Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN
Dalam Ketentuan Umum Undang-undang nomor 4 tahun 1982 dan kemudian berubah
menjadi Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup memberikan definisi bahwa yang dimaksud dengan pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pencemaran air/laut, adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam
air/laut oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air laut turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air laut tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya.
Dapat pula diartikan bahwa pencemaran laut sebagai dampak negatip terhadap kehidupan
biota, sumber daya, dan kenyamanan ekosistem laut serta kesehatan manusia dan nilai guna
dari ekosistem laut yang disebabkan secara lengsung maupun tidak langsung oleh
pembuangan bahan bahan atau limbah ( termasuk energi ) ke dalam laut yang berasal dari
kegiatan manusia. Tercemarnya suatu perairan laut kontaminasi atau penambahan sesuatu
dari luar perairan laut yang menyebabkan keseimbangan lingkungan terganggu dan
membahayakan kehidupan organisme serta menurunnya nilai guna perairan tersebut.
A. LATAR BELAKANG dan SEJARAH MARPOL 73/78
Sejak munculnya kapal pengangkut minyak yang pertama GLUCKAUF pada tahun
1885 dan penggunaan pertama mesin diesel sebagai penggerak utama kapal pada tahun
1888, maka fenomena pencemaran laut oleh minyak mulai muncul.
Usaha usaha untuk membuat peraturan tentang pencegahan dan penanggulangan
pencemaran laut oleh minyak mulai dilakukan, namun baru benar benar terpikirkan
setelah terbentuk organisasi IMCO (Inter-governmental Maritime Consultative
Organization) pada tahun 1948 sebagai salah satu badan dalam organisasi PBB.
Usaha yang dilakukan tersebut masih banyak ditentang oleh banyak pihak. Konvensi
yang dihasilkan belum masih banyak yang tidak meratifikasi, hanya Negara Negara
maritim tradisional yang memang sudah ada sebelumnya sehingga jumlah Negara yang
meratifikasi konvensi tidak cukup untuk memberlakukannya secara Internasional.
Inisiatip IMCO untuk mengambil alih konvensi pencegahan pencemaran laut oleh
minyak (International Convention for the Prevention of the Pollution of the Sea by Oil)
tahun 1954 yang diprakarsai oleh Pemerintah Inggris dan berhasil memberlakukan
konvensi pada tahun 1958. Konvensi berisi tentang cara untuk mencegah pembuangan
campuran minyak dari pengoperasian kapal tanker dan dari kamat mesin. Cara tersebut
dilakukan dengan :
1. Lokasi tempat pembuangan minyak atau campuran air dan minyak yang melebihi 100
ppm diperluas sejauh 50 mil laut dari daratan terdekat.
2. Negara anggota diharuskan untuk menyediakan fasilitas penampungan di darat guna
menampung campuran air dan minyak.

Selanjutnya disusul dengan amandemen tahun 1962 dan 1969 sebagai penyempurnaan
kedua peraturan tersebut. Jadi sebelum tahun 1970, masalah polusi laut baru pada tingkat
prosedur operasi.
Pada tahun 1967 terjadi pencemaran terbesar, ketika tanker TORREY CANYON yang
kandas di pantai selatan Inggris menumpahkan 35 juta gallon minyak mentah (crude oil)
dan telah merubah pandangan masyarakat Internasional. Sejak saat itu mulai dipikirkan
bersama pencegahan pencemaran secara serius.
Sebagai hasilnya adalah International Convention for the Prevention of Pollution from
Ships tahun 1973, yang kemudian disempurnakan dengan TSPP (Tanker Safety and
Pollution Prevention) protocol tahun 1978. Konvensi ini dikenal dengan nama MARPOL
1973/1978 dan masih berlaku sampai sekarang. Konvensi ini memuat 5 (lima) Annexes
(aturan tambahan) yakni :
1.
2.

Annex I
Annex II

3.

Annex III

4.
5.
6.
7.

Annex IV
Annex V
Annex VI
Annex VII

Oil (Minyak)
Noxious Liquid Substances Carried in Bulk
(Cairan kimia beracun yang diangkut secara curah)
Harmful Substances in Package Form (Bahan Berbahaya dalam
Bentuk Kemasan)
Sewage (Kotoran)
Garbage (Sampah)
Air Pollution (Pencemaran Udara yang berasal dari Cerobong Kapal)
Water Ballast (Pencemaran dari Air Tolak Bara)

Konvensi ini berlaku secara Internasional berturut turut sebagai berikut :


a. Annex I
sejak 2 Oktober 1983
b. Annex II
sejak 6 April 1987
c. Annex III sejak 1 Juli 1992
d. Annex IV sejak 27 September 2003
e. Annex V sejak 31 Desember 1988
f. Annex VI sejak 19 Mei 2005
g. Annex VII sejak 2007 ?
B. JENIS JENIS PENCEMARAN LAUT
Banyak anggapan bahwa laut merupakan tempat sampah yang ideal, baik yang berupa
sampah domestik maupun limbah industri. Laut yang luas diperkirakan akan mampu
menghancurkan atau melarutkan setiap bahan bahan yang dibuang ke laut. Namun laut
mempunyai kemampuan daya urai yang terbatas, disamping itu beberapa bahan ada yang
sulit terurai. Jadi walaupun buangan yang terdahulu telah terurai oleh alam, akan tetapi
dengan adanya penambahan terus menerus tanpa kontrol yang baik menyebabkan
peningkatan pencemaran laut. Komponen pencemar air, dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Bahan buangan cairan berminyak
2. Bahan buangan zat kimia
3. Bahan buangan anorganik

4. Bahan buangan organik


5. Bahan buangan olahan makanan
6. Bahan buangan padat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sedangkan sumber pencemaran laut oleh minyak dapat disebabkan oleh:


Dari ladang minyak bawah laut, baik melalui rembesan maupun kesalahan
pengeboran pada operasi minyak lepas pantai.
Dari kecelakaan pelayaran
Dari operasi tanker dimana minyak terbuang ke laut sebagai akibat dari pembersihan
tangki atau pembuangan tolakbara.
Dari kapal kapal lain selain tanker melalui pembuangan air got
Operasi terminal pelabuhan minyak
Limbah pembuangan / refinery
Sumber sumber dari darat: minyak bekas, atau cairan yang mengandung
hidrokarbon dan industri di darat.
Hidrokarbon yang jatuh dari atmosfir, cerobong asap pabrik, kapal dan pesawat
Galangan kapal

C. PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH MINYAK


DEFENISI DAN PENGERTIAN ISTILAH
1. Minyak
Yang dimaksud dengan minyak ialah minyak bumi dalam bentuk apapun, termasuk
minyak mentah, minyak bahan bakar, minyak kotor, kotoran minyak dan hasil hasil
olahan maupun pemurnian.
2. Campuran berminyak
Ialah campuran yang mengandung minyak
3. Kapal tangki minyak
Ialah kapal yang dibangun atau disesuaikan terutama untuk mengangkut minyak
secara curahan dalam ruang ruang muatannya termasuk pengangkut pengangkut
kombinasi dan setiap kapal tangki bahan kimia.
4. Kapal baru ialah :
a) Kontrak pembangunannya ditandatangani sesudah tanggal 31 Desember 1975
b) Bila tidak ada kontrak pembangunan, yang lunasnya diletakkan tanggal 30 juni
1976
c) Yang penyerahannya sesudah tanggal 31 desember 1979
5. Kapal lama
Ialah kapal yang bukan kapal baru.

6. Pembuangan seketika dari kandungan minyak


Adalah pembuangan minyak dalam liter/jam pada suatu saat dibagi kecepatan kapal
dalam knots pada saat yang sama.
7. Pelayaran tolak bara
Pelayaran yang ditempuh bilamana tidak ada muatan diatas kapal tapi tidak termasuk
residu di atas kapal
8. Pelayaran bermuatan
Adalah suatu pelayaran bukan tolak bara (sedang bermuatan)
D. PERSYARATAN PENGAWASAN PENCEMARAN YANG BERSUMBER DARI
PENGOPERASIAN KAPAL
Setiap pembuangan minyak ke laut dari kapal dilarang kecuali bila semua persyaratan
berikut ini dipenuhi :
1. Bagi kapal tangki minyak:
a. Kapal tangki itu tidak berada di dalam daerah khusus
b. Kapal tangki itu berada pada jarak 50 mil laut dari daratan terdekat.
c. Kapal itu sedang meneruskan perjalanannya
d. Kecepatan sesaat pembuangan minyak tidak melampaui 30 liter tiap mil laut
e. Untuk kapal tangki lama jumlah keseluruhan minyak yang dibuang ke laut tidak
melampaui 1/15.000 dari jumlah keseluruhan muatan tertentu termasuk residu.
Sedangkan untuk kapal tangki minyak baru 1/30.000 jumlah total muatan tertentu
termasuk residu.
f. Kapal tangki tersebut harus mempunyai sistem pemonitoran dan pengawasan
pembuangan minyak dan penataan tangki buangan (slop tank).
2. Bagi kapal selain kapal tangki minyak yang berukuran 400 grt atau lebih:
a. Kapal itu tidak berada di daerah khusus
b. Kapal itu berada pada jarak lebih dari 12 mil dari laut
c. Kapal itu sedang meneruskan perjalanannya
d. Kandungan minyak dalam air buangan tidak lebih dari 15 per sejuta bagian (15
PPM)
e. Kapal itu memiliki sistim pemonitoran dan pengawasan pembuangan minyak,
peralatan pemisah air berlumpur minyak, sistim penyaringan minyak.
Bagi kapal yang bukan kapal tangki minyak yang berukuran kurang dari 400 grt
dan berada di luar daerah khusus, badan pemerintah harus memastikan bahwa kapal itu
diperlengkapi dengan instalasiinstalasi guna menjamin bahwa penyimpanan minyak di
kapal dan pembuangannya ke fasilitas penampungan atau ke laut sesuai dengan aturan
yang disyaratkan.
Apabila nampak bekasbekas minyak di atas atau dibawah permukaan air di tempat yang
dekat sekali dengan kapal atau jejak kapal itu maka harus segera dilakukan penyelidikan
atas fakta fakta guna membuktikan apakah telah terjadi pelanggaran. Penyelidikan itu

hendaknya mencakup khususnya kondisi angin dan laut, lintasan dan kecepatan kapal,
sumbersumber lain dari bekas bekas yang nampak yang mungkin ada didekatnya, dan
catatan catatan lain apapun yang ada kaitannya dengan pembuangan minyak.
Sedangkan bila kapal tersebut berada di dalam daerah khusus, pembuangan air bercampur
minyak harus di larang, kecuali bilamana kadar minyak dari air buangan itu tanpa
pengenceran tidak melampaui 15 PPM atau bilamana semua syarat berikut ini
dipenuhi :
1. Kapal itu meneruskan pelayarannya
2. Kandungan minyak dari air buangan kurang dari 15 PPM
3. Buangan itu dilakukan sejauh mungkin dari daratan tetapi tidak kurang dari 12 mil
dari daratan terdekat.
TABEL 1. METODE PENGAWASAN PEMBUANGAN MINYAK DARI TANGKI MUAT
PADA KAPAL TANKER
Daerah
Kriteria Pembuangan
Pembuangan
Di daerah khusus

Di larang di buang kecuali tolakbara bersih atau tolakbara terpisah.


50 mil dari daratan Tidak boleh dibuang kecuali tolakbara bersih
terdekat
atau tolakbara terpisah

Di luar daerah
khusus

Tidak boleh dibuang kecuali jika:


a. Tolakbara bersih atau tolakbara terpisah.
b. Atau jika:
1) Kapal sedang meneruskan perjalanan
2) Kecepatan pembuangan sesaat tidak
lebih dari 60 liter/mil.
Lebih dari 50 mil
3) Jumlah minyak yang dibuang tidak
dari daratan terdekat
lebih dari 1/15.000 untuk kapal
tanker lama atau 1/30.000 unutk
kapal tanker baru dalam setiap
pelayaran.
4) Kapal tersebut dilengkapi dengan
sistem pemonitoran dan pengawasan
minyak dan tangki buangan .

TABEL 2. PENGAWASAN PEMBUANGAN MINYAK DARI KAMAR MESIN UNTUK


SEMUA KAPAL
Tipe
dan
Kriteria pembuangan
Daerah pembuangan ukuran kapal
Dilarang dibuang kecuali jika :
a. Kapal sedang meneruskan perjalanan
b. Kandungan minyak tersebut tidak lebih
Setiap kapal
dari 15 PPM
tanker dan
c. Kapal tersebut dilengkapi dengan
Dimana
kapal lain
peralatan pembuangan minyak dengan
saja
ukuran
alat penyetop otomatis 15 PPM
d. Untuk kapal tanker air buangan itu
400grt
bukan berasal dari ruang kamar pompa
atau tidak bercampur dengan residu
muatan

Di daerah
khusus

12 mil dari
daratan
terdekat

Tidak boleh di buang, kecuali kandungan


minyak tersebut tanpa pengenceran tidak lebih
dari 15 PPM

Kapal ukuran
< 400grt
selain kapal
tanker
lebih dari
12 mil

Di luar
daerah
khusus

12 mil
dari
daratan
terdekat

Tidak boleh dibuang kecuali jika:


a. Kandungan minyak tersebut tidak lebih
dari 15 PPM
b. Atau jika :
1) Kapal tersebut sedang meneruskan
perjalanan
2) Kandungan minyak tersebut tanpa
pengenceran tidak lebih dari 100
PPM

Kapal tanker
semua ukuran
dan kapal lain
ukuran
400grt

Tidak boleh dibuang kecuali jika kandungan


minyak tersebut tanpa pengenceran tidak lebih
dari 15 PPM

Kapal lain
berukuran
kurang dari
400grt

Sesuai dengan persyaratan kapal ukuran


400grt sepanjang dapat dipertanggung jawabkan

Lebih dari
12 mil
dari
daratan
terdekat

Semua kapal
tanker
dan
kapal
lain
ukuran

400grt

Kapal
lain
berukuran
< 400grt

Tidak boleh dibuang kecuali jika:


a. Kandungan minyak buangan tanpa
pengenceran tidak lebih dari 15 PPM
atau
b. Jika:
1) Kapal sedang meneruskan perjalanan
2) Kandungan minyak buangan tidak
lebih dari 100 PPM dan
3) Kapal diperlengkapi dengan sistim
pemonitoran dan pengawasan, alat
pemisah kandungan minyak atau
peralatan penyaring minyak atau
instalasi lain yang sesuai.
Sesuai persyratan kapal ukuran 400grt
sepanjang dapat dipertanggungjawabkan

Peraturan juga mensyaratkan tidak melakukan pembuangan ke laut yang mengandung


bahan bahan kimia atau bahan lain dalam jumlah atau kadar yang membahayakan
lingkungan atau bahan lain dengan tujuan untuk mengelak dari aturan pembuangan minyak
kelaut.
Jika diatas kapal terdapat sisa sisa minyak yang tidak diperkenankan di buang ke laut, maka
harus di buang ke fasilitas penampungan.
METODE PENCEGAHAN PENCEMARAN MINYAK DARI KAPAL YANG
BEROPERASI DI DAERAH KHUSUS
Yang dimaksud dengan daerah khusus menurut ANNEX I adalah sebagai berikut :
1. daerah laut tengah / laut mediterania, yaitu daerah laut tengah itu sendiri termasuk telukteluk dan laut yang merupakan bagiannya.
2. daerah laut Baltik adalah daerah laut baltik itu sendiri termasuk teluk Bothnia, Teluk
Finlandia dan jalan masuk ke laut Baltik.
3. daerah laut hitam, adalah daerah laut hitam itu sendiri dengan batas antara laut tengah
dengan laut hitam
4. daerah laut merah,adalah laut merah itu sendiri termasuk Teluk Suez dan Teluk Aqaba.
5. daerah teluk Persia, adalah daerah laut yang terletak di sebelah barat laut garis loksodrom
antara Ras al Hadd (220 30 U-590 48T)
Pemerintah dari masing masing negara peserta konvensi yang garis pantainya berbatasan
dengan daerah khusus harus melengkapi semua terminal pengangkutan minyak dan
pelabuhan pelabuhan tempat perbaikan dengan fasilitas penampungan guna menampung

dan menangani semua tolak bara kotor dan air bekas cucian tangki dari kapal kapal tangki
minyak.
Bagi Negara yang memiliki jurisdiksi atas jalan jalan masuk ke jalur jalur laut yang batas
kedalamannya rendah yang mungkin memerlukan pengurangan syarat kapal dengan cara
membuang tolak bara, juga wajib menyediakan fasilitas penampungan.
PENGECUALIAN DARI ATURAN PEMBUANGAN MINYAK/AIR YANG
BERCAMPUR MINYAK
Pembuangan atau pelepasan, bagaimanapun terjadinya akan setiap minyak atau campuran
berminyak adalah dilarang dimana saja di semua lautan di dunia ini, kecuali :
a) dianggap perlu untuk membuang minyak atau campuran berminyak ke laut untuk
tujuan melindungi keselamatan sebuah kapal atau menyelamatkan jiwa di laut atau
b) pembuangan minyak atau campuran minyak ke laut yang diakibatkan oleh kerusakan
kapal atau perlengkapannya dengan ketentuan bahwa:
1. Semua tindakan pencegahan yang beralasan diambil setelah kejadian kerusakan
atau ditemukannya tumpahan dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi
tumpahan.
2. Nahkoda atau pemilik belum bertindak apa apa yang dapat menyebabkan
kerusakan atau bertindak ceroboh dengan pengertian bahwa kerusakan dapat
terjadi
c) Pembuangan bahan bahan yang mengandung minyak ke laut, dilakukan dengan
maksud untuk menanggulangi kejadian pencemaran tertentu, atau
d) Pembuangan minyak atau campuran minyak bertujuan untuk kegiatan penelitian
pencegahan pencemaran minyak.
E. FASILITAS PENAMPUNGAN MINYAK, TOLAK BARA TERPISAH, TOLAK BARA
AIR DAN PENAHANAN MINYAK DI KAPAL
Fasilitas penampungan harus tersedia untuk menampung sisa sisa minyak, dan
campuran minyak yang tersisa dari kapal kapal tangki minyak dan kapal lain yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan kapalkapal yang digunakan sebagai terminal
terminal pemuatan, pelabuhanpelabuhan tempat perbaikan dan pelabuhanpelabuhan
lain yang ditempat itu kapalkapal membawa bahanbahan sisa yang mengandung
minyak untuk dibuang, tanpa mengakibatkan keterlambatan yang tidak perlu bagi kapal.
Adapun ketentuan tentang fasilitas penampungan minyak harus diadakan sebagai
berikut :
1. Semua pelabuhan dan terminal tempat minyak dimuat kedalam kapal kapal
tangki minyak yang sesaat sebelum tibanya melakukan pelayaran dalam keadaan
bertolak bara selama tidak lebih dari 72 jam atau tidak lebih dari 1200 mil laut
2. Semua pelabuhan dan terminal tempat pemuatan minyak selain minyak mentah
curahan dalam jumlah ratarata lebih dari 1000 metrik ton per hari.

