Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MATA KULIAH DASAR K3 DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN


PENCEMARAN MINYAK LEPAS PANTAI

Di ajukan untuk memenuhi tugas ujian akhir semester


Dosen:
Dr. HERNIWANTI, M.S

Disusun Oleh :
POPI YULIA SANTISA
NIM. 1905073

PRODI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat  Allah S.W.T. atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Pencemaran Minyak Lepas Pantai” dengan sebaik-baiknya,
meskipun masih jauh dari kata kesempurnaan.
Pencemaran perairan khususnya pencemaran minyak lepas pantai
merupakan salah satu issue kesehatan lingkungan secara nasional. Pencemaran
laut diartikan sebagai ada-nya kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk hidup
yang masuk ke daerah laut Dalam menyelesaian makalah ini penulis berusaha
untuk melakukan yang terbaik. Tetapi penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah yang akan datang.          
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah
memberikan dorongan, semangat dan masukan.
Semoga apa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
masyarakat pada umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah S.W.T. Amin.

Pekanbaru, 05 Desember 2019

Penulis
                                                                                          

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................          ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................           iii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang................................................................................             1
B.     Rumusan Masalah............................................................................             2
C.    Tujuan Penulisan...............................................................................           2
BAB II.... PEMBAHASAN
A.     Sumber Pencemaran Minyak Di Laut.................................................            4
B.     Dampak Tumpahan Minyak di Laut....................................................            6
C.     Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran Minyak di Laut………     7
BAB III... PENUTUP
A.     Kesimpulan.....................................................................................           10
B.     Saran..............................................................................................         10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pencemaran perairan khususnya pencemaran minyak lepas pantai
merupakan salah satu issue kesehatan lingkungan secara nasional. Berikut ini
kasus terbaru yang terjadi pada Tahun 2019 yakni dibulan Juli terjadi tumpahan
minyak dan gelembung gas menyebar di garis pantai laut utara Jawa. Diketahui,
tumpahan terjadi akibat insiden di blok migas milik anak usaha PT Pertamina
(Persero). Insiden ini sebenarnya bukan yang pertama di Indonesia. Sebelum
tumpahan minyak di Karawang, pernah juga terjadi tumpahan minyak di Montara
dan Balikpapan.(CNBC Indonesia, 2019)
Menurut Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, pencemaran
laut senbdiri diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas
makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Pencemaran laut ini bersumber dari
tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan proses di kapal,
buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan sampah dari
transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan pestisida di
perairan. Namun sumber utama dari pencemaran laut berasal dari tumpahan
minyak yang diakibatkan oleh aktivitas kapal, pengeboran lepas pantai maupun
akibat kecelakaan laut (PSDKP,2019).
Tabel 1.1 Kasus Tumpahan Minyak di Perairan Indonesia (PSDKP, 2019)
No Tahun Lokasi Keterangan
1. 1975 Selat Malaka Kandasnya kapal tanker Shownu Maru
yang menumpahkan minyak sebesar 1
juta barrel minyak solar.
2. Feb Pelabuhan Bocornya kapal tanker Golden Win yang
1979 Lhokseumawe mengangkut 1500 KL minyak tanah.
3. Des Pelabuhan Buleleng Kecelakaan kapal tanker Choya Maru
1979 Bali menumpahkan 300 ton bensin.
4. Jan Selat Malaka Kandasnya kapal tanker Maersk
1993 Navigator.
5. 1996 Natuna Tenggelamnya KM Hatamas II yang
memuat MFO.

