Anda di halaman 1dari 15

1 / 15

PENDAHULUAN

Dengan ketatnya persaingan lapangan kerja serta menambah kualitas lulusan


perguruan tinggi, diharapkan dengan adanya pengenalan operasional Pelayaran ini dapatnya
memberi wawasan apabila bekerja disuatu Pelayaran sehingga memudahkan beradaptasi dalam
lingkungan kerjanya.

Pelayaran merupakan salah satu usaha dalam bidang jasa sehingga untuk bersaing
dibutuhkan Pelayanan yang optimal. Dimana hal itu tergantung dari kekompakan team yakni
Marketing, Operasional, Teknis, Keuangan, kapal serta ABK nya sendiri.

Karena keterbatasan waktu maka dalam pengenalan Operasional Pelayaran ini hanya
disinggung secara sepintas hal-hal yang sering dilakukan oleh pelayaran yang meliputi :
- Proses jual beli kapal, penggantian bendera, penerimaan klas, surat-surat kapal, operasional,
asuransi, charter, serta aturan terbaru mengenai ISM Code maupun ISPS Code.

Besar harapan kami agar dapatnya bermanfaat dikemudian hari, kritik dan saran sangatlah kami
harapkan.

Surabaya, Desember 2016


2 / 15
PENGENALAN OPERASIONAL PELAYARAN

I. Pendahuluan.......................................................................................................................... 1
II. Daftar Isi................................................................................................................................. 2
III. Dasar-Dasar Pelayaran.......................................................................................................... 3
1. Pendirian Perusahaan Pelayaran
2. Operasional Pelayaran
3. Jenis Usaha Pelayaran
4. Struktur Organisasi bagian Armada
5. Susunan ABK kapal
6. Persyaratan penerimaan ABK
IV. Prosedur Jual/Beli Kapal....................................................................................................... 5
1. Pembelian kapal asing
2. Pembelian kapal lokal
3. Penjualan kapal ke Luar Negeri
V. Prosedur Penggantian Bendera............................................................................................ 6
VI. Prosedur Penerimaan Klas..................................................................................................... 7
VII. Surat-Surat Kapal.................................................................................................................... 8
1. Kapal yang baru ganti bendera
2. Jenis dan masa berlaku surat kapal
VIII. Operasional Pelayaran........................................................................................................... 9
VIIII. Asuransi Kapal........................................................................................................................ 10
IXI. Charter kapal........................................................................................................................... 11
XI. Uang Tambang/Freight kapal :............................................................................................... 12
1. Dasar penentuan uang tambang
2. Hal-hal yang menentukan uang tambang
3. Claim muatan
XII. ISM Code.................................................................................................................................. 13
XIII. ISPS Code................................................................................................................................ 15
XIIII. Lampiran
3 / 15
III. Dasar-dasar Pelayaran

1. Pendirian Perusahaan Pelayaran :


Persyaratan untuk mendirikan Perusahaan Pelayaran :
a. Akte Notaris untuk Pendirian PT…dimana aturan untuk Modal Dasar sebesar 6 ( enam )
milyard.
b. Surat keterangan domisili dari Kelurahan
c. Surat ijin dari Dept. Kehakiman untuk pengesahan
d. Mengurus ijin SIUPAL :
- Dimana diwajibkan memiliki/kapal minimum 300 GT
- Wajib membuatkan report kegiatan tahunan
- Endos / pembaruan setiap 5 tahun sekali.
e. Menjadi anggota INSA
f. Untuk tender-tender Proyek Pemerintah → dibutuhkan :
TDR di Pimpro Tingkat I, Ardin, SKT
g. Pajak pelayaran sifatnya Final.

2. Operasional Pelayaran :
a. Sebagai ke-Agenan :
- Belum/tidak punya kapal sendiri, hanya charter
b. Memiliki kapal.

Jenis Pelayaran :
a. Pelayaran lokal/antar Pulau
b. Pelayaran Samudra/Ocean going

3. Jenis Usaha Pelayaran :


a. Kapal Perintis
b. Kapal Cargo
c. Kapal Container
d. Kapal Tanker, Chemical, Pengangkut gas
e. Kapal Penumpang
f. Penyeberangan/Ferry
g. dan lain-lain