3. Semua pelabuhan yang memiliki galangan perbaikan kapal atau fasilitas


pembersihan tangki.
4. Semua pelabuhan dan terminal yang menangani kapal kapal yang dilengkapi
dengan tangki lumpur maupun air bilga berminyak dan bahan bahan sisa lain
yang tidak boleh di buang.
5. Semua pelabuhan pemuatan curahan berkenaan dengan sisa minyak kapal
kapal dari pengangkut kombinasi yang tidak boleh di buang.
Semua fasilitas penampungan tersebut diatas harus mampu menampung minyak atau
campuran minyak yang di larang dibuang ke laut sesuai aturan yang berlaku (aturan 9 dan
10 ANNEX I )
TOLAK BARA TERPISAH BAGI KAPAL TANGKI MINYAK
Setiap kapal tangki minyak baru yang bobot matinya 70.000 ton atau lebih harus
dilengkapi dengan tangkitangki tolak bara terpisah. Kapasitas tangki tangki tolakbara
tersebut harus ditentukan sedemikian rupa hingga kapal dapat beroperasi dengan aman
dalam pelayarannya dengan tolak bara tanpa bantuan penggunaan tangkitangki minyak
untuk tolakbara air. Tolak bara ini dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh ditempatkan
didalam tangkitangki minyak kecuali dalam keadaan cuaca yang sedemikian buruknya
hingga menurut pendapat nahkoda perlu membawa tolakbara air tambahan di dalam
tangki tangki minyak demi keselamatan kapal. Tindakan demikian ini harus di catat di
dalam Buku Catatan Minyak.
Kapasitas tangkitangki tolakbara terpisah tersebut harus sekurang kurangnya
sedemikian sehingga dalam setiap keadaan tolak bara pada setiap bagian dari pelayaran,
termasuk keadaankeadaan yang terdiri dari berat kapal kosong ditambah tolakbara
terpisah saja.
PENAHANAN MINYAK DI KAPAL
Sarana yang memadai harus disediakan untuk pembersihan tangki tangki muatan dan
untuk pemindahan sisa sisa tolakbara kotor dan cucian tangki dari tangki tangki
muatan ke tangki limbah.khusus di kapal tangki minyak lama setiap tangki muatan dapat
digunakan sebagai tangki limbah.
Penataan tangki limbah atau kombinasi tangki limbah ini harus mempunyai kapasitas
yang diperlukan untuk menahan limbah yang bersumber dari pencucian tangki, sisasisa
minyak dan sisa sisa tolakbara kotor tetapi jumlahnya tidak boleh kurang dari 3% dari
kapasitas angkut minyak kapal. Untuk kapalkapal tangki minyak baru yang bobot
matinya 70.000 ton harus diperlengkapi sekurang kurangnya dengan dua tangki limbah.
F. BUKU CATATAN MINYAK
Setiap kapal tangki yang berukuran 150 grt keatas dan setiap kapal yang berukuran 400
grt selain kapal tangki minyak harus dilengkapi dengan buku catatan minyak.Buku
tersebut harus diisi pada setiap peristiwa berdasarkan atas asas dari ke tangki. Buku
catatan ini terbagi atas dua yaitu :
1. Buku catatan ruang mesin atau Oil Record Book I
a. Pengisian atau pembuangan tolakbara atau pembersihan tangki tangki
minyak bahan bakar atau ruang ruang muatan minyak.

b. Membuang tolakbara atau membersihkan dengan air tangki tangki bahan


bakar, yang telah diisi tolakbara atau dikosongkan
c. Menampung residu residu berminyak ( endapan ).
d. Pembuangan keluar kapal air bilga yang terkumpul di dalam ruang
ruang mesin selagi di pelabuhan, dan
e. Pembuangan rutin ke laut air bilga yang terkumpul di dalam ruang ruang
mesin.
2. Buku catatan muatan atau Oil Record Book II
Pada buku catatan muatan harus mencatat setiap kegiatan berikut ini :
a.Pemuatan dan pembongkaran minyak muatan
b. Pemindahan muatan minyak di dalam pelayaran
c.Pembukaan atau penutupan katup katup atau alat alat yang serupa yang
menghubungkan antara tangki dengan tangki muatan sebelum dan sesudah
pemuatan atau pembongkaran
d. Pembukaan atau penutupan sarana hubungan antara saluran pipa muatan dan
saluran pipa tolakbara air laut.
e.Pembukaan atau penutupan katup katup lambung kapal sebelum, selama, dan
setelah operasi operasi pemuatan dan pembongkaran.
f. Pengisian tolakbara ke tangki tangki muatan
g. Pembersihan tangki tangki muatan
h. Pembuangan tolakbara kecuali tolakbara bersih/terpisah
i. Pembuangan air dari tangki tangki limbah
j. Pembersihan dari bahan bahan sisa
Jika terjadi suatu keadaan yang luar biasa sehingga terjadi pembuangan yang tidak
memenuhi ketentuan yang disyaratkan maka buku catatan minyak ini juga harus memuat
keterangan mengenai keadaan dan sebab sebab terjadinya buangan.setiap kegiatan
harus dicatat secara lengkap tanpa penundaan sehingga semua pencatatan di dalam buku
itu sesuai dengan operasi tersebut terselesaikan. Masing masing bagian dari buku itu
harus ditandatangani oleh perwira atau para perwira yang bertugas melakukan operasi
dan harus ditandatangani oleh nahkoda kapal.Pencatatan tersebut harus menggunakan
satu bahasa resmi dari Negara yang benderanya digunakan secara sah oleh kapal dan
dalam bahasa Inggris atau Perancis.
Buku catatan minyak tersebut harus selalu berada di suatu tempat sehingga siap diperiksa
setiap kali diperlukan dan harus selalu berada di kapal.buku tersebut berada di atas kapal
selama paling kurang 3 tahun sejak catatan pertama kali dibuat.jika buku tersebut diminta
oleh pejabat pemeriksa atau surveyor, maka copy dari pengisian buku tersebut harus
dapat diberikan dan diketahui oleh Nahkoda sebagai copy yang sah

10

BAB II
PERATURAN PENGAWASAN PENCEMARAN
OLEH BAHAN BERACUN CURAHAN
A.

DEFINISI DAN PENGERTIAN ISTILAH

1. Kapal tangki kimia


Adalah kapal yang dibangun atau disesuaikan terutama untuk mengangkut muatan
bahan bahan cair curahan yang merusak dan termasuk kapal tangki kimia
2. Tolak bara bersih
Adalah tolakbara yang diangkut didalam tangki yang sejak terakhir digunakan untuk
mengangkut muatan yang mengandung bahan yang termasuk kategori A,B,C dan D
telah benar benar dibersihkan dan sisa daripadanya telah dibuang .
tolakbara bersih dapat juga diartikan sebagai tolakbara yang jika dibuang keluar dari
kapal dalam kondisi air tenang pada hari yang cerah tidak nampak tanda tanda
minyak pada permukaan air atau yang menyebabkan suatu limbah atau emulsi yang
terjadi di bawah permukaan air atau pada garis pantai yang menghubungkannya.
Atau jika tolakbara itu dikeluarkan melalui sistem pengendalian dan pemonitoran
pembuangan minyak yang diakui kandungan minyaknya tidak lebih dari 15 PPM
3. Tolak bara terpisah
Adalah tolakbara yang dimasukkan kedalam tangki secara tetap dan sama sekali
terpisah dari muatan minyak dan sistim bahan bakar dimana secara permanen
dialokasikan untuk mengangkut tolakbara.
4. Daerah khusus
Adalah wilayah laut karena alasan alasan teknis yang diakui yang sehubungan
dengan kondisi oseanografi ( keadaan laut seperti arus, pasang surut, arah angin )
dan ekologi ( lingkungan laut misalnya teluk,terusan ) serta sifat sifat khusus lalu
lintas angkutannya. Daerah khusus menurut ANNEX II ini adalah:
a. Daerah laut Baltik adalah daerah laut baltik itu sendiri termasuk teluk Bothnia,
Teluk Finlandia dan jalan masuk ke laut Baltik.
b. Daerah laut hitam, adalah daerah laut hitam itu sendiri dengan batas antara laut
tengah dengan laut hitam

11

B.

KATEGORI DARI BAHAN KIMIA CAIR YANG MERUSAK


Pengkategorian dari bahan kimia cair berbahaya ini dapat dibagi atas empat kategori
yaitu:
1. Kategori A
Adalah bahan bahan cair yang merusak yang jika dibuang ke laut dari kegiatan
pembersihan tangki atau pembuangan tolakbara menimbulkan bahaya yang besar
bagi sumber sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau merusak kenyamanan
atau peruntukan laut yang sah.
2. Kategori B
Adalah bahan bahan cair yang merusak yang jika dibuang ke laut dari kegiatan
pembersihan tangki atau pembuangan tolakbara akan membahayakan sumber
sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau merusak kenyamanan atau
peruntukan laut yang sah.
3. Kategori C
Adalah bahan cair yang merusak yang jika dibuang ke laut dari kegiatan
pembersihan tangki atau pembuangan tolakbara menimbulkan bahaya yang kurang
berarti bagi sumber sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau merusak
kenyamanan atau peruntukan laut yang sah.
4. Kategori D
Adalah bahan cair yang merusak jika dibuang ke lautdari kegiatan pembersihan
tangki atau pembuangan tolakbara akan menimbulkan bahaya yang mudah dikenal
bagi sumber sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau menyebabkan
kerusakan minimum bagi kenyamanan dan peruntukan laut yang sah.

12

Berikut ini adalah daftar dari sebagian contoh kategori bahan cair berbahaya:
Nama bahan
Carbon sulpide
Cresilyc acid
Acetone chynohydrin
creosols
dischlorobenzenes
Naphthalene
Nama bahan
Ammonia
Benzyl chloride
Butyric acid
Champor oil
Carbon tetracholoride
Chloroform
Acetic acid
Acetyl choloride
Acrylic acid
Allyl chloride
ailine
Chloroacetic acid
Choloro sulphonic acid
Cyclohexane
Diethyl amine
Diethyl benzene
Ethyl benzene
Acetone
Adiponitrile
Benzyl alcohol
Butylene glycol
Citric acid
Cyclohexanol
Dietyl ether
Ethyl acetate
Ethyl acrylate

kategori
pencemaran

Konsentrasi yang tersisa (% bobot)


Di luar daerah
Di daerah khusus
khusus
0,01
0,005
0,1
0,05
0,1
0,05
0,1
0,05
0,1
0,05
0,1
0,05
Kategori pencemaran

13

C.

PEMBUANGAN BAHAN - BAHAN CAIR YANG MERUSAK

Pembuangan ini berlaku bagi kategori A, B, dan C di luar daerah khusus dan kategori D di
semua daerah
a. Kategori A
1. tangki yang berisi bahan bahan atau campuran yang mengandung bahan
kategori A harus dicuci, sisa sisa yang dihasilkan harus dibuang ke fasilitas
penampungan hingga kadar bahan di dalam air buangan tidak lebih dari 0,01 %
terhadap bobotnya. Sedangkan sisa yang tertinggal di dalam tangki harus
diencerkan secara terus menerus dengan menambah sejumlah air yang tidak
kurang dari 5 % dari volume seluruh tangki.
2. Sisa bahan yang sudah diencerkan ini boleh di buang dengan syarat sebagai
berikut:
a) kapal sedang meneruskan pelayarannya dengan kecepatan sekurang
kurangnya 7 knot bagi kapal yang bertenaga penggerak sendiri atau 4 knot
bagi kapal yang tidak bertenaga penggerak sendiri.
b) Pembuangan tersebut dilakukan di bawah garis air, dengan memperhatikan
letak saluran masuk air laut
c) Pembuangan dilakukan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan
terdekat dan dikedalaman air tidak kurang dari 25 meter.
b. Kategori B
1. Pembuangan ke laut bahan bahan kategori B atau yang mengandung bahan
kategori B di larang kecuali memenuhi syarat syarat sebagai berikut:
2. Kapal sedang meneruskan pelayaran dengan kecepatan sekurang kurangnya 7
knot bagi kapal yang bertenaga penggerak sendiri atau 4 knot bagi kapal yang
tidak bertenaga pengerak sendiri
3. Kadar pembuangan pada jejak air belakang kapal tidak melampaui 1 PPM dan
saluran pipa pipa yang berhubungan dengannya tidak melampaui 1 M 3 atau
1/3000dari kapasitas tangki dalam M3.
4. Pembuangan dilakukan dibawah garis air, dengan memperhatikan letak saluran
masuk air laut
5. Pembuangan dilakukan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan terdekat
dan dikedalaman air tidak kurang dari 25 meter.
c. Kategori C
1. Pembuangan ke laut bahan bahan kategori B atau yang mengandung bahan
kategori C di larang kecuali memenuhi syarat syarat sebagai berikut:
2. Kapal sedang meneruskan pelayaran dengan kecepatan sekurang kurangnya 7
knot bagi kapal yang bertenaga penggerak sendiri atau 4 knot bagi kapal yang
tidak bertenaga pengerak sendiri
3. Kadar pembuangan pada jejak air belakang kapal tidak melampaui 1 PPM dan
saluran pipa pipa yang berhubungan dengannya tidak melampaui 1 M 3 atau
1/3000 dari kapasitas tangki dalam M3.

14

4. Pembuangan dilakukan dibawah garis air, dengan memperhatikan letak saluran


masuk air laut
5. Pembuangan dilakukan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan terdekat
dan dikedalaman air tidak kurang dari 25 meter.
d. Kategori D
1. Kapal sedang meneruskan pelayaran dengan kecepatan sekurang kurangnya 7
knot bagi kapal yang bertenaga penggerak sendiri atau 4 knot bagi kapal yang
tidak bertenaga pengerak sendiri.
2. Kadar pembuangannya tidak lebih dari 1 bagian bahan itu dengan 10 bagian air.
3. Pembuangan dilakukan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan terdekat.
Pembuangan bahan bahan kategori A, B dan C di daerah khusus
a. Kategori A
1. tangki yang berisi bahan bahan atau campuran yang mengandung bahan kategori
A harus dicuci, sisa sisa yang dihasilkan harus dibuang ke fasilitas penampungan
hingga kadar bahan di dalam air buangan tidak lebih dari 0,05 % terhadap
bobotnya. Sedangkan sisa yang tertinggal di dalam tangki harus diencerkan secara
terus menerus dengan menambah sejumlah air yang tidak kurang dari 5 % dari
volume seluruh tangki.
2. Sisa bahan yang sudah diencerkan ini boleh di buang dengan syarat sebagai
berikut:
a) kapal sedang meneruskan pelayarannya dengan kecepatan sekurang
kurangnya 7 knot bagi kapal yang bertenaga penggerak sendiri atau 4 knot bagi
kapal yang tidak bertenaga penggerak sendiri.
b) Pembuangan tersebut dilakukan di bawah garis air, dengan memperhatikan
letak saluran masuk air laut
c) Pembuangan dilakukan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan
terdekat dan dikedalaman air tidak kurang dari 25 meter.
b. Kategori B
Pembuangan ke laut bahan bahan kategori B atau yang mengandung bahan kategori
B di larang kecuali memenuhi syarat syarat sebagai berikut:
1) Kapal sedang meneruskan pelayaran dengan kecepatan sekurang kurangnya 7
knot bagi kapal yang bertenaga penggerak sendiri atau 4 knot bagi kapal yang
tidak bertenaga pengerak sendiri.
2) Setelah pembongkaran tangki telah dicuci dengan sejumlah air yang tidak kurang
dari 0,5 % volume keseluruhan tangki, dan sisa yang dihasilkan harus dibuang ke
fasilitas penampungan sampai tangki kosong.
3) Kadar pembuangan pada jejak air belakang kapal tidak melampaui 1 PPM.
4) Pembuangan dilakukan dibawah garis air, dengan memperhatikan letak saluran
masuk air laut
5) Pembuangan dilakukan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan terdekat
dan dikedalaman air tidak kurang dari 25 meter.

15

c. Kategori C
Pembuangan ke laut bahan bahan kategori B atau yang mengandung bahan kategori
C di larang kecuali memenuhi syarat syarat sebagai berikut:
a. Kapal sedang meneruskan pelayaran dengan kecepatan sekurang kurangnya 7
knot bagi kapal yang bertenaga penggerak sendiri atau 4 knot bagi kapal yang
tidak bertenaga pengerak sendiri
b. Kadar pembuangan pada jejak air belakang kapal tidak melampaui 1 PPM dan
saluran pipa pipa yang berhubungan dengannya tidak melampaui 1 M 3 atau
1/3000dari kapasitas tangki dalam M3.
c. Pembuangan dilakukan dibawah garis air, dengan memperhatikan letak saluran
masuk air laut
d. Pembuangan dilakukan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan terdekat
dan dikedalaman air tidak kurang dari 25 meter.
Semua persyaratan pembuangan bahan cair berbahaya tersebut dapat dikecualikan jika:
a. Pembuangan kelaut bahan bahan cair yang merusak atau campuran yang
mengandung bahan bahan demikian itu diperlukan untuk menjamin keselamatan
kapal atau jiwa atau
b. pembuangan kelaut bahan bahan cair yang merusak yang diakibatkan oleh
kerusakan kapal atau perlengkapannya dengan ketentuan bahwa:
1) semua tindakan pencegahan yang beralasan diambil setelah kejadian kerusakan
atau ditemukannya tumpahan dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi
tumpahan.
2) Nahkoda atau pemilik belum bertindak apa apa yang dapat menyebabkan
kerusakan atau bertindak ceroboh dengan pengertian bahwa kerusakan dapat
terjadi
c. Pembuangan bahan bahan yang mengandung bahan bahan cair yang merusak atau
campuran yang mengandung bahan bahan demikian itu ke laut, dilakukan dengan
maksud untuk menanggulangi kejadian pencemaran tertentu, atau
d. Pembuangan itu bertujuan untuk kegiatan penelitian pencegahan pencemaran.
D.

BUKU CATATAN MUATAN

Setiap kapal tangki kimia harus dilengkapi dengan buku catatan muatan sebagai bagian dari
buku harian kapal. Buku catatan ini harus diisi atas dasar dari tangki ke tangki.adapun
kegiatan yang harus dicatat pada buku catatan muatan adalah sebagai berikut:
1. Pemuatan dan pembongkaran muatan
2. Pemindahan muatan
3. Pemindahan muatan, sisa sisa muatan atau campuran yang mengandung muatan ke
tangki limbah
4. Pembersihan tangki tangki muatan
5. Pemindahan dari tangki tangki limbah
6. Pengisian tolakbara ke tangki tangki muatan
7. Pemindahan air tolakbara kotor
8. Pembuangan ke laut

16

Jika terjadi keadaan darurat diatas kapal yang mengharuskan mengecualikan aturan
pembuangan bahan cair berbahaya ini, maka pencatatan harus dilakukan di dalam buku
catatan muatan yang menyatakan keadaan dan alasan alasan pembuangan itu.
Demikian pula bila ditunjuk seorang surveyor untuk mengawasi setiap operasi dan telah
memeriksa kapal, maka surveyor tersebut harus melakukan pencatatan yang layak di dalam
buku catatan muatan.
Masing masing catatan tersebut harus ditandatangani oleh perwira yang bertugas dalam
beroperasi yang bersangkutan dan masing masing halaman harus ditanda tangani oleh
Nahkoda kapal.
Pencatatan dalam buku catatan muatan tersebut harus menggunakan bahasa kebangsaan
resmi dari Negara yang benderanya digunakan oleh kapal disamping bahasa Inggris atau
Perancis.Namun jika terjadi sengketa maka bahasa resmi bendera kapal lebih diutamakan.
Buku catatan muatan tersebut harus disimpan pada suatu tempat yang dapat segera tersedia
untuk keperluan pemeriksaan. Buku tersebut harus disimpan paling sedikit 2 tahun setelah
pencatatan terakhir dilakukan.

E.

