juga bisa bocor dari tangki-tangki penyimpan. 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan yang hendak diambil dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui bagaimana mekanisme dari pencemaran solar di tanah serta dampak dan pemulihan lahan tercemar oleh solar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan Mengenai Bahan Bakar Diesel dan Solar Pada proses penyulingan minyak mentah, terdapat 5 fraksi produk yang dihasilkan, yaitu: refinery gas (banyak mengandung metana, etana, dan hidrogen), light distillates (LPG, gasoline, naptha), middle distillates (kerosene, diesel oil), heavy distillates (fuel oil), dan residuum (lubricating oils, wax, tar). Tiap kategori dari bahan bakar ini memiliki boiling point pada kisaran temperatur yang berbeda-beda, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Fractional distillation pada minyak mentah. Bahan bakar diesel secara umum adalah bahan bakar yang dapat digunakan di mesin diesel. Yang paling banyak digunakan antara lain adalah minyak diesel dan juga minyak solar. Namun, terdapat juga alternatif lain yaitu biodiesel, biomass to liquid (BTL) diesel, ataupun gas to liquid (GTL) diesel, yang sedang dalam perkembangan. Hal ini dimaksudkan agar emisi yang dihasilkan dari proses pembakaran diesel fuel hanya mengandung sedikit kandungan sulfur. Minyak diesel merupakan hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam dan berbentuk cair pada temperatur rendah, dengan cetane number 40-45. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Selain itu, minyak diesel juga memiliki boiling point yang tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Oleh karena itulah, minyak diesel disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF). Spesifikasi dari minyak diesel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Spesifikasi minyak diesel sesuai Surat Keputusan Dirjen Migas No.002/P/DM/MIGAS/1979 Tanggal 25 Mei 1979. Sedangkan minyak solar merupakan bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih dengan cetane number 45. Penggunaan minyak solar ini pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (di atas 1.000 RPM). Minyak solar ini biasa disebut juga Automotive Diesel Oil (ADO) atau High Speed Diesel (HSD). Spesifikasi dari minyak solar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Spesifikasi minyak solar sesuai Surat Keputusan Dirjen Migas 3675 K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006.

2.2 Pencemaran Tanah Akibat Solar

Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih. Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 RPM), yang juga dapat dipergunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil, yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Salah satu penyebab utama dari pencemaran tanah adalah aktivitas penambangan. Salah satu jenis penambangan yang paling banyak menyebabkan pencemaran bagi tanah adalah penambangan minyak. Pencemaran ini terjadi tidak hanya terbatas pada saat kegiatan penambangannya saja, tapi juga pada saat pengolahan dan pendistribusian hasil tambang tersebut. Solar adalah salah satu produk hasil penyulingan atau pengolahan minyak bumi di pertambangan. Solar merupakan senyawa hidro-karbon dengan jumlah atom C berkisar antara 12 sampai dengan 20. Dengan banyaknya jumlah rantai hidrokarbon menyebabkan tingginya tingkat titik didih solar yang mencapai 270oC. Solar sangat bermanfaat dalam menunjang aktivitas manusia, salah satunya adalah dapat digunakan sebagai bahan bakar pendamping pada kendaraan bermotor. Selain itu, dewasa ini solar makin banyak digunakan sebagai bahan bakar pada diesel. Diesel tersebut digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik pengganti. Yang jadi permasalahan adalah setiap tahun kebutuhan akan hasil penyulingan minyak salah satunya solar kian mengalami peningkatan seiring dengan tingginya kebutuhan energi sebagai akibat kemajuan teknologi dan kebutuhan hidup manusia, sehingga potensi pencemaran oleh solar juga meningkat.

