Anda di halaman 1dari 37

Investigasi dan

Rekomendasi Teknis & Administratif


Terhadap Armada Pelayaran Rakyat
Komite Nasional Keselamatan Transportasi
Makassar, 22 Juni 2022
Uraian

• Studi Kasus
• Aspek Regulasi

2
Studi Kasus

3
Zahro Express
• GT 106 | 1/1/2017 Tel. Jakarta
• 24 korban meninggal
• Timbulnya percikan bunga api
(electric spark) secara
terus-menerus di generator listrik
menimbulkan panas tinggi
• Sistem evakuasi darurat berakibat
stampede

4
Rekomendasi
IV.1. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan
1. Memastikan semua gambar-gambar yang diperlukan dalam proses sertifikasi kapal
telah diterima dan disahkan sesuai dengan persyaratan yang ada
2. Dalam memberikan catatan-catatan rekomendasi agar disesuaikan dan
mencantumkan peraturan yang digunakan, sehingga pemilik kapal atau Marine
Inspector Direktorat Jenderal Perhubungan Laut lebih memahami catatan-catatan
rekomendasi tersebut di dalam pengawasannya
3. Agar mengintensifkan sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut
Nomor: HK103/2/8/DJPL-17 tentang Petunjuk Kapal Tradisional Pengangkut
Penumpang

5
Rekomendasi
IV.1. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan
4. Pemasangan dinding penahan/penyekat api pada sekat kamar mesin dengan pelat
tipis
5. Pemasangan alat pemadam kebakaran di ruang mesin dilengkapi dengan
perpanjangan pipa ke ruang mesin
6. Kapal hendaknya diwajibkan untuk melaporkan posisinya setiap 30 menit
(disesuaikan dengan kondisi lokal) dan menanyakan kondisi cuaca kepada operator
radio pantai setempat
7. Membuat prosedur atau tata cara pendataan penumpang yang akan naik kapal
sehingga operator kapal memiliki panduan atau juknis yang seragam

Laporan:
http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2017/FINAL%20LAUNCHED%20KM.%20Zahro%20Express.pdf
6
Fungka Permata III
• GT 107 | 16/9/2017 Perairan Baubau
• Adanya kebocoran dan tidak dapat
ditangani oleh pompa bilga
• Awalnya karena ada kotoran yang
masuk impeller pompa
• Ketika diperbaiki, semakin banyak
masalah timbul

7
Rekomendasi
IV.1. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Baubau
1. Diharapkan Marine Surveyor dalam memeriksa konstruksi dan peralatan
keselamatan kapal berpedoman kepada Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor PM 110 tahun 2016.
2. Memastikan proses embarkasi dan debarkasi penumpang yang dimulai dengan
pembelian tiket, penumpang naik ke kapal dengan menunjukkan tiket yang dimiliki
serta memastikan nama-nama yang tertera pada tiket tersebut sesuai dengan
identitas yang dimiliki, sehingga tercipta tata kelola pelabuhan yang baik dan aman.
3. Memastikan pemeriksaan kondisi kelaikan permesinan kapal dan alat keselamatan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebelum mengeluarkan Sertifikat
keselamatan kapal Penumpang.

8
Rekomendasi
IV.1. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Baubau
4. Kapal hendaknya diwajibkan melapor posisinya setiap 30 menit (disesuaikan
dengan kondisi lokal) kepada operator radio pantai dan sekaligus menanyakan
kondisi cuaca.
5. Memastikan jumlah penumpang yang ada di atas kapal sesuai dengan yang ada di
manifes penumpang.
6. Memastikan jumlah muatan di atas kapal tidak melebihi batas yang telah
ditentukan dan sesuai dengan jumlah manifes bongkar dan muat serta disimpan
sebagai arsip

9
Rekomendasi
IV.2. Pemilik / Operator Kapal
1. Memastikan bahwa seluruh awak kapal berada di atas kapal sebelum kapal
meninggalkan pelabuhan dan melaporkan bila ditemukan ketidaksesuaian.
2. Memastikan sistem perawatan di atas kapal berjalan dengan baik.
3. Memonitor dan memastikan semua alat -alat navigasi dan keselamatan berfungsi
dengan baik.
4. Menyediakan suku cadang untuk critical equipment di atas kapal.
5. Menyediakan alat keselamatan tambahan seperti hand flare, smoke signal dan
parachute signal.