SERTIFIKAT DAN MASA BERLAKUNYA

Setiap kapal yang mengangkut bahan cair yang merusak harus mempunyai sertifikat
pencegahan pencemaran internasional untuk pengangkutan bahan bahan cair yang
merusak.sertifikat tersebut harus disusun dalam bahasa resmi Negara yang mengeluarkan
sertifikat tersebut dan harus mempunyai terjemahan dalam bahasa Inggris atau Prancis.
Sertifikat ini berlaku tidak lebih dari 5 tahun. Jika sertifikat masa berlakunya berakhir pada
saat kapal sedang tidak di pelabuhan atau terminal lepas pantai, maka sertifikat tersebut dapat
diperpanjang oleh badan pemerintah, tetapi perpanjangan tersebut diberikan dengan maksud
untuk menyelesaikan pelayaran ke Negara bendera atau ke tempat kapal harus
disurvei.perpanjangan demikian ini tidak boleh lebih dari 5 bulan. Bagi kapal yang demikian
ini tidak boleh menggunakan dasar perpanjangan tersebut untuk meninggalkan pelabuhan
atau tersebut tanpa memperoleh sertifikat yang baru.
Sertifikat yang tidak diperpanjang seperti yang dimaksudkan diatas boleh diperpanjang tetapi
tidak melebihi 1 bulan.
Sertifikat dinyatakan tidak berlaku jika terjadi perubahan perubahan penting dalam
bangunan, perlengkapan, peralatan, penataan penataan dan bahan yang disyaratkan.
Sertifikat ini juga tidak berlaku bila kapal tersebut berganti bendera.dalam masa proses
pergantian sertifikat, sertifikat yang lama hanya berlaku selama 5 bulan.

17

BAB III
PERATURAN TENTANG PENCEGAHAN PENCEMARAN OLEH BAHAN
BAHAN YANG MERUGIKAN YANG DIANGKUT MELALUI LAUT DALAM
BENTUK KEMASAN, TERBUNGKUS, TANGKI LEPAS ATAU MOBIL MOBIL
TANGKI DAN
GERBONG GERBONG TANGKI
A. PENATAAN, PEMBERIAN LABEL DAN PENDOKUMENTASIAN
Pada dasarnya setiap bahan bahan yang merugikan yang diangkut melaui laut dalam bentuk
terbungkus,dalam peti kemas, tangki lepas, atau mobil mobil tangki dan gerbong gerbong
tangki harus memadai untuk mengurangi bahaya bagi lingkungan laut.
Bungkusan yang dikapalkan secara sendiri sendiri atau dalam unit unit atau dalam peti
kemas, tangki tangki lepas atau mobil mobil tangki dan gerbong gerbong tangki yang
berisikan bahan bahan yang merugikan, harus ditandai dengan tanda yang tahan lama yang
disertai dengan nama teknis yang tepat
( nama nama niaga tidak boleh digunakan
sebagai nama teknis yang tepat ) dan selanjutnya ditandai dengan label khusus atau cetakan
label, yang menyatakan isinya berbahaya.Bahan bahan tersebut harus diberi tanda dengan
tulisan berbahaya bagi lingkungan laut. Tanda tersebut harus dapat bertahan paling sedikit
3 bulan bila kemasan atau bungkusan tersebut jatuh kelaut.
Setiap kapal yang mengangkut bahan bahan yang merugikan harus mempunyai daftar atau
manifes khusus yang menyebutkan bahan bahan yang merugikan yang ada di kapal dan
letak barang diatas kapal.
Rencana penataan muatan yang terperinci yang menunjukkan letak semua bahan yang
merugikan di kapal boleh digunakan sebagai pengganti daftar.
Salinan dokumen tersebut harus ditahan di darat oleh pemilik kapal atau wakilnya sampai
bahan bahan yang merugikan tersebut dibongkar.
B. PENATAAN DAN PEMBATASAN MUATAN
Setiap pemuatan bahan bahan yang merugikan harus ditata untuk mengurangi bahaya
bahaya bagi lingkungan laut tanpa mengganggu keselamatan kapal maupun orang diatas
kapal.
Bahan bahan yang merugikan atau berbahaya bagi lingkungan laut berdasarkan alasan
alasan ilmiah dan teknis yang kuat, mungkin perlu untuk dilarang untuk diangkut atau
dibatasi jumlahnya yang boleh diangkut di suatu kapal.dalam membatasi jumlah itu harus
berdasarkan pertimbangan pertimbangan yang layak terhadap ukuran, konstruksi, dan
perlengkapan kapal maupun kemasan serta sifat bahan yang bersangkutan.

18

C. PENGECUALIAN PENGECUALIAN
1. Pembuangan keluar kapal bahan bahan yang merugikan yang diangkut dalam
bentuk terbungkus, peti peti kemas, tangki tangki lepas atau mobil mobil
tangki atau gerbong gerbong tangki dilarang kecuali jika pembuangan itu
diperlukan untuk maksud menjamin keselamatan kapal atau keselamatan jiwa
dilaut.
2.

dengan memperhatikan sifat sifat fisik,kimiawi dan biologi bahan- bahan yang
merugikan dapat dilakukan pencucian dari kebocoran keluar kapal dengan
ketentuan bahwa pengambilan langkah langkah demikian tidak akan
mengganggu keselamatan kapal atau orang - orang diatas kapal.

19

BAB IV
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN
OLEH KOTORAN DARI KAPAL
A. DEFENISI DAN PENGERTIAN ISTILAH
1. Kotoran
a. ialah air bilga atau kotoran yang berasal dari toilet tempat tempat buang
air kecil dan saluran saluran buang air besar atau
b. air kotor yang berasal dari ruang ruang medis kapal atau
c. air kotor yang berasal ruang ruang yang berisikan hewan hidup atau
d. air limbah lain yang bercampur dari ketiga air kotor diatas.
2. Tangki penampungan
adalah tangki yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan kotoran
B. PENERAPAN ATURAN PEMBUANGAN KOTORAN
Penerapan aturan ini berlaku bagi kapal kapal sebagai berikut:
1. kapal yang berukuran 200 grt atau lebih
2. kapal yang berukuran kurang dari 200 grt tetapi mengangkut penumpang lebih
dari 10 orang
C. SURVEI
Survei awal dilakukan sebelum kapal dioperasikan atau sebelum sertifikat yang
disyaratkan pertama kali dikeluarkan. Survei pertama kali ini harus menjamin bahwa:
1. jika kapal dilengkapi dengan perangkat penanganan kotoran, maka perangkat
tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
2. jika kapal dilengkapi dengan suatu sistim untuk menghancurkan dan
membebashamakan kotoran, maka sisitim itu harus dari jenis yang disetujui oleh
pemerintah.
3. jika kapal dilengakapi dengan tangki penampung, kapasitas tangki harus mampu
menahan semua kotoran dengan memperhatikan pengoperasian kapal, jumlah
orang dikapal, dan faktor faktor lain yang berkaitan dengannya.tangki
penampung itu juga harus mempunyai sarana untuk menunjukkan secara visual
volumenya.
4. kapal harus dilengkapi dengan saluran pipa yang menuju keluar kapal yang
sesuai untuk pembuangan kotoran ke fasilitas penampungan dan ujung saluran
pipa keluar tersebut harus dapat dipasangi sambungan darat standar.survei ini
harus menjamin bahwa perlengkapan, peralatan, penataan, dan bahan
sepenuhnya sesuai dengan persyaratan.
Untuk memungkinkan pipa pipa dan fasilitas penampungan di sambung dengan
saluran saluran pipa keluar kapal harus dipasangi sambuangan pembuangan standar
sesuai dengan tabel berikut ini :

20

Uraian
Garis tengah luar
Garis tengah dalam
Garis tengah lingkaran baut
Alur alur di flensa

Ukuran pokok

210 mm
Sesuai dengan garis tengah luar pipa
170 mm
4 lubang dengan garis tengah 18 mm ditempatkan dengan
jarak yang sama dilingkaran baut
Tebal flensa
16 mm
Flensa dirancang untuk dapat disambung dengan pipa pipa sampai dengan maksimum 100
mm dan harus terbuat dari baja atau bahan lain yang sesuai.permukaan flensa harus rata dan
bersama sama dengan paking yang sesuai harus mampu menahan tekanan kerja 6 kg/cm2
Bagi kapal kapal yang mempunyai tinggi rancangan 5 meter atau kurang maka garis tengah
dalam sambungan pembuangan itu boleh 38 mm.
Survei berkala dengan selang waktu tertentu tetapi tidak lebih dari 5 tahun harus
dilakukan.setelah survei dilakukan dan diterbitkan sertifikat pencegahan kotoran maka
tidak boleh melakukan perubahan penting terhadap peralatan, perlengkapan, penataan dan
bahan tanpa persetujuan pemerintah.
Sebagaimana sertifikat yang lain sertifikat pencegahan pencemaran oleh kotoran ini
juga menggunakan bahasa bendera kapal dan harus mempunyai terjemahan dalam bahasa
Inggris atau perancis. Jika terjadi sengketa maka yang diutamakan adalah bahasa bendera
kapal.
D. MASA BERLAKUNYA SERTIFIKAT
Sertifikat internasional pencegahan pencemaran oleh kotoran berlaku untuk jangka
waktu tidak lebih dari 5 tahun.
Jika kapal tidak berada di pelabuhan atau terminal lepas pantai pada saat masa
barlakunya sertifikat berakhir dapat diperpanjang, tetapi perpanjangan itu hanya
untuk memberikan kemungkinan kepada kapal kapal untuk menyelesaikan
pelayarannya ke Negara tempat kapal benderanya digunakan secara sah atau dinegara
tempat kapal akan disurvei perpanjangan sertifikat tersebut tidak boleh melampaui 5
bulan. Perpanjangan sertifikat tersebut tidak digunakan sebagai dasar untuk
meninggalkan pelabuhan tanpa memperoleh sertifikat yang baru.
Jika perpanjangan sertifikat belum pernah dilakukan sesuai ketentuan diatas maka
sertifikat tersebut dapat diperpanjang maksimal 1 bulan.
Sertifikat internasional pencegahan pencemaran oleh kotoran dinyatakan tidak
berlaku jika terjadi perubahan perubahan yang mendasar terhadap perlengkapan,
peralatan, penataan, atau bahan yang disyaratkan.
Begitu juga bila kapal tersebut berganti bendera dengan tenggang waktu berlakunya
sertifikat 5 bulan sebelim memperoleh sertifikat baru.

21

E. ATURAN PEMBUANGAN KOTORAN


Pembuangan kotoran dilarang kecuali bilamana:
a. Kapal membuang kotoran yang dihasilkan dan dibebashamakan
dengan menggunakan sisitim yang disetujui dengan jarak 4 mil dari
daratan terdekat, atau kotoran yang tidak dihancurkan dan
dibebashamakan dengan jarak 12 mil dari daratan terdekat, dengan
catatan bahwa kotoran tersebut tidak boleh dibuang sekaligus tetapi
kapal sedang dalam pelayaran dengan kecepatan kapal minimum 4
knot.
b. Kapal tersebut telah memiliki perangkat pengelolaan kotoran yang
telah memenuhi syarat syarat berikut:
i. Hasil hasil uji perangkat itudicamtumkan didalam sertifikat
internasional pencegahan pencemaran oleh kotoran
ii. kotoran tersebut tidak boleh berbentuk padat dan terapung
dan juga tidak menyebabkan perubahan warna air
disekelilingnya.
F. PENGECUALIAN
Aturan pembuangan kotoran dapat dikecualikan jika :
1. pembuangan kotoran dari kapal diperlukan untuk keselamatan kapal atau
untuk menyelamatkan jiwa dilaut.
2. pembuangan kotoran diakibatkan oleh kerusakan yang diderita kapal atau
perlengkapannya jika segenap tindakan purbajaga telah dilakukan sebelum
dan setelah terjadinya kerusakan, dengan maksud untuk mencegah atau
mengurangi kerusakan.

22

BAB V
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN
OLEH SAMPAH DARI KAPAL
A. DEFENISI DAN PENGERTIAN ISTILAH
1. Sampah
ialah semua jenis sisa sisa makanan, bahan bahan buangan rumah tangga,
tetapi tidak termasuk ikan segar dan bagian bagiannya yang terjadi selama
pengoperasian normal kapal dan ada keharusan untuk disingkirkan dan
dibersihkan secara terus menerus atau secara berkala.
2. Daerah khusus
adalah wilayah laut yang berdasarkan alasan alasan teknik yang sah
sehubungan dengan keadaan oseanografi dan ekologi serta sehubungan
dengan sifat khusus lalu lintasnya.adapun daerah khusus yang dimaksud
adalah:
a. laut mediterania ( termasuk teluk dan laut didalamnya yang berbatasan
antara laut mediterania dan laut hitam ).
b. Laut baltik, termasuk teluk bothnia dan teluk finlandia dan jalan masuk ke
laut baltik.
c. Laut hitam
d. Laut merah, termasuk teluk/terusan suez
e. Laut utara,termasuk selat Inggris ( English Channel )
f. Laut antartik
g. Daerah laut karibia
B. ATURAN PEMBUANGAN SAMPAH
( berlaku untuk semua kapal )
1) Pembuangan sampah di luar daerah khusus
a) semua jenis plastik termasuk sintesisnya dilarang dibuang
b) sampah jenis bahan paking,terap dan bahan lain yang mengapung
dapat dibuang dengan 25 mil atau lebih.
c) Sampah jenis sisa sisa makanan dan semua sampah yang termasuk
hasil olahan kertas, majun bersih, kaca, logam, botol botol, tembikar
dan sampah yang serupa dapat dibuang dengan jarak 12 mil atau
lebih.
Pembuangan dengan jarak 3 mil atau lebih dapat diizinkan jika
sampah tersebut melalui suatu alat penghancur atau penggiling dan
harus melewati kisi kisi dengan lubang yang besarnya tidak lebih
dari 25 mm.
2) Pembuangan sampah di daerah khusus
a) Semua jenis plastik termasuk sintesisnya dan semua sampah lainnya,
termasuk hasil olahan kertas, majun, kaca, logam, botol botol,
tembikar, pterap dan yang serupa dilarang dibuang .

23

b) Pembuangan sisa sisa makanan dapat dilakukan tetapi dengan jarak


tidak kurang dari 12 mil dari daratan terdekat.
3) pembuangan sampah apapun dilarang dibuang didaerah anjungan
anjungan lepas pantai baik yang tetap maupun yang terapung yang
sedang melaksanakan eksplorasi, eksploitasi, dan pemrosesan sumber
sumber mineral dasar laut.larangan ini juga berlaku bagi kapal yang
sedang sandar atau berada dalam jarak 500 meter dari anjungan.
Pembuangan sampah dari jenis sisa sisa makanan dapat dijinkan jika sisa
makanan tersebut melalui alat penghancur atau penggiling dan melaui kisi
kisi yang berukuran 25 mm dengan jarak 12 mil atau lebih dari
daratan terdekat.
Bila sampah tersebut bercampur dengan buangan buangan lain maka harus mengikuti
persyratan yang lebih ketat.
C. PENGECUALIAN
aturan pembuangan sampah dapat dikecualikan jika:
1.pembuangan sampah dari kapal dilakukan dengan maksud untuk menjaga
keselamatan kapal dan segala sesuatu diatas kapal atau menyelamatkan jiwa
dilaut.
2.pembuangan sampah sebagai akibat dari kerusakan yang dialami oleh kapal
atau perlengkapannya dengan ketentuan bahwa semua tindakan purbajaga
telah dilakukan sebelum dan setelah terjadinya kerusakan dengan maksud
untuk mencegah atau mengurangi terjadinya pembuangan sampah
3.hilangnya jaring penangkap ikan sintesis atau bahan sintesis tanpa disengaja
karena keadaan tertentu dengan ketentuan bahwa semua tindakan purbajaga
telah dilakukan untuk mencegah hilangnya jaring tersebut.

24

BAB VI
PENCEGAHAN PENCEMARAN
( MARINE POLLUTION )
Menurut Undang Undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
bahwa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Dari pegertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pencemaran lair / laut, adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam
air / laut oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air laut turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air laut tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya.
Dapat pula diartikan bahwa pencemaran laut sebagai dampak negative terhadap kehidupan
biota, sumber daya, dan kenyamanan ekosistem laut serta kesehatan manusia dan nilai guna
dari ekosistem laut yang disebabkan secara lengsung maupun tidak langsung oleh
pembuangan bahan bahan atau limbah ( termasuk energi ) ke dalam laut yang berasal dari
kegiatan manusia. Tercemarnya suatu perairan laut kontaminasi atau penambahan sesuatu
dari luar perairan laut yang menyebabkan keseimbangan lingkungan terganggu dan
membahayakan kehidupan organisme serta menurunnya nilai guna perairan tersebut.
Banyak anggapan bahwa laut merupakan tempat sampah yang ideal, baik yang berupa
sampah domestik maupun limbah industri. Laut yang luas diperkirakan akan mampu
menghancurkan atau melarutkan setiap bahan bahan yang dibuang kelaut.namun laut
mempunyai kemampuan daya urai yang terbatas, disamping itu beberapa bahan ada yang
sulit terurai. Jadi walaupun buangan yang terdahulu telah terurai oleh alam, akan tetapi
dengan adanya penambahan terus menerus tanpa control yang baik menyebabkan
peningkatan pencemaran laut. Komponen pencemar air, dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Bahan buangan cairan berminyak
2. Bahan buangan zat kimia
3. Bahan buangan anorganik
4. Bahan buangan organik
5. Bahan buangan olahan makanan
6. Bahan buangan padat
Sedangkan sumber pencemaran laut oleh minyak dapat disebabkan oleh:
a. Dari ladang minyak bawah laut, baik melalui rembesan maupun kesalahan
pengeboran pada operasi minyak lepas pantai.
b. Dari kecelakaan pelayaran
c. Dari operasi tanker dimana minyak terbuang ke laut sebagai akibat dari
pembersihan tangki atau pembuangan tolakbara.

25

d.
e.
f.
g.