Solar yang tidak berada pada tempatnya dapat dikategorikan sebagai limbah B3 dan tentu saja ini tidak dapat dipungkiri bahwa solar menjadi salah satu polutan berbahaya dalam pencemaran tanah. Eksplorasi dan eksploitasi produksi solar melibatkan aspek kegiatan yang beresiko menumpahkan solar tersebut antara lain : distribusi/pengangkutan solar dengan menggunakan transportasi darat dan melalui perpipaan serta kilang-kilang penyulingan minyak yang menghasilkan minyak solar tersebut. Mekanisme bagaimana terjadinya pencemaran dimulai pada saat terjadinya tumpahan minyak solar dan kebocoran pipa dalam jumlah tertentu dengan luas dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu malapetaka pencemaran lingkungan oleh minyak solar yaitu kualitas lingkungan tersebut turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. 2.3 Mekanisme Terjadinya Pencemaran Tanah Oleh Solar Secara umum dapat dijelaskan bagaimana mekanisme terjadinya pencemaran tanah oleh solar sebagai berikut : a. Transportasi dan penyimpanan Solar sering tumpah ketika dipindahkan melalui saluran pipa, truk, dan kapal. Solar juga bisa bocor dari tangki-tangki penyimpan. Tumpahannya bisa menyebabkan kerusakan yang akan bertahan lama pada lapisan tanah, air tanah, hewan, dan manusia Perusahaan-perusahaan penghasil solar seharusnya mengeluarkan peringatan bagi komunitas ketika terjadi tumpahan, segera menanggulangi tumpahan dan membersihkannya. AMDAL untuk operasi-operasi minyak harus menyertakan rencana-rencana pembangunan saluran pipa dan penggunaannya Selain itu perlu diadakannya penggalangan dukungan di tingkat regional dengan mengorganisasi komunitas yang tinggal disepanjang saluran pipa untuk menentang praktek-praktek perusahaan solar yang tidak aman. b. Kilang minyak solar Kilang adalah fasilitas di mana minyak diproses menjadi produk-produk seperti bensin, minyak solar, minyak pemanas, aspal, oli, dan plastic. Kilang-kilang mengeluarkan limbah beracun ke dalam air, lapisan tanah, dan udara. Polusi dari kilang menyebabkan asma, bronkhitis, kanker, gangguan reproduksi, dan perkembangan otak dan sistem syaraf abnormal pada anak. Polusi ini juga membuat

pemanasan global menjadi lebih parah. Limbah yang dikeluarkan oleh kilang ini dapat menurunkan kestabilan tanah dan mendegradasi fungsi tanah hingga dapat menyebabkan lahan kritis akibat limbah dari penyulingan minyak solar tersebut. c. Kecelakaan transportasi atau pendistribusian minyak solar Setelah melalui hasil penyulingan yang kemudian menghasilkan minyak solar yang siap pakai, perusahaan-perusahaan penghasil solar menyalurkan kepada konsumenkonsumen dengan sistem pendistribusian melalui transportasi darat. Penyaluran ini tidak selalu lancar dan aman dalam setiap waktunya. Akibat kelalaian pengemudi dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kendaraan pengangkut solar, akibatnya solar tumpah dan mencemari tanah sampai pada batas tingkat pencemaran yang akut. Ketika solar tumpah ke tanah, ia akan menghancurkan lapisan tanah dengan mendesak udara keluar dan membunuh makhluk-makhluk hidup yang membuat lapisan tanah menjadi tak sehat. Hal yang hampir serupa terjadi jika solar mengenai kulit kita atau kulit hewan Minyak solar akan menutupi kulit dan menghalangi udara masuk. Racun-racun yang berasal dari solar juga meresap ke dalam tubuh melalui kulit, dan menimbulkan penyakit. Tumpahan solar yang merembes ke dalam tanah akan mengganggu aktivitas mikroorganisme yang ada di tanah. Kandungan senyawa hidrokarbon disertai titik didih yang tinggi dari solar ini dapat meningkatkan panas dalam tanah, sementara itu untuk beberapa spesies mikroorganisme sangat sensitif terhadap suhu yang tinggi sehingga akan mempengaruhi kerja mikroorganisme dalam tanah bahkan dapat berujung pada punahnya beberapa spesies mikroorganisme dalam tanah tersebut, tentu saja ini akan sangat mempengaruhi terhadap tingkat kesuburan tanah. Selai itu, beberapa senyawa yang terkandung dalam solar akan bereaksi dan mengikat oksigen dalam tanah yang akan semakin memperburuk pencemaran tanah secara keseluruhan. 2.4 Dampak Pencemaran Tanah Oleh Solar Dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah oleh minyak solar adalah sebagai berikut : a. Dampak Kesehatan Seperti halnya dengan bahan-bahan kimia, gangguan-gangguan kesehatan yang disebabkan minyak solar mungkin sulit dibuktikan karena memang butuh waktu yang panjang untuk menimbulkan dampak kesehatan manusia. Tetapi, untuk sebagian besar penduduk yang tinggal di lokasi yang terjadi pencemaran tanah dapat