4. Struktur Organisasi Bagian Armada

Manager Armada

Kabag Teknik Kabag Armada Kabag


Monitoring/Crewing

- Manager Armada bertugas/bertanggung jawab sebagai berikut :


a. Pengoperasian Armada kapal secara effisien dan optimal
b. Mengawasi dan mengkoordinir semua bagian di bawahnya
c. Menanggapi semua kebutuhan kapal dan keadaan darurat di kapal
d. Memantau effektifitas anggaran biaya
e. Memantau aspek keselamatan & pencegahan polusi
f. Memantau kegiatan pemeliharaan/perawatan kapal
g. Mengawasi penerimaan ABK & penanganan personil laut

- Kabag Teknik bertugas/bertanggung jawab sebagai berikut :


a. Mempersiapkan permintaan kapal dan keadaan darurat di kapal
b. Melaksanakan inspeksi ke kapal
c. Mempersiapkan rencana docking dan schedule docking
d. Mengawasi perbaikan kapal selama docking
e. Memantau pemeliharaan, perawatan kapal
f. Mengawasi kerusakan kapal
g. Berhubungan dengan badan klasifikasi, inspektur dalam rangka pemeliharaan kapal
4 / 15

- Kabag Armada bertugas/bertanggung jawab sebagai berikut :


a. Pengoperasian kapal secara effisien & optimal
b. Menanggapi kebutuhan kapal dan keadaan darurat kapal (BBM, Air tawar, supply lain)
c. Memantau aspek keselamatan & polusi di kapal
d. Berhubungan dengan agen dalam rangka kegiatan di Pelabuhan
e. Mengendalikan semua documen yang diperlukan kapal
Contoh : Peta-peta, BPI, Surat-surat ijin sertifikat kapal.
f. Mengumpulkan dan menyebarkan ke kapal data neutis di laut serta peraturan-peraturan
pemerintah yang terkait termasuk perubahannya
g. Memantau program pelaksanaan pelatihan-pelatihan diatas kapal

- Kabag Monitoring/Crewing bertugas/bertanggung jawab sebagai berikut :


a. Monitoring posisi kapal, kondisi kapal, permintaan kapal, ROB
b. Seleksi awal penerimaan ABK
c. Pengurusan surat-surat kapal, Astek, Jamsostek ABK
d. Dokumentasi surat-surat kapal, doc ABK, pelatihan-pelatihan ABK
e. Memantau crew yang cuti, mutasi, on/off

5. Susunan ABK diatas kapal :


a. Nahkoda : Pimpinan diatas kapal & wakil Perusahaan
b. Mualim I/Chief : Bertanggung jawab terhadap dept. deck
c. Mualim II/Second : Membantu tugas-tugas chief, bertanggung jawab terhadap peralatan
neutis.
d. Bosun/serang : Bertanggung jawab terhadap pemuatan/pembongkaran.
e. Markonis :
- Bertanggung jawab terhadap dept.Radio ( SSB, VHF, Radar, Compas, GPS )
- Sebagai Sekretaris kapal
- Bersama koki untuk pengaturan perbekalan

f. KKM : Bertanggung jawab terhadap dept. Mesin


g. Masinis I : Bertanggung jawab terhadap Motor Induk
h. Masinis II : Bertanggung jawab terhadap Motor Bantu, pompa-pompa
i. 3 orang Oiler : Membantu tugas-tugas dept.Mesin
j. 3 orang Juru Mudi : Membantu tugas-tugas dept.deck
k. Koki : Mengatur makanan ABK, pembuangan sampah.

6. Persyaratan penerimaan ABK :


a. Segi Ijazah : tergantung pada ukuran kapal.
- Dept. Mesin : ATT III/AMK-A, ATTD/SKP
- Dept. Deck : ANT III/PB.III, ANTD/SKP
- Dept. Radio : ORU/GMDSS
b. Segi Pengalaman/Skill
c. Segi kesehatan ( Medical Check Up )
d. Segi Kejujuran & kerja sama
e. Segi Loyalitas
f. Psycho Test
5 / 15

IV. Prosedur Jual/Beli Kapal

1. Pembelian Kapal Asing :

Broker - Data dari Broker biasanya : Foto, Ship particular, harga & delivery.
Jika pembeli tertarik : bisa dilaksanakan survey ke kapal.

- Negosiasi harga → jika clear → bayar DP 10 % untuk menunggu delivery kapal


Pembeli → biasanya harga kapal C & F di tujuan.

