Anda di halaman 1dari 134

AIP/PLAP/STIP - INDONESIA

SEKILAS INFO
1. Nama lengkap : EDY WARSOPURNOMO
2. Tempat, tgl lahir : Prambanan, 06 Januari 56
3. A l a m a t : Komp PIP Jl. Singosari 2A Smg
4. Pekerjaan : Dosen PIP
5. S t a t u s : Kawin, Beristeri 1
Anak : 3 L, P, P
6. Pendidikan Terakhir
a. Kepelautan : ATT – I
b. U m u m : S1 – Ilmu Administrasi Negara

S2 – SDM
c. Kependidikan : Pekerti & AA
IMO Model Corse 6.09 & 3.12
CROWD MANAGEMENT
33 &

CRISIS MANAGEMENT

Bagi Personil
1. Kapal2 Penumpang Ro-Ro
Reg V/2 STCW 78/95 & 97
2. Kapal2 Penumpang Selain Kapal2 Penumpang Ro-Ro
 Reg V/3 STCW 78/95 &97
1
CROWD MANAGEMENT, PASSENGER SAFETY AND
SAFETY TRAINING FOR PERSONNEL PROVIDING
DIRECT SERVICES TO PASSENGERS IN PASSENGER
SPACES

2
CRISIS MANAGEMENT AND HUMAN BEHAVIOUR
TRAINING INCLUDING PASSENGER SAFETY,
CARGO SAFETY AND HULL INTEGRITY TRAINING
Standard Kompetensi Minimum bagi
 Nakhoda

 Mualim I

 Masinis I

 Masinis II

 Personil lainnya yang bertanggungjawab :


• menaikkan dan menurunkan para penumpang dlm
pemuatan
• pembongkaran atau pengikatan muatan menutup bukaan
lambung kapal (hull opening)

 Personil lainnya yg memiliki tgjawab menyelamatkan


penumpang dalam situasi-situasi darurat
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
Pemerintah harus memastikan bhw para perwira yg telah
mengikuti pelatihan benar2 memenuhi standard2
kompetensi

SASARAN
Mampu untuk
1. Mengendalikan orang banyak dalam situasi darurat di
atas kapal
2. Menyediakan peralatan keselamatan dan darurat diatas
kapal
3. Berkomunikasi secara efektif dengan penumpang selama
keadaan darurat
4. Mendemonstrasikan penggunaan alat2 keselamatan
5. Memenuhi dan mengikuti prosedur-prosedur keselamatan
dan darurat di kapal
FASILITAS & PERLENGKAPAN PENGAJARAN

Untuk sesi pengajaran tutorial sebaiknya disediakan ruang


kelas di darat, lounge, kamar mess atau di gedung bioskop
diatas kapal.
OHP dan perlengkapan audio visual untuk video-video
mungkin perlu disediakan pula.

Pelatihan praktek yang disyaratkan oleh peraturan adalah


untuk kapal spesifik.
Porsi teori mungkin diselenggarakan di kelas atau di ruang
belajar di darat atau diatas kapal.
Sementara untuk pelatihan dan latihan-latihan praktek
sebaiknya diadakan diatas kapal dan didokumentasi sesuai
dengan Peraturan V/2 Paragraf 4, Peraturan I/14 dan
Bagian A-I/14
Studi Kasus

1. Herald of Free Enterprise

2. Scandinavian Star

3. Estonia
1
Investigasi Resmi terhadap
Terbaliknya Kapal Penumpang Ro-Ro
‘Herald of Free Enterprise’
6 Maret 1987
Laporan No. 8074, Investigasi Resmi. HMSO Publications Centre, PO Box 276, London SW8 5DT, UK10.
Security Administration

 Jumlah penumpang : kira-kira 459


 Route pelayaran : Zeebrugge menuju Dover
 Saat mulai berlayar : pintu-pintu haluan terbuka
 Angin sepoi dr timur dan bergelombang kecil, melewati
tanggul dermaga luar pada pukul 18.24 dan kapal terbalik 4
menit kemudian
 Jumlah korban : 188 orang meninggal
Herald of Free Enterprise
?

• Mualim I tdk melakukan tugas sesuai prosedur;


merasa hrs segera menuju pelabuhan selanjutnya begitu
muat / bongkar selesai dilakukan

• Para Pwa tdk memiliki ABK yg tetap (terdapat 3 ABK


dan 5 Pwa)

• Seharusnya ada kesamaan tugas dlm setiap kelompok


Pwa dan ABK-nya.
Pertanyaan muncul atas tragedi tersebut

• Mengapa tidak adanya pembantu Bosun dari


pelabuhan tidak diketahui ?

• Mengapa tidak ada sistem yg begitu mudah utk


memastikan bahwa tugas penting menutup pintu2
haluan telah dilaksanakan dengan baik ?

• Pengabaian menutup pintu haluan merupakan


potensi kesalahan yg bisa saja dilakukan oleh setiap
individu, namun hal ini harus menjadi perhatian
khusus
• Terkesan bhw utk sesegera mungkin meninggalkan Zeebrugge
agar tepat waktu sesuai jadwal, ditunjukkan adanya
Memorandum (surat peringatan) dr manajer operasional
Zeebrugge.

• Isi Memorandum :
“Cepat ambil catatan, jika terlambat berangkat dr Zeebrugge maka
akan sampai di tujuan selanjutnya tidak tepat waktu, 15 menit
lebih awal !”

• Sebelumnya, muncul keprihatinan dari para Nakhoda lain


bahwa kapal-2 mereka telah mengangkut penumpang lebih
banyak dari yang diijinkan dalam Passenger Safety Certificate.
• Seorang Nakhoda menginformasikan kpd kantor
pelabuhan pd Oktober 1983 bhw lampu2 indikator
di anjungan seharusnya dipasang utk mengetahui
integritas lambung sudah selesai dilaksanakan.
Namun, usulan bijaksana tsb justru mendpt ejekan
dr beberapa pengawas.

• Nakhoda tdk ada usaha utk membaca sarat muat


kapal, sebaliknya angka2 fiktif selalu dimasukkan
dalam logbook yg selalu pula menunjukkan bahwa
‘Herald’ berlayar dengan keadaan stabil/seimbang !
Sinopsis Singkat tentang Tindakan-Tindakan Darurat
yang Direkomendasikan

• Lampu-lampu indikator failsafe (gagal aman) harus


dipasang di anjungan, pd semua pintu bangunan kapal
atas, seperti jalan2 masuk penumpang, serta pintu2
bunkering, penyimpanan dan pemuatan

• Kondisi lampu2 indikator harus dicatat dalam catatan


harian sebelum kapal berangkat

• Pengawasan dengan closed circuit TV ke geladak


kendaraan harus dipasang untuk memonitor pintu2 dan
muatan
• Kendaraan2 pengangkut harus selalau diikat
• Semua pintu dan rampa harus digembok saat penambatan
kapal, namun jika tidak mungkin, pintu2 harus digembok
ketika kapal membebaskan tambatan
• Setiap berlabuh harus membawa sertifikat sah yg secara
khusus meliputi informasi bhw kapal dapat beroperasi, serta
dapat menutup pintu2 haluan dan buritan tanpa berpindah
dari tambatan
• Alat2 ukur dan indicator2 mekanik, angin, listrik atau
hidrostatis hrs dipasang. Alat2 ini akan menunjukkan sarat
muat depan, tengah dan belakang di lokasi2 pemuatan dan
di anjungan.
• Alat2 ukur sarat muat harus ditempatkan saling
dihadapkan dg loadicator (indikator muatan) di posisi pusat
yg tepat, jika mungkin, di stasiun2 kerja yaitu di dua stasion
pemuatan dan di anjungan
• Operator harus mengoperasikan jembatan timbang

