Disusun Oleh:
Blok ONWJ oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (Dok Foto: PHE ONWJ)
"Kami masih lakukan investigasi mendalam, bisa kami sampaikan bahwa gas yang dari
permukaan ini lah yang menyebabkan," kata Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H
Samsu saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Dia menyebut, ada indikasi terjadi anomali tekanan pengeboran sumur YYA-1 sehingga
menyebabkan munculnya gelembung gas diikuti oil spill. Kebocoran gas tersebut
kemudian berdampak pada terjadinya pergeseran pondasi anjungan YY.
Sehingga itu mengakibatkan terjadinya tumpahan minyak dan terbawa arus pantai
terdekat," jelasnya.
Melihat kejadian itu, pada 14 Juli sekitar pukul 22.40 WIB seluruh pekerja yang di
seluruh anjungan dari sekitar area tersebut dievakuasi ke tempat yang aman.
Di hari selanjutnya, PHE ONWJ menyatakan keadaan darurat dengan mengirim surat
kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM.
Pada 16 Juli mulai terlihat ceceran lapisan minyak di permukaan laut sekitar di samping
gelembung yang masih terus terjadi. Pada 18 Juli, lapisan minyak mencapai pantai
barat. Di mana jarak anjungan dengan garis pantai Karawang berada pada 2 kilometer.
PT Pertamina (Persero) terus berupaya secara intensif dan maksimal untuk mengatasi
kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore
North West Jawa (ONWJ).
“Kami juga terbuka dengan bantuan dan peralatan dari SKK Migas maupun dari instansi
lain, termasuk dari KKKS. Sekarang semuanya bekerja secara maksimal di lapangan,”
kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam
keterangannya, Rabu (24/7/2019).
“Seluruh upaya tersebut sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi
peristiwa di sumur migas lepas pantai tersebut baik dari aspek operasional maupun
lingkungan hidup,”katanya.
PEMBAHASAN
Pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini sebagai berikut:
Kesalahan yang terjadi pada hal ini adalah kesalahan yang terjadi akibat adanya
kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore
North West Jawa (ONWJ). Hal ini terjadi karena adanya anomali tekanan pengeboran
pada sumur YYA-1 yang menyebabkan munculnya gelembung gas diikuti oleh oil spill.
Dari kebocoran gas ini mengakibatkan adnya pergeseran pondasi anjungan sumur YYA-
1, dan menimbulkan adanya pencemaran minyak di sepanjang pantai utara Karawang.
Akibat dari pencemaran ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi PT.
Pertamina, 51 berrel menghilang akibat dari kebocoran gas ini. Pada 16 Juli mulai
terlihat ceceran lapisan minyak di permukaan laut sekitar di samping gelembung yang
masih terus terjadi. Pada 18 Juli, lapisan minyak mencapai pantai barat. Di mana jarak
anjungan dengan garis pantai Karawang berada pada 2 kilometer.