Delivery - Delivery Kapal → sebelum kapal berangkat, bayar 90 %


- Kapal berangkat bisa dengan crew asing & sudah tiba dipulangkan
- Crew dari pembeli.
- Ada tidak nya perjanjian untuk pelaksanaan under water survey.

- Pembayaran biasanya dengan membuat Joint Account.

- Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Kalau kapal dari Japan → keluar Japan harus ganti bendera dulu
b. Pengurusan Delation of Flag memerlukan waktu, untuk sementara bisa
diganti dengan letter of underytaking dari bendera asal.
c. Dokument/Inventaris kapal
d. Asuransi Kapal
e. Bill of sale, MOA, Protocol delivery.

Aturan Terbaru : Untuk pengurusan ijin pengadaan kapal dari Ditkapel , harus dilengkapi semua
document asli ( bill of sale, protocol delivery, deletion, invoice dll ), setelah ijin tsb keluar baru dapat
dilaksanakan penggantian bendera.

Class kapal saat ini tidak harus BKI, bisa pakai class asing.

Aturan ijin Import saat ini : kapal harus maximal usia 15 th, apabila lebih akan kesulitan urus PIB di
Bea Cukai.
Sebelum urus PIB, harus urus ijin import dari kemendag.
Kebutuhan doc urus PIB : ijin import serta urus SKTD / RKIP dari departement keuangan / pajak.

Pelaksanaan ganti bendera bisa dilaksanakan di luar negeri dengan membawa petugas yg ditunjuk
dari jakarta ( kecuali tempat tsb sudah mempunyai marine inspector, contoh nya Singapore ).

2. Pembelian Kapal Lokal


- Transaksi mudah → dimana kalau sudah clear harga tingga ke Notaris untuk akte jual beli.
- Hal yang perlu diperhatikan : - Perjanjian, ROB & Inventaris
- Dokument kapal
- Selesai di Notaris → ajukan surat ke Ditkapel untuk diadakan pencatatan di halaman
belakang dari gross akte.

3. Penjualan kapal ke Pihak Asing


- Document yang dibutuhkan untuk pembeli :
a. MOA
b. Protocol of delivery
c. Bill of Sale
d. Delation of Flag
e. Doc kapal yang asli
- Penjual harus membuatkan letter of garantie terhadap ABK asing yang akan masuk
- Kapal ganti bendera dimana? Kalau di Indonesia, berarti waktu keluar sudah sebagai kapal
asing.
6 / 15

V. Prosedur Penggantian Bendera

Prosedur yang harus dilalui sebagai berikut :


a. Permohonan ijin pembelian ke Dirjen Perhubungan Laut dengan melampiri dokumen sebagai
berikut :
- MOA serta Add kalau ada.
- Protocol of delivery
- Bill of sale
- Delection of flag
- Sertifikat kapal
- Builder Certificate
- Foto foto kapal.

b. Setelah ijin pembelian keluar (lengkap dengan call sign kapal) dilaporkan ke Syahbandar
setempat untuk diadakan upacara ganti bendera…sekalian diadakan pengukuran kembali
untuk penerbitan surat ukur / tonage.

c. Setelah ganti bendera → dilanjutkan pengurusan surat-surat yang lain (OK 13 & OK 1),
gross akte.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Dalam proses pengurusan ijin pembelian, kapal akan disurvey oleh team dari Ditkapel
sebelum mereka mengeluarkan persetujuan.
- Proses penggantian bendera bisa dilaksanakan diluar Negeri maupun Indonesia.
- Apabila di kapal tidak terdapat builder certf, agar ada surat keterangan dari Galangan
kapal yang menyatakan kebenaran data kapal (tahun pembangunan & No. IMO)
- Pelaksanaan upacara ganti bendera harus dihadiri oleh Perwira kapal.
- Delation certf biasanya menyusul, karena prosesnya agak lama., biasanya pakai letter of
undertaking dari bendera negara asal dulu.
7 / 15

VI. Prosedur Penerimaan Klas / mempertahankan class asal :

- Setelah kapal ganti bendera, dapat mengajukan permohonan penerimaan klas.


