Anda di halaman 1dari 11

PENCEMARAN TANAH AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN

OLEH SOLAR (BAHAN BAKAR DIESEL)

Paper
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pencemaran Lingkungan

Dosen Pengampu :
Drs. F. Putut Martin Herry Bodijantoro, M.Si.

Disusun oleh :
Tri Amita
4411416054

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
PENCEMARAN TANAH AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN
OLEH SOLAR (BAHAN BAKAR DIESEL)
Tri Amita
4411416054
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK
Aktivitas pertambangan oleh solar dapat menyebabkan polusi tanah. Kerusakan
akibat kegiatan pertambangan, khususnya pertambangan solar adalah berubah atau
hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan
secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.
Selain solar dan minyak, bahan pencemar dari aktivitas pertambangan yaitu batu bara.
Penyebaran bahan pencemar terhadap lingkungan dapat terjadi dengan adanya transportasi
dan penyimpanan kilang solar, dan saat terjadinya kecelakaan transportasi atau
pendistribusian minyak solar. Dampak pencemaran tanah terhadap lingkungan dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem. Dampak pencemaran tanah terhadap manusia dapat
berpengaruh terhadap kesehatan dan mengakibatkan berbagai macam penyakit. Selain itu
juga berdampak pada tumbuhan. Perilaku bahan pencemar dalam tubuh manusia dan
organisme lain yaitu beberapa bahan kimia dari solar mampu merusak berbagai fungsi
organ di dalam tubuh baik bagian luar maupun dalam tubuh. Namun gangguan ini akan
tergantung pada seberapa besar jumlah paparan zat kimia dan seberapa lama paparan
tersebut terjadi di dalam tubuh. Cara mereduksi dampak pencemaran tanah adalah dengan
bioremidiasi dan fitoremidiasi.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada dasarnya, tanah merupakan bagian penting dalam menunjang
kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan
bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada
tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan
kita berasal dari permukaan tanah.. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban
kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di
muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan
udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga. Pencemaran tanah
dapat disebabkan limbah domestik, limbah industry, dan limbah pertanian.
Banyaknya pabrik-pabrik yang didirikan akhir-akhir ini, ternyata tidak
hanya berpengaruh terhadap terganggunya polusi udara, melainkan terhadap
tanah juga turut dipengaruhi. Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang
sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut,
Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang
umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung
berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan
unsur hara. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah,
erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan
pertambangan, khususnya pertambangan solar adalah berubah atau hilangnya
bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan
secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di
permukaan bumi.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana sumber atau kegiatan pertambangan oleh solar bisa
menyebabkan pencemaran ?
2) Apa saja bahan-bahan pencemar dari kegiatan tersebut ?
3) Bagaimana penyebaran bahan pencemar tersebut terhadap lingkungan ?
4) Bagaimana dampak pencemaran tersebut terhadap lingkungan ?
5) Bagaimana dampak pencemaran tersebut terhadap manusia dan organisme
lain ?
6) Bagaimana perilaku bahan pencemar dalam tubuh manusia dan organisme
lain ?
7) Bagaimana cara mereduksi dampak pencemaran tersebut ?

1.3. Tujuan
1) Mengetahui sumber atau kegiatan pertambangan oleh solar bisa
menyebabkan pencemaran.
2) Mengetahui apa saja bahan-bahan pencemar dari kegiatan tersebut.
3) Mengetahui penyebaran bahan pencemar tersebut terhadap lingkungan.
4) Mengetahui dampak pencemaran tersebut terhadap lingkungan.
5) Mengetahui dampak pencemaran tersebut terhadap manusia dan organisme
lain.
6) Mengetahui perilaku bahan pencemar dalam tubuh manusia dan organisme
lain.
7) Mengetahui cara mereduksi dampak pencemaran tersebut.