Dari kapal kapal lain selain tanker melalui pembuangan air got
Operasi terminal pelabuhan minyak
Limbah pembuangan / refinery
Sumber sunber dari darat: minyak bekas, atau cairan yang mengandung
hidrokarbon dan industri di darat.
h. Hidrokarbon yang jatuh dari atmosfir, cerobong asap pabrik, kapal dan pesawat
i. Galangan kapal
A. SEJARAH MARPOL
Sejak peluncuran kapal pengangkut minyak yang pertama pada tahun 1885 yang
bernama GLUCKAUF dan penggunaan mesin diesel sebagai penggerak utama kapal tiga
tahun kemudian, maka penomena pencemaran laut oleh minyak mulai muncul.
Pencemaran umumnya berasal dari kegiatan operasi normal kapal tanker. Data dari The
National Academy of Sciences ( NAS ) tahun 1980 menunjukkan 3,54 juta ton minyak
mencemari laut setiap tahun.dan 1,5 juta ton diantaranya berasal dari pengangkutan
minyak melalui laut. Sisanya berasal dari aktivitas di darat termasuk limbah industri,
pembuangan limbah melalui sungai yang berasal dari kegiatan pertanian.Sedangkan
tumpahan minyak ke laut dari kapal tanker/kapal lainnya dapat dibagi dalam 4 kelompok:
1. pembuangan minyak yang timbul sebagai akibat dari pengoperasian kapal selama
menyelenggarakan pencucian tangki.
2. pembuangan ail got ( bilge ) yang mengandung minyak
3. tumpahan yang berasal dari kecelakaan pelayaran karena kandas, tubrukan
tenggelam dan lain lain.
4. tumpahan minyak selama memuat,membongkar minyak.
Ketika IMO berdiri pada tahun 1948 dan diberlakukannya konvensi yang
dihasilkan organisasi tersebut masalah pencemaran laut masih dianggap sebagai masalah
lokal atau Negara dengan wilayah perairan masing masing, bukan merupakan masalah
antar Negara. Namun sejak tahun 1950 sejalan dengan memuncaknya perdagangan dunia
meningkat pula pencemaran dilaut yang disebabkan oleh kapal sehingga lahirlah
konvensi tentang Prevention of Oil Pollution of the sea by oil ( OILPOL ) 1954 ).
Seperti diketahui dalam jangka dua dekade kapal yang pada tahun 1950 hanya berbobot
30.000 dwt maka pada akhir tahun 70-an sudah mencapai 500.000 dwt sehingga
merupakan ancaman terjadinya polusi minyak dilaut, baik karena tubrukan maupun
akibat pembersihan tangki kapal yang sisanya dibuang begitu saja dilaut.
Tenggelamnya kapal TORREY CANYON tahun1967 diselat Channel,
menumpahkan 120.000 ton minyak mentah dan mencemari pantai Inggris merupakan
kecelakaan pencemaran terbesar sehingga menarik perhatian dunia menimbulkan
pertanyaan mengenai ukuran atau batasan pencegahan pencemaran minyak dari kapal,
dan juga pembayaran ganti rugi akibat pencemaran tersebut.demikian pula usaha
pembersihan pencemaran membutuhkan biaya yang sangat besar.
Pada tahun 1969 OILPOL 1954 diamandemen dan diberlakukan prosedur Load On Top,
yaitu sisa pembersihan tangki minyak dipompakan ke tangki buangan / slop tank dan
selama pelayaran minyak dan air dipisahkan. Untuk mendeteksi batas antara minyak dan

26

air dalam tangki dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut oil water interface
detector. Diterminal/pelabuhan minyak yang tersisa dipompakan kembali ketangki dan
bercampur dengan minyak mentah yang dimuat.sedang airnya dapat dibuang difasilitas
penampungan minyak atau dibuang ke laut jika memenuhi persyaratan.
Konvensi 1973 lebih luas lagi karena konvensi ini juga berlaku bagi buangan bahan
kimia, sampah limbah kapal, serta benda benda berbahaya lainnya, karena dianggap
sumber pencemaran.
Pada bulan pebruari 1978 diadakan konferensi tentang Tanker Safety and
Pollution Prevention yang mentapkan ukuran atau parameter keselamatan kapal tanker
dan mengadopsi tentang disain kapal tanker dan sisitim operasinya.persyaratan ini
meliputi teknik operasi seperti LOT, inert gas system, konstruksi kapal yaitu pembuatan
segregated ballast tank.
Kasus kandasnya kapal tanker VLCC EXXON VALDES di pantai Alaska
barat pada bulan maret 1989, menumpahkan sekitar 30.000 metrik ton minyak mentah,
mencemari dan merusak pantai Alaska barat berdampak politis di USA sehingga
pemerintah Amerika mengeluarkan peraturan yang di sebut Oil Pollution Act 1990
( OPA 1990 ). Peraturan ini mensyaratkan bahwa kapal yang dibangun sesudah 30 juni
1990 dan serah terima sesudah 1 januari 1994 yang beroperasi di perairan Amerika harus
menggunakan konstruksi Double Hull.
Kontruksi ini menjanjikan bahwa apabila kapal ditabrak dari samping di daerah
tangki muat, dengan wing tank yang lebih lebar dapat melindungi tangki muat, dan
apabila kandas minyak tidak akan tumpah ke laut tetapi air yang mendorong minyak ke
dalam tangki dan air berfungsi sebagai pelapis paling bawah.
Persyaratan ukuran minimal lebar tangki samping ( wing tank = W ):
1. Untuk tanker berukuran 30.000 DWT atau lebih W harus sama atau minimal 2,0 m.
2. Untuk tanker berukuran 10.000 s/d 30.000 DWT, W harus paling sedikit sama dengan
1,0 m s/d 2,0 m ( berdasarkan rumus W = 0,5 + DWT / 20.000 m ).
3. Untuk tanker berukuran di bawah 5000 DWT tidak ada persyaratan wing tank.
Persyaratan tinggi ( H ) minimum double bottom :
1. untuk tanker ukuran lebih dari 5000 DWT, harus sama dengan lebar kapal di
bagi 15 ( B / 15 ) atau 2 m, dipilih yang lebih kecil tetapi minimum 1,0 m.
2. untuk tanker berukuran kurang dari 5000 DWT, H harus sama dengan lebar
kapal di bagi 15 (B/15) dengan nilai minimum 0,75 m.
3. untuk tanker ukuran kurang dari 600 DWT tidak dipersyaratkan.
Sebagaimana pencemaran minyak, penyebab pencemaran laut yang lain diatur
melalui aturan tambahan yang dikenal dengan ANNEX.secara berurutan ANNEX yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. ANNEX 1 mengatur tentang pencegahan pencemaran oleh minyak
2. ANNEX 2 mengatur tentang pencegahan pencemaran oleh bahan bahan cair
berbahaya yang diangkut dalam bentuk curah

27

3. ANNEX 3 mengatur tentang pencegahan pencemaran oleh bahan bahan berbahaya


yang diangkut dalam bentuk kemasan
4. ANNEX 4 mengatur tentang pencegahan pencemaran oleh kotoran dari kapal.
5. ANNEX 5 mengatur tentang pencegahan pencemaran oleh sampah dari kapal
6. ANNEX 6 mengatur tentang pencegahan pencemaran udara dari kapal
PERSYARATAN PERLENGKAPAN KAPAL TANKER
Sesuai dengan konvensi MARPOL 73/78 Annex I semua kapal tanker minyak dan selain
kapal tanker harus dilengkapi sarana dan peralatan sebagai berikut:
1. Ruang Mesin
Dalam ruang mesin kapal kapal tanker ukuran 150 GRT keatas dan selain tanker
ukuran 400 GRT keatas, harus dilengkapi dengan perlengkapan sebagai berikut:
a) Oily Water Separator
Adalah alat yang mampu menghasilkan atau memisahkan air berminyak
dalam kadar buangan kelaut sampai kurang dari 15 PPM.
b) Oil Content Meter
Adalah alat untuk memonitor kadar minyak yang dibuang ke laut melalui
OWS.
c) Alarm
Adalah alat untuk memberitahukan bahwa kadar minyak dalam air buangan
melampaui batas kadar yang ditentukan.
d) Automatic Stopping Device
Adalah alat yang bekerja secara otomatis untuk menutup katup pembuangan
keluar kapal, apabila kadar minyak dalam air buangan melampaui dari
ketentuan yang ditetapkan.
e) Sludge Tank
Adalah tangki yang dipergunakan untuk menampung minyak hasil pemisahan
air bilga oleh OWS
f) Standard Discharge Connection
Adalah saluran pipa pembuangan minyak kotor dari sludge tank ke reception
fasilities yang baik ukuran maupun bentuknya sama secara Internasional.
g) Buku Catatan Minyak Oil Record Book I )
Adalah buku harian yang harus diisi setiap melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan minyak atau air buangan yang mengandung minyak dari
kamar mesin.
2. Tangki Muat
Bagi kapal tanker ukuran 150 GRT keatas harus dilengkapi dengan saranan dan
peralatan sebagai berikut:
a) Oil Discharge Monitoring and Control System

28

b)
c)
d)

e)
f)

g)
h)

Adalah sistim pengawasan dan pemantauan buangan air berminyak dari


cucian tangki muat, endapan endapan residu dalam tangki muat,
pembuangan balas kotor dan sebagainya.
Alat ini memberikan rekaman kualitas air yang dibongkar secara
terus menerus dan mampu merekam minyak dalam liter / mil serta jumlah
total
yang
terbuang,
kandungan
minyak
dan
kecepatan
pembuangannya.rekaman ini diperlukan untuk menunjukkan waktu dan
tanggal pembuangan untuk maksud penyelidikan dan harus disimpan minimal
2 tahun
Oil Content Meter
Adalah pengukur kadar minyak yang terbuang melalui air buangan.
Crude Oil Washing
Adalah sistim pemcucian tangki muat dengan menggunakan minyak mentah
sebagai media pencuci / pembilasan ( bagi kapal tanker 20.000 DWT keatas ).
Slop Tank
Adalah suatu tangki untuk menampung sisa minyak, balas kotor, atau air
cucian tangki yang menagandung minyak. Kapasitas slop tanks minimum 3%
dari kapasitas angkut muatan kapal.apabila kapal dilengkapi dengan SBT
maka kapasitasnya dapat berkurang menjadi 2%.
Oil Water Interface Detector
Adalah alat yang digunakan untuk mengetahui batas minyak dan air yang ada
didalam slop tank.
Segregated Ballast Tank
Adalah tangki balas yang sama sekali terpisah dari sistim muatan / minyak,
baik kompartemennya maupun sistim saluran pipa dan pompanya ( berlaku
bagi Crude Oil Tanker ukuran 20.000 DWT keatas dan Product Tanker
ukuran 30.000 DWT keatas ).
Discharge Manifold
Adalah sarana pembuangan berupa pipa penghubung untuk penyaluran limbah
kapal ke darat, ditempatkan digeladak terbuka.
Buku catatan muatan ( Oil Record Book II )

B. TINDAKAN BILA TERJADI TUMPAHAN MINYAK


Sesuai peraturan 26 dari ANNEX 1, disyaratkan bagi kapal tanker ukuran 150 grt atau
lebih dan kapal jenis lain ukuran 400 grt lebih harus membuat bagan rencana darurat
penanggulangan pencemaran minyak dari kapal
( shipboard oil pollution emergency
plan / SOPEP ). Bagan ini merupakan petunjuk bagi nahkoda dan awak kapal tentang
tindakan yang harus dilakukan di kapal untuk mengurangi atau mengendalikan tumpahan
minyak akibat suatu kecelakaan. Berikut ini adalah salah satu contoh tugas tugas dalam
bagan/organisasi SOPEP:

29

kelompok
Pimpinan
kelompok

Kelompok
pengambil
minyak I

Pimpinan Umum : Nahkoda


posisi
Tugas dan tanggung jawab
Membantu nahkoda, membuat dan menyimpan rekaman
dan berkomunikasi dengan pemancar/penerima.
anjungan
Melaporkan
kepada
penguasa
nasional
dan
lokal.menyampaikan berita dan pengamatan.
Memimpin pengambilan minyak dan berkomunikasi
dengan pemancar/penerima.memastikan penutupan
lubang lubang pembuangan, kumpulkan minyak di
Di lokasi
kapal dengan bahan penyerap minyak.mengeluarkan oil
tumpahan
boom dan bahan penyerap minyak untuk mngumpulkan
minyak yang terbuang.

Kelompok
pengambil
minyak II

Di lokasi
tumpahan
minyak yang
terbuang

Kelompok mesin

Kamar mesin

Kelompok
komunikasi

Ruang radio

Meminpin pengambilan minyak yang terbuang dan


berkomunikasi
dengan
pemancar/penerima.
Membentangkan oil boom dan menyebarkan bahan
penyerap minyak. Mengumpulkan minyak yang
terbuang.mengolah gerak sekoci.
Meminpin kelompok mesin, mengoperasikan pompa
pompa, berkomunikasi dengan anjungan dan membuat
catatan.
Berkomunikasi dengan anjungan

Contoh diatas adalah merupakan organisasi/bagan minimal dan dapat diperbesar tergantung
jumlah kru diatas kapal.pengembangan bagan ini dapat diperbesar terutama pada kelompok
pengambil minyak mengingat sifat minyak yang cepat menyebar pada permukaan air laut.
C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPARAHAN
TUMPAHAN MINYAK
1. Tipe minyak yang tertumpah
Sifat fisika dan kimia minyak bervariasi. Komponen minyak yang paling beracun
adalah fraksi aromatis, yang kebanyakan terdapat dalam minyak ringan hasil
penyulingan. Minyak aromatis bersifat volatile ( sangat mudah menguap ) tetapi
mudah larut dalam air dan dalam konsentrasi yang encer dapat mematikan
terhadap beberapa organisme.
Minyak mentah ( crude oil ) merupakan campuran hidrokarbon yang kompleks
dan terdiri dari tiga bahan kimia utama yaitu paraffin, napthenic dan aromatic.
Hidrokarbon dapat berupa ikatan sederhana sehingga mudah menguap hingga
yang bersifat kompleks (lapisan lilin dan aspal)sehingga sangat sulit dipisahkan.
Oksigen,nitrogen,belerang, vanadium, nikel, dan garam mineral adalah
merupakan unsur dasar dengan berbagai komposisi campuran yang berbeda.
Lapisan minyak tebal yang sudah lama bersifat kurang daya racunnya, namun
menimbulkan kerusakan mekanis yang lebih besar. Lapisan yang tebal dapat

30

menyebabkan binatang di daerah pasang surut mati tercekik atau menyebabkan


kelebihan berat yang juga berakibat fatal.penyelidikan menunjukkan bahwa
lapisan minyak hitam yang tebal itu menyerap panas, sehingga dapat
menyebabkan kondisi panas yang mematikan bagi binatang beberapa bulan
setelah tumpahan.
2. Daerah sekitar secara geografis
Daerah sekitar kadang juga menentukan seberapa cepat kondisi bisa pulih. Di
daerah panas dimana biota masa hidupnya dan menghasilkan banyak anak, alih
generasi menjadi lebih cepat daripada di daerah kutub dimana masa hidup
binatangnya panjang dan tidak begitu cepat menghasilkan anak.Kecepatan yang
terjadi di daerah dingin juga berkurang.
3. Luas daerah yang terpengaruh
Dengan semua kondisi yang sama, tumpahan pada daerah yang sempit di duga
juga menyebabkan kerusakan biologis yang lebih parah dari pada daerah yang
luas dengan jumlah tumpahan yang sama.
4. Kondisi meteorologist dan oseanografis
Kondisi meteorologis ( angin, badai ) dan oseanografi ( ombak, arus ) yang
ada sangat penting pengaruhnya terhadap akibat tumpahan. Angin dan badai yang
bertiup di daerah pantai dapat merugikan, sebaliknya menguntungkan jika bertiup
di perairan terbuka karena akan mengaduk minyak dan air sehingga menjadi
encer.badan kualitas lingkungan dalam penelitian dampak lingkungan untuk dasar
laut benua bagian luar melaporkan bahwa tumpahan minyak cenderung pecah jika
ketinggian ombak mencapai 10 kaki atau lebih.
Lapisan minyak yang mengapung diatas permukaan air akan bergerak dengan
cepat tergantung pada faktor dari luar misalnya angin, gelombang, arus dan
ketebalan minyak. Kecepatan minyak akan bergerak 2 % hingga 5% dari
kecepatan angin yang diukur 10 meter di atas permukaan air laut. Pada daerah
terbuka, umumnya 3% dari kecepatan angin adalah normal perkiraan kecepatan
pergerakan minyak tersebut.
Untuk menghitung kecepatan pergerakan lapisan minyak dapat dihitung dengan
rumus:

V minyak

V arus

V minyak

Vektor kecepatan minyak

V angin

Dimana :

31

V arus

Vektor kecepatan arus air laut

V angin

Vektor kecepatan angin pada ketinggian


10 m

Faktor kecepatan angin


( biasanya 3 % )

5. Perubahan karena cuaca ( weathering )


maksud perubahan adalah penguapan, oksidasi, pelarutan dalam air dan degradasi
biologis.
Bila minyak tumpah di air, ia akan tersebar dengan cepat di permukaan. Tenaga
yang menyebabkan tersebar antara lain:
1. berat jenis minyak yang lebih kecil dari berat jenis air laut
2. tegangan permukaan minyak itu sendiri
penguapan minyak merupakan suatu peristiwa alam yang penting. Penguapan akan
terjadi dengan kecepatan yang tergantung dari sifat minyak, ombak, angin,
temperature dan sebagainya.
Minyak bumi terdiri dari sejumlah besar bahan yang mempunyai sifat sendiri
sendiri. Yang teringan akan menguap lebih dahulu.karena penguapan ini
kandungan yang paling berbahaya akan hilang dan sebagian sekitar 20 % hilang
selang 24 jam pertama.
Minyak fraksi berat dan minyak pelumas biasanya tidak berkurang jumlahnya
karena penguapan. Jika tumpahan menimbulkan tirai minyak, maka sejumlah
besar komponen minyak ini akan kontak dengan satuan laut di daerah sub pasang
surut.
Penelitian menunjukkan bahwa air yang mengandung tumpahan minyak yang
tebal mengandung 5 10 PPM minyak tetapi tumpahan itu pecah, keadaannya
berkurang sampai 1 PPM atau kurang . sebaliknya air laut yang mengandung
Benzene dalam bentuk tirai mengandung 1500 mg/lt sangat beracun bagi
organisma laut, namun benzene menguap dengan cepat dan dalam satu hari atau
lebih akan menguap keseluruhannya.
Degradasi biologis dan mikroba menyebabkan pemecahan dan eliminasi minyak
dari lingkungan. Lebih dari 100 jenis bakteri, ragi, dan jamur telah ditemukan
yang menyerang hidrokarbon, memecahnya dan mendapatkan energi untuk
kebutuhan hidupnya. Hidrokarbon dipakai untuk sumber energinya dan juga
dipakai untuk pertunbuhan mikro organisme tersebut. Bagaimanapun kecepatan
pertumbuhannya akan dibatasi oleh jumlah organisme itu sendiri, jumlah oksigen
dan pupuk yang dipakai guna mendukung metabolisme tersebut.
Usaha usaha riset yang utama sedang dilanjutkan dalam peggunaan pupuk dan
untuk meningkatkan aktifitas biologis dan pembiakan mikrobial untuk
membersihkan tumpahan minyak.teknik pemulihan biologis ini meningkatkan
cara cara untuk membersihkan garis pantai yang sukar dan sensitif.

32

6. Musim
jika tumpahan minyak terjadi pada saat anak-anak biota baru melahirkan maka
akan menimbulkan kematian yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena anakanak biota yang baru dilahirkan lebih sensitif terhadap fraksi minyak yang
beracun dan kerusakan mekanisme dari pada yang sudah dewasa. Migrasi tahunan
dari mamalia dan burung dan dari pada tempat pembiakan sering kali menuju ke
daerah yang terkena tumpahan selama musim dingin, temperatur rendah akan
menyebabkan biodegradasi minyak berjalan lambat.
7. Jenis biota
jenis tanaman dan binatang yang tidak sama menujukkan perbedaan tingkat
reaksi terhadap minyak. Beberapa jenis sangat sensitif terhadap fraksi minyak
beracun dalam kadar yang rendah, sementara itu jenis yang lain tampak tidak
terpengaruh dalam konsentrasi yang tinggi.
Rumput laut biasanya mempunyai lapisan lender yang mencegah menempelnya
minyak,kecuali jika tanaman itu mati dan kering.
Tanaman di daerah payau tidak mempunyai lapisan pelindung dan peka terhadap
kontaminasi minyak. Minyak mempengaruhi kehidupan laut baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung (keracunan, mati muda).
Pengaruh secara tidak langsung dapat melalui:
1. Eliminasi sumber bahan makanan
2. Penurunan daya tahan terhadap tekanan lain ( misalnya kontaminasi
minyak menyebabkan penurunan temperature yang dapat mematikan suatu
organisme ).
3. Gangguan gelagat kimia yang perlu untuk tetap hidup
4. Gangguan keseimbangan ekologis
D. PEMBERSIHAN TUMPAHAN MINYAK
Pencemaran yang bersumber dari buangan minyak dapat membahayakan lingkungan
hidup organisme perairan tersebut. Hal disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Minyak mengandung beribu ribu komponen kimia yang berbeda, yang daya
larut dan daya racunnya juga berbeda.
2. Seringkali bahan pencuci yang digunakan ( misalnya dispersan ) juga beracun,
sehingga daya racun minyak menjadi bertambah.
3. Minyak mempunyai daya racun yang bersifat sinergis dengan bahan pencemar
lain, sehingga daya racunnya meningkat.
4. Kejadian yang paling berbahaya adalah apabila minyak tersebut dihalau oleh
angin dan arus pasang surut ke daerah pantai. Pengaruh racun dari tumpahan
minyak yang terperangkap pada sedimen sedimen di daerah pantai dapat
bertahan sampai bertahun tahun.
Sebelum dilakukan pembersihan, perlu diketahui sifat sifat minyak bila tumpah ke
laut yaitu secara umum sebagai berikut:
a.Akan terjadi penguapan kira kira diatas 20 % dalam 24 jam tergantung dari
angin, kondisi laut dan jenis minyak.
b. Oksidasi dan biodegradasi tergantung dari suhu dan kadar garam di laut.