- Ada 2 alternatif untuk proses penerimaan klas :
a. Penerimaan klas pendahuluan dimana kapal di survey oleh klas dalam kondisi
terapung/tidak docking, akan dikeluarkan surat keterangan dari klas → kapal
beroperasi/layar. Setelah habis masa berlaku surat → kapal docking.
b. Penerimaan klas, dimana kapal langsung docking.
- Persyaratan klas untuk penerimaan klas :
a. Pemeriksaan ultrasonic seluruh konstruksi
b. Cabut & pemeriksaan as baling-baling, tongkat kemudi - MPI
c. Megger test instalasi listrik & perlengkapan listrik
d. Overhaul Mesin Induk, Motor Bantu, Compressor - hasil deflection.
e. Pemeriksaan rantai & jangkar
f. Gambar-gambar dan kapal
g. Certf kapal, Builder Certificate, Surat Ukur
h. Bill of sale/Gross akte
- Setelah kapal final check → dikeluarkan certf sementara sambil menunggu keluarnya
Sertifikat yang permanen (5 tahun).
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penerimaan klas
a. Gambar-gambar kapal :
- Kalau kapal tidak ada gambarnya harus digambar ulang
- Kalau kapal ada gambarnya dari Japan → cukup diubah kolom Namanya saja.
b. Kalau Sertifikat Klas sebelumnya masih hidup → klas yang baru hanya
melanjutkan sehinga biaya penerimaan klas akan berkurang.

- Persyaratan mempertahan class asal / class asing :


- a. mengajukan surat permohonan. Survey terkait dengan perubahan nama kapal, pemilik.
- b. diadakan survey terapung.setelah itu akan diterbitkan certf class tsb. Khusus untuk
certf load line, harus ijin dulu ke Ditkapel untuk penembitan load line certf asing.
- Biaya mempertahan class asing akan lebih murah serta lebih cepat daripada penerimaan
class BKI.
8 / 15
VII. Dokumen/Surat-surat kapal :

1. Kapal yang baru ganti bendera ;


Setelah kapal diadakan proses ganti bendera, maka kapal harus mengurus sebagai berikut :
a. Surat ukur :
- Diajukan di Syahbandar setempat dengan melampirkan gambar Rencana Umum &
Rencana Garis.
- Setelah mendapat persetujuan dari Ditkapel pusat → dikeluarkan surat ukur permanen
lengkap dengan tanda selar.
* Surat Ukur ini sangat penting karena biaya sandar/labuh di Pelabuhan sangat
tergantung dari besar/kecilnya tonage kapal.
b. Buat permohonan ke Ditkapel pusat untuk pengurusan Sertifikat sebagai berikut :
- Sertifikat Marpol (IOPP)
- Surat laut
- Ijin Radio
- Sertifikat Kesempurnaan (untuk keluarnya kapal harus sudah naik dock).
- RPT
c. Urus ke Syahbandar untuk pembuatan Gross date.

2. Jenis dan masa berlaku Certificat kapal :


a. Surat ukur/Tonase → Permanen
b. Registered Certificate/Sertifikat Kebangsaan/Sertifikat Laut → Permanen
c. Sertifikat Keselamatan/Serworthiness Certificate → 1 tahun sekali, kalau habis minta Nota
Dinas di Ditkapel untuk perpanjangan → bisa diperpanjang 2 x 6 bln (kapal dock)
d. Ijin siar radio kapal → minta di Parpostel, berlaku 1 tahun
e. Sertifikat Radio → berlaku 1 tahun sekali (dipusat), diperpanjang di daerah
2 x 6 bulan
f. Certf Pemadam → berlaku 1 tahun, bisa diperpanjang sesuai masa berlaku servis
pemadamnya
g. Life Craft Certificate → berlaku 1 tahun,perpanjangam dengan service life craft
h. Derating Certificate/Sertifikat Kesehatan/Surat Tikus → berlaku 1 tahun, bisa diperpanjang
di daerah.
i. Certificate Pencemaran → ada IOPP (minyak) & NLS (cairan beracun berlaku 3 tahun,
dimana setiap tahun harus diendos.
j. Certificate BKI → Lambung timbul, mesin & lambung berlaku permanen 5 tahun, dimana
setiap tahun diadakan floating survey & setiap 2 tahun docking.
k. RPT → Rencana pola trayek → dibuatkan untuk pengurusan Nota Dinas.
l. SMC → Sertifikat ISM Code untuk kapal berlaku 5 tahun, tiap 2 max 3 tahun di audit.
m. DOC → Sertifikat ISM Code untuk kantor, berlaku 5 tahun, tiap tahun diaudit.
n. CLC → Sertifikat Dana Jaminan Ganti Rugi → hanya untuk kapal yang mempunyai
P & I asuransi.
o. Untuk kapal-kapal yg beroperasi di Luar Negeri harus memiliki Sertifikat :
- Safe Maning Certificate
- Cargo Ship Safety Contraction Certificate
- Cargo Ship Safety Equipment Certificate