• Dlm keadaan mendesak, penerangan darurat yg kedap air


dan memadai harus dipasang
• Jendela2 penyelamatan bisa diandalkan, tdk rumit dan bisa
dibuka dr setiap sisi
• Alat2 penyelamatan seringnya berada di bag depan,
belakang dan atas kapal yg sangat tinggi.
Pemeriksaan thd rute2 penyelamatan hrs dilakukan secara
rutin.
• Negara-negara anggota setuju bahwa :
- Lemari2 dipasang di geladak atas yg berisi kapak, suluh,
tangga, tali alat naik dan harnesses, serta beberapa alat
untuk anak kecil

- Dinding2 kaca didesain dengan celah-celah

- Footholds (lambung bawah) permanen terpasang untuk


membantu gerakan dengan sudut keseimbangan ekstrem
• Berbagai rekomendasi sekarang ini telah masuk dalam “Code
of Intac Stability”

Bisa dilihat bahwa banyak rekomendasi tersebut


sekarang ini telah diterapkan secara internasional.
2
Bencana ‘Scandinavian Star’
7 April 1990
Laporan Kantor Norwegia 1991, (ISBN 82-583-0236-1)

• 30 Maret 1990: Frederikshvan (Denmark)  Oslo (Norwegia)


• Pengawakan : 99 orang (90 orang baru 9 orang lama)
• 6 April 1990, meninggalkan Oslo (383 penumpang)
• 7 April 1990 (01.45 dan 02.00) terjadi kebakaran.
Berawal dr pancang seprei tempat tidur di geladak 4.
Api dpt padamkan, namun api lain muncul di geladak 3 yg
dgn cepat menyebar ke geladak 4, 5, selanjutnya ke atas shg
terjadilah kebakaran besar
• Jumlah korban : 158 orang meninggal
• Kebanyakan karena menghirup asap
• Pengawakan : semua crew bersertifikat yg sesuai

• Tetapi Komite Keselamatan bhw para Mualim tdk


memiliki pengalaman latihan keselamatan rutinitas yg lebih
baik
• Dikatakan, 1 orang tdk berpengalaman latihan pemadam
kebk, yg lainnya pernah mengikuti pelatihan namun sudah
beberapa tahun yang lalu
• Sec keseluruhan crew sedikit atau tdk sama sekali memiliki
kemampuan “bahasa Inggris” (Bhs Asing)
• Banyak crew tdk mengetahui emergency plan atau
fungsi2 mereka di dalamnya.

Emergency plan yg sebenarnya sulit diterapkan pd


pengoperasian kapal baru tsb.

Para perwira yg bersangkutan tdk mencurahkan


perhatian dan kewaspadaan thd perubahan2 yg
diperlukan

Kelompok evakuasinya terlalu sedikit anggota untuk


bisa berfungsi secara efisien, dan para crew tdk tersebar
secara tepat pd beberapa lokasi
• Para crew tsb seharusnya menguasai penggunaan peralatan
melalui latihan2 dan metode2 lainnya
• Pelatihan kebakaran yang dilaksanakan tidak efektif sama
sekali
• Tidak ada lat kebakaran yg dilaksanakan dalam 24 jam kapal
ketika meninggalkan Frederikshvan pada 1 April 1990. Hal
ini telah melanggar Peraturan SOLAS. Kapal jelas2
mengalami tekanan komersial
• Pada kebakaran kedua, api menyebar dg cepat ke geladak2
atas dan banyak penumpang terjebak di kabin2
• Banyak orang di atas kapal tdk mendengar alarm kebakaran.
Bel2 tdk bunyi dan hanya dibunyikan beberapa kali saja dlm
periode pendek
• Selama kebakaran, beberapa crew, atas inisiatif sendiri2
bunyikan alarm dan mengevakuasi para penumpang,
Namun krn kurangnya pengaturan, mereka tdk pernah
memberikan respon sbg satu kesatuan (tim)
Tdk ada usaha nyata yg dilakukan utk padamkan api krn
tim kebakaran tdk pernah berkumpul atau dibentuk
• Capten perintahkan agar sekoci2 disiapkan, tetapi evakuasi
dilakukan oleh crew yg kurang pengalaman dlm bekerja sec
ber-sama2 serta dlm menggunakan peralatan kapal
• Konsekuensi paling serius adl krn kurangnya pengaturan, shg
komando kapal tdk miliki gagasan bagaimana agar orang
sebanyak itu bisa mening-galkan kapal dgn sekoci secara
aman dan lancar
Rekomendasi

• Sistem pemadam dan alat deteksi asap harus dipasang pd


semua ruang akomodasi kapal2 penumpang
• Lat keselamatan hrs dilaksanakan oleh semua crew di atas
kapal penumpang.
Pelatihan penyegaran bagi awak kapal dilakukan setiap 5 th.
• Port State Control di negara2 Scandinavia tdk memadai
dan hrs diperbaiki
Perbaikan tsb harus memasukkan :
Pemeriksaan dng atau tanpa pemberitahuan
sebelumnya
Pelaksanaan latihan-latihan kebakaran dan sekoci
yang memuaskan
Instruksi2 yg memadai dgn menggunakan bhs yg
umum dipakai oleh awak kapal agar mampu
berkomunikasi satu sama lain dan berkomuni-kasi
dengan para penumpang
• Patroli kebakaran dilakukan setiap setengah jam

• Alarm harus terus berbunyi sampai diganti secara


manual atau kadang2 diselingi dengan pengumuman2
dari public address system
• Sistem alarm dengan kekuatan jangkauan sampai ke
setiap kabin paling tidak 75 decibels dan paling tidak 10
decibels diatas suara latar
• Semua geladak dan jalan tangga di kapal penumpang
harus memiliki desain dan kerangka yg sama
• Rute penyelamatan dari pintu kabin keluar menuju jln tangga
penyelamatan atau menuju geladak terbuka tdk boleh ada
lebih dari satu perubahan arah
• Harus ada rute2 penyelamatan pd dua sisi kpl shg penumpang
tdk hrs lari menyimpang
• Jumlah jalan tangga yg dilalui hrs dibatasi
• Jln2 tangga dan gang2 hrs panjang menuju arah utama rute
penyelamatan
• Jln2 tangga hrs berlanjut, dan hanya boleh dipotong oleh
penyeberangan
• Harus terdapat pegangan tangga berlanjut
• Tidak boleh terdapat gang-gang buntu
• Jumlah jalan tangga dibatasi
• Ventilasi ruangan tangga bebas asap/rokok
• Dibuat peraturan utk menjaga pintu2 keluar, stasion2
berkumpul dan lokasi2 sekoci bebas rokok
• Dibuat persyaratan memasang system2 ventilasi guna
menyedot/menyuling asap
• Isyarat suara yg berbeda dg bel alarm harus dipasang di
depan pintu2 keluar
• Digunakan sistem keseragaman tanda/isyarat
• Pelindung muka dari asap disediakan di kabin2
• Analisis evakuasi dilakukan kapal2 penumpang
• Alat deteksi asap beralarm harus bisa menutup pintu2
kebakaran
• Indikator2 harus menunjukkan apakah pintu2 api terbuka
atau tertutup
• Alat2 bantu napas dgn petunjuk2 integral dipasang lebih
banyak, dan kompresor harus disediakan
• Persyaratan yg lebih keras harus diterapkan dalam
penggunaan bahan2 yg mudah terbakar

Dapat dilihat bahwa banyak persyaratan tsb di atas sekarang ini


telah dimasukkan dalam SOLAS
3
Terbaliknya Kapal Penumpang Ro-Ro
MV ‘Estonia’
28 September 1994
Ref : laporan akhir Terbaliknya Kapal Penumpang Ro-Ro MV ‘Estonia’ pada 28 September 1994 di Laut
Baltik, 1997 Edits, Ltd. Helsinki (ISBN 51-53-1611-1)