Laporan:
http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2017/FINAL%20KNKT-17-09-26-03%20Fungka%20Permata%20III.pdf

10
Makmur
• GT 115 | 10/12/2018 Perairan Pulau Nipah, Selat
Singapura
• Makmur tenggelam karena kapal terbelah menjadi
dua bagian setelah ditubruk kapal lain
• Kapal lain tidak diketahui dan dugaan dari
penyintas tidak dapat dipastikan
• Sinyal perangkat AIS Makmur tidak tertangkap
oleh VTS Batam maupun VTIS Singapura
• 3 awak Makmur luka ringan

11
Rekomendasi
Pemilik Makmur
1. Melengkapi armada kapalnya dengan peralatan navigasi yang sesuai dengan area
pelayaran

Laporan:
http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2018/Final_KNKT-18-12-37-03_Tertubruknya%20Makmur%20di%20Selat%20Singapura.pdf

12
Fungka Permata V
• GT221 | 14/9/2018 Perairan Pulau Banggai Laut
• Cooling system untuk radiator dan saluran gas
buang mendadak berhenti bekerja
• Api pertama kali muncul di sisi kanan dinding kamar
mesin
• pipa yang tidak dilapisi oleh isolator penahan panas
menyebabkan panas membakar slang bahan bakar
dari tangki bahan bakar tambahan untuk mesin
generator yang berada sangat dekat dengan pipa
gas buang tersebut
• 13 orang meninggal dunia (2 balita & 11 dewasa), 6
orang hilang

13
Rekomendasi
IV.1. Kementerian Perhubungan
IV.1.1. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
1. Membuat Peraturan Menteri yang komprehensif terkait Kapal Tradisional
Pengangkut Penumpang.
2. Meninjau ulang Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No.HK
103/2/8/DJPL-17 tentang Petunjuk Kapal Tradisional Pengangkut Penumpang,
terkait pengawakan dan sertifikat kapal sesuai dengan tipe kapal.

IV.1.2. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Baubau


1. Memastikan pemeriksaan Nautis, Teknis dan Radio Kapal Kayu harus sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang Petunjuk Kapal Tradisional
Pengangkut Penumpang sebelum menerbitkan Sertifikat Keselamatan Kapal
Tradisional Pengangkut Penumpang.

14
Rekomendasi
IV.2. PT Fungka Group
1. Memastikan saluran gas buang dibungkus dengan bahan tahan panas.
2. Memastikan tangki bahan bakar terbuat dari bahan logam dan diletakkan jauh dari
sumber panas.
3. Memastikan pelatihan awak kapal menghadapi situasi darurat dilaksanakan secara
berkala.
4. Memastikan awak kapal melaksanakan peragaan penggunaan alat keselamatan,
menjelaskan petunjuk jalur evakuasi dan lokasi alat pemadam kebakaran sebelum
kapal berangkat.
5. Memastikan pemeriksaan tiket sebelum kapal berangkat dan seluruh penumpang
termasuk bayi dan anak-anak tercatat dalam manifes.
6. Memastikan awak kapal yang dipekerjakan memiliki Sertifikat Kecakapan Kapal
Tradisional Pengangkut Penumpang dan Basic Training Kapal Pengangkut
Penumpang.
Laporan:
http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2018/FINAL%20KNKT-18-09-31-03%20Fungka%20Permata%20V.pdf
15
Penta Prima
• GT 11 | 19/7/2018 Perairan Pel. Binuangeun
• 2 penumpang meninggal (rombongan PSSP
IPB)
• Field Course in Conservation Biology and
Global Health di P. Tinjil
• Melibatkan 6 mahasiswa dari Washington
National Primate Research Center
• Kapal berlayar tanpa Surat Persetujuan
Belayar (SPB)
• Pengurus rombongan memaksa setelah
mendapat peringatan dini dari BMKG,
masyarakat setempat dan pejabat otoritas
pelabuhan serta penolakan dari nakhoda

16
Rekomendasi
Institut Pertanian Bogor
1. Memperbaiki perencanaan kegiatan Field
Course in Conservation Biology and Global
Health dengan mempertimbangkan
kondisi-kondisi di lokasi studi khususnya
terhadap ketersediaan dan kesesuaian alat
transportasi yang selamat serta
kemungkinan cuaca buruk.