- Certificate sewage
- Certf air polotion
- Certf Anti Fouling.
- Safe manning
9 / 15

VIII. Operasional Pelayaran :

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Operasionil Pelayaran :

1. Effisensi :
- Effisiensi terhadap pemakaian BBM, OLI, Spare part
- Perawatan kapal/supply-supply
- Perbaikan/docking

2. Perawatan dan perbaikan kapal :


- Pemakaian spare part & perbaikan yang sesuai
- Sidak perawatan & perbaikan oleh ABK → beri insentif
- Program Plan Maintenance SYstem.

3. A B K :
- Kontrol terhadap kinerja ABK → untuk promosi jabatan/rolling.
- Pendekatan terhadap masing-masing ABK/menampung keluhan-keluhan ABK.
- Perhatikan kesehatan ABK.
- Check program pelatihan & pengujian yang dilaksanakan ABK.

4. D O C K I N G :
- Kerja sama dengan ABK dalam pembuatan repair list.
- Ajukan penawaran pembanding beberapa galangan sebelum docking.
- Adakan arrival meeting antara ABK dan galangan.
- Pengawasan / Efisiensi selama perbaikan.
- Kontrol terhadap mutu, schedule perbaikan.

5. S U P P L Y :
- Selalu kontrol terhadap permintaan ABK meliputi jenis jumlah & stock dikapal/di darat.
- Kontrol pemakaian / pemasangan dikapal.
- Inventaris material bekas.

6. MONITORING KAPAL → Monitoring kapal setiap hari terhadap :


- Pemakaian BBM, Oli, air tawar.
- Rencana kedatangan kapal untuk mengetahui speed kapal.
- Rencana sandar / bongkar, selesai & kapal berangkat.
- Permintaan-permintaan kapal.
- Kondisi cuaca & ABK.

7. INSPEKSI → Adakan kunjungan ke kapal maximal 3 bulan sekali, guna :


- Mengetahui kondisi kapal.
- Mengetahui pemakaian supply-2 ke kapal.
- Mengetahui perawatan / perbaikan yang dilaksanakan ABK.
- Menampung masalah-2 dikapal.

8. DOKUMENTASI KAPAL :
- Monitoring selalu untuk dokumen/Sertifikat kapal yang akan mati.
- Buatkan list / daftar surat-2 kapal.
- Dokumentasi surat-2 kapal lengkap dengan sertifikat ABK/data ABK.
- Dokumentasi pengujian peralatan, perawatan kapal, pelatihan-pelatihan, perbaikan-
perbaikan kapal dock report.

9. KEAGENAN :
- Sebelum kapal tiba di tempat tujuan, tentukan siapa agen yang ditunjuk serta
informasikan ke kapal.
- Koordinasi dengan agen untuk schedule kapal (tiba, kegiatan, berangkat) & supply-2.
- Dasar pemilihan agen : Murah, cepat, serta bertanggung jawab.

10. KECELAKAAN KAPAL serta KERUSAKAN KAPAL :


- Faktor utama KECELAKAAN kapal adalah kelengahan crew terhadap peralatan serta
Kondisi perairaan disekitarnya, kurangnya perawatan kapal
10 / 15

IX. ASURANSI KAPAL


Asuransi kapal ada beberapa macam, yaitu :
a. HULL & MACHINERY :
- Meliputi asuransi all risk & total loss terhadap body & mesin kapal.
All risk : Seluruh kerugian akan diganti termasuk : biaya salvage, klaim pihak ke 3.
Total loss : Kerugian terhadap kapalnya sendiri (scopenya sangat terbatas).
- Besarnya premi asuransi tergantung dari usia kapal dan jumlah kapal.
- Yang perlu diperhatikan dalam asuransi HULL & MACHINERY :
a. Pilih asuransi yang mempunyai record baik (bisa lewat broker) sehingga jangan
sampai kalau ada claim tidak bertanggung jawab
b. Perhatikan besar premi serta deductible serta scope of cover.
c. Minta pembayaran diangsur/install sehingga kalau sewaktu-waktu di putus bisa.
d. Kalau diperlukan survey → dokumentasi hasil survey tersebut.
e. Bila menunjuk Brooker → diminta buatkan surat penunjukan → jangan buru-buru
karena kalau sudah dibuatkan maka kita tidak bisa minta penawaran brooker lain.
f. Tanya reinsurance siapa dan dimana, serta apa punya marine department person.

b. ASURANSI P & I :
- Asuransi yang mengcover pencemaran, muatan., crew
- Diperlukan survey khusus.
- Apabila tidak diwajibkan → tidak perlu mengurus.

c. ASURANSI PENGEMBANGAN :
- Jiwa ABK, asuransi terhadap perang/nuklir , asuransi bangkai kapal / wreck removal..