• Nama sebelumnya ‘Viking Sally’, dibuat pada 1979


• Survei dan Perawatan
Sebelum dilakukan survei, peringatan tlh diberikan kpd
mereka agar periksa kekuatan alat2 pengunci rampa dan
pintunya, namun tidak dilakukan
• Pengoperasian Diatas Kapal
Jadwal kerja sekitar 150 awak kapal  selama 2 minggu di
kapal dan 2 minggu meninggalkan kapal
Bhs hari2  bhs Estonia, tapi bhs Inggris diwajibkan utk
semua posisi2 kerja yg selalu berhubungan dengan
penumpang kapal
• Keadaan Pelayaran
Sehari sebelum berangkat, latihan Port State Control dng
seorang pengawas dari Swedia. (Tidak ada penyimpangan
yg terjadi yg menuntut penahanan)
Penutup pintu palka kedap air di geladak kendaraan
terbu-ka, dan paling tdk ada 1 pintu ditengerai tdk pernah
ditutup
• Kapal tenggelam di Laut Baltik
Dari 989 orang, hanya 137 orang yg selamat (852 ?)
Angin berkekuatan 8, tinggi gelombang 4 m di haluan kiri
Peralatan pengunci dan engsel2 bow visor gagal menahan
satu atau dua hantaman gelombang pendek, air masuk ke
geladak kendaraan dan akhirnya kapal terbalik
• Dua laporan kpd Pwa Jaga ttg suara2 aneh dari lokasi haluan
dan usaha2 dibuat utk menemukan penyebab suara. Namun,
kecepatan tdk dikurangi dari 14 knots.
• Waktu utk evakuasi sangat pendek (10 – 20 menit) dan tdk
terorganisir. Evakuasi terhambat dg tambahnya :
Kemiringan secara cepat
Adanya lorong-lorong sempit
Tangga-tangga yang melintang
Barang-barang hilang dan keramaian
Peralatan penyelamat, tidak berfungsi sebagaimana
ketentuan
Sekoci-sekoci tidak bisa diturunkan
• Laporan2 dr mereka yg selamat bervariasi sekali :
“Banyak yg panik, berteriak dan menjerit… mereka berlari ke
belakang dan ke depan mencari tangga dan saling bertubrukan
satu sama lain”
“Beberapa dari mereka hanya berdiri terpaku, rupanya
mengalami shock”
“Haire, haire, laeval on haire” yg berarti “Alarm, alarm, ada
bunyi alarm di kapal”, dalam bahasa Estonia yang tidak
dipahami oleh orang Swedia
“Banyak awak kapal yg dilanda kepanikan di gang2”
“Di geladak terdapat banyak life jackets dan melalui pintu2 yg
terbuka seorang awak kapal berusaha memandu orang2 keluar
“Orang2 saling bergandengan tangan – menolong satu sama
lain untuk keluar dari sisi kiri geladak”
• Salah seorang saksi mengatakan bahwa para awak kapal
dibantu lainnya membentuk rantai (saling bergandengan)
untuk pertolongan
• Bbrp orang tdk bisa bedakan pesan2 apa yg mereka dengar,
dan lainnya mengatakan bhw mereka mungkin tdk bisa
mendengar alarm krn teriakan2
• “Di bawah anjungan terdpt sekumpulan orang yg bertindak
cukup tenang”.
• “Ada 20 orang - sepertinya anak2 muda yang sedang mabuk”
• Beberapa penumpang mengatakan bhw terjadi kepanikan,
sementara yg lainnya mengatakan tidak
• “Di geladak seorang crew bicara dgn tenang kpd yg lainnya
dan ber-sama2 dgn crew lain berusaha untuk melepas sekoci,
namun tidak berhasil”.

• Saksi lain melaporkan melihat seorang laki-laki berdiri


mencoba menenangkan mereka yang ketakutan.
• Seorang Serang terlihat melakukan tindakan heroik menolong
para penumpang dan melepas rakit.
• Beberapa dari mereka yang selamat bertindak tidak rasional
• Mereka lambat menyadari bahwa suara-suara yang mereka
dengar adalah tidak biasanya
• Ketika mereka jelas ttg situasi yg sedang terjadi,lalu
bertindak tepat dan pergi keluar dengan tujuan jelas yaitu
menuju geladak shg menjadi orang pertama yang dievakuasi
1. Alat pengunci bow visor gagal karena gelombang,
menyebabkan tubrukan muatan.
Apakah kapal melaju terlalu cepat dalam kondisi-kondisi
umum ?

2. Alat pengunci bow visor seharusnya lebih kuat beberapa


kali utk tingkat keselamatan yg layak pd jalur rutin
antara Talinn dan Stockholm.
Kemungkinan tinggi gelombang lebih tinggi pd rute ini
dari pd pelayaran2 12 tahun sebelumnya yg rutenya lebih
dekat dan lebih banyak rute2 aman.
3. Insiden2 bow visor depan pernah terjadi pd kapal
‘Diana II’, tetapi hal ini tdk memerlukan inspeksi
sistematis dan syarat2 utk penguatan alat2 tambahan
visor pd kapal2 yg ada

4. Informasi ttg insiden2 bow visor biasanya disampaikan


ke industri perkapalan, shg para Nakhoda memiliki
sedikit pengetahuan ttg potensi2 bahaya

5. Tindakan awal oleh para perwira di anjungan


menunjukkan bahwa mereka tidak menyadari haluan
sepenuhnya terbuka ketika kapal mulai miring
6. Para perwira di anjungan tdk mengurangi kecepatan setelah
menerima laporan2 suara metalik dan investigasi di lokasi
haluan
Pengurangan kecepatan dgn segera waktu itu akan sangat
memungkinkan peluang bagi keselamatan : apakah adanya
tekanan komersial ini ditujukan agar tepat waktu sesuai
jadwal yg telah ditetapkan atau karena kurangnya ilmu
tentang pelayaran dasar
7. Visor tidak bisa dilihat dari posisi ketika memberikan
perintah2 mengemudi yg oleh Komisi dianggap sbg faktor
kontribusi penting yg menyebabkan kapal terbalik
8. Personil kapal di anjungan rupanya tdk melihat monitor
video yg menunjukkan bahwa air memasuki geladak
kendaraan,
dan mereka tidak pula menanyakan kpd yg bertugas di
ruang kontrol dimana masuknya air dapat diperiksa dari
ruang tsb, atau minta informasi sepenuhnya dari mereka

9. Alarm sekoci tdk dibunyikan sampai kira2 5 menit setelah


kapal miring, dan informasi tdk pula diberikan kpd
penumpang dr public address system.
Ketika alarm dibunyikan, kemiringan kapal semakin
bertambah. Hal tsb ditambah lagi dg masalah penggunaan
peralatan penyelamat menjadi faktor terjadinya insiden2
tragis.
ALAT-2 KESELAMATAN DAN RENCANA
PENGENDALIAN
SIJIL BAHAYA DAN INSTRUKSI2 DARURAT
- Alarm keadaan darurat umum; ingatlah bhw ini bukan
alarm meninggalkan kapal
- Tugas2 yg diperlukan, seperti pemandu tangga
- Familiarisasi dg layout kapal terutama di stasion2
berkumpul
- Lokasi lifejacket untuk orang dewasa dan anak2
- Lokasi peralatan ekstra untuk tinggalkan kapal, seperti
selimut
- Lokasi, isi dan penggunaan peralatan di dalam almari
darurat
- pertolongan pertama dan pengangkutan korban

- memastikan bhw para penumpang, khususnya anak2 harus


diberi pakaian hangat
- sekoci atau rakit penolong disiapkan
- perintah untuk meninggalkan kapal

