Benny Hartanto
Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY)
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Laut merupakan suatu lahan yang kaya dengan sumber daya alam
termasuk keanekaragaman sumber daya hayati yang kesemuanya dapat
dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa 70% permukaan bumi ditutup oleh
perairan/lautan dan lebih dari 90% kehidupan biomasa di planet bumi
hidup di laut (UNEP, 2004). Oleh karenanya lautan merupakan bagian
penting dari kelangsungan hidup manusia, kita dapat bayangkan jika
lautan kita tercemar/rusak sehingga sebagian dari biomasa itu tercemar.
Sementara 60% populasi manusia bumi ini tinggal di 60 km dari sebuah
pantai yang sangat bergantung pada hasil laut. Oleh karenanya semua
komponen negara bertanggungjawab dan wajib melestarikan kondisi
dan keberadaan laut sesuai wujudnya termasuk didalamnya mencegah
43
BAHARI Jogja Vol.VIII No.12/2008 Februari 2008
44
BAHARI Jogja Vol.VIII No.12/2008 Februari 2008
45
BAHARI Jogja Vol.VIII No.12/2008 Februari 2008
46
BAHARI Jogja Vol.VIII No.12/2008 Februari 2008
47
BAHARI Jogja Vol.VIII No.12/2008 Februari 2008
1 2 3 4
8 Oktober 1997 Selat Singapura Kapal Orapin Global bertabrakan dengan kapal tanker
Evoikos
9 1998 Tanjung Priok Kandasnya kapal Pertamina Supply No 27 yang memuat solar
10 1999-2000 Cilacap Robeknya kapal tanker MT King Fisher dengan
menumpahkan sekitar 4000 barel
11 Oktober 2000 Batam Kandasnya MT Natuna Sea dan menumpahkan 4000 ton
minyak mentah
12 2001 Tegal-Cirebon Tenggelamnya tanker Stedfast yang mengangkut 1200 ton
limbah minyak
13 2003-2005 Kepulauan Tergenangnya tumpahan minyak di perairan Kepulauan
Seribu Seribu
14 Juli 2003 Palembang Tabrakan antara tongkang PLTU-I/PLN yang mengangkut
363 kiloliter IDF dengan kapal kargo An Giang.
Menyebabkan sungai Musi di sekitar kota Palembang
tercemar
15 Juli 2004 Kepulauan Riau Kapal tanker Vista Marine tenggelam akibat cuaca buruk dan
menumpahkan limbah minyak dalam tangki slop sebanyak
200 ton
16 38231 Cilacap Tumpahan Minyak oleh MT Lucky Lady yang memuat Syria
Crude Oil sebanyak 625044 barel. Volume minyak yang
tumpah ke perairan adalah sekitar 8000 barel dan menyebar 5
km sepanjang pantai
17 Oktober 2004 Pantai Tumpahan Minyak mentah dari Pertamina UP VI Balongan,
Indramayu tumpahan ini merusak terumbu karang tempat pengasuhan
ikan-ikan milik masyarakat sekitar
18 2004 Balikpapan Tumpahan minyak dari Perusahaan Total E dan P Indonesia,
membuat nelayan sekitar tidak dapat melaut dalam beberapa
waktu
19 Agustus 2005 Teluk ambon Meledaknya kapal ikan MV Fu Yuan Fu F66 yang
menyebabkan tumpahnya minyak ke perairan
Sumber : JICA-Dephub, 2002
48
BAHARI Jogja Vol.VIII No.12/2008 Februari 2008
49
BAHARI Jogja Vol.VIII No.12/2008 Februari 2008
50
BAHARI Jogja Vol.VIII No.12/2008 Februari 2008
V. KESIMPULAN
Menjadi kewajiban kita semua untuk menjaga kelestarian
lingkungan laut kita, karena sebagian masyarakat kita sangat bergantung
pada laut ini. Pencemaran laut akibat tumpahan minyak kian waktu kian
menjadi kekhawatiran seluruh lapisan masyarakat atas kelanjutan laut
kita dan ketersediaan lahan untuk hidup bagi nelayan kita. Oleh
karenanya kegiatan monitoring dan kontrol menjadi sangat penting
untuk mencegah dan menanggulangi bahaya pencemaran laut dari
tumpahan minyak. Semua pihak instansi/departemen, LSM, TNI AL,
Kepolisian harus melakukan koordinasi yang terus menerus. Upaya-
upaya penanggulangan bencana tumpahan minyak di laut akan berjalan
efektif manakala memenuhi tiga aspek yang telah dijelaskan diatas
(legalitas, perlengkapan dan koordinasi) ditambah dengan ketersediaan
anggaran dan pelatihan SDM berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Clark R.B, 2003, Marine Pollution, Oxpord University Press, New York.
Direktur Jenderal P2SDKP, 2004, Laporan Tahunan .
Husseyn Umar, 2003, Masalah Pembangunan dan Penegakan Hukum
Kelautan di Indonesia, Seminar Pemberdayaan Perhubungan Laut Dalam
Abad XXI, Jakarta.
JICA-Dephub, 2002, The Study for The Maritime Safety Development Plan in
Republic of Indonesia.
Presiden RI, 1992, Undang-Undang No. 21 Tentang Pelayaran.
Presiden RI, 1997, Undang-Undang No. 23 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Sofyan, 2001, Desentralisai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Suatu
Peluang dan Tantangan, Makalah Falsafah Sain, PPS.
51