PROSES PENGAJUAN CLAIM ASURANSI :

1. Apabila ada kejadian / claim, segera buat surat pemberitahuan segera ke pihak asuransi
untuk diadakan survey awal.
2. Lengkapi document dengan LKK ( laporan kejadian kecelakaan ) yang disyahkan di
sndar, serta buat berita acara kejadian kecelakaan.
3. Pihak Asuransi akan menunjuk independent Surveyor untuk survey ke kapal, adakan
pendampingan untuk survey tsb ( biasa juga sekalian survey dengan class ).
4. Mintakan rekomendasi atas kerusakan tsb ( part yang perlu diganti dll ).
5. Adakan perbaikan thd kerusakan kapal tsb.
6. Ajukan claim ke Asuransi.
7. Adakan pendekatan dengan Independent surveyor serta Ajuster untuk nilai claimyang
diajukan supaya claim tsb cepat keluar.
8. Yang perlu diingat bahwa claim yang nantinya keluar harus dilaporkan ke pajak karena
nilai tsb harus bayar pp
11 / 15

X. CHARTER KAPAL

Ada beberapa macam jenis charter yaitu :


1. Time charter :
- Charter kapal selama 1 tahun dimana dengan kondisi : gaji ABK, Premi, Uang makan, oli
ditanggung oleh pemilik kapal.
- Kapal rusak / docking : charter off - biaya perbaikan ditanggung pemilik kapal.
2. Spot charter : charter bulanan.
3. Freight charter : sewa kapal untuk sekali angkut, besarnya sewa tergantung volume/jenis
yang diangkut.

Hal-2 yang perlu diperhatikan dalam charter kapal :


a. Jenis charter.
b. Penggunaan kapal / daerah operasi :
- Jangan sampai kapal dipakai muatan ilegal sehingga akan kesulitan kalau tertahan.
- Kalau ada perbaikan, crew sakit / pulang.
c. Perjanjian yang menjadi beban pemilik & pencharter.
d. On hire / delivery kapal - karena terkait dengan ROB kapal.
12 / 15

XI. UANG TAMBANG/FREIGHT KAPAL

1. Dasar penentuan besarnya uang tambang tergantung pada :


a. Jenis kapal : Apakah kapal barang, container, tanker, penumpang dll.
b. Tujuan kapal : Untuk mengetahui mil laut/jarak, biaya agen, kondisi
syahbandar.
c. Persaingan : Semakin banyak kapal maka harga akan semakin kompetitif.
d. Volume muatan : Uang tambang menyesuaikan dengan volume muatan.
Contoh : Kapal capasitas 2000 T, muatan yang tersedia 1500 T maka biasanya
dihitung lumpsum.
e. Biaya Operasional Kapal : Biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh pemilik kapal.
Yang meliputi :
- BBM : (pemakaian BBM/hari x waktu layar) + BBM untuk antri kade dan
sandar/muat.
- OLI : (pemakaian oli/hr x waktu layar) + pemakaian oli untuk sandar/bongkar.
- Air tawar : (pemakaian air tawar/hari x waktu layar) + tunggu pemuatan/
pembongkaran
- Keagenan : Biaya yang timbul untuk agent (in & out clearing), surat-2, pandu.
- Gaji ABK : (gaji ABK/hr x waktu layar) + tunggu pemuatan/pembongkaran.
- Uang makan: (uang makan/hr x waktu layar) + tunggu pemuatan/pembongkaran.
- Premi : Ada yang menganut sistem premi tiap trip, ada yang sistem bulanan.
- Clening/uang tali/dana komando : Pengeluran khusus yang diberikan secara insidentil.
f. Pengembalian nilai inventasi kapal dimana biaya yang dibebankan dalam perhitungan
uang tambang
g. Perbaikan kapal/docking dimana harus dianggarkan dan diperhitungkan dalam penen-
tuan uang tambang, sehingga nantinya sewaktu kapal docking tidak kesulitan
pendanaan.
h. Asuransi kapal dimana besarnya asuransi kapal/hr x waktu layar.