- perintah meninggalkan kapal sesuai prosedur

- alarm orang jatuh di laut dan prosedurnya


- berbagai jenis pelampung ( tali, lampu )

- memperhatikan lokasi dan isi buku pedoman latihan


DAFTAR JALAN KELUAR DARURAT
• Hapal dengan lokasi dimana berada
• Jika jalan keluar tidak ditemukan, misal karena asap, maka
cari jalan keluar alternatif

LARANGAN-LARANGAN MENGGUNAKAN ELEVATOR


• Ketika listrik mati dan orang2 terjebak
• Asap bisa bergerak cepat ke atas elevator
• Penunjuk tangga akan menuntun penumpang menuju stasion
berkumpul melalui rute yg aman
• Elevator dapat kelebihan beban krn orang berdesakan untuk
menyelamatkan diri
• Terlalu banyak orang berusaha masuk elevator, shg pintu2
tidak bisa ditutup dan menyebabkan keadaan berbahaya
lanjutan
MENOLONG PENUMPANG MELEWATI RUTE
MENUJU STASION BERKUMPUL DAN EMBARKASI
MEMBERIKAN INSTRUKSI-2 YG JELAS DAN MENENANGKAN
• Barbicara dengan keyakinan dan berwibawa.

• Bersikap tegas shg penumpang yakin terhadap Anda.

• Berbicara pelan dan singkat, serta pastikan bahwa setiap orang


mendengar.
• Penumpang akan selalu meminta informasi lebih lanjut.

• Mengatakan kepada penumpang hanya apa yang Anda tahu,


jangan menebak-nebak.
• Mendengarkan dg hati2 pengumuman, dan jelaskan kpd penumpang
ttg informasi yg tidak mereka dengar atau tidak dimengerti.
MENGENDALIKAN PENUMPANG DI KORIDOR,
TANGGA DAN JALAN

• Menunjukkan rute yg hrs diambil dgn jelas dan tenang


• Mengendalikan kelancaran arus/jalanya penumpang
• Jika ada pertanyaan dari penumpang, jawablah dg jawaban
sederhana, namun katakan bahwa informasi lebih lanjut akan
diberikan di stasion berkumpul (untuk menghindari
kelambatan)
• Menutup semua pintu yg memungkinkan penumpang
nyimpang dari rute yang telah ditentukan.
• Mengetahui penerangan darurat yang terpasang.
• Jika ada anggota keluarga terpisah, tenangkan
keluarganya, dan carilah informasi dari tempat lain.
Tenangkan mereka dan yakinkan bahwa usaha pencarian
anggota keluarganya sedang dilakukan.
• Memperhatikan prosedur bagi personil kapal yg bertugas
langsung mengendalikan anak2
MENJAGA RUTE PENYELAMATAN DARI
HAMBATAN
Memastikan bahwa trem listrik pembersih dan alat2
perawatan seperti tangga (ladder) tdk menghalangi pintu
masuk, pintu keluar dan jalan masuk
METODE EVAKUASI ORANG CACAT /
MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN KHUSUS
• Tim awak kapal menolong orang2 cacat dengan
menggunakan kursi evakuasi ringan jika tersedia
• Menempatkan mereka di lokasi tertentu dan buatlah daftar
kabin shg Sistem Pengumuman dapat menun-jukkan kpd
Tim Awak kapal dimana pertolongan dibutuhkan
• Orang2 lainnya yg butuhkan pertolongan adalah orang
mabuk, terluka, tertekan atau orang yg ber-teriak2 karena
takut.
• Menententukan Tim Khusus utk menolong orang2 tsb
• Menenangkan mereka sebisa mungkin.
• Memanggil bantuan ekstra jika diperlukan.
• Mengetahui dari mana bantuan didapatkan.
MENGATUR PENCARIAN RUANG-RUANG AKOMODASI
• Personil kapal dibagi dlm kelompok2 untuk mencari ruang2
khusus untuk akomodasi

• Memeriksa secara keseluruhan semua lokasi umum dan


pribadi, kamar santai, kabin, toilet

• Menguasai prosedur2 darurat utk memastikan bhw suatu


lokasi telah diperiksa, seperti pesan langsung berupa tanda
di tempat2 tertentu:
anjungan, pintu, dll untuk menunjukkan bhw tempat tersebut
telah diperiksa
PROSEDUR BERKUMPUL

PENTINGNYA MENJAGA INSTRUKSI


Menyolok/jelas, berdiri di panggung, meja
atau kursi

Mengenakan pakaian, jaket atau topi yang


menyolok

Menggunakan mikrofon atau pengeras


suara jika tersedia
PROSEDUR MENGURANGI DAN
MENGHINDARI KEPANIKAN
• Informasikan kpd mereka yg datang pertama agar sabar
menunggu kedatangan semua orang

• Kendalikan penumpang agar tidak mengumpul yang


sebabkan pintu2 masuk terhalang

• Bersikap meyakinkan sehingga para penumpang akan yakin


terhadap Anda

• Kepemimpinan sangat diperlukan, jangan sampai tersebar


rumor2 yg tidak jelas. Disini informasi ttg Penumpang yg sakit
bisa mempengaruhi keadaan
• Jangan tinggalkan posisi Anda, rinci Tim Penolong atau
penumpang yang diserahi tanggung jawab untuk pertolongan
tambahan

• Mengetahui bhw kelompok keluarga yg terpisah akan


memerlukan anggota keluarganya yg hilang

• Perhatikan perubahan perilaku para penumpang, dan kirim


seseorang untuk menenangkan mereka

• Jangan pernah sekalipun bertindak agresif terhadap


penumpang
FUNGSI DAFTAR PENUMPANG UNTUK
PENGHITUNGAN PENUMPANG DALAM EVAKUASI

• Menghitung jumlah orang setiap sekoci/rakit penolong

• Masukkan kedalam file daftar penumpang yg diantar ke


stasion embarkasi

• Daftar jumlah penumpang yg dievakuasi menuju anjungan

• Penumpang mungkin tdk ditempatkan di st berkumpul di


kapal2 tertentu, namun penghitungan thd penumpang harus
tetap dilakukan
MENJELASKAN KPD PARA PENUMPANG
BAGAIMANA BERPAKAIAN DAN MENGENAKAN
LIFE
JACKET DENGAN BENAR

• Mengenakan pakaian ekstra terlebih dahulu sambil


menunggu instruksi kpd para penumpang untuk
menuju stasion berkumpul

• Berikan instruksi dan demonstrasi mengenakan life


jacket dengan jelas

• Life jacket dan selimut ekstra tersedia di stasion


berkumpul
*PROSEDUR MEMBUKA, MENUTUP DAN
MENGUNCI
BUKAAN LAMBUNG KAPAL (hull openings)
(* = tdk diperlukan bagi personil kpl penumpang selain ro-ro)
Membuat daftar prosedur berkaitan dg menutup, membuka
dan mengunci pintu2 haluan, buritan, samping dan rampa,
serta mengoperasikan system2 yg berhubungan dg :

• Operator yg berkompeten bertugas membuka kunci,


serta membuka, menutup dan mengunci semua pintu.
• Semua komunikasi yang berhubungan dengan pintu dan
rampa harus jelas, dan pengumuman bisa diterima oleh
Nakhoda dengan baik.
• Sebelum berangkat, perwira akan melaporkan bhw pintu2
telah tertutup dan dikunci