Laporan:
http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2018/FINAL%20KNKT-18-07-25-03%20Penta_Prima.pdf
17
Sinar Bangun 4
• GT 35 | 18/6/2018 Danau Toba
• 14 penyintas, 1 ditemukan meninggal, 164 hilang
• 3 geladak
• Konstruksi: kayu di bawah, baja di atas
• Teralis di jendela
• Peralatan keselamatan
• Manifest penumpang & kapasitas
• Penanggung jawab keselamatan

18
Rekomendasi
IV.1. Kementerian Perhubungan
1. Mengkaji ulang Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM. 73 tahun 2004
tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau yang diperbarui dengan
Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM. 58 tahun 2007, ataupun SK & SE
Ditjen terkait standar keselamatan angkutan sungai dan danau agar menyesuaikan
dengan peraturan yang lebih tinggi (Undang-Undang no. 23 tahun 2014)
2. Agar ditetapkan instansi penanggung jawab penerbitan Surat Ukur, Sertifikat
Kelaikan, SPB, dan pengawasan yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
3. Mengevaluasi ulang silabus pelatihan untuk awak kapal (SKK) dan melakukan
pelatihan kepada seluruh awak kapal untuk angkutan kapal sungai, danau, dan
tradisional
4. Menyusun prosedur penerbitan Surat Keterangan Kecakapan (SKK) untuk awak
kapal angkutan sungai dan danau yang berlaku seragam secara nasional sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2000 tentang Kepelautan pasal 46

19
Rekomendasi
IV.1. Kementerian Perhubungan
5. Menunjuk instansi, membuat SOP dan menjalankan prosedur pemeriksaan tahunan
terkait kelaikan kapal tradisional
6. Memastikan jumlah dan kompetensi awak kapal sesuai sertifikat kelaikan kapal
7. Pada setiap pemberangkatan kapal harus diterbitkan Surat Persetujuan Berlayar
(SPB) oleh petugas berwenang dan memiliki kompetensi untuk menerbitkan SPB
8. Melarang penggunaan geladak ke-3 sebagai geladak penumpang atau barang
9. Melakukan pengukuran ulang, penerbitan surat ukur, dan serta setifikat lainnya
oleh instansi yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan
10. Membuat peraturan menteri yang komprehensif untuk kapal sungai, danau, dan
tradisional

20
Rekomendasi
IV.1. Kementerian Perhubungan
11. Melakukan pembinaan (pengaturan, pengendalian, dan pengawasan) terhadap
penyelenggaraan angkutan sungai, danau, dan kapal tradisional
12. Menyediakan stasiun radio di pelabuhan sekitar perairan Danau Toba

21
Rekomendasi
IV.2. Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
1. Membuat suatu sistem dan prosedur yang memastikan manifes penumpang dan
barang terdata dengan benar
2. Menyusun prosedur naik turun penumpang dan melaksanakan sterilisasi pelabuhan
3. Melakukan sosialisasi keselamatan pelayaran secara berkala kepada masyarakat

22
Rekomendasi
IV.3. Operator/Pemilik
1. Melaksanakan seluruh peraturan yang ditetapkan oleh regulator.
2. Memastikan kapal dilengkapi perlengkapan keselamatan dengan jumlah yang
cukup dan dalam kondisi yang baik.
3. Menjelaskan cara meninggalkan kapal saat kondisi darurat.
4. Memastikan semua penumpang dan awak kapal mengenakan jaket penolong
selama pelayaran.
5. Mematuhi batasan mengangkut penumpang sesuai dengan jumlah yang diizinkan.
6. Membuat dan melaporkan manifes penumpang kepada otoritas keselamatan
terkait.

23
Rekomendasi
IV.3. Operator/Pemilik
7. Menyimpan jaket penolong di lokasi yang mudah dilihat dan dijangkau oleh
penumpang.
8. Nakhoda harus memiliki Surat Keterangan Kecakapan (SKK).
9. Memastikan akses keluar darurat di kapal terbebas dari halangan dan dapat
digunakan tanpa hambatan.
10. Modifikasi kapal harus dilaporkan ke otoritas keselamatan terkait.
11. Melengkapi sarana komunikasi radio di atas kapal.