2. Hal-2 yang perlu diperhatikan dalam penentuan uang tambang :


a. Harga pasar uang tambang yang telah ada.
b. Prospek hubungan : kemungkinan muatan jangka panjang / pendek.
c. Situasi muatan : - volume muatan ramai / sepi.
- muatan khusus (jenis muatan).
- faktor claim / susut / hilang.
d. Kondisi pemilik barang : menghindari adanya uang tambang yang tidak terbayar.
e. Biaya operasional kapal : besarnya biaya yang dikeluarkan kalau kapal tidak beroperasi
(meliputi BBM, oli, air tawar, gaji, uang makan).

3. Claim muatan
Macam-2 claim tergantung pada :
a. Jenis kapal :
contoh : - kapal barang : claim terhadap muatan basah/rusak, hilang.
- kapal tanker : claim terhadap muatan susut/bocor.
- container : segel rusak sehingga ada muatan yang hilang.
b. Perjanjian dengan pemilik barang :
- Sebelum ditanda tangani fix note / perjanjian angkutan biasanya dibicarakan batasan-
batasan claim.
- Umumnya kalau ada claim, maka akan dipotongkan dari biaya uang tambang tersebut.
13 / 15

XII. ISM CODE : International Safety Management Code.

- Suatu code yang dikeluarkan oleh IMO dimana mengatur management keselamatan serta
pencegahan terhadap pencemaran lingkungan.

- Pemberlakuan ISM code : - sejak tahun 1998 untuk kapal jenis tanker, penyeberangan,
penumpang kecepatan tinggi.
- sejak Juli 2004 → seluruh kapal harus wajib memiliki.

- Manfaat penerapan ISM code :


1. Mengurangi faktor kecelakaan akibat faktor manusia dan management.
2. Memenuhi dan mempertahankan standart keselamatan dan perlindungan lingkungan.
3. Kejelasan job discription (darat/kapal).
4. Operasional kapal dengan ABK yang terlatih.
5. Adanya prosedur dan petunjuk kerja.
6. Siap menghadapi situasi darurat.

- ISM code mencakup 16 elemen :


1. Umum
2. Kebijaksanaan keselamatan dan perlindungan lingkungan.
3. Tanggung jawab dan wewenang organisasi.
4. DPA (Disignated Person Ashore).
5. Tanggung jawab dan wewenang Nahkoda.
6. Sumber daya dan personil.
7. Rencana operasional kapal.
8. Kesiapan menghadapi situasi darurat.
9. Pelaporan dan analisa kecelakaan / ketidaksesuaian.
10. Perawatan kapal dan peralatannya.
11. Dokumentasi.
12. Verifikasi, review & evaluasi perusahaan.
13. Sertifikasi & verifikasi periodik.
14. Sertifikat sementara.
15. Peraturan verifikasi
16. Format sertifikat.

- Certifikasi :
1. Untuk kantor : Sertifikat DOC, yang berlaku selama 5 tahun, dimana setiap tahun harus
diadakan verifikasi.
2. Untuk kapal : Sertifikat SMC, yang berlaku selama 5 tahun, dimana pada tahun kedua
maksimal tahun ke tiga diadakan verifikasi.

- Langkah-langkah penerapan ISM code : untuk mendapat Sertifikat


a. Tunjuk konsultan untuk pembuatan buku manual ISM code untuk kantor dan kapal.
Input data : - struktur organisasi, job disciption masing-masing person, DPA yang
ditunjuk.
b. Consultan akan membuatkan buku manual untuk kantor dan kapal.
c. Adakan revisi terhadap buku manual tersebut.
d. Breafig seluruh staff terhadap implementasi buku manual.
e. Adakan implementasi / sosialisasi terhadap penerapan ISM Code (3 bln).
f. Apabila mendesak, setelah diadakan sosialisasi → bisa minta verifikasi awal sehingga
keluar initial verifikasi.
g. Setelah implementasi 3 bulan → DPA mengadakan internal audit serta ditindak lanjuti
hasil temuan-temuannya.
h. Ajukan permohonan verifikasi.
i. Verifikasi/External audit
- Ada temuan-temuan/Non Confirm, biasanya diberi waktu 3 bulan untuk ditindak lanjuti.
- Keluar Certifikat DOC/SMC sementara.
j. Adakan follow up NC → kirim ke auditor → NC close.
k. Keluar Sertifikat Permanen.
14 / 15
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan ISM code :
1. Komitmen penuh dari Top Management karena butuh biaya yang cukup besar.
2. Buat prosedur tertulis dan laksanakan.
3. Jamin pelaksanaan didukung oleh bukti yang obyektif.
4. Terus menerus sistim dievaluasi, dianalisa dan disempurnakan.