dibuktikan dan dilihat bahwa kesehatan mereka terancam akibat pencemaran tersebut. Manusia yang terkontaminasi bahan berbahaya dari solar akibata adanya pencemaran tanah dapat mendatangkan masalah-masalah kesehatan serius, seperti halnya berikut ini: 1. penglihatan buram dan gangguan mata lain gangguan bicara, kerusakan otak, koma 3. 5. kejang-kejang dan kematian mendadak infeksi telinga 4. nyeri hidung dan mimisan 6. asma, bronkitis, pneumonia dan gangguan pernafasan lain 7. infeksi paru-paru dan tenggorokan 8. meningkatnya risiko TBC (tuberculosis) 9. serangan jantung 10. problem pencernaan, muntah, dan kanker lambung 11. kerusakan hati, ginjal dan tulang 12. problem menstruasi, keguguran, 13. meninggal dalam kandungan, dan cacat lahir 14. kulit gatal-gatal, jamur dan kanker kulit Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian apa pun jenis polutannya tak terkecuali minyak solar. b. Dampak pada Ekosistem Pencemaran tanah oleh solar juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya pada solar bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lamakelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Tumpahan minyak solar membawa pengaruh buruk pada tanah berkenaan dengan kemampuan tanah untuk menyediakan air bagi pertanaman. Rembesan solar 2. sakit kepala halusinasi, eforia (perasaan gembira yang mendadak), rasa capek,

dapat menutupi sebagian pori tanah sehingga mengurangi efektivitas pelepasan karbon dalam tanah. Karbon dari yang dihasilkan dari kegiatan mikriba akan tersimpan dan tidak dapat dikeluarkan, tentu saja ini akan sangat mempengaruhi keadaan tanah dan tingkat kesuburannya. Tanah yang terkontaminasi minyak solar tersebut dapat merusak lingkungan serta menurunkan estetika. Lebih dari itu tanah yang terkontaminasi limbah minyak solar dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan Kep. MenLH 128 Tahun 2003. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan dan pengolahan terhadap tanah yang terkontaminasi minyak. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penyerapan minyak solar kedalam tanah. 2.5 Penanganan dan Pemulihan Tanah yang Tercemar Solar Upaya pertama yang dapat dilakukan ketika solar tumpah atau bocor dari tangki penyimpan harus segera disingkirkan dan diserap Setelah diserap, minyak solar dan semua material yang dipakai untuk menyerapnya harus disingkirkan dan dibuang dengan aman, misalnya, ke dalam sumur yang dindingnya diperkuat dengan beton, sehingga minyak tersebut tidak akan mencemari air tanah. Beberapa contoh material yang menyerap solar adalah : a. Jerami b. Serbuk gergaji c. Tongkol jagung d. Bulu e. Tanah liat f. Wol
g. Pasir.

Pemulihan lahan tercemar oleh minyak solar dapat dilakukan secara biologi dengan menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme. Fungsi dari mikroorganisme ini dapat mendegradasi struktur hidrokarbon yang ada dalam tanah yang terkontaminasi minyak bumi menjadi mineral-mineral yang lebih sederhana serta tidak membahayakan terhadap lingkungan. Teknik seperti ini disebut bioremediasi. Teknik bioremediasi dapat dilaksanakan secara in-situ maupun cara ex-situ. Teknik bioremediasi in-situ umumnya diaplikasikan pada lokasi tercemar ringan, lokasi yang tidak dapat dipindahkan, atau karakteristik kontaminan yang volatil. Bioremediasi exsitu merupakan teknik bioremediasi dimana lahan atau air yang terkontaminasi

diangkat, kemudian diolah dan diproses pada lahan khusus yang disiapkan untuk proses bioremediasi. Penanganan lahan tercemar minyak bumi dilakukan dengan cara memanfatkan mikroorganisme untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun bahan pencemar. Penanganan semacam ini lebih aman terhadap lingkungan karena agen pendegradasi yang dipergunakan adalah mikroorganisme yang dapat terurai secara alami. Ruang lingkup pelaksanaan proses bioremediasi lahan/tanah terkontaminasi minyak solar meliputi beberapa tahap yaitu: a. Treatibility study Yaitu studi pendahuluan terhadap kemampuan jenis mikroorganisme pendegradasi dalam menguraikan minyak solar yang terdapat di lokasi tanah terkontaminasi. b. Site characteristic Yaitu studi untuk mengetahui kondisi lingkungan awal di lokasi tanah terkontaminasi minyak solar yang meliputi kondisi kualitas fisik, kimia dan biologi.
c. Persiapan proses bioremediasi