1
6. Okt Selat Singapura Kapal Orapin Global bertabrakan dengan
1997 kapal tanker Evoikos.
7. Juli Palembang Tabrakan antara tongkang PLTU-1/PLN
2003 yang mengangkut 363 KL IDF dengan
kapal kargo AN Giang menyebabkan
sungai Musi di Palembang tercemar.
8. Okt Pantai Indramayu Tumpahan minyak mentah dari
2004 Pertamina UP VII Balongan merusak
terumbu karang tempat pengasuhan ikan
milik masyarakat sekitar.
9. 2004 Balikpapan Tumpahan minyak dari Perusahaan Total
E&P Ind. membuat nelayan sekitar tidak
dapat melaut dalam beberapa waktu.
10. Agt Teluk Ambon Meledaknya kapal ikan MV Fu Yuan Fu
2005 F66 yang menyebabkan tumpahan
minyak ke perairan.
11. 2007 Pelabuhan Tanjung MT Kharisma Selatan, terbalik di
Perak Dermaga Mirah dan menumpahkan 500
KL Marine Fuel Oil (MFO).
12. 2008 Pesisir Indramayu, Tumpahan minyak mentah terjadi akibat
Jawa Barat kecelakaan saat pengoperasian yang
dilakukan oleh PT Pertamina (Persero)
Refinery Unit VI Balongan.
13. Ags Perbatasan Sumur minyak Montara di perairan
2010 Indonesia, Australia bocor dan menumpahkan light
Australia dan crude oil dan meluas hingga Celah
Timor Leste Timor dan sekitar 75% memasuki
wilayah Indonesia.
14. 2013 Ternate Kapal tanker Patriot Andalantenggelam
selama operasi kargo di dermaga
Pertamina Terminal Facility yang
menumpahkan smuatan bensin dan solar
dan membentang beberapa kilometer
15. 2015 Tuban Tumpahan minyak akibat bocornya
Subsea Hose PT. JOB PPEJ
16. Maret Balikpapan Tumpahan minyak sepanjang pantai
2019 Penajam Pasir Utara hingga Balikpapan
sejauh kurang lebih 60 kilometer
17 Juli Pantau Utara Jawa Tumpahan minyak dan gelembung gas
2019 menyebar di garis pantai laut utara Jawa
akibat insiden di blok migas milik anak
usaha PT Pertamina (Persero)
18 Agust Karawang, Jawa Kebocoran minyak dan gas di sumur
2019 Barat YYA-1 Blok Offshore North West Java
(ONWJ)

2
B. Rumusan Masalah?
1. Apa sajakah penyebab pencemaran minyak di laut?
2. Bagaimana dampak tumpahan minyak di laut?
3. Apa yang perlu dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan pencemaran
minyak di laut?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi ujian akhir semeseter mata kuliah
dasar K3 dan Kesehatan Lingkungan, selain itu tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sumber pencemaran minyak di laut.
2. Untuk mengetahui dampak tumpahan minyak di laut.
3. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran minyak di
laut.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Sumber Pencemaran Minyak di Laut


Pencemaran air merupakan pencemaran yang disebabkan oleh bahan kimia,
biologi, atau fisik apa pun dalam air berkualitas yang memiliki efek berbahaya
pada organisme hidup atau membuat air tidak cocok untuk penggunaan yang
diinginkan.
Laut merupakan suatu lahan yang kaya dengan sumber daya alam termasuk
keanekaragaman sumber daya hayati yang kesemuanya dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa 70%
permukaan bumi ditutup oleh perairan/lautan dan lebih dari 90% kehidupan
biomasa di planet bumi hidup di laut. Oleh karenanya lautan merupakan bagian
penting dari kelangsungan hidup manusia, bisa dibayangkan jika lautan tercemar/
rusak sehingga sebagian dari biomasa itu tercemar. Sementara 60% populasi
manusia bumi ini tinggal di 60 km dari sebuah pantai yang sangat bergantung
pada hasil laut. Oleh karenanya semua komponen negara bertanggung jawab dan
wajib melestarikan kondisi dan keberadaan laut sesuai wujudnya terma-suk
didalamnya mencegah pencemaran. Pencemaran laut diartikan sebagai ada-nya
kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah laut.
(Sulistyono, 2013)