1.4. Manfaat
1) Mengedukasi masyarakat terhadap pencemaran tanah akibat
pertambangan solar.
2) Mengurangi dampak pencemaran tanah akibat pertambangan solar.
BAB 2
ISI

2.1. Pencemaran Tanah Akibat Aktivitas Pertambangan oleh Solar


Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning
kecoklatan yang jernih. Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk
bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000
RPM), yang juga dapat dipergunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran
langsung dalam dapur-dapur kecil, yang terutama diinginkan pembakaran yang
bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil,
High Speed Diesel.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara
di atasnya.
Salah satu penyebab utama dari pencemaran tanah adalah aktivitas
pertambangan. Salah satu jenis penambangan yang paling banyak
menyebabkan pencemaran bagi tanah adalah pertambangan minyak.
Pencemaran ini terjadi tidak hanya terbatas pada saat kegiatan
penambangannya saja, tapi juga pada saat pengolahan dan pendistribusian hasil
tambang tersebut.
Solar adalah salah satu produk hasil penyulingan atau pengolahan
minyak bumi di pertambangan. Solar merupakan senyawa hidro-karbon
dengan jumlah atom C berkisar antara 12 sampai dengan 20. Dengan
banyaknya jumlah rantai hidrokarbon menyebabkan tingginya tingkat titik
didih solar yang mencapai ±270oC. Solar sangat bermanfaat dalam menunjang
aktivitas manusia, salah satunya adalah dapat digunakan sebagai bahan bakar
pendamping pada kendaraan bermotor. Selain itu, dewasa ini solar makin
banyak digunakan sebagai bahan bakar pada diesel. Diesel tersebut digunakan
sebagai pembangkit tenaga listrik pengganti. Yang jadi permasalahan adalah
setiap tahun kebutuhan akan hasil penyulingan minyak salah satunya solar kian
mengalami peningkatan seiring dengan tingginya kebutuhan energi sebagai
akibat kemajuan teknologi dan kebutuhan hidup manusia, sehingga potensi
pencemaran oleh solar juga meningkat.
Solar yang tidak berada pada tempatnya dapat dikategorikan sebagai
limbah B3 dan tentu saja ini tidak dapat dipungkiri bahwa solar menjadi salah
satu polutan berbahaya dalam pencemaran tanah. Eksplorasi dan eksploitasi
produksi solar melibatkan aspek kegiatan yang beresiko menumpahkan solar
tersebut antara lain : distribusi/pengangkutan solar dengan menggunakan
transportasi darat dan melalui perpipaan serta kilang-kilang penyulingan
minyak yang menghasilkan minyak solar tersebut.
Mekanisme bagaimana terjadinya pencemaran dimulai pada saat
terjadinya tumpahan minyak solar dan kebocoran pipa dalam jumlah tertentu
dengan luas dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau ditanggulangi
dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya suatu malapetaka
“pencemaran lingkungan oleh minyak solar” yaitu kualitas lingkungan tersebut
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

2.2. Bahan Pencemar dari Aktivitas Pertambangan


Bahan pencemar dari aktivitas pertambangan antara lain minyak dan
solar. Industri minyak bumi memiliki potensi sebagai sumber dampak terhadap
tanah baik secara langsung maupun tidak langsung. Minyak yang merembes ke
dalam tanah dapat menyebabkan tertutupnya suplai oksigen dan meracuni
mikroorganisme tanah sehingga mengakibatkan kematian mikroorganisme
tersebut. Tumpahan minyak di lingkungan dapat mencemari tanah hingga ke
daerah sub-surface lapisan aquifer air tanah.
Solar yang tidak berada pada tempatnya dapat dikategorikan sebagai
limbah B3 dan tentu saja ini tidak dapat dipungkiri bahwa solar menjadi salah
satu polutan berbahaya dalam pencemaran tanah. Eksplorasi dan eksploitasi
produksi solar melibatkan aspek kegiatan yang beresiko menumpahkan solar
tersebut antara lain distribusi/pengangkutan solar dengan menggunakan
transportasi darat dan melalui perpipaan serta kilang-kilang penyulingan
minyak yang menghasilkan minyak solar tersebut.
Selain solar atau minyak, bahan pencemar dari aktivitas pertambangan
antara lain batu bara. Penambangan batubara dapat menyebabkan rusaknya
vegetasi tanah di lingkungan tersebut, seperti menghancurkan profil tanah
genetik, serta menghancurkan habitat hewan dan ekosistemnya. Penambangan
ini menyebabkan berubahnya pemanfaatan lahan menjadi area pertambangan