33

c.Penyebaran ( spreading ) kecepatannya tergantung dari kepadatan relatif( kadar


lilin dan aspalnya ).
E. PENILAIAN SITUASI DAN TINDAKAN YANG DIAMBIL
Jika terjadi tumpahan dalam jumlah besar, biasanya tidak sulit untuk mengidentifikasi
sumber tumpahan dan sifat / karateristik minyak.
Tetapi bila ada lapisan minyak di pelabuhan, tempat sauh atau dipesisir pantai
biasanya sulit diketahui sumber asalnya.bisa saja berasal dari kecelakaan kapal atau
hanya akibat operasi kapal.oleh karena itu kadang diperlukan analisis kimia untuk
mengidentifikasi sumber minyak.
Tumpahan dari anjungan lepas pantai biasanya pihak operator memberikan informasi
tentang tipe minyak yang tumpah maupun perkiraan jumlah minyak yang tumpah.
Tumpahan minyak dari kapal dalam hal terjadi kecelakaan, maka sedapat mungkin
tindakan yang diambil adalah mencegah tumpahan tersebut berlanjut.hal ini dijadikan
prioritas utama sambil melaporkan ke penguasa setempat.
Informasi tentang tumpahan minyak dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan
secara visual dan pengambilan gambar.pengamatan dari udara dapat menggunakan
alat sensor elektronik yang dipasang di pesawat.
Tujuan pengamatan dari udara ini adalah:
1. Untuk memperkirakan luas, jumlah dan lokasi tumpahan
2. Untuk memperkirakan arah pergerakan minyak
3. Untuk memperkirakan dimana sumber pesisir atau laut yang dapat terkena
dampaknya.
4. Untuk dapat mengambil tindakan penanggulangan yang tepat.
Peralatan pengamatan dipesawat umumnya menggunakan sinar inframerah, ultraviolet
atau gelombang radio. Adapun jenis alat tersebut adalah sebagai berikut:
a. SLAR (side looking airborne radar ), digunakan untuk mendeteksi jarak jauh.
b. IRLS ( infrared line scanner )
c. UVLS ( ultraviolet line scanner )

untuk jarak dekat

d. Low light level television system


e. Microwave radiometry, untuk mengukur jumlah minyak

CARA PEMBERSIHAN TUMPAHAN MINYAK


a) Menghilangkan minyak secara mekanik
memakai boom atau barrier akan baik pada laut yang tidak berombak dan yang
arusnya tidak kuat ( maksimum 1 knot ). Juga dipakai untuk minyak yang tidak
terlalu tebal yang tidak melampaui tinggi boom.Posisi boom dibuat menyudut
sehingga minyak akan terkumpul di sudut dan kemudian di hisap dengan pompa.
Besarnya sudut kemiringan boom tersebut tergantung pada kecepatan arus dan
kecepatan minyak.hubungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

34

Kecepatan arus
Kecepatan minyak
Sudut kemiringan boom
0.7 knot
0,35 m/dtk
900
1,0 knot
0,5 m/dtk
450
1,5 knot
0,75 m/dtk
280
2,0 knot
1,0 m/dtk
200
2,5 knot
1,25 m/dtk
160
3,0 knot
1,5 m/dtk
130
Ada berbagai macam jenis boom, namun memiliki konstruksi dasar yang sama
yaitu:
a. Lambung bebas ( free board ), untuk mencegah lewatnya minyak akibat
pengaruh ombak
b. Lengan bawah untuk mencegah minyak keluar melalui bagian bawah
boom
c. Pemberat tegangan memanjang, untuk mencegah pengaruh dari angin,
ombak dan arus.
Jika tumpahan minyak sangat tebal dapat menggunakan alat yang disebut WEIR
SKIMMER.alat ini bekerja mirip seperti sebuah sumur penampungan di kedalaman
isapan dapat diatur ketinggiannya sehingga hanya minyak yang masuk ke sumur
tersebut.selanjutnya minyak yang terkumpul dipompa ke tempat penampungan.
Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan:
1. Disc system
2. Drum
3. Belt
4. Rope/brush
5. Sweep system ( merupakan gabungan antara cara tetap dengan cara yang
bergerak )
b) Absorbent
Absorbent digunakan jika tumpahan minyak hanya berupa lapisan minyak yang
sangat tipis, perairan terlalu dangkal atau sulit untuk dijangkau dengan alat yang
besar.begitu pula tumpahan diatas kapal.
Syarat untuk material absorbent adalah:
1. Penyerapan sangat tinggi
2. Mudah penanganannya setelah dipakai
3. Mudah diproses setelah dipakai
Zat untuk menyerap minyak dengan cara ditaburkan diatas tumpahan minyak dan
kemudian zat tersebut diangkut yang berarti minyak akan turut terangkut
bersamanya. Umumnya zat yang digunakan untuk meng-absorb tersebut adalah:
1. Material anorganik ( debu volkanik, vermiculite dan glass wool )
2. Material organik ( tongkol jagung, kulit ari kacang, batang gandum,
selulosa kayu )
3. Jenis sintesis ( polyurethane foam, polyethylene fibre,polypropylene
fibre, polystyrene powder )
Penanganan absorbent yang sudah digunakan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1.
Dipisahkan kembali antara minyak dan material
absorbent
2.
Dibakar

35

3.

Ditanam di tanah/ darat

c) Menenggelamkan minyak
Suatu campuran 3000 ton kalsium karbonat yang ditambah dengan 1 % sodium
stearate pernah dicoba dan berhasil menenggelamkan 20.000 ton minyak. Setelah
14 bulan kemudian, tidak lagi ditemukan tanda tanda adanya minyak di dasar laut
tersebut. Cara ini masih dipertentangkan karena dianggap hanya memindahkan
masalah kerusakan oleh minyak ke dasar laut yang relative merusak kehidupan.
Tetapi untuk laut laut yang dalam, hal ini tidak akan memberikan efek.
d) Dispersant
Sejumlah kerusakan dapat terjadi terhadap lingkungan karena penggunaan
dispersan untuk membersihkan minyak dari struktur intertidal. Dari sudut pandang
biologis, bagi tanaman dan binatang mungkin masih lebih baik terlapisi minyak dari
pada kemasukan dispersan. Namun beberapa kasus yang terjadi dilaut terbuka
menunjukkan bahwa dispersan sangat membantu dalam mencegah kerusakan di
area intertidal yang diakibatkan minyak.
Fungsi dispersan adalah guna bercampur dengan dua komponen yang lain dan
masuk ke lapisan minyak dan kemudian membentuk emulsi. Stabilizer akan `
menjaga emulsi tadi tidak pecah. Dispersan ini akan menenggelamkan minyak dari
permukaan air.
Keuntungan cara ini adalah mempercepat hilangnya minyak dari permukaan air dan
mempercepat proses penghancuran secara mikrobiologi. Dispersan tidak akan
berguna di daerah pesisir karena adanya unsur timbal yang terlarut.
Perlu diketahui bahwa semakin baik suatu dispersan akan semakin menggunakan
pelarut yang lebih beracun bagi kehidupan laut. Jika ingin menggunakan dispersan
yang daya racunnya rendah, mau tidak mau dispersan yang dipakai kurang efektif.
e) Pembakaran
Membakar minyak di laut lepas umumnya sedikit sekali dapat berhasil, karena
minyak ringan yang terkandung telah menguap secara cepat. Juga panas yang
dibutuhkan guna menahan tetap berjalan, cepat sekali diserap oleh air sehingga
tidak cukup untuk mendukung pembakaran tersebut.yang banyak dikembangkan
adalah menabur zat zat yang mudah terbakar diatas lapisan minyak tersebut yang
nantinya berfungsi untuk menambahkan api. Namun teknik ini juga mengakibatkan
polusi udara.
Dari segi perlengkapan kapal, guna mengurangi sesedikit mungkin pembuangan minyak
karena kegiatan operasi kapal tanker paling tidak salah satu dari ketiga sistem pencegahan ini
patut di adakan

36

PERALATAN PENCEGAHAN PENCEMARAN


Apakah fungsi dari Oil water Separator ?
Fungsinya adalah memisahkan air dari minyak hingga kadar minyak tersebut kurang dari 15
ppm sebagai persyaratan air buangan ke laut.
Gambar penataan dari OWS (oil water separator) dan jelaskan prinsip kerjanya
Gambar dan prinsip kerja dari OWS adalah sebagai berikut:

Air got kapal yang terkumpul di Bilge tank dialirkan ke OWS dengan bantuan pompa bilge. Air
got yang mengandung minyak akan dipisahkan di dalam OWS dengan prinsip gaya gravitasi.
Air berminyak akan mengalami pemisahan pada tabung pertama, melalui plat-plat pemisah. Air
yang telah terpisah akan terus bergerak ke bawah akibat tekanan dalam tabung, sedangkan
minyak akan berkumpul pada bagian atas tabung. Dengan bantuan sebuah level sensor, minyak
akan mengalir ke oil collecting tank bila telah mencapai level yang ditentukan. Air yang telah
dipisahkan pada tabung pertama akan masuk ke tabung kedua. Pada tabung kedua air tersebut
air akan mengalami pemisahan dalam suatu saringan halus. Air bersih akan melewati saringan
dan minyak akan tertahan pada bagian luar saringan. Selanjutnya minyak akan mengalir ke atas
dan berkumpul pada bagian atas tabung tersebut dan mengalir ke oil collecting tank jika telah
mencapai level tertentu. Air bersih akn mengalir ke luar lambung kapal melalui suatu sensor.
Bila kandungan minyak air tersebut kurang dari 15 ppm maka katup tiga jalan yang menuju ke
laut akan terbuka. Sedangkan bila kadarnya 15 ppm atau lebih maka katup tiga jalan menuju ke
laut tertutup dan katup ke oil collecting tank terbuka sehingga minyak tidak mencemari laut.
Apakah fungsi dari Oil Water Interface Detector?
Sebagai alat untuk mengetahui batas minyak dan air dalam tangki slop
Gambar dan jelaskan prinsip kerja dari Oil Water Interface Detector
Prinsip kerja:
Batas minyak dengan air biasanya ditentukan pita meteran yang dimodifikasi dan bekerja

37

dengan prinsip bahwa air garam dapat menghantarkan listrik sedangkan minyak tidak. Arus
listrik dihasilkan oleh perbedaan potensi listrik antara seng yang terdapat pada pemberat pita
dan kerangka baja dari tangki. Bila terjadi penyimpangan jarum yang terdapat pada ammeter,
berarti telah dicapai batas antara air dan minyak.

Apakah fungsi dari Inert Gas System ( IGS ) ?


Sebagai alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya kebakaran atau ledakan dengan
memanfaatkan gas buang dari ketel uap atau oleh sebuah Inert Gas Generator
Gambar dan jelaskan prinsip kerja dari IGS

38

Deck isolating v/v

Non
return v/v

Hazardous area
Deck water
seal

IG pressure regulating v/v

IG
IG blower
blower

Non hazardous are

CargoTk
isolating v/v

CargoTk
isolating v/v

CargoTk
isolating v/v

CargoTk
isolating v/v

Prinsip Kerja:
Gas buang dari ketel atau gas buang dari IGG dialirkan ke scrubber dan demister
didinginkan dan dipisahkan partikel padat yang ikut bersama flue gas (misalnya jelaga dan
belerang). Selanjutnya gas lembam tersebut dialirkan ke tangki muatan melalui deck water
seal yang didorong oleh suatu blower. Guna mencegah aliran balik, dipasang katup non
return valve dan katup pengaman guna menghindari tekanan berlebihan pada pipa aliran gas
lembam.
Apakah fungsi dari Sewage Treatment Plant
Sebagai alat yang digunakan untuk mengolah kotaran yang berasal dari kapal sehingga
dapat dibuang sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam MARPOL 73/78
Gambar dan jelaskan prinsip kerja dari Sewage Treatment Plant

39

Prinsip kerja:
Kotoran masuk melewati kasa kasar ke dalam tangki pengumpul pertama dan akan luber ke
tangki berikutnya. Hubungan antara pertama dan kedua dibuat sedemikian rupa dengan
maksud agar memudahkan pemompaan tangki pertama. Penghancuran dalam tangki aerasi
disebabkan oleh adanya bakteri aerob dari udara yang dimasukkan secara paksa dengan
bantuan kompressor udara melalui diffuser pembentuk gelembung halus di bagian bawah.
Gelembung udara selain menyediakan udara juga menghasilkan turbulensi sehingga
40

pengendapan dapat di cegah dan terjadi pencampuran yang baik. Setelah mengalami aerasi,
cairan dipindahkan ke tangki endap(settling tank) dan terbentuk apungan biologi. Oleh gaya
beratnya, lumpur terpisah ke bawah dan secara kontinyu dikembalikan ke tangki aerasi
dengan bantuan tekanan udara untuk diolah kembali bersama limbah baru. Pada
kompartemen terakhir, cairan limbah bersih tersebut diberikan desinfektan sebelum akhirnya
dibuang ke laut.
Penjelasan tambahan:
Kotoran yang di buang ke laut tidak boleh berbentuk padatan, tidak berwarna dan tidak
berbau.
Apakah fungsi dari Incinerator
Sebagai salah satu alat pencegahan pencemaran dengan cara membakar limbah hasl proses
pemisahan pada Oil water separator maupun Sewage Plant sekaligus untuk membakar jenis
sampah tertentu di atas kapal.
Gambarkan penataan serta jelaskan prinsip kerjanya
Prinsip kerja:
Endapan kotoran padat dari Sewage Plant dan limbah minyak ditampung pada Oil Waste
Tank untuk dikeluarkan kandungan airnya dengan cara dipanasi. Selanjutnya limbah dan
minyak tersebut dibakar sekaligus berfungsi sebagai bahan bakar. Sebuah aliran minyak
diesel dipakai untuk pembakaran awal yang berhubungan dengan pilot burner. Pada salah
satu sisi incinerator dapat dimasukkan sampah untuk di bakar bersama-sama dengan minyak
kotor dan lumpur kotoran yang berasal dari sewage plant. Abu hasil pembakaran ditampung
atau di buang ke laut pada jarak tertentu. Sampah plastik yang telah dibakar disimpan pada
wadah tertentu untuk selanjutnya diserahkan ke darat.

41

Waste oil
settling
Tk

Waste oil
service Tk

Incenerator

Waste oil burner

Air inlet

Waste oil
pump
Pilot burner

Filter
Hasil ceratan
dan bocoran

OWS dan
Purifier

Sewage plant

KOMPENSASI GANTI RUGI PENCEMARAN


A. PENDAHULUAN

42

Konpensasi ganti rugi akibat pencemaran dan kerusakan yang ditimbulkannya sudah
diatur di dalam perundang undangan Republik Indonesia dan secara eksplisit
dimuat dalam UU No. 4/1982 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan UU No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
Dalam undang undang No 4/1982 Bab VI memuat ketentuan mengenai :
1. Pihak yang melakukan pencemaran juga diharuskan membayar ganti rugi
bagi penderita yang dilanggar haknya atas lingkungan yang baik dan sehat
2. Pihak yang melakukan pencemaran juga diharuskan membayar biaya
pembersihan dan pemulihan kembali lingkungan yang tercemar kepada
Negara.
Kedua ketentuan ini menggambarkan tanggung jawab ganti rugi atau
liability dari pihak yang melakukan pencemaran lingkungan. Pemerintah
bertanggung jawab atas pembersihan dan pemulihan kembali lingkungan yang rusak
akibat pencemaran, dengan konsekuensi pihak yang mencemari yang menanggung
biaya pembersihan dan pemulihannya.
Sedangkan dalam undang undang No. 17 tahun 2008
1. Pasal 227 : Setiap awak kapal wajib mencegah dan menanggulangi terjadinya
pencemaran lingkungan yang bersumber dari kapal.
2. Pasal 324 menyatakan bahwa setiap awak kapal yang tidak melakukan
pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan
yang bersumber dari kapal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 227 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).
Kewajiban untuk membayar kompensasi ganti rugi atau Liability atas pencemaran minyak
akibat dari tumpahan muatan minyak ke laut mulai muncul sejak kapal tanker TORREY
CANYON yang memuat minyak mentah kandas dan pecah di pantai Inggris pada bulan
Maret 1967, mencemari dan merusak pantai dan kegiatan ekonomi di lokasi tersebut.
Dampak dari peristiwa tersebut adalah :
1. Kompensasi ganti rugi pencemaran minyak (Oil Pollution Liability) muncul ke
permukaan. Pihak korban dan pemerintah Inggris tidak tahu kemana harus meminta
kompensasi kerugian sedemikian besarnya.
2. Pada waktu itu baru disadari akan keterbatasan peraturan atau hukum Nasional maupun
Internasional yang dapat digunakan sebagai dasar menyelesaikan klaim kompensasi ganti
rugi dari masyarakat dan biaya untuk membersihkan serta memulihkan kembali
lingkungan yang tercemar. Karena itu mulai disadari bahwa dibutuhkan peraturan Negara
yang tercemari.
3. Mulai disadari pula bahwa diperlukan peraturan yang mengatur Negara yang satu dengan
Negara lain yang berbeda mengenai prinsip :Liability sebagai dasar untuk
menyelesaikan masalah klaim yang timbul akibat dari pencemaran.
4. Pada waktu itu juga belum diketahui siapa dari pihak kapal yang harus bertanggung
jawab membayar klaim ganti rugi apakah pemilik kapal atau pencanter kapal.
Keadaan inilah yang menjadi katalisator pemacu bagi International Maritime
Organization (IMO), mengambil inisiatip membentuk regimes atau badan khusus
yang akan menangani kompensasi ganti rugi atau liability for oil pollution damage

43

Karena itu Negara anggota IMO dalam sidang Diplomatic Conference di Brussel
berturut turut pada tahun 1969 dan 1971 membentukregimes yang diformulasikan
secara khusus bagaimana menangani permintaan ganti rugi apabila terjadi tumpahan
minyak tumpahan minyak dalam jumlah ribuan atau lebih dari kapal.
Kompensasi ganti rugi akibat pencemaran yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari
kapal tanker yakni :
a. International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage (Civil Liability
Convention) atau disingkat CLC tahun 1969
b. The International Convention on the Establishment of an International Fund for
Compensation for Oil Pollution Damage (Fund Convention) atau disingkat IOPC
Fund tahun 1971
Kedua konvensi ini telah direncanakan dengan seksama dibawah pengawasan dari IMO
dengan fungsi fungsi sebagai berikut:
a. CCivil Liability Convention (CLC), mengatur kewajiban ganti rugi (liability) oleh
pemilik kapal terhadap kerusakan yang disebabkan karena pencemaran minyak yang
tumpah dari kapal. Konvensi tersebut mengatur prinsip kewajiban pemilik kapal untuk
membentuk sistem asuransi yang diwajibkan. Karena dana asuransi kapal terbatas maka,
pemilik kapal dibatasi kewajibannya dalam jumlah tertentu dan juga berdasarkan
besarnya tonase kapal. Konvensi ini mulai diberlakukan sejak tahun 1975 dan
mendapatkan sumber dana dari asuransi P&I Club.
b. The Fund Convention, sebagai tambahan (supplementary) terhadap CLC Convention
dibentuk guna membayar konpensasi ganti rugi korban akibat pencemaran tumpahan
minyak bila kompensasi dari CLC tidak mencukupi. Maka dibentuklah The
International Oil Pollution Compensation Fund (IOPC Fund) sebagai bagian dari Fund
Convention, pada waktu konvensi tersebut mulai diberlakukan tahun 1978. Sejak saat itu
Indonesia menjadi salah satu anggota dan mendapatkan sumber dana dari Oil Receiver
atau sipenerima muatan minyak.
IOPC Fund adalah organisasi antar pemerintah negara anggota IMO dengan tujuan untuk
mengadministrasikan kompensasi yang ditimbulkan oleh Fund Convention. Negara yang
menjadi anggota Fund Convention otomatis menjadi anggota IOPC Fund. Organisasi ini
bermarkas di London.
Lingkup aplikasi The CLC Convention aplikasinya pada kerusakan pencemaran minyak
mentah (persistent oil) yang tumpah dari muatan kapal tanker. Konvensi tersebut mencakup
kerusakan pencemaran lokasi termasuk perairan negara anggota konvensi, negara bendera
kapal dan kebangsaan pemilik tanker tidak masuk dalam lingkup aplikasi dari CLC
Convention. Notasi kerusakan pencemaran (Pollution Damage) adalah termasuk usaha
melakukan pencegahan atau mengurangi kerusakan akibat pencemaran di daerah teritorial
negara anggota konvensi.
The CLC convention diberlakukan hanya pada kerusakan yang disebabkan oleh tumpahan
muatan minyak dari kapal tanker dan tidak termasuk tumpahan minyak yang bukan muatan
atau usaha pencegahan murni yang dilakukan dimana tidak ada sama sekali minyak yang
tumpah dari kapal tanker. Konvensi ini juga hanya berlaku pada kapal yang mengangkut
minyak sebagai muatan yakni tanker pengangkut minyk. Tumpahan (spill) dari kapal tanker
dalam pelayaran Ballast Condition dan spill dari bunker oil atau kapal lain selain tanker
tidak termasuk dalam konvensi ini. Kerusakan yang disebabkan oleh non persistent oil
seperti gasoline, kerosine, light diesel oil tidak termasuk dalam konvensi.