• Periksa apakah lampu indikator menunjukkan bhw pintu2


telah tertutup dan dikunci

• Melihat monitor TV circuit tertutup pd pemeriksaan


berikutnya

• Catat pada logbook mengenai waktu2 pintu ditutup dan


dikunci

• Semua pintu tetap tertutup dan terkunci sampai tiba di


pelabuhan berikutnya

• Kunci2 kotak2 kontrol selalu dalam posisi terkunci


PROSEDUR PERAWATAN PERALATAN KHUSUS
DI KAPAL-KAPAL PENUMPANG RO-RO

• Mengetahui program perawatan kapal terencana

• Pelumasan yg memadai pd semua bag yg bergerak, engsel2, pasak2


(cleats), dll.
• Paku2 pengikat tidak aus dan semuanya saling berhubungan

• Pin2 pengunci berada pada posisinya secara efisien

• Memeriksa langsung secara konstan, khususnya dalam kondisi pintu


tersegel
• Scuppers (lubang2 penguras) dijaga kebersihannya dan tdk ada gigi
lepas di geladak shg mencegah air mengalir keluar
• Memeriksa silinder2 hidrolik dan selang
Safety Training For Personnel Providing Direct
Services To Passengers In Passenger Spaces

KOMUNIKASI
MENGENAL BAHASA ATAU BAHASA2 YG SESUAI DG MAYORITAS
KEBANGSAAN PARA PENUMPANG DLM RUTE TERTENTU

• Pengumuman dg dua atau beberapa bhs dari System


Publik Address
• Melatih crew atau menunjuk orang lain di kapal yg
dapat berkomunikasi dlm bahasa2 yg sesuai
• Menempatkan secara strategis orang2 tsb di lokasi2
berkumpul
• Menggunakan informasi bergambar atau video
KOSA KATA DASAR BHS INGGRIS UTK INSTRUKSI2
SEDERHANA SBG ALAT KOMUNIKASI DG PARA
PENUMPANG YG MEMERLUKAN PERTOLONGAN

• Melatih personil kapal agar dpt gunakan frasa2 dasar,


seperti tunjukkan geladak, arah yg hrs dituju, atau dimana
informasi selanjutnya didapatkan

• Menunjuk para penumpang lainnya yg dpt menter-


jemahkan dan menyampaikan informasi

• Dari PA, dlm keadaan tertentu pengumuman dpt dilakukan


utk menempatkan orang2 dg kemampu-an berbahasa tsb.
BERKOMUNIKASI SELAMA KEADAAN DARURAT
DG BEBERAPA ALAT LAIN

• Terlihat menyolok, gunakan isyarat2 tangan untuk


menunjuk langsung rute yg harus diambil
• Mengerti semua tanda/sinyal di atas kapal dan
berusaha menarik perhatian para penumpang agar
tertuju kpd tanda/sinyal tsb
• Obor/suluh akan berguna, dan tdk hanya utk menarik
perhatian kpd Anda tetapi juga kpd penyimpanan alat2
penyelamatan dan rute2 evakuasi
INSTRUKSI2 KESELAMATAN YG LENGKAP TELAH
DISAMPAIKAN SEC MENYELURUH KPD PENUMPANG DLM
BAHASA MEREKA ATAU DLM BEBERAPA BHS LAINNYA

• Rute2 perdagangan telah berubah dan beberapa


tanda/sinyal tidak dimengerti
• Brosur2 pelatihan dan informasi keadaan darurat tidak
dalam bahasa yang sesuai
• Menggunakan simbol-simbol internasional
BAHASA2 YANG DIGUNAKAN DALAM PENGUMUMAN
SEWAKTU KEADAAN DARURAT ATAU SEWAKTU LATIHAN

• Pengumuman dalam dua atau beberapa bahasa sangat


penting

• Ketegangan akan berkurang jika penumpang mengerti


informasi yang disampaikan
PERALATAN KESELAMATAN

MENDEMONSTRASIKAN KEPADA PARA PENUMPANG


BAGAIMANA MENGGUNAKAN PERALATAN KESELAMATAN

• Terdapat banyak jenis alat2 keselamatan di dunia


• Diagram dan instruksi cara menggunakan alat keselamatan
ditempel di lokasi2 berkumpul
• Memastikan bhw prosedur mengenakan peralatan
keselamatan dpt diingat
• Mempraktekkan prosedur mengenakan alat dan
mendemonstrasikan ke anggota awak kapal lainnya
• Yakin bhw dlm mendemonstrasikan prosedur kenakan
alat kpd para penumpang megunakan instruksi2 dan
isyarat2 yg sederhana dan jelas
• Akhirnya, instruksi yang jelas akan mencegah banyak
pertanyaan dan tidak membingungkan penumpang
PASSANGER SAFETY, CARGO SAFETY AND HULL INTEGRITY TRAINING
PEMUATAN DAN EMBARKASI
( Ro – Ro )

MUAT DAN BONGKAR UNIT2 KENDARAAN,


TERMASUK KOMUNIKASI YG DIGUNAKAN

 Perlu penghubung dg petugas di pelabuhan agar


arus komunikasi berjalan lancar dan terkendali

 Mengetahui batas2 ketinggian peron shg


memungkinkan kendaraan bergerak
PEMUATAN DAN EMBARKASI
( Ro – Ro )

• Memahami panjang antrian kendaraan angkutan


penumpang dan barang serta berbagai macam muatan
lainnya
• Waspada thd tangki2 yg berisi penuh bahan bakar yg
mungkin dapat mengalami kebocoran dalam bentuk cair
maupun uap
• Komunikasi dg sopir2 yg mungkin kelelahan, tertekan/ asing
dengan tempat2 di sekitar daerah pengoperasian
(Ro-Ro)
MENURUNKAN DAN MENAIKKAN RAMPA SERTA
MENYUSUN DAN MEMADATKAN GELADAK BERISI
KENDARAAN YG DPT DITARIK MASUK

• Instruksi2 pengoperasian dan setiap tulisan peringatan


harus ditunjukkan dengan jelas
• Operator yg berkompetensi selalu menggunakan alat
pengendali untuk operasi menurunkan dan menaikkan
rampa
(Ro-Ro)
MENAIKKAN DAN MENURUNKAN PENUMPANG
DENGAN PERHATIAN KHUSUS KPD ORANG2 CACAT
DAN ORANG2 YG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN

• Peralatan jalan masuk yg aman harus disediakan antara


kapal dan dermaga
• Jalan masuk terpasang dengan benar dan aman
• Jalan masuk orang cacat harus ditandai dg simbol
internasional
• Jalan masuk seharusnya tidak bertangga
• Pengumuman dari pengeras suara hrs didahului dgn nada
bunyi utk menarik perhatian para penumpang
• Semua penumpang hrs dihitung sebelum berangkat
MENGANGKUT BARANG2 BERBAHAYA

PERLINDUNGAN, PROSEDUR DAN PERSYARATAN KHUSUS YG


BERHUB
DGN PENGANGKUTAN BARANG2 BERBAHAYA DIATAS KAPAL2
PENUMPANG RO-RO
• Rencana penataan dan pemisahan muatan disetujui

• Operasi muat dan bongkar muatan diawasi oleh petugas kapal

• Pengecekan rutin hrs dilakukan selama pelayaran shg deteksi awal thd
setiap bahaya bisa segera dilaporkan
• Gas2/cairan yg mudah terbakar bersuhu 23ºC yg tertutup rapat tdk boleh
disimpan di ruang ro-ro yg tertutup atau ruangan dg kategori khusus
kecuali jika memenuhi SOLAS
• Unit2 muatan kosong yg berisi residu hrs disusun sebagaimana muatan
penuh
• Penataan unit2 muatan harus memenuhi IMDG Code
PENGIKATAN MUATAN
Ketentuan2 penyusunan dan pengikatan muatan yg
dpt diterapkan untuk unit2 kendaraan

• Syahbandar hrs mengetahui dg pasti bhw di kapal terdpt


buku panduan ttg pengikatan muatan yg cocok dg
karakteristik kapal, area perdagangan dan komposisi
muatan