2.3. Penyebaran Bahan Pencemar Tersebut terhadap Lingkungan


Secara umum dapat dijelaskan bagaimana mekanisme terjadinya
pencemaran tanah oleh solar sebagai berikut :
1) Transportasi dan penyimpanan
Solar sering tumpah ketika dipindahkan melalui saluran pipa, truk,
dan kapal. Solar juga bisa bocor dari tangki-tangki penyimpan.
Tumpahannya bisa menyebabkan kerusakan yang akan bertahan lama pada
lapisan tanah, air tanah, hewan, dan manusia Perusahaan-perusahaan
penghasil solar seharusnya mengeluarkan peringatan bagi komunitas ketika
terjadi tumpahan, segera menanggulangi tumpahan dan membersihkannya.
AMDAL untuk operasi-operasi minyak harus menyertakan rencana-
rencana pembangunan saluran pipa dan penggunaannya. Selain itu perlu
diadakannya penggalangan dukungan di tingkat regional dengan
mengorganisasi komunitas yang tinggal disepanjang saluran pipa untuk
menentang praktek-praktek perusahaan solar yang tidak aman.
2) Kilang minyak solar
Kilang adalah fasilitas di mana minyak diproses menjadi produk-
produk seperti bensin, minyak solar, minyak pemanas, aspal, oli, dan
plastic. Kilang-kilang mengeluarkan limbah beracun ke dalam air, lapisan
tanah, dan udara. Polusi dari kilang menyebabkan asma, bronkhitis, kanker,
gangguan reproduksi, dan perkembangan otak dan sistem syaraf abnormal
pada anak. Polusi ini juga membuat pemanasan global menjadi lebih parah.
Limbah yang dikeluarkan oleh kilang ini dapat menurunkan kestabilan
tanah dan mendegradasi fungsi tanah hingga dapat menyebabkan lahan
kritis akibat limbah dari penyulingan minyak solar tersebut.
3) Kecelakaan transportasi atau pendistribusian minyak solar
Setelah melalui hasil penyulingan yang kemudian menghasilkan
minyak solar yang siap pakai, perusahaan-perusahaan penghasil solar
menyalurkan kepada konsumenkonsumen dengan sistem pendistribusian
melalui transportasi darat. Penyaluran ini tidak selalu lancar dan aman
dalam setiap waktunya. Akibat kelalaian pengemudi dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan kendaraan pengangkut solar, akibatnya solar tumpah
dan mencemari tanah sampai pada batas tingkat pencemaran yang akut.
Ketika solar tumpah ke tanah, ia akan menghancurkan lapisan tanah
dengan mendesak udara keluar dan membunuh makhluk-makhluk hidup
yang membuat lapisan tanah menjadi tak sehat. Hal yang hampir serupa
terjadi jika solar mengenai kulit kita atau kulit hewan Minyak solar akan
menutupi kulit dan menghalangi udara masuk. Racun-racun yang berasal
dari solar juga meresap ke dalam tubuh melalui kulit, dan menimbulkan
penyakit. Tumpahan solar yang merembes ke dalam tanah akan
mengganggu aktivitas mikroorganisme yang ada di tanah. Kandungan
senyawa hidrokarbon disertai titik didih yang tinggi dari solar ini dapat
meningkatkan panas dalam tanah, sementara itu untuk beberapa spesies
mikroorganisme sangat sensitif terhadap suhu yang tinggi sehingga akan
mempengaruhi kerja mikroorganisme dalam tanah bahkan dapat berujung
pada punahnya beberapa spesies mikroorganisme dalam tanah tersebut,
tentu saja ini akan sangat mempengaruhi terhadap tingkat kesuburan tanah.
Selai itu, beberapa senyawa yang terkandung dalam solar akan bereaksi dan
mengikat oksigen dalam tanah yang akan semakin memperburuk
pencemaran tanah secara keseluruhan.