44

B. PEMBATASAN GANTI RUGI


Pemilik tanker berkewajiban membayar ganti rugi kerusakan pencemaran yang disebabkan
oleh tumpahan muatan minyak dari kapalnya akibat kerusakan atau luber kelebihan, pemilik
dapat terbebas dari kewajiban tersebut hanya dengan alasan :
1. Kerusakan sebagai akibat perang atau bencana alam
2. Kerusakan sebagai akibat dari sabotase pihak lain, atau
3. Kerusakan yang disebabkan oleh karena pihak berwenang tidak memelihara alat bantu
Navigasi dengan baik.
Alasan pengecualian tersebut diatas sangat terbatas, dan pemilik boleh dikatakan
berkewajiban membayar ganti akibat kerusakan pencemaran pada hampir semua kecelakaan
yang terjadi
C. BATAS KEWAJIBAN GANTI RUGI (LIMITATION of LIABILITY)
Kewajiban membayar ganti rugi dari pemilik kapal atau operator kapal dibatasi jumlahnya
dan berdasarkan besarnya tonase kapal. Karena itu pemilik atau operator kapal wajib
mengasuransikan kapalnya.
Pada kondisi tertentu, pemilik kapal memberikan konpensasi ganti rugi dengan batas 133
SDR (Special Drawing Right) per ton dari tonase kapal atau 14 juta SDR atau sekitar US$
19,3 juta diambil yang lebih kecil. Apabila pihak yang mengklaim dapat membuktikan bahwa
kecelakaan terjadi karena kesalahan pribadi (actual fault of privity) dari pemilik maka batas
ganti rugi untuk pemilik kapal tidak diberikan.
D. PERMINTAAN GANTI RUGI (Channeling of Liability)
Klaim terhadap kerusakan pencemaran dibawah CLC Convention hanya dapat
ditujukan pada pemilik kapal terdaftar. Hal ini tidak menghalangi korban mengklaim
kompensasi ganti rugi diluar konvensi ini dari orang lain selain pemilik kapal. Namun
demikian, konvensi melarang melakukan kliam kepada perwakilan atau agen pemilik
kapal.
E. ASURANSI YANG DIWAJIBKAN (Compulsory Insurance)
Pemilik Tanker yang mengangkut lebih 2000 ton persistent oil diwajibkan untuk
mengasuransikan kapalnya guna menutupi klaim yang timbul berdasarkan CLC
Convention. Setiap kapal tanker harus membawa serta surat keterangan asuransi
dimaksud. Kapal kapal yang memasuki pelabuhan negara anggota CLC
Convention, walaupun negara bendera tersebut bukan anggota konvensi, tetap
diwajibkan membawa serta surat keterangan asuransi yang dimaksud.
F. KOMPETENSI PENGADILAN (Competency of Court)
G. Tindak lanjut pembayaran kompensasi sesuai CLC hanya dapat dilakukan
berdasarkan keputusan pengadilan negara anggota konvensi di lingkungan teritorial
dimana kecelakaan tersebut terjadi.
H. FUND CONVENTION
Tujuan konvensi ini adalah mempersiapkan tambahan kompensasi klaim yang tidak
dapat dipenuhi oleh Civil Liability Convention akibat kerusakan yang ditimbulkan
oleh pencemaran minyak dan untuk menetukan besarnya ganti rugi dari pemilik kapal
sesuai konvensi tersebut.
IOPC Fund akan membayar kompensasi ke setiap orang yang menjadi korban
pencemaran minyak di negara anggota konvensi, apabila orang tersebut tidak

45

mendapatkan kompensasi penuh CLC Convention dengan salah satu alasan sebagai
berikut:
1. Tidak ada kewajiban ganti rugi kerusakan pencemaran sesuai CLC
Convention karena pemilik tidak diwajibkan sesuai alasan yang disebutkan
dalam Strict Liability CLC Convention
2. Pihak pemilik tidak mampu memenuhi kewajiban sesuai CLC Convention
termasuk asuransinya tidak mencukupi untuk memenuhi klaim kompensasi
yang disebabkan oleh kerusakan akibat pencemaran.
3. Kerusakan melebihi batas kewajiban pemilik kapal sesuai CLC Convention
IOPC Fund tidak berkewajiban membayar kompensasi kerusakan pencemaran
yang disebabkan oleh akibat perang atau pencemaran yang datangnya dari
kapal perang. IOPC Fund juga tidak berkewajiban membayar kompensasi
apabila yang mengklaim tidak dapat membuktikan bahwa kerusakan akibat
dari kecelakaan satu atau lebih kapal tanker. Pencemaran dari tanker yang
tidak diketahui tidak dapat diklaim ke Fund Convention.
I. BATAS KOMPENSASI
Kompensasi yang dapat dibayarkan oleh IOPC Fund akibat kecelakaan terbatas pada
jumlah 60 juta SDR atau US$ 83 juta, termasuk yang tidak dibayar oleh pemilik kapal
atau asuransinya sesuai dengan CLC Convention.
J. KOMPENSASI KERUGIAN DARI PEMILIK KAPAL
(Indemnification of Ship Owner)
Pemilik yang kapalnya terdaftar atau berbendera negara anggota Fund Convention,
kompensasi kerugiannya dalam IOPC berjumlah sesuai dengan kewajiban ganti rugi
dalam CLC Convention. Maksimum kompensasi ganti rugi yang dapat dibayarkan
IOPC Fund kepada pemilik kapal adalah 33 SDR ( US$ 45 juta) setiap ton dari
tonase kapal, untuk kapal berukuran sampai dengan 83,33 grt. Untuk kapal yang
tonasenya lebih besar, kompensasi ganti rugi untuk setiap ton, bertambah sampai
batas maksimum 5.667.000 SDR ( US$ 7,8 juta) yang dicapai untuk kapal lebih
besar dari 105.000 grt.
IOPC Fund terbebas dari kewajiban membayar kompensasi ganti rugi kalau terbukti
kerusakan disebabkan oleh kesalahan pemilik kapal itu sendiri dan akibat kelalaian
pemilik kapal, kecelakaan terjadi karena kapal tidak memenuhi persyaratan sesuai
konvensi internasional lainnya (SOLAS 74, MARPOL 73/78, Load Line Convention
1966, COLREG 1972 dan lain lain).
K. PENDANAAN IOPC FUND
1. Kontribusi Ke IOPC Fund
L.

46

KUMPULAN SOAL SOAL

PENCEGAHAN POLUSI
PENDAHULUAN
Sejak peluncuran kapal pengangkut minyak yang pertama
GLUCKAUF pada tahun 1885 dan penggunaan mesin diesel kapal pada
tahun 1888, maka fenomena pencemaran laut mulai muncul. Pada tahun
1920 telah dimulai usaha-usaha untuk membuat peraturan tentang
pencegahan dan penanggulangan pencemaran oleh minyak. Namun
peraturan tersebut masih bersifat regional.
Setelah terbentuk organisasi PBB pada tahun 1948, barulah dibuat
peraturan yang dapat dipakai oleh semua pihak. Tahun 1954 atas
prakarsa pemerintah Inggris Oil Pollution Convention mengenai usaha
untuk mencegah pembuangan campuran minyak dari pengoperasian
kapal tanker dan dari kamar mesin kapal lainnya. Berturut-turut tahun
1962, 1967, 1969 dan 1971 dilakukan perubahan (amandemen) isi dari
konvensi tersebut.
The Marine Environment Protection Committee (MPEC) yang
dibentuk pada tahun 1973 bertugas mengkoordinasi kegiatan
pencegahan dan pengontrolan pencemaran laut yang bersumber dari
kapal, telah mengeluarkan konvensi diantaranya MARPOL 1973 dan TSPP
(Tanker safety prevention of pollution) 1978. Oleh IMO kemudian diadopsi
menjadi peraturan. Pemberlakuan peraturan saat ini dikenal dengan
sisitim tacit acceptance. Konvensi MARPOL 73/78 tentang peraturan
pencegahan pencemaran yang bersumber dari kapal berupa annexes
(aturan tambahan) telah diberlakukan dalam kurun waktu yang berbeda
yaitu sebagai berikut:
1 Annex I : pencegahan pencemaran oleh minyak, berlaku sejak 2 Oktober
.
1983
2 Annex II : pencegahan pencemaran oleh bahan kimia beracun dalam
.
bentuk curah, berlaku sejak 2 Oktober 1983
3 Annex
: pencegahan pencemaran oleh bahan berbahaya dalam bentuk
. III
curah, berlaku sejak 1 Juli 1992
4 Annex
: pencegahan pencemaran oleh kotoran, berlaku sejak 27
. IV
September 2003
5 Annex V : pencegahan pencemaran oleh sampah, berlaku sejak 31
.
Desember 1988
6 Annex
: pencegahan pencemaran udara oleh gas buang dari kapal,
. VI
berlaku sejak 19 mei 2005
Beberapa konvensi lain yang dihasilkan selain MARPOL 73/78 dalam
kaitannya dengan pencegahan pencemaran adalah:

47

1. International Convention for the Prevention of the Pollution of the


Sea by Oil 1954
2. International Convention Relating to Intervention on the High Seas
in Case of Pollution Oil Casualties 1969
3. Convention on the Prevention of Marine Pollution by Dumping of
Waste and Other Matter 1972
4. International Convention on Oil Pollution Preparedness, Response,
and Cooperation 1990
5. International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage
1969
6. International Convention the Establishment of an International Fund
for Conpensation for Oil Damage 1971
7. Convention on Limitation of Liability and Maritime Claims 1976
Dalam Ketentuan Umum Undang-undang nomor 4 tahun 1982 dan
kemudian berubah menjadi Undang-undang nomor 23 tahun 1997
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup memberikan definisi
bahwa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga
kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
peruntukkannya.

PROTOCOL I & II
a
.
jawa
b
1.

Kejadian apa saja yang harus dilaporkan berkaitan dengan bahan


bahan berbahaya?
1. pembuangan yang melebihi batas yang diijinkan atau
kemungkinan pembuangan bahanbahan berbahaya karena
alasan keselamatan terhadap kapal atau keselamatan jiwa
dilaut
2. pembuangan selama operasi normal kapal yang melebihi
jumlah yang diijinkan sebagaimana diatur dalam konvensi
MARPOL 73/78
3. kerusakan terhadap kapal yang berukuran panjang 15 meter
atau lebih yang mana:
- berakibat terhadap keselamatan kapal, termasuk
tubrukan, kandas, tenggelam, kebakaran, ledakan,
kerusakan struktur kapal, banjir dan pemindahan
muatan
- berakibat terhadap keselamatan bernavigasi termasuk
kerusakan alat kemudi, mesin penggerak balingbaling
sistim pembangkit listrik dan peralatan navigasi
lainnya
Halhal apa saja yang harus dilaporkan dalam kejadian tersebut?

48

.
jawa
b

c
.
jawa
b

2.

a
.
jawa
b
b.
jawa
b

Jika terjadi suatu kejadian dalam kaitannya dengan pencemaran


maka hal-hal berikut ini harus dilaporkan:
Identifikasi kapal yang terlibat melakukan pencemaran
Waktu, tempat dan jenis kejadian
Jumlah dan jenis pencemar yang tumpah
Bantuan dan jenis penyelamatan yang dibutuhkan
Bagaimana prosedur pelaporan tersebut?
1. pelaporan harus menggunakan saluran komunikasi yang
tercepat dengan prioritas utama kepada negara pantai
terdekat
2. mengikuti prosedur pelaporan standar sebagaimana yang
diatur berkaitan dengan bahanbahan berbahaya
Apa yang dimaksud dengan arbitrator?
Arbitrator adalah negara yang ditunjuk untuk menyelesaikan
perkara yang berselisih tentang intrepretasi dari konvensi MARPOL
73/78
Berapa jumlah dari arbitrator dan bagaimana syaratnya?
Arbitrator terdiri dari tiga negara yaitu masingmasing 1 negara
yang ditunjuk oleh kedua belah pihak yang bersengketa dan satu
negara yang disetujui oleh negara yang bersengketa tersebut
sebagai ketua

ANNEX I
Pencegahan pencemaran oleh limbah minyak
4.

Apa yang dimaksud dengan istilah dibawah ini:


a. Harmful substance
jawab
Semua bahan yang jika dibuang ke laut dapat menimbulkan
bahaya terhadap kesehatan manusia, sumber daya hayati dan
kehidupan
laut,
mengganggu
kenyamanan
terhadap
penggunaan yang sah terhadap laut.
b. Accidental discharge
jawab
Tumpahan muatan akibat dari kerusakan pada ruang-ruang
muatan atau muatan yang melimpah keluar kapal.
c. Operational discharge
jawab
Pembuangan zat-zat cair beracun atau air yang mengandung
zat-zat cair beracun yang dimaksudkan sebagai hasil dari
pencucian tangki-tangki muatan dan pipa-pipa saluran,
pembuangan tolak-bara atau residu-residu lainnya serta bilga
dari ruang pompa muatan
Penjelasan: pembuangan tersebut tidak termasuk pembuangan
49

sebagaimana yang disyaratkan dalam konvensi pencegahan


polusi, pelepasan bahan berbahaya yang berasal dari kegiatan
pengeboran sumber daya mineral, atau untuk tujuan penelitian
d. Explicit acceptance
jawab
Pemberlakuan hasil konvensi setelah disetujui oleh paling sedikit
2/3 dari jumlah negara anggota meratifikasi konvensi tersebut
e. Tacit acceptance
jawab
Pemberlakuan konvensi dalam jangka waktu 1 tahun setelah
disetujui kecuali jika ditolak paling kurang 1/3 negara anggota
atau anggota yang mewakili lebih dari 50% dari jumlah tonase
kapal dagang dunia.
Penjelasan tambahan: konvensi tersebut diedarkan selama 6
bulan kenegara anggota menunggu kemungkinan penolakan
setelah itu akan berlaku 1 tahun kemudian bila memenuhi
syarat di atas.
f. Crude oil Washing
jawab
Suatu sistim pencucian tangki muatan minyak mentah dengan
memanfaatkan muatan itu sendiri sebagai media pencuci
Penjelasan tambahan: COW wajib dimiliki oleh kapalkapal
tanker ukuran 20.000 DWT
5.
Tuliskan dan jelaskan lima jenis survei yang dilakukan terhadap
sebuah kapal tanker dan nontanker
jawab
Survei berlaku pada kapal tanker ukuran 150 GT atau lebih dan
kapal selain tanker ukuran 400 GT atau lebih yaitu:
a. Initial Survey: adalah survei yang dilakukan terhadap kapal
ketika pertama kali dibangun dan sebelum kapal tersebut
beroperasi pertama kali.survei tersebut meliputi struktur,
peralatan, sistim, pemasangan, penataan dan bahan yang
digunakan sesuai dengan persyaratan. Sertifikat dari survei
ini berlaku selama 5 tahun.
b. Renewal survey: merupakan survei pengganti dari Initial
Survey yang memastikan bahwa semua struktur peralatan,
sistim, penyambungan, penataan dan material yang
digunakan memenuhi persyaratan. Sertifikat yang dari survei
ini berlaku selama 5 tahun
c. Intermediate survey: adalah survei antara yang dilakukan
dalam jangka waktu 30 bulan setelah survei pertama atau
survei pembaharuan dengan syarat bahwa telah dilakukan
survei tahunan. Survei ini dilakukan untuk memastikan
bahwa peralatan dan yang berhubungan dengan pompa dan
sistim pemipaannya, termasuk ODM dan sistim kontrolnya
COW, OWS dan sistim penyaringan bekerja dengan baik.
d. Annual survey: adalah survei yang dilakukan secara umum
terhadap struktur, peralatan, sistim, penyambungan,
penataan dan bahan yang digunakan memuaskan. Survei ini
dilakukan setiap tahun.
50

e. Additional survey: adalah survei yang dilakukan setelah


dilakukan perbaikan atau pergantian terhadap salah satu dari
struktur, peralatan, sistim, sambungan, penataan dan bahan
yang digunakan.
b. Kapan suatu sertifikat hasil survei dinyatakan tidak berlaku lagi?
jawab
1. Masa berlakunya sudah habis
2. terjadi perubahan mendasar pada kapal tersebut
3. kapal berganti nama
4. kapal berganti bendera
5. kapal mengalami kecelakaan (kandas, tenggelam, tubrukan,
atau kebakaran)
c. Sebutkan ruang lingkup yang dilakukan oleh seorang surveyor
jawab
Ruang lingkup survei meliputi pemeriksan terhadap struktur,
material/ bahan yang digunakan, sistim, penataan, pemasangan
sambungan dan peralatan yang digunakan
6.
Uraikan ketentuan pembuangan residu minyak/ campuran air
berminyak:
a. Pada kapal tanker ukuran 150 GT atau lebih (dari ruang
muatan):
jawab
1. kapal tersebut tidak berada di daerah khusus
2. kapal tersebut berada lebih dari 50 mil dari daratan terdekat
3. kapal sedang meneruskan perjalanan (berlayar)
4. kecepatan pembuangan seketika tidak lebih dari 30 liter/ mil
5. jumlah residu maksimal yang dibuang tidak lebih dari
1/15.000 untuk kapal tanker lama dan 1/30.000 bagi kapal
tanker baru dari jumlah muatan yang diangkut.
6. kapal tersebut dalam operasinya menggunakan ODM dan
sistim kontrol dan memiliki sisitim penataan tangki slop
sebagaimana yang disyaratkan.
b. Pada kapal selain tanker ukuran 400 GT atau lebih (dari kamar
mesin)
1. kapal tersebut tidak berada di daerah khusus
2. kapal sedang meneruskan perjalanan
3. kandungan minyak dari air got yang dibuang tidak melebihi
15 ppm
4. kapal tersebut menggunakan peralatan pemisah minyak yang
memenuhi persyaratan
5. bagi kapal tanker, air got/residu minyak/air berminyak bukan
berasal dari ruang kamar pompa atau campuran dari residu
muatan
6. sistim penyaringan minyak yang digunakan harus dilengkapi
dengan peralatan penyetop otomatis jika kandungan air
berminyak melebihi 15 ppm.
7.