4
Berikut ini sumber penyebab pencemaran minyak pada air laut diantaranya
adalah sebagai berikut :.
a. Operasi Kapal Tanker
b. Perbaikan dan Perawatan Kapal (Docking)
Dalam proses docking semua sisa bahan bakar yang ada dalam tangki harus
dikosongkan untuk mencegah terjadinva ledakan dan kebakaran.
c. Terminal Bongkar Muat Tengah Laut
Proses bongkar muat tanker bukan hanya dilakukan di pelabuhan saja, namun
banyak juga dilakukan di tengah laut. Proses bongkar muat di terminal laut ini
banyak menimbulkan resiko kecelakaan seperti pipa yang pecah, bocor
maupun kecelakaan karena kesalahan manusia (human error) galangan kapal
harus dilengkapi dengan tangki penampung Iimbah, namun pada kenyataannya
banyak galangan ka-pal tidak memiliki fasilitas ini, sehingga buangan minyak
langsung dipompakan ke laut. Tercatat pada tahun 1981 kurang lebih 30.000
ton minyak terbuang ke laut akibat proses docking ini (Clark R.B, 2003).
d. Bilga dan Tangki Bahan Bakar
Bilga adalah saluran buangan air, minyak, dan pelumas hasil proses mesin
yang merupakan limbah. Aturan internasional mengatur bahwa buangan air
bilga sebelum dipompakan ke laut harus masuk terlebih. terlebih dahulu ke
dalam separator, pemisah minyak dan air namun pada kenyataannya banyak
buangan bilga illegal yang tidak memenuhi aturan Internasional dibuang ke
laut.
f. Scrapping Kapal
Proses scrapping kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua) ini
banyak dilakukan di industri kapal di India dan Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Akibat proses ini banyak kandungan metal dan lainnya termasuk
kandungan minyak yang terbuang ke laut. Diperkirakan sekitar 1.500 ton/tahun
minyak yang terbuang ke laut akibat proses ini yang menyebabkan kerusakan
lingkungan setempat.
g. Kecelakaan Tanker

5
Beberapa penyebab kecelakaan tanker adalah kebocoran pada lambung,
kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan. Beberapa kasus di perairan Selat
Malaka adalah karena dangkalnya perairan, dima-na kapal berada pada muatan
penuh.

B. Dampak Pencemaran Minyak Terhadap Lingkungan Perairan Laut


a. Dampak Langsung Terhadap Organisme
1. Dampak lethal (kematian) bagi organisme dibawah laut
2. Dampak sublethal yakni kecacatan dan ketidakmampuan organisme bawah
laut untuk hidup normal sebelum terkena pencemaran
3. Dampak terhadap plankton Stadium planktonik dari telur dan larva ikan,
moluska dan crustaceae memiliki kerentanan yang tinggi dari kontak secara
langsung dengan B3.
4. Dampak terhadap ikan migrasi.
b. Dampak Langsung Terhadap Kegiatan Perikanan
1. Tainting (bau lantung) Tainting dapat terjadi pada jenis-jenis ikan keramba
dan tambak serta jerang-kerangan yang tidak memiliki kemampuan
bergerak menjauhi bahan pencemar sehingga menjadi unfit untuk dijual
karena organisma yang tercemar oleh B3 jenis minyak akan menghasilkan
bau dan rasa yang tidak enak ataupun perubahan warna pada jaringannya.
2. Budidaya. Dampak terhadap kegiatan budidaya akan sangat besar, selain
dari organisma yang dibudidayakan akan terkena dampak langsung,
beberapa peralatan terkait dengan kegiatan budidaya seperti jaring dan
temali menjadi tidak dapat digunakan lagi
3. Ekosistem. Ekosistem pesisir dan laut (mangrove, delta sungai, estuari,
padang lamun, dan terumbu karang) memiliki fungsi dan peran yang penting
secara ekologis, ekonomi dan juga sosial budaya. Tekanan dari masuknya
limbah B3 akan mempengaruhi peruntukan sistem-sistem tersebut, ditambah
lagi vulnerabilitas dari ekosistem ekosistem tersebut sangat tinggi terhadap
bahan beracun berbahaya disamping natural attenuation (dispertion and