Proses ini meliputi persiapan alat, bahan, administrasi serta tenaga manusia.
d. Proses bioremediasi

Proses ini meliputi serangkaian proses, yaitu: 1. Penggalian tanah tercemar


2. Pencampuran dengan tanah segar

3. Penambahan bulking agent 4. Penambahan inert material


5. Penambahan bakteri dan nutrisi

6. Proses pencampuran semua bahan

e. Sampling dan monitoring Proses ini meliputi pengambilan cuplikan tanah dan air selama proses bioremediasi. Cuplikan kemudian dibawa ke laboratorium independent untuk dianalisa konsentrasi TPH dan TCLP. f. Revegetasi Yaitu pemerataan, penutupan kembali drainase dan perapihan lahan sehingga lahan kembali seperti semula.

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi: a. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dll. b. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus c. Penerapan immobilized enzymes d. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar. Jenis-jenis bioremediasi bermacam-macam yaitu biostimulasi, bioaugmentasi, dan bioremediasi intrinsik. Berdasarkan tiga jenis bioremediasi tersebut, bioremediasi terhadap pencemaran tanah oleh minyak solar sebagai poutannya dikategorikan ke dalam jenis bioremediasi bioaugmentasi. Bioaugmentasi merupakan cara bioremediasi dimana mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Seluruh prosedur kerja serta pelaksanaan Bioremediasi mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 128 Tahun 2003 tentang Tata cara dan Persyaratan teknik Pengelolaan Limbah Minyak dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi secara biologis.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Salah satu penyebab utama dari pencemaran tanah adalah aktivitas penambangan. Salah satu jenis penambangan yang paling banyak menyebabkan pencemaran bagi tanah adalah penambangan minyak. Solar adalah salah satu produk hasil penyulingan atau pengolahan minyak bumi di pertambangan. Solar merupakan senyawa hidro-karbon dengan jumlah atom C berkisar antara 12 sampai dengan 20. Solar yang tidak berada pada tempatnya dapat dikategorikan sebagai limbah B3 dan tentu saja ini tidak dapat dipungkiri bahwa solar menjadi salah satu polutan berbahaya dalam pencemaran tanah. Mekanisme bagaimana terjadinya pencemaran dimulai pada saat terjadinya tumpahan minyak solar dan kebocoran pipa dalam jumlah tertentu dengan luas dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu malapetaka. Ketika solar tumpah ke tanah, ia akan menghancurkan lapisan tanah dengan mendesak udara keluar dan membunuh makhluk-makhluk hidup yang membuat lapisan tanah menjadi tak sehat. Pemulihan lahan tercemar oleh minyak solar dapat dilakukan secara biologi dengan menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme serta bioremediasi.

DAFTAR PUSTAKA Akrom, 2009. Pengetahuan Umum Tentang Diesel Oil http://eyesbeam.wordpress.com/2009/03/11/pengetahuan_umum_tentang_diesel _oil/ Diakses pada tanggal 1 Desember 2010 Anam. 2010. Makalah Pencemaran Tanah.

http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-pencemaran-tanah/ Diakses pada tanggal 1 Desember 2010 Budianto, Hery., 2009. Perbaikan Lahan Terkontaminasi Minyak Solar Secara Bioremediasi. http://www.iec.co.id/artikel/perbaikan-lahan-terkontaminasi-minyak-bumisecara-bioremedias Diakses pada tanggal 1 Desember 2010 Nurfiana, Yuni. 2009. Pencemaran Tanah http://st282358.sitekno.com/article/12500/pencemaran-tanah.html Diakses pada tanggal 1 Desember 2010 Wikipedia. 2010. Pencemaran Tanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah Diakses pada tanggal 1 Desember 2010

Anda mungkin juga menyukai