• Muatan dimuat dg memperhitungkan stabilitas dan


kekuatan struktur yg dpt diterima
PENGHITUNGAN STABILITAS, TRIM DAN STRESS
• Tiap kapal dilengkapi brosur stabilitas sbg pedoman yg
akurat utk menghitung stabilitas kapal dlm berbagai
kondisi
• Memahami instruksi2 penggunaan brosur dan isinya ttg
stabilitas

STABILITAS DAN TRIM UTK BERBAGAI KONDISI


PEMUATAN YG BERBEDA
• Buku stabilitas yg berisi informasi memadai bagi Nakhoda
utk memenuhi peraturan dpt diperoleh dari yg berwenang
FAKTOR2 BEBAN GELADAK
• Periksa tonase muatan yang akan diangkut

• Hubungi selalu petugas penyusun barang di dermaga


utk penghitungan beban muatan yg aman
• Kerusakan atau beban berlebih pada jembatan
penghubung (link span) dpt membahayakan
keselamatan di kapal
PENGARUH BALLAST DAN PEMINDAHAN BBM
THD TRIM, STABILITAS DAN STRESS
• Mengacu pd rencana penataan umum utk jenis dan
lokasi ballast serta tangki2 bahan bakar

• Lihat brosur stabilitas pd tabel sounding yg


menunjukkan kapasitas, titik berat dan data
permukaan bebas utk setiap tangki
MEMBUKA, MENUTUP & MENGIKAT BUKAAN LAMBUNG
KAPAL
(HULL OPENINGS)
• Operator yg berkompeten akan selalu membuka,
menutup dan mengunci semua pintu luar kapal (shell
openings) dan rampa
• Semua komunikasi yg berhubungan dgn pintu2 dan
rampa hrs jelas, dan jawaban diterima oleh Nakhoda
dng baik
• Indikator tersedia di anjungan utk semua pintu luar
kapal (shell openings) atau alat penutup utk
menunjukkan bhw pintu sedang terbuka atau tertutup
dan dlm keadaan aman
• Waktu2 membuka dan menutup semua pintu hrs
dicatat dlm log book
SURVEY PENYEGELAN
Melakukan survei penyegelan yg sesuai
• Memonitor dng layar televisi
• Memonitor sistem deteksi kebocoran air yg didesain utk
menunjukkan kebocoran pd pintu haluan dlm dan luar,
pintu buritan atau pintu2 luar (shell) lainnya
KEADAAN SEKITAR GELADAK RO-RO

PERALATAN MONITOR KEADAAN SEKITAR


RUANG MUATAN RO-RO
• Jika ragu2 ttg kesegaran/ kebersihan udara; perlu
dilakukan tes atmosfir
• Pemonitoran atmosfir di ruang muatan ro-ro dg
peralatan khusus hrs dilakukan orang yg handal yg siaga
thd kemungkinan bahaya dan mengetahui gas2
berbahaya
KEADAAN SEKITAR GELADAK RO-RO

PROSEDUR PERANGINAN RUANG2 MUATAN RO-RO


• Utk mengurangi akumulasi asap, sopir kendaraan
diperintah matikan mesin sesegera mungkin setelah masuk
geladak dan jangan menghidupkan mesin sebelum
diperintah
• Selama muat dan bongkar, peranginan dpt ditambah dgn
membiarkan pintu haluan dan buritan terbuka, dimana
terdpt lambung bebas (freeboard) pd pintu2 masuk ini
PELATIHAN
MANAJEMEN KRISIS DAN PERILAKU
MANUSIA
DESAIN KAPAL, LAY OUT, EMERGENCY PLANS,
PROSEDUR2 DAN LATIHAN2
Desain dan kategori umum kapal (emergency plans)
• sistem penataan geladak
• penomoran pintu-pintu dan tangga
• pintu darurat dan peralatan alternatif untuk
penyelamatan keluar
• sistem penataan di stasion-stasion berkumpul
• lokasi dan penggunaan peralatan keselamatan
• gejala khusus atau gejala tdk biasanya di kapal
Peraturan Keselamatan
• Peraturan armada niaga
• Prosedur2 khusus di kapal
• SOLAS  ISM Code
• IMDG Code
• Codes of Safety Working
Practice
• Peraturan Nasional
RENCANA DAN PROSEDUR KEADAAN
DARURAT
Keadaan darurat meliputi
• Kesalahan struktur
• Kesalahan permesinan
• Tubrukan
• Kandas
• Kebakaran
• Ancaman bom
• Polusi
• Komunikasi untuk bantuan/pertolongan
• Prosedur alat bantu pernapasan
• Pengendalian asap
• Prosedur pencarian bungkusan yg mencurigakan
LATIHAN KEADAAN DARURAT DIATAS KAPAL

Perlunya pra-rencana latihan utk keadaan darurat


diatas kapal,
• Persyaratan nasional dan internasional prosedur
keadaan darurat di atas kapal
• Para awak kapal yg terampil dalam tugas-tugas keadaan
darurat
• Tim yg diambil dari penumpang jika diperlukan
• Tanya jawab tentang keselamatan (safety brief)
• Pengenalan semua peralatan keselamatan
• Mengatur skenario latihan dengan tujuan khusus yg
harus dicapai
Semua perlu perhatikan dan ikuti prosedur keadaan
darurat yg direncanakan sebelumnya

• Segera menuju ke stasion darurat shg orang2 yg hilang


segera bisa diidentifikasi
• Latihan rutin akan membiasakan diri mengikuti
prosedur2 yg benar
• Siap siaga menggantikan tugas pimpinan yg hilang
MENGOPTIMALKAN SUMBER DAYA

Menyadari bhw sumber2 daya yg tersedia


dlm keadaan darurat mungkin terbatas :
• Peralatan harus disimpan dengan baik dan mudah
dicapai untuk segera digunakan bila terjadi keadaan
darurat.
• Segera memindahkan peralatan darurat dari tempat
yg tidak aman, seperti peralatan medis, alat
pernapasan dan tabung oksigen
Memanfaatkan semaksimal mungkin sumber
daya dan peralatan yg tersedia
• Pastikan bhw semua perlengkapan dlm keadaan baik,
bisa dioperasikan secara penuh dan siap digunakan
• Ketua tim siap siaga di tempat utk melaks tugas
• Pastikan apakah tlh menempatkan personil pd posisi yg
sesuai utk keadaan darurat - dimana personil tsb harus
terlatih, pengalaman, terampil dan mental baik, dll.
• Menunjuk personil terbaik untuk posisi khusus
Mengatur lat utk kesiagaan, belajar dr kecelakaan2 yg telah
terjadi di kapal2 yg membawa penumpang, serta melakukan
debriefing (tanya jawab) setelah latihan

• Setiap lat direncanakan oleh perwira yg berbeda yg


kemudian melakukan koordinasi serta tanya jawab
tentang latihan tersebut
• Masukan/saran dari personil yg lebih senior

• Jangan melakukan latihan2 tanpa pengumuman, berikan


selalu peringatan/pengumuman sebelumnya
• Pastikan bahwa semua perlengkapan disimpan
kembali dg baik setelah latihan, dan siap
digunakan kembali se-waktu2
• Rangsang awak kapal utk berdiskusi bagaimana
insiden tadi berkembang dan tindakan2 apa yg
telah diambil
• Bila dipandang perlu, perwira berdiskusi dg
awak kapal secara terpisah setelah tanya jawab
dg personil senior sebelumnya
• Prosedur2 yg tidak benar, bisa diulang
MENGENDALIKAN BERBAGAI RESPON
THD SITUASI DARURAT

Memimpin dan membimbing orang lain


dalam keadaan darurat
• Berikan contoh situasi darurat
• Lakukan pengamatan/penanganan dengan segera
• Bertindak tenang
• Tegas
• Dapat diandalkan dan mendapat respek dari
anggota
Fokuskan pada pembuatan keputusan, dan
bertindak cepat dlm keadaan darurat
• Dengarkan informasi yg diberikan oleh personil yg sdh
pernah mengalami situasi semacam itu