6
dilution) pada beberapa ekosistem seperti mangrove, estuari, padang lamun
dan daerah dangkal di pantai relatif lebih lambat
D. Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran Minyak di Laut

1.  Pencegahan Pencemaran
Permulaan tahun 1970-an cara pendekatan yang dilakukan
IMO (Internasional Maritime Organization) dalam membuat peraturan yang
berhubungan dengan marine pollution(MarPol) pada dasarnya sama dengan
sekarang ini yakni melakukan kontrol yang ketat pada struktur kapal untuk
mencegah jangan sampai terjadi tumpahan minyak ataupun pembuangan
campuran minyak kelaut. Dengan pendekatan yang demikian Marine Polution
1973/1978 memuat peraturan untuk mencegah seminim mungkin minyak yang
tumpah kelaut. peraturan Marine Polution 1973/1978 dapat dibagi dalam 3(tiga)
kategori yaitu :
a.  Peraturan untuk mencegah terjadinya pencemaran
b.  Peraturan untuk menanggulangi pencemaran
c.   Peraturan untuk melaksanakan ketentuan tersebut

7
Pembuangan minyak ke laut pada dasarnya dilarang sehingga untuk
pelaksanaannya timbul ketentuan-ketentuan pencegahan pencemaran internasional
itu seperti :
a.  Pengadaan tangki ballast terpisah pada ukuran kapal-kapal tertentu, ditambah
dengan peralatan-peralatan seperti oily detector monitor (ODM), oily water
separator (OWS) dan sebagainya.
b.  Batasan-batasan minyak yang dapat dibuang ke laut.
c.   Daerah pembuangan minyak.
d.  Keharusan pelabuhan-pelabuhan untuk menyediakan penampung slop.
Karena prinsip pencegahan pencemaran yang berasal dari kapal adalah
mengurangi semaksimal mungkin pembuangan minyak kelaut tetapi kalau
terpaksa harus batas-batas yang tidak sampai merusak lingkungan hidup dilaut. 
Menyingkapi ketentuan tersebut maka pengadaan dan pengaktipan alat pemisah
dengan air (oily water separator) merupakan syarat yang mutlak bagi armada
penangkapan ikan modern sehingga tercipta pengembangan sumberdaya
perikanan yang berwawasan lingkungan. Alat pemisah minyak dengan air laut di
dalam kapal perikanan berfungsi untuk memisahkan minyakdengan air yang
tercampur dengan air got sebelum air got tersebut dibuang kelaut.

2.  Upaya Penanganan Tumpahan Minyak di Laut dan Perairan


a.  Secara Mekanik
Pada umumnya pengendalian pencemaran minyak di perairan laut secara
mekanik dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan boom dan
skimmer.Booms digunakan untuk melokalisasi dan mengendalikan pergerakan
minyak dan skimmer digunakan untuk mengambil minyak. Oil skimmer
merupakan alat mekanis yang berfungsi mengambil minyak  dari permukaan air
berdasarkan berat jenis, tegangan permukaan dan medium bergeraknya. Prinsip
kerja oil skimmer adalah mampu menyedot minyak dari air dengan menyerap
minyak dengan material yang berpori atau mengikat minyak pada suatu material,
kemudian memisahkannya dari air. Di dalam skimmer minyak akan dipisahkan
dari air atas perbedaan berat jenisnya. Skimmer hanya dapat mengikat minyak

