AIR TANAH
Air tanah berperan penting dalam kehidupan manusia. Air tanah mempunyai manfaat
untuk sumber air bersih, sumber irigasi, dan sumber air industri, dll. Air tanah
(groundwater) adalah air yang berada di bawah permukaan tanah dalam lapisan akuifer.
juga lapisan kebal air (akuifug), yang tidak mempunyai bukaan tanah yang saling
berhubungan dan tidak dapat menahan ataupun memindahkan air.
Gambar 1 merupakan penampang lajur air bawah permukaan. Penjelasan
mengenai lajur-lajur tersebut adalah sebagai berikut :
Di bawah zona tumbuhan ada lajur yang bertuliskan soil water. Apakah soil water
sama dengan groundwater? Dalam konteks air bawah permukaan itu berbeda, soil
water (air tanih) adalah daerah lenggas (pori- pori) tanah yang dapat dijangkau oleh
akar-akar tumbuhan, yang kedalamannya dapat mencapai 10 meter dari permukaan
tanah. Umumnya tanaman berakar panjang (Phreatophytes), dapat menghisap air
dalam lenggas tanah pada kedalaman tersebut.
Dalam pori-pori tanah (lenggas tanah) itu terdapat kandungan air dalam beberapa
wujud, yakni berupa air gravitasi (air yang singgah dalam pori-pori yang besar), air
kapilar (air yang singgah dalam pori-pori yang kecil) dan uap air.
Lajur ampai (vadose zone) sering disebut juga dengan lajur aerasi (aeration zone),
pada area atau zona ini tanah dapat terisi oleh udara ataupun air.
Muka air tanah (water table), merupakan suatu permukaan yang tidak beraturan
yang mana merupakan kedudukan titik-titik (di dalam tanah yang tidak tertekan)
yang tekanan hidrostatiknya sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan hidrostatik
sendiri adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap
suatu luas bidang tekan pada kedalaman tertentu.
Di bawah muka air tanah terdapat lajur freatik (phreatic zone), yang mana celahcelahnya terisi oleh air. Karena lajur ini jenuh (pori-pori tanah terisi penuh) air, maka
sering disebut lajur jenuh (zone of zaturation). Dari segi kuantitas di lajur freatik
inilah letak air tanah (groundwater). Lajur freatik dapat memanjang sampai
kedalaman yang cukup besar, tetapi jika kedalamannya bertambah, berat tanah
diatasnya cenderung menutup ruang atau pori-pori tanah sehingga sedikit air yang
dijumpai pada kedalaman yang lebih besar (semakin memanjang jumlah airnya
sedikit).
Air artesis atau air artois nampak ditutupi suatu lapisan kedap air sehingga
mengalami tekanan, oleh karena itu sering disebut juga dengan air tanah tertekan
(confined water).
HIDRO-GEOFISIKA
Batuan dapat menjadi akuifer apabila mengandung ruang-ruang antar butir atau batuan
mempunyai porositas dan permeabilitas tinggi, sehingga menjadikan batuan tersebut
dapat mengandung (terisi) cairan / fluida. Bila batuan yang porositas tinggi ini terisi
cairan (fluida) yang membawa mineral konduktor, maka batuan tersebut akan menjadi
penghantar listrik yang baik. Jenis fluida yang mengisi ruang porous itu juga akan ikut
menentukan besar kecilnya nilai tahanan jenis batuan karena fluida itu sendiri
mempunyai nilai tahanan jenis, seperti misalnya pertambahan salinitas pada fluida akan
menurunkan harga tahanan jenis batuan tersebut.
Batuan yang mempunyai porositas yang tinggi bila batuan tersebut tersusun oleh
komponen (mineral, fragmen batuan) yang mempunyai sortasi yang baik (well sorted),
berukuran halus, dan sementasi yang buruk. Kenaikan porositas akibat dari ukuran butir,
fraktur dan alterasi, akan menyebabkan penurunan nilai tahanan jenis sehingga batuan
tersebut akan dapat dilewati arus listrik.
untuk
semua
titik
datum
di
permukaan
bumi.
Sedangkan
metode
permukaan bumi secara vertikal. Pada metode ini pengukuran pada satu titik ukur
dilakukan dengan cara mengubah-ubah jarak elektrode. Pengubahan jarak elektrode
tidak dilakukan secara sembarang, tetapi mulai jarak elektrode kecil kemudian
membesar secara gradual. Jarak elektrode ini sebanding dengan kedalaman lapisan yang
terdeteksi.
DAFTAR PUSTAKA
Kearey, Philip, dkk. 2002. An Introduction to Geophysical Exploration Third Edition.
Blackwell Sciences: Oxford.
Kirsch, Reinhard (Ed.). 2009. Groundwater Geophysics: A Tool for Hydrogeology. Springer:
Berlin.
Kodoatie & Sjarief. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. ANDI: Yogyakarta.
Linsley, dkk. 1996. Hidrologi untuk Insinyur. McGraw-Hill, Inc: New York.
Reynolds, John M., 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. Wiley:
London.
Telford, W. M., dkk. 1982. Applied Geophysics Second Edition. Cambridge Univ. Press:
Melbourne.