• Gaya kepemimpinan diperlukan, seperti otokrasi,


diktatoris, penuh petunjuk

• Perhatikan bahwa konsultasi mungkin tdk tepat untuk


dilakukan dalam keadaan darurat
Memotivasi, mendorong serta menenangkan
penumpang dan personil lainnya
• Menarik perhatian
• Berikan dukungan pada tim
• Bersemangat
• Selalu bersikap positip
STRESS
(Tertekan)
Mengenali perkembangan gejala2 stress pd seseorang dan
anggota tim
• Otak mendeteksi perubahan lingkungan dan
menterjemahkannya sbg ancaman besar
• Hal ini menyebabkan reaksi dg cara memilih lari atau
menghadapi masalah tsb
• Jantung berdenyut lebih cepat dan napas semakin naik
turun
• Orang akan berkeringat secara berlebih
Pengaruh stress (tertekan)
• Perhatian difokuskan pada area insiden dan keseluruhan
rencana kadang diabaikan
• Tidak/kurang konsentrasi
• Cenderung untuk mencoba dan salah dari pada mengikuti
prosedur yg ada
• Nasehat2 baik diabaikan
Pengaruh stress (tertekan)
• Kemampuan berkurang untuk memecahkan masalah
rumit karena kurangnya perhatian
• Pertimbangan solusi alternatif kurang
• Ketegangan tanggung jawab menyebabkan :
> pendelegasian yg berlebih
> tidak mungkin melakukan kontak
> hilang kontrol
Respon Ketegangan Karena
Keadaan Darurat
Perilaku dan Respon Manusia (Penumpang)

• Penumpang tdk percaya bhw bencana sedang menimpa


mereka
• Mereka tidak percaya thd tanda bahaya yg paling jelas
sekalipun
• Penumpang khawatir, terlihat bodoh yaitu dengan cara
mengekspresikan perhatiannya pada diri sendiri ketika
bereaksi thd bahaya yg tidak jelas
• Alarm berbunyi terus-menerus tetapi tdk akan direspon
• Penumpang mengalami kepanikan dan ketakutan
• Penumpang akan mencoba menemukan beberapa cara utk
memastikan bhw memang benar sedang terjadi situasi
darurat, dari pada lari tanpa kendali
Orang2 panik dan bertindak tdk rasional, kemampuan
utk memahami berkurang serta tidak responsif thd
instruksi2 darurat
• Kepanikan tdk hanya dlm wujud kekhawatiran tetapi
juga ketakutan sejati
• Ketakutan bersifat tdk rasional tetapi akan mudah terjadi
dlm situasi darurat
• Muncul pendapat bhw tindakan harus segera dilakukan
dan orang2 harus bergerak secepat mungkin mengikuti
rute2 penyelamatan
• Kepanikan juga menyebabkan orang lari tanpa
memperhatikan orang lain
• Ketika pikiran difokuskan hanya pd melarikan diri,
maka sering mengabaikan informasi2 dan petunjuk
dari personil kapal dan lingkungan sekitar yg asing
Penumpang dan personil lain mungkin mulai mencari
kerabat, kawan dan/atau harta benda miliknya sbg reaksi
pertama ketika sesuatu terjadi

• Reaksi positif utk mencari anggota2 kelompok khususnya


mereka yg lemah, seperti anak2, orang tua, orang cacat,
dll.
• Para penumpang akan berpikiran bhw anak2 akan aman
diatas kapal jika ada staf terlatih disana
• Setiap kelompok keluarga memiliki kepentingan2, tempat
bermain, alat permainan, bar, film, dll. yg ber-beda2
• Personil yg bertugas hrs menenangkan para keluarga yg
kehilangan anggotanya bhw pencarian sedang dilakukan
• Bagi mereka yg bertugas di tempat2 berkumpul, harus
memberikan pengumuman, menjaga komunikasi telpon atau
radio diantara mereka
• Sekali para penumpang telah berkumpul, mereka tidak
diijinkan meninggalkan tempat
• Personil yg bertugas dpt dikirim ke stasion berkumpul lain
utk mencari anggota keluarga yg hilang dan mengantarnya ke
kelompok keluarganya
• Tenangkan hati mereka bhw organisasi kapal telah ditugasi
utk menyelesaikan masalah tsb
Membimbing penumpang yg menuju ke bagian atas kapal
• Pengaturan yg efektif thd penumpang menuju sekoci
• Memahami bhw penumpang akan menuju tempat yg tinggi di
kapal, karena dalam daftar kapal disebutkan bhw beberapa
alat keselamatan berada di sebelah luar di tempat peluncuran
• Memahami bhw kepanikan dpt muncul krn anggota keluarga
yg terpisah
• Perintah dari personil kapal yg bertugas kadang diabaikan
oleh penumpang
• Perintah harus pelan, jelas, informatif dan menentramkan hati
• Menugaskan tim awak kapal khusus utk menenangkan
penumpang dan menjelaskan prosedur2 kapal
MENCIPTAKAN DAN MENJAGA
KOMUNIKASI YG EFEKTIF

Pentingnya komunikasi yg efektif


• Berbicara pelan dan jelas

• Jangan memberikan informasi terlalu banyak

• Hanya memberikan informasi yg Anda tahu kepada


para penumpang

• Jangan membuat informasi rekaan atau


menceritakan rumor yg nantinya bisa menyebar
Mendorong pertukaran informasi dg penumpang
dan personil kapal lainnya
• Penuh perhatian thd keperluan para penumpang,
menjawab setiap pertanyaan mereka
• Jika ada permintaan yg relevan dan penting dari
penumpang, berikan pemahaman kpd mereka bhw Anda
sedang/akan mendapatkan informasi
• Ketahuilah bhw para penumpang akan terus tanya tentang
apa yg sedang terjadi, shg buatlah mereka tenang
Berkomunikasilah dgn bhs atau beberapa bhs yg sesuai dg
kebangsaan penumpang dan personil kapal lainnya
• Mengidentifikasi anggota2 awak kapal yg dapat
berkomunikasi lebih dari satu bahasa

• Menempatkan mereka pada posisi2 strategis seperti area2


berkumpul

• Memilih penumpang yg mungkin bisa terjemahkan


Kemungkinan berkomunikasi dg alat komunikasi lainnya
(seperti demonstrasi, isyarat tangan, menunjukkan lokasi
instruksi, stasion berkumpul, alat2 penyelamat atau rute2
evakuasi) jika dirasa komunikasi lisan tidak praktis

• Menunjukkan diri dg berdiri di platform, kursi atau meja


ketika memberikan informasi
• Menunjukkan tanda2 darurat bergambar dan instruksi2
lain dg gunakan isyarat2 tangan disertai, mungkin dg
membawa tongkat atau suluh
• Menggunakan baju pelampung dan tunjukkan prosedur
mengenakannya dengan benar dan pelan
Milih bhs yg akan digunakan utk pengumuman dlm keadaan
darurat atau latihan bagi penumpang dan anggota awak
kapal lain
• Memberikan pengumuman dalam dua bahasa atau lebih
secara lokal atau kepada publik
• Membakukan pengumuman shg dpt ditulis di kartu2 sbg
pengumuman keadaan darurat di anjungan
• Memastikan bhw pengumuman2 dibuat/ disampaikan
dlm beberapa bhs yg identik atau sama dg bhs utama yg
dipakai di kapal
• Memastikan bhw pengumuman2 yg dibuat akan
dimengerti oleh awak kapal khususnya mereka yg
menolong penumpang
Selanjutnya, siapkan diri anda untuk
tidak stress berat!
• Merupakan salah satu penyakit gangguan jiwa (neorosa)

Jangan sampai diabaikan


• Meski lebih banyak tersamar gejalanya, bila diluar
kendali, bisa sakit jiwa/sakit raga & mati
• Penyebab a.l. :
~Kehilangan orang2 yg dicintai
~Pemerkosaan
~Kekacauan luar biasa
~Dll.