8
dalam keadaan cair yang berada dipermukaan saja dan yang berbentuk droplet
akan dilewatkan. Pada umumnya minyak Indonesia bersifat parafinis sehingga
skimmer sulit untuk dioperasikan untuk upaya pembersihan perairan. Oil skimmer
akan bekerja efektif apabila kondisi air lautnya tenang.
b.  Secara kimia
Dispersant merupakan bahan kimia yang mempunyai agent permukaan yang
aktif yang dikenal dengan nama surfactant. Menurut IPIECA (2001), molekul
surfactant mengandung dua bahagian, yaitu headgroup yang bersifat polar
(hydrophilic) dan tailgroup yang bersifat non polar (oleophilic).
c.   Secara biologi
Bioremediasi adalah suatu cara penanggulangan pencemaran minyak
dengan memanfaatkan organisme tertentu yang dapat mendegredasi polutan
minyak. Mikroorganisme pengurai minyak yang biasa digunakan adalah
sianobakteria dan alga biru. Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi
oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi yaitu alkana yang
bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri..
d.  Absorbents.
Zat untuk menyerap minyak ditaburkan di atas tumpahan minyak dan
kemudian zat tersebut menyerap minyak tadi. Umumnya zat yang digunakan
untuk menyerap minyak adalah : lumut kering, ranting, potongan kayu. Ada pula
zat sintetis yang dibuat dari polyethylene, polystyrene, polyprophylene dan
polyurethane.
e.  Menenggelamkan Minyak
Suatu campuran 3.000 ton kalsium karbonat yang ditambah dengan 1 %
sodium stearate dicoba dan berhasil menenggelam-kan 20.000 ton minyak.
Setelah 14 bulan kemudian, tidak lagi ditemui adanya minyak di dasar laut
tersebut. Cara ini masih dipertentangkan karena dianggap akan memindahkan
masalah kerusakan oleh minyak ke dasar laut yang relatif merusakan kehidupan.
Untuk perairan laut dalam hal ini tidak akan memberikan efek.

9
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.  Sumber pencemaran laut dapat berasal dari : Ladang minyak di bawah dasar laut, 
Kecelakaan pelayaran, Pembuangan air bilge (air got) dari kapal, Terminal banker
minyak dipelabuhan, Limbah pembuangan refinery, minyak pelumas dan cairan
yang mengandung hydrocarbon dari darat.
3.  Dampak Tumpahan Minyak di Laut adalah : Rusaknya estetika pantai akibat bau
dari material minyak, Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek
subletal, Pertumbuhan  fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan
senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang
terbentuk dari proses biodegradasi, Penurunan populasi alga dan protozoa akibat
kontak dengan racun slick (lapisan minyak di permukaan air).
4.  Upaya Penanganan Tumpahan Minyak di Laut dan Perairan dapat dilakukan
Secara Mekanik, Secara kimia, Secara biologi Absorbents, Menenggelamkan
Minyak.

B. Saran
Penanggulangan pencemaran minyak harus terkoordinasi dengan
melibatkan berbagai stakeholders yang meliputi pemerintah (Administrator
Pelayaran, Pelindo, Kementrian Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan),
pengusaha migas, operator kapal (nakoda/kapten kapal), nelayan setempat,
lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan unsur masyarakat harus berkoordinasi
dalam menanggulangi pencemaran minyak di perairan. Koordinasi ini sangat
penting dilakukan agar pencemaran yang terjadi dapat diatasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

CNBC Indonesia. 2019.Montara Sampai Karawang, 3 Kasus Tumpahan Minyak


di Laut RI Jakarta diakses di :
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190726143145-4-87852/montara-
sampai-karawang-3-kasus-tumpahan-minyak-di-laut-ri pada tanggal 02
Desember 2019
Malisan J. 2010. Kajian Pencemaran Kapal Dalam Rangka Penerapan PP Nomor
21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Laut. J.P. Transla.Vol 13 (1): 65-77
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.2019. Pencemaran Laut,
Artikel PSDKP, hal 1. Diakses di
www.djpskdkp.kkp.go.id/ppsdk/export/post/c/238/pdf/ pada tanggal 02
Desember 2019
Sulistyono. (2013). Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut Pada
Kegiatan Industri Migas dan Metode Penanggulangannya. Forum Teknologi,
3(1), 49–57. Retrieved from http://pusdiklatmigas.esdm.go.id/file/t7-
_Dampak_Tumpahan_---_Sulistyono.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai