Anda di halaman 1dari 5

Recharge dan Discharge antara Air Tanah dan Sungai

Hujan yang turun diatas permukaan tanah suatu daerah tangkapan, sebagian berinfiltrasi
masuk kedalam tanah dan sebagian lagi mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, serta ada
sebagian lagi yang tertahan diatas permukaan tanah yang akhirnya akan menguap kembali ke
atmosefer baik secaradirect (evaporasi), maupun penguapan yang dilakukan oleh tanaman
(transpirasi).
Pergerakan air dalam tanah dan permukaan dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Air permukaan
maupun air dalam tanah bergerak menuju tempat yang lebih rendah yang pada akhirnya akan
sampai ke laut. Air tanah dan air permukaan yang sampai ke laut, nantinya akan diuapkan kembali
ke atmosfer menjadi uap air dan setelah terkondensasi akan turun hujan (siklus hidrologi).
Selengkapnya bisa dilihat pada sketsa di bawah ini

Sketsa daerah tangkapan dan daerah pelepasan pada suatu daerah aliran

Daerah yang lebih tinggi merupakan daerah tangkapan atau pengisian (recharge area) dan
daerah yang lebih rendah merupakan daerah pelepasan atau pengeluaran (discharge area). Aliran
air tanah dan aliran permukaan tidaklah dipandang secara parsial, dalam artian air tanah punya
jalur sendiri dan air permukaan punya jalur sendiri. Bisa saja dalam perjalanannya menuju laut ada
air tanah keluar dari jalurnya dan bergabung dengan air permukaan (masuk sistem aliran sungai),
dalam artian daerah pengeluarannya di sungai. Dengan demikian bisa dikatakan ada interaksi atau
hubungan timbal balik antara air tanah dan sungai apabila dilihat sisi recharge dan discharge.
Salah satu hal yang patut digarisbawahi disini, yakni pada pembahasan sebelumnya
mengenai air permukaan dikatakan suatu daerah tangkapan atau daerah aliran sungai itu dibatasi
oleh lereng atau punggung-punggung bukit. Kalau air tanah batasannya adalah batas hidrogeologis
(struktur batuan, perlapisan,perlipatan, dll). Pada aliran permukan dikenal istilah daerah aliran air
sungai atau DAS, untuk aliran air tanah dikenal istilah CAT atau cekungan air tanah. Cekungan
air tanah (CAT), adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogelogis, tempat semua
kejadian hidrogeologis, seperti proses pengimbuhan (recharge), pengaliran dan pelepasan air
tanah berlangsung (discharge).
Tanpa gangguan manusia, cekungan air tanah akan mengisi dan mengeluarkan air yang
berlebih melalui beberapa telusuran sampai keseimbangan semu (quisiequilibrium). Sungai-sungai
yang mempunyai muka air lebih rendah dari muka air tanah akan mendapat sumbangan (recharge)
dari air tanah. Sungai-sungai yang memotong muka air tanah dan menerima aliran air tanah
termasuk dalam sungai permanen.
Jika sungai yang elevasi muka airnya lebih tinggi dari muka air tanah (water table), maka
sungai tersebut akan menyumbang ke air tanah (discharge). Sungai semacam ini termasuk dalam
kategori sungai ephemeral, yakni sungai yang hanya mengalir pada saat musim penghujan. Jika
hujan tidak terjadi dalam periode yang cukup panjang, sungai ini akan mengering akibat airnya
telah berperkolasi mengisi air tanah.
Sketsa recharge antara air tanah dan sungai

Discharge dan recharge air tanah bergantung pada letak air tanah (gorund water) dan
muka air tanahnya (water table). Pada daerah tangkapan aliran air tanah menjauhi muka air tanah,
atau bisa diartikan pada daerah tangkapan muka air tanahnya terletak pada kedalaman tertentu
sedangkan muka air tanah daerah pengeluaran umumnya mendekati permukaan tanah, salah satu
contohnya adalah daerah pantai.
Muka air tanah (water table) merupakan kedudukan titik-titik (di dalam tanah yang tidak
tertekan) yang tekanan hidrostatiknya sama dengan tekanan atmosfer. Letak air tanah dan muka
air tanah, bisa dilihat pada sketsa di bawah ini.
Sketsa lajur air tanah

Tidak selalu juga pada daerah tinggi yang merupakan daerah tangkapan, air tanah menjauhi
muka air tanah. Terkadang pada daerah yang tinggi terjadi perubahan kemiringan lereng, disitu
muka air tanah bisa saja memotong muka tanah. Munculnya air tanah ke permukaan bumi karena
muka air tanah memotong muka tanah, inilah yang disebut dengan mata air. Sumber utama aliran
air sungai berasal dari mata air yang berada di daerah hulu ( daerah yang tinggi).

Sketsa mata air di tempat tinggi


Air tanah bisa dipandang sebagai sebuah waduk besar yang berada di dalam tanah, tempat-
tempat pengeluarannya dapat dipandang sebagai sebuah saluran. Jika air tanahnya tinggi, debit
yang melalui saluran ini cenderung mempertahankan keseimbangan antara aliran masuk dan aliran
keluar. Selama musim kemarau debit alami berkurang karena muka air tanah menurun, dan bahkan
aliran keluar dapat berhenti. (*)

Sumber :
Kodoatie & Sjarief., 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Penerbit Andi, Yogyakarta
Linsley JR,dkk., 1996. Hidrology untuk Insinyur. Penerbit Erlangga (Alih Bahasa), Jakarta

Anda mungkin juga menyukai