Kapan aturan pembuangan residu berminyak dapat dikecualikan?

51

jawab

8.

1. pembuangan tersebut dimaksudkan untuk keselamatan kapal


atau keselamatan jiwa di laut atau
2. pembuangan tersebut dilakukan akibat kerusakan kapal atau
perlengkapannya dimana: semua tindakan pencegahan sudah
dilakukan atau tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah
atau mengurangi pembuangan yang lebih besar
3. pembuangan bahanbahan yang mengandung minyak
tersebut dilakukan untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya pencemaran yang lebih besar

Dimana saja fasilitas penampungan tersebut harus diadakan ?

jawab

1. semua pelabuhan dan terminal tempat memuat minyak


mentah dimana kapal tersebut telah melakukan pelayaran
tanpa muatan kurang dari 72 jam atau telah menempuh
jarak tidak lebih dari 1200 mil.
2. semua pelabuhan dan terminal tempat mengangkut
minyak lebih dari 1000 metrik ton per hari
3. semua pelabuhan yang menyediakan galangan perbaikan
atau fasilitas pembersihan tangki
4. semua pelabuhan dan terminal yang menangani kapal
yang mempunyai tangki sludge
5. semua pelabuhan yang menangani residu atau air yang
mengandung minyak yang tidak memenuhi persyaratan
pembuangan
6. semua pelabuhan muat yang mempunyai residu minyak

9.
a. Bagaimana ketentuan tentang SLOP Tank
jawab
Setiap kapal tanker ukuran 150 GT atau lebih harus memiliki
slop tank dan bagi kapal tanker baru ukuran 70.000 DWT harus
mempunyai paling sedikit 2 tangki slop.
b. Berapa kapasitas minimal SLOP Tank yang harus dimiliki oleh
sebuah kapal tanker ?
1. kapasitas minimal SLOP TANK 3% dari kapasitas muatan
dan dapat dikurangi dengan ketentuan sebagai berikut:
2. 2% jika kapal tersebut dilengkapi dengan sistim pencucian
tangki atau kapal tersebut dilengkapi dengan segregated
ballast tank atau dedicated clean ballast tank
3. 1,5% jika kapal tersebut dilengkapi dengan kombinasi dari
sistim pencucian tangki dan SBT atau CBT
4. 1% jika kapal tersebut merupakan kapal kombinasi antara
crude carrier dan product carrier
10.

Apa yang dimaksud dengan SOPEP ?

52

jawab

SOPEP atau Shipboard Oil Pollution Emergency Plan adalah


merupakan
bagan
rencana
darurat
penanggulangan
pencemaran minyak dari kapal yang merupakan petunjuk bagi
Nahkoda dan awak kapal tentang tindakan yang harus dilakukan
di kapal untuk mengurangi atau mengendalikan tumpahan
minyak.
11. Tuliskan ukuranukuran standard discharge connection for residue
from machinery bilges
jawab
Uraian
Ukuran
Diameter luar
215 mm
Diameter dalam
Menyesuaikan dengan diameter
luar pipa
Diameter lingkaran baut
183 mm
Lubang baut pada flensa
6 lubang dengan diameter 22 mm
Tebal flensa
20 mm
Mur dan baut
6 buah berdiameter 20 mm dan
dengan panjang yang cukup
Ket: Flensa tersebut berbahan baja atau material lain yang
setara dapat menerima pipa dengan diameter dalam maksimum
125 mm dan. Flensa ini bersamasama dengan paking anti
minyak mampu menahan tekanan minimal 6 kg/cm2
12.

Tuliskan hal-hal apa saja yang harus dicatat di dalam Oil Record
Book I dan Oil Record Book II
jawa catatan yang berkaitan dengan operasi ruang mesin. Berlaku bagi
b
kapal tanker 150 GT atau lebih dan kapal non tanker 400 GT atau
lebih. Hal-hal (kegiatan) yang harus dicatat pada Oil Record Book I
adalah.
1. pencucian tangki bahan bakar atau tolak bara
2. pembuangan tolak bara kotor atau air pencucian tangki
bahan bakar
3. pembuangan residu minyak (sludge)
4. pembuangan air bilga keluar kapal
5. pembuangan residu yang tidak memenuhi persyaratan pada
saat kondisi darurat
Oil Record Book II adalah cacatan yang berkaitan dengan operasi
tolak bara/ muatan. Berlaku bagi kapal tanker ukuran 150 GT atau
lebih. Kegiatan yang harus dicatat adalah:
1. pencucian tangki muatan
2. pembuangan tolak bara kecuali dari SBT
3. pembuangan air dari tangki Slop
4. penutupan katup-katup sesudah operasi pembuangan dari
tangki Slop
5. pembuangan residu/endapan dari tangki
6. pembuangan residu yang tidak memenuhi persyaratan
pada saat kondisi darurat
53

13.

Apa yang dimaksud dengan:


a. New ship
jawab
1. kapal dengan kontrak pembangunannya dilakukan setelah
tanggal 31 desember 1975 atau
jawab
2. peletakan lunas kapal tersebut dilakukan setelah tanggal
30 juni 1976 atau
3. serah terima kapal tersebut dilakukan setelah tanggal 31
desember 1979 atau
4. kapalkapal yang telah mengalami perubahan mendasar
setelah 31 desember 1975
b. New Tanker Ship
jawab
1. kapal dengan kontrak pembangunannya dilakukan setelah
1 juni 1979 atau
2. peletakan lunas kapal tersebut dilakukan setelah tanggal 1
januari 1980 atau
3. serah terima kapal tersebut dilakukan setelah tanggal 1
juni 1982 atau
4. kapalkapal yang telah mengalami perubahan mendasar
setelah tanggal 1 juni 1979
c. Daratan terdekat
Jawab
Yaitu daratan yang terletak sepanjang laut territorial yang diukur
12 mil dari garis pangkal selain dari barat laut dari perairan
Australia
d. Special Area
jawab
Suatu daerah laut dimana berdasarkan alasan-alasan teknis
yang diakui dalam hubungannya dengan kondisi oseanografi dan
kondisi ekologi dan dengan karakter tertentu dari lalu lintas
lautnya sehingga wajib mengikuti metodemetode pencegahan
polusi laut oleh minyak yang disyaratkan.
e. Tuliskan daerahdaerah yang termasuk special area tersebut
jawab
1. laut mediterania
2. laut Baltik
3. laut hitam
4. laut Merah
5. teluk persia
6. teluk Aden
7. daerah antartika
8. perairan Eropah meliputi: laut utara Eropah, laut Irlandia,
bagian barat Irlandia, laut Celtic dan English Channel
f. Instantaneous rate of discharge of oil Content
jawab
Jumlah pembuangan minyak dalam liter per jam pada suatu saat
di bagi dengan kecepatan kapal dalam knot pada saat yang
sama. Atau dapat juga disimpulkan sebagai jumlah pembuangan
minyak dalam liter setiap milnya
g. Slop Tank

54

jawab

Tangki yang didesain khusus untuk menampung hasil


penceratan dari tangki, pencucian tangki dan campuran
berminyak lainnya.
h. sludge tank
jawab
Tangki yang didesain untuk menampung residu minyak dari hasil
pembersihan bahan bakar dan minyak lumas, dan kebocoran
minyak dari ruang mesin.
i. Clean Ballast
jawab
Adalah air tolak bara yang mana sejak terakhir diangkut dalam
keadaan bersih sehingga jika dibuang pada saat cuaca tenang
dan cerah tidak menampakkan
jawab
tandatanda adanya ceceran minyak pada permukaan air atau
berupa emulsi atau endapan, atau Jika tolak bara tersebut
dibuang melalui suatu sistim pengontrolan dan pemonitoran
pembuangan minyak, maka kandungan minyaknya tidak
melebihi 15 ppm
j. Segregated ballast
jawab
Air tolak bara yang sama sekali terpisah dari ruang muatan dan
sisitim bahan bakar yang mana secara permanent dialokasikan
untuk mengangkut tolak bara
Penjelasan tambahan:berlaku bagi kapalkapal tanker crude
baru ukuran 20.000 DWT atau lebih dan kapal tanker produk
ukuran 30.000 DWT atau lebih serta kapal tanker lama ukuran
40.000 DWT atau lebih.
k. Additional ballast water
jawab
Adalah air tolak bara tambahan yang diangkut dalam tangki
muatan pada kondisi darurat atau yang berkaitan dengan
stabilitas kapal.
Penjelasan tambahan: pemuatan Additional Ballast Water ini
diijinkan hanya jika kapal tersebut memiliki sistim pencucian
tangki (COW). Pemuatan tersebut harus dicatat dalam buku
cacatan minyak bagian II
14.

Sebutkan konstruksi dan perlengkapan utama yang diisyaratkan


untuk suatu kapal tangki minyak !
jawab Konstruksi dan perlengkapan utama kapal tangki adalah sebagai
berikut:
1. Menggunakan konsep double hull atau Mid deck
2. Segregated Ballast tank (SBT)
3. Dedicated Clean Ballast tank (CBT)
Untuk ruang mesin harus dilengkapi dengan:
1. Oil water separator (OWS)
2. Oil Content meter
3. Alarm

55

jawab

4. Automatic Stopping Device


5. Sludge Tank
6. Standard Discharge Connection
7. Oil Record book I
Sedangkan untuk ruang muat adalah:
1. Oil Discharge Monitoring and Control system
2. Oil content Meter
3. Slop tank
4. Oil Water Interface Detector
5. Discharge Manifold
6. Oil Record book II

ANNEX II
Pencegahan pencemaran oleh bahan kimia beracun dalam bentuk curah
15.
jawa
b

Jelaskan defenisi dari kategori bahan kimia beracun


1. kategori A: bahan kimia beracun yang berasal dari hasil pencucian
tangki atau tolak bara, jika dibuang ke laut dapat menimbulkan
bahaya besar bagi

jawa
b

sumber daya hayati atau kesehatan manusia atau menggangu


kenyamanan atau penggunaan lain yang sah atas laut.
2. kategori B: bahan kimia beracun yang berasal dari hasil pencucian
tangki atau tolak bara, jika dibuang ke laut dapat membahayakan
bagi sumber daya hayati atau kesehatan manusia atau menggangu
kenyamanan atau penggunaan lain yang sah atas laut.
3. kategori C: bahan kimia beracun yang berasal dari hasil pencucian
tangki atau tolak bara, jika dibuang ke laut dapat menimbulkan
bahaya kecil bagi sumber daya hayati atau kesehatan manusia
atau menggangu kenyamanan atau penggunaan lain yang sah atas
laut.
4. kategori D: bahan kimia beracun yang berasal dari hasil pencucian
tangki atau tolak bara, jika dibuang ke laut dapat menimbulkan
bahaya yang mudah dikenali bagi sumber daya hayati atau
kesehatan
manusia
atau
menggangu
kenyamanan
atau
penggunaan lain yang sah atas laut.
Uraikan cara pembuangan bahan kimia beracun masingmasing kategori
jika kapal berada diluar daerah khusus
1. kategori A: hasil pencucian tangki atau tolak bara yang
mengandung residu/campuran residu tersebut harus dicuci dan
diserahkan ke fasilitas penampungan didarat dengan konsentrasi
kurang dari 0.1 % terhadap beratnya (kecuali phospor harus 0,01%
dari beratnya). Penambahan air sesudah itu kedalam tangki boleh
dibuang dengan syarat sebagai berikut:

16.
jawa
b

56

a. kapal melakukan pelayaran dengan kecepatan minimal 7 knot


bagi kapal yang mempunyai tenaga penggerak sendiri dan 4
knot bagi kapal yang ditarik/ditunda
b. pembuangan dilakukan dibawah garis air dan tidak berdekatan
dengan saluran masuk air pendingin kapal
c. pembuangan dilakukan dengan jarak minimal 12 mil dari
daratan terdekat dengan kedalaman tidak kurang dari 25 meter
2. kategori B: pembuangan bahan kimia beracun hasil pencucian
tangki atau tolak bara yang mengandung residu/campuran residu
dilarang kecuali kondisi berikut ini dipenuhi:
a. kapal melakukan pelayaran dengan kecepatan minimal 7 knot
bagi kapal yang mempunyai tenaga penggerak sendiri dan 4
knot bagi kapal yang ditarik/ditunda
b. konsentrasi pembuangan tidak melebihi 1 ppm
c. maksimal pembuangan residu dari setiap tangki tidak melebihi
1m3 atau 1/3000 dari kapasitas tangki dalam m3
d. pembuangan dilakukan dibawah garis air dan tidak berdekatan
dengan saluran masuk air pendingin kapal
e. pembuangan dilakukan dengan jarak minimal 12 mil dari
daratan terdekat dengan kedalaman tidak kurang dari 25
meter
3. kategori C: pembuangan bahan kimia beracun hasil pencucian
tangki atau tolak bara yang mengandung residu/campuran residu
dilarang kecuali kondisi berikut ini dipenuhi:
a. kapal melakukan pelayaran dengan kecepatan minimal 7 knot
bagi kapal yang mempunyai tenaga penggerak sendiri dan 4
knot bagi kapal yang ditarik/ditunda
b. konsentrasi pembuangan tidak melebihi 10 ppm
c. maksimal pembuangan residu dari setiap tangki tidak melebihi
3m3 atau 1/1000 dari kapasitas tangki dalam m3
d. pembuangan dilakukan dibawah garis air dan tidak berdekatan
dengan saluran masuk air pendingin kapal
e. pembuangan dilakukan dengan jarak minimal 12 mil dari
daratan terdekat dengan kedalaman tidak kurang dari 25 meter
4. kategori D: pembuangan bahan kimia beracun hasil pencucian
tangki atau tolak bara yang mengandung residu/campuran residu
dilarang kecuali kondisi berikut ini dipenuhi:
a. kapal melakukan pelayaran dengan kecepatan minimal 7 knot
bagi kapal yang mempunyai tenaga penggerak sendiri dan 4
knot bagi kapal yang ditarik/ditunda
b. pembuangan dilakukan dibawah garis air dan tidak berdekatan
dengan saluran masuk air pendingin kapal
c. konsentrasi pembuangan tidak melebihi 1/10 bagian
d. pembuangan dilakukan dengan jarak 12 mil dari daratan
terdekat

57

17.

Uraikan cara pembuangan bahan kimia beracun masingmasing kategori


jika kapal berada di daerah khusus
jawa
1. kategori A: hasil pencucian tangki atau tolak bara yang
b
mengandung residu/campuran residu tersebut harus dicuci dan
diserahkan ke fasilitas penampungan didarat dengan konsentrasi
kurang dari 0.05 % terhadap beratnya (kecuali phospor harus
0,005% dari beratnya). Penambahan air berikutnya kedalam tangki
boleh dibuang dengan syarat sebagai berikut:
a. kapal melakukan pelayaran dengan kecepatan minimal 7 knot
bagi kapal yang mempunyai tenaga penggerak sendiri dan 4
knot bagi kapal yang ditarik/ditunda
b. pembuangan dilakukan dibawah garis air dan tidak berdekatan
dengan saluran masuk air pendingin kapal
c. pembuangan dilakukan dengan jarak minimal 12 mil dari
daratan terdekat dengan kedalaman tidak kurang dari 25
meter
2. kategori B: pembuangan bahan kimia beracun hasil pencucian
tangki atau tolak bara yang mengandung residu/campuran residu
dilarang kecuali kondisi berikut ini dipenuhi:
a. tangki tersebut dicuci dan hasil pencucian tersebut diserahkan
ke fasilitas penampungan
b. kapal melakukan pelayaran dengan kecepatan minimal 7 knot
bagi kapal yang
mempunyai tenaga penggerak sendiri dan 4 knot bagi kapal
yang ditarik/ditunda
c. konsentrasi pembuangan tidak melebihi 1 ppm
d. pembuangan dilakukan dibawah garis air dan tidak berdekatan
dengan saluran masuk air pendingin kapal
e. pembuangan dilakukan dengan jarak minimal 12 mil dari daratan
terdekat dengan kedalaman tidak kurang dari 25 meter
3. kategori C: pembuangan bahan kimia beracun hasil pencucian
tangki atau tolak bara yang mengandung residu/campuran residu
dilarang kecuali kondisi berikut ini dipenuhi:
a. kapal melakukan pelayaran dengan kecepatan minimal 7 knot
bagi kapal yang mempunyai tenaga penggerak sendiri dan 4
knot bagi kapal yang ditarik/ditunda
b. konsentrasi pembuangan tidak melebihi 1 ppm
c. maksimal pembuangan residu dari setiap tangki tidak melebihi
1m3 atau 1/3000 dari kapasitas tangki dalam m3
d. pembuangan dilakukan dibawah garis air dan tidak berdekatan
dengan saluran masuk air pendingin kapal
e. pembuangan dilakukan dengan jarak minimal 12 mil dari daratan
terdekat dengan kedalaman tidak kurang dari 25 meter
18.

Tuliskan contohcontoh yang termasuk kategori bahan kimia beracun

58

jawa
b

1. kategori A:
a. acetone cynohyrin
b. acrolein
c. carbon sulphide
d. creosols
e. creslic acid
f. dischlorobenzenes
g. naphthlene
2. kategori B
a. allyl alcohol
b. ammonia
c. benzyl choloride
d. butyric acid
e. champor oil
f. carbon tetrachloride
g. chloroform
h. ethylene dichloride
3. kategori C
a. acetic acid
b. acrylic acid
c. allyl chloride
d. ailine
e. cyclohexane
f. dietylamine
g. ethylbenzene
h. ethylene diamine
4. kategori D
a. acetone
b. benzyl alcohol
c. disobutylene ketone
d. ethyl acetate
e. ethyl acrylate
19. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Procedure and Arrangements Manual?
jawa P and A Manual adalah suatu pedoman tentang prosedur dan tata
b
susunan serta perlengkapan yang yang dibutuhkan agar dapat memenuhi
ketentuan dari Annex II dalam kaitannya dengan penanganan muatan,
pembuangan residu, pengisian dan pembuangan tolak bara.

ANNEX III
Pencegahan pencemaran oleh bahan berbahya dalam bentuk kemasan
20.

Bagaimana cara pemberian tanda dan label pada kemasan yang berisi
bahan berbahaya ?

59

jawa
b

kemasan-kemasan yang berisi suatu bahan berbahaya diberikan tanda


atau label yang mampu bertahan minimal tiga bulan bila jatuh ke laut
dan diberi tulisan Marine Pollutant. Isi tulisan dari kemasan tersebut
harus menggunakan nama teknis bahan bukan nama dagang.

21.