2.4. Dampak Pencemaran Tersebut terhadap Lingkungan


Pencemaran tanah oleh solar memberikan dampak terhadap
lingkungan, yaitu dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem. Perubahan
kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya pada solar bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari
rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau
tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada
bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan
dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi
pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Tumpahan minyak solar
membawa pengaruh buruk pada tanah berkenaan dengan kesuburan tanah,
perubahan struktur tanah, dan kemampuan tanah untuk menyediakan air bagi
pertanaman. Rembesan solar dapat menutupi sebagian pori tanah sehingga
mengurangi efektivitas pelepasan karbon dalam tanah. Karbon dari yang
dihasilkan dari kegiatan mikriba akan tersimpan dan tidak dapat dikeluarkan,
tentu saja ini akan sangat mempengaruhi keadaan tanah dan tingkat
kesuburannya. Tanah yang terkontaminasi minyak solar tersebut dapat
merusak lingkungan serta menurunkan estetika. Lebih dari itu tanah yang
terkontaminasi limbah minyak solar dikategorikan sebagai limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan Kep. MenLH 128 Tahun 2003. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengelolaan dan pengolahan terhadap tanah yang
terkontaminasi minyak. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran dan
penyerapan minyak solar kedalam tanah.

2.5. Dampak Pencemaran Tersebut terhadap Manusia dan Organisme Lain


Seperti halnya dengan bahan-bahan kimia, gangguan-gangguan
kesehatan yang disebabkan minyak solar mungkin sulit dibuktikan karena
memang butuh waktu yang panjang untuk menimbulkan dampak kesehatan
manusia. Tetapi, untuk sebagian besar penduduk yang tinggal di lokasi yang
terjadi pencemaran tanah dapat dibuktikan dan dilihat bahwa kesehatan mereka
terancam akibat pencemaran tersebut. Manusia yang terkontaminasi bahan
berbahaya dari solar akibata adanya pencemaran tanah dapat mendatangkan
masalah-masalah kesehatan serius, seperti penglihatan buram dan gangguan
mata lain, sakit kepala halusinasi, eforia (perasaan gembira yang mendadak),
rasa capek, gangguan bicara, kerusakan otak, koma, kejang-kejang dan
kematian mendadak, nyeri hidung dan mimisan, infeksi telinga, asma,
bronkitis, pneumonia dan gangguan pernafasan lain, infeksi paru-paru dan
tenggorokan, meningkatnya risiko TBC (tuberculosis), serangan jantung,
problem pencernaan, muntah, dan kanker lambung, kerusakan hati, ginjal dan
tulang, problem menstruasi, keguguran, meninggal dalam kandungan, dan
cacat lahir, kulit gatal-gatal, jamur dan kanker kulit, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian apa pun jenis polutannya tak
terkecuali minyak solar.
Selain berdampak pada manusia, pencemaran tanah akibat aktivitas
pertambangan oleh solar juga berdampak pada organisme lain. Dampak
pencemaran tanah juga dirasakan oleh tumbuhan. Tumbuhan bisa jadi layu
karena tanahnya tercemar, bahkan jika sudah parah bisa membuat tumbuhan
layu dan mati. Hal ini harus diperhatikan karena tumbuhan memiliki banyak
manfaat bagi manusia.

2.6. Perilaku Bahan Pencemar dalam Tubuh Manusia dan Organisme Lain
Beberapa bahan kimia dari solar mampu merusak berbagai fungsi organ
di dalam tubuh baik bagian luar maupun dalam tubuh. Namun gangguan ini
akan tergantung pada seberapa besar jumlah paparan zat kimia dan seberapa
lama paparan tersebut terjadi di dalam tubuh. Semakin lama dan semakin besar
jumlah paparannya maka resiko untuk mendapatkan berbagai gangguan
penyakit akan semakin banyak dan sebaliknya.
Ketika solar telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.
Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Air
tanah yang pada akhirnya dikonsumsi oleh manusia akan menjadi racun dalam
tubuh. Racun ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut yang biasa disebut
proses absorpsi. Setelah itu racun masuk ke saluran pencernaan dan akhirnya
mempengaruhi kerja sel tubuh yang mengganggu kesehatan tubuh.