24
Rekomendasi
IV.4. Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika
1. Memberikan informasi cuaca beserta arus perairan di sekitar pelabuhan atau
dermaga setiap 3 jam
2. Menyampaikan informasi perubahan cuaca ekstrem atau mendadak kepada
penanggung pengoperasian pelabuhan ataupun dermaga
3. Menyediakan informasi cuaca ekstrim dengan format yang sederhana dan mudah
dimengerti oleh nahkoda pelayaran rakyat

25
Arista
• GT < 7
• 17 orang korban meninggal
• Kapal ikan yang digunakan mengangkut
penumpang

Kapal seperti ini tanggung jawab siapa???

26
Aspek Regulasi

27
Spesifikasi Kapal Pelra (Perpres 74/2021 Pasal 3)
Angkutan Laut Pelayaran-Rakyat dilakukan dengan menggunakan Kapal
Pelayaran-Rakyat yang terdiri atas:
1. kapal layar yang digerakkan sepenuhnya oleh tenaga angin;
2. kapal layar bermotor berukuran tertentu dengan tenaga mesin dan luas
layar sesuai ketentuan; atau
3. kapal motor sederhana dengan ukuran tertentu.

28
Spesifikasi Kapal Pelra (Perpres 74/2021 Pasal 4)
1. Kapal layar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a berupa kapal layar
berbendera Indonesia yang laik laut dan digerakkan sepenuhnya oleh tenaga
angin.
2. Kapal layar bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b berupa
kapal layar bermotor berbendera Indonesia yang laik laut berukuran sampai
dengan GT 500 (lima ratus Gross Tonnage dan digerakkan oleh tenaga angin
sebagai penggerak utama dan motor sebagai tenaga penggerak bantu.
3. Kapal motor sederhana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c berupa
kapal motor berbendera Indonesia yang laik laut berukuran paling kecil GT 7
(tujuh Gross Tonnage serta paling besar GT 174 (seratus tujuh puluh empat
Gross Tonnage).

29
Spesifikasi Kapal Pelra (Perpres 74/2021 Pasal 5)
1. menggunakan bahan baku sebagian dari kayu dan dapat dikombinasi
dengan bahan lain, sepanjang tidak mengurangi tampilan sebagai kapal
kayu
2. memiliki ruang-ruang yang dilengkapi dengan perlengkapan dan
peralatan untuk orang dan barang sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dibutuhkan
3. memenuhi standarisasi tipe berdasarkan ukuran dan penggunaan
untuk angkutan orang dan barang
4. dibangun berdasarkan gambar rancang bangun yang baku, dengan tipe
dan ukuran tertentu yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal

30
Pelra

31
Spesifikasi Kapal Pelra (Perpres 74/2021 Pasal 6)
Selain harus memenuhi standar dan spesifikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, Kapal Pelayaran-Rakyat yang digunakan untuk mengangkut
orang dan/atau barang, harus memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

32
Armada Kapal Pelra (Perpres 74/2021 Pasal 11)
Pengembangan armada Kapal Pelayaran-Rakyat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b dilakukan melalui:
a. pengembangan rancang bangun prototipe Kapal Pelayaran-Rakyat dan
aturan klasifikasi kapal;
b. pembangunan armada Kapal Pelayaran-Rakyat; dan
c. pemeliharaan dan perawatan Kapal Pelayaran-Rakyat.

33
Spesifikasi Kapal Pelra (Perpres 74/2021 Pasal 13)
1. Pengembangan rancang bangun prototipe Kapal Pelayaran-Rakyat dan
aturan klasifikasi kapal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a
dilakukan oleh pemerintah untuk berbagai ukuran.
2. Pengembangan rancang bangun prototipe Kapal Pelayaran-Rakyat dan
aturan klasifikasi kapal yang tidak termasuk pada ayat (1) dilakukan
pengujian dan disetujui sebelum dibangun berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Pengembangan rancang bangun prototipe Kapal Pelayaran-Rakyat dan
aturan klasifikasi kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Menteri berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang perindustrian dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi.

34
Daerah Pelayaran
PP No. 31 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pelayaran

35
Daerah Pelayaran
PP No. 51 tahun 2002 tentang Perkapalan

36

Anda mungkin juga menyukai