Bagaimana cara pendokumentasian dan penyimpanan barang


berbahaya tersebut diatas kapal ?
1. Dokumen yang berhubungan dengan pengangkutan bahan
berbahaya diberi identifikasi dengan tambahan kata-kata MARINE
POLLUTANT. Dokumen tersebut harus melampirkan sertifikat atau
keterangan bahwa pengiriman tersebut telah dikemas dan diberi
tanda/label dengan baik
2. setiap kapal yang mengangkut bahan berbahaya tersebut harus
memiliki suatu daftar khusus atau manifest yang menyatakan
bahan tersebut berbahaya
dan menunjukkan lokasinya.
Sedangkan salinan-salinan dari dokumen tersebut harus disimpan
di darat oleh pemilik kapal atau perwakilannya hingga bahan
tersebut dibongkar.
3. bahan berbahaya tersebut harus dimuat dengan baik dan aman
sehingga dapat meminimalkan bahaya terhadap lingkungan laut
tanpa mengganggu keselamatan kapal dan orang-orang di kapal.

jawa
b

ANNEX IV
Pencegahan Pencemaran Oleh Kotoran
22 a
.
.
jawab

Apa yang dimaksud dengan SEWAGE (kotoran/tinja) ?


Yang dimaksud dengan kotoran adalah:
1. kotoran yang berasal dari saluran urin, kakus/ toilet
2. kotoran yang berasal dari saluran medis kapal yang berbentuk
cairan
3. kotoran yang berasal dari ruangan binatang hidup
4. kotoran yang merupakan campuran dari salah satu kotoran di atas

b. Apa pengertian dari Holding Tank


jawab Tangki yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan kotoran/
tinja
23 Diperuntukkan bagi kapal apa saja peraturan Annex IV ini diberlakukan ?
.
jawab a. kapal-kapal ukuran 400 GT atau lebih
b. kapal-kapal ukuran kurang dari 400 GT yang disertifikatkan untuk
mengangkut 15 orang

60

24 Survei apa saja yang dilakukan terhadap kapal berkaitan dengan SEWAGE
.
jawab
1. Initial survey, dilakukan sebelum kapal dioperasikan pertama kali
2. Periodical survey dilakukan dalam selang waktu 5 tahun untuk
memastikan peralatan, penataan dan material memenuhi
ketentuan serta sertifikat yang berlaku
25 Bagaimana cara pembuangan kotoran sebagaimana yang diatur dalam
.
peraturan 8 Annex IV MARPOL 73/78 ?
jawa
a. Kapal yang dilengkapi dengan sistem pembebas hama dapat
b
membuang kotoran pada jarak lebih dari 4 mil dari daratan terdekat.
b. Kotoran yang tidak melalui sistem pembebas hama dapat membuang
kotoran dengan jarak lebih dari 12 mil dengan syarat kotoran
tersebut telah ditempatkan sebelumnya dalam tangki penampungan
dan dibuang tidak sekaligus ketika kapal berlayar dengan kecepatan
minimal 4 knot
c. Pembuangan kotoran tersebut tidak menghasilkan padatan yang
mengapung, berbau dan menimbulkan perubahan warna pada
perairan sekitar.
d. Kapal yang berada dalam wilayah hukum suatu negara harus
membuang kotoran sesuai dengan persyaratan negara bersangkutan
26 Tuliskan ukuranukuran standard sambungan pembuangan kotoran dari
.
kapal ke fasilitas penampungan
jawab
Uraian
Ukuran
Diameter luar
210 mm
Diameter dalam
Menyesuaikan dengan diameter luar pipa
Diameter lingkaran baut 170 mm
Lubang
baut
pada 4 lubang dengan diameter 18 mm
flensa
Tebal flensa
18 mm
Mur dan baut
4 buah berdiameter 16 mm dan dengan
panjang yang cukup
Ket: Flensa tersebut berbahan baja atau material lain yang setara dapat
menerima pipa dengan diameter dalam maksimum 125 mm dan. Flensa
ini bersamasama dengan paking anti minyak mampu menahan tekanan
minimal 6 kg/cm2

ANNEX V
Pencegahan Pencemaran Oleh Sampah
27 Apa yang dimaksud dengan sampah (garbage) ?
.
jawab Semua jenis makanan, limbah domestik dan sisa operasional domestik
kapal tidak termasuk ikan segar

61

28 a
.
.
jawab

b
.
jawab

c
.
jawab

29
.

Bagaimana aturan pembuangan sampah di luar daerah khusus ?


JENIS SAMPAH
plastik dan sintesisnya
sampah mengapung termasuk
kayu, dan paking
makanan, produk kertas, majun
bersih, kaca, botol, dan bahan
pecah belah lainnya

JARAK PEMBUANGAN
Dilarang dibuang
Lebih dari 25 mil dari daratan
terdekat
Lebih dari 12 mil dari daratan
terdekat dan dapat dibuang lebih
dari 3 mil jika sampah tersebut telah
dihancurkan dan dibuang melaui
jaring berukuran 25 mm
Bagaimana aturan pembuangan sampah pada anjungan pengeboran
minyak lepas pantai (flatform) termasuk kapal yang melayaninya ?
JENIS SAMPAH
JARAK PEMBUANGAN
plastik dan sintesisnya
sampah mengapung termasuk Hanya sampah makanan yang boleh
kayu, dan paking
dibuang dengan jarak minimal 12
makanan, produk kertas, majun mil dari daratan terdekat dan
bersih, kaca, botol, dan bahan melalui jaring ukuran 25 mm
pecah belah lainnya
Bagaimana aturan pembuangan sampah di daerah khusus ?
JENIS SAMPAH
plastik dan sintesisnya
sampah mengapung termasuk
kayu, dan paking
makanan, produk kertas, majun
bersih, kaca, botol, dan bahan
pecah belah lainnya

JARAK PEMBUANGAN
Hanya sampah makanan yang
dihancurkan dan melalui jaring
ukuran 25mm yang boleh dibuang
dengan jarak minimal 12 mil dari
daratan terdekat

Bagi kapal apa saja yang wajib mempunyai :

a
.
jawab

Garbage Management Plans

b
.
jawab

Plakat/ poster aturan pembuangan sampah

c
.
jawab

Garbage record book

Setiap kapal yang berukuran 400 GT atau lebih dan setiap kapal yang
disertifikatkan mengangkut 15 orang atau lebih

Setiap kapal yang mempunyai panjang 12 meter atau lebih

Setiap kapal yang berukuran 400 GT atau lebih dan setiap kapal yang
disertifikatkan mengangkut 15 orang atau lebih
62

d.
jawab

e
.
jawab

Dalam garbage management plans, halhal apa saja yang harus


dituliskan
Dalam garbage management plans harus dituliskan hal-hal mengenai:
prosedur pengumpulan, penyimpanan, proses pengolahan dan
pembuangan sampah termasuk jenis peralatan yang digunakan. Pada
buku tersebut juga harus dituliskan orang bertanggungjawab dalam
penanganan sampah.
Hal-hal apa saja yang harus ditulis dalam garbage record book
tersebut ?
1. setiap selesai pembuangan/pembakaran sampah harus dicatat
dan ditandatangani oleh perwira yang bertanggung jawab. Setiap
halaman harus ditandangani oleh Nahkoda.
2. dalam menuliskan kegiatan operasi pembuangan/pembakaran
sampah harus meliputi: tanggal dan waktunya, posisi kapal, jenis
sampah, dan perkiraan jumlah yang dibuang atau dibakar
3. buku tersebut harus disimpan di kapal paling kurang 2 tahun sejak
terakhir kali diisi.

ANNEX VI
Pencegahan Pencemaran Udara Oleh Gas Buang Cerobong Kapal
30 a.
.
Jawab

Berlaku bagi kapal apa saja peraturan Annex VI itu ?

Berlaku terhadap kapal yang memilki mesin diesel dengan


tenaga output lebih dari 130 kW.
b. Survei apa saja yang dilakukan berkaitan dengan pencegahan
polusi udara ?
jawab
1. Initial survey. Dilakukan sebelum kapal pertama kali
dioperasikan
2. periodical survey. Dilakukan dalam selang watu 5 tahun
3. intermediate survey. Yaitu survey petengahan atau tiap 2,5
tahun
31 Berkaitan dengan emisi Nitrogen oksida (NOx) : Berlaku bagi mesin
.
apa saja ?
c.
Berapakah kadar emisi NOx yang diijinkan bagi mesin yang
memenuhi peraturan MARPOL 73/78 Annex VI tersebut ?
jawa
1. 17,0 g/kWh jika putaran mesin kurang 130 rpm
b
2. 45,0 X putaran mesin (-0,2) g/kWh jika putaran mesin antara
130-2000 rpm
3. 9,8 g/kWh jika putaran mesin lebih dari 2000 rpm
32 Bagaimana persyaratan tentang Sulphur Oxides (SOx) agar dapat
.
mengurangi dampak pencemaran udara dari kapalkapal ?
jawab
Kadar SOX yang oleh setiap bahan bakar di atas kapal tidak boleh
melebihi 4,5% mm
33 Bagaimana persyaratan incinerator diatas kapal agar tidak terjadi
.
pencemaran udara ?
63

jawab

1. temperatur minimum setiap pengoperasian incinerator


paling kurang 850 0C dan mampu menghasilkan
temperatur minimum 600 0C dalam waktu 5 menit saat
pertama kali dinyalakan
2. dilarang membakar bahan yang mengandung:
a. polychlonated bipehenyls (PCBS)
b. logam berat
c. campuran halogen
d. polyvinil chlorides (PVCS) kecuali incinerator yang
telah disetujui oleh IMO yang dibuktikan dengan
sertifiat pengesahan
3. dilarang mengoperasikan incenerator selama dipelabuhan
atau kawasan wisata/pantai

KOMPENSASI GANTI RUGI PENCEMARAN


34
.

Dalam UU No.21 tentang Pelayaran pada Bab VIII diatur tentang


pencegahan dan penanggulangan pencemaran oleh kapal :
a. Tuliskan bunyi pasal 65 ayat 1
jawab
Setiap kapal dilarang melakukan pembuangan limbah atau
bahan lain apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
b. Tuliskan bunyi pasal 66 ayat 1 dan 2
jawab
1. setiap kapal yang dioperasikan wajib dilengkapi dengan
peralatan pencegahan pencemaran sebagai bagian dari
persyaratan kelaiklautan kapal
2. setiap nahkoda atau pemimpin kapal dan atau anak buah
kapal wajib mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
yang bersumber dari kapalnya
35 Kapan kapal dinyatakan laik laut berkaitan dengan pencegahan
.
pencemaran ?
jawab
Apabila kapal tersebut memiliki peralatan pencegahan
pencemaran yang memenuhi syarat dan dibuktikan dengan
sertifikat yang masih berlaku
36 a. Jelaskan konvensi tentang konpensasi ganti rugi pencemaran
.
yang dikenal dengan nama The International Convention on
Civil Liability for Oil Pollution Damage (CLC 69)
jawab
Konvensi CLC 69 adalah merupakan konvensi yang mengatur
kewajiban ganti rugi oleh pemilik kapal terhadap kerusakan yang
disebabkan karena pencemaran minyak yang tumpah dari kapal.
Konvensi tersebut mengatur prinsip kewajiban pemilik kapal
untuk membentuk sistim asuransi yang diwajibkan
b. Jelaskan tentang The International Convention on the
Establishment of an International Fund for Compensation for Oil
Pollution Damage (IOPC Fund) 1971
jawab
IOPC fund adalah merupakan supplement (tambahan) terhadap
CLC 69 yang dibentuk guna mengatasi kompensasi dari korban

64

C.
jawab
d.
jawab
37 a.
.
jawab

akibat pencemaran tumpahan minyak bila kompensasi dari CLC


69 tidak mencukupi.
Jelaskan tanggung jawab pemilik kapal berkaitan dengan CLC 69
Pemilik kapal wajib mengganti rugi akibat pencemaran maksimal
Berlaku bagi kapal apa saja CLC 69 itu dan kapan kadaluarsa
claim ganti rugi ?
Apa yang dimaksud dengan TOVALOP (the Tanker Owners
Voluntary Agreement Concerning Liability for Oil Pollution) dan
CRISTAL (Contract Regarding an Interim Supplement to Tanker
Liability for Oil Pollution)
TOVALOP dan CRISTAL dimaksudkan untuk penyelesaian secara
intern dalam menyediakan ganti rugi yang sebanding dengan
CLC 69 dan Fund 71 untuk negara yang belum meratifikasi kedua
konvensi tersebut. TOVALOP ditanggung oleh P and I Club
sedang CRISTAL dibiayai oleh pemilik muatan
meliputi hampir semua muatan minyak yang diangkut melalui
laut.

PERALATAN PENCEGAHAN PENCEMARAN


38 a
.
jawab
b
.
jawab

Apakah fungsi dari Oil water Separator ?


Fungsinya adalah memisahkan air dari minyak hingga kadar minyak
tersebut kurang dari 15 ppm sebagai persyaratan air buangan ke laut.
Gambar penataan dari OWS (oil water separator) dan jelaskan prinsip
kerjanya
Gambar dan prinsip kerja dari OWS adalah sebagai berikut:

65

39 a
.
.
jawab
b
.
jawab

Air got kapal yang terkumpul di Bilge tank dialirkan ke OWS dengan
bantuan pompa bilge. Air got yang mengandung minyak akan
dipisahkan di dalam OWS dengan prinsip gaya gravitasi. Air berminyak
akan mengalami pemisahan pada tabung pertama, melalui plat-plat
pemisah. Air yang telah terpisah akan terus bergerak ke bawah akibat
tekanan dalam tabung, sedangkan minyak akan berkumpul pada bagian
atas tabung. Dengan bantuan sebuah level sensor, minyak akan
mengalir ke oil collecting tank bila telah mencapai level yang ditentukan.
Air yang telah dipisahkan pada tabung pertama akan masuk ke tabung
kedua. Pada tabung kedua air tersebut air akan mengalami pemisahan
dalam suatu saringan halus. Air bersih akan melewati saringan dan
minyak akan tertahan pada bagian luar saringan. Selanjutnya minyak
akan mengalir ke atas dan berkumpul pada bagian atas tabung tersebut
dan mengalir ke oil collecting tank jika telah mencapai level tertentu. Air
bersih akn mengalir ke luar lambung kapal melalui suatu sensor. Bila
kandungan minyak air tersebut kurang dari 15 ppm maka katup tiga
jalan yang menuju ke laut akan terbuka. Sedangkan bila kadarnya 15
ppm atau lebih maka katup tiga jalan menuju ke laut tertutup dan katup
ke oil collecting tank terbuka sehingga minyak tidak mencemari laut.
Apakah fungsi dari Oil Water Interface Detector?
Sebagai alat untuk mengetahui batas minyak dan air dalam tangki slop
Gambar dan jelaskan prinsip kerja dari Oil Water Interface Detector
Prinsip kerja:
Batas minyak dengan air biasanya ditentukan pita meteran yang
dimodifikasi dan bekerja dengan prinsip bahwa air garam dapat
66

menghantarkan listrik sedangkan minyak tidak. Arus listrik dihasilkan


oleh perbedaan potensi listrik antara seng yang terdapat pada pemberat
pita dan kerangka baja dari tangki. Bila terjadi penyimpangan jarum
yang terdapat pada ammeter, berarti telah dicapai batas antara air dan
minyak.

40 a
.
.
jawab
b
.

Apakah fungsi dari Inert Gas System ( IGS ) ?


Sebagai alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya kebakaran
atau ledakan dengan memanfaatkan gas buang dari ketel uap atau oleh
sebuah Inert Gas Generator
Gambar dan jelaskan prinsip kerja dari IGS

67

41 a
.
.
jawab
b
.

Non
return v/v

Deck isolating v/v

jawab

Hazardous area
Deck water
seal

scrubber

Flue
gas

IG pressure regulating v/v

de
mis
ter

IG
IG blower
blower

Non hazardous are

CargoTk
isolating v/v

CargoTk
isolating v/v

CargoTk
isolating v/v

CargoTk
isolating v/v

Prinsip Kerja:
Gas buang dari ketel atau gas buang dari IGG dialirkan ke scrubber dan
demister didinginkan dan dipisahkan partikel padat yang ikut bersama
flue gas (misalnya jelaga dan belerang). Selanjutnya gas lembam
tersebut dialirkan ke tangki muatan melalui deck water seal yang
didorong oleh suatu blower. Guna mencegah aliran balik, dipasang katup
non return valve dan katup pengaman guna menghindari tekanan
berlebihan pada pipa aliran gas lembam.
Apakah fungsi dari Sewage Treatment Plant
Sebagai alat yang digunakan untuk mengolah kotaran yang berasal dari
kapal sehingga dapat dibuang sesuai dengan persyaratan yang diatur
dalam MARPOL 73/78
Gambar dan jelaskan prinsip kerja dari Sewage Treatment Plant

68

jawab

Prinsip kerja:
Kotoran masuk melewati kasa kasar ke dalam tangki pengumpul pertama
dan akan luber ke tangki berikutnya. Hubungan antara pertama dan
kedua dibuat sedemikian rupa dengan maksud agar memudahkan
pemompaan tangki pertama. Penghancuran dalam tangki aerasi
disebabkan oleh adanya bakteri aerob dari udara yang dimasukkan

69

secara paksa dengan bantuan kompressor udara melalui diffuser


pembentuk gelembung halus di bagian bawah. Gelembung udara selain
menyediakan udara juga menghasilkan turbulensi sehingga pengendapan
dapat di cegah dan terjadi pencampuran yang baik. Setelah mengalami
aerasi, cairan dipindahkan ke tangki endap(settling tank) dan terbentuk
apungan biologi. Oleh gaya beratnya, lumpur terpisah ke bawah dan
secara kontinyu dikembalikan ke tangki aerasi dengan bantuan tekanan
udara untuk diolah kembali bersama limbah baru. Pada kompartemen
terakhir, cairan limbah bersih tersebut diberikan desinfektan sebelum
akhirnya dibuang ke laut.
Penjelasan tambahan:
Kotoran yang di buang ke laut tidak boleh berbentuk padatan, tidak
berwarna dan tidak berbau.
42 a.
.
jawab

Apakah fungsi dari Incinerator

b.
jawab

Gambarkan penataan serta jelaskan prinsip kerjanya


Prinsip kerja:
Endapan kotoran padat dari Sewage Plant dan limbah minyak
ditampung pada Oil Waste Tank untuk dikeluarkan kandungan
airnya dengan cara dipanasi. Selanjutnya limbah dan minyak
tersebut dibakar sekaligus berfungsi sebagai bahan bakar.
Sebuah aliran minyak diesel dipakai untuk pembakaran awal
yang berhubungan dengan pilot burner. Pada salah satu sisi
incinerator dapat dimasukkan sampah untuk di bakar bersamasama dengan minyak kotor dan lumpur kotoran yang berasal
dari sewage plant. Abu hasil pembakaran ditampung atau di
buang ke laut pada jarak tertentu. Sampah plastik yang telah
dibakar disimpan pada wadah tertentu untuk selanjutnya
diserahkan ke darat.

Sebagai salah satu alat pencegahan pencemaran dengan cara


membakar limbah hasl proses pemisahan pada Oil water
separator maupun Sewage Plant sekaligus untuk membakar jenis
sampah tertentu di atas kapal.

70

Waste oil
settling
Tk

Waste oil
service Tk

Waste oil burner


Incenerator

jawab

Air inlet

Waste oil
pump
Pilot burner

Filter
Sludge
pump

43 a.
.
jawab
b.

Hasil ceratan
dan bocoran

OWS dan
Purifier

Sewage plant

Apa yang dimaksud dengan LOT (load on top procedure)


Sludge
tank

71

Anda mungkin juga menyukai