2.7. Cara Mereduksi Dampak Pencemaran Tanah


Upaya pertama yang dapat dilakukan ketika solar tumpah atau bocor
dari tangki penyimpan harus segera disingkirkan dan diserap Setelah diserap,
minyak solar dan semua material yang dipakai untuk menyerapnya harus
disingkirkan dan dibuang dengan aman, misalnya, ke dalam sumur yang
dindingnya diperkuat dengan beton, sehingga minyak tersebut tidak akan
mencemari air tanah. Beberapa contoh material yang menyerap solar jerami,
serbuk gergaji, tongkol jagung, bulu, tanah liat, wol, dan pasir. Pemulihan
lahan tercemar oleh minyak solar dapat dilakukan secara biologi dengan
menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme. Fungsi dari
mikroorganisme ini dapat mendegradasi struktur hidrokarbon yang ada dalam
tanah yang terkontaminasi minyak bumi menjadi mineral-mineral yang lebih
sederhana serta tidak membahayakan terhadap lingkungan. Teknik seperti ini
disebut bioremediasi. Teknik bioremediasi dapat dilaksanakan secara in-situ
maupun cara exsitu. Teknik bioremediasi in-situ umumnya diaplikasikan pada
lokasi tercemar ringan, lokasi yang tidak dapat dipindahkan, atau karakteristik
kontaminan yang volatil. Bioremediasi ex-situ merupakan teknik bioremediasi
dimana lahan atau air yang terkontaminasi diangkat, kemudian diolah dan
diproses pada lahan khusus yang disiapkan untuk proses bioremediasi.
Penanganan lahan tercemar minyak bumi dilakukan dengan cara memanfatkan
mikroorganisme untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun bahan
pencemar. Penanganan semacam ini lebih aman terhadap lingkungan karena
agen pendegradasi yang dipergunakan adalah mikroorganisme yang dapat
terurai secara alami.
Selain itu upaya untuk menanggulangi pencemaran tanah adalah
dengan fitoremidiasi. Fitoremidiasi yaitu penanggulangan tumpahan minyak
dengan menggunaan tanaman/tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi,
menghilangkan, menstabilkan atau menghancurkan bahan pencemar
khususnya logam berat maupun senyawa organik lainnya
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1) Aktivitas pertambangan oleh solar dapat menyebabkan polusi tanah.
2) Selain solar dan minyak, bahan pencemar dari aktivitas pertambangan yaitu
batu bara.
3) Penyebaran bahan pencemar terhadap lingkungan dapat terjadi dengan
adanya transportasi dan penyimpanan kilang solar, dan saat terjadinya
kecelakaan transportasi atau pendistribusian minyak solar.
4) Dampak pencemaran tanah terhadap lingkungan dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem
5) Dampak pencemaran tanah terhadap manusia dapat berpengaruh terhadap
kesehatan dan mengakibatkan berbagai macam penyakit. Selain itu juga
berdampak pada tumbuhan.
6) Perilaku bahan pencemar dalam tubuh manusia dan organisme lain yaitu
beberapa bahan kimia dari solar mampu merusak berbagai fungsi organ di
dalam tubuh baik bagian luar maupun dalam tubuh. Namun gangguan ini
akan tergantung pada seberapa besar jumlah paparan zat kimia dan seberapa
lama paparan tersebut terjadi di dalam tubuh.
7) Cara mereduksi dampak pencemaran tanah adalah dengan bioremidiasi dan
fitoremidiasi.

3.2. Saran
Adapun saran sebaiknya kita jaga lingkungan disekitar kita dengan
penuh kesadaran dari dalam diri, betapa pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan, dan mencegah terjadinya pencemaran tanah. Maka dari itu jagalah
selalu lingkungan kita agar kerusakan yang terjadi selama ini tidak menjadi
semakin parah.
DAFTAR PUSTAKA

Aliyanta, Barokah. dkk. 2011. Penggunaan Biokompos Dan Bioremediasi Lahan


Tercemar Minyak Bumi. UIN: Tangerang Selatan.
Handrianto, Prasetya, et al. 2012. Teknologi Biomerediasi dalam Mengatasi Tanah
Tercemar Hidrokarbon. UNESA: Surabaya.
Marinescu, Mariana, et al. 2010. Soil Pollution With Crude Oil - A Case Study
In Braila County. Scientific papers: UASVM Bucharest.
Moenir, Misbahul. 2010. Kajian Fitoremidiasi Sebagai Alternatif Pemulihan
Tanah Tercemar Logam Berat. BBTPP: Semarang.
Nurmalasari, Rima. 2018. Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Solar
Menggunakan Variasi Kultur Campuran Bakteri Dan Rasio Nutrien. Masters
thesis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Anda mungkin juga menyukai