• Dlm kondisi tertentu, stress dpt mrpk sumber motivasi bagi


individu. Namun dlm kondisi lain dpt menghambat
aktivitas/kreativitas.

• Stress perlu dikelola secara efektif & efisien  tidak


merusak individu & organisasi
SUMBER ATAU SEBAB2 STRESS

1.Pandangan Holistik
Terjadinya ketdk serasian atau ketdk seimbangan dlm
hubungan seseorang dg lingkungan :
~Binatang
~Sesama Manusia
~Air, Api, Udara
 marah  sedih  stress
SUMBER ATAU SEBAB2 STRESS
2.Pandangan Psikolog
a. Faktor Intern (dari diri sendiri)
-Jiwa labil
-Daya tahan tubuh
-Kemampuan mengendalikan diri

b. Faktor Extern, yg berhubungan dengan


-Lingkungan tinggal
-Suasana kacau
-Polusi
Misal keadaan darurat/musibah
GEJALA-GEJALA STRESS

Gejala Fisik ( keadaan jasmani/badan yg menjadi


tanda2 akan terajangkitnya sesuatu )
• Sesak nafas, mabuk, mual
• Ingin menangis, mudah marah
• Selera makan berubah  malas makan atau sebaliknya
• Diare
• Susah tidur
• Sering berkeringat
• Sering gelisah
• Sakit kepala, nyeri punggung / leher
GEJALA-GEJALA STRESS

Gejala Mental Stress


• Merasa cemas sepanjang waktu
• Tidak dapat mengambil keputusan, sering merasa tidak
dapat menghadapi masalah
• Tidak menyukai orang lain dan diri sendiri
• Khawatir
• Merasa tidak dapat berkonsentrasi
• Kehilangan rasa humor dan tidak menaruh minat thd
apapun
TAHAPAN GEJALA STRESS
TAHAP I
• Pandangan tajam (tidak lazim)
• Semangat besar
• Energi cukup berlebihan
• Ingin menyelesaikan seluruh tugas
 Perlu waspada dan mampu mengelolanya, menjadi
stress yg positip MENCARI PEMUASAN
TAHAP II
• Otot2 mulai tegang
• Pegal2
• Loyo
• Tidak santai
• Dampak yg menyenangkan mulai hilang
TAHAPAN GEJALA STRESS

TAHAP III
• Perasaan tegang mulai meningkat
• Rasa mau pingsan
• Gangguan fungsi usus dan perut
• Pusing

TAHAP IV
• Kesulitan bertahan sepanjang hari
• Sulit menghadapi persoalan
• Tidak mampu berkonsultasi
• Rasa takut
TAHAPAN GEJALA STRESS
TAHAP V
• Makin letih dan
• Kesulitan mengerjakan hal-hal yg sederhana

TAHAP VI
• Kesulitan berdiri
• Jantung berdebar keras
• Perasaan seluruh tubuh panas
• Menggigil dan habis tenaga
 STRESS STADIUM AKHIR
 Hati-hati, sering tidak dirasakan pada awal2
tahapan  tau2 tahap IV dst
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Mengganggu Perasaan
• Cemas
• Iri hati
• Sedih
• Pemarah
• Rendah diri
• Ragu/bimbang
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Mengganggu Pikiran
• Tidak dapat berpikir jernih
• Sering lupa
• Daya pikir rendah
• Tidak dapat berkonsentrasi
• Merasa tidak mampu membuat
keputusan yg tepat
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Berpengaruh thd perilaku


(Menyakiti diri sendiri dan orang lain)

• Mengganggu hak dan ketenangan


orang lain (Memfitnah, dsb)
• Menundukkan kepala sepanjang hari
( Duduk termenung, dsb )
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Memacu beragam penyakit


(Psychosomatic, penyakit pd badan krn kurang sehat mental)
• Darah tinggi
• Penyakit jantung
• Maag
• Lumpuh sebagian atau total
• Penyakit kulit, reumatik, alergi, asma, dsb.
AKIBAT STRES
(Fisik & Psikis)

Menimbulkan depresi
(gangguan yg berlangsung lama disertai gejala2 dan tanda2
spesifik, ngganggu kewajaran sikap dan tindakan seseorang
 kesedihan yg amat sangat)
• Sedih

• Murung

• Cemas

• Tertekan  Bunuh diri ?


PENGELOLAAN STRESS
Sifatnya untuk stress stadium awal
Untuk stadium lanjut  Bantuan Psikolog/Dr. Jiwa

Lakukan sesuatu yg membutuhkan


kekuatan fisik dan yg membuat suatu
semangat positip
• Melupakan sementara persoalan dan
ketegangan, akan mendptkan hasil yg
memuaskan
PENGELOLAAN STRESS
Sifatnya untuk stress stadium awal
Untuk stadium lanjut  Bantuan Psikolog/Dr. Jiwa

Latihan Jasmani 
• Efek kimia pd otak yg mengurangi
ketegangan
• Bila merasa enak thd diri sendiri, dunia
sekeliling akan terasa enak
• Terapi Stress :
Aerobik,
Olah-raga lain seperti : Tennis meja,
Volly ball, Golf, dll.
PENGELOLAAN STRESS
Sifatnya untuk stress stadium awal
Untuk stadium lanjut  Bantuan Psikolog/Dr. Jiwa

KELUARKAN PERASAAN SECARA POSITIP


Ber-macam2 perasaan, bila dipendam akan
menyesakkan pernafasan
Bicarakan perasaan2 anda pd orang lain yg dpt
dipercaya.
Bila tidak, keluarkan perasaan mell tulisan dlm
buku harian atau dlm kertas apapun sampai
perasaan tenang kembali.
JANGAN SAMPAI SEDIH BERKEPANJANGAN
Beri batas waktu untuk bersedih (jangan ber-larut2)
Lakukan aktivitas, missal :

• Menangis bila ingin menangis


• Berteriak dan menjerit di alam terbuka
• Tertawa
• Dsb.

Hindari pelampiasan yg negatif  dapat merusak diri


sendiri dan orang lain.
TEHNIK MENGELOLA STRESS BERSIFAT
PREFENTIP
(Berkaitan dg Human Relation)

PRINSIP2 BAGI TEAM PENGENDALI /


PENGATUR / KOMANDAN
• Rencanakan dan tentukan perintah secara efisien
• Berikan informasi ttg keputusan yg mempengaruhi
orang2 yg diatur
• Hargai privacy orang lain
• Jaga kepercayaan
• Berkonsultasilah dg orang2 yg diatur dlm hal yg
mempengaruhi mereka
• Nasehati dan doronglah mereka
• Bersikap penuh pengertian thd mereka
TEHNIK MENGELOLA STRESS BERSIFAT
PREFENTIP
(Berkaitan dg Human Relation)
PRINSIP2 BAGI YANG DIKENDALIKAN / DIATUR
• Jangan ragu2 bertanya bila perintah tidak jelas
• Gunakan inisiatif pribadi bila mungkin
• Mengutarakan perasaan pd Komandan sebelum kpd
orang lain
• Tunjukkan sikap kooperatif dan riang
• Terimalah kritik dengan lapang dada
• Jaga kepercayaan
• Tidak mencemarkan orang lain

DISAMPING ITU, KESEHATAN MENTAL JUGA PERLU


UNTUK MENGELOLA STRESS
Tak ada gading yang tak retak

Sampai
jumpa……

Anda mungkin juga menyukai