- Kendala-2 dalam penerapan ISM code :


1. Motivasi terhadap ABK kapal yang sudah usia lanjut / senior.
2. Kelemahan pada sistim dokumentasi / arsip.
3. Penerapan pelatihan-2 karena keterbatasan waktu, faktor malas.
4. Rutinitas pengujian perlengkapan maupun inspeksi.
5. Faktor biaya yang besar(contoh harus ada medical check up yang rutin, fotocopy check
list dll).
15 / 15
XIII. ISPS CODE (International Ship & Port Facility Security Code)

- Suatu kode yang mengatur proteksi aktif terhadap ancaman keamanan di atas kapal dan
fasilitas pelabuhan.

- Pemberlakuan 1 Juli 2004 untuk kapal-kapal yang beroperasi di luar negeri.


- Sasaran dari ISPS code adalah :
a. Menetapkan framework secara International antar pemerintah, pelayaran dan pelabuhan
untuk mendeteksi ancaman keamanan/security dan mengambil langkah preventif
terhadap ancaman keamanan kapal/fasilitas pelabuhan yang beroperasi secara
International.
b. Menetapkan peran & tanggung jawab antara pemerintah, pelayaran dan pelabuhan
pada level nasional & International untuk menjamin sektor maritim.
c. Menjamin pengumpulan dan pertukaran informasi yang berkaitan dengan aspek
keamanan secara dini dan effisien.
d. Memberi metodologi pemeriksaan keamanan sedemikian sehingga memiliki rencana &
prosedur untuk bereaksi terhadap perubahan level keamanan.
e. Menjamin tersedianya kepercayaan yang memadai dan proporsi terhadap keamanan
maritim.

- Penerapan ISPS code :


a. Penunjukan SSO (Ship Security Officer) dan CSO (Company Security Officer).
b. CSO membuat SSA/ship security assesment dari gambar rencana umum, dimana
meliputi : - Identifikasi dan evaluasi operasional kapal yang penting untuk dilindungi.
- Identifikasi ukuran keamanan, prosedur & operasional yang ada.
- Identifikasi kemungkinan ancaman terhadap operasional kapal .
- On scene security survey.
c. Buat SSP (Ship Security Plan) : suatu rencana yang dibuat untuk menjamin perlindungan
orang, cargo, kapal dari resiko keamanan.
d. SSA & SSP diajukan ke RSO (Recognized Security Organitation)
e. Setelah disurvey RSO → dikeluarkan initial verifikasi, dilanjutkan untuk implementasi
selama 3 bulan.
f. Setelah implementasi 3 bulan, ajukan permohonan untuk verifikasi ke RSO.
g. Keluar Internasional Ship Security Certificate, yang berlaku selama 5 tahun dimana pada
tahun ke 2 & 3 diverfikasi kembali.

- ISPS code terbagi menjadi 2 bagian :


Part A : Madatory - wajib dipenuhi.
Part B : Recomended - disarankan untuk dipenuhi.

- Peralatan-peralatan yang wajib dipenuhi dalam ISPS :


a. AIS (Automatic Identification System)
b. SSAS (Ship Security Alert system)
c. Lampu penerangan
d. HT / radio genggam
e. GMDSS
f. General alarm/public adresor.

- Dalam ISPS code ada beberapa tindakan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan
keamanan, tindakan tersebut (security level) dikategorikan dalam tiga bagian :
 Security level 1 : untuk keamanan dalam kondisi Normal.
 Security level 2 : Tambahan ukuran kemanan sebagai akibat resiko yang lebih tinggi
terhadap suatu kejadian keamanan.
 Security level 3 : Tambahan lebih lanjut terhadap ukuran keamanan yang diperlukan
pada waktu terbatas ketika suatu kejadian keamanan mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai